Anda di halaman 1dari 21

Perubahan Struktural

Perekonomian
Yusi Yusianto
Pendahuluan
• Pembangunan ekonomi dalam jangka panjang membawa
rangkaian perubahan mendasar pada struktur ekonomi.
• Chenery & Syrquin (1975) menyatakan bahwa terdapat
empat proses yang terjadi, yang menyertai peningkatan
pendapatan per kapita suatu perekonomian, yang
disebut pattern of development:
1. Proses akumulasi
2. Proses alokasi
3. Proses demografi
4. Proses distribusi
Proses Akumulasi
• Akumulasi adalah proses peningkatan ekonomi
melalui penggunaan sumber daya untuk
meningkatkan kapasitas produksi perekonomian.
• Akumulasi dapat ditelusuri lewat peningkatan stok
modal fisik (physical capital) dan peningkatan stok
modal manusia (human capital).
• Dua faktor yang menyertai proses akumulasi:
1. Kecenderungan menabung, karena tabungan adalah
sumber investasi.
2. Pendidikan, yang pada gilirannya, akan menentukan
kualitas stock modal manusia.
Proses Alokasi
• Proses alokasi merupakan perubahan sistematis dalam
komposisi permintaan dan produksi domestik, serta
perdagangan internasional. Ketika pendapatan per
kapita meningkat, proporsi permintaan masyarakat
bergeser dari produk pangan ke non pangan.
• Pergeseran permintaan tersebut, pada gilirannya,
disertai pergeseran struktur produksi. Pangsa produksi
sektor primer terhadap PDB cenderung menurun,
sementara sektor sekunder dan tersier meningkat.
• Pergeseran tersebut disertai pula dengan pergeseran
serapan tenaga kerja pada sektor-sektor tersebut.
Proses Demografi
• Proses demografi merupakan proses perubahan
demografi penduduk yang menyertai peningkatan
pendapatan per kapita suatu negara.
• Perubahan demografi tersebut mencakup, antara lain,
penurunan tingkat kematian yang lebih tinggi daripada
tingkat kelahiran, dan peningkatan intensitas urbanisasi.
• Urbanisasi terjadi karena perpindahan orang dari desa ke
kota serta perubahan status dari daerah pedesaan
menjadi daerah perkotaan.
Proses Distribusi
• Proses distribusi merupakan proses perubahan
distribusi pendapatan di antara pemilik faktor
produksi, dan antar daerah atau antar provinsi.
• Simon Kuznets menyatakan bahwa peningkatan
pendapatan per kapita pada awal pembangunan akan
terjadi bersamaan dengan meningkatnya
ketimpangan distribusi pendapatan antar kelompok
masyarakat; hingga pada titik tertentu, selanjutnya,
peningkatan pendapatan per kapita akan disertai
dengan penurunan ketimpangan distribusi
pendapatan.
Kesimpulan
• Suatu pola umum perubahan struktur ekonomi yang
terjadi dalam pembangunan ekonomi adalah bahwa
ketika pendapatan per kapita meningkat, kontribusi
sektor industri terhadap PNB atau PDB meningkat.
• Setiap negara yang telah mengalami pendapatan per
kapita yang tinggi juga mengalami suatu pergeseran
penduduk, yakni pergerakan dari daerah perdesaan
dan pekerjaan pertanian ke perkotaan dan pekerjaan
industri. Hal tersebut meningkatkan nilai tambah
sektor industri terhadap PNB atau PDB.
Transformasi struktural
perekonomian indonesia
Proses Akumulasi
• Tahun 1971, PDB Indonesia adalah Rp 3,8 triliun dan
pendapatan per kapita adalah Rp 32 ribu atau sekitar $ 84.
• Tahun 2009, PDB Indonesia Rp 5.600 triliun dan
pendapatan per kapita adalah Rp 24,3 juta atau sekitar $
2,590.
• Pertumbuhan ekonomi periode 1970-1997 adalah 6,8%
per tahun. Pertumbuhan ekonomi tahun 1998 adalah -
13%, dan pertumbuhan ekonomi periode 1999-2009
adalah 4,7% per tahun.
Proses Alokasi
• Persentase sektor pertanian terhadap PDB cenderung
terus menurun, yang disertai dengan peningkatan
persentase sektor industri dan jasa terhadap PDB.
• Struktur ekspor Indonesia juga mengalami perubahan.
Persentase ekspor migas terhadap PDB cenderung
menurun, dan persentase ekspor non migas terhadap
PDB cenderung meningkat.
• Proses realokasi di sisi produksi diikuti oleh perubahan
alokasi tenaga kerja. Persentase tenaga kerja di sektor
pertanian terhadap total tenaga kerja menurun dari
sekitar 73% (tahun 1960-an) menjadi sekitar 40% (tahun
2008).
Proses Alokasi
• Kemampuan sektor industri menggerakan ekonomi
cenderung menurun sejak masa krisis akhir 1990-an.
• Pertumbuhan rata-rata sektor manufaktur Indonesia
periode 1987-1997 adalah 10,95 per tahun; sedangkkan
periode 1997-2007 adalah sekitar 4,7% per tahun.
• Penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian pada tahun
1997 adalah sekitar 41,2%. Namun, pada tahun 2000-an
adalah sekitar 41% - 45%.
• Di lain pihak, persentase tenaga kerja di sektor industri
cenderung tidak berubah dalam periode 1997-2007,
yaitu sekitar 13%.
Proses Alokasi
• Masa pasca krisis ditandai dengan meningkatnya
persentase tenaga kerja yang bekerja di sekktor informal.
Persentase pekerja yang bekerja di sektor informal
meningkat dari 63% (tahun 1997) menjadi 70% (tahun
2007).
• Satu dekade terakhir ini terjadi pembalikan tren proporsi
tenaga kerja formal – informal. Ini mengkhawatirkan
karena sektor informal sering diasosiasikan dengan
perlindungan dan kesejahteraan pekerja yang tidak
memadai.
Proses Alokasi
• Laju pertumbuhan penduduk Indonesia cenderung
menurun berkat program Keluarga Berencana (KB) yang
dimulai awal tahun 1970-an.
• Angka ketergantungan (dependency ratio) terus menurun
dan meningkatkan kemampuan menciptakan pendapatan
dan tabungan nasional. Tabungan lebih besar dan
investasi lebih tinggi tersebut disebut bonus demografi.
Proses Alokasi
• Terjadi kenaikan penduduk yang tinggal di perkotaan.
Dari sekitar 17% pada tahun 1971 menjadi sekitar
48% pada tahun 2005. Pada tahun 2025,
diproyeksikan 67% penduduk tinggal di perkotaan.
• Urbanisasi terjadi selain karena perpindahan
penduduk dari desa ke kota juga karena perubahan
status karena pembangunan daerah itu sendiri dari
daerah pedesaan menjadi daerah perkotaan.
• Urbanisasi, pada gilirannya, mengubah struktur
permintaan domestik.
Proses Distribusi
• Hipotesis kurva U terbalik Kuznets merupakan suatu stylized
fact dalam teori ekonomi pembangunan.
• Awal pembangunan disertai dengan ketimpangan distribusi
pendapatan karena pembangunan masih terkonsentrasi di
sektor modern. Dua faktor yang mendukung hal tersebut.
Pertama, perbedaan produktivitas faktor produksi di sektor
pertanian dan non pertanian. Kedua, pendapatan di sektor
industri dan jasa umumnya tidak terdistribusi secara merata.
Kepemilikan faktor produksi dari awal telah berbeda sehingga
balas jasa yang dihasilkan juga berbeda.
• Faktor lain yang turut menentukan karakteristik distribusi
pendapatan suatu perekonomian, antara lain, perbedaan
sumber daya alam, pendidikan, dana mobilitas sosial.
Proses Distribusi
• Rasio Gini Indonesia periode 1960-an hingga 2007 sekitar
0,31 – 0,36. Angka tersebut menunjukkan tingkat
ketimpangan yang relatif moderat. Angka rasio Gini
Indonesia relatif lebih baik dibandingkan negara-negara
seperti Brazil (0,57), Malaysia (0,46), Filipina (0,46), India
(0,37), atau Cina (0,4).
• Pembangunan ekonomi Indonesia sejak akhir tahun
1960-an tidak terlalu mengubah distribusi pendapatan.
Kelompok masyarakat dengan 20% pengeluaran tertinggi
tetap berkisar antara 40% - 42% dari keseluruhan rumah
tangga di Indonesia. Sementara, kelompok masyarakat
dengan 40% pengeluaran terendah tetap berada di
kisaran 20% dari keseluruhan rumah tangga Indonesia.
Indonesia: GDP Growth (%)
15

10

5
GDP growth (%)

0
1950 1960 1970 1980 1990 2000 2010 2020 2030
-5

-10

-15
year
Indonesia: GNI/Capita (US$)
4500
4000
3500
GNI/capita (US$)

3000
2500
2000
1500
1000
500
0
1960 1970 1980 1990 2000 2010 2020 2030
year
Perubahan Struktur Produksi (%)
Tahun 1960 Tahun 1975

26.8 35.0 27.7


52.4
17.7
16.80 20.5

3.1

Pertanian Pertambangan Industri Jasa Pertanian Pertambangan Industri Jasa

Tahun 1990 Tahun 2015


16.7 14.0
7.9
40.0
14.6
44.7 33.44
28.70

Pertanian Pertambangan Industri Jasa Pertanian Pertambangan Industri Jasa


Perubahan Struktur Produksi di Beberapa Negara (%)
1950 1960 1980 2005
Country
AG IND MAN SERV AG IND MAN SERV AG IND MAN SERV AG IND MAN SERV
China 51 21 14 29 39 32 27 29 30 49 40 21 13 48 34 40
India 55 14 10 31 43 20 14 38 36 25 17 40 18 28 16 54
Indonesia 58 9 7 33 51 15 9 33 24 42 13 34 13 47 28 40
Malaysia 40 19 11 41 35 20 8 46 23 41 22 36 8 50 3 42
Pakistan 61 7 7 32 46 16 12 38 30 25 16 46 21 27 19 51
Phillipines 42 17 8 41 26 28 20 47 25 39 26 36 14 32 23 54
South Korea 47 13 9 41 35 16 10 48 16 37 24 47 3 40 28 56
Taiwan 34 22 15 45 29 27 19 44 8 46 36 46 2 26 22 72
Thailand 48 15 12 37 36 19 13 45 23 29 22 48 10 44 35 46
Turkey 49 16 11 35 42 22 13 36 27 20 17 54 11 27 22 63
Argentina 16 33 23 52 17 39 32 44 6 41 29 52 9 36 23 55
Brazil 24 24 19 52 21 37 30 42 11 44 33 45 6 30 18 64
Chile 15 26 17 59 12 41 25 47 7 37 22 55 4 42 16 53
Mexico 20 21 17 59 16 21 15 64 9 34 22 57 4 26 18 70

Averages
Asia 49 14 10 36 39 20 14 41 25 33 22 42 13 35 24 52
Latin America 22 28 16 50 18 34 21 48 10 40 24 50 7 37 18 56
Developing Countries 41 19 11 40 33 25 15 42 21 35 20 44 16 34 18 51
16 Advanced Economies 15 42 31 43 10 42 30 48 4 36 24 59 2 28 17 70
Source: Szima (2011) in Andreoni (2012)
Perkembangan Indikator Ekonomi Indonesia,
Tahun 2000-2017
2000 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
PDB Nominal (USD miliar) 165 755 893 918 915 891 861 933 1,015
PDB per kapita (USD) 857 3,167 3,688 3,741 3,668 3,532 3,370 3,603 3,878
Pertumbuhan PDB riil (%) 4.9 6.2 6.2 6.0 5.6 5.0 4.9 5.0 5.1
Kurs Nominal (IDR/USD) 8,392 9,087 8,776 9,384 10,460 11,879 13,392 13,307 13,384
Pertumbuhan PDB Deflator 20.4 8.3 7.5 3.8 5.0 5.4 4.0 2.5 4.3
Tingkat Inflasi 9.4 7.0 3.8 3.7 8.1 8.4 3.4 3.0 3.6
Tingkat Bunga Bank Indonesia (%) 6.9 6.5 4.7 6.0 7.9 6.3 4.8 4.3
Tax ratio (% thd PDB) 11.7 10.5 11.2 11.4 11.3 10.9 10.8 10.4 9.9
Posisi Anggaran Pemerintah (APBN) (% thd PDB) (1.6) (0.7) (1.1) (1.8) (2.2) (2.1) (2.6) (2.5) (2.5)
Utang Pemerintah (% thd PDB) 97.9 24.5 23.1 23.0 24.9 24.7 27.4 28.3 30.8
Utang Luar Negeri Pemerintah (% thd PDB) 51.4 11.1 10.2 9.9 11.2 10.2 11.9 11.3 12.8
Kependudukan:
Penduduk (juta orang) 212 243 246 249 252 255 258 261 264
Pertumbuhan penduduk (%) 1.4 1.3 1.3 1.3 1.3 1.2 1.2 1.1 1.1
Penduduk perkotaan (% dari total) 42 50 51 51 52 53 53 54 55
Dependency ratio 55 51 51 50 50 50 49 49 49
Ketenagakerjaan:
Angkatan Kerja, total (juta orang) 98 117 117 120 120 122 122 125 128
a. Laki-laki 60 72 73 75 75 76 77 77 79
b. Perempuan 38 45 44 46 45 46 46 48 49
Proporsi pekerja di sektor pertanian (%) 45 38 36 35 35 34 33 32 30
Proporsi pekerja di sektor industri (%) 17 19 21 22 20 21 22 21 22
Proporsi pekerja di sektor Jasa (%) 37 42 43 43 45 45 45 47 48
Tingkat Pengangguran 8.1 7.1 7.4 6.1 6.2 5.9 6.2 5.6 5.5

Anda mungkin juga menyukai