Personifikasi
Bayi yang baru lahir itu layaknya kertas putih yang masih kosong dan belum ada
coretannya.
Hidup ini bagaikan roda, terkadang kita berada di bawah, terkadang akan diam sejenak
dan kadang juga akan naik ke atas.
Otak manusia bagaikan mata pisau, semakin diasah, maka akan menjadi semakin tajam.
Cinta itu seperti menggenggam pasir. Bila tidak digenggam akan hilang, namun jika
digenggam terlalu erat akan terdesak keluar melalui celah jari.
Negara Indonesia itu layaknya sebuah tanah impian, ada banyak sumber daya dan
kekayaan alami yang berlimpah di penjuru negeri.
Waktu itu ibarat uang, jika dihabiskan dengan baik, maka akan mendatangkan manfaat,
namun jika disia-siakan, maka akan mendatangkan kerugian.
Perasaan manusia itu seperti permen, ada banyak rasa yang tersedia, bisa manis, pahit,
asam, dan sebagainya.
Ilmu pengetahuan laksana cahaya yang menerangi kehidupan manusia di dunia.
Perilaku para koruptor hampir sama dengan tikus-tikus yang sangat suka berkeliaran di
lumbung padi. Ia makan padi itu sepuasnya.
Buku itu seperti jendela dunia, dimana kita bisa mengetahui dunia lewat tulisan dalam
buku.
Al Qur’an adalah rambu yang menjadi pedoman dan penerang untuk menunjuk jalan
menuju Allah.
Kecantikan wanita itu layaknya seorang bidadari yang benar-benar meneduhkan hati.
Emosi manusia itu layaknya api, semakin disulut maka akan semakin besar
kemarahannya.
Hidup itu seperti kotak cokelat, kau takkan pernah tahu apa yang ada di dalamnya.
Ibu bagaikan malaikat bagi anak-anaknya, ia memberi kasih sayang yang tulus dan suci.
Tubuh manusia bagaikan mesin, jika bekerja secara terus menerus tanpa istirahat akan
mencapai batas kapasitasnya.
Planet Bumi ini layaknya rumah yang harus kita rawat, jika tidak akan menimbulkan
kerusakan besar.
Menjalani pernikahan layaknya mengarungi gelombang laut dengan perahu, tiap waktu
akan ada cobaan yang menghadang.
Perjalanan hidup itu seperti sungai yang mengalir, akan selalu ada rintangan seperti
gelombang, arus kencang hingga bebatuan di sungai.
Hubungan manusia itu seperti rangkaian huruf, seindah apapun huruf terukir, tidak akan
ada maknanya tanpa adanya spasi, tidak dapat dimengerti tanpa adanya jeda, kasih
sayang tidak muncul tanpa adanya jarak.
Orang yang beriman akan hidup seperti lebah. Dia hanya makan dan minum yang
baik, pergi ke tempat tempat yang tidak rusak dan menghasilkan hal yang baik (madu).
Sholat ibarat sungai bersih yang mengalir. Orang yang mandi didalamnya akan bersih
dari kotoran yang menempel.
Kebohongan ibarat memakan coklat. Tidak akan cukup satu buah, pasti akan diikuti oleh
kebohongan kebohongan lainnya.
Dunia ini ibarat panggung sandiwara, tiap orang menjalankan perannya masing-masing.
Simile
1. Kesenjangan yang terjadi antara si kaya dan si miskin seperti langit dan bumi, langit
selalu di atas dan bumi selalu diinjak-injak.
2. Lantunan ayat-ayat Tuhan bagai pelita dalam kegelapan yang membimbing kita ke jalan
yang benar.
3. Jangan samakan aku seperti anin yang jatuh cinta rela mengorbankan segalanya.
4. Aku ingin hidup bebas seperti burung yang terbang bebas kemana ia mau.
5. Teruslah berjuang seperti kau akan hidup selamanya.
6. Kedua saudara itu bagai kucing dan tikus yang menjadi musuh satu sama lain.
7. Paras wanita cantik itu bak bulan di malam hari yang paling bersinar.
8. Perkembangan jaman yang serba modern ini membuat kebutuhan akan layanan internet
yang cepat seperti kebutuhan akan bahan pokok.
9. Indonesia bak surga yang kaya akan kekayaan alam dan budaya dan udara segar.
10. Kenaikan harga BBM bagai malaikat maut yang menjerat sendi-sendiri perekonomian
rakyat miskin.
11. Mobil baru yang dirilis bulan lalu diprediksi memiliki kecepatan seperti jet.
12. Diah dan Rafi selalu sibuk dan tidak bisa diam seperti anjing dan kucing.
13. Ketika Anda tidur saya merasa sangat terganggu, karena suara dengkuran Anda sangat
keras dan mengganggu seperti suara knalpot mobil tua dan usang.
14. Kalimat yang kamu ucapkan dari mulutmu benar-benar tajam dan menyakiti hatiku
seperti ditebas belati.
15. Saya suka membelai rambut kakak saya. Karena tekstur rambutnya sangat halus dan
lembut seperti kain sutera. (Baca Juga : Majas adalah)
16. Tubuhnya sangat panas seperti inti bumi.
17. Persahabatan kita yang telah kita bangun sejak usia dini akan bertahan selamanya dan
tidak ada yang akan bisa mengguncangnya seperti rantai kapal yang sangat kuat.
18. Ketika dia membuat suara, itu terdengar sangat halus seperti musik yang sangat merdu.
19. Sudah lama sampai sekarang seperti pengetahuan Anda, tidak ada peningkatan sama
sekali. Itu sebabnya Anda harus lebih sering bergaul dan mendapatkan lebih banyak
kenalan atau teman, dan jangan hanya tinggal di rumah seperti katak di kulit.
20. Satuan polisi atau tentara harus memiliki tubuh yang kokoh dan tegap seperti benteng
yang kuat.
21. Saya membutuhkan senyum Anda dalam kehidupan sehari-hari saya seperti malam yang
membutuhkan bulan.
22. Diah tidak akan berani menyapa jika dia dalam keadaan marah, karena ketika dia marah
seperti singa yang lapar.
23. Gadis remaja yang masih muda seperti bunga melati yang baru saja mekar.
24. Diah sangat ahli dalam kompetisi menari, karena ketika Diah menari, tubuhnya seperti
daun jatuh yang mengular.
25. Masalah perpecahan yang terjadi pada keluarga saya seperti duri yang telah melekat
dalam ke dalam daging bagi saya.
26. Orang itu sangat sulit ditemukan, seperti binatang langka.
27. Lari Anda cepat seperti macan tutul mengejar mangsanya.
28. Dia mungkin sangat senang dengan kejadian menyedihkan ini, Lihat saja dia tertawa
seperti nenek yang sedang menertawakan.
29. Orang itu keras kepala seperti orang keras kepala, itu sebabnya tidak ada yang mau
memberi nasihat kepada orang itu.
30. Dia sangat saya sayangi dan sangat berarti dalam hidup saya. Tidak hanya terbatas pada
teman tetapi dia seperti lampu dalam kegelapan kehidupan.
31. Orang itu seperti janggut ketika kebohongan yang telah lama terkubur terungkap.
32. Pernahkah Anda menyikat gigi? Lihatlah gigi Anda semua kuning seperti emas 50 karat.
33. Perilaku dan pikiran Anda selalu tidak konsisten seperti air di daun talas.
34. Diah selalu mematuhi apa pun yang diperintahkan orang tuanya, seperti induk bebek
yang diikuti oleh anak-anaknya. (Baca Juga : Majas Metafora Adalah)
35. Sejak Diah mengunci dirinya di rumah, kulitmu menjadi sangat putih seperti diolesi krim
susu.
36. Kulit gadis ABG itu halus dan putih seperti porselen tanpa cacat sedikit pun.
37. Saya selalu lebih rendah dan tidak aman karena penampilan dahi saya yang lebar yang
seperti bandara pesawat terbang yang sangat lebar.
38. Binatang itu sangat aneh seperti makhluk mitologis.
39. Anak-anak dari suami dan istri sangat banyak sehingga mereka seperti jumlah anggota
klub sepak bola.
40. Mengapa wajah Anda semakin merah? Gunung Merapi akan meletus.
41. Anda berdua seperti surga dan bumi, Anda tidak akan pernah bisa menjadi satu. Karena
itu Anda harus segera memutuskan hubungan Anda dan melupakannya.
42. Ingatlah selalu orang-orang yang ada untuk Anda sekarang jika Anda berhasil. Jangan
suka kacang, lupakan kulitnya.
43. Wajah bocah itu sangat bercahaya seperti pantulan matahari ketika menabrak cermin.
44. Rumah tetangga saya sangat besar dan megah seperti istana.
45. Wanita yang menjadi model ini memiliki bentuk tubuh yang sempurna seperti gitar
akustik.
46. Jangan pernah meremehkan makanan yang ada di pinggir jalan, makanan pinggir jalan
yang satu ini terasa seperti restoran bintang 5 yang sangat mewah.
47. Globalisasi menyebar sangat cepat, seperti ombak di pantai.
48. Apakah Anda yakin Rafi dan Diah bukan kembar atau memiliki hubungan darah?
Penampilan mereka sangat mirip kacang pinang yang dibelah dua.
49. Karena gurunya sangat ganas seperti harimau, tidak ada teman saya yang berani masuk
kelas saat pelajaran matematika.
50. Hari ini saya tidak bisa keluar rumah, karena cuaca hari ini sedingin berada di Kutub
Utara.
51. Tubuh Anda bulat dan gemuk dan pendek seperti bola basket.
52. Ayah saya dikenal sangat galak dan marah seperti raja hutan.
53. Dia dan aku selalu bertarung ketika kita bertemu setiap hari seperti kucing dan anjing.
54. Karena Anda tinggal di dalam ruangan, kulit Anda menjadi putih karena tertutup susu.
55. Tubuh Anda saat ini terlihat sangat gemuk seperti bola basket.
56. Rumah orang tua itu seperti istana yang megah.
57. Teman saya mengatakan dahi saya lebar seperti lapangan sepak bola yang luar biasa.
58. Rani memiliki banyak anak seperti pemain sepak bola di sebuah klub.
59. Wanita memiliki postur tinggi seperti gitar Spanyol.
60. Sikap dan pikirannya selalu berubah seperti air yang ada di daun talas.
61. Aku butuh senyum di hari-hariku seperti duri dalam daging di tubuhku.
62. Saya sangat terganggu ketika Anda tidur, dengan suara dengkuran Anda sangat keras
seperti suara pesawat yang akan lepas landas.
63. Suara yang dirilis itu sangat halus seperti melodi yang sangat merdu.
64. Kami tidak berani mendekatinya karena jika dia marah seperti singa yang memakan
mangsanya.
65. Wajah gadis itu sangat halus seperti wajan baru.
66. Wajah kedua anak itu sangat mirip kacang sirih yang telah dipecah menjadi dua bagian.
67. Andi terkenal oleh teman-temannya sebagai anak yang sangat galak seperti singa yang
marah.
68. Sang anak, jika jalannya sangat lambat seperti kura-kura pada umumnya.
69. Pengendara itu berlari sangat cepat seperti seekor harimau yang mengejar mangsanya.
70. Ani sangat malas menggosok gigi, membuat gigi kuning seperti emas 24 karat.
71. Andi sangat sulit dinasihati, seperti batu yang sangat keras.
72. Meski makanan ini tergolong harga murah namun rasanya seperti makanan yang
disajikan di restoran.
Pertentangan
Hanaiperbola
1. Kita harus berterimakasih kepada para pahlawan yang telah membanjiri kemerdekaan
ini lewat tumpah darahnya.
Penggunaan “tumpah darah” tidak harus seklise “negeriku adalah tumpah darahku”
ungkapan tersebut juga dapat digunakan dengan varian penggunaan hiperbola seperti
kalimat di atas.
2. Kritik pedasnya tak berhenti menusuk-nusuk hatiku.
Hiperbola dapat diperbuas dengan cara menggunakan repetisi majemuk seperti pada kata
“menusuk-nusuk” pada kalimat di atas.
3. Hatiku meleleh ketika ia mengungkapkan perasaannya padaku.
Penggunaan ungkapan surealis seperti “hati yang meleleh” pada kalimat di atas akan
membuat hiperbola menjadi dramatis. Tentunya hati tidak dapat meleleh, tapi sifat leleh
dapat dipinjam untuk ungkapan majas hiperbola.
4. Risma hanya tertunduk diam ketika amarah ayahnya menggelegar.
Tentunya amarah bukanlah suatu hal yang dapat mengeluarkan suara menggelegar,
namun orang yang marah biasanya akan berbicara dengan nada yang lebih keras sehingga
masih berhubungan dengan amarah. Lisannya yang menggelegar, bukan amarahnya
(terdapat kombinasi majas hipalase pada contoh kalimat ini).
5. Resesi ekonomi berpotensi untuk membuat harga kebutuhan pokok melambung tinggi.
Contoh di atas menggunakan keterkaitan harga yang akan meningkat nilainya.
6. Pidato Pak Presiden membakar semangat para pemuda untuk tetap berjuang dalam
masa yang sulit ini.
Hal yang sebetulnya negatif (sesuatu yang terbakar itu panas, sakit) dapat disulap
menjadi sesuatu yang positif lewat majas hiperbola.
7. Bagi saya sepak bola itu adalah segalanya.
Seberapa besar kecintaannya terhadap sepak bola, seseorang akan membutuhkan banyak
hal lain pula dalam hidupnya, bukan hanya sepak bola saja.
8. Hatinya sehitam arang, gunung kapur pun tak akan mampu mengubah warnanya.
Kalimat majemuk berupa penjelasan lebih lanjut dapat membuat hiperbola menjadi
semakin kuat.
9. Melihat senyumnya setiap hari akan membuatku diabetes.
Saking manisnya senyum yang ia lihat membuat “Aku” bagaikan mengonsumsi terlalu
banyak gula sehingga meningkatkan kemungkinan terserang penyakit diabetes.
10. Suaranya yang merdu berhasil mengiris-iris hatiku.
Tentunya hati pendengarnya tidak benar-benar teriris, ungkapan tersebut digunakan untuk
mewakili hatinya yang telah berhasil tersentuh melalui suara penyanyi yang sangat ia
sukai.
Paradox
1. Aku ini hanya anak baru yang belum tahu apa-apa disini, tak bisa dibandingkan dengan
para senior yang telah banyak makan asam garam di organisasi ternama ini.
2. Mari mampir sejenak untuk sekedar menikmati hidangan desa!!
3. Meskipun gaji sebulanku hanya cukup untuk makan, tapi aku bahagia menjalani profesi
ini.
4. Aku membelinya di salah satu toko pusat perbelanjaan kota, semoga kamu suka hadiah
murah dariku ini.
5. Sudikah kiranya saudara-saudara mendengar keluhan dari orang tak berada seperti saya
ini?
6. Saya hanyalah orang biasa dan berasal dari kampung, apakah pantas bersanding dengan
anda?
7. Aku ini hanyalah buruk pabrik miskin, pendapatanku dibawah rata-rata.
8. Silahkan kepada rekan-rekan sekalian untuk menyampaikan pendapat, dari tadi aku terus
yang berbicara, memangnya siapa diriku ini?
9. Janganlah kau sebut aku ini sebagai peternak sukses, akau hanya seorang tukang kambing
dari kampung.
10. Kalau ada waktu, mampirlah ke gubuk milik kami di seberang jalan itu.
11. Saya hanya pekerja intelektual yang makan garam dan nasi putih setiap hari.
12. Saya menyelesaikan S2 di Amerika dengan otak yang tumpul.
13. Hanya televisi tua ini yang menjadi hiburan harian kita.
14. Apa kekuatan saya hanya orang biasa yang ingin mengedit dunia malaikat seperti Anda.
15. Tolong terima tanda cinta saya yang sedikit.
16. Kami hanya tinggal di kota besar ini.
17. Setiap hari kita hanya makan seadanya.
18. Saya hanya orang biasa yang tidak pantas menerima penghargaan ini.
19. Mobil ini adalah hasil dari bisnis kecil kami.
20. Mungkin Anda tidak akan merasa betah di rumah saya hanya dengan tikar ini.
21. Ayah saya bekerja di mobil biasa.
22. Saya memakai tas plastik ini ke sekolah.
23. Menu warung ini adalah makan siang saya hari ini.
24. Seperti surga dan bumi, saya tidak pantas dipasangkan dengan yang sempurna Anda.
25. Otak saya tidak akan bisa mencerna materi itu.
26. Kain ini adalah kebanggaan saya ke mana saya pergi.
27. Pakaian mahal ini tidak cocok untukku dengan tubuh besar.
28. Saya akan mengumpulkan koin untuk melayani orang tua saya tahun depan.
29. Mungkin lembaran kertas ini bisa menutupi hutang Anda.
30. Anda mungkin belum pernah bertemu seseorang yang sebodoh saya.
31. Nama kecil saya yang mungkin disandingkan dengan pemain film terkenal.
32. Peran saya tidak begitu penting dalam proyek ini.
33. Saya mengikuti langkah demi langkah menuju mimpi itu.
34. Pelayan rendahan seperti saya tidak akan bisa melakukan perjalanan ke tempat yang
mewah.
35. Aku yang jelek tidak bisa berdiri berdampingan dengan yang cantik.
36. Saya hanya memiliki ijazah dengan karier yang sukses di perusahaan terkenal.
37. Hadiah dari saya tidak akan bisa membalas kebaikan Anda.
38. Tidak heran saya mendapatkan penghargaan ini?
39. Prestasi yang saya peroleh tidak seberapa dibandingkan dengan banyak prestasi Anda.
40. Anda lebih layak memenangkan pertandingan itu daripada saya.
41. Tubuhku yang lemah tidak bisa bersaing denganmu yang sekuat itu.
42. Dia yang tampan tidak akan bisa berdiri di sampingku yang memiliki wajah biasa-biasa
saja.
43. Jika Anda punya waktu, datanglah ke kabin kami.
44. Saya membeli sepatu ini saat berlibur di Yogyakarta.
45. Meskipun saya anak dokter, saya masih mahasiswa biasa.
46. Ini adalah coretan tak berarti yang aku persembahkan untukmu.
47. Saya orang amatiran tidak akan bisa bersaing dengan para profesional seperti itu.
48. Saya hanya sebutir pasir di ladang pasir.
49. Saya menggantungkan harapan kepada putra tertua saya.
50. Rumah kecil ini mungkin tidak menyenangkan untukmu.
51. Bantuan yang tidak berguna ini dapat mengurangi beban Anda.
52. Aku setua ini yang layak untuk sekolah lagi.
53. Saya wajah biasa-biasa saja di mana mungkin ada seseorang yang ingin melamar.
54. Duduklah meski Anda lelah.
55. Tanganku selalu terbuka untukmu kapan pun kau mau.
56. Saya senang diundang ke tempat Anda.
57. Silakan makan adonan sederhana ini.
58. Maaf, kami hanya menyajikan sayuran bening.
59. Tubuh kurus saya yang kurus tidak akan pernah memenangkan pertandingan atletik.
60. Sepotong harapan aku menggantung di sini.
61. Meski menang, masih ada orang yang lebih besar dariku.
62. Apalagi mobil, rumah mewah yang tidak mampu saya beli.
63. Mungkin hanya dalam mimpiku menjadi dokter.
64. Saya hanya berharap saya bisa datang ke tempat ini.
65. Jauh dari apa yang saya bayangkan, saya berhasil mendapatkan beasiswa bergengsi itu.
66. Anda tidak akan menemukan apa pun dari saya yang rendah ini.
67. Tidak ada yang bisa dibanggakan dengan orang cacat seperti saya.
68. Beristirahatlah di sofa kami.
69. Cahaya ini tidak terlalu terang bagimu.
70. Penghasilan saya hanya cukup untuk makan nasi kucing.
71. Masih terlalu dini bagi saya untuk bergabung dengan proyek sebesar itu.
72. Makan buka puasa kami hanya kencan.
73. Penampilan saya yang ketinggalan jaman adalah apa yang pantas disebut eksekutif.
74. Minum air gula hanyalah pelepas dahaga.
75. Cincin imitasi ini diberikan oleh ibuku.
76. Saya tinggal di daerah yang sempit.
77. Suaraku yang melengking mungkin hanya bahan tertawaan.
78. Ini hanya oleh-oleh dari desa.
79. Rumah yang sangat sederhana ini adalah tempat saya tinggal bersama keluarga saya.
80. Saya bekerja setiap hari hanya untuk memenuhi kebutuhan dapur.
81. Tidak peduli seberapa keras usaha saya mungkin tidak dapat lulus ujian.
82. Atap jerami ini adalah hasil dari upaya saya untuk ini.
83. Rajutan sederhana ini adalah hadiah ulang tahun dari ibuku.
84. Buku yang ketinggalan zaman ini membawa saya ke universitas.
85. Otak saya yang kurang cerdas tidak akan bisa mendapatkan kesempatan emas itu.
86. Hidangan harian kami hanya tahu dan tempe.
87. Meskipun pedagang itu kaya, saya masih anak desa.
88. Meskipun tidak enak, apakah Anda ingin mencoba ini?
89. Rumah saya hanyalah rumah kayu biasa.
90. Saya hanya mengandalkan kemampuan saya yang terbatas untuk mencari makanan.
91. Tubuh saya yang lemah tidak akan dapat mendukung Anda.
92. Usaha sampingan saya membuat saya membuka toko di pusat perbelanjaan.
93. Jika Anda ingin menghadiri salam kecil kami.
94. Saya hanya anak bawang di antara mereka.
95. Melalui ungkapan sederhana ini saya mengucapkan terima kasih kepada Anda.
96. Bisnis saya yang buruk mendapat dukungan dari keluarga saya.
97. Terima souvenir murah ini.
98. Mampir meskipun hanya seteguk air.
99. Mainan ini adalah hasil usaha keluarga saya.
100. Kertas buram menuntun saya ke posisi saya saat ini.
101. Sejumlah harapan menjadi modal saya untuk tinggal di luar negeri.
102. Dia tidak akan tertarik pada saya, yang dikalahkan.
103. Saya hanya seorang peternak sapi yang ingin memiliki bisnis yang sukses.
104. Apa yang saya miliki hanyalah sebidang tanah.
105. Ilmu yang sedikit ini mungkin bisa menyelesaikan masalah Anda.
106. Tanganku yang kasar mungkin bisa sedikit meredakan sakitmu.
107. Saya tidak akan bisa melewati semuanya tanpa dukungan kalian semua.
108. Tidak peduli betapa hebatnya aku, itu akan menjadi tidak berarti tanpa kalian.
109. Alih-alih membeli yang baru, sulit bagi saya untuk makan.
110. Seorang warga desa seperti saya yang berhak menghadiri pesta.
111. Hanya tubuh tua ini yang menjadi penghubung hidupku.
112. Orang-orang yang muncrat seperti saya tidak mengerti betapa malasnya Anda
memberi tahu saya.
113. Saya hanya orang yang berpendidikan rendah.
114. Tidak ada yang spesial dari saya.
115. Semua yang saya miliki adalah berkat karunia dari Tuhan.
116. Orang kuno yang saya tidak pantas menjadi duta kebersihan.
117. Dia yang setenar itu tidak akan pernah berteman dengan saya yang adalah orang
biasa.
Antithesis
Baik buruknya rupa tidak menjadi ukuran sifat dan karakter seseorang
Naik turunnya harga BBM sangat berpengaruh pada harga kebutuhan pokok
Mulai sekarang bebanmu baik berat ringan harus selalu kau bagi dengan pasanganmu
Urusan hidup dan mati serahkan saja kepada Tuhan, kita hanya perlu berusaha
Disiplin atau tidaknya pegawai dapat dilihat dari daftar kehadiran dan waktu masuk
kantor
Tinggi rendahnya derajat suatu kaum dimata Tuhan dinilai dari ketakwaannya, bukan
kekayaannya
Jangan mencari sahabat berdasarkan kaya atau tidaknya orangtuanya
Perempuan itu mendaftarkan diri di acara reality show untuk menguji setia tidaknya
pasangan hidupnya
Apakah benar tebal tipisnya skripsi mempengaruhi nilai di sidang akhir?
Bukankah sudah kukatakan, psikopat itu tidak peduli dengan benar atau salah
perbuatannya.
Mencari calon pendamping jangan hanya dilihat dari cantik tidaknya wajah tapi juga
dari kepribadiannya sehari hari
Bersih kotornya kelas tergantung dari bagaimana kita sebagai siswa dalam menjaga
kebersihannya, salah satunya dengan mengadakan piket.
Ikuti saja saran nenekmu. Dia telah banyak mengecap manis pahitnya kehidupan selama
70 tahun usianya.
Kualitas kain dan kerumitan pola baju menentukan mahal murahnya baju yang kami
jual.
Kita harus tetap bersyukur atas banyak sedikitnya rejeki yang diterima hari ini.
Masuk kedalam surga atau neraka, pasti sesuai dengan perbuatan kita semasa hidup.
Besar kecilnya dosa yang diperbuat selama di dunia pasti akan dipertimbangkan saat
hari perhitungan di akhirat
Di awal tahun baru ini sebaiknya kita juga merefleksikan baik buruknya perbuatan di
tahun sebelumnya.
Dalam janji pernikahannya, mereka sama sama berikrar akan selalu bersama dalam
keadaan sehat dan sakit.
Aku ingin mengetahui jujur tidaknya dia selama ini kepadaku.
Pola makan dan gaya hidup menentukan sehat sakitnya tubuh kita di masa depan, jadi
jangan menyepelekannya.
Nyaman atau tidaknya kehidupanmu mendatang ditentukan oleh kerja kerasmu hari ini
Negara adidaya dapat menentukan hidup matinya perekonomian di negara kecil, karena
itulah tidak banyak negara berani melawan Amerika.
Sukses atau gagal ujian tidak menjadi acuan kesuksesan dalam hidup seseorang
Penegasan
Repetisi
1. Ia akan terus bekerja, bekerja dan bekerja untuk melunasi hutang keluarhanya pada
rentenir.
2. Aku akan selalu bersamamu, selalu bersamamu, selalu bersamamu dan akan terus selalu
bersamamu disetiap kehidupan yang Tuhan ciptakan.
3. Ditengah malam adik berteriak,”ibu, ibu, ibu” lantas akupun memanggil ibu untuk
menolongnya.
4. Salah lagi, salah lagi dan salah lagi, kenapa sulit sekali menemukan penyelesaikan dari
soal kalkulus ini sungguh membuatku gelisah.
5. Aku sudah mengingatkanmu untuk mejauh dari alkohol tapi kau tak pernah mau
mendengarkanku, kau meminumnya, meminumnya, meminumnya dan meminumnya lagi
sepanjang waktu, itu akan membuat kesehatanmu menurun.
6. Padahal gandi telah dilarang ibunya untuk menemui wanita itu, namun gandi memang
keras kekapa, ia tetap menemuinya, menemuinya dan menemuinya seolah-olah gandi
telah terhipnotis oleh wanita itu sampai mengabaikan nasihat ibunya.
7. Meski sudah tau konsekuensinya, ibunya terus berdoa dan berusaha, berdoa dan berusaha
dan berdoa dan berusaha, apa saja yang dapat dilakukan untuk kesembuhan andi dari
penyakit keturunan yang menimpanya.
8. Meski telah diberi peringatan berulang kali, siska tetap menggunakan rok mini ke
sekolah, siska tetap menggunakan rok mini ke sekolah, siska tetap menggunakan rok mini
ke sekolah sampai akhirnya guru memotong roknya itu.
9. Dikala senang ataupun susah, sebaiknya kita sebagai seorang hamba harus senantiasa
bersyukur dan senantiasa bersyukur pada Tuhan, karena semua ini hanya bersifat
sementara.
10. Selamat menikmati sajian makan malam di rumah kami, selamat menikmati menu
makanan tradisional khas budaya kami, selamat menikmati semoga kalian menikmati.
11. Sampai jumpa teman saya, sampai jumpa teman terbaik saya.
12. Aku cinta kamu, aku cinta kamu, aku rindu kamu.
13. Yang saya muliakan adalah politisi, yang saya muliakan adalah orang tua, yang saya
muliakan dari tamu undangan yang hadir.
14. Hilang itu kerinduan, hilang itu berat, hilang itu kesabaran.
15. Kesedihan adalah cobaan, kesedihan adalah ketabahan, kesedihan adalah kebijaksanaan.
16. Rajin, rajin dan rajin untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
17. Pemanasan global harus dicegah, dicegah, dan dicegah.
18. Jadilah optimis, optimis, dan tetap optimis dalam memulai perubahan perilaku yang baik.
19. Hidup kita hanya salah, hidup kita hanya opini dan dipercayakan, hidup kita adalah
hambatan yang datang untuk menghadapi kita.
20. Untuk orang gemuk sebaiknya direkomendasikan untuk mengurangi ukuran makanan,
tetapi Anda malah makan, makan, dan makan sendiri.
21. Wajahmu cantik dan sangat, sangat, sangat manis.
22. Anda tidak dapat mengolok-olok orang tua saya karena mereka membesarkan saya,
mereka mengirim saya ke sekolah, mereka menemukan saya pekerjaan, dan mereka
merawat saya, mereka merawat saya.
23. Di dalam diri yang bersih ada jiwa yang beriman, di dalam diri orang yang beriman ada
jiwa yang tulus.
24. Semua orang tidak akan menyukai sifat arogan, sifat arogan dan sifat yang selalu
berbohong.
25. Dalam keluhannya ia selalu memanggil nama ibunya, ibu dan ibu.
26. Pemerintah membuat peraturan ini semata-mata untuk menanggapi saran warga.
27. Baik Muslim dan wanita Muslim harus mengatakan nama Allah, Allah, Allah.
28. Sekilas matamu membuat hatiku meleleh, melelehkan matamu.
29. Hilangnya budaya, hilangnya kebiasaan, hilangnya kebiasaan di masyarakat adalah efek
dari globalisasi.
30. Rajin, rajin dan rajin belajar, itulah yang seharusnya menjadi aktivitas Anda menjelang
ujian nanti.
31. Makanan Anda lezat, manta, dan lezat.
32. Kompetisi bola basket harus menang pertama, pertama dan pertama.
33. Saya katakan kepada Anda untuk melakukannya dengan hati-hati, tetapi Anda sangat,
sangat, sangat sembrono.
34. Untuk mendapatkan kesuksesan harus ada bisnis, bisnis, dan bisnis yang sangat besar.
35. Saya akan terus bangkit, bangkit dan bangkit untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai
dengan keahlian saya.
36. Menurut temannya dia selalu sedekah, sedekah, dan sedekah karena kekayaannya.
37. Setelah istrinya meninggal, dia merasa tidak memiliki tujuan hidup lagi dan setiap malam
dia selalu meneriaki istri saya, istri saya, istri saya.
38. Saya mengatakan kepadanya bah
39. Demokrasi harus ditegakkan, harus ditegakkan, harus dijaga.
40. Aku tidak makan makanan manis tapi dia selalu menolak, menolak, dan menolak.
41. Saya harus berlatih dengan rajin, berlatih dan terus berlatih untuk memenangkan
kompetisi menyanyi.
42. Rafi dan Diah adalah sepasang kekasih yang saling mencintai tetapi karena perbedaan
agama, sulit bagi mereka untuk bersatu, bersatu, dan bersatu.
43. Upacara hari pahlawan berlangsung dengan khidmat, khidmat, dan khidmat oleh semua
peserta upacara.
44. Doa yang diberikan oleh seorang ibu adalah berkat, berkat dan berkat yang diberikan
kepada anaknya. Karena itu kita sebagai anak-anak harus lebih mencintai ibu kita.
45. Apapun yang Allah berikan kepada kita adalah rezeki, rezeki dan rezeki untuk disyukuri
karena semua itu adalah hadiah.
46. Desa saya tersayang, di situlah saya dilahirkan, di situlah saya tumbuh dan tumbuh, di
situlah saya bercanda dengan orang tua, teman, dan semua orang di sekitar saya.
47. Ketika kami mengunjungi rumah nenek di daerah Jogja, kami disambut dengan sopan,
sopan, dan sangat sopan.
48. Aroma makanan membuat saya ingin memakannya, memakannya sedikit saja,
memakannya dengan enak.
49. Aku sangat mencintaimu, sangat mencintaimu, sangat mencintaimu sampai akhir
hayatmu.
50. Hak Asasi Manusia harus ditegakkan, dan ditegakkan, dan harus ditegakkan.
51. Semua pengusaha sukses selalu berjuang keras, terus berjuang keras dan selalu berjuang
keras sebelum mencapai kesuksesan.
52. Udara pantai sangat panas, panas, dan sangat panas sampai kaki terbakar.
53. Menurut tetangganya ia selalu pamer, pamer, dan pamer karena kekayaannya yang
melimpah.
54. Setelah suaminya meninggal, dia merasa dia tidak lagi berguna dan setiap malam dia
selalu berteriak pada suamiku, suamiku, suamiku.
55. Saya mencoba menasihatinya untuk tidak makan makanan pedas, tetapi dia selalu
berdebat, menyangkal dan menyangkal.
56. Ia harus terus berlatih, berlatih dan terus berlatih untuk memenangkan kompetisi dansa.
57. Radit dan Nina adalah sepasang kekasih yang saling mencintai tetapi karena perbedaan
kepercayaan membuat mereka sulit untuk bertemu, bertemu, dan bertemu.
58. Pidato hari kemerdekaan dilanjutkan dengan kebijaksanaan, kebijaksanaan dan
kebijaksanaan oleh semua peserta upacara.
59. Doa seorang ibu adalah ketulusan, ketulusan dan ketulusan yang diberikan kepada
anaknya. Karena itu Anda sebagai anak harus lebih bersyukur lagi.
60. Apapun yang Tuhan berikan adalah bantuan, bantuan dan berkat untuk disyukuri karena
itu adalah hadiah.
61. Desa saya tercinta, di mana saya dilahirkan, di situlah saya tumbuh dan berkembang, di
situlah saya bergaul dengan orang tua, teman, dan orang-orang di sekitar saya.
62. Ketika kami mengunjungi kerabat di Jogja, kami disambut dengan ramah, ramah, dan
sangat ramah.
63. Aroma makanan membuat saya ingin mencicipinya, mencicipinya sedikit, mencicipinya
dengan nikmat.
64. Aku sangat mencintaimu, sangat mencintaimu, sangat mencintaimu hingga kau mati.
65. Pengusaha yang sukses selalu bekerja keras, terus bekerja keras dan selalu bekerja keras
sebelum keinginannya tercapai.
66. Angin sepoi-sepoi gunung ini begitu dingin, sangat dingin, dan begitu dingin sehingga
pergelangan kakiku tidak terasa.
Klimaks
1. Rapat hari ini dihadiri oleh karyawan, manager, dan direktur utama.
2. Ratusan, ribuan, bahkan puluhan ribu suporter telah memadati Stadion Si Jalak Harupat.
3. Perayaan Hari Kemerdekaan ini diikuti oleh anak-anak, remaja, dan orang dewasa.
4. Dari Senin sampai Rabu, toko itu ditutup sementara.
5. Rapat berlangsung dari pukul 13.00 hingga pukul 15.00.
6. Sedari dulu hingga sekarang, gedung itu tetap berdiri tegak.
7. Sedari kecil hingga dewasa, kelakuannya tidak banyak berubah.
8. Musik dangdut digemari hampir semua kalangan, mulai dari rakyat kecil hingga para
pejabat.
9. Dia selalu juara kelas sejak masih SD hingga SMA.
10. Tahap metamorfosis kupu-kupu diawali dari telur, ulat, kepompong dan kupu-kupu.
11. Di toko kami, semua ukuran baju tersedia, mulai dari ukuran S sampai ukuran XL.
12. Toko kaset itu menjual kaset lama hingga kaset baru.
13. Mulai hari ini hingga lima tahun ke depan, Anda resmi bekerja di sini.
14. Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, kehadirannya masih aku nantikan.
15. Pulau Bali selalu dikunjung wisatawan, mulai dari lokal hingga mancanegara.
16. Semua berita tersaji di koran itu, mulai dari hiburan, bisnis, ekonomi, dan politik.
17. Di Liga Spanyol, setiap pesepakbola diberi nomor punggung 1 sampai 25.
18. Dari pagi hingga malam, proyek bangunan itu belum selesai juga.
19. Sidang skripsi tertutup hanya dihadiri peserta sidang, penguji, dan ketua sidang.
20. Buah catur terdiri atas pion, kuda, gajah, benteng, menteri, dan raja.
21. Kerabat dekat, tetangga, dan para kolega hadir pada acara resepsi tersebut.
22. Pak Aceng menetap di Jakarta dari tahun 1998 hingga 2005.
23. Pasar ikan itu menjual berbagai macam ikan, diantaranya: ikan teri, ikan mas, ikan lele,
dan ikan patin.
24. Salah satu syarat untuk melakukan donor darah adalah orag tersebut harus berusia 16
hingga 35 tahun
Palalelisme
1. Seorang sahabat yang baik akan selalu ada untuk sahabatnya dalam kesusahan maupun
kesenangan.
2. Dengan atau tanpa make up, aktris korea Song Jihyo sangat cantik.
3. Senantiasa terus beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam keadaan sehat maupun
sakit.
4. Kaya dan miskin itu tidak hakiki karena roda kehidupan terus berputar. Orang kadang
berada di atas kadang berada di bawah.
5. Siang dan malam terus berganti tanpa dirimu disampingku.
6. Perbedaan ras kulit hitam dan kulit putih tidak menjadi jaminan bahwa salah satu dari ras
tersebut lebih baik dari yang lainnya.
7. Saat ini kaum pria dan wanita memiliki kedudukan yang hampir sejajar dalam mencari
pekerjaan.
8. Kekayaan alam Indonesia sangat melimpah baik yang ada di daratan maupun lautan.
9. Kita tidak akan pernah tahu tentang kegagalan atau kesuksesan yang akan kita dapat
tanpa mencobanya dan berusaha.
10. Manis dan pahitnya kehidupan itu sudah biasa terjadi secara bergantian.
11. Rambut panjang dan pendek pada wanita tidak berpengaruh pada kecantikan hatinya.
12. Tidak peduli jauh atau dekat, aku akan datang untuk menemuimu saat ini juga.
13. Meskipun peringkat kelasmu naik atau turun seharusnya semangat belajarnya tidak
berkurang.
14. Matahari dan bulan menandakan pergantian hari yang terus berputar tanpa henti.
15. Musim penghujan maupun musim kemarau tetap saja tidak bisa merubah sikapmu yang
suka terlambat menepati janji.
16. Di mataku kau adalah kertas putih yang bersih tanpa noda sedikit pun.
17. Para orang tua tak kalah saing dengan anak muda dalam perlombaan 17 Agustus di Desa
Sentosa.
18. Rakyat menginginkan kesejahteraan, keadilan, dan keamanan yang menjadi hak mereka
sebagai warga Negara yang baik dan patuh terhadap aturan yang diterapkan.
19. Produsen dan konsumen memiliki ketergantungan satu sama lain untuk saling memenuhi
kebutuhannya masing masing.
20. Pegawai lama dan pegawai baru mendapatkan bonus yang sama tanpa melihat senioritas
pada perusahaan tersebut.
21. Serbuk coklat ini enak di makan dalam bentuk dingin dan panas.
22. Kaum wanita memiliki kedudukan yang sama dengan kaum pria dalam hal berfikir kritis
dan memberikan keputusan dalam suatu situasi.
23. Kewajiban pemerintah dan kewajiban warga Negara yang utama adalah menjunjung
tinggi bangsa Indonesia dan melestarikan warisan kekayaan nenek moyang bangsa.
24. Seseorang yang berhati baik akan menjadi jodoh untuk orang yang baik pula.
25. Usia bukanlah acuan untuk kematian. Ajal bisa menjemput orang yang tua maupun orang
yang masih muda.
26. Kau mau duduk disebelah kanan ataupun kiriku, tetap saja, kau menghalangi
pandanganku.
27. Di musim kemarau ini, baik di dalam rumah ataupun di luar rumah, panasnya udara tetap
menyengat kulit.
28. Hadiah yang kami terima sebagai bonus akhir tahun itu, baik yang berukuran besar atau
kecil, nilainya sama.
29. Ia memang pantas dijuluki si kutu buku, baik buku tebal ataupun tipis, semua dilahapnya.
30. Cepat atau lambat, ia tetap harus menyelesaikan tugas skripsinya.
31. Baik dan buruknya kelakukan seorang anak, orangtua tetap menyayanginya.
32. Tak terpengaruh besar atau kecil penghasilanmu, seharusnya kau memiliki tabungan.
33. Tak peduli susah atau mudah, menghadapi ujian nasional ini kita harus siap.
Pleonasme
Sindiran
Ironi
1. Sopan sekali pakaian yang kamu kenakan hingga aku juga merasa malu melihatnya.
2. Wangi sekali bau badanmu. Tak ada satu orang pun yang tahan berada di dekatmu.
3. Dia orang yang sangat tepat waktu. Dia hadir saat acara sudah usai dan semua tamu
undangan telah bubar.
4. Diah adalah anak yang paling cantik dikelasnya hingga tak ada satupun anak laki-laki
meliriknya.
5. Cahaya lampu itu sangat terang hingga aku tak bisa melihat wajah orang yang ada
didekatku.
6. Dini seorang kakak yang sangat bertanggung jawab dan penyayang. Sekian lama adiknya
menangis ia biarkan saja.
7. Kue yang dijual di toko itu sangat murah hingga tak ada satupun yang laku terjual.
8. Kau benar-benar anak yang sangat berbakti kepada kedua orang tuamu. Tidak ada satu
pun nasehat dan perintah orang tuamu yang kamu patuhi.
9. Air minum isi ulang ini sangat steril dan higienis sehingga membuat tenggorokanku gatal
setelah meminumnya.
10. Suaramu sangat merdu saat bernyanyi, akan tetapi akan jauh lebih baik lagi jika kau tidak
usah bernyanyi.
11. Kita benar-benar pasangan yang sangat cocok. Tiada hari kita lewati tanpa pertengkaran.
12. Yudi adalah siswa paling teladan di sekolah. Hampir setiap hari orang tuanya mendapat
pengaduan dari pihak sekolah tentang perilaku Yudi.
13. Kejadian itu sungguh membuatku sangat senang hingga aku tak ingin hal itu terulang
kembali.
14. Ricky adalah anak yang paling putih diantara teman-temannya hingga ia diberi julukan
“si hitam”.
15. Kota Jakarta adalah kota yang sangat aman. Setiap hari selalu ada kasus pencurian.
16. Harga handphone itu adalah harga yang sangat terjangkau oleh semua kalangan
masyarakat hingga aku tidak sanggup membelinya.
17. Sepatu yang kamu belikan sangat cocok untukku hingga kakiku tidak muat memakainya.
18. Adit sangat pandai dalam pelajaran matematika. Nilai ulangan matematikanya tidak
pernah melebihi angka 5.
19. Kamu sangat menjaga perasaan ibumu. Seringkali ibumu menangis karena ucapanmu
yang menyakiti hatinya.
20. Motor itu memiliki desain yang sangat bagus hingga semua orang melihatnya dengan
tatapan aneh.
21. Kamarmu benar-benar tertata rapi. Keadaannya hampir sama seperti kapal pecah.
22. Gigimu terlihat sangat bersih dan putih. Sudah berapa hari kamu tidak menyikatnya?
23. Cuaca hari ini sangat dingin hingga semua bajuku basah oleh keringat.
24. Penghuni rumah itu sangat rajin dan bersih. Keadaan pekarangan dan sekeliling rumah itu
seperti rumah yang tak berpenghuni.
25. Kota itu terkenal sebagai kota paling bersih. Setiap sudut kota selalu terlihat sampah yang
berserakan.
26. Tulisanmu sangat rapi, seperti anak SD baru belajar menulis.
27. Ayu sangat pandai memasak. Hampir semua masakannya tak ada rasa.
28. Boneka itu benar-benar lucu. Setiap anak kecil yang melihatnya pasti menangis.
29. Bajumu terlihat sangat bersih. Sudah berapa hari baju itu kamu pakai?
30. Suara musik itu pelan sekali hingga gendang telingaku terasa mau pecah.
31. Cepat sekali kamu pulang kerumah. Kau tiba dirumah saat semua orang sudah tidur.
32. Gambarmu bagus sekali hingga aku tidak tau apa yang sebenarnya ingin kau gambar.
33. Buah mangga ini manis sekali hingga aku tak sanggup memakannya.
34. Tubuh pria itu kuat sekali. Bahkan beban seringan ini saja tidak sanggup ia angkat.
35. Aku salut denganmu Yanti, sifatmu sungguh sangat dewasa. Masalah sepele seperti ini
saja kau menangis.
36. Negara Malaysia sangat mengagumi negara kita, Indonesia dan segala hal yang kita
miliki. Terbukti dengan beberapa kali mereka mengklaim menjadi pemilik dari
kebudayaan yang nyata-nyata adalah milik Indonesia, sebut saja Reog Ponorogo,
rendang, batik dan masih banyak lainnya. Tak berhenti disitu saja, bahkan mereka dalam
beberapa kesempatan juga merebut wilayah atau pulau yang sudah jelas bagian dari
NKRI. Entah kapan mereka akan berhenti melakukan tindakan yang dapat merusak
hubungan baik dua negara yang satu rumpun ini.
37. Untuk apa saat libur begini kamu belajar Dini? Saat ujian saja kamu tidak pernah
memegang buku sama sekali. Tak heran nilai rapor mu hanya menyisakan satu mata
pelajaran yang lulus.
38. Pandai sekali kamu memilih gaya penampilan. Kau tampak seperti 10 tahun lebih tua dari
usiamu.
39. Hanya dengan melihatmu saja aku bisa tau seberapa sedih perasaan mu saat ini. Tak usah
terlalu memaksakan diri untuk menangis terisak-isak bahkan satu tetes airmata pun tak
ada.
40. Cepat sekali kau bangun, sekarang masih siang. Sekalian saja besok pagi kau bangun.
41. Jangan kau dekati dia, dia sama halnya seperti putri kerajaan. Dia tak ingin bergaul dan
berteman dengan orang sembarangan. Hanya anak-anak orang kaya saja yang ia terima
sebagai temannya.
42. Sungguh mulia dan tulus hatimu. Setiap kali memberikan bantuan selalu kau pamerkan
pada orang banyak.
43. Bersih dan cantik sekali kukumu. Sama halnya seperti kuku anak kecil yang habis
bermain lumpur.
44. Aku sangat senang saat kau ada dikamarku. Suara dan apapun yang kau lakukan
membuat ku tak bisa konsentrasi belajar.
45. Dia orang yang sangat rapi dan pandai menjaga barang milik orang lain. Sekian banyak
barangku yang ia pinjam, tak satupun kembali padaku. Semua hilang tak tahu kemana.
Sinisme
1. Dasar kau manusia berhati setan! Tega-teganya kau menyiksa anakmu dengan begitu
kejam.
2. Kau ini bodoh atau bagaimana, sudah tahu dia menipumu beberapa kali, eh kau masih
sjaa percaya kepadanya.
3. Kalau mengurus rumah sja kau tak bisa, apalagi mengurus rumah tangga.
4. Aku tak habis pikir denganmu, sudah tahu dialah yang salah, tapi kau malah membelanya
mati-matian.
5. Percuma kau sekolah tinggi-tinggi, jika pola pikirmu masih saja sama seperti orang-orang
kebanyakan.
6. Dikasih pekerjaan yang ringan kau mengeluh, dikasih pekerjaan berat apalagi. Kau ini
maunya apa sih?
7. Aku begini kau salahkan, aku begitu kau salahkan juga. Lantas, aku harus bersikap
seperti apa?
8. Kau bilang kita tak boleh menyalahkan orang lain, tapi kau sedari kemarin terus saja
menyalah-nyalahkan orang lain.
9. Kau selalu saja menuntut orang lain supaya menjadi lebih baik. Tapi, kau sendiri tak
pernah sekalipun menjadi lebih baik.
10. Kau bilang aku harus diam. Tapi saat kudiam kau malah bilang aku pemalas. Kau ini
maunya apa atau aku harus bagaimana?
11. Kau ini bodoh atau bagaimana, sudah kubilang jangan lakukan hal itu, tapi kau malah
melakukannya terus-menerus.
12. Kau bilang aku harus bisa tentukan jalan hidupku sendiri. Tapi, saat aku sudah
menemukan jalanku, kau malah melarangku dengan keras, padahal jalanku ini bukanlah
jalan yang salah.
13. Aku sudah mengatakan hal itu berulang kali, namun kau tak pernah mendengarkannya.
Apakah telingamu tengah tersumbat saat ini?
14. Sudahlah, hentikan sandiwaramu itu. Aku kini sudah bukan orang bodoh yang bisa kau
tipu lewat sandiwaramu.
15. Untuk apa kau capai-capai mencari uang, jika uangnya saja tak bisa kau nikmati.
16. Untuk apa kau punya rumah mewah, jika rumahnya saja kau tinggalkan setiap hari.
17. Untuk apa kau bergaji besar, jika gajimu saja tak bisa kau nikmati.
18. Untuk apa aku menghormatimu, jika kau saja selalu saja menghinaku tanpa henti.
19. Bagaimana bisa aku menghargai pendapatmu, jika pendapatku saja tak pernah kau dengar
dan hargai.
20. Percuma saja aku terus-menerus mengikuti keinginanamu, jika ternyata kau tidak
menghargaiku seperti ini.
21. Untuk apa kau menceramahiku soal menghargai orang lain, jika kau saja tak pernah
menghargaiku.
22. Percuma saja kau mengatakan cinta padaku, jika ujung-ujungnya kau terus saja
menyakitiku.
23. Sudahlah, jangan kau rayu aku lagi. Rayuanmu itu sudah kedaluwarsa.
24. Buat apa harta melimpah, jika hati ini selalu merasa tak cukup dan gundah?
Sarkasme
Dasar otak udang, disuruh melakukan pekerjaan yang sangat mudah seperti ini saja kau
tidak bisa. Lalu apa yang kau bisa?
Cepat kesini, dari tadi kupanggil masih saja kau asyik bermain disitu. Apa kau tak punya
telinga? Apa perlu ku seret kau kesini?
Biarkan saja dia bermimpi, karena hanya itu saja yang ia bisa. Harta dan keahlian saja ia
tak punya, bagaimana ia akan mewujudkan mimpinya.
Untuk apa kau letakkan tangga ini disini. Bukannya membantu pekerjaan kita, justru
tangga ini membuat tempat ini semakin sempit. Campakkan saja tangga ini kesana!
Aku tak peduli dengan airmatanya bahkan jika dia menangis darah sekalipun. Aku tak
akan tertipu lagi dengan airmata buayanya.
Dasar anak tak tau diri! Dari kecil kau kami rawat dan kami kasih makan, sekarang
setelah dewasa dan sukses di rantau malah tak kau anggap lagi kami ini sebagai orang
tuamu. Apa ini balasanmu pada orang tua yang telah melahirkan dan membesarkanmu?
Untuk apa kau datang kemari? Kami sudah tak membutuhkan orang tak bisa apa-apa dan
tak berguna sepertimu.
Kalau kau sudah tak sanggup untuk berjalan, tak usah kau paksakan. Sudahlah, terima
saja kenyataan hidupmu itu bahwa kini kau sudah cacat.
Jangan pernah kau undang dia kerumahmu ketika ada aku. Aku tak sudi bertemu dan
kenal dengan temanmu yang gembel dan kampungan itu.
Kenapa masih saja kau melewati jalan ini, apa kau tak bisa melihat pemberitahuan di
ujung gang sana yang mengatakan jalan ini sedang diperbaiki. Dimana letaknya matamu?
Aku tak heran jika dia gagal ujian kali ini. Otak dungu seperti dia tak akan mampu lulus
ujian tanpa menyontek dan bantuan dari orang lain.
Sudahlah, tak usah bermimpi kau bisa bergaul dengan kami. Bahkan minuman paling
murah yang biasa kami minum saja kau tak akan mampu membelinya.
Apa kau yakin dia adalah gadis tercantik di kampung ini? Melihat wajah dan
penampilannya saja aku tak tertarik sama sekali. Bahkan dia tidak termasuk dalam
kategori cantik sedikitpun.
Dia benar-benar tak punya malu. Sudah dihina dan diberhentikan secara tidak hormat
karena penggelapan dana perusahaan yang ia lakukan. Bisa-bisanya sekarang ia masih
datang ke kantor dan meminta untuk bekerja kembali.
Apa kau tak punya hati? Ibumu terbaring lemah di rumah sakit, jangankan untuk merawat
beliau bahkan sekedar datang berkunjung pun kau tidak pernah.
Aku merasa jijik dan mau muntah jika berada didekatnya. Badannya sangat bau seperti
tak pernah mandi selama satu tahun.
Sudahlah, jangan kau habiskan uangmu untuk membeli obat. Semua itu hanya sia-sia,
kau terima saja kenyataan bahwa tinggi badanmu memang ditakdirkan dibawah rata-rata.
Percuma saja dia sekolah tinggi-tinggi sampai jenjang S2. Ucapannya sangat kasar dan
perilaku kurang ajarnya seperti orang yang tidak berpendidikan.
Jangan bermimpi kau bisa menjadi menantu keluarga terhormat itu. Kau hanyalah anak
dari keluarga miskin dan tidak berpendidikan. Bahkan jadi pembantu mereka saja kau
tidak akan diterima.
Aku sangat kecewa padamu. Kau adalah teman yang selama ini ku anggap sudah seperti
keluarga sendiri. Tetapi justru kau yang mampu mengkhianatiku layaknya seorang musuh
bebuyutan. Pergilah kau dari hidupku, dasar pengkhianat!
Dasar playboy kelas teri! Modal dompet tipis dan wajah standar saja kau sudah berani
mempermainkan hati wanita.
Kau benar-benar orang yang tidak tau terima kasih. Sudah menumpang dirumah ini,
piring dan pakaian kotor bekas kau pakai kami juga yang membersihkan.
Kalau aku punya adik seperti dia, pasti aku tidak akan mau mengakuinya. Dia benar-
benar tidak tau sopan santun, seperti tidak punya orang tua dan keluarga saja.
Apa kau yakin ingin tinggal di kawasan perumahan ini? Lihatlah sekelilingmu,
lingkungannya sangat kotor dan tak terurus. Lingkungan disini tidak layak disebut
sebagai kawasan perumahan tapi lebih seperti perkampungan kumuh.
Apa kau serius ingin memperkenalkan dia pada orang tuamu? Lebih baik kau
pertimbangkan kembali niatmu itu. Melihat penampilan dan cara berpakaiannya, aku
yakin tidak ada orang tua yang akan mengizinkan anak gadisnya berhubungan dengan
laki-laki seperti itu.
Dasar pemalas, sudah siang begini kau baru bangun.
Aku tidak selera mencicipi masakannya. Baunya saja tidak enak apalagi rasanya. Kasihan
lidahku, bisa-bisa mati rasa karena mencicipi masakan itu.
Satire
1. Percuma saja aku berbicara hingga mulutku berbusa, kalau ternyata ucapanku ini tak
didengar juga.
2. Apakah hati nuranimu saat ini sedang tidur? Bisa-bisanya kau berbuat jahat kepada
Ibumu sendiri!
3. Sudah berapa kau tidak makan? Lahap sekali makanmu itu!
4. Begitu asyiknya kalian bergosip, sampai salam dariku saja tidak kalian anggap.
5. Alamak, tak ada yang menyahut ucapanku sama sekali! Apakah jangan-jangan tadi aku
berbicara dengan pepohonan?
6. Sudah berapa tahun kau belajar masak? Masakanmu kok rasanya begini-begini saja!
7. Sarapan apa kau pagi tadi? Kelakuanmu aneh sekali hari ini.
8. Setan apa yang tengah merasukimu saat ini? Bisa-bisanya kau berbuat kejam begitu pada
istrimu!
9. Tumben sekali kau bisa berbicara dengan bijak. Habis terbentur tembok ya kepalamu?
10. Mimpi apa kau semalam? Mukamu pucat sekali hari ini!
11. Aku tak menyangka ternyata kau itu serigala berbulu domba. Tega-teganya kamu
menipuku dari belakang.
12. Nuranimu lagi tidur ya? Bisa-bisanya kau mengeroyoki temanmu di depan umum.
13. Syaraf otakmu sedang putus ya? Bisa-bisanya kau berpikir curang seperti itu!
14. Kau tak pernah diajari cara mengucapkan terima kasih ya? Kamu sudah dia bantu, tapi
kamu malah mengabaikan dia.
15. Tumben sekali kau berpikiran secerdas itu. Jangan-jangan tadi kau salah minum obat ya?
16. Percuma saja aku bekerja hingga badanku jadi tengkorak begini, kalau ternyata hasil
kerjaku tak dihargai juga.
17. Badan sih boleh tinggi, tapi hatinya jangan tinggi juga dong!
18. Ah, percuma saja kau punya sepasang mata, kalau sosokku ini saja tak pernah kau tengok
sekalipun!
19. Ah, untuk apa kau bertahun-tahun membesarkan badanmu, kalau mengangkat galon ini
saja kau tidak bisa!
20. Apa gajimu dalam sebulan sangat kecil ya, sampai-sampai membeli baju pun kau tak
sanggup?
21. Hei, paru-parumu sekarang terbuat dari batu ya? Sudah sakit begini masih saja kau
merokok!
22. Ah, percuma saja aku menasihatimu, kalu ternyata selama ini ucapanku hanya dianggap
hembusan angin saja!
23. Kau sekarang buta warna ya? Sudah tahu tadi lampu merah. Eh, kau malah seenaknya
menerobos.
24. Hambar sekali masakan ini! Apakah persediaan bumbu-bumbu masakan di rumah kita
sudah sangat sedikit ya?
25. Apakah aku harus membenturkan kepalamu ke tembok, agar kau menyadari kesalahan
yang kau buat itu?
26. Kau lupa bawa jam tangan ya? Bisa-bisanya kau bermain sampai lupa waktu!
27. Kau tak bisa membaca waktu ya, sampai-sampai kau tak tahu kalau aku menunggumu
sampai lma jam lamanya.
28. Kau sudah gila ya? Badanmu sudah kurus begitu tapi kau masih saja berdiet.
29. Pasokan cabai di rumahmu sangat banyak sekali ya, sampai-sampai pisang goreng ini kau
beri cabai supaya pedas.
30. Setahuku, kau sudah lama bekerja di sini. Tapi, mengapa ya hasil kerjamu begitu-begitu
saja?
31. Percuma saja aku menaingis darah untukmu, kalau ternyata kau tak peduli sama sekali
dengan perasaanku!