Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“T”

Dosen Pengampu:
Kurnia Dewiani , S.ST., M.Keb.

Disusun oleh Kelompok 3:


1. Lucinda Mayzara F0G019013
2 Meldatul Cahyani F0G019004
3 Djihan mifahera F0G019011
4 Febi Oktasari F0G019003
5 Widi Yanto F0G019034
6 Yepi Ayu Lestari F0G019021
7 Yusinta Damayanti F0G019039
8 Rica Pustika F0G019029
9 Soniya Asana F0G019023

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN AJARAN 2021/2022
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i

KATA PENGANTAR......................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 2

A. Tahapan Menopause................................................................................... 2
B. Gejala Menopause....................................................................................... 5
C. jenis-jenis terapi komplomenter dalam masa menopause...........................

BAB III PENUTUP............................................................................................. 9

A. Kesimpulan................................................................................................ 9
B. Saran.......................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Menopause merupakan suatu proses peralihan dari masa produktif menuju
perlahan-lahan non produktif yang disebabkan kurangnya hormon estrogen dan
progesteron. Menopause yang terjadi pada lansia, biasanya diikuti dengan berbagai
gejolak meliputi aspek fisik dan psikologis yang juga dapat mempengaruhi berbagai
aspek dari lansia tersebut (Marretih, 2012).
Masa pramenopause berhubungan dengan berfluktuasinya kadar hormon dan
munculnya gejala fisiologis dan psikologis seperti hot flash, gangguan tidur, perubahan
suasana hati, dan kekeringan pada vagina. Gejala pramenopause pada wanita dapat
bervariasi dalam hal frekuensi, keparahan, dan durasi. Pada beberapa wanita, gejala ini
bertahan selama beberapa tahun setelah menopause. Upaya yang bisa kita lakukan untuk
mengurangi gejala yang ditimbulkan salah satunya dengan melakukan terapi
komplomenter.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana tahapan menopause?
2. Bagaimana gejala menopause?
3. Bagaimana jenis-jenis terapi komplomenter dalam masa menopause?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tahapan menopause
2. Untuk mengetahui gejala menopause
3. Untuk mengetahui jenis-jenis terapi komplomenter dalam masa menopause

BAB II
PEMBAHASAN
A. Tahapn iMenopause
ada 4 tahap menopause yang akan dialami oleh para wanita. Transisi dari setiap
tahap ini biasanya berlangsung antara 1 hingga 3 tahun. Tahapan menopause
tersebut, yaitu:
a. Pramenopause

Pada tahap awal pramenopause akan terjadi perubahan pada siklus menstruasi,
perdarahan memanjang dan relatif banyak yang terjadi. Pramenopause merupakan
permulaan dari transisi klimaterik yang dimulai 2 hingga 5 tahun sebelum
menopause. Pramenopause dimuylai pada hari antara 45 – 55 tahun.

b. Perimenopause
Pada tahap ini, perempuan akan mulai mengalami tanda dan gejala menopause
meskipun masih mengalami menstruasi. Hormon akan naik dan turun dengan tidak
merata. Beberapa gejala menopause juga akan mungkin mulai muncul.
Perimenopause yang dilakukan usia antara 2 – 8 tahun ditambah dengan 1 periode
setelah menstruasi. Diindonesia, perimenopause berlangsung antara usia 46 – 55
tahun.
c. Menopause

Ketika menopause sudah mendekat, siklus dapat terjadi dalam waktu – waktu
yangt tidak menentu dan bukan hal yang aneh jika menstruasi tidak datang selama
beberapa bulan. Seorang wanita yang mengalami menopause alamiah sama sekali
tidak dapat mengetahui apakah saat menstruasi tertentu benar – benar merupakan
menstruasinya yang terakhir sampai 1 tahun berlalu. Menopause kadang – kadang
disebut sebagai perubahan kehidupan. Tahapan ini biasanya dilakukan pada waktu
antara 49 – 50 tahun, dan dapat berlangsung selama 4 tahun.

d. Postmenopause

Seorang perempuan dinyatakan menopause ketika dia berhenti menstruasi


selama 12 bulan, terhitung sejak menstruasi terakhir. Di masa menopause, ovarium
hnya menghasilkan sedikit estrogen dan tidak lagi memproduksi progesteron. Pada
tahap ini, sudah terjadi adaptasi psikologis dan ovarium serta tidak bisa bekerja dan
mengalami atrofil atau pengecilan. Selain itu, hormon gonadotropin meningkat. Usia
rata – rata wanita berada pada masa postmenopause adalah 50 – 55 tahun.
Normalnya, tahapan ini berlangsung kira – kira 10 – 15 tahun diikuti oleh masa
senium (uzur) sekitar 65 tahun sampai kehidupan.

B. Gejala Menopause
Gejala menopause terjadi dalam masa perimenopause, yaitu beberapa bulan atau
beberapa tahun sebelum menstruasi berhenti. Durasi dan tingkat keparahan gejala
yang timbul berbeda-beda pada tiap orang. Gejala atau tanda-tanda menopause
dapat berupa:
Perubahan siklus menstruasi
Menstruasi menjadi tidak teratur, kadang terlambat atau lebih awal dari biasanya (0ligomenorea).
Darah yang keluar saat menstruasi dapat lebih sedikit atau justru lebih banyak.
-Perubahan penampilan fisik
Rambut rontok.
Kulit kering.
Payudara kendur.
Berat badan bertambah.
-Perubahan psikologis
Suasana hati berubah-ubah atau moody.
Sulit tidur.
Depresi
-Perubahan seksual
Vagina menjadi kering.
Penurunan libido (gairah seksual).
-Perubahan fisik
Merasa panas atau gerah, sehingga mudah berkeringat. Kondisi ini disebut hot flashes.
Berkeringat di malam hari.
Pusing.
Jantung berdebar.
Infeksi berulang pada saluran kemih.
Selain mengalami berbagai perubahan di atas, wanita ya Obat-obatan komplementer dan
alternatif (Complemenfary and alternative medicine) adalah pendekatan praktik perawatan
kesehatan dan terapi yang berada di luar dari pengobatan medis konvensional negara barat.
Beberapa pengobatan utama yang termasuk dalam obatan-obatan komplementer dan alternatif,
antara lain: a. Suplemen Botani, terdiri dari: 1) Black Cohosh Root

Black cohosh root dapat mengurangi kekeringan vagina dan hot flashes pada perempuan
menopause. Ramuan tanaman ini efektif untuk perempuan yang mengalami menopause dini.
Bentuk ramuannya bisa berupa pil atau seduhan. Tanaman ini juga bisa digunakan sebagai
alternatif untuk terapi penggantian hormon. Perlu diketahui bahwa perempuan hamil tidak boleh
mengonsumsi ramuan black cohosh root. Demikian juga mereka yang menderita tekanan darah
atau gangguan hati.

2) Ginseng

Ginseng telah terbukti membantu mengurangi terjadinya hot flashes dan keringat malam pada
wanita menopause serta menurunkan tingkat keparahan. Ginseng juga dapat membantu
perempuan pascamenopause mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
Ginseng merah bahkan dapat membantu wanita menopause meningkatkan gairah seksual dan
meningkatkan kehidupan seks mereka. Seduhan ginseng bisa diminum setiap hari untuk
mendapatkan manfaatnya. Penggunaan ginseng sebagai obat herbal mungkin bisa memengaruhi
beberapa jenis obat farmasi, termasuk obat untuk jantung, tekanan darah, diabetes, dan obat

Pengencer darah. Kfek sampingnya hisa berupa sakit kePala, dan peningkatan kecemanan, 2)
Ohasteberry Tree Chasteberry tree dapat mengobati gejala pramonstruani. Ramuan ini diseduh
dan diminum untuk membantu meringankan rasa sakit payudara Cnastudunia) dan hot JStunhas
pada perempuan perimenopause. Ramuan juga meningkatkan progesteron, yang dapat membantu
menjana keseimbangan antara catrogen dan progontaron »elama transisi dari perimenopause ke
menopauso. Perempuan yang menguxunakan hasrmon sebagai pongendahan kelahiran
disarankan tidak menggunakan ramuan chasteberry tree. Selain Itu, perempuan yang menderita
senmtif hormon, seperti kanker payudara, harus menghindari ramuan ini. Selain itu, penderita
yang mengonsumsi obat-obatan untuk mengatasi penyakit Parkinson, dan juga mereka yang
mengonsumsi obat-obatan antipsikotik tidak disarankan untuk mengRunakan ramuan ini. 4) Red
Raspberry Leaf Daun raspberry merah dapat membantu mengurangi gejala perimenopause secara
umum. Ramuan ini efektif mengurangi aliran menstruasi yang berat, terutama yang datang pada
awal perimenopause. Ramuan ini umumnya dianggap aman untuk dikonsumsi selama
perimenopause dan memasuki masa menopause. 5) Red Clover Tanaman red clover digunakan
terutama untuk mengobati hot flashes dan gangguan keringat pada malam hari pada wanita
menopause. Red clorver juga telah digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi,
meningkatkan kekuatan tulang, dan meningkatkan kekebalan. Tanaman ini mengandung
phytocstrogen,

sejenis estrogen nabati yang membantu meningkatkan keseimbangan hormon akibat menopause.
6) Dong Guai Ramuan dong guai membantu menyeimbangkan dan mengatur kadarestrogen pada
wanita yang memasuki masa menopause, dan menjaga keseimbangan hormon. Ramuan ini juga
bisa untuk mengurangi kram perut saat PMS, dan juga dapat meringankan rasa sakit panggul di
masa menopause. Kombinasi tanaman dong guai dan chamomile dapat mengurangi hot flash
hingga 9649. Ramuan ini harus dihindari jika akan menjalani operasi pembedahan karena dapat
mengganggu penggumpalan darah. 7 Valerian Root Valerian root memiliki manfaat kesehatan
termasuk mengobati insomnia, kecemasan, sakit kepala, dan stres. Tanaman ini juga merupakan
opsi bagi perempuan yang memasuki masa menopause karena kemampuannya untuk mengurangi
hot flashes. Ramuan itu juga bisa mengobati nyeri sendi dan baik untuk perempuan yang
mengalami gejala osteoporosis untuk meningkatkan kekuatan tulang. 8) Licorice Seduhan
tanaman licorice dapat membantu mengurangi munculnya hot flashes pada perempuan yang
memasuki masa menopause. Ramuan itu juga dapat memiliki efek seperti estrogen, dan efektif
dalam meningkatkan kesehatan pernapasan serta mengurangi stres secara keseluruhan. Licorice
dapat memiliki efek buruk jika dicampur dengan obat resep tertentu, jadi konsultasikan dengan
dokter sebelum mengkonsumsinya.

9) Teh hijau Teh hijau dapat menjadi pengobatan yang efektif untuk memperkuat metabolisme
tulang dan mengurangi risiko patah tulang, terutama pada perempuan di masa menopause. Teh
hijau juga kaya akan antioksidan dan sedikit kafein. Bermanfaat untuk meningkatkan
metabolisme, membantu menurunkan berat badan pada perempuan di masa menopause. Satu
risiko dalam meminum teh hijau adalah kandungan kafeinnya mungkin bisa menimbulkan
masalah sulit tidur. 10)Ginkgo Biloba Ginkgo biloba mengandung zat fitoestrogen yang secara
alami dapat meningkatkan kadar estrogen, dan meningkatkan ketidakseimbangan hormon.
Ginkgo biloba juga dapat mengurangi gejala PMS dan fluktuasi suasana hati yang dapat terjadi
sebelum dan selama masa menopause. Ramuan ginkgo biloba biasanya tidak diseduh, tetapi
dicampurkan ke dalam minuman hangat. Ramuan ini mungkin dapat mengganggu pembekuan
darah jika diminum dalam jangka panjang. b. Suplemen Non-Botani, terdiri dari:

1) Melatonin dapat membantu tidur lebih baik dan dapat mengatasi insomnia. Perlu diperhatikan
bahwa mungkin melatonin hanya aman bila digunakan jangka pendek dan dengan dosis yang
direkomendasikan.

2) Vitamin E dapat meredakan hot/lashes, namun mungkin dapat dapat berinteraksi dengan obat
lain.
Cc. Terapi Tubuh Pikiran, terdiri dari:

1) Akupunktur dapat membantu beberapa perempuan menopause untuk mengatasi insomnia,


perubahan suasana hati, atau hot flashes.

2) Terapi magnet untuk menghilangkan rasa sakit dan hot

Siashes. Perlu diperhatikan bahwa terapi ini mungkin

gejala ini biasanya hanya berlangsung selama satu atau dua hari. 2) Dismenorea Sekunder

Kondisi nyeri yang disebabkan oleh beberapa kondisi fisik seperti polip atas fibroid di rahim,
endometriosis, penyakit radang panggul, atau adenomiosis (yakni kedinding otot rahim).

Mengalami kram selama satu atau dua hari setiap bulan adalah hal biasa, tetapi jika remaja putri
mengalami gejala yang cukup berat dan membuatnya tidak bisa berkegiatan normal, atau kram
yang berlangsung selama lebih dari tiga hari, diskusikan dengan dokter.

d. Endometriosis banya di rahim tumbuh di luar rahim, yaitu di ovarium, saluran tuba, atau
bagian lain dari rongga panggul. Kondisi nyeri panggul, dan nyeri punggung bawah.

ng telah menopause menjadilebih berisiko mengalami penyakit jantung dan osteoporosis.


C. Jenis jenis Terapi Komplementer dalam Masa Menopause
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menopause adalah berakhirnya siklus menstruasi secara alami, yang biasanya terjadi saat wanita
memasuki usia 45 hingga 55 tahun. Seorang wanita dikatakan sudah menopause bila tidak
mengalami menstruasi lagi, minimal 12 bulan.Tidak hanya berhenti menstruasi, banyak
perubahan lain terjadi dalam tubuh wanita yang menopause, mulai dari penampilan fisik, kondisi
psikologis, hasrat seksual, hingga kesuburan. Wanita yang sudah menopause tidak bisa hamil
lagi.Perubahan ini bisa terjadi secara bertahap atau tiba-tiba, dan disebut sebagai gejala
menopause. Masa terjadinya perubahan tersebut dinamakan masa perimenopause, yang dapat
berlangsung selama beberapa tahun sebelum menopause, dan umumnya dimulai saat usia 40
tahun atau bisa juga lebih awal.

DAFTAR PUSTAKA

Ayuningtyas Ika. 2019. Kebidanan Komplementer terapi Komplementer Dalam


Kebidanan.Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Bowers, J., Cheyne, H., Mould, G., & Page, M. (2014). Continuity of care in
community midwifery. Health care management science, 18(2), 195-204.

Prawirohardjo, S. 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka

Fontaine, K.L. (2015). Complementary & alternative therepies for nursing practice 2th ed. New
jersey : Person Prentice Hall.
Judith E.Deutsch, Ellen Zambo Anderson, 2008 , Complementary Therapies for Physical
Therapy
Mardjan, Abrori, 2016 , Pengobatan komplementer Holistik Modern
Dapartemen Kesehatan RI.2003. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1076/MENKES/SK/VII/2003 tentang penyelengaraan obat Tradisional.Jakarta: Dapartemen
Kesehatan RI

Anda mungkin juga menyukai