DI KABUPATEN BANTUL
SKRIPSI
Oleh
VERONIKA VIVI
16520205
YOGYAKARTA
2020
1
MOTTO
“Dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan
pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita
(Roma 5:4-5)
“Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka,
sebab Tuhan, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau, ia tidak akan membiarkan
(Ulangan 31: 6)
“Kita harus menerima kekecewaan yang hanya sementara, tetapi jangan sampai kehilangan
“Belajarlah selagi ada kesempatan, berjalanlah meski lelah, jangan pernah berhenti meski
gagal dalam mencoba, dan mengucap syukurlah dengan apa yang kamu hasilkan sendiri”
(Veronika Vivi)
5
HALAMAN PERSEMBAHAN
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas setiap berkat, rahmat dan anugerah-Nya yang senantiasa diberikan kepada
saya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir saya dengan baik.
Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dukungan, dan doa dari banyak
pihak yang ada di sekitar saya. Oleh karena itu saya ingin mempersembahkan
skripsi ini sebagai wujud rasa terima kasih saya kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus yang sudah memberikan saya kesehatan, berkat,
dan kekuatan serta kemampuan untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Orang tua yang aku hormati dan kasihi, Papah Rupinus Ase dan
Mamah Ara Mustia yang sudah selalu mendukung, mendoakan,
mengasihi, mencintai saya dan segala pengorbanan kalian selama ini
dengan tulus.
3. Adik-adik ku yang aku sayangi, Iren, Jeslin dan Felicia yang selalu
mendukung cece dan menyemangati setiap proses yang cece lewati.
4. Seluruh keluarga dan sanak saudara yang telah mendoakan dan selalu
memberikan dukungan kepada saya.
5. Bapak Drs. Sumarjono, M.Si terimakasih telah dengan sabar
membimbing, mengarahkan, dan mengajarkan saya.
6. Almamater STPMD “APMD” Yogyakarta.
7. Sahabat seperjuangan yang sangat saya cintai dan saya sayangi yang
selalu memberikan saya semangat dan doa, Andreas Budi Hermawan,
Raini Agustia, Eva Crisva, Petronela Dea Sari, dan grup Sosialita, serta
teman-teman komunitas gereja GenB, Group Zona Utara yang
Namanya tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.
8. Teman-teman seperjuangan saya selama dikampus STPMD “APMD
Yogyakarta yang tidak mampu saya sebutkan satu-persatu.
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan berkat yang telah dilimpahkan-Nya sehingga, pada akhirnya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa ada kendala dan halangan dengan
judul “Tinjauan Terhadap Alih Fungsi Lahan Pertanian di Kabupaten
Bantul”.
Penulisan skripsi ini dimaksud untuk memenuhi kewajiban dan tanggung
jawab akademi, untuk mendapat gelar sarjana pada Sekolah Tinggi Pembangunan
Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari nahwa dalam penulisan
skripsi ini tidak lepas dari dukungan baik secara moral dan spiritual dari semua
pihak sangat membantu sekali. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Sutoro Eko Yunanto, M.Si Selaku Ketua STPMD “APMD”
Yogyakarta.
2. Bapak Gregorius Sahdan, S.IP M.A selaku Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan
STPMD “APMD” Yogyakarta.
3. Bapak Drs. Sumarjono, M.Si Selaku Dosen Pembimbing yang sudah dengan
baik dan sabra dalam membimbing, memberi saran-saran selama penulisan
skripsi ini.
4. Bapak/Ibu Dosen pengajar di program Studi Ilmu Pemerintahan STPMD
“APMD” Yogyakarta
5. Seluruh Staf dan karyawan STPMD “APMD” Yogyakarta.
6. Bapak Yuni Ardi Wibowo, S.SOS Kepala Desa Bangunharjo dan staf desa
bangunharjo serta masyarakat bangunharjo.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Demikian penulisan skripsi ini. Harapan besar penulis semoga skripsi ini
memberikan manfaat baik bagi penulis maupun bagi almamater Sekolah Tinggi
Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta serta para pembaca
umumnya. Penulis menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan
dalam penulisan, maka penulis sangat mengharapkan masukan dan saran yang
membangun.
Yogyakarta, 22 Juni 2020,
Penulis,
Veronika Vivi
7
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………i
HALAMAN PERNYATAAN…………………………………………………..ii
HALAMAN PENGESAHAN…………....………………………...…………...iii
MOTTO…………………………………………………………………………iv
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………...…………...….v
KATA PENGANTAR………………………………………………………......vi
DAFTAR ISI…..………………………………….………………....…………..vii
DAFTAR TABEL…………………………………………..……………..…….xii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….……xii
INTISARI……………………………………………………………………….xiii
BAB I PENDAHULUAN……..…………..………...…………………………..1
A. Latar Belakang ………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………9
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………9
D. Manfaat Penelitian ………………………………………………….10
E. Kerangka Konsep …………………………………………………..11
1. Pengertian Tinjauan……………………………………..………11
2. Pengertian Tanah/Laha.…………………………………...…….11
3. Tanah Pertanian…………………………………………………14
4. Tanah Non Pertanian …………………………………………...15
5. Alih Fungsi Lahan ………………………………………………16
6. Dasar Hukum Alih Fungsi Lahan……………………………….19
7. Pengertian Perizinan…………………………………………….23
8. Dampak Alih Fungsi Lahan …………………………………….24
9. Politik Ruang…………………………………………………….28
10. Involusi Pertanian……………………………………………….32
F. Kerangka Pemikiran ………………………………………………..35
G. Ruang Lingkup ……………………………………………………..37
8
H. Jenis Penelitian…………………………………………….……….38
I. Unit Analisis ………………………………………….……………39
1. Subyek Penelitian ………………………………………………39
2. Lokasi Penelitian………………………………………………..40
3. Waktu Penelitian ……………………………………….………40
9
B. Analisis Data …………..……………………...…….…………………82
1. Mengidentifikasi lahan pertanian berkelanjutan dan lahan basah….82
2. Mengidentifikasi alih fungsi lahan pertanian oleh pemerintah daerah
berdasarkan kebijakan untuk dijadikan tempat pembangunan fasilitas
umum, Kawasan konserfasi atau produksi………………...…..….85
3. Mengidentifikasi alih fungsi lahan pertanian yang dilakukan oleh
pemilik lahan atau warga sebagai tempat membangun usaha atau
perumahan dan industri……………………………………………88
4. Mengidentifikasi dampak positif dan negatif atau alih fungsi lahan
pertanian terhadap lingkungan sosial, ekonomi, dan ekologi…….91
5. Strategi pengendalian yang dilakukan oleh pemerintah setelah
terjadinya alih fungsi lahan. ………………………………………98
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………….103
A. KESIMPULAN ………………………………………………………103
B. SARAN……………………………………………………………….111
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………..113
DAFTAR PERTANYAAN…………………………………………………..115
LAMPIRAN ………………………………………………………………….121
10
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk……………………………………………………..49
Tabel 2.2 Pendidikan ……………………………………………………………50
Tabel 2.3 Mata Pencaharian Pokok Penduduk ………………………………….51
Tabel 2.4 Agama/Aliran Kepercayaan…………………………………………..52
Tabel 2.5 Lahan Pertanian ………………………………………………………53
Tabel 2.6 Luas Tanaman Pangan Menurut Komoditas………………………….54
Tabel 2.7 Sarana Kesehatan……………………………………………………..57
Tabel 2.8 Sarana Pendidikan……………………………………………………58
Tabel 2.9 Prasarana Peribadatan ……………………………………………….58
Tabel 2.10 Prasarana Olah Raga ……………………………………………….59
Tabel 2.11 Prasarana Hiburan Dan Wisata……………………………………..59
Tabel 2.12 Prasarana Dan Sarana Kebersihan………………………………….60
Tabel 2.13 Data Pemerintah Desa………………………………………………65
Tabel 2.14 Peranan Pertanian Terhadap PDRB Kabupaten Bantul…………….78
Tabel 2.15 PDRB Kabupaten Bantul Tahun 2015-2019……………………….79
Tabel 3.1 Deskriptif Informan………………………………………………….81
Tabel 3.2 Perebutan Ruang …………………………………………………….97
11
INTISARI
Lahan pertanian produktif di Kabupaten Bantul semakin berkurang dari
tahun ke tahun dengan adanya pengembangan perkotaan yang menimbulkan
banyak kebutuhan lahan karena pertumbuhan penduduk, dan pembangunan
kawasan strategis baik dari tingkat nasional maupun daerah. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilik lahan mengkonversi lahan atau menjual lahan
pertaniannya adalah harga lahan, proporsi pendapatan, luas lahan, produktivitas
lahan, status lahan dan kebijakan-kebijakan oleh pemerintah. Alih fungsi lahan
pertanian merupakan ancaman terhadap pencapaian ketahanan dan kedaulatan
pangan. Kewenangan dari kabupaten dalam pemberian ijin, dan sangat diminta
agar alih fungsi tidak semakin meningkat. Daerah yang mengalami permasalahan
yang sama yaitu daerah Bantul dan sleman. Alih fungsi lahan pertanian menjadi
permasalahan tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten Bantul sebagai daerah
penghasil beras utama di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Oleh sebab itu
perlunya “Tinjauan Terhadap Alih Fungsi Lahan Pertanian di Kabupaten Bantul”
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif, yang mendeskripsikan temuan yang akan diamati tentang tinjauan
terhadap alih fungsi lahan yang ada di Kabupaten Bantul. Subyek penelitian
meliputi: Dinas Pertanian, Dinas Pertanahan dan Tata Ruang, Pemerintah Desa
Bangunharjo, Pemilik Lahan, Investor, dengan informan berjumlah 9 orang.
Penelitian di Desa Bangunharjo, Sewon, Bantul. Penelitian di lakukan selama 2
bulan. Teknik pengumpulan data meliputi: observasi, wawancara, studi
kepustakaan, dokumentasi. Sedangkan Teknik analisis data dalam penelitian
kualitatif meliputi: reduksi data, penyajian data, verifikasi dan penarikan
kesimpulan.
Dari hasil penelitian di lapangan dengan (a) Mengidentifikasi lahan
pertanian berkelanjutan dan lahan basah. Alih fungsi lahan pertanian yang
menjadi jalur hijau masih terus dilakukan seperti di daerah yang menjadi
penyangga kota khususnya Desa Bangunharjo. (b) Mengidentifikasi alih fungsi
lahan pertanian oleh pemerintah daerah berdasarkan kebijakan untuk dijadikan
tempat pembangunan fasilitas umum, Kawasan konserfasi atau produksi.
Pemerintah akan mengutamakan pembangunan kawasan strategis dan
membiarkan pembangunan yang melibatkan lahan pertanian berkelanjutan. Dan
menetapkan sendiri daerah industry dan konservasi. (c) Mengidentifikasi alih
fungsi lahan pertanian yang dilakukan oleh pemilik lahan atau warga sebagai
tempat membangun usaha atau perumahan dan industri. Masyarakat melakukan
alih fungsi lahan dengan cara illegal karena kebutuhan. (d) Mengidentifikasi
dampak positif dan negatif atau alih fungsi lahan pertanian terhadap lingkungan
sosial, ekonomi, dan ekologi. Budaya gotong-royong yang ada di desa mulai
luntur, penduduk dari perkotaan menilai segala sesuatu dengan uang. (e)Strategi
pengendalian yang dilakukan oleh pemerintah setelah terjadinya alih fungsi lahan.
Pemerintah menetapkan Rencana Detail Tata Ruang(RDTR) dan membuat
pengawasan dengan memperketat ijin alih fungsi lahan pertanian. Memberikan
insentif, dan mencari lahan kering sebagai pengganti.
Kata Kunci : Tinjauan, alih fungsi, lahan pertanian.
12
BAB I
Indonesia hadapi adalah pembentukan political will yang kuat dan berlaku multi
pusat dan daerah, masyarakat madani serta swasta), karena akan membutuhkan
dan membutuhkan komitmen dan political will yang besar dari pemerintah serta
seperti di sebutkan di atas akan sukar membuat komitmen dan political will untuk
merealisasikannya dalam suatu jangka waktu yang lama. Terlebih lagi dengan
membutuhkan political will dari pusat dengan dukungan dari daerah, mungkin
Alih fungsi lahan bukan masalah yang baru terjadi, Faktor-faktor yang
13
pertaniannya adalah harga lahan, proporsi pendapatan, luas lahan, produktivitas
dapat diartikan sebagai kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian
rencana tata ruang kawasan perkotaan sendiri, diatur alokasi pemanfaatan ruang
kualitas permukiman yang layak huni dan berkelanjutan. Rencana tata ruang
Lahan pertanian yang ada di kabupaten Bantul semakin berkurang dari tahun
ke tahun dengan adanya alih fungsi lahan baik oleh pemerintah maupun pribadi.
dan kedaulatan pangan. Kepala Dinas Pertanian DIY, Sasongko menjelaskan jika
kendala dari dinas pertanian untuk meningkatkan hasil panen, salah satunya
adalah alih fungsi lahan produktif pertanian yang semakin tahun semakin
bertambah. Pada dasarnya peraturan daerah yang mengatur tentang ini sudah ada,
namun tetap saja alih fungsi lahan produktif pertanian masih menjadi
dalam pemberian ijin, dan sangat diminta agar alih fungsi tidak semakin
meningkat. Daerah yang mengalami permasalahan yang sama yaitu daerah Bantul
14
dan sleman. Kebanyakan lahan produktif di alih fungsikan sebagai perumahan,
ruko maupun lainnya. Dari pemerintah DIY sudah melakukan upaya yang
maksimal agar mengurangi pengalih fungsian lahan produktif, dalam setahun bisa
250 hektar lebih selain berkoordinasi dengan kabupaten agar jangan sampai
semakin banyak lahan produktif dialih fungsikan. Dinas pertanian DIY juga
membuat irigasi baru bagi daerah yang mengalami kesulitan air dimusim
Rustiadi dkk (2011: 114) menyatakan bahwa dalam hukum ekonomi pasar,
alih fungsi lahan berlangsung dari aktivitas dengan tingkat land rent lebih rendah
ke aktivitas dengan land rent lebih tinggi. Menurut Barlowe (1978:181) nilai land
rent memiliki hubungan yang erat dengan alokasi sumber daya lahan antara
berbagai kompetisi penggunaan sector komersial dan strategis. Karini (2013: 19)
15
menyatakan bahwa berbagai kebijakan yang menyangkut masalah pengendalian
alih fungsi lahan sawah sudah banyak dibuat, namun hingga saat ini
Daerah Kabupaten Bantul Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
RTRW tersebut perlu untuk didetailkan sesuai dengan ketentuan yang diatur
Penataan Ruang. Pada Pasal 59 diatur bahwa setiap RTRW kabupaten/ kota harus
Bagian dari wilayah yang akan disusun RDTR tersebut merupakan kawasan
yang lebih tinggi, baik pada lingkup kawasan maupun daerah. Kebijakan penataan
Hal ini diindikasikan dari belum ditetapkannya RDTR ( Rencana Detail Tata
16
Kecamatan Sewon, dan Kecamatan Kasihan. Dampaknya terlihat pada peruntukan
wilayah dengan tingkat kesuburan lahan yang tinggi dan memiliki jaringan irigasi
teknis yang baik. Dengan demikian, secara signifikan akan mempengaruhi tingkat
Kabupaten Bantul.
17
kedaulatan pangan, meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pangan dan
dan penggunaan lahan pertanian sebagai fasilitas umum. Pada tingkatan mikro,
proses alih fungsi lahan pertanian (konversi lahan) dapat dilakukan oleh petani
sendiri atau dilakukan oleh pihak lain. Alih fungsi lahan yang dilakukan oleh
pihak lain memiliki dampak yang lebih besar terhadap penurunan kapasitas
produksi pangan karena proses alih fungsi lahan tersebut biasanya mencakup
kawasan perumahan. Proses alih fungsi lahan yang dilakukan oleh pihak lain
pemilikan lahan petani kepada pihak lain b. Pemanfaatan lahan tersebut untuk
kegiatan non pertanian Konversi lahan dapat dilakukan oleh orang atau individu
kepada individu dan individu dengan dengan pemerintah untuk kegiatan non
18
pertanian sesuai dengan rencana tata ruang wilayah di daerah tersebut, Menurut
terhadap ketahanan pangan pada tahun 2015 telah terjadi alih fungsi lahan seluas
kedaulatan pangan. Dalam peraturan daerah telah ditetapkan luas lahan pertanian
pangan berkelanjutan di kabupaten Bantul paling kurang 13.000 ha. Beberapa isu
strategis terkait pemanfaatan dan penyediaan pemanfaatan ruang antara lain masih
maraknya alih fungsi lahan, yang bertentangan dengan hukum dan peraturan
pertanian menjadi non pertanian. Alih fungsi pertanian yang tinggi dikarenakan
Pengembangan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) sejalan dengan visi gubernur
19
satunya dengan pembangunan JJLS dengan melibatkan 16,58 km. Pembangunan
Jogja Outer Ring Road (JORR) pembangunan jalan lingkar luar Yogyakarta atau
menggunakan strategi menjaga keterkaitan kawasan dalam kota, antar kota, dan
antar kota dengan desa. Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan
agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah disekitarnya.
20
Mempertahankan dan mengembangkan pusat pertumbuhan di kawasan yang telah
Kabupaten Bantul”
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah
Bantul?
lahan pertanian?
C.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian dengan judul Tinjauan terhadap alih fungsi
21
c. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis strategi yang dilakukan
Bantul.
agraria di Indonesia, skripsi ini juga diharapkan menjadi salah satu referensi yang
kebijakan alih funsi lahan pertanian menjadi perumahan agar muncul kebijkan
yang lebih baik dan tepat sasaran untuk tujuan pengendalian alih fungsi lahan
kehidupan.
D. Manfaat penelitian
besarnya yaitu:
1. Manfaat teoritis
Administrasi.
22
2. Manfaat praktis
lingkungan.
E. Kerangka Konsep
1. Pengertian Tinjauan
Kata tinjauan berasal dari kata tinjau yang berarti melihat, menjenguk,
pengolahan, Analisa dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan
23
2. pengertian tanah\lahan
kata tanah banyak kita jumpai pada lagu-lagu wajib dan lagu kebangsaan
d). Daratan
e). Permukaan bumi yang terbatas yang ditempati suatu bangsa yang
dimensi luas yang diistilahkan sebagai lahan (land), dan makna lain adalah
dalam dimensi volume yang diistilahkan tetap sebagai tanah (soil). Lahan
24
(land) digunakan untuk penggunaan kata menyangkut bidang tanah,
Dilain pihak kata tanah dipahami dengan tidak membedakan tanah sebagai
land atau soil . dalam konteks hukum istilah tanah sering dipakai
undangan. Sebagai contoh adalah penggunaan kata tanah dan lahan dalam
a). Lahan adalah bagian daratan dari permukaan bumi sebagai suatu
b). tanah adalah permukaan bumi, baik yang berupa daratan maupun yang
ruang diatas dan di dalam tubuh bumi ( UU No. 39 Tahun 2014 tentang
perkebunan).
25
Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA).” Dalam pengertian yang lebih
3. Tanah Pertanian
pertanian yang selain sebagai persawahan dan tegalan juga semua tanah
tanah belukar bekas ladang dan hutan yang menjadi tempat mata
pencaharian bagi yang berhak. Lahan mempunyai arti penting bagi para
kepentingan antar aktor yaitu petani, pihak swasta, dan pemerinntah dalam
26
bagi manusia. Menurut Sumaryanto dan Tahlim (2005) menyebutkan
Pertama, use values atau nilai penggunaan dapat pula disebut sebagai
personal use values. Manfaat ini dihasilkan dari hasil eksploitasi atau
Kedua, non use values dapat pula disebut sebagai intrinsic values atau
lahan pertanian termasuk dalam kategori ini. Salah satu lahan pertanian
sawah. Lahan sawah adalah suatu tipe penggunaan lahan yang untuk
selalu memiliki permukaan datar atau yang didatarkan dan dibatasi oleh
tinggal/rumah,
27
b. Tanah perusahaan (penggunaan tanah untuk pasar, pertokoan,
dan lainlain)
umum)
lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Alih fungsi lahan juga dapat
28
Kita ketahui bahwa percetakan sawah dilakukan dengan biaya tinggi,
namun ironisnya konversi lahan tersebut sulit dihindari dan terjadi setelah
system produksi pada lahan sawah tersebut berjalan dengan baik. Konversi
konversi lahan menjadi masalah karena terjadi di atas lahan pertanian yang
masih produktif.
ekonomi. 2. Faktor internal; faktor ini lebih melihat sisi yang disebabkan
29
hal, pertama adanya keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang
undangan yang tidak efektif, baik itu segi substansi ketentuannya yang
tidak jelas dan tidak tegas, maupun penegaknya yang tidak di dukung oleh
menurun. Jadi dari pendapat di atas disimpulkan bahwa alih fungsi lahan
sendiri. Selain itu, disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: pertama faktor
pertumbuhan perkotaan, kedua faktor internal; faktor ini lebih melihat sisi
30
yang disebabkan oleh kondisi sosial ekonomi, ketiga faktor kebijakan;
yang lebih baik. Dalam hal ini alih fungsi lahan yang terjadi di Indonesia
tetapi juga tidak didukung oleh “tidak menarik”nya sektor pertanian itu
kerja pertanian yang semakin sedikit, serta diperkuat dengan harga hasil
konsep hak asasi manusia atas lingkungan hidup yang sehat sebagai
mana dimaksud dalam Pasal 28H ayat (1) UUD 1945 yaitu: “Setiap
orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
31
Selain tercermin pada gagasan tentang kekuasaan dan hak asasi
33 ayat (4) UUD 1945. Pasal 33 ayat (3) berbunyi: “Bumi air dan
(4) berbunyi:
semua yang ada di Indonesia dalam hal ini mengatur kekayaan alam
32
Dari pasal diatas dapat diartikan lahan sebagai sumber pekerjaan
dan kedaulatan pangan. Dari uraian tentang dampak alih fungsi lahan
pertanian menjadi
33
Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2012 tentang Penetapan dan
kurang lebih 13.324 (tiga belas ribu tiga ratus dua puluh empat) Hektar
atau 26,29% (dua puluh enam koma dua sembilan persen) dari luas
Dari pasal diatas dapat disimpulkan bahwa lebih dari 1/4 bagian
34
produktif diperuntukkan sebagai lahan pertanian kita dapat melihat
7. Pengertian Perizinan
2010 . Hal 208) membagi pengertian izin dalam arti luas dan sempit
siswi, 2011, Kajian Yuridis Pelaksanaan Izin Alih Fungsi Lahan Pertanian
35
dengan memenuhi prosedur cara yang telah ditentukan untuk masing-
memeriksa suatu obyek izin dengan kriteria yang secara substantive sangat
Dampak Negatif
pengangguran.
36
c. Berkurangnya ekosistem sawah terutama di jalur pantai utara Pulau
permanen.
37
f. Pemborosan anggaran pembangunan jaringan irigasi Apabila tanah
h. Perubahan sosial Hal ini tentu akan terjadi apabila banyak sawah
warga asal.
Dampak positif
38
1. Pembangunan bidang usaha mandiri seperti ruko, toko dan
usaha mandiri dan pabrik jelas akan menambah nilai jual tanah
tanah di sekitarnya.
39
9. Politik Ruang
Konsep ruang sebagai ruang sosial ini bisa kita runut dari latar
bahwa dalam sistem kapitalis buruh sebagai entitas yang konkret (mutlak)
pemikiran Marx tersebut, bahwa ruang dalam dunia kapitalis saat ini telah
40
merinci beberapa kontradiksi yang menyertai berkembangnya ruang-ruang
bersama yang dikuasai oleh rezim Hak Milik (private property). Akibatnya
mengaksesnya.
pertukaran).
41
ini bisa dilihat pada peta, gambar rencana ruang, informasi dan
ruang itu sendiri tetapi pada sesuatu yang lain: kekuatan adi kodrati,
dari alam, seperti pohon atau formasi topografi yang menonjol; atau
"lanskap."
integral dari setiap praktik sosial, terdiri dari segala sesuatu yang
bisa dicerap oleh panca indera; tidak hanya dilihat tapi didengar,
42
materialitas "elemen" yang pada akhirnya menyusun sebuah
"ruang”.
pengetahuan.
Akan selalu terdapat surplus, sisa, atau residu berharga yang tak
43
pertanian ini sebenarnya memakai teori Lefebvre untuk membaca,
kondisi involutif yang menurut Geertz terjadi pada dua sistem. Pertama
terjadi involusi pada sistem pertanian, yaitu sistem yang bertambah rumit
baik cara bertani maupun irigasi. Sistem bagi hasil yang kompleks dan
ruwet, misalnya tanah sepetak yang kecil milik keluarga petani harus
tidak muncul kelas-kelas sosial yang tajam, seperti tidak ada batas yang
jelas antara tuan tanah dan buruh karena semua mendapat bagian yang
kecil. Seorang tuan tanah pun masih ikut mburuh di usaha tani orang lain
yang mutlak. Jika ada keinginan untuk menjadi patron, maka selalu ada
44
budaya masyarakat Jawa akibat involusi pertanian mereka juga ikut
kelas borjuis dan proletar. Orientasi tanaman industri ekspor dan migas
petani kecil cukup besar karena tidak harus terbebani dengan tanam paksa
dan membutuhkan tenaga kerja yang tidak banyak. Atas hal ini menurut
Geertz di luar Jawa tidak terjadi involusi. Ini karena jika pertanian ladang
kerja diimpor dari Jawa maupun Cina, karena pribumi di sana dianggap
tidak bisa bekerja. Namun pribumi di luar Jawa tetap memainkan peran
besar pada komoditas ekspor seperti lada, karet, kopra atau tembakau
45
banyak pribumi yang meninggalkan padi dan beralih pada perladangan
hidup seperti longgarnya sistem hak milik, lunturnya adat dan masyarakat
apa yang terjadi di Jawa. Setelah Indonesia berdiri dan lepas dari
begitu lama.
46
F. Kerangka Pemikiran
UUD 1945
Undang-undang No 41 tahun 2009 Tentang tentang perlindungan lahan pertanian berkelanjutan.
Peraturan Pemerintah No 12 Tahun 2012 tentang Insentif Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2012 tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan.
Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 04 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah(RTRW)
Kabupaten Bantul Tahun 2010-2030
Pemerintah Kabupaten
Bantul
47
Berdasarkan peraturan Undang-Undang bahwa pengalih fungsian
lahan juga tercermin pada konsep demokrasi yang retkait dengan prinsip
penyempitan lahan itu sendiri membuat volume dalam produksi padi yang
khususnya baik itu secara positif maupun secara negatif. Sehingga dari itu
48
perizinan dengan lebih memperhatikan penataan kota yang sesuai dengan
pengaruhi oleh pengairan dan wilayah yang dekat dengan perkotaan dan
pertaniannya.
G. Ruang Lingkup
49
3. Mengidentifikasi alih fungsi lahan pertanian yang dilakukan oleh pemilik
lahan atau warga sebagai tempat membangun usaha atau perumahan dan
industri.
alihfungsi lahan.
H. Jenis Penelitian
Definisi metode ini seperti yang di kemukakan oleh Bogdan dan Taylor
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat di
amati. Menurut mereka pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu
secara holistik (utuh). Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan
50
individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu
I. Unit Analisis
bahwa unit analisis adalah satuan yang diteliti yang bisa berupa individu,
tersebut, peneliti dengan sendirinya akan memperoleh siapa dan apa yang
1. Subyek Penelitian
51
Desa Bangunharjo : 1.Bapak Sayana
2.Bapak Susjiwanto
2.Bapak Dumingin
2. Lokasi Penelitian
3. Waktu Penelitian
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang
lebih banyak menampilkan uraian kata- kata dari pada angka. Oleh karena itu
sebagai berikut :
1. Observasi
52
2. Teknik Wawancara
tujuan tertentu, dalam hal ini yang dibahas adalah penelitian yang sifatnya
Kabupaten Bantul dalam alih fungsi lahan tersebut. Dalam hal ini akan
3. Studi Kepustakaan
53
tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari
4. Dokumentasi
K. Keabsahan Data
54
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seorang dengan berbagai
L. Analisis data
yang dapat dikelola, mencari dan menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain
(Moleong, 2012: 248). Data yang diperoleh dari studi lapangan atau studi
yaitu setelah data terkumpul kemudian dituangkan dalam bentuk uraian logis
dari hal yang bersifat umum menuju hal yang bersifat khusus ( Soekanto,
2013: 10). Penelitian ini akan menarik kesimpulan dengan metode deduktif.
55
penelitian secara ringkas dan jelas yaitu dimulai dari hal- hal yang bersifat
umum menuju ke hal - hal yang bersifat khusus. Pada teknik ini data-data
yang telah diperoleh akan dilanjutkan dengan proses pengolahan dan dikemas
pengumpulan data. Setelah data terkumpul, data tersebut akan dipilih, diberi
akan diketahui data-data mana saja yang dibutuhkan dan data mana yang
tidak perlu digunakan dalam penelitian. Dengan demikian data yang telah
dalam bentuk teks narasi. Sehingga hasil temuan di lapangan dapat dijelaskan
56
c. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan
Setelah data dikumpulkan, direduksi dan disajikan dalam bentuk teks narasi,
57
BAB II
A. Geografi
wilayah dapat dicapai dengan kendaraan bermotor roda dua atau roda
empat, jarak dengan pusat pemerintahan 2,00 km dari ibu kota kecamatan,
7,00 km dari ibu kota kabupaten, dan 12,00 km dari ibu kota propinsi.
MERGANGSAN.
58
Luas tanah sawah : 323,27 Ha
Jumlah luasan ini memiliki arti bahwa tanah yang masih merupakan
Tanah basah, perkebunan, serta tanah hutan tidak ada di daerah ini. Tanah
pasar 0,25 Ha, jalan 30,52 Ha, usaha perikanan 3,20 Ha, sutet/ aliran listrik
tegangan tinggi 2,70 Ha. Kebun desa, sawah desa, ruang publik/taman
20,00 suhu rata-rata harian 34,00 oC tinggi tempat dari permukaan laut
59
125,00 mdl. Jenis dan kesuburan tanah, Tanah di desa bangunharjo
Ha, Kawasan pertokoan/ bisnis 1,50 Ha, Kawasan campuran 1,50 Ha,
Kawasan industry 1,75 Ha, dengan perbatasan antar kecamatan lain seluas
20,00 Ha. Wilayah ini juga rawan banjir dengan bantaran sungai/DAS
18,60 Ha. Namun memiliki daerah yang bebas banjir seluas 660,10 Ha,
daerah ini tergolong rawan jalur gempa bumi seluas 679,10 Ha. Kawasan
Jarak desa bangunharjo ke ibu kota kecamatan 2,00 Km, dengan lama
0,06 jam. Sedangkan jika ditempuh dengan berjalan kaki memakan waktu
0,50 jam, sarana transportasi umum tidak tersedia. Jarak desa bangunharjo
ke kota kabupaten atau kota ditempuh dengan jarak 7,00 Km, lama jarak
tempuh ke ibu kota kabupaten dengan berjalan kaki atau kendaraan non
60
tidak tersedia. Jarak ke ibukota provinsi dapat ditempuh dengan jarak
12,00 Km, dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor selama 0,50 jam,
B. Demografi
1. Jumlah penduduk
Tabel 2.1
Dari data di atas dapat di lihat bahwa jumlah penduduk paling banyak
2. Pendidikan
sebagai berikut :
61
Tabel 2.2
62
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat
tidak adanya masyarakat yang tidak pernah tidak sekolah usia 7-18
tahun, hanya usia 18-56 terdapat 5 orang yang tidak pernah sekolah,
sangat baik. Dari tabel di atas juga dapat dilihat tingginya jumlah
masyarakat yang belum bekerja yaitu 5429 orang, dan dapat dikatakan
Tabel 2.3
63
Dari tabel diatas masyarakat mayoritas bekerja sebagai buruh tani
Tabel 2.4
279 orang, katholik 121 orang, hindu 7 orang dan budha 5 orang.
C. Ekonomi
1. Pertumbuhan ekonomi
64
yang memiliki peranan paling besar dan memiliki keunggulan yang relatif
2. Potensi ekonomi
a. Lahan pertanian
penggunaan :
jumlah keluarga.
Tabel 2.5
No Keterangan Jumlah
1 Jumlah keluarga memiliki tanah 7.864 keluarga
pertanian
2 Tidak memiliki lahan pertanian 1.204 keluarga
3 Memiliki kurang 10 ha 7.864 keluarga
4 Memiliki lebih dari 10 ha 0 keluarga
5 Jumlah total keluarga petani 9.068 keluarga
Sumber : Profil Desa Bangunharjo 2019
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah keluarga yang
65
jumlah 1.204 keluarga yang tidak memiliki lahan pertanian.
Tabel 2.6
Luas tanaman pangan menurut Komoditas
No Nama barang Luas lahan Jumlah
1 Jagung 20,00 Ha 5,40 Ton/ha
2 Kacang kedelai 10,00 Ha 1,58 Ton/ha
3 Kacang tanah 15,00 Ha 2,50 Ton/ha
4 Padi sawah 323,26 Ha 7,00 Ton/ha
Sumber : Profil Desa Bangunharjo 2019
Dari tabel diaatas dapat dilihat bahwa produksi padi sawah masih
5,40 Ton/ha, kacang tanah 2,50 Ton/Ha, kacang Kedelai 1,58 Ton/Ha.
c. Perkebunan
66
bangunharjo tidak memiliki lahan perkebunan, namun memiliki
komoditas seperti kapuk dengan luas 0,05 Ha dan hasil 0,66 Kw/Ha.
Desa juga memiliki hasil hutan seperti pohon jati 21.00 batang/TH.
kacang tanah, dan padi sawah. Kayu kayuan seperti pohon jati dan
peternakan seperti telur, dan perikanan budidaya ikan laut yang ada di
jermal, ada juga perikanan seperti ikan lele, bawal, dan nila.
e. Industri
unit, industri alat pertanian 8 unit, industri kerajian 55 unit, dan rumah
67
f. Pariwisata
Jalur jalan yang menghubungkan desa atau kota diwilayah ini sangat
umumnya sudah sangat keras karena sangat dekat dengan kota, dan
Panjang jalan tanah 125,00 KM, Panjang jalan sirtu 1,00 KM.
ada 1, kantor pos pembantu ada 1, jumlah radio ada 1796, jumlah tv
ada 6766, koran dan majalah/ bulletin sudah sangat digunakan karena
memerlukan tangki air bersih, tidak ada embung, mata air pegunungan.
68
menggunakan sumur pompa 604 unit dan sumur gali 5427 unit.
resapan air rumah tangga 34 rumah, MCK umum ada 3 unit, tidak ada
limbah ada 3.
d. Sarana kesehatan
Tabel 2.7
apotik dan lainnya. Serta tenaga kesehatan yang sudah sangat memadai
69
e. Sarana Pendidikan
Tabel 2.8
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dengan adanya sarana mulai
dari tingkat pendidikan dini dari Gedung bermain anak yang banyak,
f. Prasarana peribadatan
Tabel 2.9
katholik 1 buah.
70
g. Prasarana olah raga
Tabel 2.10
Tabel 2.11
71
i. Prasarana dan sarana kebersihan
Tabel 2.12
Dengan jumlah 2550 unit tong sampah untuk tetap membuang sampah
pada tempatnya.
E. Sosial Budaya
1. Kesehatan
balita gizi kurang 0 jiwa, angka kecukupan gizi masyarakat meningkat dan
lain-lain.
72
2. Kebudayaan
Desa bangunharjo memiliki berbagai potensi seni budaya yang saat ini
dekorasi.
3. Lembaga Pemerintahan
Lebih Baik.
Misi :
73
3. Meningkatkan pelayanan public dengan sistem pelayanan satu pintu
penyuluhan.
perempuan.
pembangunan.
Tujuan :
74
3. Mewujudkan perkembangan peningkatan nilai-nilai pemerintahan
dan religious.
bangunharjo terdiri dari kepala desa/lurah beserta perangkat desa dan satu
orang pegawai negeri sipil dengan posisi jabatan sebagai sekretaris desa.
75
b. Bagan struktur pemerintahan desa bangunharjo
Kepala BPD
Desa/Lurah
Sekretaris
desa
DK mredo
76
c. Data pemerintah desa
Tabel 2.13
Data Pemerintah Desa Bangunharjo
77
d. Tugas dan fungsi pemerintah desa
1. Kepala Desa
sebagai berikut :
78
Pasal 6 menjelaskan tentang Tugas dan Fungsi Kepala
Desa berbunyi :
pemberdayaan masyarakat.
wilayah.
kesehatan.
79
lingkungan hidup, pemberdayaan keluarga, pemuda,
2. Sekretaris Desa
yang berbunyi :
Sekretariat Desa.
80
Perangkat Desa, BPD, dan lembaga pemerintahan desa
lainnya.
penyusunan laporan.
3. Kepala Urusan/Kaur
berbunyi :
pemerintahan.
81
2. Kepala urusan keuangan memiliki fungsi seperti
lainnya.
penyusunan laporan.
82
pertanahan, pembinaan ketentraman dan ketertiban,
83
1. Pembinaan ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan upaya
pembangunan.
Itulah pemaparan tentang Tugas dan Funsi dari pada Kepala desa
1. Sejarah
merupakan gabungan dari tiga SKPD yang sebelumnya terpisah yaitu, Dinas
84
Istimewa Yogyakarta sesuai dengan UU No.23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah.
Peraturan Bupati Bantul No. 115 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Pertanian Pangan Kelautan
2. Tugas Pokok
3. Fungsi
dan perikanan
85
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati Bantul sesuai
4. Tujuan
5. Strategi
d. Pengembangan perikanan
6. Kebijakan
86
7. Visi
yang
kehidupan sosial.
pembangunan.
8. Misi
87
1. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat difokuskan pada percepatan
2021)
9. Organisasi
1. Kepala Dinas
Penyuluhan.
88
6. Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan terdiri atas: Seksi Perbibitan
dan Pemasaran
10. Inovasi
Pertanian, pangan kelautan dan perikanan. Kualitas beras Bantul cukup baik
terutama di dalam rasa beras yang lebih enak, walaupun fisiknya lebih kecil.
fluktuatif terutama saat panen raya arga rendah sehingga petani rugi.
89
11. Peranan pertanian, peternakan, perburuan, dan jasa pertanian
Tabel 2.14
tumbuh sebesar 0,13 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan
tahun 2018 yang tumbuh sebesar 2,00 persen. Pada tahun 2019 anomali cuaca
masih terjadi yang berakibat curah hujan tinggi, yang masih berdampak
daerah di Bantul. Akan tetapi keadaan ini tidak memberikan dampak yang
makan minum; konstruksi; dan perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil
90
dan sepeda motor. Hal ini dapat dilihat dari dari peranan masing-masing
Bantul. Peranan terbesar dalam pembentukan PDRB Bantul pada tahun 2019
persen ( angka ini meningkat dari 15,06 persen di tahun 2015). Selanjutnya
turun dari 14,60 persen di tahun 2015), disusul oleh lapangan usaha
penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 11,92 persen ( naik dari
9,75 persen ( naik dari 9,33 persen di tahun 2015) dan lapangan usaha
perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil, dan sepeda motor sebesar
Bantul atas dasar harga yang berlaku menurut lapangan usaha, 2015-2019
sebagai berikut :
Tabel 2.15
91
Kategori pertanian, kehutanan dan perikanan ini perananya
92
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Buku Profil Dinas Pertanian Pangan Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Bantul
Djambatan
Berkelanjutan
PERDA Kabupaten Bantul No.4 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW)
125
Waskito, Ir Hadi Arnowo, M.App.Sc.”pertanahan, agrarian, dan tata ruang”
Jakarta: kencana
Skripsi :
Hal.11
N.M. dan J.M.J.M. ten berge, “Pengantar Hukum Perizinan”, disunting oleh
Siswi, Rosianita dewi adia, 2011, ”Kajian Yuridis Pelaksanaan Izin Alih Fungsi
Internet:
https://bantulkab.bps.go.id/publikasi.html
https://dptr.bantulkab.go.id/hal/peta-rencana-pola-ruang-pdf
https://www.researchgate.net/profile/Andi_Setiawan9/publication/318501936_PRODUK
SI_RUANG_SOSIAL_SEBAGAI_KONSEP_PENGEMBANGAN_RUANG_PERKOT
AAN_KAJIAN_ATAS_TEORI_RUANG_HENRY_LEFEBVRE/links/5b43eb1d458515
f71cb88d2a/PRODUKSI-RUANG-SOSIAL-SEBAGAI-KONSEP-PENGEMBANGAN-
RUANG-PERKOTAAN-KAJIAN-ATAS-TEORI-RUANG-HENRY-LEFEBVRE.pdf
https://spektrumologi.wordpress.com/2014/01/08/ekologi-jawa-dalam-involusi-
pertanian-proses-perubahan-ekologi-di-indonesia-clifford-geertz/
126
PEDOMAN WAWANCARA
Identitas Informan
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
Alamat :
Tanggal Wawancara :
Pertanyaan Wawancara
Dinas Pertanian
permasalahan ini?
127
9. Bagaimana kebijakan pemerintah terhadap pembangunan fasilitas umum,
Identitas Informan
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
Alamat :
Tanggal Wawancara :
Pertanyaan Wawancara
Desa Bangunharjo
1. Apa yang menjadi masalah dalam mengelola lahan pertanian yang ada di
desa bangunharjo?
lahan pertanian?
6. Apa dampak positif dan negatif bagi lingkungan yang ada didesa bangun
128
7. Bagaimana pemerintah desa mempertahankan program dari pemerintah
Identitas Informan
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
Alamat :
Tanggal Wawancara :
Pertanyaan Wawancara
Pemilik lahan
1. Apa yang menjadi alasan ingin melakukan alih fungsi lahan pertanian ?
6. Dimana letak posisi lahan yang dimiliki apakah termasuk status yang
dibidang pertanian?
129
8. Harapan apa yang diinginkan pemerintah lakukan dalam memberikan
10. Bagaimana solusi yang dilakukan jika dampak yang dihasilkan adalah
11. Apa kontribusi bagi petani jika terjadi alihfungsi lahan pertanian?
dilaksanakan?
Identitas Informan
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
Alamat :
Tanggal Wawancara :
Pertanyaan Wawancara
Investor
130
6. Kendala apa yang dialami saat proses pembangunan ?
8. Apa manfaat bagi masyarakat yang ada disekitar dan pemilik modal ?
pembangunan ?
Identitas Informan
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
Alamat :
Tanggal Wawancara :
Pertanyaan Wawancara
pemerintah ?
131
5. Edukasi atau solusi yang diberikan pemerintah ketika perijinan tidak bisa
dilakukan ?
peraturan daerah?
10. Apa yang dilakukan bagi masyarakat yang tidak melakukan ijin
pembangunan?
132
DOKUMENTASI
133
Wawancara Bersama kepala bidang dinas pertanian
134
Wawancara Bersama pemilik lahan pertanian
135
ALIH FUNGSI LAHAN
PERTANIAN
DI KABUPATEN BANTUL
(Studi Penelitian Deskriptif Kualitatif Di Desa
Bangunharjo, kecamatan sewon, Kabupaten
Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta )
2. Teknik wawancara
3. studi kepustakaan
4. dokumentasi
Bab 2
Dinas pertanian
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah keluarga yang memiliki tanah pertanian masih
sangat banyak yaitu 7.864 keluarga, mayoritas masih memiliki lahan pertanian. Dengan
jumlah 1.204 keluarga yang tidak memiliki lahan pertanian. Artinya desa bangunharjo masih
berpotensi besar untuk memproduksi hasil pertanian setiap tahunnya.
Bab 3 analisis data
1 . M E N GI DE N T I F I K A S I L A H A N P E R TA N I A N B E R K E L A N J U TA N DA N L A H A N B A S A H
2 . M E N GI DE N T I F I K A S I A L I H F U N G S I L A H A N P E R TA N I A N O L E H P E M E R I N TA H
d a e r a h B E R DA S A R K A N K E B I JA K A N U N T U K D I JA D I K A N T E M PAT P E M B A N G U N A N
f a s i l i t a s U M U M , K AWA S A N KO N S E R FA S I ATAU P R O D U K S I
3 M E N G I D E N T I F I K A S I A L I H F U N G S I L A H A N P E R TA N I A N YA N G D I L A K U K A N O L E H
p e m i l i k L A H A N S E B AG A I T E M PAT M E M B A N G U N U S A H A ATAU P E R U M A H A N DA N
i n d u s t ri
4 . M E N GI DE N T I F I K A S I DA M PA K P O S I T I F DA N N E G AT I F A L I H F U N G S I L A H A N
p e r t a n i a n T E R H A DA P L I N G K U N G A N S O S I A L , E KO N O MI , DA N E KO LO G I
5 . ST R AT E G I P E N G E N DA L I A N YA N G D I L A K U K A N O L E H P E M E R I N TA H S E T E L A H
te r j a d i nya A L I H F U N G S I L A H A N
Kesimpulan
Kabupaten Bantul memiliki daerah-daerah yang menjadi penyangga kota, yaitu kabupaten yang
berbatasan dengan kota Yogyakarta secara langsung. Dan pembangunanya tidak dapat
dihindarkan, Lahan-lahan pertanian hijau banyak yang telah berubah fungsi dari pertanian ke non
pertanian baik secara legal maupun illegal.
1. Mengidentifikasi lahan pertanian berkelanjutan dan lahan basah
Pemerintah desa khususnya bangunharjo tidak dapat melarang masyarakatnya untuk
melakukan alih fungsi karena masyarakat perlu memenuhi kebutuhannya baik secara
sandang, pangan dan papan. Dan permasalahannya adalah warga tidak melakukan ijin
pengalih fungsian terutama Kawasan hijau yang ada dipinggiran yang dekat dengan kota
dan perkembangan perkotaan membuat tempat tempat tinggal menjadi sangat diperlukan,
karena populasi penduduk yang berkembang kearah pinggiran kota.
2. Mengidentifikasi alih fungsi lahan pertanian oleh pemerintah daerah
berdasarkan kebijakan untuk dijadikan tempat pembangunan fasilitas umum,
Kawasan konserfasi atau produksi
Strategi pemerintah dalam pembangunan perkotaan, pemerintah terutama dinas tata ruang
akan mengabaikan perlindungan lahan pertanian jika ada pembangunan fasilitas umum.
Namun pemerintah sudah menetapkan beberapa tempat yang sudah menjadi Kawasan
industri, Kawasan konservasi, karena sudah memperhitungkan aspek lingkungan. Dan
pemerintah mengutamakan pembangunan program strategis daerah yang merupakan
pembangunan nasional.
3. Mengidentifikasi alih fungsi lahan pertanian yang
dilakukan oleh pemilik lahan atau warga sebagai tempat
membangun usaha atau perumahan dan industri.
Kond isi DARI K EBU T UHN AN YAN G MEN UN TUT UN T U K MEMB AN G UN U S AHA
d i ATAS L AHAN PERTANI AN DAN L AHAN HI JAU. PEMERIN TAH PUSAT DAN
de sa T IDAK BI S A MEMB ERI K AN SOLUSI YAN G PEMERIN TAH L AK U KAN
mem b iarkan PEMB AN G UN AN JI K A L AHAN YAN G D I MILI KI MEMAN G
diwar iskan DAN L AHANN YA SEMPI T. PEMB AN GUN AN DIL AK UK AN MAK SI MAL
3 0 0 M 2 L EB I H DARI I T U T I DAK D I PERB OL EHK AN .
4. Mengidentifikasi dampak positif dan negatif alihfungsi lahan
pertanian terhadap lingkungan sosial, ekonomi, dan ekologi.