Anda di halaman 1dari 10

PENYEBARAN & PERKEMBANGAN

AGAMA ISLAM DI INDONESIA

Disusun Oleh :

Eka Rima Melati Suci (05)

SMA N 1 KOTA BIMA

Kelas XII IPA 5

Tahun Ajaran 2019/2020


Proses Masuknya Islam di

Indonesia

Para tokoh yang mengemukakan pendapat tentang masuk dan tersebarnya budaya serta
ajaran agama Islam di Indonesia. Adapun melalui berbagai bentuk penelitian seperti yang
dilakukan oleh orang-orang barat (Eropa) yang datang ke Indonesia.
Menurut sumber-sumber pendukung masuknya Islam di Indonesia diantaranya adalah :
1. Berita dari Arab
Berita ini diketahui dari pedagang Arab yang melakukan aktivitas perdagangan
dengan bangsa Indonesia. Pedagang Arab telah datang ke Indonesia sejak masa
Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 M) yang menguasai jalur pelayaran perdagangan di
wilayah Indonesia bagian barat termasuk Selat Malaka pada waktu itu.

2. Berita Eropa
Berita ini datangnya dari Marcopolo tahun 1292 M. Ia adalah orang yang pertama
kali menginjakkan kakinya di Indonesia, ketika ia kembali dari China menuju Eropa
melalui jalan laut. Ia dapat tugas dari Kaisar China untuk mengantarkan putrinya yang
dipersembahkan kapada kaisar Romawi, dari perjalanan itu ia singgah di Sumatera
bagian utara. Di daerah ini ia menemukan adanya kerajaan Islam, yaitu kerajaan
Samudra dengan ibukotanya Pasai.

3. Berita India
Berita ini menyebutkan bahwa para pedagang India dari Gujarat mempunyai peranan
penting dalam penyebaran agama dan kebudayaan Islam di Indonesia. Karena
disamping berdagang mereka aktif juga mengajarkan agama dan kebudayaan islam
kepada setiap masyarakat yang dijumpainya, terutama kepada masyarakat yang
terletak di daerah Pesisir Pantai.

4. Berita Cina
Berita ini diketahui melalui catatan dari Ma Huan, seorang penulis yang mengikuti
perjalanan Laksamana Cheng-Ho. Ia menyatakan melalui tulisannya bahwa sejak kira-
kira-kira tahun 1400 telah ada saudagar-saudagar Islam yang bertempat tinggal di
pantai utara Pulau Jawa.

Terdapat sumber-sumber dari dalam negeri yang menerangkan berkembangnya pengaruh


Islam di Indonesia. Yakni Penemuan sebuah batu di Leran (Gresik). Batu bersurat itu
menggunakan huruf dan bahasa Arab yang sebagian tulisannya telah rusak. Batu itu memuat
tentang meninggalnya seorang perempuan yang bernama Fatimah Binti Maimun (1028).
Kedua, Makam Sultan Malikul Saleh di Sumatera Utara yang meninggal pada bulan
Ramadhan tahun 676 H atau tahun 1297 M.
Ketiga, makam Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang wafat tahun 1419 M. Jirat
makan didatangkan dari Guzarat dan berisi tulisan-tulisan Arab.

Kelemahan dari Teori


1. Teori Gujarat
Teori Gujarat adalah teori yang menyatakan bahwa Islam masuk di Indonesia
berasal dari Gujarat, India. Teori ini pertama kali dicetuskan oleh dua orang
sejarawan berkebangsaan Belanda, Snouck Hurgronje dan J.Pijnapel. Menurut
mereka, Islam masuk ke Indonesia sejak awal abad ke 13 Masehi bersama dengan
hubungan dagang yang terjalin antara masyarakat Nusantara dengan para
pedagang Gujarat yang datang.
Teori masuknya Islam di Indonesia yang dicetuskan Hurgronje dan Pijnapel ini
didukung oleh beberapa bukti, di antaranya batu nisan Sultan Samudera Pasai
Malik As-Saleh tahun 1297 yang bercorak khas Islam Gujarat, catatan
Marcopolo, serta adanya warna tasawuf pada aliran Islam yang berkembang di
Indonesia.
Selain memiliki bukti, teori ini juga mempunyai kelemahan. Kelemahan teori
Gujarat ditunjukan pada 2 sangkalan. Pertama, masyarakat Samudra Pasai
menganut mazhab Syafii, sementara masyarakat Gujarat lebih banyak menganut
mazhab Hanafi. Kedua, saat islamisasi Samudra Pasai, Gujarat masih merupakan
Kerajaan Hindu.

2. Teori Persia
Umar Amir Husen dan Hoesein Djajadiningrat sebagai pencetus sekaligus
pendukung teori Persia menyatakan bahwa Islam yang masuk di Indonesia pada
abad ke 7 Masehi adalah Islam yang dibawa kaum Syiah, Persia.
Teori ini didukung adanya beberapa bukti pembenaran di antaranya kesamaan
budaya Islam Persia dan Islam Nusantara (seperti adanya peringatan Asyura dan
peringatan Tabut), kesamaan ajaran Sufi, penggunaan istilah persia untuk
mengeja huruf Arab, kesamaan seni kaligrafi pada beberapa batu nisan, serta
bukti maraknya aliran Islam Syiah khas Iran pada awal masuknya Islam di
Indonesia.
Dengan banyaknya bukti pendukung yang dimiliki, teori ini sempat diterima
sebagai teori masuknya Islam di Indonesia yang paling benar oleh sebagian ahli
sejarah. Akan tetapi, setelah ditelisik, ternyata teori ini juga memiliki kelemahan.
Bila dikatakan bahwa Islam masuk pada abad ke 7, maka kekuasaan Islam di
Timur Tengah masih dalam genggaman Khalifah Umayyah yang berada di
Damaskus, Baghdad, Mekkah, dan Madinah. Jadi tidak memungkinkan bagi
ulama Persia untuk menyokong penyebaran Islam secara besar-besaran ke
Nusantara.

3. Teori Arab atau Teori Makkah


Teori Arab atau Teori Makkah menyatakan bahwa proses masuknya Islam di
Indonesia berlangsung saat abad ke 7 Masehi. Islam dibawa para musafir Arab
yang memiliki semangat untuk menyebarkan Islam ke seluruh belahan dunia.
Tokoh yang mendukung teori ini adalah Van Leur, Anthony H. Johns, T.W
Arnold, dan Buya Hamka.
Teori masuknya Islam di Indonesia ini didukung beberapa 3 bukti utama.
Pertama, pada abad ke 7 Masehi, di Pantai Timur Sumatera memang telah
terdapat perkampungan Islam khas dinasti Ummayyah, Arab. Lalu, madzhab
yang populer kala itu khususnya di Samudera Passai adalah madzhab Syafii yang
juga populer di Arab dan Mesir. Dan yang ketiga, adanya penggunaan gelar Al
Malik pada raja-raja Samudera Pasai yang hanya lazim ditemui pada budaya
Islam di Mesir.
Hingga kini, teori Arab dianggap sebagai teori yang paling kuat. Kelemahannya
hanya terletak pada kurangnya fakta dan bukti yang menjelaskan peran Bangsa
Arab dalam proses penyebaran Islam di Indonesia.
4. Teori China
Teori China yang dicetuskan oleh Slamet Mulyana dan Sumanto Al Qurtuby
baru baru ini menyebutkan bahwa, Islam masuk ke Indonesia karena dibawa
perantau Muslim China yang datang ke Nusantara.
Teori ini didasari pada beberapa bukti yaitu fakta adanya perpindahan orang-
orang muslim China dari Canton ke Asia Tenggara, khususnya Palembang pada
abad ke 879 M; adanya masjid tua beraksitektur China di Jawa; raja pertama
Demak yang berasal dari keturunan China (Raden Patah); gelar raja-raja demak
yang ditulis menggunakan istilah China; serta catatan China yang menyatakan
bahwa pelabuhan-pelabuhan di Nusantara pertama kali diduduki oleh para
pedagang China.
Mengenai masuknya Islam ke Indonesia, ada satu kajian yakni seminar ilmiah
yang diselenggarakan pada tahun 1963 di kota Medan, yang menghasilkan hal-hal
sebagai berikut:
Pertama kali Islam masuk ke Indonesia pada abad 1 H/7 M, langsung dari negeri
Arab. Daerah pertama yang dimasuki Islam adalah pesisir sumatera Utara.
Setelah itu masyarakat Islam membentuk kerajaan Islam Pertama yaitu Aceh.
Para dai yang pertama, mayoritas adalah para pedagang. Pada saaat itu dakwah
disebarkan secara damai.

Perkembangan Islam di Indonesia Masa Kerajaan-Kerajaan

Islam dimulai di wilayah ini lewat kehadiran Individu-individu dari Arab, atau dari
penduduk asli sendiri yang telah memeluk Islam. Dengan usaha mereka, Islam tersebar
sedikit demi sedikit dan secara perlahan-lahan. Langkah penyebaran islam mulai dilakukan
secara besar-besaran ketika dakwah telah memiliki orang-orang yang khusus menyebarkan
dakwah. Setelah fase itu kerajaan-kerajaan Islam mulai terbentuk di kepulauan ini. Diantara
kerajaan-kerajaan terpenting adalah sebagai berikut:
 Kerajaan Malaka (803-917 H/1400-1511M)
Malaka dikenal sebagai pintu gerbang Nusantara. Sebutan ini diberikan mengingat
peranannya sebagai jalan lalulintas bagi pedagang-pedagang asing yang berhak masuk
dan keluar pelabuhan-pelabuhan Indonesia.
Letak geografis Malaka sangat menguntungkan, yang menjadi jalan silang antara
Asia Timur dan Asia Barat. Setelah Malaka menjadi kerajaan Islam, para pedagang,
mubaligh, guru sufi dari negeri Timur Tengah dan India makin ramai mendatangi kota
bandar Malaka.
Dari bandar ini, Islam di bawa ke pattani dan tempat lainnya di semenanjung
seperti Pahang, Johor dan perlak.

 Kerajaan Aceh (920-1322 H/1514-1904 M)


Pada abad ke-16, Aceh mulai memegang peranan penting dibagin utara pulau
Sumatra. Pengaruh Aceh ini meluas dari Barus di sebelah utara hingga sebelah selatan
di daerah Indrapura. Indrapura sebelum di bawah pengaruh Aceh, yang tadinya
merupakan daerah pengaruh Minangkabau.
Yang menjadi pendiri kerajaan Aceh adalah Sultan Ibrahim (1514-1528), ia
berhasil melepaskan Aceh dari Pidie. Aceh menerima Islam dari Pasai yang kini
menjadi bagian wilayah Aceh dan pergantian agama diperkiraan terjadi mendekati
pertengahan abad ke-14.
Kejayaan kerajaan Aceh pada puncaknya ketika diperintahkan oleh Iskandar Muda.
Ia mampu menyatukan kembali wilayah yang telah memisahkan diri dari Aceh ke
bawah kekuasaannya kembali.
Pada masanya Aceh menguasai seluruh pelabuhan di pesisir Timur dan Barat
Sumatera. Dari Aceh tanah Gayo yang berbatasan di Islamkan termasuk
Minangkabau. Dimasa pemerintahannya, Sultan Iskandar muda tidak bergantung
kepada Turki Usmani. Untuk mengalahkan Portugis, Sultan kemudian bekerjasama
dengan musuh Portugis, yaitu Belanda dan Inggris.

 Kerajaan Demak ( 918- 960 H/ 1512-1552 M)


Di Jawa Islam di sebarkan oleh para wali songo (wali sembilan), mereka tidak
hanya berkuasa dalam lapangan keagamaan, tetapi juga dalam hal pemerintahan dan
politik, bahkan sering kali seorang raja seolah-olah baru sah seorang raja kalau ia
sudah diakui dan diberkahi wali songo.
Para wali menjadikan Demak sebagai pusat penyebaran Islam dan sekaligus
menjadikannya sebagai kerajaan Islam yang menunjuk Raden Patah sebagai Rajanya.
Kerajaan ini berlangsung kira-kira abad 15 dan abad 16 M. Di samping kerajaan
Demak juga berdiri kerajaan-kerajaan Islam lainnya seperti Cirebon, Bante dan
Mataram.
Demak merupakan salah satu kerajaan yang bercorak Islam yang berkembang di
pantai utara Pulau Jawa. Raja pertamanya adalah Raden Patah. Sebelum berkuasa
penuh atas Demak, Demak masih menjadi daerah Majapahit. Baru Raden Patah
berkuasa penuh setelah mengadakan pemberontakan yang dibantu oleh para ulama
atas Majapahit.
Dapat dikatakan bahwa pada abad 16, Demak telah menguasai seluruh Jawa.
Setelah Raden Patah berkuasa kira-kira diakhir abad ke-15 hingga abad ke-16, ia
digantikan oleh anaknya yang bernama Pati Unus. Dan kemudian digantikan oleh
Trenggono yang dilantik oleh Sunan Gunung Jati dengan gelar Sultan Ahmad Abdul
Arifin. Ia memerintah pada tahun 1524-1546 dan berhasil menguasai beberapa daerah.

 Kerajaan Banten (960-1096 H/1552-1684 M)


Banten merupakan kerajaan Islam yang mulai berkembang pada abad ke-16,
setelah pedagang-pedagang India, Arab, Persia, mulai menghindarai Malaka yang
sejak tahun 1511 telah dikuasai Portugis.
Dilihat dari geografinya, Banten, pelabuhan yang penting dan ekonominya
mempunyai letak yang strategis dalam penguasa Selat Sunda, yang menjadi urat nadi
dalam pelayaran dan perdagangan melalui lautan Indoneia di bagian selatan dan barat
Sumatera.
Kepentingannya sangat dirasakan terutama waktu selat Malaka di bawah
pengawasan politik Portugis di Malaka. Tentang keberadaan Islam di Banten, Tom
Pires menyebutkan, bahwa di daerah Cimanuk, kota pelabuhan dan batas kerajaan
Sunda dengan Cirebon, banyak dijumpai orang Islam.
Ini berarti pada akhir abad ke-15 M diwilayah kerajaan Sunda Hindu sudah ada
masyarakat yang beragama Islam. Karena tertarik dengan budi pekerti dan ketinggian
ilmunya, maka Bupati Banten menikahkan Syarif Hidayatullah dengan adik
perempuannya yang bernama Nhay Kawunganten. Dari pernikahan ini Syarif
Hidayatullah dikaruniai dua anak yang diberi nama Ratu Winaon dan Hasanuddin.
Tidak lam kemudian, karena panggilan uwaknya, Cakrabuana, Syarif Hidayatullah
berangkat ke Cirebon menggantikan uwaknya yang sudah tua. Sedangkan tugas
penyebaran Islam di Banten diserahkan kepada anaknya yaitu Hasanuddin.
 Kerajaan Goa (Makasar) (1078 H/1667 M)
Kerajaan yang bercorak Islam di Semenanjung Selatan Sulawesi adalah Goa-Tallo,
kerajaan ini menerima Islam pada tahun 1605 M. Rajanya yang terkenal dengan nama
Tumaparisi-Kallona yang berkuasa pada akhir abad ke-15 dan permulaan abad ke-16.
Kerajaan Goa-Tallo menjalin hubungan dengan Ternate yang telah menerima Islam
dari Gresik/Giri. Penguasa Ternate mengajak penguasa Goa-tallo untuk masuk agama
Islam, namun gagal. Islam baru berhasil masuk di Goa-Tallo pada waktu datuk ri
Bandang datang ke kerajaan Goa-Tallo. Sultan Alauddin adalah raja pertama yang
memeluk agama Islam tahun 1605 M.

 Kerajaan Maluku
Kerajaan Maluku terletak dibagian daerah Indonesia bagian Timur. Kedatangan
Islam keindonesia bagian Timur yaitu ke Maluku, tidak dapat dipisahkan dari jalan
perdagangan yang terbentang antara pusat lalu lintas pelayaran Internasional di
Malaka, Jawa dan Maluku.
Diceritakan bahwa pada abad ke-14 Raja ternate yang keduabelas, Molomateya,
(1350-1357) bersahabat baik dengan orang Arab yang memberikan petunjuk
bagaimana pembuatan kapal-kapal, tetapi agaknya bukan dalam kepercayaan.
Menurut tradisi setempat, sejak abad ke-14 Islam sudah datang di daerah Maluku.
Pengislaman di daerah Maluku, di bawa oleh maulana Husayn. Hal ini terjadi pada
masa pemerintahan Marhum di Ternate. Raja pertama yang benar-benar muslim
adalah Zayn Al- Abidin (1486-1500), Ia sendiri mendapat ajaran agama tersebut dari
madrasah Giri.
Zainal Abidin ketika di Jawa terkenal sebagai Raja Bulawa, artinya raja cengkeh,
karena membawa cengkeh dari Maluku untuk persembahan. Sekembalinya dari jawa,
Zainal abidin membawa mubaligh yang bernama Tuhubabahul. Yang mengantar raja
Zainal Abidin ke Giri yang pertama adalah Jamilu dari Hitu. Hubungan Ternate, Hitu
dengan Giri di Jawa Timur sangat erat.
Sejarah Islam di Indonesia -Awal Masuk dan Perkembangannya

Islam sudah mulai diperkenalkan ke berbagai negara yang ada di dunia sejak dahulu kala baik
itu ke afrika, timur tengah, asia dan eropa. Sejak zaman Nabi Muhammad SAW, agama Islam
sudah disebarluaskan ke berbagai negara bahkan setelah wafatnya beliau pada 632 M, syi’ar
agama Islam masih  terus dilakukan oleh para khalifah dan para pemimpin Dinasti Islam
lainnya.

Islam pertama kali diperkenalkan di Indonesia saat Dinasti Umayyah mendirikan pangkalan
dagang di pantai barat Sumatera. Indonesia yang terkenal akan rempah-rempahnya, ramai
dikunjungi oleh para pedagang dari berbagai penjuru dunia. Para pedagang Muslim pun juga
berdatangan ke Indonesia untuk berdagang dan sudah  berlangsung dari abad ke abad.

Tidak hanya melakukan perdagangan saja, para pedagang muslim yang berasal dari Arab,
Gujarat dan Persia itu pun juga mendakwahkan ajaran Islam kepada penduduk sekitar.
Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai sejarah masuk dan perkembangan di Indonesia.

Awal Masuknya

Islam masuk dan berkembang di Indonesia sudah berlangsung sejak zaman dahulu. Perihal
kapan dan siapakah yang membawa Islam masuk ke Indonesia sering menjadi pertanyaan dan
perdebatan. Berbagai macam teori dikemukakan oleh para sejarawan yang tentunya didukung
oleh fakta-fakta yang telah mereka kumpulkan.

Karena itulah beberapa sejarawan Islam terbagi-bagi dalam beberapa kelompok dimana
mereka masing-masing mendukung teori yang mereka anggap lebih kuat. Seperti halnya yang
dikemukakan oleh ahli sejarah, Ahmad Mansur Suryanegara, ia membagi perbedaan pendapat
terkait awal masuknya Islam di Indonesia menjadi tiga teori, yaitu :

1. Teori Gujarat

Suryanegara (1996:75) mengemukakan bahwa dasar dari teori ini kemungkinan berdasar
kepada Snouck Hurgronje yaitu di dalam bukunya “L’ Arabie et les Indes Neerlandaises, atau
Revue de I’Historie des Religious.” Ada tiga alasan Snouk Hurgronje lebih menitikberatkan
keyakinannya ke Gurajat yaitu :

 Tidak banyak fakta yang menerangkan peranan bangsa Arab terkait penyebaran Islam
ke Nusantara.
 Sudah lama terjalin hubungan dagang antara Indonesia dan India.
 Terdapat inskripsi tertua mengenai Islam di Sumatera sehingga memberikan
gambaran hubungan antara Sumatera dan Gujarat.

Teori ini juga didukung oleh pendapat W.F.Stutterheim dalam bukunya “De Islam en Zijn
Komst In de Archipel”. Ia menyatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara pada abad ke 13.
Hal itu didasarkan pada batu nisan Sultan Malik As-Saleh, Sultan Pertama dari Kerajaan
Samudera Pasai yang wafat pada 1297. Snouch Hurgronje juga mengatakan bahwa Islam
masuk pada abad ke 13 M dari Gujarat.
Selain itu, alasan mengapa Islam masuk ke Indonesia dari Gujarat adalah Islam disebarkan
melalui jalur perdagangan antara Indonesia – Cambay (Gujarat) – Timur Tengah – Eropa.

2. Teori Mekkah

Teori ini didukung oleh para sejarawan muslim seperti Prof.Hamka yang mengatakan bahwa
Islam sudah datang ke Indonesia pada abad pertama Hijriyah yakni kurang lebih sekitar abad
ke 7 M sampai 8 M yang langsung dari Arab.

Hal itu didukung dengan sudah adanya jalur pelayaran yang ramai dan bersifat Internasional
jauh sebelum abad ke-13 M melalui Selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di Cina
( Asia Timur), Bani Umayyah (Asia Barat) dan Sriwijaya (Asia Tenggara).

Selain itu, Hamka mengemukakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M
berdasarkan berita Cina Dinasti Tang yang mengatakan bahwa ada daerah pemukiman
pedagang Arab Islam di pantai Barat Sumatera.

Bukan hanya itu saja, J.C. Van Leur mengatakan dalam bukunya “Indonesia : Trade and
Society” bahwa pada 674 M di pantai Barat Sumatera terdapat pemukiman Arab Islam
dengan perkiraan bahwa bangsa Arab telah membangun pemukiman perdagangannya di
Kanton pada abad ke-4 M.

Sedangkan, teori yang menyatakan bahwa Islam masuk pada abad ke-13 M yang ditandai
dengan berdirinya Kerajaan Samudera Pasai, dikatakan bukan sebagai awal masuknya Islam
tapi merupakan perkembangan Islam di Nusantara.

3. Teori Persia

Suryanegara ( 1996 : 90 ) mengatakan bahwa pelopor teori Persia di Indonesia adalah


P.A.Hoesein Djajaningrat. Hal itu didukung dengan adanya kebudayaan yang ada di kalangan
masyarakat Islam di Indonesia dirasakan serupa dengan kebudayaan Persia sebagai contoh
dalam hal arsitektur dan sebagainya.

Upaya Islamisasi

Islam datang ke Nusantara dan menyebarkan agama Islam ke berbagai kalangan masyarakat
secara damai. Berikut ini beberapa cara yang dilakukan guna menyebarkan Islam ke
Indonesia.

 Perdagangan

Dikarenakan Indonesia berada di posisi yang strategis untuk jalur perdagangan dan juga
merupakan penghasil rempah-rempah sudah pasti Indonesia banyak disinggahi para pedangan
dari segala penjuru dunia termasuk pedagang Islam. Banyak dari pedagang Islam tersebut
yang tinggal dan membangun pemukiman serta berdakwah.

 Perkawinan

Banyak para pengusaha lokal yang menikahkan putri mereka dengan para pedangan Islam
karena pada saat itu para pedagang Islam dianggap sebagai kalangan yang terpandang.
Perkawinan akan berlangsung jika gadis tersebut memeluk agama Islam. Dengan begitu,
semakin banyaklah keluarga muslim dan keturunan muslim yang berada di Indonesia.

 Pendidikan

Para pedagang muslim juga membangun pondok pesantren sebagai sarana mendakwahkan
Islam di Indonesia yang dipmpin langsung oleh para guru agama Islam dan para ulama. Para
santri yang sudah lulus belajar di pondok pesantren akan mendakwahkan agama Islam
seketika mereka kembali ke kampong halaman masing-masing.

 Kesenian

Dakwah di Indonesia juga dilakukan dengan menggunakan kesenian dimana para pendakwah
menggunakan media seni untuk memperkenalkan Islam ke penduduk pribumi. Sebagai
contoh Sunan Kalijaga menggunakan wayang untuk berdakwah.

 Tasawuf

Penyebaran agama Islam ke penduduk pribumi dilakukan dengan menyebarkan teosofi yang
sudah bercampur dengan pemahaman masyarakat Indonesia karena pada umumnya para
pendakwah tersebut paham mengenai hal – hal magis dan memiliki kekuatan untuk
menyembuhkan.

Sebagai contoh Syaikh Hamzah Fansuri , Syamsudin Sumatrani, Nuruddin ar Raniri, Abdul
Rauf Singkel dari Aceh.

Perkembangan Islam

Agama Islam yang masuk ke Indonesia tentunya mengubah kebudayaan yang ada di
Indonesia. Kebudayaan lokal yang sudah ada di Indonesia sejak lama mulai bertransformasi
dengan kebudayaan Islam.

Agama Islam yang datang melalui jalur perdagangan tentunya membawa pengaruh besar
kepada penduduk pribumi khususnya masyarakat melayu karena pada saat itu masyarakat
melayu sering melakukan aktivitas perdagangan. Pada saat itu ajaran agama Islam mudah
diterima di Indonesia karena disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah :

1. Ajaran agama Islam sederhana, mudah dimengerti dan mudah diterima.


2. Untuk memeluk agama Islam tidaklah sulit karena hanya mengucapkan dua kalimat
syahadat yaitu “Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Aku bersaksi bahwa
Muhammad utusan Allah “
3. Upacara-upacara keagamaan Islam sederhana dan tidak menyulitkan.
4. Islam disebarkan dengan damai.
5. Agama Islam tidak mengenal kasta yang membeda-bedakan masyarakat berdasarkan
golongan-golongannya. Islam mengajarkan persamaan hak dan kesetaraan.
6. Runtuhnya Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Sriwijaya menjadi penyebab kuat
berkembang pesatnya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.
7. Islam mengajarkan moral kepada penduduk pribumi.
8. Para pendakwah pandai dalam hal pengobatan penyembuhan sehingga disenangi
penduduk pribumi.
9. Mengenalkan dan menyadarkan otoritas sakral dimana para pendakwah membuat
teks-teks yang ditulis untuk dipahami dan dihafal.
10. Islam mengajarkan bahwa untuk beribadah dapat dilakukan dimana saja selagi tempat
itu suci dan tidak harus selalu menetap di daerah tertentu karena takut tidak dilindungi
Tuhan.
11. Kekusaan politik yang dimiliki pedagang muslim yang mayoritas adalah kalangan
atas.
12. Umat Islam dipandang tangguh dalam hal kemiliteran.

Tidak hanya sampai pada dakwah yang disebarkan oleh para pendatang muslim dan
pedagang muslim saja tetapi seiring berjalannya waktu kerajaan-kerajaan Islam pun mulai
berdiri dan mencapai masa-masa kejayaannya serta banyak didirikan mesjid dan musholla di
berbagai tempat sebagai sarana ibadah. Kerajaan Islam pertama yang berdiri di Indonesia
adalah Kerajaan Samudera Pasai dengan Sultan Malik As-Saleh sebagai sultan pertamanya.

Agama Islam yang berkembang di Indonesia juga menyebabkan pengaruh yang besar baik itu
terkait arsitektur, bahasa, pendidikan, norma, hubungan sosial, budaya dan bidang lainnya.
Sebagai contoh dari bidang arsitektur terdapat berbagai jenis bangunan seperti mesjid,
kerajaan, benteng, kuburan, air mancur, bak pemandian, menara, surau, dan sebagainya,
terlihat corak-corak keislaman dan timur tengah di masing-masing bangunan tersebut.

Di bidang bahasa, terlihat beberapa kosa kata Indonesia merupakan adaptasi dari bahasa arab
seperti mesjid, kursi, ustadz, umat, kitab, dan sebagainya. Sedangkan di bidang pendidikan,
kita dapat melihat banyaknya sekolah-sekolah keislaman seperti pondok pesantren, madrasah
ibtidaiyah, madrasah tsanawiyah, madsarah aliyah, TPA & MDA serta perguruan tinggi
Islam.

Anda mungkin juga menyukai