Anda di halaman 1dari 23

Tugas: Keperawatan Anak II

Dosen: Ns., Indra Dewi., S.Kep., M.Kes

PENELITIAN TERKAIT PENATALAKSANAAN DENGAN PENYAKIT


KRONIK (ATRAUMATIC CARE) DENGAN KASUS OBESITAS PADA
ANAK

Oleh :

Nur Ifatul Izah

NH0119048

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

NANI HASANUDDIN MAKASSAR

2021
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berat badan berlebih dan obesitas merupakan masalah kesehatan dalam hal status
gizi. Kondisi tubuh yang gemuk beresiko menderita berbagai penyakit seperti penyakit
jantung diabetes milletus dan gangguan ortopedia. Menurut World Health Organization
(WHO) terdapat peningkatan prevelensi kegemukan pada anak dan remaja sebesar 2,5% dari
tahun 1990 sampa i2010. Sekitar 35 juta dari 45 juta anak-anak seluruh dunia yang
mengalami kegemukan berasal dari Negara berkembang.
Peningkatan prevelensi kegemukan di Indonesia secara nyata terjadi pada balita yaitu
dari 12,0% dari tahun 2007 menjadi 14,0% ditahun 2010. Prevelensi kegemukan pada anak
usia 6-12 tahun adalah 9,2% pada usia 13-15 tahun sebesar 2,5% dan untuk usia 16-18 tahun
sebesar 1,4% (Riyanti,2020).
Menurut jurnal yang diteliti oleh Andriyani, Rika dan Febrianti pada tahun 2014
mengemukakan bahwa data survey yang dilakukan oleh lembaga survey gizi dan Kesehatan
Nasional (NHANES) National Health and Nutrition Examination survey priode 1976-1980
dan 2003-2006 terkait tentang masalah obesitas dilinkungannya yang terus menerus
meningkat dan itu banyak terjadi pada usia anak 6-12 tahun dengan angka kejadian 6,5%
meningkat menjadi 17%. Fenomena ini terjadi akibat rendahnya kesadaran masyarakat dalam
meberikan pendidikan terhadap anak-anaknya untuk selalu hidup sehat dengan mencukupi
kebutuhan asupan setap hariannya, banyak berakivitas, cukup berolahraga, dan menghindari
komsumsi makan makanan yang tinggi kadar kalorinya, seperti makanan siap saji.
Pravelensi kejadian di Asia seperti di Indonesia1 2%, Thailand 11%, Malaysia 7%,
Flifina5%, Myanmar 3% dan kamboja 2%. Pravelensi di Indonesia berdasarkan risekda 2018
sebesar 21,8% dengan usia 5-12 tahun sebesar 18,8%. Penelitian (Setyo Setyoadi &
Novitasari 2015) mengemukakan angka kejadian obesitasanak 9-11 tahun sebesar 21,08%
(Elizabeth,2020).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Ris Kes Das) tahun2013, memperlihatkan secara
nasional prevelensi gemuk pada anak usia 5-12 tahun masih tinggi yakni18,8%, terdiri atas
gemuk 10,8% dan sangat gemuk (obesitas) 8,8%. Sedangkan prevelensi gemuk pada remaja
usia 13-15 tahun sebesar 10,8%. Bila dibandingkan dengan kondisi prevelensi obesitas di
Sulawesi Selatan tahun 2016 yaitu sebesar 10,10% maka capaian ini walaupun masih
dibawah angka batas yang ditargetkan yaitu18,6%. Namun perlu di waspadai karena obesitas
dan berat berlebih menyebabkan munculnya berbagai penyakit kronis seperti diabetes,
penyakit jantung bahkan berakhir dengan gagal ginjal.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ANAK
1. Perkembangan Anak
Menurut Hidayat (2005), Anak merupakan individu yang berada dalam satu
rentang perubahan perkembangan yang dimualai dari bayi hingga remaja. Masa anak
merupakan masa pertumbuhan dan perkebangan di mulai dari bayi (0-1 Tahun) usia
bermain/oddler (1-2,5tahun), prasekolah (2,5-5), usia sekolah (5-11tahun) hingga
remaja (11-18 tahun).
2. pengertian anak usia sekolah
Menurut Wong, (2009), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang
artinya sekolah menjadi pengalaman int ianak. Periode ketika anakanak di anggap
mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua
mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Usia sekolah meruapakan masa anak
memperoleh dasar-dasar pengethuan untuk keberhasilan penyusuaian diripada
kehidupan dewsa dan memperoleh keterampilan tertentu.
3. Pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah
Pertumbuhan adalah peruhana dalam besar, jumlah, ukuran, atau dmenis
tingkat sel organ, maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram,
pon,dan kilo gram), ukuran panjang (senti meter dan meter), umur tulang dan
keseimbangan metabolism (retensi kalsium dan nitrogen tubuh),. Sedangkan
perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam sturuktur dan fungsi htubuh
yang lebih kompleks dalam polateratur dan dapat diramaikan, sebagai hasil dari
proses pematangan.
Pertumbuhan dan Perkembang ananak usia sekolah relative stabil
dibandingkan masa bayi atau remaja yang sedang mengalami pertumbuhan cepat.
Pertumbuhan pada anak dilihat dari Pertumbuhan berat badan, tinggi badan, lingkar
kepalah, gigi, organ penglihatan, organ pendengaran, dan organ seksual (Hidayat,
2008), pertumbuhan berat badan setiap tahun ratarata sekitar 7 pounds (3-3,5 kg) dan
pertambahan tinggi badan setiap tahun rata-rata sekitar 2,5 inche (6cm) (Brown,
2005).

Menurut Behrman (1992) dalam Soetjiningsih (2005) berat badan anak (kg) dapat
diperkirakan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Perkiraan berat badan dalam kilo gram


Lahir 3,25 kg
3-12 Bulan Umur (Bulan) + 9
2
1-6 Tahun Umur (Tahun)x2+8
6-12 Tahun Umur (Tahun) x 7-5
2

Tinggi berat badan pada waktu lahir adalah 50cm, secara garis besar tinggi badan
anak dapat diperkirakan, sebagai beriku:

a. 1 tahun 1,5 x TB Lahir


b. 4 tahun 2,5 x TB Lahir
c. 6 tahun 1,5 x TB setahun
d. 13 tahun 3x TB lahir
e. Dewasa 3,5 TB lahir (2 x TB 2 tahun)

Atau dapat mengguankan rumus yang dikutip dari Behrned (1992) dalam
Soejiningsih (2005) sebagai berikut:

Perkiraan Tiggi Badan dalam Semester


Lahir 50 cm
Umur 1 Tahun 75 cm
2-12 Tahun Umur (Tahun) x 6 + 77
B. Tinjaun Umum Orang Tua dan Obesitas
1. Pengertian Orang Tua
Orang tua merupakan komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan
merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk
sebuah keluarga. Orang Tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh,
membimbing anak-anaknya dan utuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan
anak unttuk siap dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Obesitas
a. Pengertian Obesitas
Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelainan atau penyakit yang ditandai
dengan penimbunan lemak tubuh secara berlebihan.
b. Penyebab
Menurut Nirwana (2012) ada beberapa fakor yang menyebabkan anak
mengalami obesitas yaitu:

1) Faktor Genetik
Faktor genetic ini merupakan turunan dari orang tua. Faktor ini sulit untuk
dihindari apabila ayah dan ibu anak mempunyai kelebihan berat badan,
maka ini dapat dipastikan akan menurun pada anaknya.

2) Minuman Ringan dan Manis


Sama seperti makanan cepat saji, minuman ringan atau softdrink terbukti
mengandung gula yang tinggi sehingga berat badan akan cepat bertambah
bila mengomsumsi minuman ini. Rasa yang nikmat menyegarkan menjadi
kananak-anak sangat mengemari minuman ini.

3) Kekurangan Aktivitas Fisik


Masa anak-anak identic dengan masa bermain. Dulu permainan anak
umumnya adalah permainan fisik yang mengharuskan anak berlari,
melompat dan bergeraklainnya. Tetapi hal ini telah tergantikan dengan
game elektronik yang hanya cukup dilakukan dengan duduk didepannya
tanpa harus bergerak. Hal inilah yang menyebabkan anak kurang
melakukan gerak badan sehingga menyebabkan kelebihan beratbadan.

AUTOR Wiwit Dwi Nurba driyah


TAHUN 2018
VOLUME ANGKA Vol 5,1
JUDUL Perilaku orang tuadalam pencegahan obesitasanak prasekolah
berbasis Theoryof planned behaviou
METODE (DESAIN, Teknik pengambila nsampel dalam penelitianini secara
SAMPEL, VARIABEL, Purposive Sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan
INSTRUMEN, ANALISIS) kriteriayang ditentukan oleh peneliti.Instr umenyang digunakan
Teknik pengambila nsampel dalam penelitian inisecara
Purposive Sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarka
nkriteria yang ditentukan oleh peneliti.Inst rumenyang Jurnal
kebidan andan ners dalam penelitianini adalah: Kuisioner
dataUmum: Data demografi terdiridari dataorang tua(ibu)
dandata anak,data orangtua meliputi: nama,jenis kelamin, usia,
pendidikan, pekerjaan. Dataanak meliputi namaanak, usia.Serta
Kuisioner teory plannedof behavior (TP B) yaitu sikaporang tua
terhadap pencegahan obesitas, Norma subyetif, Perceived
behavioral control, Intensi orangtua dalam pencegahan obesitas
anak prasekola
HASIL Data umum responden mayoritas berusia 20- 40 tahun, yaitu 20
(80 %) orang. Usia Rata-rata 30 tahun dan semua responden 25
orang (100%) berasal dari Suku Jawa. Pendidikan 44% lulusan
SMU. Sedangkan data khusus didapatkan lebih dari 50%
responden memiliki sikap yang positif dalam pencegahan
obesitas anak usia prasekolah, yaitu sebanyak 16 responden
(64%). Meskipun terdapat 9 (36%) responden yang memiliki
sikap negatif terhadap pencegahan obesitas. Sikap diartikan
sebagai perasaan yang mendukung atau memihak
(favorableness) atau perasaan tidak mendukung atau tidak
memihak (unfavorableness) terhadap suatu objek dalam hal ini
pencegahan obesitas. Norma subyektif sebagian besar dalam
pencegahan obesitas anak usia prasekolah yaitu sebanyak 13
(52%) orang. Norma subyektif diartikan persepsi dari individu
terhadap tekanan sosial atau sejumlah orang yang dianggap
penting dalam menganjurkan untuk melakukan atau tidak
melakukan perilaku pencegahan obesitas pada anak prasekolah
dan berkeinginan untuk mematuhi anjuran atau larangan
tersebut. Lebih dari 50% responden memiliki persepsi yang baik
(Perceived behavior control) dalam pencegahan obesitas anak
usia prasekolah yaitu sebanyak 17 (68%) orang. bahwa lebih
50% responden memiliki intensi yang baik dalam pencegahan
obesitas anak usia prasekolah.
KESIMPULAN Perilaku ibu dalam pencegahan obesitas anak prasekolah
berbasis Theory Of Planned Bahaviour di TK Wonokerso
Pakisaji Kabupaten Malang adalah: Sikap Orangtua Dalam
Pemenuhan Gizi Anak Sebagai Upaya Pencegahan Obesitas
Anak 64% baik, Subyektive Norms/Norma subyektif Orangtua
Dalam Pemenuhan Gizi Anak Sebagai Upaya Pencegahan
Obesitas Anak 52% baik, perceived Behavior Control (PBC)
Orangtua Dalam Pemenuhan Gizi Anak Sebagai Upaya
Pencegahan Obesitas Anak 68% baik, Intensi Orangtua Dalam
Pemenuhan Gizi Anak Sebagai Upaya Pencegahan Obesitas
Anak 52% baik.
AUTOR Eko Riyanti, EkaPuji Lestar
TAHUN 2020
VOLUME ANGKA VOL 1,1
JUDUL Efektivitas Penyuluhan kesehatan dalam meningkatkan
pengetahun keluarga tentang obesitas pada anak usia sekolah
METODE (DESAIN, Penilitia ini dengan metode diskriptif dengandesain studikasus.
SAMPEL, VARIABEL, Pada penelitianini penulis mengambil2 keluargapada tahapmasa
INSTRUMEN, ANALISIS) perkembangan anak sekolah usia 6-12 tahun dengan masalah
kesehatan yangsama yaitu obesitas. Pengambilan data dilakukan
dengan pembagian ceklist tentang obesitas kepada keluarga.
Status gizi anak ditentukan dengan pengukuran tinggi badan dan
berat badan anak
HASIL Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang masalah
obesitas pada kedua keluarga tingkat pengetahua n meningkat
dari 20% menjadi 80% dan 40 % menjadi 70%.
KESIMPULAN Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa
penyuluhan kesehatan efektiv dalam meningkatkan pengetahuan
keluarga tentang obesitas padaanak sekolah

AUTOR Beatrix Elizabeth, Dessie Wanda


TAHUN 2020
VOLUME ANGKA 5,1
JUDUL LITERATUR EREVIEW: KUALITAS TIDURDAN
KEJADIAN OBESITAS PADAANAK USIA SEKOLAH
METODE (DESAIN, Studi literature tahun 2015 sampai 2019 dan berbahasa inggris.
SAMPEL, VARIABEL, Data didapat dari data base meliputi Science Direct, Pro
INSTRUMEN, ANALISIS) Questdan Wiley Online dengankata kunci obesity, overweight,
fat, child, child school, sleep, sleepquality.
HASIL Hasil:Studi literaturini didapatkan 15artikel yangsesuai dengan
kriteria inklusidan ekslusi.Dari tinjauan artikeldi ketahuiada
karakteristik anak obesitas, penyebab obesitas, polatidur dan
hubunga tidurdengan obesitas.
KESIMPULAN Berdasarakan hasil telaah dari 15 artikel yang telah dilakuakan
aspek tidur yang mempengaruhi obesitas pada anak adalah
durasi tidur malam, waktu anak mulai tidur, kualitas tidurnya,
gangguan memasukan dorongan kebiasaan tidur yang sehat
dalam pedoman rutin anak untuk pencegahan dan manajemen
kelebihan berat badan

AUTOR Makmur Sejati , Nevita , Mitra Handini


TAHUN 2019
VOLUME ANGKA 5,1
JUDUL GAMBARAN FAKTOR RISIKO OBESITAS PADA ANAK
DI ENAM SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA
PONTIANAK
METODE (DESAIN, Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan
SAMPEL, VARIABEL, pendekatan cross sectional dan sebanyak 31 responden diambil
INSTRUMEN, ANALISIS) dari sekolah menengah pertama. Data diperoleh menggunakan
Indeks Massa Tubuh, kuesioner Aktivitas Fisik, kuesinoner
semmiquantitative food dan pertanyaan karakteristik demografi.
Analisis data menggunakan SPSS dengan analisis univariat..
HASIL Karakteristik dari responden menunjukkan siswa laki-laki
berjumlah 18 orang (58%) dan perempuan berjumlah 13 orang
(42%), umur responden mayoritas adalah 14 tahun (42%).
Distribusi karakteristik obesitas pada orang tua responden yaitu,
kategori kedua orangtua obesitas 22,6%, ayah obesitas 16,1%,
ibu obesitas 25,8% dan tidak mengalami obesitas 35,5%.
Tingkat konsumsi minuman manis dengan kategori, konsumsi ≥
1 sajian/hari didominasi sebanyak 65% sedangkan kategori
konsumsi
KESIMPULAN Anak dengan obesitas 61% memiliki orangtua yang obesitas, 65
% mengkonsumsi minuman manis > 1 sajian/hari serta 65%
melakukan aktivitas fisik ringan (Sejati, Nevati, and Handini
2019)
AUTOR dr. Elvie Febriani Dungga, M.Kes
TAHUN 2020
VOLUME ANGKA VOL. 2,1
JUDUL Hubungan Pola Makan dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian
Obesitas Pada Anak
METODE (DESAIN, jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
SAMPEL, VARIABEL, metode observasional analitic melalui pendekatan Cross
INSTRUMEN, ANALISIS) Sectional. Populasi sebanyak 150 orang. Sampel penelitian
sebanyak 121 orang yang diambil dengan teknik purposive
sampling.
HASIL Hasil penelitian untuk responden yang melakukan aktivitas fisik
baik dan tidak mengalami obesitas sebanyak 55 responden
(45,5%). Aktivitas fisik merupakan kegiatan yang penting
dilakukan oleh anak-anak. Aktivitas yang baik tidak perlu
melakukan hal yang berat. Responden selalu melakukan
olahraga di sekolah setiap minggu, bersepeda, bermain bola,
bermain lari-larian dan bermain karet pada saat jam istrahat
tiba.dengan aktivitas fisik yang baik serta diimbangi dengan
asupan makan yang baik akan mencegah seseorang mengalami
obesitas
KESIMPULAN 1. Terdapat hubungan pola makan dengan kejadian obesitas
pada anak di SD Laboratorium (LAB) Kota Gorontalo dengan
presentase responden dengan pola konsumsi makan yang
tidak baik sebanyak 65 orang (53,7%) dengan nilai P-Value =
0,039 < α = 0,05
2. Terdapat hubungan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas
pada anak di SD Laboratorium (LAB) Kota Gorontalo dengan
presentase responden yang melakukan aktivitas fisik yang
tidak baik sebanyak 66 orang (54,5%) dengan nilai = 0,000 <
α 005. (Dungga 2020)
AUTOR Desty Adinda, Etti Sudaryati, Evawany Aritonang, Ernawati
Nasution
TAHUN 2019
VOLUME ANGKA 2,4
JUDUL Relationship of Teacher’s Role and Nutrient Intake with
Obesity in Elementary School Student at Medan Maimun Sub-
district, Indonesia (Hubungan Peran Guru dan Asupan Gizi
dengan Obesitas pada Siswa SD di Medan Maimun Kecamatan,
Indonesia)
METODE (DESAIN, The objectives of this research are to analyze the relationships
SAMPEL, VARIABEL, between teacher’s role and nutrient intake with obesity in
INSTRUMEN, ANALISIS) elementary school student at Medan Maimun Sub-district. The
research design uses a cross-sectional study, has taken location
at Elementary School in Medan Maimun sub-district. Samples
were taken by simple random sampling of 120 students. Data
were collected by using questionnaires, form food recall 2x24
hours, and BMI for age. Data analyzed using Chi-Square test.
HASIL The result showed as 22,5% children were obese; the teacher’s
role were majority low (75%), and energy intake is under intake
level Recommended Daily Allowance (55%).
KESIMPULAN Bivariate analysis showed there is relation between teacher’s
role with obesity (p=0.008), energy intake (p=0.007) and fat
intake (p=0.038) with obesity. Intake of protein (p=0.739) and
carbohydrate (p=0.540) are not related with obesity. The
management of obesity in children is recommended to change
children’s diet and lifestyle with family and teachers support at
school (Adinda et al. 2019)

AUTOR Hardiati, Fatmalina Febry


TAHUN 2019
VOLUME ANGKA VOL. 9,3
JUDUL THE RELATIONSHIP OF PARENTING STYLES AND THE
INCIDENT OF OVERWEIGHT AMONG PRE-SCHOOL
CHILDREN AGED 3-5 YEARS IN THE WORK AREA OF
PUSKESMAS KALIDONI PALEMBANG (HUBUNGAN
GAYA PENGASUHAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN
KEGEMUKAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KALIDONI KOTA PALEMBANG)
METODE (DESAIN, The study design used a cross-sectional study. The population
SAMPEL, VARIABEL, in this study is preschool children aged 3-5 years in the working
INSTRUMEN, ANALISIS) area of Kalidoni Health Center in Palembang City. Samples
taken in this study were 143 people using the Cluster Sampling
method. Primary data in this study are the characteristics of
children and parents, interactions with peers and siblings,
parenta m ultivariate analyses. Univariate analysis was
performed to study the frequency distribution of characteristics
of children and parents as well as the dependent and
independent variables. Bivariate analysis was conducted to
analyze the relationship between two variables. The bivariate
test used in this study (hypothesis test) was a chi-square test
using a 0.05 significance level and risk estimation using a
Prevalence Ratio (PR) at Confidence Interval (95% CI).
Multivariate analysis is used to see the independent variables
that most influence the dependent variable. In this study, using
multivariate analysis with multiple logistic regression types
predictive models.
HASIL Research shows that there is a relationship between parental
supervision when watching television (p=0.043) and parental
physical activity patterns (p=0.000), while the most dominant
variable is the parental physical activity pattern with a PR value
of 15.896. School is influenced by parental supervision when
watching television and parental physical activity patterns. It
hopes that all parties can make efforts to prevent obesity in
children by increasing physical activity of children such as
buying sports equipment and inviting children to exercise and
conduct more stringent supervision when children watch
television, play games or gadgets
KESIMPULAN Parenting style affects the incidence of obesity in pre-school
children. Parents are the center of a child's life, so what parents
do will be an example for their children, It shows that good or
bad behavior of the parents will affect the child. Parents must
encourage and provide time and facilities for children to do
physical activity and limit sedentary activities in children (Febry
2019)

AUTOR Anto J. Hadi1, Saskiyanto Manggabarani , Erni Yetti R, Zadrak


Tombeg , Syamsopyan Ishak , Irfan Said
TAHUN 2019
VOLUME ANGKA VOL. 8,1
JUDUL Consumption Pattern and Nutrition Conseling Roles on Obesity
of Integrated Primary School Students (Pola Konsumsi dan
Peran Penyuluhan Gizi Terhadap Obesitas Siswa SD Terpadu)
METODE (DESAIN, This was observational study with a cross sectional approach to
SAMPEL, VARIABEL, analyze the relationship between consumption patterns and
INSTRUMEN, ANALISIS) nutritional counseling on the incidence of obesity in Rama
Integrated Islamic Primary School students observed in the
same time period. The research was conducted at the Rama
Integrated Islamic Primary School in Makassar City and was
conducted in May. The population and sample in this study
were all students in grades 1 to 6 of the Rama Integrated Islamic
Primary School in Makassar City who were registered and
active in 2009 as many as 146 people, and sampling was
performed using exhaustic sampling techniques. Data collected
were consumption patterns and nutritional counseling conducted
through direct interviews using questionnaires, food frequency
questionnaire, prepared 2x24 hour recall food method,
anthropometric data including body weight and height (weight
was measured using tread scales with capacity 150 kg with a
precision level of 0.1 kg) (Haregu et al., 2016). while height
was measured using microtoise with capacity of 200 cm with a
precision el of 0.1 cm), nutritional status data were determined
using the indicator of Body Mass Index by Age (BMI/U), then
the z-score was calculated by using the WHO AnthroPlus 2007
software (Beechy et al., 2012). Univariate analysis performed
by each variable from the results of the study in the form of
frequency distributions and percentages of each variable and
bivariate analysis conducted on two variables allegedly related
to cross tabulation between all dependent and independent
variables by using the chi-square method and fisher exact.
Interpretation; variable is accepted or significant if X²
calculation> X² table (3.841) or p <0.05.
HASIL The results showed that consumption patterns associated with
the incidence of obesity with a value of p (0.00) <0.05.
KESIMPULAN tterns and nutritional counseling were related to the incidence of
obesity in students of Integrated Islamic Primary Schools
(Faktor et al. 2014)
BAB IV

PEMBAHASAN JURNAL

A. Perilaku Orang Tua dalam Pencegahan Obesitas Anak Pra Sekolah Berbasis Theory
Of Planned Behaviour.
Obesitas anak merupakan masalah yang perlu diwaspadai karena angka kejadian
cenderung meningkat. Obesitas mempunyai dampak terhadap tumbuh kembang anak dalam
aspek fisik dan psikososial serta berisiko tinggi menjadi obesitas pada masa dewasa dan
berpotensi mengalami berbagai penyebab kesakitan dan kematian. Sulitnya tatalaksanan
obesitas menyebabkan pencegahan menjadiprioritas utama dengan pendekatan keluarga
dalam menjaga pola makan dan aktivitas yang sehat.
Obesitas pada anak berisiko tinggi menjadi obesitas pada masa dewasa dan
berpotensi mengalami berbagai penyebab kesakitan dan kematian, antara lain penyaki
tkardiovaskular dan diabetesmelitus. Obesitas pada anak juga dapat mengakibatkan kelainan
metabolik, misalnya atherogenesis, resistensiinsulin, gangguan trombogenesis dan
karsinogenesis.
Obesitas mempunyai dampak terhadap tumbuh kembang anak terutama dalam aspek
organik danpsikososial. Obesitas pada masa anak dapat meningkatkan kejadian DM tipe2,
juga berisiko menjadi obesitas saat dewasa serta berpotensi gangguan metabolisme glukosa
dan penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, penyumbatan pembuluh darah dan lain-
lain. Selainitu, obesitas pada anak usia 6-7 tahun juga dapat menurunkan tingkat kecerdasan
karena aktivitas dan kreativitas anak menjadi menurun dan cenderung malas akibat kelebihan
berat badan.

Rekomendasai aktifitas fisik pada anak untuk mencegah kegemukan antara lain:
a. aktivitas fisik di sekolah dilakukan melalui kurikulum intra dan ekstrakurikuler3-
4 jam dalam seminggu dan memanfaatkan waktu istirahat dengan bermain
dihalaman sekolah.
b. Aktivitas fisik dirumah dilakukan bersama keluarga dan teman bermain.
c. Latihan fisik untuk melatih kemampuan gerak dasar, fleksibilitas, kekuatan otot
dan keseimbangan

Orang tua terutama Ibu memegang peranan penting terhadap pemenuhan gizi
keluarga karena ibu bertanggung jawab dirumah termasuk apa yang dimakan oleh anak.
Perilaku terencana dalam pencegahan obesitas dapat diidentifikasi dengan pendekatan
Theory of Planned Behavior (TPB).
Keinginan/niat orang tua dalam tentang pencegahan obesitas:terdiri dari Pola Hidup
Sehatcegah obesitas. Konsumsi buah dan sayur, membatasi menonton TV, bermain
komputer, game/playstation, Tidak menyediakan tv di kamar anak, Mengurangi makanan dan
minuman manis, Mengurangi makanan berlemak dan gorengan, Kurangimakan diluar,
Biasakan makan pagidan membawa makanan bekal kesekolah, Biasakan makan bersama
keluarga 1x sehari, Makanlah makanan sesuai dengan waktunya, Tingkatkan aktifitas fisik
minimal 1jam/hari, Melibatkan keluarga untuk perbaikan gaya hidup untuk pencegahan gizi
lebih.
Sikap merupakan Keyakinan orang tua dalam pencegahan obesitas terdiri
dari:kebiasaan makan, jenis bahan makan yang biasa dikonsumsi, frekuensi makan, porsi
makan, asupan makan, pantangan makan, riwayat aktivitas fisikanak. Kejadian obesitas pada
anak dipengaruhi oleh dietse hari-hari, terutama diet tinggi kalori dari karbohidrat dan lemak
Masukan energy yang lebih besar dari pada yang digunakan. Sekarang ini sering dijumpai
anak prasekolah mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food dan junk food), yang
umumnya mengandung energy tinggi karena 40-50% berasal dari lemak.
Kebiasaan lain adalah mengkonsumsi makanan camilan yang banyak mengandung
gula sambil menonton televisi. Camilan yang dipilih bisa dipengaruhi iklan, hal ini bisa
meningkatkan resiko jumlah konsumsi makanan sehingga asupan energy juga meningkat.
Porsi makan atau asupan gizi yang tidak seimbang bisa meningkatkan resiko obesitas anak.
Tidak membiasakan sarapan pagi dapat mengakibatkan makan berlebihan pada siang hari
sehingga kelebihan asupanya disimpan dalam bentuk lemak. Makanan lain yang tinggi kalori
namun rendah gizi juga menunjang penimbunan lemak. Kurangnya aktivitas fisik
menyebabkan kurangnya pembakaran energy oleh tubuh sehingga kelebihan energy dalam
tubuh akan dismpan dalam bentuk lemak sehingga mengakibatkan obesitas. Pola makan yang
tidak seimbang yaitu konsumsi kalori berlebih daripada kalori yang keluar untuk aktivitas
fisik mengakibatkan ketidak seimbangan energi.
Orangtua akan berniat (memiliki intensi yang baik) untuk menampilkan perilaku
pencegahan obesitas ketika menilai secara positif (bersikap positif). Sikap ditentukan oleh
kepercayaan individu mengenai konsekuensi dari suatu perilaku dan berdasarkan hasil
evaluasi terhadap konsekuensinya. Sikap tersebut dipercaya memiliki pengaruh langsung
terhadap intensi berperilaku. Keyakinan orang tua dalam pencegahan obesitas tentang
kebiasaan makan, jenis bahan makan yang biasa dikonsumsi, frekuensi makan, porsi makan,
asupan makan, pantangan makan, riwayat aktivitas fisik. Persepsi dukungan sosial yang
dirasakan oleh orang tua dalam pencegahan obesitas tentang:kebiasaan makan, jenisbahan
makan yang biasa dikonsumsi, frekuensi makan, porsimakan, asupan makan, pantangan
makan, riwayat aktivitas fisik. Berdasarkan saran dari: Keluargainti, keluargabesar,
lingkungan.
Peran orang tua sangat penting untuk memberi contoh makanan bergizi cukup dan
seimbang karena kebiasaan dalam keluarga mempengaruhi pola makan anak. Pola makan
anak bisa dibentuk oleh ibu dengan memperhatikan jumlah, jenis dan jadwal. Jumlah
makanan sesuai kebutuhan kalori, tidak kurang atau lebih dengan jenis meliputi karbohidrat,
protein, buah, sayur, lemak serta susu. Agar bervariasi, menu makanan anak disamakan
dengan menu keluarga agar tidak cepat bosan. Jadwal makan bisa dibuat teratur, tiga kali
makan utama dan 2 kali snack serta membiasakan untuk sarapan sebagai persiapan energy
sebelum aktivitas.
Diet mempunyai peran besar dalam kejadian obesitas pada anak, terutama tinggi
kalori dari karbohidrat dan lemak. Makanan cepat saji (fast food dan junk food) mempunyai
energy tinggi karena 40-50% dari lemak. Masukan energy lebih besar dari eneri yang
digunakan. (Nurbadriyah,2018)
B. Efektivitas penyuluhan kesehatan dalam meningkatkan pengetahun keluarga tentang
obesitas pada anak usia sekolah
Obesitas adalah suatu kelainan yang ditandai oleh penimbunan jaringan lemak yang
berlebih dalam tubuh. Salah satu kelompok usia yang mempunyai resiko tinggi mengalami
masalah obesitas adalah kelompok anak dengan usia 6- 12 tahun. Pengetahuan gizi ibu
berhubungan dengan kejadian obesitas pada anak. Hal tersebut mempengaruhi pemilihan
nutrisi yang dikonsumsi anak.
Fenomena ini terjadi akibat rendahnya kesadaran masyarakat dalam memberi
pendidikan terhadap anak anaknya untuk selalu hidup sehat dengan mencukupi kebutuhan
asupan serat hariannya, banyak beraktivitas, cukup berolahraga, dan menghindari konsumsi
makan makanan yang tinggi kadar kalorinya, seperti makanan cepat saji.
Menurut Khomsan yang dikutip dari Journal Merisya tahun 2014, ada beberapa
faktor yang mengakibatkan terjadinya obesitas pada anak yaitu keturunan (hereditas) adalah
salah satu faktor yang menjadi penyebab obesitas pada anak. Pada dasarnya anak yang
mempunyai keturunan obesitas mempunyai peluang 10% untuk mengalami obesitas juga.
Meskipun pada kenyataannya berat badan orang tua anak masih termasuk dalam kategori
normal. Selain faktor keturunan, ada juga kurangnya pengetahuan dan salah persepsi tentang
kebutuhan makanan dan nilai makanan yang dikonsumsi. Faktor lingkungan seperti 16 gaya
hidup yang bebas dan budaya daerah yang mempunyai peran penting dalam meningkatkan
prevalensi obesitas di dunia. Oleh sebab itu, anak dalam tahap ini perlu mendapatkan
perhatian penuh dari sudut perubahan pola makan sehari-hari karena makanan yang sering
dikonsumsi anak dalam jangka waktu lama dan berturut-turut akan menimbulkan efek yang
mengakibatkan anak mempuyai pola kebiasaan makan pada tahap tahap selanjutnya. (Eko
Riyanti, 2020)
C. Literatur review kualitas tidur dan kejadian obesitas pada anak usia sekolah
Obesitas pada usia sekolah (6-12 tahun) merupakan masalah serius karena akan
berlanjut hingga usia dewasa. Obesitas pada anak sangat beresiko meningkatkan kejadian
diabetes melitus (DM) tipe 2. Obesitas juga bisa mengakibatkan gangguan metabolism
glukosa dan penyakit degeneratife. Anak yang memiliki kelebihan berat badan bukan hanya
beresiko akan mengalami gangguan kesehatan tapi juga beresiko mengalami keterlambatan
perkembangan motoric dan mental dibandingkan teman sebayanya yang berat badanya
normal.
Akibat obesitas anak sering mendapatkan Bully, Selain itu anak dengan obesitas
merasa malu untuk berinteraksi sosial karena beberapa teman sebayanya mengejeknya dan
tidak mau berteman dengan dirinya. Tumbuh kembang pada anak dengan obesitas dinilai
memiliki keterlambatan khusunya perkembangan motoriknya.
Beberapa factor resiko obesitas yang kita ketahui adalah gen oran gtua, kurangnya
aktivitas dan pola makan yang tidak baik. Masalah tidur tenyata juga mempengaruhi kejadian
obesitas. Masalah tidur merupakan komplikasi umum dari obesitas yang berkonstribusi
memperburuk komplikasi terkait obesitas. Masalah tidur mempengaruhi hormone dan
metabolism dalam tubuh manusia. Bila hormone dan metabolism dalam keadaan tidak
normal akan menyebabkan peningkatan asupan konsumsi makanan yang tidak sehatdan
mendorong kenaikan barat badan.
Waktu tidur anak-anak di Indonesia rata-rata 6 sampai 7 jam dari kebutuhan 10 jam
tidurnya. Karena anak-anak memiliki tugas yang banyak dari sekolah selain itu mereka juga
memiliki ekstrakulikuler disekolah ataupun les tambahan, selain itu sekolah di Indonesia
dimulai dari pukul tujuh pagi dan selesai pukul dua pagi.
Pencegahan obesitas menjadi tantangan kesehatan masyarakat bagi perawat, memang
ada penurunan angka kejadian obesitas namum penurunannya masih dinilai lambat, Oleh
karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan jurnal review terkait kualitas tidur yang
mempengaruhi kejadian obesitas. (Beatrix Elizabeth, 2020)
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Obesitas anak merupakan masalah yang perlu diwaspadai karena angka kejadian
cenderung meningkat. Obesitas mempunyai dampak terhadap tumbuh kembang anak
dalam aspek fisik dan psikososial serta berisiko tinggi menjadi obesitas pada masa
dewasa dan berpotensi mengalami berbagai penyebab kesakitan dan kematian. Sulitnya
tatalaksanan obesitas menyebabkan pencegahan menjadi prioritas utama dengan
pendekatan keluarga dalam menjaga pola makan dan aktivitas yang sehat. Obesitas pada
anak berisiko tinggi menjadi obesitas pada masa dewasa dan berpotensi mengalami
berbagai penyebab kesakitan dan kematian, antara lain penyakit kardiovaskular dan
diabetesmelitus. Obesitas pada anak juga dapat mengakibatkan kelainan metabolik,
misalnya atherogenesis, resistensi insulin, gangguan trombogenesis dan karsinogenesis.
Peran orang tua sangat penting untuk memberi contoh makanan bergizi cukup dan
seimbang karena kebiasaan dalam keluarga mempengaruhi pola makan anak. Pola
makanan bisa dibentuk oleh ibu dengan memperhatikan jumlah, jenis dan jadwal. Jumlah
makanan sesuai kebutuhan kalori, tidak kurang atau lebih dengan jenis meliputi
karbohidrat, protein, buah, sayur, lemak serta susu. Agar bervariasi, menu makanan anak
disamakan dengan menu keluarga agar tidak cepat bosan. Jadwal makan bisa dibuat
teratur, tiga kali makan utama dan 2 kali snack serta membiasakan untuk sarapan sebagai
persiapan energy sebelum aktivitas. Selain itu peranan orang tua terhadap diet pada
obesitas anak itu sangat berpengaruh karena anak butuh pendukung emosi dan
pembangun keinginan untuk menurunkan berat badan guna menghindari penyakit-
penyakit pemicu
B. SARAN
Orang tua perlu memperhatikan anak yang obesitas dengan tindakan pencegahan
yang dapat dimulai sejak dini yaitu memantau berat badan anak, pemberian makanan
yang sehat biasa dikenal dengan gizi seimbang juga harus diperkenalkan sejak dini
kepada anak, dan upaya-upaya lain yaitu dengan membiasakan anak berolahraga secara
teratur.

DAFTAR PUSTAKA

Adinda, Desty, Etti Sudaryati, Evawany Aritonang, and Ernawati Nasution. 2019. “Relationship
of Teacher’s Role and Nutrient Intake with Obesity in Elementary School Student at Medan
Maimun Sub-District, Indonesia.” Budapest International Research and Critics Institute
(BIRCI-Journal) : Humanities and Social Sciences 2(4): 537–44.

Beatrix Elizabeth, D. W. (2020). LITERATURE REVIEW: KUALITAS TIDUR DAN


KEJADIAN OBESITAS. Jurnal‘Aisyiyah Medika.

Dungga, Elvie Febriani. 2020. “Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian
Obesitas Pada Anak.” Jambura Nursing Journal 2(1): 103–11.

Eko Riyanti, E. P. (2020). EFEKTIVITAS PENYULUHAN KESEHATAN DALAM


MENINGKATKAN. Nursing Science Journal (NSJ, 14-18.

Elizabeth, B. (2020). Literattur Review Kualitas Tidur Dan Kejadian Obesitas Pada Anak Usia
Sekolah. Aisyiyah Medika.

Faktor, Analisis, Yang Berhubungan, Dengan Kekambuhan, and T B Paru. 2014. “Unnes Journal
of Public Health.” 3(1): 1–10.
Febry, Fatmalina. 2019. “THE RELATIONSHIP OF PARENTING STYLES AND THE
INCIDENT OF OVERWEIGHT AMONG PRE-SCHOOL CHILDREN AGED 3-5
YEARS IN THE WORK AREA OF PUSKESMAS KALIDONI PALEMBANG
KEGEMUKAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIDONI KOTA PALEMBANG
Pre-School Children Aged 3-5 Years H.” 10(November): 191–98.

Muhammad, H. F. (2019). Pemamfaatan sekolah sebagai sarana pencegahan obesitas sejak dini
pada remaja. Journal Of Community Empowerment For Health (JCOEMPH), 107-114.

Nurbadriyah, W. D. (2018). Perilaku orang tua dan dalam pencegahan obesitas anak prasekolah
berbasist heory of planed behavior (TPB). Jurnal ners dan kebidanan.

Riyanti, E. d. (2020). Efektivitas Penyuluhan Kesehatan Dalam Meningkatkan Pengetahuan


Keluarga Tentang Obesitas Anak Sekolah. Nursing Science Journal (NSJ),14-18.

Sejati, Makmur, Nevati, and Mitra Handini. 2019. “Gambaran Faktor Risiko Obesitas Pada Anak
Di Enam Sekolah Menengah Pertama Di Kota Pontianak.” 5(1): 1–16.

Anda mungkin juga menyukai