MANAJEMEN RISIKO
Penyusun:
JURUSAN AKUNTANSI
Bisa dikatakan juga jenis manajemen ini merupakan satu metode untuk mencegah perusahaan
mengalami sebuah masalah seperti kolaps,kerugian yang besar,gulung tikar,dijauhi klien,dan
semacamnya.tentu strategi sistematis ini perlu dijalankan terutama untuk pebisnis pemula.
Lingkungan Internal
Lingkungan internal merupakan suatu risiko yang kemungkinan dapat terjadi didalam internal
perusahaan.di dalam komponen ini,tidak ada deteksi terhadap risiko yang terjadi antara
perusahaan dengan faktor luar seperti pelanggan,klien,dan semacamnya.sekalipun kadang
efek risiko internal juga berimbas pada hal tersebut.
Penentuan sasaran.
Merupakan suatu pihak perusahaan harus memasukan sasaran risiko yang jelas akan coba
diselesaikan melalui suatu sistem manajemen.didalamnya biasanya tercakup dua hal yaitu
risiko yang muncul dari statemen visi dan misi usaha sasaran risiko yang datang dari kegiatan
teknis atau operasional.
Identifikasi Peristiwa
Komponen manajemen risiko yang ketiga ini merupakan identifikasi peristiwa.dimaksud tidak
disebutkan manajemen risiko jika perusahaan tidak memiliki data detail hasil identifikasi
peristiwa.seharusnya ini sudah didapatkan sebelum usaha mulai dijalankan.
Penilaian Risiko
Dapat dimungkinkan sebuah organisasi perusahaan maupun bisnis untuk menilai sebuah
kejadian atau keadaan dan kaitnya dengan percapaian tujuan perusahaan atau bisnis
tersebut.manajemen perlu melakukan analisis mengenai dampak yang memungkinkan terjadi
akibat risiko dengan 2 perspektif,yaitu:likelihood (kederungan/peluang) dan
impact/consequence ( besaran dari realisasi risiko).
Tanggapan Risiko
Selain melakukan penilaian terhadap risiko, juga menentukan tanggapan atau respon terhadap
risiko tersebut. Respon dari manajemen tergantung risiko apa yang dihadapi. Respon atau
tanggapan tersebut bisa dalam bentuk:
Aktivasi Pengendalian
Setelah diberikan tanggapan, selajutnya yaitu penyusunan prosedur dan kebijakan yang
membantu memastikan bahwa respon terhadap risiko yang dipilih memadai dan terlaksana
dengan baik. Aktivitas pengendalaian risiko ini antara lain:
2.Delegasi wewenang
4.Pemisahan fungsi
5.Supervisi
Aktivitas ini berfous pada identifikasi informasi dan menyampaikannya kepada pihak terkait
melalui media komunikasi. Informasi yang relevan diidentifikasi, diperoleh, dan dikomunikasikan
dalam bentuk dan waktu yang tepat agar personil dapat melakukan tanggung jawabnya dengan
baik.
Pemantuan (Monitoring)
Monitoring adalah komponen terakhir dalam manajemen risiko. Proses pemantauan dilakukan
secara terus menerus untuk memastikan setiap komponen lainnya berfungsi sebagaimana
mestinya. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses monitoring adalah pelaporan yang
tidak lengkap atau berlebihan.
Manajemen risiko operasional adalah manajemen risiko yang disasarkan pada terjadinya
permasalaha-permasalahan usaha yang muncul akibat dari faktor internal.seperti kinerja
pegawai rendah,sumber daya yang kurang berkualitas,terjadinya bencana,modal bank tidak
sehat dan selainnya.
Manajemen Hazard
Adalah risiko yang risiko yang berfokus pada masalah yang potensial membuat perusahaan
gulung tikar.biasanya problem usaha yang dideteksi adalah masalah-masalah yang besar dan
bahaya.
Manajemen ini berkaitan dengan pengambilan keputusan risiko yang biasanya muncul adalah
kondisi tak terduga yang mengurangi kemampuan pelaku bisnis untuk menjalankan strategi
yang direncanakan.dalam hal itu beberapa faktor seperti risiko operasi asset impraitment,risiko
kompetitif atau bahkan resiko frenchise.dalam manajemen ini ada beberapa hal yang da[at
dilakukan di manajemen ini.dada beberapa daftar sebagai berikut:
1.daftar risiko
Sesuai dengan Namanya manajemen risiko finansial memiliki fokus pada keuangan
perusahaan deteksinya diarahkan bagaimana sebisa mungkin agar suatu perusahaan tidak
kolaps hanya karena dari dana,moda,laba,dan sebagainya.
Tujuan yang pertama adalah untuk melindungi perusahaan dari risiko bisnis yang berbahaya
sehingga badan usaha tetap berdiri sekalipun diterpa berbagai macam masalah dan hal yang
negatif.melindungi perusahaan dengan manajamen risiko lebih berhasil dibandingkan yang
tidak karena sebelum terjadi masalah.
Membantu pembuatan kerangka kerja
Dengan adanya manajemen risiko tentu solusi atas masalah perusahaan bisa ditemukan. Nah,
untuk aktualisasinya tinggal dibuat saja kerangka kerja yang sesuai dengan solusi tersebut. Ini
alasan mengapa manajemen kerja bisa membantu pembuatan kerangka kerja. Dengan alasan
ini pula kebijakan yang menyertainya juga bisa diputuskan dengan segera.
Dengan dilakukannya manajemen risiko tentu segala hal buruk yang bakal muncul akan
terdeteksi. Maka dari itu, ini bisa dijadikan bahan untuk tetap waspada dan hati-hati dalam
mengelolanya. Bisa dibayangkan jika tidak ada manajemen risiko, tentu hal buruk akan terjadi
begitu saja. Karena tidak ada kehati-hatian dalam bekerja dan semua karyawan bekerja tanpa
memperhitungkan risiko yang ada di dalamnya.
Membantu meningkatkan kinerja perusahaan dengan menyediakan informasi tingkat risiko yang
disebutkan dalam peta risiko/ risk map. Hal ini juga berguna dalam pengembangan strategi dan
perbaikan proses risk management secara berkesinambungan.
Mendorong manajemen agar bertindak proaktif dalam mengurangi potensi risiko, dan
menjadikan manajemen risiko sebagai sumber keunggulan bersaing dan kinerja perusahaan.
Itulah penjelasan lengkap tentang manajemen risiko. Sekadar saran silakan pelajari bab ini jika
Anda ingin membuka usaha dalam bentuk perusahaan. Dijamin Anda lebih siap tanding
dibandingkan yang tidak menjalankannya.