Anda di halaman 1dari 12

POLA DASAR PRAKTIS,MEYNEKE,

CHARMANT DAN SO-EN

OLEH

ST. AISYAH
ANDI NUR MAIDAH
NURHIJRAH
SYARIFAH SURYANA

JURUSAN
PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK UNM
POLA DASAR PRAKTIS
POLA DASAR MEYNEKE
Pola Dasar JH. Meyneke
Pola Meyneke terdiri atas badan muka dan belakang yang digambar menyatu dengan lipit kup cukup
besar pada bahu. Serongnya bahu sering jatuh tidak tepat sehingga perlu dicek menggunakan ukuran
control. Pada pola ini hasil kup terbaik dimana bentuk feminine kewanitaan nampak dengan baik
mulai konstruksi dari bawah ke atas.

A M1 M B R R1 C1 C
1

Keterangan:
Bagian Depan
· A - B = 1/4 L. Badan + 1 cm. A-D = P. Muka Bagian Belakang
· D - E = 1/6 L. Leher + 2,5 cm · B - C = 1/4 L. Badan -1 cm
· E - F = 1/6 L. Leher + 1 cm, datar teruskan · C - N = P. Punggung
ke G · N - N' = 1/6 L. leher + 1 cm
· G - H = 1/3 P. Bahu, tarik garis datar · N' - 0 = 1 cm
sebagai pertolongan · G '- H' = 1/3 P. Bahu
17 · O - P = Panjang Bahu + 1 cm (boleh tidak
· F - L = P. Bahu, dan L harus jatuh pada garis pakai lipit di bahu belakang)
datar pertolongan. Tara · 0 - 0' = 1/2 P. Bahu - 1 cm
garis F-L terus ke sisi, dapat titik L' · P - P' = 1/2 P. Bahu + 1 cm
· L' - L" = Ukur 1/2 P. Bahu + 1 cm · Q - Q' = 1/2 L. Punggung
Sedangkan F - K diukur 1/2 P Bahu -1 · C - C' = 1/10 L. Pinggang -1 cm
cm. · R - R' = 1/4 L. Pinggang - 1 cm dikurang
· D - D' = 4 atau 5 cm R-R', bila lipit R'-C' lebih dari 2
· D' - D" = 1/2 L. Muka, melampaui jarak lipit cm, boleh dikurangi dan begitu pula di sisi
kup
· B - B' = P. Sisi
· A - A' = 1/10 L. Pinggang
· M-M' = 1/4 L. Pinggang + 1 cm dikurang A-
A'. Garis lipit bahu disamakan
dengan titik K dinaikkan 0,5 cm. Lubang
lengan di sisi, dapat diturunkan
untuk diperbesar 2 atau 3 cm
POLA DASAR LENGAN MEYNEKE

Keterangan:
· A – B : ½ P. lingkar pangkal
lengan
· C – D : T. Kepala lengan
· D – E : P. Lengan dalam

POLA DASAR ROK

DEPAN BELAKANG
POLA DASAR BADAN CHARMANT

KETERANGAN POLA BADAN


A-B : ½ Lingkar badan (garis
datar) A-C : ½ Panjang muka
C-D : 2 ½ cm (ke kanan)
D-E : panjang muka dari D melalui A ke E
D-F : 1/8 dari setengah lingkar badan + 2 cm
F-G : 1/8 dari setengah lingkar badan + 1 cm
D-G : garis leher
G-H : lebar bahu
E-H : Ukuran uji bagian 1 (atau e-
h) D-I : 5 CM
I-J : ½ lebar muka
B-K : bagian pertama panj.punggung + ½ cm
K-L : panjang punggung + ½ cm
L-E : garis pinggang
L-M : 1 ½ cm
K-K1 : ½ cm
K-N ; lebar leher belakang seharusnya F-G kurang 1 cm = K-N N-O : lebar bahu
O-M : bagian ke 2 ukuran uji
K-M : tengah belakang
P-Q : ½ lebar punggung
R-S : garis tengah lurus ke garis pinggang atas garis A-B di siku (lihat gambar)
S-T : Panjang sisi
½ B-K : p
½ J-Q : titik R
Dari titik S 1 cm ke kiri = s1 ; dan 1 ½ cm ke kanan dari titik Y. Tarik garis miring 4 cm turun
dari titik t = t1.
Buatlah lubang lengan dari titik h-j-t-q ke O. Sentimeter diletakkan melengkung melalui
lubang lengan dan ukurlah kembali.
Dari titik G kita ukur kebawah panjang blus (lurus) = g – u
Titik U jatuhnya dapat pada tiga tempat yaitu: a. didalam garis pinggang b. pada garis pinggang
c. diluar garis pinggang
Kalau jatuhnya di dalam atau persis pada garis pinggang, titik E tetap. Tetapi kalau jatuhnya
diluar, jarak itu diukur diperpanjang dapat U – U1. E - E1 sama dengan U- U1
Tarik garis dari E sampai S1 = garis pinggang
muka. E1 = W = Tinggi dada
W-W1 = ½ lebar dada
E1-V = ½ lebar dada dikurangi 1 cm
Tarik garis dari V sampai W1 terus ke atas titik H1
(bahu) H1- h = O – O1
S1-X = ¼ lingkar pinggang + 1 ½ cm dikurangkan E1-V.
Dari X garis ke atas ke atas sampai
W1. M-M1 = E1-V kurangkan 2 cm
M1 dihubungkan dengan O1
Y-Z = ¼ lingkar pinggang kurangkan 1 ½ cm kurang M-M1
Y-Z + M-M1 harus sama dengan ¼ lingkar pinggang kurang 1 ½
cm. Dari Z Tarik garis atas sampai garis lingkar badan.
Z- Z1 (tidak ada) kup belakang. Pada kup belakang dapat juga ditentukan sendiri.

POLA DASAR LENGAN CHARMANT

Ukuran
Lingkar Lubang Lengan = 46 cm
Lingkar Lengan Atas = 40
Panjang lengan = 44 cm
Lingkar pergelangan = 18 cm
Lingkar Lengan = 34 - 10 cm
KETERANGAN POLA LENGAN

1. A-B = Lingkar lengan atas


2. A-C = ¼ Lingkar lubang lengan + 2 cm
3. C-D = Panjang lengan
4. D-E = B-E
5. B-F = A-C (kepala lengan). Titik G = ½ A-B
6. G-H = ¼ dari garis A-G. garis-garis miring dari C ke H. Garis-garis miring dari H ke F
7. 1/3 bagian dari garis C-H = i
8. C-C1 = 1/3 H- C
9. ½ dari H-F = J
10. Tarik garis miring dari titik i 2 cm, dapat i1
11. Puncak dari lengan mulai dari C ke i1 sampai H dan dari situ melalui J ke F.
12. Puncak atau garis lubang lengan harus 2 atau 3 cm lebih besar dari lubang lengan pola blus.
Mula- mula lengan dikerutkan kira-kira 7 atau 5 cm dari H kekiri dan kekanan.
13. Bila memasang lengan tidak boleh kelihatan kerut-kerutnya.
14. Sekarang boleh kita gambar kepala lengan. Kepala lengan 2 cm lebih besar dari lubang
lengan pada pola blus.
15. Titik K= ½ D-E K-L = 2 ½ cm
16. L-L1 = 10 cm panjang belahan
17. L-M = 4 cm
18. Kini kita gambar lengan bagian bawah (lihat contoh). Manset ialah lingkar pergelangan
tangan + 2 cm, lebarnya 4 cm atau lebih.
19. Jika lebar manset 5 cm, maka pada garis lengan bagian bawah dikurangkan 5 cm.
20. A-B dapat juga + 2 cm misalnya jika garis lunbang lengan agak kecil.
21. Jika menyambung lengan harus diusahakan supaya titik H terletak 1 atau 1 ½ cm dimuka
garis bahu. Titik H menunjukkan arah benang.
22. Untuk memberi luang dikepala lengan, maka lengan digunting dua melalui titik H. Kampuh dari
lengan tidak ditemukan dengan kampuh pola blus.
Pola Dasar Sistem So-En
a) Pola dasar badan
Menggambar pola konstruksi sistem So-en, dimulai dengan ukuran badan. Cara
mengkonstruksi pola badan yaitu

1. A - B = ½ ukuran lingkar badan ditambah 5 cm.. A dan B dihubungkan dengan garis putus-
putus.
2. A - C = 1/6 lingkar badan ditambah 7 cm. A - D = ukuran panjang punggung.
3. Buat garis empat persegi dari A ke B, A ke D, D ke D1 dan B ke D1 dan C ke E dihubungkan
dengan garis putus-putus.
4. Garis C dengan E dibagi dua dengan nama E1. E1 - E2 = 0,5 cm. E2 dibuat garis bantu sampai
ke garis pinggang diberi nama titik Dengan demikian selisih pola badan bagian muka dengan
pola badan bagian belakang adalah 1 cm.
5. C - F = 1/6 lingkar badan ditambah 4,5 cm (buat garis vertikal).
6. A - A1 = 1/20 lingkar badan ditambah 2,7 cm.
7. A dengan A1 dibagi tiga, sepertiga bagian dipindahkan dari A1 ke A2, lalu dibuat garis leher
belakang seperti gambar. a - a1 = A1 - A2. a1 - a2 = 2 cm.
8. Hubungkan titik A2 dengan a2, ukuran panjang bahu dibagi dua dinamai titik H.
9. H - H1 = 6 cm(panjang kup), dengan lebar kup 2 cm, lalu buat kup seperti gambar.
10. Buat garis lingkar kerung lengan belakang mulai dari a2 terus ke E2 dengan besar lekukan
pada ketiak berpedoman kepada ½ jarak dari F dengan E2 dan ditambah 0,5 cm.
11. d - d1 = 2 cm, lalu dihubungkan dengan E2 (garis sisi pola belakang). D - d3 = 1/10 lingkar
pinggang.
12. Hubungkan d3 dengan H. D - d3 ditambah d1 - d2 = ¼ lingkar pinggang. d2 - d3 = besar kup.
13. B - B1 = A - A1. B - B2 = B - B1. B1 - X = 0,5 cm.
14. B1 dengan B2 dibuat garis persegi, pada sudutnya dinamakan titik O. Titik O dan B2 dibagi
dua, setengah bagian dipindahkan ke garis O dan B diberi nama titik O1.
15. Hubungkan X dengan O1 terus ke B2 seperti gambar (garis leher pola bagian muka)
16. E - F1 = 1/6 ukuran lingkar badan ditambah 3 cm.
17. Buat garis vertikal sampai kegaris A dengan B, dinamakan titik b. b - b1 = 2 kali ukuran
a - a1
18. Ukur panjang bahu dari X ke X1, melalui titik b1
19. F1 - f1 = ½ F - E2
20. Bentuk lingkar kerung lengan pola bagian muka mulai dari X1 melalui f1 menuju E2 seperti
gambar
21. D1 - G = O - O1. d - g = 2 cm
22. G - G1 = 1/10 lingkar pinggang, hubungkan g dengan E2
23. G - G1 ditambah G2 - g = ¼ lingkar pinggang
24. G1 - G2 = besar kup, pada garis tengah antara G1 dengan G2 dibuat garis bantu sampai ke
garis badan, diturunkan 4 cm, lalu dihubungkan dengan G1 dan G2
25. Besar kup pola so-en ditentukan oleh perbandingan ukuran lingkar badan dengan lingkar
pinggang, jika perbedaan ukurannya banyak maka kupnya menjadi besar, karena pada sisi
jaraknya hanya 2cm. Jika ditemukan ukuran kup lebih dari 4 cm, sebaiknya kup dipecah
menjadi dua dengan ukuran yang sama besar, antara kup yang satu dengan yang lainnya diberi
jarak dua cm, dan panjang kup yang kedua dikurangi 2 cm dari kup utama.
POLA LENGAN

Ukuran:
- Lingkar kerung lengan = 40 sm
(diukur dari pola badan muka dan
belakang
- Panjang lengan = 24 cm
- Tinggi Puncak Lengan = 24 cm

Keterangan pola lengan


1. A - B = panjang lengan.
2. A - C = ¼ ukuran lingkar kerung lengan ditambah 3 cm (tinggi puncak lengan).
3. A - E = ½ ukuran lingkar kerung lengan.
4. A - F = ½ ukuran lingkar kerung lengan ditambah 1,5 cm.
5. A - A1 = 1/3 A – F. A - A3 = 1/3 A - E. E1 = 1/3 dari E - A. A1 - A2 = 1,5 cm. A3 - A4 =
1,8 cm. E1 - E2 = 1,3 cm.
6. Hubungkan F dengan A2 terus ke A (lingkar kerung lengan bagian belakang), hubungkan A dengan A4
terus ke E2 dan E seperti gambar (lingkar kerung lengan bagian muka) Untuk membentuk sisi lengan
pola dasar sitem So-en, tergantung pada ukuran panjang lengan. Untuk lengan panjang ujung lengan
dibentuk pada bagian muka dan belakang, sedangkan untuk lengan pendek ujung lengan tidak dibentuk.
7. Untuk lebih jelasnya akan digambar kedua ukuran yaitu lengan pendek dan lengan panjang.
Untuk menentukan lengan panjang, dibuat garis vertikal dari titik E dan F sampai panjang lengan.
8. Garis B dan B1 dibagi dua. B1 - B2 = 1 cm lalu bentuk seperti gambar (pola bagian muka). J
- j1 = 1 cm, lalu bentuk seperti gambar (pola bagian belakang).
9. Untuk menentukan lengan pendek, diukur dari titik A ke O panjang lengan, buat garis horizontal
dari O ke H dan dari O ke G.
10. H - H1 = 2 cm, hubungkan H1 dengan E seperti gambar (sisi lengan bagian muka).
11. G - G1 = 2 cm, hubungkan F dengan G1 seperti gambar (sisi lengan bagian belakang)
POLA ROK
Ukuran yang diperlukan
- Lingkar pinggang = 66 cm
- Tinggi panggul = 16 cm
- Lingkar Panggul = 96 cm
- Panjang Rok = 50 cm

Keterangan pola rok


1. A - A1 = 1 cm
2. A1 - B = ¼ lingkar pinggang dikurang 1 cm ditambah 2 cm (lipit kup).
3. B - B1 = 0,7 cm.
4. Hubungkan A1 dengan B1 seperti gambar (garis pinggang pola belakang).
5. A1 - A2 = 1/10 lingkar pinggang.
6. A2 - A3 = 2 cm (lipit Kup).
7. Untuk membentuk lipit kup, besar lipit kup dibagi dua dinamakan titik A4. A4 - A5 = panjang kup,
dibuat garis putus-putus.
8. A5 - A6 = 0,5 cm. Hubungkan titik A2 dengan A6 dan A3 dengan A6.
9. A1 - C = tinggi panggul. C - D = ½ lingkar panggul ditambah 2 cm, dihubungkan dengan garis
putus-putus.
10. C - E = ¼ lingkar panggul (setengah C dengan D).
11. A - F = ukuran panjang rok. F - I = C - D F - F1 = C - E.
12. Hubungkan B1 dengan E, membentuk garis sisi panggul, terus ke F1.
13. I - G = panjang rok.
14. G - H = ¼ lingkar pinggang ditambah 3 cm ( 2 cm untuk besar kup, dan 1 cm untuk
membedakan pola rok muka dengan belakang).
15. H - H1 = 0,7 cm. Hubungkan G dengan H1 seperti gambar (garis pinggang pola bagian muka).
16. G - G1 = 1/10 lingkar pinggang.
17. G1 - G2 = 2 cm. G3 = besar lipit kup dibagi dua G3 - G4 = panjang kup, dibuat garis putus- putus. G4
- G5 = 0,5 cm
18. Hubungkan titik G1 dengan G5 dan G2 dengan G5.
19. Hubungkan H1 dengan E, membentu

Anda mungkin juga menyukai