Anda di halaman 1dari 20

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016

PENDIDIKAN TATA BUSANA

BAB VII
PEMBUATAN POLA

Dra. Armaini Rambe,M.Si.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
2016

1
BAB VII
PEMBUATAN POLA
A. Kompetensi Inti
Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran
Pembuatan Pola.
B. Kelompok Kompetensi Dasar
7.1. Merubah Pola Busana Wanita
7.2. Merubah Pola Busana Pria
7.3. Merubah Pola Busana Anak
C. Uraian Pola
7.1. Merubah Pola Busana Wanita

7.2. Membuat Pola Busana Pria


1. Identifikasi Ukuran Busana Pria

 letak meteran waktu mengukur


Perhatikan gambar letak meteran pada bagian-bagian tubuh yang akan diukur. Sewaktu
mengukur, meteran tidak boleh kendor, dan juga tidak boleh tertarik kencang. Semua ukuran
harus diambil pas. Jangan ditambah, jangan pula diukur berkurang

2
A = Lingkar badan keliling. Diukur tepat pada bagian badan yang terbesar, tepat di bawah
ketiak.
B = Lingkar pinggul keliling. Diukur tepat pada bagian pinggul yang terbesar.
C= Lingkar leher keliling. Diukur pada bagian leher yang terbawah
D= Lingkar lengan keliling. Diukur mendatar melalui bawah ketiak
E= Dada atas. Diukur diatas bahu dari ujung bahu sebelah kanan samapi ujung bahu sebelah
kiri
F= Dada bawah. Diukur dari kiri ke kanan, pada ujung ketiak, tanpa menekan dan memasukkan
meteran ke ketiak.
G = Panjang dada. Diukur dari lekuk bawah leher sampai tali ikat pinggang
H = Lengan pendek. Diukur dari ujung pangkal bahu sampai diatas siku pada batasnya yang
dikehendaki
I = Lengan panjang. Diukur dari ujung pangkal bahu sampai di pergelangan tangan pada batas
yang dikehendaki

3
J = Lingkar pinggang keliling. Diukur tepat di pinggang dengan kelonggaran sesuai keinginan
K = Pinggang turun (untuk celana model pinggang di bawah ). Diukur lebih rendah dari waktu
mengukur lingkar pinggang keliling. kerendahannya sesuai keinginan.
L = Punggung atas. Diukur diatas bahu, dari ujung bahu sebelah kanan sampai ujung bahu
sebelah kiri
M = Punggung bawah. Diukur dari kiri ke kanan, meteran menempel tepat diujung ketiak, tanpa
ditekan dan tanpa dimasukkan ke ketiak.
N = Selangkangan celana. Diukur dari pinggang keliling depan, melalui kakahan di tengah
(antara kedua belah paha) sampai lingkar pinggang keliling belakang dengan kelonggaran
sesuai keinginan.
O = Lingkar paha keliling. Diukur pada bagian paha terbesar dan teratas, meteran masuk melalui
kakahan.
P = Lutut keliling. Diukur tepat pada kepala lutut.
Q = Celana pendek. Diukur dari lingkar pinggang keliling atau dari lingkar pinggang turun sampai
diatas lutut pada batas sesuai keinginan.
R =Celana panjang. Diukur dari lingkar pinggang keliling atau dari lingkar pinggang turun sampai
mata kaki atau sesuai keinginan. Kaki celana . lebarnya menurut model atau pesanan yang
diinginkan.
Panjang baju diukur dari leher sampai buku jari jempol tangan. Untuk mengukur panjang
baju jas, ukurlah dari leher sampai kuku jempol tangan, dimana lengan orang yang akan diukur
agak dimajukan kedepan.
2. MEMBUAT POLA KEMEJA DAN PANTALON PRIA
A. Membuat Pola Kemeja Pria
 Ukuran kemeja
1. panjang kemeja = 67 cm
2. lebar punggung = 42 cm
Lingkar badan = 84 cm
Lingkar leher = 36 cm
Panjang lengan = 22 cm

4
1/2 lingkar lengan = 15 cm
Rendah bahu = 4 cm
Rendah punggung = 18 cm
Panjang punggung = 39 cm
1. Membuat pola bagian depan
a. membuat garis siku A-B-C-D-E dan F
A-B = selalu 2 cm, untuk dewasa, 11/2 cm, untuk anak.
A-C = 4 cm, ukuran rendah bahu.
A-F=67 cm, ukuran panjang kemeja.
B-D=18 cm, ukuran rendah punggung.
B-E=39 cm, ukuran panjang punggung
2. membuat kerongan leher
A-N=1/6 lingkar leher ditambah 1 cm = (36 cm : 6 ) + 1 cm = 7 cm
A-T= (A-N) +2 cm = 7cm + 2cm = 9 cm
Hubungkanlah titik T dan titik N.
N-g= g-T
g-r= turun 11/2 cm
T-r-N= adalah kerung lengan depan
3. menentukan lebar punggung
C-P= ½ lebar punggung + 1 cm = (42 cm : 2) + 1 cm = 22 cm
Hubungkanlah titik T dengan titik P.
T-P= adalah lebar bahu
4. menentukan besar badan
D-L = ¼ lingkar badan + 4 cm = (84 cm : 4) + 4 cm = 25 cm.
E-K= (D-L)- 2 cm = 25 cm – 2 cm = 23 cm.
F-O=D-L= 25 cm, titik O = naik 1 cm
5. menentukan kerongan ketiak
D-X=C-P = 22 cm
X-Z= 1/3 X-P

5
Z-h= kekiri 3 cm
Hubungkanlah titik P dengan titik h dan titik h dengan titik L.
P-m= m-h dan h-i= i-L,
i-j= kekiri 11/2 cm dan titik m ke kiri ½ cm.
hubungkanlah p-m-h-j-L= adalah kerung lengan badan depan
6. menentukan kantong atas
D-Y = 6 cm, titik Y naik 2 cm dari garis lurus D-L.
J-V = kekiri 21/2 cm titik V naik 21/2 cm dari garis lurus D-L
Y-V = adalah lebar kantong atas
7. menentukan lobang kancing
N-t= F-n= 2 cm tariklah garis penolong dari titik t ke titik n.
t-q = 1/10 panjang kemeja ditambah 1 cm = (67 cm : 10) + 1 cm = 7,7 cm
lebar lubang kancing 1 cm, adapun jarak kelima lobang kancing itu harus sama
b. membuat pola badan belakang
- perhatikan pola badan depan pada gambar disebelah dan dari pola badan depan ke pola
belakang dirubah:
1. menentukan bagian tengah (belakang)

N-M=F-U= ke kanan 11/2 cm.


Titik U= naik 1 cm
Hubungkanlah titik U dengan titik M dan diperpanjang keatas.
2. menentukan besar badan
Pada badan bagian sisi atau samping L-K-O tetap sama
dengan pola bagian depan.
Hubungkanlah titik U dengan titik O.
W-L = ( D-L) – 1 ½ cm = 25 cm – 1 ½ cm = 23 ½ cm
Y-K = ( E-K) – 1 ½ cm = 23 cm – 1 ½ cm = 21 ½ cm
U-O = W-L = 23 ½ cm
3. menentukan bagian punggung

6
P-H = naik 7 cm
T-Q = naik 6 cm
S-H = ½ lebar punggung = ½ cm = ( 42 cm : 2 ) = ½ cm = 21 ½ cm
H-Q = P-T = lebar bahu.
h-h’ = kekanan ½ cm
hubungkan titik H-P-h’-L = adalah kerung lengan badan depan

4. menentukan kerung lengan belakang

Q-G = 1/10 lebar punggung = 42 cm : 10 = 4,2 cm


Q-G-S = merupakan sudut siku-siku
Q-t = t-S
Titik t = turun 1 ½ cm
5. menentukan pola lapak bahu.
H-J = turun 5 cm
J-V-S = sudut siku-siku
Hubungkanlah titik V-J-H-Q-S-V= adalah pola lapak bahu
6. J-I = turun ½ cm
I-R = 1/3 V-J = 21 cm : 3 = 7 cm
Hubungkanlah titik V-R-I-h’-L-K-O-U-Y-W-V = adalah pola badan belakang
6. Membuat Pola Lengan
1. Membuat segi panjang A-B-C-D.
A-B=C-D= 22 cm, panjang lengan.
A-C=B-D= rendah punggung
di tambah 1 cm + 18 cm + 1 cm = 8 ½ cm
2. Menentukan kerongan ketiak.
C-F = ½ (A-C) dikurangi 1 cm.

7
( 19 cm : 2) – 1 cm = 8 ½ cm.
Hubungkanlah titik A-F.
A-L = L-F dan F-R = 1\3 F – A.
L – L’ = kekiri atau keluar 1 ½ cm..
Titik R = kekanan atau kedalam ¾ cm.
Dari titik A turun 1 ½ melengkung kedalam melalui L dibentuk mengikuti garis penolongnya
sampai pada titik F adalah kerung lengan belakang dari titik A turun 1 ½ cm melengkung
kedalam melalui titik L dan titik R dilanjutkan sampai pada titik F, adalah kerung lengan depan.
3. Menentukan ½ lingkar lengan.
B – E = 15 cm, ukuran ½ lingkar lengan.
Hubungkanlah titik ke titik F.
A – B = adalah lipatan kain dalam prakteknya
7. Membuat Pola Kerah
Membuat segi panjang A – B – C- D
A – B = C – D = 5 cm, lebar kerah.
A – D = B – C = ½ lingkar leher = 36 cm : 2 = 18 cm.
1. Menentukan bangunan ujung kerah.
B – F = ½ B – C = 18 cm : 2 = 9 cm.
D – E = 1/3 D – A = 18 cm : 3 = 6 cm.
Titik C = turun 1 cm
D – R = kekanan kurang lebih 2 ½ cm.
Hubungkanlah titik C – R – L = kurang lebih 9 cm, adalah lebar ujung kerah.
Dari tiik F dibentuk melengkung ke titik C.
Dari titik E dibentuk melengkung ke titik L.
A – B = adalah lipatan kain dalam prakteknya.
8. Membuat Pola Kaki Kerah Atau Boer.
1. Membuat garis lurus A – C = ½ lingkar leher = 36 cm : 2 = 18 cm.
A – B = 4 cm, lebar kaki kerah.
C – D = kurang lebih 3 cm, lebar ujung kaki kerah.

8
2. Menentukan bentuk ujung kaki kerah.
D – E = kekanan kurang lebih 2 ¼ cm.
Titik E = naik 1 cm.
E – F melalui titik D = 1/6 lingkar leher = 36 cm : 6 = 6 cm.
Lebar titik F = kurang lebih 4 ¼ cm dan pada titik E dapat dibentuk sesuai keinginannya.
9. Membuat Potongan Saku
Dari pola kantong pada pola badan depan ditambah jahitan sesuai gambar disebelah.
A – B = 1 ½ cm, lebar kantong.
A- C = A – B =11 ½ cm
B – D = 11 ¾ cm.
C – D = A – B = 11 ½ CM
C – E = ½ C – D dan titik E turun 1 ½ cm dari garis lurus C – D.

B. Membuat Pola Pantalon Pria


Ukuran:
Panjang celana dari pinggang sampai tumit : 90 cm
Lingkar pinggang pas : 72 cm
Lingkar pesak : 54 cm
Lingkar paha, jarak dari kedua lipatan celana :28 cm
Lutut idem : 20 cm
Lebar kaki celana : 19 cm
Keterangan bagian muka :
A-B = panjang sisi = 1 cm
B-C = 8 cm. tarik garis datar dari A, B, C
A-D = 1/3 lingkar pesak B,C
D-E = 4 cm, tarik garis datar dari titik D dan E
E-F = ½ lingkar paha- 4 cm + 2 cm
F-G = G-E, tarik garis tegak lurus lipatan celana,

9
dapat I di atas dan L di bawah
F-H = 3 a 4 cm
I-J = 1/8 pinggang + 1 cm
I-K = 1/8 pinggang
G-M = M-L
L-O = L-P = ½ lebar kaki celana- 1 cm
M-Q = M-R = ½ lebar lutut = 10 cm – 1 cm
Gambar bentuk celana muka
Bagian belakang :
F-S = 8 cm
J-T = 3 cm. tarik garis A-T
A-U = ¼ lingkar pinggang +6 cm
Tarik garis pertolongan dari U ke pertengahan S-F
Q-V = O-W = 4 cm
Gambar bentuk celana bagian belakang menurut gambar melalui titik-titik A,U,S,V,W dan sisi
celana bagian muka

7.3 .Jenis-Jenis Ukuran Untuk Pembuatan Pola Busana Anak


a. Lingkar badan (LB)
Diukur sekeliling badan terbesar (di bawah ketiak ). Ukuran diambil pas dengan ukuran
badan, ditambah 4-6 cm untuk kelonggaran.

10
b. Panjang baju dari bahu ( PBBT)
Diambil dari bahu tertinggi sampai panjang yang dikehendaki.

c. Panjang punggung ( PP )
Diukur dari tulang leher sampai pita pengikat pinggang (a-b)

d. Lebar punggung (LP)


Diukur dari garis kerung lengan kiri sampai garis kerung lengan kanan
di bagian belakang ( 8 cm dari tengkuk).

e. Lingkar pinggang (LP2)


Diukur sekeliling pinggang, ukuran diambil pas dengan
ukuran pinggang dan hasilnya ditambah 1 cm atau 4 cm dari lekuk leher.

f. Lebar muka ( LM )
Diukur dari garis kerung lengan kiri sampai garis kerung lengan kanan ( 4 cm dari lekuk
leher)

11
g. Lingkar panggul (LPa)
Diukur sekeliling panggul, ukuran yang diambil pas dengan ukuran panggul, hasilnya
ditambah 4-6 cm untuk kelonggaran

h. Lingkar kerung lengan (LKL)


Diukur melingkari kerung lengan, untuk kelonggaran ditambah kurang lebih 2 jari

i. Panjang lengan (PL)


Diukur dari pangkal lengan atas ( tulang pada ujung bahu) sampai panjang yang
dikehendaki

j. Panjang Bahu (PB)


Diukur dari pangkal leher sampai bahu terendah/ tulang
pada ujung bahu (a-b)

12
1. Jenis-jenis model busana anak
Model busana anak yang dipilih dan dibuat harus disesuaikan dengan usia dan kesempatan.
Pada umumnya setiap orang baik itu orang dewasa maupun anak yang berusia 1–12 tahun
memerlukan busana untuk lima macam kesempatan. Untuk memudahkan memilih desain
busana anak sesuai usia dapat dibagi menjadi 4 kelompok tingkatan usia yaitu:
1. Umur 1 tahun sampai dengan 3 tahun
2. Umur 4 tahun sampai dengan 6 tahun
3. Umur 7 tahun sampai dengan 9 tahun
4. Umur 10 tahun sampai dengan 12 tahun
Adapun 5 macam busana anak yang diperlukan sesuai dengan kesempatan antara lain:
1. Busana bermain/rumah
2. Busana sekolah
3. Busana olah raga/rekreasi
4. Busana tidur
5. Busana pesta
Sesuai perkembangan mode pakaian anak dapat divariasi dengan garis hias, corak bahan,
tekstur bahan dan hiasan bebe seperti lajur: lajur kerut, renda, sulaman dsb. Faktor-faktor
penting yang membedakan busana dengan berbagai kesempatan dapat dilihat dari pemilihan
desain, bahan, penyelesaian dan hiasan. Di bawah ini contoh desain busana sesuai kesempatan:

13
Dasar-dasar model
1. Basque adalah model pakaian yang mempunyai badan pas dan rok kerut-kerut. Model
basque ini dapat dipakai sebagai pola dasar. Dari dasar basque dapat diubah menjadi
macam-macam model.
2. Empire adalah model pakaian yang memiliki garis pinggang yang ditinggikan dan
merupakan variasi dari basque sesuai untuk anak-anak yang langsing.
3. Princess adalah model pakaian dengan garis hias dari bahu atau kerung dengan lurus
atau melengkung ke bawah. Pada busana anak garisnya sangat sederhana. Model ini
sesuai untuk anak-anak yang gemuk.
4. A-Line adalah model pakaian yang tidak mempunyai garis pinggang, sempit di atas
melebar ke bawah. Model ini sering disebut model bebe gantung sesuai untuk anak-
anak berumur 5 tahun ke bawah atau bentuk model pakaian rumah.
5. Long Torso adalah model pakaian yang mempunyai garis pinggang yang diturunkan.
Dapat dibuat bermacam-macam variasi dan sesuai untuk anak-anak yang berbadan
pendek.

14
6. Dalam perkembangan mode busana anak banyak variasinya, garis hias dapat
dikondisikan dengan corak bahan, tekstur bahan dan hiasan seperti lajur-lajur kerut,
renda-renda, sulaman dan sebagainya.

2. Pola Busana Anak Sesuai Desain

15
 Ukuran:
1. Lingkar badan= 72 cm
2. Panjang punggung=27cm
3. Lebar punggung=28cm
4. Lebar dada=27 cm
5. Lebar bahu = 9 ½ cm
6. Lingkar leher = 30 cm
7. Lingkar pinggang = 60 cm
8. Panjang lengan = 12 cm
9. Lingkar kerung lengan = 30 cm
10. Lingkar lengan = 25 cm
11. Panjang gaun dari T.M =55 cm
 Keterangan model
1. Kerah rebah model bulat
2. Lengan puff diberi bis
3. Belahan tidak terbatas
4. Kancing hias 5 buah @ 1 ½ cm
5. Kantong temple 2 buah

16
 Pola belakang

1. Kerung leher
A-F = 1/6 leher + ½ cm = ( 36 cm : 6) + ½ cm = 5 ½ cm
A-D = turun 1 ½ cm
F-F’ = 1 cm
D-D’ = turun 1 cm
Hubungkan titik F’-D’
2. Lebar bahu
F-I = lebar bahu 9 ½ cm
I – I’ = ke kiri 1 cm
3. D-X = panjang punggung 27 cm
X-L = ½ (D-X) – 1 cm = 12 ½ cm
4. Bagian badan
L-N = ¼ lingkar badan = 72 cm : 4 = 18 cm
5. Bagian pinggang
X-P = ¼ lingkar pinggang = kupnat = ( 60 cm : 4 ) + 2 cm = 17 cm
6. Bagian bawah pakaian
R-Q = (L-N) + 5 cm = 18 cm + 5 cm = 23 cm

17
N-P-Q = pola depan
7. Bagian punggung
D-M = ½ D-L
M-O = ½ lebar punggung = 28 cm : 2 = 14 cm

 Pola depan

Pola badan belakang, perubahannya :


1. Belahan depan/kerung leher:
A-G = 1/6 leher + 1 cm = 6 ½ cm
G-V = turun 1 cm
2. Panjang gaun:
G-C = panjang gaun 55 cm
C-C’ = V-V’ 1 ½ cm sampai 2 cm
Titik Q naik 1 ½ cm
3. Letak kantong
Dari pinggang turun 6 cm
Lebar kantong 10 cm
 Pola lengan puff
Buatlah pola dasar lengan anak, sesuai dengan contoh ukuran, perubahannya:
A-V = E-Y = 5 cm sampai 6 cm
V-V’ = 2 ½ cm
Y-Y’ = 1 ½ cm
F-F’ = 1 ½ cm
Bentuklah garis dari titik V’-H-F’-Y’-V’

18
 Potongan bis dan lingkar lengan

A-B = C-D = lebar bis ban 5 cm


A-C = B-D = panjang bis ban lingkar lengan + kampuh 27 cm.
Arah bahan serong 45 derajat
 Pola kerah rebah
Kutiplah pola badan belakang bagian atas ( D’,F’,I’,O,M,D’) dan pola badan depan bagian atas (
F’,V,V’,S,T,I’,F’)
Letakkanlah pola depan dan belakang sesuai gambar:
Kerung leher (F’) bertemu, sedangkan ujung bahu ( I’) bertumpuk 2 cm
V-P = turun 1 cm
Buatlah pola kerah sesuai model P-K = F’-G=D’-L = 5 cm.

19
Refrensi

Ernawati. 2008.Buku Tata Busana Jilid lI .Jakarta.Departemen Pendidikan Nasional.


Hamzah.Wancik.1997. Pelajaran Menjahit Pakaian Pria Jilid III.Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.

Tuti Ningsih, dkk.2005. Pecah Pola Busana Anak. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasional
Soekarno.1992. Pelajaran Menjahit Pakaian PriaJilid I. Karya Utama. Jakarta.

20

Anda mungkin juga menyukai