untuk Laboratorium TB
Tim Laboratorium Subdit TB
Latar Belakang
• Algoritma baru sesuai Permenkes 67 tahun 2016:
– Terduga TB jika memiliki akses terhadap TCM, penegakan diagnosis
menggunakan TCM
– Terduga TB yang tidak memiliki akses terhadap TCM, penegakan diagnosis
dengan pemeriksaan mikroskopis.
– Pemeriksaan follow up tetap menggunakan pemeriksaan mikroskopis
– Jumlah dahak yang diperiksa untuk diagnosis dan follow up adalah 2(dua)
dahak (SP/SS).
– Pemeriksaan TCM per pasien adalah 1 tes, sisa dahak disimpan sementara
(dapat digunakan untuk periksa TCM ulang pada pasien RIF RES dari low risk.
• Rencana Penegakan Diagnosis:
Baseline 2016 2017 2018 2019 2020
Rencana pemeriksaan diagnostik
a. Mikroskopis 99,8% 68% 60% 55% 45% 30%
b. TCM 0,2% 32% 40% 45% 55% 70%
Latar Belakang
• Masing-masing provinsi harus membuat rencana pengembangan
jejaring TCM di wilayahnya
– Prioritas pengiriman dahak adalah untuk pasien terduga TB RO, TB anak, HIV
terduga TB, terduga TB pada pasien DM
– Faskes TCM harus memperhitungkan kapasitas modul
• Pemeriksaan TCM dapat dilakukan untuk contoh uji dahak dan non
dahak (LCS, jaringan, kelenjar limfonodi). Efusi pleura tidak boleh
diperiksa dengan TCM.
– Pasien terduga TB Ekstra Paru yang juga terduga TB paru, dapat
menggunakan maksimal 2 kartrid untuk dahak dan non dahak
– Khusus penegakan TB Anak, urutan contoh uji yang dapat digunakan adalah
dahak (berdahak langsung maupun induksi sputum), bilas lambung, feses
Jenis Logistik Non OAT untuk
Laboratorium
1. Pemeriksaan Mikroskopis:
– Mikroskop: Permenkes 75 2016, salah satu
persyaratan minimal Puskesmas adalah Mikroskop
Binokuler.
– Reagen ZN
2. Pemeriksaan TCM
– Mesin TCM
– Kartrid
3. Pemeriksaan Biakan dan Uji Kepekaan
Dihitung oleh lab biakan dan uji kepekaan
Perhitungan Kebutuhan Reagen ZN
Perhitungan kebutuhan reagen ZN apabila
pemeriksaan diagnosis dan follow up
menggunakan pemeriksaan mikroskopis:
• 1 paket reagen ZN (1 botol carbol fuchsin, 1 Botol
methylen blue dan 3 botol asam alcohol @100ml)
dapat digunakan untuk 42 sediaan.
• Kebutuhan pemeriksaan untuk setiap 1 pasien BTA
positif yang ditemukan = 32 sediaan, terdiri dari: 20
sediaan diagnosis, 6 sediaan follow up BTA positif
dan 6 sediaan follow up BTA negatif)
• Kebutuhan reagen ZN = target penemuan pasien
baru TB x 1 paket
Perhitungan Kebutuhan Reagen ZN
Perhitungan kebutuhan reagen ZN apabila pemeriksaan diagnosis
menggunakan pemeriksaan TCM, pemeriksaan follow up
menggunakan mikroskopis
• Jika pemeriksaan diagnosis menggunakan TCM, maka pemeriksaan
mikroskopis hanya digunakan untuk pemeriksaan follow up pasien
TB
• Kebutuhan pemeriksaan untuk setiap 1 pasien TB BTA positif yang
ditemukan = 12 sediaan, terdiri dari: 6 sediaan follow up BTA positif
dan 6 sediaan follow up BTA negatif)
• 1 paket reagen ZN dapat digunakan untuk 3 pasien terkonfirmasi
bakteriologis
• Kebutuhan reagen ZN = target penemuan pasien baru TB : 3
Jejaring Target
Kabupaten TCM penemuan Kebutuhan
Provinsi Fasyankes
/ Kota (YA/TIDAK kasus baru Reagen ZN
) TB
TIDAK 0
YA 0
Perhitungan Kebutuhan Mesin TCM
Pasien baru, tidak ada riwayat pengobatan TB, tidak ada riwayat kontak erat Pasien dengan riwayat pengobatan TB, pasien dengan riwayat
dengan pasien TB RO, pasien dengan HIV (-) atau tidak diketahui status HIV nya kontak erat dengan pasien TB RO, pasien dengan HIV (+)
Pemeriksaan Klinis dan Pemeriksaan bakteriologis dengan Mikroskop atau Tes Cepat Molekuler (TCM)
(- -) (+ +) (+ -) MTB Neg
Tidak bisa MTB Pos, Rif MTB Pos, Rif MTB Pos, Rif
dirujuk Sensitive Indeterminate Resistance
Foto Toraks Antibiotika Non OAT TB Terkonfirmasi Ulangi pemeriksaan TCM TB RR Foto Toraks Mengikuti
Bakteriologis alur yang sama dengan
alur pada hasil
pemeriksaan
Mendukung TB Tidak Men- Pengobatan TB Lini 1 mikrokopis BTA negat
dukung TB (- -)
Pengobatan TB Lini 1
Perhitungan kebutuhan Pot Dahak
1. Perhitungan kebutuhan pot dahak untuk 1
pasien TB Sensitif
• 1 pasien TB BTA positif berasal dari 10 terduga TB
• 1 terduga diperiksa 2 contoh uji, maka diperlukan
20 pot dahak untuk pemeriksaan diagnosis
• 1 pasien TB diperiksa follow up dahak 3 kali,
masing-masing 2 contoh uji. Dibutuhkan 12 pot
dahak untuk pemeriksaan follow up dari 1 pasien
TB BTA positif dan 1 pasien BTA negatif
• Jadi pot dahak yang dibutuhkan adalah: 20 + 12 =
32 pot dahak untuk menemukan 1 pasien TB BTA
positif.
Perhitungan kebutuhan Pot Dahak
2. Perhitungan kebutuhan pot dahak untuk 1 pasien TB
Resistan Obat (RO)
• 1 pasien TB RO berasal dari 5 terduga TB RO
• 1 terduga diperiksa 2 contoh uji, maka diperlukan 10
pot dahak untuk pemeriksaan diagnosis
• 1 pasien TB RO diperiksa follow up dahak setiap bulan
selama tahap awal (minimal 8 bulan), setiap kali
pemeriksaan membutuhkan 2 contoh uji (= 2 pot
dahak). Jadi dibutuhkan 16 pot dahak untuk tahap
awal.
• 1 pasien TB RO diperiksa follow up dahak setiap 2
bulan selama tahap lanjutan (maksimal 16 bulan),
setiap kali pemeriksaan membutuhkan 2 contoh uji (= 2
pot dahak). Jadi dibutuhkan adalah 8 x 2 pot dahak =
16 pot dahak.
• Jadi pot dahak yang dibutuhkan adalah: 10 + 16 + 16 =
42 pot dahak.
Perhitungan kebutuhan Kaca Sediaan
• Kaca sediaan yang harus diperhitungan adalah
kebutuhan untuk pasien TB Sensitif.
Perhitungan kaca sediaan untuk pasien TB
Sensitif sama seperti perhitungan pot dahak
untuk pasien TB Sensitif. Sedangkan untuk
pasien TB RO, kaca sediaan sudah masuk
dalam tarif pemeriksaan biakan dan uji
kepekaan dari laboratorium rujukan.