FARAID 1

AHLI WARIS LAKI-LAKI (15) :

(Seorang Anak Laki-Laki) ‫ إبي‬. 1

(Cucu Laki-Laki) ‫ إبي ابي‬. 2
(Bapak) ‫ أب‬. 3
(Kakek) ‫ جّد‬. 4
(Saudara Kandung) ‫ أخ ق‬. 5
(Saudara Sebapak) ‫ أخ ب‬. 6
(Saudara Seibu) ‫ أخ م‬. 7
(Anak Saudara Kandung) ‫ إبي أخ‬. 8
(Anak Saudara Sebapak) ‫ إبي أخ ب‬. 9
(Paman Sekandung) ‫ ع ّدن ق‬. 10
(Paman Sebapak) ‫ ع ّدن ب‬. 11
(Anak Paman Sekandung) ‫ إبي ع ّدن‬. 12
(Anak Paman Sebapak) ‫ إبي ع ّدن ب‬. 13
(Suami) ‫ زوج‬. 14
(Yang Memerdekakan Budak) ‫ هعخقت‬. 15

AHLI WARIS PEREMPUAN (10) :

(Anak Perempuan) ‫ بٌج‬. 1
(Cucu Perempuan [Dari Anak Lk]) ‫ بٌج ابي‬. 2
(Saudari Sekandung) ‫ أخج قه‬. 3
(Saudari Sebapak) ‫ أخج ب‬. 4
(Saudari Seibu) ‫ أخج م‬. 5
(Ibu) ‫ أ ّدم‬. 6
(Nenek Dari Ibu) ‫ جة م‬. 7
(Nenek Dari Bapak) ‫ جة ب‬. 8
(Isteri) ‫ زو ت‬. 9
(Perempuan Yang Memerdekakan Budak) ‫ هعخقت‬. 10

PENGENALAN : ‫أصل المسألة‬

‫عول‬
/. . .

‫رئوس‬
‫حصحيح أصل الوطألت‬ .. ...

...
‫سهام‬
‫الرد‬
ّ / ‫فضل السهام‬

1
 3 HAL YANG HARUS DIKUASAI SEBELUM MASUK KE 40 ASAL MASALAH :

‫ أصل المسألة‬.1

‫ صحيح أصل المسألة‬.2

‫ أهل الورثة‬.3

1. ASAL MASALAH
Dalam Al-Qur’an dikenal dengan istilah ‫فروض الوقجّدرة‬, yaitu ada 61 :

1 1 1
‫األول‬
‫= ًىع ّد‬ , ,
2 4 8

1 2 1
‫= ًىع الثاّدًى‬ , ,
3 3 6

Jika dalam suatu masalah hanya terdiri dari ‫األول‬

‫ًىع ّد‬, maka cara pengerjaanya : [contoh :]

Hanya terdiri dari Nau’ Pertama,

maka ambil penyebut yang angkanya
paling banyak, kemudian naikkan ke
Asal Masalah

Jika dalam suatu masalah hanya terdiri dari ‫ًىع الثّداًى‬, maka cara pengerjaannya sama
dengan yang diatas. Contoh :

Hanya terdiri dari Nau’ Pertama,

maka ambil penyebut yang angkanya
paling banyak, kemudian naikkan ke
Asal Masalah

1
1. Sedangkan ‫باقى‬ menurut Maulana Syaikh dan Syeikh Zakaria bukan termasuk Furud.
3

2
JIKA BERCAMPUR [‫األول & ًىع الثّداًى‬
‫] ًىع ّد‬, RUMUSNYA :
1
A. Bercampur ternyata 2 6
1
B. Bercampur ternyata 4 12
1
C. Bercampur ternyata 8 24

SYARAHNYA :
1
A. Jika bercampur Nau’ Pertama dengan Nau’ Kedua, ternyata disana ada 2, maka
Asal Maslahnya = 6
1
B. Jika bercampur Nau’ Pertama dengan Nau’ Kedua, ternyata disana ada 4, maka
Asal Maslahnya = 12
1
C. Jika bercampur Nau’ Pertama dengan Nau’ Kedua, ternyata disana ada 8, maka
Asal Maslahnya = 24

CONTOH :
Bila Bercampur 2 Nau’ [Nau’ pertama &
kedua], maka yang dilihat adalah Nau’
pertama.
1
jika ada , maka yang naik ke Asal
2
Masalah = 6
1
Jika ada , maka yang naik = 12
4

1
Jika ada , maka yang naik = 24
8

CATATAN :

Jika jumlah ‫ ضهام‬lebih besar dari ‫أصل الوطألت‬, maka gak ada lagi ‫فضل الطهام‬, tapi jumlah ‫ضهام‬-
nya naik jadi ‫عىل‬. Dan jika ada ‫حصحيح‬, maka ‫ عىل‬yang dikalikan dengan ‫ حصحيح‬tersebut.

Ada 2 cara penulisan ‫ عىل‬:

3
 2. TASHIHU ASLIL MASALAH

‫تصحيح أصل المسألة بين السهام والرئوس‬

‫وهو قسمان‬
‫توافق‬ ‫تباين‬

‫تصحيح أصل المسألة بين الرئوس والرئوس‬

‫توافق‬ ‫تباين‬ ‫تداخل‬ ‫تماثل‬

BAGIAN PERTAMA

A. ‫حبايي بيي الطهام والرئىش‬

Ini terjadi jika siham tidak bisa dibagi oleh ru`us, dan juga ru`us tidak bisa
dibagi oleh siham. Maka ambil jumlah ru`usnya kemudian kalikan dengan
asal masalah.
Contoh :

Ru`us (5) tidak bisa dibagi dengan

siham (2), maka naikkan Ru`usnya (5)
dan kalikan dengan Asal Masalah

B. ‫حىافق بيي الطهام والرئىش‬

Terjadi bila Siham tidak bisa dibagi oleh Ru`us, tapi Ru`us bisa dibagi oleh
Siham. Maka bagilah Ru`us tersebut dengan Siham, dan hasil baginya itu
dikalikan dengan Asal Masalah.
Contoh :
Ru`us (4) bisa dibagi dengan siham (2),
maka bagilah Ru`us dengan Siham,
kemudian hasilnya dikalikan dengan
Asal Masalah

4
BAGIAN KEDUA

A. ‫حواثل بيي الرئىش والرئىش‬

Terjadi jika ru’us yang satu dengan ru’us yang lain jumlahnya sama. Caranya:
Ambil salah satu ru’us tersebut untuk dikalikan dengan Asal Masalah.
Contoh :

Ru`us satu dengan yang lain sama, maka

ambil salah satu untuk dikalikan dengan
asal masalah

B. ‫حجاخل بيي الرئىش والرئىش‬

Terjadi jika ru`us yang satu bisa dibagi dengan ru`us yang lain [angka yang
kecil bisa masuk ke yang besar], maka angka yang lebih besar diambil untuk
dikalikan dengan Asal Maslah.
Contoh :
Ru`us yang satu dengan yang lain bisa
dibagi, maka ambil ru`us yang paling
besar untuk dikalikan dengan asal
masalah

C. ‫حىافق بيي الرئىش والرئىش‬

Terjadi jika ru`us yang satu tidak bisa dibagi dengan ru`us yang lain tapi bisa
dibagi dengan angka yang sama, maka bagikan masing-masing angka tersebut
dengan angka yang sama, hasilnya dikali silang kemudian hasilnya kali
silangnya diambil untuk dikalikan dengan Asal Masalah.
Contoh :

Ru`us yang satu dengan yang lain

tidak bisa dibagi, maka bagi masing-
masing ru`us dengan angka yang
sama, hasilnya dikali silang dan ambil
salah satu hasilnya untuk dikalikan
dengan asal maslah.

5
 D. ‫حبايي بيي الرئىش والرئىش‬
Terjadi jika ru`us yang satu dengan ru`us yang lain tidak bisa saling bagi atau
dibagi dengan angka yang sama. Caranya : kalikan ru`us yang satu dengan
ru`us yang lain, hasilnya kemudian dikalikan dengan Asal Masalah.
Contoh :

Jika 3 syarat diatas tidak

mencukupi, maka lansung
kalikan semua ru`usnya
dan hasilnya dikalikan
dengan asal masalah

: ‫للبٌج ثالد عالهاث‬

1
1. Sendirian
2
2
2. Berbilang
3
3. ‫ ع بالغير‬Dengan ‫إبي‬

: ‫لبٌج اإلبي ضجّد حاالث‬

1 ‫ ابن ابن‬Sebagai ‫أخ المبارك‬
1. Sendirian
2 (penyelamat), karena telah
2
2. Berbilang menyelamatkan ‫ بنت ابن‬dari
3
Sukut
3. ‫ ع بالغير‬Dengan ‫إبي اإلبي‬
1
4. Bila ada seorang ‫ بٌج‬dan tidak ada
6
‫ ابي ابي‬/ ‫ ابي‬yang meng-ashobahkannya
5. ‫ ش هقيّدج‬bila bersama berbilang ‫بٌج‬
dan tidak ada ‫ ابي ابي‬/ ‫ابي‬
6. ‫ ش هطلق‬bila ada ‫ابي‬

6
: ‫ألخج الشقيقت خوص عالهاث‬
1
1. Sendirian
2
2
2. Berbilang
3
3. ‫ ع بالغير‬Dengan ‫أخ ق‬
4. ‫ ع هع الغير‬Bila ada ‫ بٌج ابي‬/ ‫ بٌج‬atau lebih
5. ‫ ش هطلق‬Bila ada ‫ أب‬/ ‫ ابي ابي‬/ ‫ابي‬

: ‫أخج ألب ضبع حاالث‬

1
1. Sendirian
2
2
2. Berbilang
3
3. ‫ ع بالغير‬Dengan ‫أخ ب‬
4. ‫ ع هع الغير‬Bila ada ‫ بٌج ابي‬/ ‫ بٌج‬atau lebih
1
5. Bila ada seorang ‫ أخج قت‬dan tidak ada ‫ أخ ب‬yang mengasobahkannya
6
6. ‫ ش هقيّدج‬Bila bersama berbilang ‫ أخج قت‬selama tidak ada ‫ أخ الوبارك‬yang
mengasobahkannya
7. ‫ ش هطلق‬Bila ada ‫ أخ‬/ ‫ أب‬/ ‫ ابي ابي‬/ ‫ إبي‬atau ‫ أخج قت‬yang sudah asobah
dengan ‫ بٌج ابي‬/ ‫بٌج‬

: ‫اإلخىة واألخىاث لألم ثالثت‬

1
1. Bila berbilang
3
1
2. Bila sendiri
6
3. ‫ ش هطلق‬Bila ada ‫ جّد‬/ ‫ أب‬/ ‫ ولجابي‬/ ‫ولج‬

: ‫لألم ثالد حاالث‬

1
1. Bila ada ‫ ولجابي‬/‫ ولج‬dan berbilang ikhwah secara mutlaq
6
1
2. Bila tidak ada ‫ ولجابي‬/‫ ولج‬dan berbilang ikhwah secara mutlaq
3
1
3. ‫باقى‬3 Bila ada ‫ أب‬bersama salah satu ‫ زو ت‬/ ‫زوج‬

1
Syarat ‫باقى‬3 : harus ketiganya berkumpul )‫زو ت‬/‫ زوج‬,‫ أب‬,‫(أم‬
dan tidak ada yang lain.

7
 1
KHILAFIYAH ULAMA’ TENTANG ‫باقى‬3 :

1
Pendapat bahwa ‫باقى‬
3
bukan termasuk Furud

1
Pendapat bahwa ‫باقى‬
3
adalah Furud

: ‫للججّدة ( جّدة م & جّدة ب) حالخاى‬

1
1. Bila tidak ada ‫ أم‬secara mutlaq dan ‫ أب‬dari jihatnya
6
2. ‫ ش هطلق‬Bila ada ‫ أم‬secara mutlaq dan ‫ أب‬dari jihatnya

‫ّد‬
: ‫للسوج حالخاى‬
1
1. Bila ada ‫ ولجابي‬/‫ولج‬
4
1
2. Bila tidak ada ‫ ولجابي‬/‫ولج‬
2

8
 ‫ّد‬
‫للسو ت حالخاى ‪:‬‬
‫‪1‬‬
‫‪1.‬‬ ‫ولج‪ /‬ولجابي ‪Bila ada‬‬
‫‪8‬‬
‫‪1‬‬
‫‪2.‬‬ ‫ولج‪ /‬ولجابي ‪Bila tidak ada‬‬
‫‪4‬‬

‫لألب ثالد حاالث ‪:‬‬

‫‪1‬‬
‫‪1.‬‬ ‫‪ kebawah‬ابي ‪ /‬ابي ابي ‪Bila ada‬‬
‫‪6‬‬
‫‪1‬‬
‫‪ kebawah‬بٌج ‪ /‬بٌج ابي ‪ + 6 Bila ada‬ع ‪2.‬‬
‫ولج‪ /‬ولجابي ‪ Saja bila tidak ada‬ع ‪3.‬‬

‫للججّد اربع حاالث ‪:‬‬

‫‪1‬‬
‫‪1.‬‬ ‫‪ kebawah‬ابي ‪ /‬ابي ابي ‪Bila ada‬‬
‫‪6‬‬
‫‪1‬‬
‫‪ kebawah‬بٌج ‪ /‬بٌج ابي ‪ + 6 Bila ada‬ع ‪2.‬‬
‫ولج‪ /‬ولجابي ‪ Saja bila tidak ada‬ع ‪3.‬‬
‫أب ‪ Bila ada‬ش هطلق ‪4.‬‬

‫‪9‬‬
 ‫باب الحجب‬

‫بالشخص‬ ‫بالصفة‬

‫حرمان‬ ‫القتل‬

‫نقصان‬ ّ‫الرد‬
ّ

Tidak dapat warisan karena ahli waris yang lain ّ

‫الرر‬

‫اختالف الدين‬
Berkurangnya pendapatan karena ahli waris
yang lain ‫موت فى ساعة واحدة‬

‫ حرمان‬:

CONTOH ‫ نقصان‬:

10
PENYUKUTAN :

1. ‫ابي‬
2. ‫ابي ابي‬ Yang lebih atas menyukutkan yang dibawahnya
3. ‫أب‬ [seterusnya kebawah], kecuali ‫ابن ابن‬/‫ ابن‬tidak bisa
4. ‫جّد‬ menyukutkan ّ‫جد‬/‫أب‬.
5. ‫أخ ق‬
6. ‫أخ ب‬
7. ‫ابي أخ ق‬
8. ‫ابي أخ ب‬
9. ‫ع ّدن ق‬
Yang tidak ada di daftar berarti tidak berlaku
10. ‫ع ّدن ب‬
untuknya hukum tersebut.
11. ‫ابي ع ّدن ق‬
12. ‫ابي ع ّدن ب‬
13. ‫هعخق‬
Sederajat
14. ‫هعخقت‬

11