Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. KEPEMIMPINAN
PRODI S1 PB-FE

Skor Nilai :
KEPEMIMPINAN
(Triantoro safaria, 2016)
Buku pendamping
PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN
(Dr. Aspizain Chaniago, S.Pd, M.Si, 2017)

OLEH :
NAMA : RICKETRIYANIPURBA

NIM : 7213343017
DOSEN : AINUL MARDRIYAH, Sp, M. Si

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BISNIS FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SUMATERA UTARA
2021

EXCECUTIVE SUMMARY

Setelah membaca buku tentang kepemimpinan dalam manajemen yang ditulis dalam
bahasa Indonesia, ini tentu saja menunjukkan perkembangan yang menggembirakan
dalam bidang ini. Dan kepemimpinan ini merupakan tokoh utama pembahasan
mengenai bagaimana kepemimpinan itu sendiri titik buku ini ditulis untuk menjadi
umur karya informasi si si tentang kepemimpinan tersebut. Disamping itu, dapat
membantu mahasiswa dan para peserta penataan reguler yang di selenggarakan kan
ada pertemuan Departemen dalam mempelajari teori kepemimpinan sebagai salah satu
mata kuliah yang diajar dalam Fakultas. Dan setelah memahaminya menurut sudut
pandang saya pemimpin itu adalah, Orang yang mengemban tugas dan tanggung jawab
untuk memimpin dan bisa mempengaruhi orang yang dipimpinnya jangan menjadi
seorang pemimpin berarti harus siap untuk meng ayam rakyat. Artinya bukan hanya
memimpin tetapi juga ikut ambil bagian dalam mensejahterakan rakyat itik pemimpin
yang baik harus bisa legowo dalam hal apapun kamu berani untuk mengambil resiko
dan juga harus siap menerima kekalahan.

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah kepada saya dalam menyelesaikan tugas individu critical book
review, sehingga Makalah ini dapat diselesaikan pada waktunya. Terima kasih saya
ucapkan kepada ibu Ainul madriyah, Sp, M. Si selaku dosen pengampu mata kuliah
pengantar filsafat pendidikan yang telah membimbing kami. Dalam makalah ini
sayamembahas dan menjelaskan mengenai critical book report dengan judul buku
Pemimpin kepemimpinan karangan Dr. Aspizain Chaniago, S.Pd, M.Si Yang bertujuan
untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang konsep serta aplikasi
mengenai Pemimpin dan kepemimpinan.
Selaku manusia biasa, saya menyadari dalam hasil makalah ini terdapat kekurangan dan
kekeliruan yang tidak disengaja. Oleh karena itu saya sangat membutuhkan kritik dan
saran. Saya berharap Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua , khususnya pada
mata kuliah Kepemimpinan.

MEDAN, SEPTEMBER 2021


Penulis

DAFTAR ISI

EXCECUTIVE SUMMARY……………………………………………………………………………………..………i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................................iii
BAB l PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
1.1 Rasionalisasi pentingnya CBR……...............................................................................................4
1.2 Tujuan penulisan…….........................................................................................................................4
1.3 Manfaat penulisan………...................................................................................................................4
1.4 Identitas buku......................................................................................................................................5
BAB ll RINGKASAN ISI BUKU.......................................................................................................................5
2.1 Bab l.........................................................................................................................................................5
2.2 Bab
ll........................................................................................................................................................6
2.3 Bab
lll.......................................................................................................................................................7
2.4 Bab lV......................................................................................................................................................8
2.5 Bab
V........................................................................................................................................................8
2.6 Bab Vl......................................................................................................................................................9
2.7 Bab Vll..................................................................................................................................................10
2.8 Bab
Vlll.................................................................................................................................................10
2.9 Bab
lX....................................................................................................................................................11
2.10 Bab X..................................................................................................................................................12
BAB lll PEMBAHASAN....................................................................................................................................12
3.1 Pembahasan isi
buku.....................................................................................................................12
3.2 Kelebihan dan kekuramgan buku............................................................................................17
BAB lV
PENUTUP..............................................................................................................................................18
4.1 kesimpulan........................................................................................................................................18
4.2 Rekomendasi..............................................................................................,,,,,,,...............................18
4.3 Daftar pustaka..................................................................................................................................18

BAB l PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi penulisan CBR


Rasionalisasi pentingnya CBR Sering kali kita kebingungan memilih buku referensi
untuk kita baca dan pahami.
Terkadang kita memilih satu buku,namun kurang memuaskan hati kita Misalnya
dari segi analisis bahasa,pembahasan tenttang Kepemimpinan. Oleh karena itu,
penulis membuat Critical Book Report ini untuk mempermudah pembaca dalam
memilih buku referensi, terkhusus pada pokok bahasa tentang Teori
Kepemimpinan.

1.2 Tujuan penulisan


Tujuan CBR ini dibuat adalah untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah
kepemimpinan, menambah pengetahuan tentang defenisi, teori, fungsi, manfaat
dan tujuan dari kepemimpinan tersebut, dan meningkatkan kemampuan berfikir
kritis.

1.3 Manfaat penulisan


1. Untuk menambah wawasan tentang Kepemimpinan
2. Untuk mengetahui perbandingan buku kepemimpinan tulisan Triantoro
safaria dengan buku pemimpin dan kepemimpinan tulisan Dr. Aspizain
Chaniago, S.Pd, M.Si.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan buku pemimpin tulisan Triantoro
safaria dengan buku pemimpin dan kepemimpinan dr. Aspizain Chaniago, S.
Pd, M. Si
1.4 Identitas buku

1. Judul : Kepemimpinan
2. Edisi : satu
3. Pengarang : Triantoro Safaria
4. Penerbit : Graha Ilmu
5. Kota terbit : Yogyakarta
6. Tahun terbit : 2016
7. ISBN : 979-3289-61-9

BAB ll RINGKASAN ISI BUKU

2.1 BAB 1
Kepemimpinan merupakan salah satu fenomena yang paling mudah diobservasi, tetapi
menjadi salah satu hal yang paling sulit dipahami (Richard L. Daft, 1999).
Mendefenisikan kepemimpinan merupakan salalh suatu masalah yang kompleks dan
sulit, karena sifat dasar kepemimpinan itu sendiri memang sangat kompleks. Akan
tetapi, perkembangan ilmu saat ini telah membawa banyak kemajuan sehingga tentang
kepamimpinan menjadi lebih sistematis dan objektif. Kepemimpinan adalah sebuah
hubungan yang saling mempengaruhi diantara pemimpin dan pengikut (bawahan) yang
saling mengigatkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya (Joseph C.
Rost, 1993). Proses kepemimpinan juga melibatkan keinginan dan niat, keterlibatan
yang aktif antara pemimpin dan pengikut untuk mencapai tujuan yang diinginkan
bersama. Dengan demikian, baik pemimpin ataupun pengikut mengambil tanggung
jawab pribadi (personal responsibility) untuk mencapai tujuan bersama tersebut.
Alasan kenapa pemimpin sering mengalami kegagalan menurut (Mc Call & Michael
Lombardo. 1983) sbb:
1. Tidak sensitif, tidak perduli, suka melakukan intimidasi, omong besar
2. Dingin, menjaga jarak, dan arogan
3. Mengkhianati kepercayaan pribadi
4. Terlalu ambisius, egoistik, bermain politik, mementingkan diri sendiri
5. Mempunyai masalah kinerja dengan dunia bisnis
6. Tidak mampu mendelegasikan dan membangun tim kerja
7. Tidak mampu memilih bawahan yang tepat.
Ada lima kualitas yang tidak dibutuhkan dan harus dihindari oleh seorang pemimpin
abad XXI (Anne M. Russel, 1990) antara lain:
 Nilai kepatuhan mutlak
 Penyangkal
 Aturan emas
 Egoistik
 Tangan besi

2.2 BAB ll
Konsep kepemimpinan dan manajemen terkadang sering dipertukarkan dan disamakan
denga yang lainnya. Manajemen dan kepemimpinan dapat digunanakan secara
bergantian. Manajemen didefenisikan sebagai pencapaian tujuan organisasi dengan
cara tindakan yang efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian,
penempatan, pengarahan, dan pengontrolan sumber daya organisasi. Manajemen ini
pun mempunyai fungsi yaitu planing, organizing, staffing, directing, controllin.
Perbandingan antara kepemimpinan dan manajemen yaitu kepemimpinan tidak dapat
menggantikan posisi manajemen sedangkan manajemen tanpa kepemimpinan hanya
akan menjadi organisasi yang kaku dan mekanistis. Arah dan tujuan kepemimpinan dan
tujuan penekanan yang sama yaitu memberikan arah dan tujuan bagi organisasi. Tugas
dan kewajiban, manajer lebih banyak mengontrol dan mengarahkan, sedangkan
kepemimpinan berfokus pada bagaimana mengembangkan, memberdayakan orang-
orang sehingga mereka benar-benar optimal dalam bekerja. Hubungan dan interaksi
dari manajemen berfokus pada objek, mesin, dan laporan-laporan yang diperlukan
sebagai landasan untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Sebaliknya,
kepemimpinan berfokus pada bagaimana memotivasi dan memberikan inspirasi pada
orang-orang. Kualitas dari pemimpin yaitu agak sulit dilihat, tetapi sangat berpengaruh
sedangkan manajemen menciptakan jarak emosional, lebih menuntut pemenuhan
kebutuhan sepihak dan lebih banyak mendasar diri pada kekuasaan jabatan tanpa
kualitas pribadi yang tinggi. Kalau hasil, manajemen mempertahankan status quo,
stabilitas, keteraturan, dan efisiensi. Sebaliknya kepemimpinan lebih menekankan pada
perubahan, selalu menantang status quo, dan memikirkan kesejahteraan anggota
organisasi. Evolusi kepemimpinan sendiri dibagi empat zaman yaitu, era pertama yaitu
kepemimpinan makro pada dunia stabil. Era kedua yaitu kepemimpinan mikro pada
dunia yang stabil. Era ketiga yaitu, kepemimpinan mikro pada dunia yang chaotik. Dan
yang terakhir era keempat yaitu, kepemimpinan makro pada dunia yang chaotik.

2.3 BAB lll


Pendekatan teori sifat (Trait), menegaskan bahwa beberapa individu dilahirkan
memiliki sifat-sifat tertentu yang secara alamiah menjadikan mereka seorang
pemimpin. Tiga sifat yang harus dimiliki pemimpin yaitu; kepercayaan diri, kejujuran,
dan dorongan. Kepemimpinan Teori X dan Y memunculkan dua asumsi. Teori X
menganggap bawahan sebagai alat produksi semata, dimotivasi oleh hukuman dan
hadiah, tidak memiliki keinginan untuk maju, dan menghindari tanggung jawab,
sedangkan Teori Y beranggapan bawahan merupakan individu yang bisa berkembang
secara baik, mempunyai pengendalian diri, dan bertanggung jawab atas pekerjaannya.
Penelitian IOWA University yang dilakukan oleh Ronald Lippit, Talph K. White di bawah
bimbingan Kurn Lewin pada tahun 1930-an mengasilkan 3gaya kepemimpinan yaitu
autokratis, laissez faire, dan demokrtis. Teori kontinum kepemimpinan dari
Tannnembaumdan Schmidt, mengidikasikan bahwa perilaku pemimpin dapat muncul
dalam sebuah kontinum yang merefleksikan jumlah yang berbeda dari partisipasi
bawahan. Penelitian OHIO State University menghasilkan 2 kategori luas dari dimensi
perilaku pemimpin yaitu dimensi pertimbangan dan inisiasi struktur. Penelitian
University of Michigan menghasilkan 2 dimensi yaitu berpusat pada bawahan dan
berpusat pada tugas. Selanjutnya ada Teori Kisi Kepemimpinan dari Blake dan Mouton
menemukan 2 dimensi perilaku pemimpin, dimana interaksi keduanya akan
menghasilkan lima macam gaya kepemimpinan. Kelima gaya tersebut adalah gaya
manajemen pengalah, manajemen santai, gaya pertengahan, gaya ketundukan-otoritas
atau gaya kerja dan gaya tim. Dari studi tiga universitas di Amerika, maka muncullah
keyakinan baru. Apakah pemimpin bisa dan mampu menunjukkan perhatian yang tinggi
pada kedua dimensi tersebut? Dan keyakinan tersebut menghasilkan 4 pertanyaan
mendasar. Pendekata Dyadic menegaskan bahwa teori sifat dan perilaku terlalu
menyederhanakan hubungan antara pemimpin dan bawahan. Teori ini menghasilkan
beberapa teori baru yaitu:
 Teori Vertical Dyad Linkage (VDL)
 Teori Leader-Member Exchange
 Teliti Partnership Building
 Teori Sistem dan Jaringan Kerja
 Teori Kepemimpinan Kharismatik
 Teori Kepemimpinan Transformasional

2.4 BAB lV
Pendekatan kontigensi ini menegaskan bahwa sesuatu hal tergantung pada hal lainnya
sehingga untuk menjadi pemimpin yang efektif harus ada kecocokan antara perilaku
pemimpin dan gaya pemimpin pada kondisi dan situasi di dalam organisasi. Model
Kontigensi Fiedler ini berfokus pada apakah soerang pemimpin menekankan pada gaya
orientasi-hubungan atau gaya orinetasi tugas. Dan Fiedler menghasilkan 3 elemen kunci
yaitu kualitas hubungan pemimpin-bawahan, struktur tugas, dan kedudukan
kekuasaan. Teori Situasional Hersey & Blatcchard ini berfokus pada karakteristik
kematangan bawahan sebagai kunci pokok situasi yang menentukan keefektifan
perilaku seorang pemimpin. Menurut mererk ada 4 gaya kepemimpinan yaitu: memberi
tahu (telling), mempromosikan (selling), berpartisipasi (participating), dan
mendelegasikan (delegating). Selanjutnya Teori Path-Goal yang menekankan tanggung
jawab pemimpin untuk meningkatkan motivasi karyawan agar tujuan personal dan
organisasional tercapai. Dan ini mencerminkan 4 perilaku Pemimpin yaitu: kepemimpin
suportif, kepemimpinan direktif, kepemimpinan Partisipasif, dan kepemimpinan
orientasi-berprestasi. Model Kontigensi Vroom-Jago yang berfokus pada derajat
kepemimpinan partisipatif dan bagaimana tiap tingkatannya mempengaruhi kualitas
dan pertanggung jawaban keputusan. Dan yang terakhir membahas tentang faktor
situsional sebagai pengganti pemimpin yang maksudnya gaya kepemimpinan
(orientasi-tugas atau orientasi-hububgan) menjadi tidak diperlukan dan menjadi
berlebihan ketika faktor situasi tertentu muncul di dalam organisasi.

2.5 BAB V
Tugas kepemimpinan adalah menciptakan sinergi yang solid melalui visi, misi, strategi
dan arsitektur organisasi yang disiapkan sebagai sarana mencapai tujuan tertinggi.
Kepemimpinan strategis bertanggung jawab untuk menciptakan harmoni antara
tuntuta lingkungan eksternal organisasi (dunia) dengan visi, misi, strategi, dan
implementasi organiasasi. Visi sendiri bisa dianggap sebagai impian yang ingin
diwujudkan yang mencerminkan ambisi, daya tarik besar, hasrat, semangat, dan
keadaan atau perwujudan ideal di masa depan. Visi organisasi yang baik mengandung
unsur antara lain menciptakan hubungan saat ini menuju masa depan, memunculkan
motivasi dan semangat menuju masa depan, meyediakan makna kerja bagi orang-orang,
dan menetapkan standar kualitas di dalam organisasi. Ciri-cirinya yaitu: visi
menghubungkan keadaan saat ini ke masa depan, visi menggerakkan energi dan
komitmen, visi membangun standar keunggulan dan kualitas, visi mempunyai daya
tarik yang luas dan mendalam, visi berhubungan dengan perubahan, visi mendorong
keyakinan dan harapan, visi menggambarkan idealisme tertinggi, dan visi
mendefinisikan tujuan perjalanan dan pertualangan. Misi itu sendiri adalah tujuan
pokok organisasi yang luas dan alasan mendasar bagi eksistensi organisasi. Misi tidak
menggambarkan produk atau pelayanan yang diberikan perusahaan kepada
masyarakat, tetapi menyerap motivasi idealistik para karyawan untuk
memperjuangkan eksistensi perusahaan. Strategi adalah rencana aksi global yang
menggambarkan alokasi sumberdaya dan aktivitas lainnya untuk menghadapi
lingkungan dan menolong organisasi mencapai tujuan tertingginya. Strategi dapat di
implementasikan melalui desain struktural, sistem gaji dan bonus, alokasi dana, atau
melalui aturan, kebijakan dan prosedur organisasi. Pembahasan yang terakhir berisi
tentang kontribusi pemimpin bagi organisasi. Pemimpin itu sendiri harus mempunyai
kemampuan untuk melihat masa depan, mampu memprediksikan perubahan-
perubahan yang akan terjadi di masa depan, mampu melihat hambatan sekaligus
peluang yang menghadang organisasi pada 10-20 tahun ke depan.

2.6 BAB Vl
Komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu communis yang artinya sama, kemudian
menjadi comunication yang berarti pertukan pikiran, dan kemudian diambil alih di
dalam Bahasa Ingggris menjadi communication. Manajer lebih memfokuskan pada
pengkomunikasian data-data spesifik, fakta, statistik, keputusan baik secara tertulis
maupun lisan, sedangkan pemimpin lebih banyak mengkomunikasikan ganmbaran yang
luas, visi ke depan dari pada sekumpulan data dan fakta.
Iklim komunikasi yang terbuka adalahiklim komunikasi yang memungkinkan semua
anggota memiliki, memahami, dan menerima semua tipe informasi yang terdapat di
dalam seluruh bagian perusahaan, khususnya pada tingkat fungsional dan hirarkis.
Keterampilan yang harus dimiliki pemimpin yaitu keterampilan mendengarkan yang
terbagi atas; mendengarkan untuk kesenangan, informasi, dan membantu. Hambatan
mendengarkan itu sendiri karena sibuk dengan diri sendiri, sibuk dengan masalah
eksternal, menggunakan perhatian selektif, asimilasi dan menerapkan faktor kawan
atau lawan. Mendengarkan efektif terbagi atas mendengarkan partisipatif dan pasif,
mendengarkan secara empatik dan objektif, mendengarkan tanpa menilai menilai dan
mendengarkan secara kritis, mendengarkan secara aktif. Kemudian ada diaog dan
diskusi.
Dialog berasal dari kata dia & logos yang berarti aliran makna. Pemimpin menggunakan
dialog ketika proses komunikasi menghadapi hambatan seperti tidak memahami, atau
saling tidak menyetujui. Lalu ada saluran komunikasi yang artinya sebuah media
dimana informasi/pesan komunikasi dibawa dari pengirim kepada penerima.
Selanjutnya feedback (umpan balik) yang merupakan sarana komunikasi yang penting
dalam proses mengarahkan dan mendorong bawahan. Proses umpan balik mempunyai
4 kualitas menurut (De Vitto, 1995; Hungh, Ginnett & Curphy, 1999) yaitu kesegaraan,
kejujuran, kepatutan, dan kejelasan. Mengapa komunikasi informal dan nonverbal
menjadi kemampuan pemimpin? Karena pemimpin selalu dijadikan contoh dan teladan,
pemimpin ditonton dan disaksikanoleh para pengikutnya sehingga penampilan,
perilaku, tindakan serta sikap akan menciptakan image dan makna bagi para
pengikutnya.

2.7 BAB Vll


Budaya organisasi mempunyai sejumlah karakteristik pokok menurut Luthans (1995)
yaitu: perilaku yang bisa diobservasi, norma, nilai-nilai dominan, filosofi, peraturan, dan
iklim organisasi. Fungsi budaya organisasi itu sendiri yaitu sebagai proses integrasi
internal, dimana anggota-anggota organisasi dapat bersatu padu sehingga mereka akan
mengerti bagaimana berinteraksi satu dengan lainnya. Fungsi lainnya yaitu sebagai
proses adaptasi eksternal yaitu budaya akan menentukan bagaimana organisasi
memenuhi tujuan-tujuannya dan berhubungan dengan pihak luar. Pemimpin juga dapat
dilihat dari model gunung es yang terbagi 2 komponen. Komponen yang tampak (overt)
seperti struktur, tujuan, kebijakan dan praktik yang telah ditetapkan organisasi,
sedangkan komponen yang tidak tampak (covert) itu seperti presepsi, nilai, kebutuhan,
harapan, iklim komunikasi, atau pola interaksi di dalam organisasi.
Budaya organisasi yang kuat dipengaruhi dua faktor yaitu tingkat kepemilikan budaya
dan tingkat intesitasnya. Proses terbentuknya budaya organisasi biasanya melibatkan 4
hal menurut Luthans (1995). Pemimpin itu sendiri dapat menggunakan banyak teknik.
Contohnya melalui perayaan, cerita-cerita, simbol, bahasa spesifik, seleksi dan
sosialiasasi, dan tindakan sehari-hari. Pemimpin harus mempunyai nilai etik dan moral
dalam organisasi. Biasanya sumber berasal dari kebudayaan dan sosial masyarakat,
serta bisa juga dari keagamaan. Nilai-nilai moral dan etik dapat diterapkan dalam kode
etik perusahaan, struktur organisasi, pelatihan, mekanisme pengaduan.

2.8 BAB Vlll


Organisasi pembelajaran menurut Mc Gill dan Slocum (1993) mendefinisikan organisasi
pembelajar sebagai proses dimana organisasi menjadi sadar akan kualitas, pola-pola,
akibat-akibatnya dari pengalamannya sendiri dan mengembangkan model mental
untuk memahami pengalaman tersebut. Organisasi pembelajaran adalah pola sadar diri,
intropeksi organisasi yang secara terus-menerus memahami lingkungannya dengan
cermat. Menurut Chris Argryris menegaskan bahwa ada dua perbedaan proses belajar.
Proses belajar pertama disebut lompatan-tunggal dan yang kedua dikenal dengan
lompatan-rangkap. Sruktur organisasi pembelajar bersifat mekanistik, dengan
prosedural formalyang ketat, tugas yang berstandar, dan terpisahnya departemen yang
satu dengan departemen yan lainnya. Pada organisasi pembelajar budaya menjadi
sangat adaptif, sehingga mampu menghadapi perubahan dan tuntutan globalisasi.
Paradigma pemimpin pada organisasi pembelajar dapat diartikan sebagai cara pandang
atau perspektif bagaimana seorang pemimpin melihat dunianya. Paradigma terbagi atas
4 bagian yaitu:
 Paradigma struktural
 paradigma sumber daya manusia,
 paradigma politik,
 dan paradigma simbolik.

2.9 BAB lX
Pengertian motivasi berasal dari kata movere yang artinya bergerak.
1. pertama motivasi adalah dorongan yang bersifat internal atau eksternal pada
diri individu yang menimbulkan antusiasme dan ketekunan untuk mengejar
tujuan-tujuan spesifik (Daft, 1999).
2. kedua diartikan sebagai sebuah proses yang dimulai dari adanya kekurangan
baik secara fisiologis maupun psikologis yang memunculkan perilaku atau
dorongan yang diarahkan untuk mencapai sebuah tujuan spesifik atau insentif.
Dari defenisi diatas menekankan antara kebutuhan, dorongan, dan hadiah. Macam
kebutuhan yaitu yang pertama, kebutuhan primer yang mempunyai ciri sebagai motif
yang dibawa sejak lahir atau bersifat fisiologis. Yang motif umum yang terletak
diwilayah abu-abu dari dua kontinum antara motif primer dan motif sekunder. Dan
yang terakhir adalah motif sekunder yang muncul akibat proses belajar. Pendekatan
motivasi kerja yang dikelompokkan menjadi teori kekurangan/isi, teori proses, dan
teori kontemporer. Pendekatan teori defisiensi ini mencoba menentukan motif-motif
apa saja yang mendorong seseorang untuk bekerja dengan giat. Teori motivasi
Mcclelland juga menemukan 3 motif yang sasngat mempengaruhi kemajuan,
keberhasilan, dan kinerja organisasi yaitu bermotif berprestasi, motif kekuasaan, dan
motif afialisi.
Teori selanjutnya yaitu Teori Hirarkis Maslow yang menegaskan bahwa kebutuhan
mempunyai bentuk hirarkis seperti sebuah tangga dan berjenjang. Teori dua faktor
Herbert, yang pertama yaitu faktor motivator yang menentukan dan mempengaruhi
kepuasaan kerja seseorang. Yang kedua, yaitu faktor kesehatan yang menentukan
ketidakpuasan seseorang, jika faktor ini di dalam pekerjaan, maka individu tidak akan
mengalami ketidakpuasan.
Teori Erg Alderfer yang menemukan 3 komponen inti yaitu motif eksistensi,
keterhubungan, dan pertumbuhan.
Pendekatan Teori-Proses yang menekankan antesenden atau penyebab apa yang
berada dibalik munculny motivasi pada individu. Teori Harapatc dari Vroom yang
dipengaruhi oleh konsep kognitif dari Kurt Lewin dan Edward Tolan. Kemudian Model
Porter-Lawler yang menjelaskan tentangadanya hubungan antara kepuasan-kerja
dengan kinerja individu. Teori Persepsi-Motivasi dari Pace mengatakan bahwa
karyawan memasuki organisasi, mereka memiliki vitalitas yang cukup tinggi, tetapi
bebrapa bulan kemudian vitalitas tersebut turun drastis. Dapat disimpulkan bahwa
terdapat empat komponen utama dari teori ini yaitu adanya.

2.10 BAB X
Pemberdayaan diartikan sebagai membagi kekuasaan atau mendelegasikan kekuasaan
dan wewenang kepada bawahan di dalam organisasi (Daft, 1999). Atau dalam definisi
lainnya pemberdayaan adalah wewenang untuk mebuat keputusan dalam kegiatan
operasional individual tanpa harus memperoleh persetujuan dari siapa pun (Luthans,
1995). Memberdayakan karyawan akan membuat pemimpin mampu menciptakan
organisasi yang unik dengan kemampuan kinerja yang tinggi. untuk kondisi dasar bagi
penerapan pemberdayaan yang harus terpenuhi untuk menjadikan pemberdayaan
sebagi budaya organisasional dan menjadi bisa dioperasionalkan yaitu partisipasi,
inovasi, akses pada informasi, dan akuntabilitas yang akan dijelaskan satu-persatu di
bawah ini. Ada lima elemen dari pemberdayaan yang harus dipenuhi untuk
menghasilkan kinerja tinggi yaitu; informasi, pengetahuan, makna, kekuasaan, dan
hadiah.
Untuk penerapan pemberdayaan kepemimpinan yang pertama yaitu manajemen hanya
menerapkan prinsip hadiah dan hukuman yang merupakan pemenuhan kebutuhan
tingkat rendah sehingga kinerja yang dihasilkan pun masing dalam taraf rata-rata.
Sedangkan kepemimpinan memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan tingkat tinggi,
melalui pemberdayan yang memenuhi motif intrinsik , sehingga kinerja yang dihasilkan
oleh bawahan akan lebih maksimalkan dibadingkan dengan penerapan metode
pemenuhan motif oleh manajemen.

BAB lll PEMBAHASAN


3.1 PEMBAHASAN ISI BUKU
 Bab 1
Pembahasan bab 1 tentang pengertian kepemimpinan menurut buku
utama “kepemimpinan” adalah sebuah hubungan yang saling
mempengaruhi di antara pemimpin dan pengikut (bawahan) yang
menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya
(Joseph C. Rost, 1993).
Menurut buku pembanding, “Pemimpin dan kepemimpinan”
Menurut Hersey dan Blanchard,
“Pemimpin adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau
kelompok untuk
melakukan unjuk kerja maksimum yang telah ditetapkan sesuai dengan
tujuan organisasi”.
Dalam perspektif yang lebih sederhana, Morgan (1996 : 156)
mengemukakan tiga macam
peran pemimpin yang disebutnya dengan “3A”, yakni:
• alighting (menyalakan semangat pekerja dengan tujuan individunya),
• aligning (menggabungkan tujuan individu dengan tujuan organisasi
sehingga setiap
orang menuju kearah yang sama).
• allowing (memberikan keleluasaan kepada pekerja untuk menantang
dan mengubah
cara mereka bekerja).

Berdasarkan beberapa definisi diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa


kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh
pemimpin kepada para pengkunya untuk mencapai suatu tujuan dalam
organisasi.

 Bab 2
Pembahasan tentang kepemimpinan dan manajemen
Menurut buku Utama, kepemimpinan itu sendiri lebih banyak
memandang pada horizon yang luas (keeping eye on the horizon) yang
menekankan hasil-hasil jangka panjang (long-term result). Sedangkan
manajemen dapat didefinisikan sebagai pencapaian tujuan organisasi
dengan cara tindakan yang efektif dan efisien melalui perencanaan,
pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengontrolan sumber
daya informasi. Menurut buku pembanding, pemimpin mempengaruhi
pengikutnya melalui beberapa cara, yaitu dari cara yang menonjolkan sisi
ekstrim yang disebut dengan perilaku otokratis sampai dengan cara yang
menonjolkan sisi ekstrim lainnya yang disebut dengan perilaku demokratis.Dari
penjelasan tadi, kita bisa menarik asumsi bahwa, kepemimpinan lebih
bersifat menciptakan visi dan misi yang baru agar dapat dikembangkan
strategi yang lebih bagus ke depannya dan perlu kerjasama antara
pemimpin dan pengkut untuk mencapainya. Sedangkan manajemen itu
sendiri lebih mengarah ke pembuatan rencana dan jadwal untuk bisa
dipakai bersama-sama dan mengalokasikan sumber daya agar tercapai
tujuannya.

 Bab 3
Pembahasan tentang pendekatan teori sifat, perilaku, dan hubungan
Menurut buku utama, terdapat pendekatan teori sifat (Trait) yang
menurutnya
individu memiliki sifat tertentulah yang membuat ia menjadi pemimpin.
Kepemimpinan teori X yang menganggap bawahan sebagai alat produksi
semata, dimotivasi oleh hukuman dan hadiah, tak ada keinginan untuk
maju dan selalu menghindari tanggung jawab. Sedangkan teori Y adalah
kebalikan dari teori X.
Menurut buku pembanding , seorang pemimpin formal harus sadar
bahwa akan menghadapi berbagai permasalahan
yang akhirnya akan terjadi perubahan – perubahan internal maupun
perubahan eksternal
yang akan dihadapinya. Bagi pemimpin formal seperti ini sangat perlu
membuat antisipasi
dengan terus menerus melakukan penyesuaian dan pendekatan
kesesuaian atas segala
perubahan – perubahan yang ada secara internal maupun secara
eksternal.
Dari penjelasan tadi, dapat di simpulkan bahwa buku utama dengan
buku pembanding erat kaitanya mengenai kepemimpinan.

 Bab 4
Pembahasan tentang teori kontigensi
Menurut buku utama, teori kontigensi menegaskan bahwa sesuatu hal
tergantung pada hal lainnya sehingga untuk menjadi pemimpin yang
efektif harus ada kecocokan antara perilaku pemimpin dan gaya
pemimpin
pada kondisi dan situasi di dalam organisasi.
Menurut buku pembanding, Dalam pembahasan Proses berpikir normal
bagi pemimpin menjadi sangat penting untuk
dapat menyesuaikan pada tindakan-tindakan yang harus dilakukan
terutama keterkaitan
dengan berbagai macam jenis dan bidang.
Dari penjelasan tadi, dapat si simpulkan bahwa buku utama dengan
buku pembanding, bagi seorang pemimpin yang dituntut harus mampu
memimpin rapat, konferensi, seminar
dan berbagai pertemuan-pertemuan penting perlu didukung oleh
pengetahuan yang
berbasis pada pola pikir normal.

 Bab 5
Pembahasan tentang kepemimpinan strategis visioner
Di buku utama, Kepemimpinan strategis menurut Triantoro yaitu
bertanggung jawab
untuk menciptakan harmoni antara tuntutan lingkungan eksternal
organisasi (dunia) dengan visi, misi, strategi, dan implementasi
organisasi.
Di buku pembanding, Pada pengertian pemimpin sebelumnya
disebutkan bahwa:
“Pemimpin adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau
kelompok untuk
melakukan unjuk kerja maksimum yang telah ditetapkan sesuai dengan
tujuan organisasi”.
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa kepemimpinan
strategis itu sendiri menciptakan tuntutan lingkungan organisasi dengan
adanya visi, misi, strategi, implementasi dan cara pengkontrubusian.
 BaB 6
Pembahasan tentang komunikasi kepemimpinan
Berdasarkan buku utama penjelasan tentang komunikasi kepemimpinan
yaitu manajer lebih memfokuskan pada pengkomunikasian data-data
spesifik, fakta, statistik, keputusan baik secara tertulis maupun lisan,
sedangkan pemimpin lebih banyak mengkomunikasikan gambaran yang
luas, visi ke depan dari pada sekumpulan data dan fakta.
Berdasarkan buku pembanding adalah satu prestasi yang cukup
menonjol dari sosiologi kepemimpinan modern adalah perkembangan
dari teori peran (role theory). Dikemukakan, setiapanggota suatu
masyarakat menempati status posisi tertentu, demikian juga halnya
dengan individu diharapkan memainkan peran tertentu. Dengan
demikian kepemimpinan dapat dipandang sebagai suatu aspek dalam
diferensiasi peran. Ini berarti bahwa kepemimpinan dapat
dikonsepsikan sebagai suatu interaksi antara individu dengan anggota
kelompoknya.
Kesimpulan yang bisa diambil dari 2 buku diatas yaitu ternyata untuk
menciptakan hubungan yang baik antara pemimpin dan bawahan dalam
kepemimpinan itu sendiri harus terjalin komunikasi yang baik sehingga
terjadi hubungan timbal balik dalam komunikasi.

 BaB 7
Pembahasan tentang kepemimpinan dan budaya organisasi
Berdasarkan buku, utama Menurut Luthans (Triantoro: 2014) budaya
organisasi yaitu seperangkat nilai-nilai pokok, asumsi, pemahaman dan
cara berpikir yang dimiliki bersama oleh anggota organisasi dan
diajarkan kepada anggota baru. Dan budaya organisasi terbagi 3 tingkat
yaitu: budaya organisasi yang tampak, budaya organisasi yang tidak
tampak, dan yang ketiga adalah keyakinan yang paling dalam.
Menurut buku pembanding, Gaya kepemimpinan, pada dasarnya
mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari
seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin.
Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk
tertentu. Pengertian gaya kepemimpinan yang demikian ini sesuai
dengan pendapat yang disampaikan oleh Davis dan Newstrom (1995).
Keduanya menyatakan bahwa pola tindakan pemimpin secara
keseluruhan seperti yang dipersepsikan atau diacu oleh bawahan
tersebut dikenal sebagai gaya kepemimpinan.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian budaya
organisasi yang paling dekat dari Triantoro yaitu seperangkat nilai-nilai
pokok, asumsi, pemahaman dan cara berpikir yang dimiliki bersama
oleh anggota organisasi dan diajarkan kepada anggota baru.

 Bab 8
Pembahasan tentang kepemimpinan dan budaya pembelajar
Menurut buku utama, Organisasi pembelajar sebagai proses dimana
organisasi menjadi sadar akan kualitas, pola-pola, akibat-akibatnya dari
pengalamannya sendiri dan mengembangkan model mental untuk
memahami pengalaman tersebut. Organisasi pembelajaran adalah pola
sadar diri, intropeksi organisasi yang secara terus-menerus memahami
lingkungannya dengan cermat.
Menurut buku pembanding, Pada tataran yang lebih tinggi,
kepemimpinan dapat dijabarkan sebagai serangkaian perilaku yang
jarang dapat ditiru oleh kebanyakan orang. Di antara kedua pandangan
ini terdapat hubungan yang khas dan unik di antara orang yang
memimpin dan yang
mengikuti. Pemikiran terkini menyatakan bahwa kepemimpinan
merupakan suatu proses dan bukan kedudukan, dan bahwa
kepemimpinan terutama menyangkut pengelolaan hubungan. Sambil
belajar dan membaca lebih lanjut mengenai kepemimpinan, Anda akan
segera menemukan bahwa terdapat demikian banyak
pandangan dan rumusan, tanpa ada aturan yang mutlak.
Penjelasan diatas dapat disimpulkan, organisasi pembelajar sebagai
proses dimanah organisasi menjadi sadar akan kualitas, pola-pola,
akibat-akibatnya dari pengalamannya sendiri dan mengembangkan
model mental untuk memahami pengalaman tersebut (Triantoro: 2014).

 Bab 9
Pembahasan tentang kepemimpinan dan motivasi
Menurut buku utama, Definisi motivasi adalah dorongan yang bersifat
internal atau eksternal pada diri individu yang menimbulkan antusiasme
dan ketekunan untuk mengejar tujuan-tujuan spesifik (Daft, 1999). Teori
selanjutnya yaitu Teori Hierarkis Maslow yang menegaskan bahwa
kebutuhan mempunyai bentuk hierarkis seperti sebuah tangga dan
berjenjang.
Menurut buku pembanding, Kepemimpinan ditinjau dari sisi struktur
inisiasi dan konsideransinya, maka dalam model manajerial grid yang
disampaikan oleh Blake dan Mouton dalam Robbins (1996)
memperkenalkan model kepemimpinan yang ditinjau dari perhatiannya
terhadap tugas dan perhatian pada orang.
Untuk kesimpulan dari bab ini yaitu motivasi adalah dorongan yang
bersifat internal atau eksternal pada diri individu yang menimbulkan
antusiasme dan ketekunan untuk mengejar tujuan-tujuan spesifik. Dan
disini terbagi beberapa pendekatan dan teori.

 Bab 10
Pembahasan tentang kepemimpinan dan pemberdayaan
Menurut buku utama, pemberdayaan diartikan sebagai membagi
kekuasaan atau
mendelegasikan kekuasaan dan wewenang kepada bawahan di dalam
organisasi (Daft, 1999). Atau dalam definisi lainnya pemberdayaan
adalah wewenang untuk membuat keputusan dalam kegiatan
operasional individual tanpa harus memperoleh persetujuan dari
siapapun (Luthans, 1995).
Menurut buku pembanding, “Presiden Chavez memerintahkan
penyelidikan kasus pembunuhan aktivis serikat buruh, dan menyerukan
eksploitasi perusahaan-perusahaan (By Jorge Martín) Saat berbicara
pada acara pengambilan sumpah gubernur Aragua dari PSUV yang baru
saja terpilih, yakni Rafael Isea, presiden Hugo Chá vez memerintahkan
investigasi penuh dalam kasus pembunuhan tiga pemimpin serikat
buruh di negara bagian tersebut dan mengancam untuk menasionalisasi
perusahan-perusahaan yang melanggar hak-hak buruh.
Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberdayaan
dalam organisasi sangatlah penting. Karena apa? Karena dengan
pemberdayaan organiasi kita dapat memberikan wewenang yang sesuai
dengan kemampuannya.

3.1 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU


 Dilihat dari aspek tampilan buku (face value), buku yang direview adalah
buku utama yang berjudul “Kepemimpinan” karangan Triantoro Safaria
sudah menarik. Dengan warna dan gambar buku yang mencolok,
membuat orang akan tertarik untuk mengetahui isi dalamnya. Untuk
kekurangan dalam bentuk cover sendiri buku ini tidak ada kekurangan.
 Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan
font adalah dari buku utama sampai buku pendamping kedua yang
terbaik yaitu buku “Kepemimpinan”. Dari segi tata letak sudah bagus,
dari segi tata tulisnya sudah benar, dan ukuran font serta jenis font
sangat bagus dan enak jika dibaca. Kekurangannya mungkin masih ada
beberapa kata yang salah ketik.
 Dari aspek isi buku utama dan buku pendamping, keduanya sangat
bagus dan isi materi sangat lengkap. Mungkin kekurangannya terletak
pada buku “The Leadership Experience” karena isi buku yang masih
berbahasa inggris.
BAB lV PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Dari beberapa buku ini, ada yang layak dibaca dan layak juga dirujuk sebagai bahan
studi. Hal ini terbukti karena buku-buku ini menyajikan banyak data atau informasi
ilmiah yang penyampaiannya mengikuti perkembangan teknologi dan sifat masyarakat
global. Selain memiliki banyak kelebihan maka buku ini tidak menutup kemungkinan
hanya dipergunakan bagi kalangan pelajar/mahasiswa atau pakar ilmu,tetapi juga layak
bagi guru dan khalayak umum sebagai bentuk untuk mempersiapkan diri untuk
menyingkapi perubahan dalam dunia pendidikan yang cenderung diunamis berubah.

4.2 REKOMENDASI
Dari hasil CBR yang telah saya buat, saya merekomendasikan untuk membaca atau
membeli buku yang berjudul “Kepemimpinan”. Karena buku ini sudah dilengkapi
pembahasan yang begitu terperinci secara singkat dan padat.

4.3 DAFTAR PUSTAKA


Safaria, Triantoro. 2014. Kepemimpinan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Winardi, SE, DR. Pemimpin dan Kepemimpinan dalam management, Bandung,
penerbit Alumni, 1979.

Anda mungkin juga menyukai