Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR AKTIVITAS

OLEH :
RIZQI FIRDAUS
NPM.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS
BANJARMASIN 2019
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan, jadi segala sesuatu yang dilakukan
atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan
suatu aktivitas (Haswita, 2017).

B. Fisiologis Kebutuhan Dasar


Pergerakan merupakan rangkaian yang terintegrasi antara sistem
muskuloskeletal dan sistem persarafan.
Sistem muskuloskeletal berfungsi:
1. Mendukung dan memberi bentuk jaringan tubuh
2. Melindungi bagian tubuh tertentu seperti paru, hati, ginjal, otak
3. Tempat melekatnya otot dan tendon
4. Sumber mineral seperti garam dan fosfat
5. Tempat produksi sel darah.

Sedangkan sistem otot berperan dalam proses pergerakkan, memberi bentuk


pada postur tubuh dan memproduksi panas melalui aktivitas kontraksi otot.

Sistem persarafan berfungsi sebagai:

1. Saraf afferent menerima rangsangan dari luar kemudian diteruskan ke


susunan saraf pusat
2. Sel saraf atau neuron membawa impuls dan kemudian memberikan
respons melalui saraf efferent
3. Saraf efferent mekknerima respon dan diteruskan ke otot rangka.

Skala Aktivitas
Skala Aktivitas
1 Mandiri
2 Memerlukan bantuan dan pengawasan orang lain
3 Memerlukan bantuan/pengawasan/bimbingan sederhana
4 Memerlukan bantuan dan pengawasan orang lain dan alat bantu
5 Tergantung secara total

Faktor- Faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi system (Mubarak,


2008).
1. Gaya hidup : Mobilitas seseorang dipengaruhi oleh latar belakang
budaya, nilai-nilai yang dianut, serta lingkungan tempat ia tinggal
(masyarakat).
2. Ketidakmampuan : Kelemahan fisik dan mental akan menghalangi
seseorang untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari. Secara umum
ketidakmampuan dibagi menjadi dua yaitu :
a) Ketidakmampuan primer yaitu disebabkan oleh penyakit atau
trauma (misalnya : paralisis akibat gangguan atau cedera pada
medula spinalis).
b) Ketidakmampuan sekunder yaitu terjadi akibat dampak dari
ketidakmampuan primer (misalnya : kelemahan otot dan tirah
baring). Penyakit-penyakit tertentu dan kondisi cedera akan
berpengaruh terhadap mobilitas.
3. Usia : Usia berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam
melakukan mobilisasi. Pada individu lansia, kemampuan untuk
melakukan aktifitas dan mobilisasi menurun sejalan dengan penuaan.

Masalah yang terjadi berhubungan dengan otot:


1. Atropi Otot merupakan keadaan dimana otot menjadi mengecil karena
tidak terpakai dan pada akhirnya serabut otot akan diinfiltrasi dan
diganti dengan jaringan fibrosa dan lemak.
2. Hipertropi otot merupakan pembesaran otot, terjadi akibat aktivitas otot
yang kuat dan berulang, jumlah serabut tidak bertambah tetapi ada
peningkatan diameter dan panjang serabut terkait dengan unsur-unsur
filamen
3. Nekrosis (jaringan mati) terjadi akibat trauma atau iskemia dimana
proses regenerasi otot sangat minim.

C. Asuhan Keperawatan
1. Anamnesis
Pengkajian terdiri dari Nama, Umur, Jenis Kelamin, Pekerjaan, Alamat,
Agama, Suku.
2. Riwayat Keperawatan
a) Aspek Biologis : Hal yang perlu dikaji diantaranya adalah riwayat
adanya gangguan pada sistem muskuloskeletal, ketergantungan
terhadap orang lain dalam melakukan aktivitas, jenis latihan atau
olahraga yang sering dilakukan klien dan lain-lain.
b) Aspek psikologis : yang perlu dikaji di antaranya adalah bagaimana
respons psikologis klien terhadap masalah gangguan aktivitas yang
dialaminya, mekanisme koping yang digunakan klien dalam
menghadapi gangguan aktivitas dan lain-lain.
c) Aspek sosial kultural : Pengkajian pada aspek sosial kultural ini
dilakukan untuk mengidentifikasi dampak yang terjadi akibat
gangguan aktifitas yang dialami klien terhadap kehidupan sosialnya,
misalnya bagaimana pengaruhnya terhadap pekerjaan, peran diri baik
dirumah, kantor maupun sosial dan lain-lain.
d) Aspek spiritual : Hal yang perlu dikaji pada aspek ini adalah
bagaimana keyakinan dan nilai yang dianut klien dengan kondisi
kesehatan yang dialaminya sekarang, seperti apakah klien menunjukan
keputusasaannya. Bagaimana pelaksanaan ibadah klien dengan
keterbatasan kemampuan fisiknya dan lain-lain.
3. Pemeriksaan Fisik
Meliputi rentang gerak, kekuatan otot, sikap tubuh, dan dampak
imobilisasi terhadap sistem tubuh.
4. Pemeriksaan Penunjang
a) Sinar X, CT Scan, MRI.
b) Pemeriksaan LAB (HB, Alkali Fospat, Kretinin, SGOT)

D. Diagnosa Keperawatan
1. Diagnosa 1 : Intoleransi Aktivitas
a) Definisi :
Ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk melanjutkan
atau menyelesaikan akivias kehidupan sehari-hari yang harus atau
yang ingin dilakukan.
b) Batasan Karakteristik :
1) Respon tekanan darah abnormal terhadap aktivitas
2) Respon frekuensi jantung abnormal terhadap akivitas
3) Perubahan EKG yang mencerminkan aritmia
4) Perubahan EKG yang mencerminkan iskemia
5) Ketidaknyamanan setelah beraktivitas
6) Dipsnea setelah beraktivitas
7) Menyatakan merasa letih
8) Menyatakan merasa lemah
c) Faktor yang berhubungan dengan :
1) Tirah baring atau imobilisasi
2) Kelemahan umum
3) Ketidakseimbangan antara suplei dan kebutuhan oksigen
4) Imobilitas
5) Gaya hidup monoton
2. Diagnosa 2 : Keletihan
a) Defenisi :
Rasa letih luar biasa dan penurunan kapasitas kerja fisik dan jiwa
pada tingkat yang biasanya secara terus-menerus.
b) Batasan Karakteristik :
1) Gangguan konsentrasi
2) Penurunan performa
3) Kurang minat terhadap sekitar
4) Mengantuk
5) Kurang energy
6) Lesu
7) Mengatakan perasaan lelah
c) Faktor yang berhubungan dengan :
1) Ansietas, depresi
2) Mengatakan gaya hidup membosankan
3) Strees
4) Peningkatan kelemahan fisik
5) Malnutrisi, kondisi buruk

3. Diagnosa 3 : Hambatan Mobilitas fisik


a) Definisi :
Keterbatasan dalam gerakan fisik atau satu atau lebih ekstermitas
secara mandiri atau terarah.
b) Batasan Karakteristik :
1) Gangguan sikap berjalan
2) Kesulitan membolak-balik posisi
3) Keidaknyamanan
4) Gerakan lambat.
c) Faktor yang berhubungan dengan :
1) Penurunan kekuatan otot
2) Penurunan massa otot
3) Penurunan ketahanan tubuh
4) Kaku sendi

E. Perencanaan
1. Diagnosa 1 : Intoleransi Aktivitas

NOC NIC
1. Berpartisipasi dalam 1. Monitor keterbatasan aktivitas,
NOC NIC
aktivitas fisik tanpa disertai kelemahan saat aktivitas. Bantu klien
peningkatan tekanan dara, untuk mengidentifikasi aktivitas yang
nadi, dan RR mampu diakukan
2. Mampu melakukan aktivitas 2. Bantu pasien dalam melakuakn
sehari-hari aktivitas sendiri
3. Mampu berpindah dengan 3. Catat tanda vital sebelum dan sesudah
atau tanpa alat bantu aktivitas
4. Monitor pasien akan adanya kelelahan
fisik dan emosi secara berlebihan
5. Koloborasi denagn dokter dan
fisioterapi dalam latihan aktivitas
6. Istirahat yang adekuat setelah latihan
aktivitas
7. Berikan diet yang adekuat dengan
kolaborasi ahli diet
8. Berikan pendidikan tentang
penggunaan alat bantu gerak

2. Diagnosa 2 : Keletihan

NOC NIC
1. Mempertahankan interaksi 1. Obsevasi adanya pembatasan klien
social yang biasanya dalam melakukan aktivitas
2. Mempertahankan 2. Dorong anal untuk mengungkapkan
kemampuan untuk perasaan terhadap keterbatasan
berkonsentrasi 3. Kaji adanya factor yang menyebabkan
kelelahan
4. Monitor nutrisi dan sumber energi
yang adekuat
5. Monitor pasien akan adanya kelelahan
fisik dan emosi secara berlebihan
6. Monitor pola tidur dan lamanya
tidur/istirahat pasien
7. Terapi aktivitas
8. Manajemen Energi
9. Manajemen ingkungan
10. Manajemen alam perasaan
11. Manajemen nutrisi

3. Diagnosa 3 : Hambatan Mobilitas fisik


NOC NIC
1. Melakukan aktivitas kehidupan 1. Terapi latihan fisik (Ambulasi)
sehari-hari secara mandiri 2. Terapi latihan fisik (Mobilisasi sendi)
dengan alat bantu, meminta 3. Terapi latihan fisik (Pengendalian Otot)
bantuan untuk aktivitas 4. Latihan fisik (Keseimbangan)
mobilisasi, jika diperlukan. 5. Monitoring vital sign sebelum/sesudah
latihan dan lihat respon pasien saat
latihan
6. Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan
lain tentang teknik ambulasi
7. Kaji kemampuan pasien dalam
mobilisasi
8. Dampingi dan bantu pasien saat
mobilisasi
9. Berikan alat bantu jika klien
memerlukan.
10. Ajarkan pasien bagaimana merubah
posisi dan berikan bantuan jika
diperlukan
DAFTAR PUSTAKA

Haswita. (2017). Kebutuhan Dasar Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan dan


Kebidanan. Jakarta: CV. Trans Info Media
Herdman, Heather, dkk. (2018). Nanda-I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2018-2020, Edisi 11. Jakarta: EGC.
Mubarak. 2008. Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien . Jakarta : Salemba
Medika
Nurarif, Amin Huda. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis. Jilid 1. Jogjakarta:
Mediaction.
Nurjannah, Intansari, dkk. (2018). Nursing Interventions Classification (NIC).
Jogyakarta: Mocomedia
Nurjannah, Intansari, dkk. (2018). Nursing Outcomes Classification (NOC).
Jogyakarta: Mocomedia

Banjarmasin, 10 Oktober
2019

Preceptor Klinik Ners Muda

Ayesti Ratih P., S.Kep.Ns Fenny Noorhayati Wahyuni,


S.Kep

Anda mungkin juga menyukai