Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR KESEIMBANGAN SUHU TUBUH

OLEH :
RIZQI FIRDAUS
NPM.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS
BANJARMASIN 2019
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Suhu adalah keadaan panas dan dingin yang diukur dengan menggunakan
termometer. Di dalam tubuh terdapat 2 macam suhu, yaitu suhu inti dan suhu kulit.
Suhu inti adalah suhu dari tubuh bagian dalam dan besarnya selalu dipertahankan
konstan, sekitar ± 1ºF (± 0,6º C) dari hari ke hari, kecuali bila seseorang mengalami
demam. Sedangkan suhu kulit berbeda dengan suhu inti, dapat naik dan turun sesuai
dengan suhu lingkungan. Bila dibentuk panas yang berlebihan di dalam tubuh, suhu
kulit akan meningkat. Sebaliknya, apabila tubuh mengalami kehilangan panas yang
besar maka suhu kulit akan menurun (Guyton & Hall, 2014).

B. Fisiologis Kebutuhan Dasar


Panas diproduksi didalam tubuh melalui metabolisme yang merupakan reaksi kimia
pada sel tubuh, pengeluaran dan produksi panas terjadi secara konstan,
1. Radiasi merupakan perpindahan panas dari permukaan sutau objek ke permukaan
objek lain tanpa bersentuhan. Panas berpindah melalui gelombang
elektromagnetik.
2. Konduksi merupakan perpindahan panas dari satu objek ke objek lain ke kontak
langsung. Ketika kulit hangat menyentuh objek yang lebih dingin, panas akan
hilang.
3. Konveksi merupakan perpindahan panas karena gerakan udara. Panas di produksi
pertama kali pada molekul udara secara langsung dalam kontak dengan kulit.
4. Evaporasi merupakan panas karena gerakan udara menjadi gas. Tubuh secara
kontinu kehilangan panas melalui evaporasi kira-kira 1000 kali sampai 9000 ml
sehari, yang menguap dari kulit dan paru yang mengakibatkan kehilangan panas
dan air (Wikipedia, org).

Perubahan suhu tubuh manusia

1. Hipertermi
Keadaan dimana ketika seseorang individu mengalami atau beresiko mengalami
kenaikan suhu tubuh terus-menerus lebih tinggi dari 37,8ºC.
2. Hipotermi
Suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan
mengatasi normal (suhu dingin), suhunya berada dibawah 35ºC.
3. Demam (hiperpireksia)
Demam merupakan temperatur tubuh dari atas batas normal, penyebab tersering,
yaitu karena bakteri, tumor, dan keadaan lingkungan.
4. Kelelahan akibat panas
Kelelahan akibat panas terjadi bila diaforesis yang banyak mengakibatkan
kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan, disebabkan oleh lingkungan
yang terpajan dengan panas. Tindakan yang dapat dilakukan yaitu memindahkan
pasien ketempat yang lebih dingin serta memperbaiki keseimbangan cairan dan
elektrolit.
5. Heatstroke
Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan suhu tinggi dapat
mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Kondisi ini disebut heatstroke,
klien dengan resiko tinggi pada penyakit kardiovaskular, hpertiroidisme, diabetes
dan alkoholik dan klien yang mengonsumsi obta-obatan yang menurunkan
kemampuan tubuh untuk mengeluarkan panas dan mereka yang menjalani
olahraga berat.

C. Asuhan Keperawatan
1. Anamnesis
Pengkajian terdiri dari Nama, Umur, Jenis Kelamin, Pekerjaan, Alamat, Agama,
Suku.
2. Riwayat Keperawatan
a) Mengidentifikasi klien yang memiliki peningkatan suhu diatas batas normal.
b) Mengkaji tanda dan gejala perubahan suhu dan faktor yang secara normal
mempengaruhi suhu tubuh.
3. Pemeriksaan Fisik
a) Hitung tanda-tanda vital ketika panas terus-menerus dan sesuai perintah (2/4
jam).
b) Inspeksi dan palpasi kulit, cek turgor kulit (dingin, kering, kemerahan, hangat,
turgor menurun).
c) Tanda-tanda dehidrasi
d) Perubahan tingkah laku: bingung disorientasi, gelisah disertai dengan sakit
kepala, nyeri otot, nousea, photopobia, lemah, letih, dll.
4. Pemeriksaan Penunjang
a) Kultur (luka, sputum, urine, darah)
1) Mengidentifikasi organisme penyebab demam/radang
2) Untuk menentukan obat yang efektif
b) Sel darah putih:
1) Leucopenia (penurunan SDP) sebelumnya
2) Leucositosis (15.000-30.000)
c) Elektrolit serum: Ketidakseimbangan elektrolit, asidosis, perpindahan cairan,
perubahan fungsi ginjal.
d) Glukosa serum: Sebagai respon dari puasa dan perubahan seluler dalam
metabolisme.
e) Urinalisis: bakteri penyebab infeksi

D. Diagnosa Keperawatan
1. Diagnosa 1 : Hipertermia
Definisi :
Suhu inti tubuh di atas kisaran normal diurnal karena kegagalan termoregulasi.
Batasan Karakteristik Faktor yang berhubungan
1) Hipotensi 1) Dehidrasi
2) Kulit kemerahan 2) Pakaian tidak sesuai
3) Koma 3) Aktivitas berlebihan
4) Letargi
5) Kejang
6) Kulit terasa hangat

NOC NIC
1) Pasien akan menunjukkan suhu tubuh 1) Penatalaksanaan pasien yang
yang dibuktikan oleh indikator mengalami hiperpireksia akibat
gangguan sebagai berikut (sebutkan 1- faktor selain lingkungan
5:gangguan ekstrem, berat, sedang, 2) Pencegahan atau penurunan
ringan, atau tidak ada gangguan): respons hipermetabolik terhadap
a. Peningkatan suhu kulit obat-obat farmakologis yang
b. Hipertermia digunakan selama pembedahan
c. Dehidrasi 3) Mencapai atau mempertahankan
d. Mengantuk suhu tubuh dalam rentang
2) Pasien akan menunjukkan suhu tubuh normal
yang dibuktikan oleh indikator 4) Mengumpulkan dan
gangguan sebagai berikut (sebutkan 1- menganalisis data
5:gangguan ekstrem, berat, sedang, kardiovaskular, pernapasan, dan
ringan, atau tidak ada gangguan): suhu tubuh untuk menetukan
a. Berkeringat saat panas serta mencegah komplikasi.
b. Denyut nadi radialis
c. Frekuensi pernafasan
2. Diagnosa 2 : Hipotermia
Defenisi :
Suhu inti tubuh di bawah kisaran normal diurnal karena kegagalan termoregulasi.

Batasan Karakteristik Faktor yang berhubungan


1) Bradikardia 1) Tidak beraktivitas
2) Hipertensi 2) Konsumsi alkohol
3) Penurunan ventilasi 3) Malnutrisi
4) Menggigil 4) Suhu lingkungan rendah
5) Kulit dingin 5) Kurang pengetahuan pemberi
6) Pengisian ulang kapiler lambat asuhan tentang pencegahan
hipotermia

NOC NIC
1) Pasien akan menunjukkan suhu tubuh 1) Menghangatkan kembali dan
yang dibuktikan oleh indikator melakukan surveilans pasien
sebagai berikut (sebutkan 1-5): yang memiliki suhu tubuh
gangguan ekstrem, berat, sedang, kurang dari 35ºC
ringan atau tidak ada gangguan): 2) Mempertahankan atau mencapai
a. Penuruanan suhu tubuh suhu tubuh intra bedah yang
b. Perubahan warna kulit diharapkan
2) Pasien akan menunjukkan suhu tubuh 3) Mengumpulkan dan
yang dibuktikan oleh indikator menganalisis data
sebagai berikut (sebutkan 1-5): kardiovaskular, pernapasan, dan
gangguan ekstrem, berat, sedang, suhu tubuh untuk menentukan
ringan atau tidak ada gangguan): serta mencegah komplikasi.
a. Merinding atau kedinginan
b. Menggigil saat kedinginan
c. Laporan suhu yang nyaman

3. Diagnosa 3 : Ketidakefektifan termoregulasi


Definisi :
Fluktuasi suhu di antara hipotermia dan hipertermia.
Batasan Karakteristik Faktor yang berhubungan
1) Dasar kuku sianotik 1) Dehidrasi
2) Kulit kemerahan 2) Inaktivitas
3) Hipertensi 3) Aktivitas berat
4) Menggigil ringan 4) Peningkatan kebutuhan oksigen
5) Pucat sedang 5) Fluktuasi suhu lingkungan
6) Kejang
7) Kulit dingin
8) Kulit hangat
9) Pengisian ulang kapiler lambat
10) Takikardia Kuku berwarna biru

NOC NIC
Pasien akan menunjukkan suhu tubuh 1) Mencapai atau mempertahankan
yang dibuktikan oleh indikator suhu tubuh intraoperatif yang
gangguan sebagai berikut (sebutkan 1- diharapkan
5:gangguan ekstrem, berat, sedang, 2) Mencapai atau mempertahankan
ringan, atau tidak ada gangguan): suhu tubuh dalam batas normal
a. Peningkatan suhu tubuh 3) Mencapai atau mempertahankan
b. Penurunan suhu tubuh suhu tubuh dalam rentang normal
c. Hipertermia 4) Mengumpulkan dan menganalisis
d. Hipotermia data kardiovaskular, pernapasan,
dan suhu tubuh untuk menetukan
serta mencegah komplikasi.

4. Diagnosa 4 : Ansietas
Definisi :
Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons otonom
(sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu); perasaan
takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat
kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan
memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman.

Batasan Karakteristik Faktor yang berhubungan


1) Penurunan produktivitas 1) Stessor
2) Gerakan ekstra 2) Ancaman kematian
3) Kontak mata yang buruk 3) Ancaman pada status terkini
4) Agitasi 4) Kebutuhan yang tidak terpenuhi
5) Insomnia
6) Perilaku mengintai
7) Gugup
8) Ketakutan
9) Sangat khawatir
10) Wajah tegang
11) Gemetar
12) Tremor
13) Peningkatan keringat
14) Peningkatan ketegangan
15) Palpitasi jantung

NOC NIC
1) Keparahan manifestasi 1) Persiapan pasien mengantisipasi
kekhawatiran, ketegangan, atau perkembangan dan situasi krisis.
perasaan tidak tenang yang muncul 2) Penggunaan teknik – teknik untuk
dari sumber yang tidak dapat mendorong dan memperoleh
diidentifikasi. relaksasi mengurangi tanda dan
2) Tindakan personal untuk gejala
menghilangkan atau mengurangi 3) Pengalihan perhatian menekan
perasaan khawatir, tegang atau emosi dan pikiran negatif jauh dari
perasaan tidak tenang akibat sensasi yang tidak diinginkan.
sumber yang tidak dapat 4) Manipulasi lingkungan pasien
diidentifikasi untuk kepentingan terapi, daya
3) Kemampuan untuk focus pada tarik sensorik, dan kesejahteraan
stimulus tertentu psikologis.
4) Tindakan personal untuk 5) Penggunaan proses berimajinasi
mengatasi stressor yang kondisi khusus, outcome atau
membebani sumber – sumber tindakan atau untuk mengarahkan
individu. perhatian klien/pasien jauh dari
sensasi yang tidak diinginkan.
6) Mencapai keadaan yang peka dan
fokus untuk berkonsentrasi dengan
suspensi kesadaran perifer untuk
menciptakan perubahan sensasi,
pikiran dan perilaku.
7) Mengumpulkan dan menganalisis
data kardiovaskuler, pernapasan
dan suhu tubuh untuk menentukan
dan mencegah komplikasi

5. Diagnosa 5 : Hambatan religiositas


Definisi :
Gamgguan kemampuan untuk melatih kebergantungan pada keyakinan dan/atau
berpartisipasi dalam ritual tradisi kepercayaan tertentu.
Batasan Karakteristik Faktor yang berhubungan
1) Kesulitan mematuhi ritual 1) Ansietas
keagamaan yang dianut. 2) Takut akan kematian
2) Kesulitan mematuhi keyakinan 3) Nyeri Penyakit
agama yang dianut.
3) Keinginan berhubungan kembali
dengan pola keyakinan sebelumnya

NOC NIC
Keterhubungan dengan diri sendiri, 1) Fasilitasi usaha dan perilaku untuk
orang lain, Yang Maha Kuasa, seluruh mengelola stressor yang dirasakan,
kehidupan, alam, dan semesta yang perubahan, attau ancaman yang
melebihi dan memberdayakan diri. menggangu dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidup dan
peran.
2) Membantu klien untuk merasakan
keseimbangan dan hubungan
dengan kekuatan yang lebih besar.
3) Pengurangan atau reduksi nyeri
sampai pada tingkat kenyamanan
yang dapat diterima oleh pasien.
4) Manipulasi lingkungan pasien
untuk mendapatkan kenyamanan
yang optimal.
5) Penggunaan teknik – teknik untuk
mendorong dan memperoleh
relaksasi demi tujuan mengurangi
tanda dan gejala yang tidak
diinginkan seperti nyeri, kaku otot
dan ansietas.

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta :
EGC, 1022
Herdman, Heather, dkk. (2018). Nanda-I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2018-2020, Edisi 11. Jakarta: EGC.
Nurarif, Amin Huda. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis. Jilid 1. Jogjakarta:
Mediaction.
Nurjannah, Intansari, dkk. (2018). Nursing Interventions Classification (NIC).
Jogyakarta: Mocomedia
Nurjannah, Intansari, dkk. (2018). Nursing Outcomes Classification (NOC). Jogyakarta:
Mocomedia.
Wikipedia.org/wiki/barel. Body. Temperature.com. Diakses pada tanggal 31 Oktober
2016. Jam 20.24 WITA

Banjarmasin, 25 Oktober
2019

Preceptor Akademik Ners Muda

Rizqi Firdaus, S.Kep

Anda mungkin juga menyukai