Anda di halaman 1dari 12

NAMA : TITUS TUKA HAPO

NIM :1420118047R

KELAS : KPN 18B

TUGAS : KEPERAWATAN GAWAT DARURAT II

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

PokokBahasan : PPOK (Penyakit Paru ObstruktifKronik)

Sasaran : Pasien dan keluargapasien

Hari/tanggal : 8 Oktober 2021 Waktu

: Pukul 10.00 (45menit)

Tempat : Rumah pasienNy.V

1. PENDAHULUAN
PPOK / COPD (CRONIC OBSTRUCTION PULMONARY DISEASE)
merupakan istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru yang
berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai
gambaran patofisiologi utamanya (Price, Sylvia Anderson : 2005).
PPOK merupakan masalah kesehatan utama di masyarakat yang menyebabkan
26.000 kematian/tahun di Inggris. Prevalensinya adalah ≥ 600. Angka ini lebih tinggi di
negara maju, daerah perkotaan, kelompok masyaraat menengah ke bawah, danpada
manula (Davey, 2002 : 181). The Asia Pacific CPOD Rountable Groupmemperkirakan
jumlah penderita PPOK sedang berat di Negara-negara Asia Pasific mencapai 56,6 juta
penderita dengan angka prevalensi 6,3% (Kompas, 2006) merupakan salah satu dari
kelompok penyakit tidak menular yang telah menjadi masalah kesehatan masyarakat
Indonesia, hal ini disebabkan oleh meningkatnya usia harapan hidup dan semakin
tingginya pajanan faktor resiko seperti faktor pejamu yang diduga berhubungan dengan
kejadian PPOK semakin banyaknya jumlah perokok khususnya pada kelompok usia
muda, serta pencemaran udara di dalam ruangan maupun diluar ruangan dan ditempat
kerja Data badan kesehatan dunia (WHO) menunjukkan bahwa pada tahun 1990 PPOK
menempati urutan ke 6 sebagai penyebab utama kematian di dunia sedangkan pada tahun
2002 telah menempati urutan ke 3 setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker (WHO,
2002). Hasil survey penyakit tidak menular oleh direktorat jenderal PPM dan PI di 5
rumah sakit provinsi di Indonesia (jawa barat, jawa tengah, jawa timur, lampung dan
sumatera selatan) pada tahun 2004, menunjukkan PPOK menempati urutan pertama
penyumbang angka kesakitan (35%), diikuti asma bronkial (33%), kanker paru (30%) dan
lainnya (2%) (Depkes RI 2004). Oleh karena itu penyuluhan tentang Penyakit Paru
Obstruktif Kronik ini akan sangat penting dilakukan sebagai bentuk pemberian
pendidikan.

2. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga pasien
dapat memahami tentang penyakit PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik).

3. TUJUANK HUSUS
a. Keluarga dapat menyebutkan definisi, tanda dan gejala, penyebab, jenis penyakit
serta cara penanganan PPOK (Penyakit Paru ObstruktifKronik).
b. Keluarga dapat berperan dalam melakukan perawatan terhadap anggota keluarga
yang menderita PPOK (Penyakit Paru ObstruktifKronik).

4. MATERI
Terlampr
5. METODE
Ceramah dan tanya jawab

6. MEDIA
Leaflet dan lembar balik / flipchart

7. PENGORGANISASIAN
a. Penyaji : titus tuka hapo
b. Moderator : Amita Putri
c. Observer : AfifaDwi
d. FasilitatorI : DhindaYulia
e. FasilitatorII : IntanAyu

8. KEGIATANPENYULUHAN
Proses Kegiatan Penyaji Kegiatan Peserta Waktu
Pembukaan 1. Registrasi 1. Melakukan 5 Menit
2. Memberisalam registrasi
3. Pengenalandiri 2. Menjawabsalam
4. Menjelaskan tujuan dari 3. Mendengarkan
penyuluhan 4. mendengarkan
1. Pemberian materi meliputi: 1. Mendengarkan 15 Menit
a. PengertianPPOK
b. KlasifikasiPPOK
c. Tanda dan gejalaPPOK
d. Cara penangananPPOK
e. Cara pencegahan
kekambuhan dan
pencegahan terjadinya
PPOK
f. Cara perawatanPPOK
Penyajian g. Makanan dan 2. Bertanya 5 Menit
diperbolehkan bagi
penderitaPPOK
2. Memberi kesempatan
kepada peserta untuk 3. Mendengarkan 5 Menit
bertanya.
3. Menjawab pertanyaan
peserta 4. Menjawab 10 Menit
4. Menanyakan kembali
materi yang telah
disampaikan kepada
peserta
Penutup 1. Pemberiankesimpulan 1. Mendengarkan 5 Menit
2. Menutup 2. Mendengarkan
3. Memberisalam 3. Menjawabsalam

9. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan materi
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan media : Leaflet
d. Peserta hadir ditempat penyuluhan
e. Penyelenggaran penyuluhan dilaksanakan di rumah pasien Ny.V
2. EvaluasiProses
a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yangdirencanakan.
b. Pasien antusias terhadap materipenyuluhan
c. Pasien mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secarabenar
d. Suasana penyuluhan tertib dan pasien mengikuti penyuluhan sampaiselesai.
3. EvaluasiHasil
a. Menjelaskan dengan bahasa sederhana tentang pengertian PPOK (Penyakit Paru
ObstruktifKronis)
b. Menjelaskan dengan bahasa sederhana tentang penyebab PPOK (Penyakit Paru
ObstruktifKronis)
c. Menjelaskan dengan bahasa sederhana tentang tanda dan gejala dari PPOK
(Penyakit Paru ObstruktifKronis)
d. Menjelaskan dengan bahasa sederhana tentang jenis PPOK (Penyakit Paru
ObstruktifKronis)
e. Menjelaskan dengan bahasa sederhana tentang penanganan pasien dengan PPOK
(Penyakit Paru PbstruktifKronis)
f. Menjelaskan dengan bahasa sederhana tentang pencegahan PPOK (Penyakit Paru
Obstruktif Kronis).

Lampiran

MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian
PPOK adalah penyakit paru obstruktif kronik dengan karakteristik adanya
hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progresif non reversible atau
reversible parsial, serta adanya respons inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang
berbahaya (Gold, 2009).
PPOK / COPD (CRONIC OBSTRUCTION PULMONARY DISEASE)
merupakan istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru yang
berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai
gambaran patofisiologi utamanya (Price, Sylvia Anderson : 2005).
PPOK merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit
paru-paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran
udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya. Ketiga penyakit yang membentuk satu
kesatuan yang dikenal dengan COPD adalah : Bronchitis kronis, emfisema paru-paru dan
asma bronchiale (S Meltzer, 2001).
PPOK merupakan kondisi ireversibel yang berkaitan dengan dyspnea saat
aktivitas dan penurunan aliran masuk dan keluar udara paru-paru (Bruner & Suddarth,
2002).
PPOK merupakan obstruksi saluran pernafasan yang progresif dan ireversibel,
terjadi bersamaan bronchitis kronik, emfisema atau kedua-duanya (Snider, 2003).
2. Klasifikasi
Penyakit yang termasuk dalam kelompok penyakit paru obstruksi kronik adalah sebagai
berikut :
a. BronchitisKronis
1) Definisi
Bronchitis Kronis merupakan gangguan klinis yang ditandai dengan pembentukan
mucus yang berlebihan dalam bronkus dan termanifestasikan dalam bentuk batuk
kronis dan pembentuk sputum selama 3 bulan dalam setahun, paling sedikit 2
tahun berturut-turut (Bruner & Suddarth, 2002).
2) Etiologi
Terdapat 3 jenis penyebab bronchitis yaitu :
- Infeksi : stafilokokus, sterptokokus, pneumokokus, haemophilusinfluenza
- Alergi
- Rangsang : missal asap pabrik, asap mobil, asap rokokdll
3) ManifestasiKlinis
- Peningkatan ukuran dan jumlah kelenjar mucus pada bronchi besar yang mana
akan meningkatkan produksimucus.
- Mucus lebihkental
- Kerusakan fungsi cilliary sehingga menurunkan mekanisme pembersihan
mucus. Oleh karena itu, “mucocilliary defence” dari paru mengalami
kerusakan dan meningkatkan kecenderungan untuk terserang infeksi. Ketika
infeksi timbul, kelenjar mucus akan menjadi hipertropi dan hyperplasia
sehingga produksi mucus akanmeningkat.
- Dinding bronchial meradang dan menebal (seringkali sampai dua kali
ketebalan normal) dan mengganggu aliran udara. Mucus kental ini bersama-
sama dengan produksi mucus yang banyak akan menghambatbeberapa aliran
udara kecil dan mempersempit aliran udara besar. Bronchitis kronis mula- mula
mempengaruhi hanya pada bronchus besar, tetapi biasanya seluruh saluran nafas akan
terkena.
- Mucus yang kental dan pembesaran bronchus akan mengobstruksi jalan nafas,
terutama selama ekspirasi. Jalan nafas mengalami kollaps dan udara
terperangkap pada bagian distal dari paru-paru. Obstruksi ini menyebabkan
penurunan ventilasi alveolar, hypoxia danasidosis.
- Klien mengalami kekurangan oksigen jaringan ; ratio ventilasi perfusi
abnormal timbul, dimana terjadi penurunan PaO2. Kerusakan ventilasi dapat
juga meningkatkan nilaiPaCO2.
- Klien terlihat cyanosis. Sebagai kompensasi dari hypoxemia, maka terjadi
polisitemia (overproduksi eritrosit). Pada saat penyakit memberat, diproduksi
sejumlah sputum yang hitam, biasanya karena infeksipulmonary.
- Selama infeksi klien mengalami reduksi pada FEV dengan pada RV dan FRC.
Jika masalah tersebut tidak ditanggulangi, hypoxemia akan timbul yang
akhirnya menuju penyakit cor pulmonal danCHF.
b. Emfisema
1) Definisi
Perubahan anatomis parenkim paru yang ditandai pelebaran dinding alveolus,
duktus alveolaris dan destruksi dinding alveolar (Bruner & Suddarth, 2002).
2) Etiologi
- Faktor tidakdiketahui
- Predisposisigenetic
- Merokok
- Polusiudara
3) Manifestasi Klinis
- Dyspnea
- Takipnea
- Inspeksi : barrel chest, penggunaan otot bantupernapasan
- Perkusi : hiperresonan, penurunan fremitus pada seluruh bidangparu
- Auskultasi bunyi napas : krekles, ronchi, perpanjangan ekspirasi
- Hipoksemia
- Hiperkapnia
- Anoreksia
- PenurunanBB
- Kelemahan
c. Asthma Bronchiale
1) Definisi
Suatu penyakit yang ditandai dengan tanggap reaksi yang meningkat dari trachea
dan bronkus terhadap berbagai macam rangsangan dengan manifestasi berupa
kesukaran bernafas yang disebabkan oleh penyempitan yang menyeluruh dari
saluran (Bruner & Suddart, 2002).
2) Etiologi
- Allergen (debu, bulu binatang, kulit,dll)
- Infeksi salurannafas
- Stress
- Olahraga (kegiatan jasmani berat)
- Obat-obatan
- Polusiudara
- Lingkungankerja
- Lain-lain (iklim, bahanpengawet)
3) Manifestasi Klinis
- Dyspnea
- Permulaan serangan terdapat sensasi kontriksi dada (dada terasaberat)
- Wheezing
- Betuk nonproduktif
- Takikardi
- Takipnea
3. Tanda dan Gejala PPOK
Menurut Mansjoer (2008 : 480) tanda dan gejala pada penderita PPOK adalah :
a. Batuk
b. Sputum putih atau mukoid, jika ada infeksi menjadi purulent ataumukopurulen
c. Sesak, sampai menggunakan otot-otot pernapasan tambahan untukbernapas
d. Dada terasaberat
e. Pernafasanlambat
f. Nadicepat
4. Cara Penanganan PPOK
a. Pendidikan dan penyuluhankesehatan
b. Obat-obatan
c. Terapioksigen
d. Pemasangan alat bantunafas
e. Nutrisi (DiitTKTP)
f. Perawatan di RumahSakit
5. Cara pencegahan kekambuhan dan pencegahan terjadinya PPOK
a. Hindarimerokok
b. Hindari konsumsialcohol
c. Menghindari lingkungan yangpolusi
d. Gunakan penutup hidung (masker) saat bekerja ditempat berpolusi /tercemar
e. Minum obat secarateratur
f. Pola hidup bersih dansehat
6. Cara Perawatan
a. Minum yang cukup supaya tidak terjadi dehidrasi dan secret (dahak)encer
b. Mengurangi sekresilender
c. Pengeluaran sekresi bronkial dengan cara : postural drainage, clapping, vibrasi dan
latihan bantuefektif
 Posturaldrainage
Pengeluaran secret dengan prinsip gravitasi bumi
Caranya :
Posisikan klien sesuai bagian paru yang mengandung banyak secret (untuk
membersihkan paru kanan maka klien miring kiri dan begitu juga sebaliknya),
lanjutkan dengan prosedur clapping dan vibrasi, lakukan 10-15 menit.
 Clapping danvibrasi
Caranya:
Atur posisi klien, duduk atau miring. Menepuk punggung dengan kedua tangan
masing-masing sisi 30 kali tepukan, sampai ada rangsangan batuk. Vibrasi dilakukan
dengan cara melakukan getaran-getaran lembut disamping depan cekungan iga saat
klien menarik napas dalam.
 Batukefektif
Batuk efektif merupakan latihan batuk yang mengeluarkan secret (Kusyati,2006:263).
Caranya :
Anjurkan klien menarik napas dalam, tahan selama 3 detik dan batukkan. Secret
ditampung dalam sputum pot.
Postural drainase, clapping, vibrasi dan batuk efektif dilakukan secara berurutan
sebagai suatu paket manajemen pengeluaran secret.
7. Komplikasi PPOK
a. Korpulmonale
b. Pneumotoraks spontansekunder
c. Infeksiparu
d. Gagalnapas
8. Makanan dan kebiasaan yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan bagi
penderita PPOK

a. Makanan yang diperbolehkan bagi penderitaPPOK


1) Jahe

2) Sereal rotigandum

3) Makanan yang mengandung vitamin c

4) Wortel

5) Madu

6) Tehhitam

7) Makanan yang tidak mengandung protein hewani


8) Kedelai

9) Biat

b. Makanan yang tidak diperbolehkan bagi penderitaPPOK


1) Ikanasin

2) Dagingkambing
3)Terasimerah
DAFTAR PUSTAKA

Ganguan System Pernafasan. Jakarta: Salemba Medika.

Kusyanti, Eni .2006. Ketrampilan Dan Produser Laboratorium Dasar Jakarta: EGC

Nebsjoer, arif. 2008 Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

Somantri,Irman. 2008. Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan keperawatan pada pasien


dengan

Smaltzer & Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Brunner Suddarth.

Volume 2 Ed 8. Jakarta EGC

Anda mungkin juga menyukai