DISUSUN OLEH :
Kelompok 1
Annisa Iskaputri K052211007
Faradila Kilkoda K052211017
Ary Fauzan Henaulu K052211005
Anna Andreani Akse K052211011
Apia Unmebopa K052211015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas ridhoNya makalah yang berjudul “Akses
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi Tugas dalam mata kuliah Analisis Kebijakan
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari terdapat banyak
kekeliruan dan kesalahan dalam makalah ini, untuk itu saran dan kritikan yang membangun sangat
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan banyak manfaat
Penulis
DAFTAR ISI
Sampul i
Kata pengantar ii
Daftar isi iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang 1
B. Rumusan masalah 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Aksesibilitas
B. Akomodasi
C. Keterjangkauan
D. Akseptabilitas
Penutup
Saran
DAFAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Adapun ruusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana aksesibilitas Puskesmas ?
2. Bagaimana akomodasi Puskesmas ?
3. Bagaimana keterjangkauan Puskesmas ?
4. Bagaimana akseptabilitas Puskesmas ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aksesibiltas Puskesmas
Akses bisa dilihat dari sumber daya dan karakteristik pengguna. Namun,
dalam rangka meningkatkan pelayanan jangka pendek, sumber daya yang memegang
peranan penting. Pada umumnya, permasalahan harga, waktu transportasi dan waktu
tunggu lebih direspon secara spesifik daripada permasalahan karakteristik sosial
ekonomi masyarakat seperti pendapatan, sarana transportasi dan waktu luang. Akses
merupakan kesempatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang tepat sesuai
dengan kebutuhan. Akses bisa digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan, mencari
dan mendapatkan sumber daya dan menawarkan pelayanan yang tepat sesuai dengan
kebutuhan pengguna.
Selain itu, akses ke pelayanan kesehatan juga dipengaruhi oleh kemampuan pengguna
diantaranya:
Seluruh kemampuan itu saling berhubungan baik dari provider dalam hal ini
Puskesmas maupun pengguna, sehingga bisa dikatakan akses merupakan keterkaitan
dari faktor-faktor tersebut. Provider/ Puskesmas sebagai penyedia layanan harus
mempertimbangkan karakteristik dari calon pengguna misalnya pendapatan,
kemampuan membayar, lokasi tempat tinggal dan lain-lain. Karakteristik pengguna
dipengaruhi oleh hal yang lebih luas misalnya nilai-nilai dalam keluarga, nilai-nilai
dalam organisasi, nilai-nilai budaya dan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat.
Meskipun pengguna memiliki pengetahuan yang benar tentang pelayanan kesehatan,
tidak dipungkiri nilai-nilai tersebut juga memberikan sedikit dampak kepada
pengguna dalam mengambil keputusan menggunakan pelayanan kesehatan. Nilai-nilai
tersebut bisa berasal dari rumah tangga dan lingkungan tempat tinggal.
B. Akomodasi
PKP untuk program wajib dan pengembangan puskesmas lebih menilai fungsi
puskesmas sebagai pelayanan kesehatan masyarakat. Komponen penilaian untuk mutu
pelayanan kesehatan dan kegiatan manajemen puskesmas justru lebih banyak menilai
mutu fungsi pelayanan kesehatan perorangan. Fungsi puskesmas sebagai pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan merupakan fungsi yang paling jarang
dinilai sebagai kinerja puskesmas. ini menunjukkan bahwa instrumen PKP yang
selama ini digunakan belum mampu mengakomodasi implementasi fungsi puskesmas
secara seimbang.
C. Keterjangkauan
Puskesmas sebagai pemberi pelayanan primer yang menjadi andalan utama
pelayanan bagi masyarakat, belum mampu memberikan pelayanan bagi daerah
terpencil perbatasan dan kepulauan. Wilayah kerja puskesmas cukup luas, secara
geografi sebagian sulit dijangkau, jumlah penduduk sedikit, tersebar dalam kelompok-
kelompok kecil yang saling berjauhan. Sarana transportasi sangat terbatas dengan
biaya mahal baik darat, sungai, laut maupun udara. Status kesehatan masyarakat dan
cakupan pelayanan kesehatan di daerah terpencil perbatasan masih rendah.
Masyarakat secara umum belum mempunyai pengetahuan dan perilaku hidup sehat
dan kondisi lingkungan yang kurang baik.
Penggunaan Puskesmas di daerah terpencil antara lain dipengaruhi oleh akses
pelayanan yang tidak hanya disebabkan masalah jarak, tetapi terdapat dua faktor
penentu (determinan) yaitu :
1. Determinan penyediaan yang merupakan faktor-faktor pelayanan, dan
determinan permintaan yang merupakan faktor-faktor pengguna (Timyan
Judith, et al, 1997). Determinan penyediaan terdiri atas organisasi
pelayanan dan infrastruktur fisik, tempat pelayanan, ketersediaan,
pemanfaatan dan distribusi petugas, biaya pelayanan serta mutu pelayanan.
2. Determinan permintaan yang merupakan faktor pengguna meliputi
rendahnya pendidikan dan kondisi sosial budaya masyarakat serta tingkat
pendapatan masyarakat yang rendah atau miskin. Kebutuhan primer agar
memperoleh akses pelayanan yang efektif: adalah tersedianya fasilitas dan
petugas, jarak dan finansiil terjangkau serta masalah sosial budaya yang
dapat diterima oleh pengguna. Kendala yang ada adalah jarak tempat
tinggal pengguna dari tempat pelayanan, kekurangan alat-alat dan
persediaan di tempat pelayanan, kekurangan dana untuk biaya transportasi,
dan kekurangan dana untuk biaya pengobatan. Selain faktor sarana dan
prasarana transportasi, masih banyak faktor-faktor lain yang belum
terungkap dengan jelas terkait dengan keterjangkauan pelayanan yang
dapat membantu menyelesaikan masalah tersebut.
D. Akseptabilitas
Akseptabilitas merupakan kemampuan untuk menerima atau merespon
intervensi atau perlakuan tertentu. Kemampuan yang dimaksud adalah segala sesuatu
yang dimiliki baik secara faktual maupun potensial yang mampu menggerakkan
individu untuk menerima suatu tindakan atau perlakuan. Lebih lanjut akseptabilitas
sangat dipengaruhi oleh persepektif terhadap konteks, konten dan kualitas yang ada.
Dalam bidang kesehatan, akseptabilitas erat kaitannya dengan bagaiamana provider,
pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan memiliki sikap menghormati hak-hak
pasien dan budaya yang berlaku dalam tatanan masyarakat dan sosial. Selain dari sisi
provider, perspektif akseptabilitas juga perlu diperhatikan bagaimana respon pasien
terhadap layanan yang diterima.