Anda di halaman 1dari 28

CASE REPORT

Oleh : dr.Faradila Kilkoda

ABORTUS INKOMPLIT
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Ny. NM
 Usia : 30 tahun
 Alamat : Btn Manusela
 Pekerjaan : Pegawai Bank
 Nomor RM : 886287
 Tanggal masuk : 04/04/2016
RIWAYAT PENYAKIT
KELUHAN UTAMA

 Keluar darah dari jalan lahir


Anamnesis tambahan

 Osi masuk rumah sakit diantar oleh suami dan


ibunya dengan keluhan keluar darah dari jalan
lahir dialami sejak 1 jam yang lalu SMRS, darah
yang keluar berwarna merah segar, ± 500 cc,
disertai keluarnya gumpalan daging.
 Osi juga mengeluh nyeri perut bagian bawah
dialami sejak 2 hari SMRS, awalnya hilang
timbul kemudian menetap selama keluarnya
darah dari jalan lahir.
 Pusing (+), sakit kepala (-)
 Mual (+), Muntah (+) 1 kali sewaktu osi di
rumah, berisi sisa makanan, darah (-)
 HPHT 10 Januari 2016
 Usia Kehamilan : 12 minggu
 Riwayat berhubungan terakhir dengan suami
1 bulan sebelum masuk Rumah Sakit
 Riwayat trauma disangkal
 Riwayat infeksi disangkal
 Selama ini pasien berkunjung ke dokter
praktek spesialis untuk memeriksakan
kehamilannya.
Pemeriksaan Fisik
 Pada pemeriksaan fisik :
 Keadaan umum tampak lemah
 TD 100 /70mmHg
 Nadi 76 x/menit
 Respirasi 22 x/menit
 Suhu 36,5oC.
 Status generalis dalam batas normal.
 Status lokalis dan obstetrik-ginekologis, pada Inspeksi : Perut sedikit
membesar, striae gravidarum tidak tampak, terdapat perdarahan
pervaginam Palpasi : Abdomen supel, nyeri tekan abdomen bawah
regio suprapubik positif, tinggi fundus uteri belum teraba. Pemeriksaan
Dalam (Vaginal Toucher) : Vagina & uterus tenang, dinding vagina licin,
portio teraba lunak, OUE terbuka 1 jari, sebagian jaringan telah keluar.
TINJAUAN PUSTAKA

ABORTUS
LATAR BELAKANG

 Salah satu penyulit pada awal kehamilan


 Berdampak psikologis & biologis
 Pelayanan kesehatan  pelayanan yang
berkualitas  tenaga medis : memiliki
pengetahuan klinik & ketrampilan yang
memadai
BATASAN

 Abortus : berakhirnya suatu kehamilan sebelum


buah kehamilan tersebut mampu untuk hidup di
luar kandungan
 Abortus spontan
 Abortus buatan :
 Abortus buatan terapeutik
 Abortus buatan kriminalis
ETIOLOGI

 Ekspulsi spontan  akibat terhentinya proses biologis pada embrio/janin


 Abortus spontan :
 Kelainan perkembangan zigot (50 – 60% kelainan kromosom)
 Faktor maternal
▪ penyakit infeksi
▪ gangguan nutrisis yang berat
▪ Penyakit kronis
▪ pecandu berat alkohol atau rokok
▪ anomali uterus & serviks
▪ gangguan Imunologis
▪ trauma fisik & psikis
 Faktor paternal
JENIS & DERAJAT ABORTUS SPONTAN

 Abortus iminens
 Abortus insipiens
 Abortus inkomplit
 Abortus komplit
 Retensi embrio mati (missed abortion)
PENILAIAN AWAL

 Anamnesis
 HPHT
 Alat kontrasepsi yang digunakan
 Perdarahan pervaginam (lama & jumlah)
 Demam, menggigil atau kelemahan umum
 Nyeri abdomen, bahu/punggung
 Riwayat vaksinasi tetanus & kemungkinan risiko tetanus
 Informasi lain : alergi obat, gangguan hematologi, penggunaan
obat jangka panjang, minum jamu atau obat yang tidak jelas
komposisinya, kondisi gangguan kesehatan lain.
 Pemeriksaan fisik
 Tanda vital
 Gangguan kesehatan umum (anemia, kurang gizi, ku jelek)
 Keadaan paru-paru, jantung & ekstremitas

 Pemeriksaan abdomen
 Massa atau kelainan intraabdomen lain
 Perut kembung dengan bising usus melemah
 Nyeri ulang-lepas
 Nyeri atau kaku dinding perut
 Pemeriksaan panggul
 Inspekulo :
▪ Daerah genitalia eksterna
▪ Asal & sifat perdarahan
 Pemeriksaan bimanual
▪ Mengetahui besar, arah & konsistensi uterus

 Pemeriksaan laboratorium
 Hb, gol. darah
PENATALAKSANAAN

 Abortus iminens
 Istirahat total
 Infeksi : antibiotik : spiramisin, eritromisin,
gol. penisilin
 Progesteron :
▪ Didrogestron
▪ Alilestrenol
▪ Hidroksiprogesteron kaproat
 Hal yang perlu diamati :
 Jumlah & sifat perdarahan
 Nyeri pada pinggang belakang
 Mules atau spasme pada perut bawah
 Gejala menetap, bertambah atau berkurang setelah
istirahat total & pengobatan
 Ostium serviks masih tertutup atau telah membuka
 Keluar cairan amnion atau massa kehamilan
 Pikirkan abortus inkomplit bila :
 Terlambat haid
 Perdarahan pervaginam
 Spasme atau nyeri perut bawah
 Keluarnya massa kehamilan
 Abortus insipiens
 Abortus inkomplit KURET
 Retensi embrio
KOMPLIKASI

 Syok, bila :
 Nadi cepat & lemah (>110 x/mnt)
 Tekanan darah  (D < 60 mmHg)
 Pucat
 Berkeringat banyak
 Pernapasan cepat (> 32 x/mnt)
 Gelisah, apati atau kehilangan kesadaran
 Perdarahan hebat
 Infeksi/Sepsis
 Tanda :
▪ Demam tinggi ( > 38o C), menggigil atau berkeringat
▪ Sekret pervaginam berbau
▪ Kaku atau tegang pada perut bgn bawah
▪ Keluarnya cairan mukopurulen dari osteum uteri
▪ Nyeri goyang serviks
 Gejala :
▪ Riwayat abortus provokatus
▪ Nyeri perut bagian bawah
▪ Perdarahan yang lama (>8 hari)
▪ Gejala seperti influenza
 Evakuasi hasil konsepsi setelah tanda infeksi mereda
 Trauma intra abdomen
 Tanda :
▪ Perut kembung
▪ Bising usus melemah
▪ Dinding perut kaku
▪ Nyeri tekan dan nyeri ulang lepas (rebound tenderness)
 Gejala
▪ Mual/muntah
▪ Nyeri bahu
▪ Demam (>38o C)
▪ Nyeri atau kram perut
Kemungkinan disertai gejala syok
 Penanganan awal :
 Hangatkan pasien  selimuti
 Miringkan kepala/tubuh pasien
 Stop intake oral
 Bebaskan jalan napas
 O2 6 – 8 ltr/mnt
 Tinggikan tungkai
 Perbaikan cairan tubuh : cairan isotonik (RL atau garam fisiologis) 1 ltr dalam 15 –
20 mnt sampai 3 ltr,
 Pantau kondisi pasien 2 – 3 jam
 Transfusi darah : Hb < 6 gr% atau Hm < 20
 Periksa lab : Hb, Hm, eritrosit,lekosit, trombosit, gol. Darah
 Ukur jumlah & produksi urin
 Antibiotik bila ada tanda infeksi & serum anti tetanus
 Kuret setelah syok, perdarahan & sepsis teratasi
 Bila terjadi perforasi uterus
 Pasang infus & beri antibiotika
 Ergometrin 0,2 mg/im ulangi sesuai kebutuhan ( hingga 3
x)
 Pantau tanda vital tiap 10 mnt selama 2 jam I
 Bila pasien stabil, perdarahan berkurang  ergometrin
diteruskan & observasi pasien 24 jam
 Memburuk  laparotomi
Baby think

Anda mungkin juga menyukai