Anda di halaman 1dari 46

Serat Rambut Kelinci

Wool Kelinci Angora


Sebagai Industri Potensial Baru
Serat Tekstil Di Indonesia
Indonesia telah lama dikenal dunia sebagai negara dengan budaya tinggi,
salah satunya adalah penghasil kain-kain indah. Hampir semua suku di
Indonesia memiliki kekhasan kain adat tradisionalnya masing-masing.
Budaya beternak kelinci telah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak
Di Susun Oleh jaman penjajahan Belanda, namun demikian beternak kelinci untuk
Busono & Dini menghasilkan serat tekstil masih belum dikenal. Padahal kelinci sebagai
satwa penghasil serat wool telah lama dilakukan di Eropa dan Asia. Untuk itu
Koperasi NUKITA disini akan diulas mengenai kelinci angora sebagai satwa potensial penghasil
Bandung, 2015 serat tekstil baru di Indonesia
DAFTAR ISI
RINGKASAN

PENDAHULUAN
Dari Kelinci Untuk Benang
Sejarah Pengembangan Kelinci Angora Sebagai Penghasil Wol
Produksi Wol Kelinci Angora
Kualitas Wol
Penggunaan Wol Kelinci Angora Dalam Tekstil

PENGANTAR BUDIDAYA KELINCI ANGORA


Habitat
1. Kandang
2. Peralatan
3. Pakan Dan Air
4. Persyaratan Nutrisi Kelinci Angora
5. Aspek lingkungan ekstrenal kandang
Perawatan Dan Sanitasi Kandang
Keseimbangan Seksual
Jadwal Panen
Ketenaga Kerjaan Dan Perkiraan Biaya Produksi
1. Tenaga Kerja
2. Perkiraan Biaya

KARAKTERISTIK WOL SERAT ANGORA


Kelinci Angora
Istilah Tekstil
Panjang Serat wol kelinci
Koefisien Gesekan
Karakteristik Lain Dari Wol Angora
Kualitas Komersial
Serat Angora Dan Penggunaannya

SUMBER VARIASI DALAM PRODUKSI WOL ANGORA


Perkiraan Genetik Strain Yang Berbeda (Jerman, Inggris, Denmark & Prancis)
Berat Produksi Wol Rata-Rata
Faktor Non-Genetik Dalam Output Wol Kuantitatif
Faktor Variasi Non-Genetik Dalam Produksi Wol Kualitatif
Menentukan Pilihan Strain Jenis Kelinci

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 2
STRAIN KELINCI ANGORA JERMAN UNTUK TEKSTIL
Sejarah Kelinci Angora Jerman
Perkembangan Angora Jerman Saat ini
Serat Kelinci Angora Jerman
Sinkronisasi Wol Angora Jerman
Pencukuran Dan Penanganan Wol Angora

PELAKSANAAN PRODUKSI BENANG WOL ANGORA


Standar Perawatan Rambut (Groming)
Tatalaksana Panen Rambut Angora
Proses Penyikatan Wol Kelinci Untuk Benang
Tahapan Pembuatan Benang
Pencampuran Dengan Serat Lain

PROSPEK PASAR UNTUK PRODUKSI WOL ANGORA


Pasar Dunia Serat Wol Angora
Situasi Pasar Saat Ini

PERANAN KOPERASI UNTUK PRODUKSI WOL ANGORA


Pendampingan Budidaya
Pelatihan Panen Dan Pasca Panen Wol
Penampungan Hasil Panen Wol
1. Grading Hasil Panen Yang Disetorkan
2. Standarisasi Kualitas Serat Wol Yang Diterima
3. Pengelolaan Serat Wol Dibawah Standar
4. Sistem Pembayaran Ke Petani

Transportasi Serat Wol


Pengolahan Serat Wol Menjadi Benang
Proses Tenun Kain Dari Wol Angora

TENTANG KAMI, KOPERASI NUKITA

PUSTAKA

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 3
RINGKASAN
Indonesia telah sejak lama dikenal dunia sebagai negara dengan budaya tinggi. Salah satu nilai
budaya yang diakui dunia internasional adalah diakuinya Indonesia sebagai penghasil kain-kain
indah, dengan motif yang cukup rumit dan beragam. Hampir semua suku di Indonesia memiliki
kekhasan kain adat tradisionalnya masing-masing yang tentunya berbeda satu dengan lainnya.

Hampir semua jenis serat telah diolah dan diproses oleh masyarakat Indonesia menjadi beragam
produk tekstil, baik itu serat alam maupun serat sintetik. Kapas, Rami, Pisang, Nanas merupakan
beberapa contoh dari serta tumbuhan yang telah banyak diproses. Serat sutera di beberapa provinsi
di Indonesia justru telah menjadi budaya lokal dalam pengolahannya menjadi produk tekstil.

Budaya beternak kelinci telah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda.
Kelinci yang dihasilkan lebih banyak diarahkan untuk produksi daging dan satwa hias (pet).
Sedangkan beternak kelinci untuk menghasilkan serat tekstil masih belum dikenal di Indonesia.

Beternak kelinci sebagai satwa penghasil serat wool telah lama dilakukan di Eropa (Jerman, Perancis
& Inggris), Amerika Utara dan Asia (India, Turki dan Cina). Wool dari rambut kelinci dengan kualitas
terbaik hanya didapatkan dari kelinci jenis Angora. Karena beberapa kelebihannya angora yang
banyak dibudidayakan untuk produksi wool adalah dari strain Angora Jerman.

Cina saat ini menjadi produsen utama dunia (lebih dari 80 % suplai dunia) dalam produksi wool
angora, dimana yang digunakan adalah dari strain angora Jerman. Harga serat wool angora di
pasaran internasional saat ini ada dalam kisaran $ US 33 untuk 3 oz serat. Namun demikian harga
tersebut masih fluktuatif. Sebab banyak kasus terjadi di beberapa negara produsen, wool kelinci
angora dicampur dengan kelinci jenis lain sehingga kualitasnya menjadi jelek.

Kelinci angora harus dicukur setiap tiga bulan sekali, sebab jika tidak bulu tuanya akan menjadi kusut
dan gimbal akhirnya menyebabkan penyakit. Dengan demikian tentunya produksi serat wool kelinci
angora dapat menjadi sangat potensial untuk dikembangkan lebih lanjut di pedesaan. Sebab
peternak baik dalam skala kecil maupun sedang dapat menjadi produsen serat wool untuk keperluan
industri tekstil. Hal ini dapat terjadi karena budaya beternak kelinci adalah budaya tua yang telah
tersebar luas di Indonesia, sehingga masyarakat tidak perlu gagap teknologi dalam budidayanya.

Akhir kata kami dari Koperasi NUKITA sangat berharap jika Indonesia dalam waktu dekat dapat
menjadi salah satu produsen serat wool kelinci untuk kebutuhan industri tekstil baik dalam negeri
maupun eksport. Hal ini akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi peternak di desa-desa di seluruh
Indonesia, sebab serat wool kelinci angora dalam banyak literatur disebutkan sebagai serat “mulia”
yang setara dengan Kashmir, Alpaka dan Sutera.

Bandung, 16 November 2015


Penulis

Busono & Dini

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 4
PENDAHULUAN

DARI KELINCI UNTUK BENANG


Definis rambut angora atau serat angora mengacu pada mantel
berbulu halus yang dihasilkan oleh kelinci angora. Ini merupakan
rambut panjang yang memberikan kelinci angora penampilan
yang khas dan menempatkannya di antara serat mewah terkenal
seperti kasmir, mohair, alpaka, dan sutera.
Serat angora dikenal karena kelembutan, halus, serat yang tipis,
dan halo (fluffiness) yang dihasilkannya. Serat angora juga
memiliki sifat jauh lebih hangat dan lebih ringan dari wol karena
pada serat angora inti yang dimilikinya berongga. Hal ini juga
memberikan karakteristik bernuansa mengambang. Kelinci
Angora menghasilkan rambut dalam berbagai warna, dari putih,
abu-abu, coklat hingga hitam. Kualitas serat angora yang baik
memiliki diameter sekitar 12-16 mikrometer diameter.

Benang yang dihasilkan dari 100% angora biasanya hanya digunakan sebagai aksesoris. Sebab kain
yang dihasilkan memiliki efek halo yang berlebihan, terlalu menyerap kelembapan dan menjadi
terlalu hangat untuk dipakai. Serat angora biasanya dicampur dengan wol domba untuk
meningkatkan elastisitas benang, sebab secara alami serat Angora tidak elastis. Namun
pencampuran ini mengurangi kelembutan dan efek halo pada benang. Benang rajut komersial
biasanya menggunakan 30-50% angora, untuk menghasilkan efek halo serta mempertahankan
kehangatan, dan kelembutan.

Untuk dapat menghasilkan serta angora sebagai bahan baku benang, peternak harus
mengembangkan kelinci dalam jumlah yang memadai untuk produksi. Sebab kelinci baru bisa
dicukur rambutnya setelah usia 6 bulan. Baru berikutnya kelinci dipanen bulunya setiap 90 hari
sekali.

Proses setelah panen berikutnya serat atau wol kelinci kemudian disortir, dicuci, dan dikirim ke
pabrik pengolahan untuk dikombinasikan dengan serat lain supaya produk benang yang dihasilkan
lebih kuat dan tahan lama. Beberapa benang kemudian dicelup warna yang berbeda dan setelah
kering selanjutnya diberi label.

Proses mengubah serat mentah menjadi produk jadi yang siap rajut merupakan proses yang
kompleks dan banyak yang tidak menyadari. Bahkan pekerjaan yang dilakukan jauh lebih rumit dari
memproduksi gulungan benang akrilik. Namun demikian serat angora adalah serat yang mewah dan
mahal dan jauh lebih tahan lama dari serat sintetis. Serat angora dikenal memiliki kemampuan untuk
mempertahankan jahitan dengan sangat baik, dan pelepasan yang terbatas.

Sejarah Pengembangan Kelinci Angora Sebagai Penghasil Wol


Kelinci jenis angora telah sangat lama dikenal. Ini merupakan kelinci yang diyakini berasal dari kota
Angora di Turki. Bangsa Romawi adalah yang pertama kali menjadikan kelinci angora untuk

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 5
dikembangkan sebagai satwa untuk keperluan industri tekstil. Dan hal ini terus berlanjut hingga
tahun 1700-an.
Dalam sejarah industri tekstil, kelinci angora
diperkenalkan ke Prancis dari Inggris tahun 1723 dan
penggunaan serat kelinci Angora untuk pakaian tercatat
pada tahun 1870. Tahap dalam industri modern dimulai
pada tahun 1930-an dari Perancis berupa penelitian
seleksi genetik yang hasilnya disusun dalam sebuah buku
The Rabbit Book of French Angora. Kelinci Angora Jerman
juga menjalani seleksi intensif yang serupa untuk produksi
serat.

Sampai tahun 1965 Perancis adalah produsen terkemuka untuk pasar serat angora di dunia.
Sedangkan pasar serat angora di dunia saat ini didominasi oleh Cina. Cina sekarang menyediakan
lebih dari 90% dari perdagangan serat Angora, diikuti produsen lainnya adalah Perancis, Chili,
Argentina, Hungaria, Jerman, Finlandia, dan India.

Dalam (de Rochambeau dan Thebault 1990) saat ini dikenal ada dua jenis kelinci angora putih yang
utama untuk keperluan komersial industri tekstil yakni :
1. French Angora adalah adalah jenis dengan mantel ganda dan dapat dipanen dengan cara
dicabut atau disisir.
2. Jerman Angora adalah jenis yang dipanen hanya dengan dicukur. Kelinci angora Jerman
dihasilkan dari seleksi intensif selama lebih dari 60 tahun dari jenis kelinci angora Inggris, yang
khusus diarahkan untuk menghasilkan serat tekstil.

Cina, Eropa Tengah dan Amerika Selatan dalam memproduksi serat angora menggunakan kelinci
angora dengan perbandingan ; 70 hingga 90% jenis angora Jerman dan 5 hingga 10% jenis Angora
Perancis.

Serat angora Cina modern saat ini menggunakan jenis tersendiri yang merupakan perkawinan antara
angora Jerman, angora Perancis dan jenis New Zeland White (sebenarnya untuk kelinci pedaging).
Jenis ini cenderung menghasilkan serat yang agak kasar. (Thebault 1993; Wang 1993). Kelinci angora
Cina memiliki bobot 4,1 hingga 4,4 kg pada usia 11 bulan, dimana dari bobot tersebut 15 %-nya
adalah serat atau rambut. Dari hasil penelitian jenis angora Cina memiliki produktifitas yang
signifikan yakni lebih tinggi 0,2 hingga 1,8 % dari jenis angora Perancis. (Allain dan Thebault 2000)

Produksi Wol Kelinci Angora


90% dari serat Angora di dunia diproduksi di Cina, meskipun Eropa, Chili dan Amerika Serikat juga
memproduksi dalam jumlah kecil. Di Cina ada lebih dari 50 juta kelinci Angora, dengan serat yang
dihasilkan sebesar 2.500-3.000 ton per tahun. Pemanenan rambut dilakukan sebanyak tiga kali
setahun (setiap 4 bulan) dengan cara dicabut atau dicukur.

Dalam siklus hidupnya kelinci angora Cina akan merontokkan rambutnya setiap empat bulan sekali,
sedangkan pada jenis angora Perancis setiap 3 bulan sekali. Pemanenan dengan cara mencabut
harus pada saat keinci mengalami moulting atau rontok bulu supaya kelinci tidak stress. Dan ini

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 6
hanya dapat dilakukan pada jenis kelinci yang mengalami rontok bulu (tidak pada jenis angora
Jerman). Untuk jenis angora Jerman dan keturunannya, pemanenan dilakukan dengan cara dicukur.

Kelinci harus disisir setidaknya setiap dua minggu sekali untuk menghindari rambut menjadi kotor
dan gimbal. Kelinci angora harus dipanen rambutnya setiap tiga bula sekali, sebab jika tidak
rambutnya akan menjadi gimbal dan menyebabkan penyakit. Melatih kelinci untuk dipanen
rambutnya sejak usia 6 bulan dapat memperkecil stres kelinci pada saat panen.

Kualitas Wol Atau Serat Kelinci


Kualitas wol atau serat angora dibagi menjadi empat kelas,
yang dibagi berdasarkan panjang bulu dan kebersihan
meliputi,
1. Kualitas premium wol kelinci angora adalah dari bagian
punggung belakang. Rambut pada sisi ini memiliki
ukuran paling panjang dan paling bersih. Wol atau serat
juga tidak boleh dikotori oleh jerami sisa pakan atau
kotoran lainnya.
2. Kualitas kedua adalah yang dihasilkan dari leher dan
bagian dibawahnya. Dan kemungkinan mengandung kotoran dari sisa pakan atau lainnya.
3. Kualitas ketiga adalah yang dihasilkan dari sekitar ekor dan kaki dan area lain yang memilki
rambut lebih pendek.
4. Kualitas keempat atau paling buruk adalah terdiri dari rambut gimbal, atau kotor karena noda
urin dan lainnya. Kualitas ketiga dan keempat lebih baik digunakan untuk kebutuhan bersarang.

Penggunaan Wol Kelinci Angora Dalam Tekstil


Serat atau wol angora dalam industri pada umumnya digunakan pada sweater, suithings, topi,
selendang, sarung tangan dan benang rajut. Karena kelembutannya, dengan pencampuran
mengganakan serat lain dengan tepat wol angora dapat digunakan sebagai pakaian dalam wanita
dan bahan fesyen lainnya yang lebih spesifik.

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 7
PENGANTAR BUDIDAYA KELINCI ANGORA
Habitat
1. Kandang
 Konstruksi. Kandang dapat dibangun
menggunakan bahan dari kayu, kawat galvanis
dan bambu. Rangka kandang menggunakan
kayu yang baik (supaya tidak habis digerogoti
kelinci), dinding menggunakan kawat galvanis
ukuran kotak 1x1 inchi atau 1x2 inchi dan alas
menggunakan bambu yang dibelah dan disusun
dengan jarak rata 1 – 2 cm. Kandang tidak
boleh memiliki bagian yang tajam yang
mungkin dapat membahayakan kelinci.
Konstruksi kandang harus mudah untuk dibersihkan, mudah dalam perawatan kelinci
dalam pemberian pakan, minum, dan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
 Ukuran kotak. Kelinci angora harus dikurung secara individual pada sekat-sekat kandang
sistem baterai, terutama untuk kelinci dewasa. Kotak sekat individual untuk kelinci angora
harus cukup leluasa untuk mengakomodasi tingkat aktivitas perilaku kelinci secara normal
dan memungkinkan kelinci untuk bebas bergerak. Ukuran yang disarankan pada kotak
sekat individual kelinci dewasa untuk berat 2,2 hingga 5,5 kg adalah tinggi 60 cm, panjang
90 cm dan lebar 60 cm. Sedangkan untuk betina dengan anak-anaknya ukuran kandang
yang disarankan adalah tinggi 60 cm, panjang 120 cm dan lebar 70 cm.

2. Peralatan
 Tempat pakan. Tempat pakan terutama yang berbentuk pelet dapat terbuat dari gerabah,
palstik atau logam. Tempat pakan tidak boleh memiliki tepian tajam dan mudah untuk
dibersihkan.
 Tempat minum. Tempat minum individual terbuat dari botol plastik yang dilengkapi
dengan niple sehingga mudah dibersihkan. Dapat juga menggunakan sistem irigasi satu
tampungan air, yang dilengkapi dengan jaringan selang dan menggunakan niple sebagai
kontrol minum supaya air tidak berceceran.
 Kotak sarang. Desain kotak sarang sangat berpengaruh untuk menghasilkan anak-anak
kelinci yang sehat. Kotak sarang harus cukup besar supaya kelinci dapat masuk dan leluasa
dalam membangun sarang yang memadai untuk merawat anak-anaknya. Ukuran kotak
sarang minimum yang disarankan adalah Panjang 45 cm, lebar 30 cm dan tinggi 25 cm.

3. Pakan Dan Air


 Pakan. Pakan yang tepat dan seimbang baik secara kualitas maupun kuantitas merupakan
satu persyaratan penting yang harus dipenuhi untuk menjaga kesehatan dan produktifitas
kelinci. Pakan kelinci Angora sangat berbeda jika dibandingkan dengan kelinci
pedaging. Secara fisiologis pada kelinci angora dewasa pertumbuhan badan akan
dihentikan dan reproduksi dibatasi. Ini harus dilakukan sebab metabolisme tubuh untuk
menghasilkan 2 kg atau lebih protein kering dari selubung internal folikel rambut per tahun
menjadi 1 kg keratin (rambut), dalam jumlah yang sama setara dengan 7 atau 8 kg otot. Ini
menjelaskan kenapa pakan angora membutuhkan diet protein tinggi hingga 17 persen.

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 8
Keratin pada rambut kaya akan asam amino sulfur yang mengekspos 35 g belerang tahun,
sehingga asupan yang tepat dari asam amino ini harus dipastikan sebesar 0,8 persen dalam
ransum. Produktivitas yang tinggi dari strain Angora modern (sampai 1.400 g per tahun),
membuat produktivitasnya sulit tercapai jika hanya menggunakan pakan tradisional seperti
jerami, alfalfa, oats, barley, dll. Untuk mengejar produktifitas, jumlah pakan dapat
ditambahkan tetapi kekurangan asam amino sulfur tetap tidak terelakkan.
Untuk pertimbangan biaya (tidak termasuk biaya tenaga kerja) beberapa peternak Perancis
masih menggabungkan pakan tradisional dengan konsentrat yang seimbang yang
mengandung metionin, vitamin dan mineral. Lebih lengkap dapat dibaca pada persyaratan
nutrisi kelinci angora untuk produksi serat.

 Air. Air adalah unsur yang paling penting dalam diet kelinci, sebab kelinci tidak akan makan
jika mereka haus. Air tawar yang bersih harus disediakan setiap hari, baik pada musim
hujan maupun kemarau.

4. Persyaratan Nutrisi Kelinci Angora Untuk Produksi Serat


Kelinci Angora adalah satwa yang khusus
dipelihara untuk produksi rambut atau wol,
sehaingga pakan yang diberikan merupakan diet
seimbang untuk dapat menghasilkan 1.0-1,4 kg
serat atau wol per tahun. Bobot serat ini
mewakili sekitar 0,30 berat badan kelinci, ini
merupakan produksi keratin tertinggi per kg
berat hidup yang ditemukan pada seluruh satwa
produksi penghasil serat. Pada domba, kambing
atau camelids, rasio ini umumnya kurang dari
0,10 berat hidup.

Pemanfaatan protein (rasio protein yang dipertahankan dalam serat dibandingkan protein yang
digunakan untuk pertumbuhan serat) pada kelinci Angora diperkirakan sebesar 0,43. Nilai ini
dua kali lipat efisiensi yang diperkirakan pada domba Merino untuk menghasilkan wol yakni
hanya sebesar 0,20-0,25 (Liu dan Guru 2003).

Kelinci angora tidak hanya memiliki produktifitas serat yang tinggi, tapi mereka juga memiliki
interval pencukuran setiap tiga bulan sekali. Pemberian pakan pada kelinci harus disesuaikan
dengan persyaratan kebutuhan energi kehilangan panas tubuh setelah dicukur dan kebutuhan
protein untuk fase tingkat pertumbuhan serat. Pakan lengkap berupa pelet telah banyak
dikembangkan untuk mempertahankan berat hidup kelinci dan memaksimalkan produksi serat.

Kebutuhan gizi kelinci telah diringkas dalam Tabel 3. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara
berbagai strain kelinci angora (Lebas et al 1998). Kebutuhan serat pakan berupa jerami dapat
disediakan satu atau dua kali seminggu sebagai alas tidur, dan hal ini tidak berpengaruh pada
kesehatan atau produksi wol kelinci Angora (Rougeot et al. 1980).

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 9
Tabel 3. Kebutuhan nutrisi pada kelinci angora dewasa untuk produksi serat rambut
(Lebas et al 1998)

Kebutuhan asam amino sulfur pada kelinci angora cukup tinggi. Persyaratan ini harus dapat
dipenuhi sebanyak mungkin dari sumber suplemen asam amino sulfur supaya produksi serat
yang dihasilkannya cukup tinggi. Kebutuhan asam amino sulfur tersebut dapat dipenuhi dari
pakan D,L-‘metionin’ meskipun dalam kondisi tertentu ‘sistin’ memiliki keunggulan dalam
menghasilkan serat lebih tinggi. Suplemen ‘metionin’ sangat diperlukan kelinci angora untuk
menghasilkan produksi serat tahunan yang stabil hingga 1000 gr per tahun. Selain itu untuk
memaksimalkan kualitas dan pertumbuhan serat, pakan kelinci angora perlu dilengkapi dengan
suplemen berupa 1 gr ‘arginin’.

Kebutuhan gizi untuk betina yang sedang bereproduksi lebih tinggi dari betina yang tidak
bereproduksi. Konsentrasi protein harus dinaikkan sebesar 10 % dari biasa, dan kandungan
energi cerna meningkat menjadi 11,7 MJ/KG. Konsentrasi diet lisin, metionin ditambah sistin
dan arginin juga meningkat sebesar 1 g / kg dari nilai-nilai yang ditunjukkan pada Tabel 3 (Liu
dan Zhang 1993).

Pemberian pakan setelah panen atau pencukuran sangat perlu untuk dibatasi dan diatur, sebab
dalam pengamatan ketika kelinci disediakan pelet ad libitum (selalu tersedia) justru
menyebabkan gangguan gizi. Kelinci yang makan hingga 500 gr pelet per hari selama dua
minggu pertama setelah dicukur justru mengalami gangguan seperti enterotoxaemia.

Jumlah pakan yang direkomendasikan untuk kelinci angora dewasa setelah panen atau
pencukuran adalah sebagai berikut :
 Bulan pertama setelah pencukuran 1.200 gr per ekor per minggu
 Bulan kedua setelah pencukuran 1.100 gr per ekor per minggu

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 10
 Bulan ketiga setelah pencukuran 1.000 gr per ekor per minggu

Pemberian ransum mingguan harus merata selama enam hari dalam seminggu. Jadwal
pemberian pakan harus tercatat secara individual, sehingga kesehatan kelinci terkait dengan
berat badan dapat cepat diketahui. Satu hari puasa dalam satu minggu bertujuan untuk
mencegah perkembangan bola rambut di lambung (trichobezoard). Persyaratan pemberian
pakan didasarkan pada konsentrasi nutrisi untuk tahap yang berbeda dalam pertumbuhan dan
reproduksi ditunjukkan pada Tabel 4.

Tabel 4. Berat hidup, kebutuhan asupan harian untuk kelinci selama pertumbuhan dan
reproduksi

5. Aspek lingkungan ekstrenal kandang


 Sinar matahari. Sinar matahari langsung cenderung menyebabkan overheating atau
ketidaknyamanan, untuk itu naungan harus disediakan guna melindungi kelinci dari sinar
matahari langsung.
 Suhu Ekstrem. Kisaran suhu yang ideal untuk kelinci Angora adalah 26 – 36 0C. Ketika suhu
udara melebihi 43 0C, harus disediakan pendinginan AC ruangan atau cara lainnya. Selama
suhu ekstrim perawatan ekstra harus dilakukan terutama untuk anak kelinci dan kelinci
baru dicukur.
 Hujan dan angin. Kelinci harus dilengkapi dengan pelindung yang memungkinkan mereka
untuk tetap kering dan bersih selama hujan. Pelindung juga diperlukan selama angin
kencang.
 Perlindungan dari predator. Sistem perkandangan terbuka harus tertutup untuk mencegah
masuknya predator.
 Drainase. Drainase yang cepat menghilangkan kelebihan air harus dibangun di sekeliling
perkandangan.

Perawatan dan Sanitasi Kandang


1. Perkandangan. Untuk menjaga kesehatan
kelinci, kandang harus tetap bersih dan bebas
dari kotoran, rambut, jaring laba-laba dan
puing-puing lainnya. Kandang kawat harus dicuci
atau dibersihkan secara rutin, dengan mencuci
semua permukaan menggunakan air sabun
hangat dilanjutkan pembilasan dengan air, yang
ditambahkan bahan desinfektan yang aman dan efektif. Kelinci harus dikeluarkan dari kandang
ketika dibersihkan. Nampan, yang digunakan di bawah kandang, harus dikosongkan dan sering
dibersihkan untuk mencegah bau dan penumpukan limbah.

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 11
2. Tempat makanan dan air. Tempat pakan harus dicuci secara teratur untuk mencegah
kerusakan dan kerak sisa pakan. Botol air juga harus dicuci secara teratur untuk mencegah
pertumbuhan ganggang dan pencemaran air.
3. Kotak sarang. Kebersihan kotak sarang harus dipantau setiap hari. Menggantikan bahan
bersarang yang kotor atau terendam air seni dengan bahan yang bersih.Bersihkan dan disinfeksi
kotak sarang ketika telah selesai digunakan.
4. Pembuangan limbah. Untuk meminimalkan bau, masalah penyakit dan hama kutu, makanan
limbah harus dibuang secara teratur. Akumulasi sampah harus dicegah.
5. Pengendalian hama. Langkah-langkah efektif untuk mengendalikan serangga, parasit dan hama
di kandang harus diterapkan dan dipelihara.
6. Kesehatan kelinci. Kelinci harus diperiksa setiap hari terutama pada perubahan perilaku dan
kesehatan.
7. Jadwal pencukuran. Jadwal pencukuran harus dilakukan tepat setiap 90 hari terutama untuk
Angora Jerman. Untuk itu harus dilakukan jadwal yang tercatat.

Keseimbangan Seksual
Angora dewasa betina menghasilkan rambut paling baik. Hal ini karena pada tiga kali panen hingga
usia sembilan bulan, betina dapat menghasilkan rambut lebih banyak dari jantan yakni rata-rata 1 kg
pada betina sedangkan pada jantan hanya 700-800 gr. Oleh karena itu kelinci angora untuk produksi
rambut biasanya terdiri dari betina dewasa yang dipelihara selama mungkin, dengan reproduksi
yang ditekan. Hal ini karena kehamilan dan laktasi dapat mengurangi produksi rambut hingga
sepertiganya.

Jumlah pejantan yang dibudidayakan biasanya cukup kecil, proporsinya hanya 2 atau 3 persen di unit
produksi budidaya. Di Perancis jantan tidak dibudidayakan dan akan segera diambil saat lahir, dan
yang dibudidayakan lebih lanjut adalah betina muda.

Jadwal Panen
Rambut dipanen setiap 90 sampai 100 hari, ketika
folikel mencapai tahap istirahat dan sebelum rambut
mulai jatuh, yang akan menyebabkan gimbal dan
mengurangi nilai. Rambut dapat dipanen
menggunakan gunting manual atau gunting listrik,
atau dipanen dengan pencabutan (khusus strain
angora Perancis). Teknik pencabutan telah lama
dilakukan di Perancis. Hal ini dapat dilakukan karena
adanya sinkronisasi reaktivitas folikel rambut yang
terstruktur baik antara rambut panduan dengan
mantel. Sejak 1980-an peternak Perancis telah menggunakan obat menghilangkan rambut yang
dicampur dalam pakan dan dijual dengan nama Lagodendron R (Société proval, 27 rue de la gare de
Reuilly, 75012 Paris). Dengan menggunakan produk ini, kelinci dapat dipanen lebih cepat, mudah
dan tidak stress.

Menggunting adalah teknik yang lebih umum di Cina, sedangkan pencabutan lebih umum di Eropa
Tengah dan Amerika Selatan. Rambut kelinci Angora jenis Perancis lebih baik dikumpulkan dengan
pencabutan, sedangkan dicukur dengan gunting paling baik untuk jenis angora Cina dan

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 12
Jerman. Perbedaan metode ini terjadi antara lain karena perbedaan genotipe yang menghasilkan
pertumbuhan folikel rambut secara simultan sesuai dengan metode pengumpulan yang
dilakukannya.

Waktu terbaik dalam mengumpulkan rambut angora oleh serorang operator terampil membutuhkan
sekitar 30 menit, kurang dari 20 menit atau lebih dari 45 menit jarang terjadi.

Ketenaga Kerjaan Dan Perkiraan Biaya Produksi


1. Tenaga Kerja
Tenaga kerja dalam produksi kelinci Angora dapat dibagi
menjadi lima kategori :
 Pakan
 Panen rambut
 Pembersihan dan desinfeksi bangunan
 Perawatan kesehatan kuratif atau preventif
(vaksinasi)
 Reproduksi.

Pakan
Pemberian pakan tidak memerlukan banyak waktu, peternak hanya mendistribusikan pakan pellet
seimbang dalam tempat pakan yang mudah diakses. Untuk itu membutuhkan waktu sekitar 40 menit
per hari atau 210 jam per tahun, untuk unit produksi sebesar 400 ekor kelinci Angora. Diperlukan
waktu dua kali lipat untuk pemberian pakan kasar seperti jerami dan rumput segar. Perawatan
harian berupa pemberian pakan, sanitasi kesehatan pakan dan transportasi pakan memakan waktu
400 jam per tahun

Panen Rambut
Panen rambut merupakan proses yang paling memakan waktu. Perhitungannya perlu menyertakan
tidak hanya pemanenan dengan cara mencukur atau pencabutan tetapi juga pergerakan kelinci dari
kandang ke meja pengumpulan, tahap perawatan untuk menghilangkan kotoran atau materi
tanaman dari mantel, beratnya nilai yang berbeda dari rambut, pencatatan, kembali kelinci ke
kandang, ditambah langkah-langkah pasca panen untuk pengurangan stres termal. Semua proases
membutuhkan 1.000 jam per tahun untuk unit produksi sebanyak 400 ekor kelinci.

Pembersihan kandang
Pembersihan kandang, prosedur desinfektan dan sanitasi kandang memakan waktu setidaknya 250
jam per tahun.

Perawatan kesehatan
Perawatan kelinci pada dasarnya adalah berupa pencegahan penyakit. Vaksinasi dan pencegahan
penyakit umum dapat memakan waktu hingga 175 jam per tahun.

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 13
Reproduksi
Reproduksi yang terkait pekerjaan penanganan hewan produksi, memeriksa kehamilan dan
perawatan anakan, sexing kelinci yang baru lahir dan menyapih memerlukan waktu 175 jam per
tahun.

Dengan demikian total waktu kerja yang digunakan pada unit produksi sebesar 400 ekor kelinci
Angora adalah sebesar 2.000 jam kerja per tahun kondisi produksi normal.

2. Perkiraan Biaya Produksi


Saat ini industri di Perancis memiliki estimasi bahwa setiap ekor kelinci membutuhkan sekitar 4 jam
kerja per tahun. Menurut Rougeot dan Thebault (1989), kondisi ini berarti setiap satu orang mampu
untuk mengoperasikan 500 unit kandang kelinci.

Harga kelinci angora Perancis per ekor sekitar dua kali


lipat dari nilai produksi serat tahunan yang
dihasilkannya. Pada estimasi ini harga per ekor angora
Perancis sekitar AUD $ 150 dengan masa hidup
produktif selama empat tahun. Kelinci angora Perancis
menghasilkan rata-rata 1,2 kg serta wol per tahun.

Harga internasional saat ini untuk bahan mentah serat


wol kelinci angora di tingkat petani adalah sekitar AUD
$ 20 per kg. Untuk serat wol kelinci yang dipanen di Perancis memiliki harga lebih tinggi yakni sekitar
AUD $ 50 per kg, tapi semua serat ini langsung diproses di Perancis untuk dijadikan benang dengan
nilai bersih sekitar AUD $ 75 per kg.

Industri serta angora di Cina dapat beroperasi dengan harga yang rendah karena biaya tenaga kerja
yang murah. Total biaya serta angora diperkirakan AUD $ 16,34 per kg, dan harga di tingkat peternak
adalah AUD $ 25,81 untuk serat yang baru dipanen. Harga serat bervariasi sesuai dengan kualitas,
perbedaan harga sekitar 20% lebih rendah untuk serat yang dicukur dibandingkan dengan serat
dicabut.

Baik di Cina maupun di Perancis skala ekonomis dalam budidaya kelinci angora skala kecil untuk satu
keluarga adalah sebesar 500 ekor, ini sudah termasuk untuk penyediaan pakan. Untuk peternakan
dalam skala yang lebih besar satu orang operator menangani sekitar 200 ekor kelinci. Dimana
operator tersebut bertugas hingga menangani kelinci yang bereproduksi, sedangkan untuk panen
akan diserahkan pada pada operator khusus.

Seekor kelinci untuk memproduksi serat mengkonsumsi 53 kg pakan per tahun, dengan nilai harga
pakan pelet sebesar AUD $ 400 per ton (berdasarkan harga untuk pelet kelinci daging). Pada angka
ini seekor kelinci mengkonsumsi AUD $ 21,20 pakan untuk menghasilkan 1,2-1,4 kg serat. Harga
untuk tahun 2001 di Perancis untuk serat Angora adalah AUD $ 23,44. Ini setara dengan nilai serat
sebesar AUD $ 28,13 hingga AUD $ 32,82 per hewan per tahun. Selisih yang ada sebesar AUD $ 6,93
hingga AUD $ 11,62 digunakan untuk menutupi biaya operasional dan termasuk pengembalian
modal. Industri ini di Perancis hingga saat ini masih terus bertahan dengan menjual benang dan
bahan jadi sehingga memiliki nilai tambah yang tinggi.

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 14
KARAKTERISTIK WOL SERAT ANGORA
Kelinci Angora
Kelinci angora pada awalnya dibudidayakan dalam skala industri untuk produksi rambut atau serat
wol. Budidaya produksi rambut kelinci angora sama sekali berbeda dengan produksi daging
kelinci. Teknik ini secara historis mencapai puncak spesialisasinya di Perancis yang telah dikenal lama
menjadi negara produsen wol kelinci angora. Namun saat ini beberapa negara dipimpin oleh Cina,
kini telah mengembangkan spesialisasi ini.

Rambut kelinci angora merupakan salah satu dari lima serat tekstil keratinic hewani dengan nilai
ekonomi yang cukup signifikan untuk diusahakan. Serat utama dalam industri tekstil adalah wol dari
domba dengan jumlah produksi lebih dari 1,3 juta ton per tahun (dicuci). Empat serat lainnya adalah
: mohair, angora, kasmir dan alpaca. Pada masing-masing serat dihasilkan antara 5.000-30.000 ton
per tahun. Namun demikian produksi keempat serat ini lebih ditujukan untuk menghasilkan kualitas,
kehalusan, kilau dan rasa untuk produksi barang-barang mewah dengan nilai jual tinggi. Dalam
industri tekstil serat angora sering dianggap sebagai salah satu serat "mulia". Serat wol yang berasal
dari kelinci angora tuju kali lebih hangat dari wol domba.

Secara umum karakteristik serat wol angora adalah : termasuk dalam serat alam protein hewani,
serat bersih tidak perlu dicuci atau bahkan disisir (carding), masuk dalam kategori serat mewah,
sangat tahan lama dan tahan dicuci, tidak menyebabkan iritasi di kulit seperti wol domba, mudah
untuk diwarnai serta dapat bercampur dengan sangat baik dengan serta lainnya baik itu serta alam
maupun sintetik seperti polyester.

Istilah Tekstil
Dalam istilah tekstil, "Angora" tanpa kualifikasi lainnya merujuk semata-mata untuk rambut yang
dihasilkan oleh kelinci Angora. Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO) menetapkan simbol
WA. W untuk wol, yang dimaksud sebagai rambut tekstil mulia, dan H yang digunakan untuk rambut
kelinci biasa. Huruf A adalah untuk kelinci Angora, sedangkan M untuk mohair yang dihasilkan oleh
kambing Angora. Jadi simbol untuk mohair adalah WM. Rambut kelinci biasa ditunjuk HK (K =
Kaninchen yang berarti "kelinci" dalam bahasa Jerman).

Panjang Serat Wol Kelinci


Rambut Angora dapat tumbuh sangat panjang karena
perpanjangan fase aktif dari siklus folikel rambut.
Rambut dapat terus tumbuh hingga sekitar 14
minggu, sedangkan pada kelinci biasa (pendek)
rambut tumbuh pada tingkat yang sama, tetapi
hanya sampai lima minggu. Hal ini dapat terjadi
disebabkan adanya gen resesif di kelinci Angora.
Secara umum ada tiga jenis komposisi rambut pada
kelinci angora yakni ;

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 15
 Rambut panduan, yang terpanjang (10 sampai 11 cm) menutupi pertumbuhan rambut lainnya.
 Rambut penjaga, lebih pendek dari rambut panduan (8 cm) serat terasa agak kasar menjadi
lapisan kedap udara (saling menutupi).
 Rambut bawah, sangat pendek (6 cm) terasa sangat halus dengan diameter 12 – 14
mikron. Jumlahnya Sangat banyak dan berfungsi sebagai isolasi lapisan termal. Rambut ini
menjadi salah satu serat hewan terbaik yang digunakan dalam industri tekstil karena
memungkinkan kohesi di benang.

Koefisien Gesekan
Serat rambut kelinci angora memiliki karakteristik
koefisien gesekan rendah. Hal ini menghasilkan
kelembutan tertentu untuk disentuh, tetapi juga
membuatnya sangat mudah untuk tergelincir. Inilah
sebabnya mengapa serat angora yang panjang menjadi
penting, walaupun demikian serat yang pendek tetap
masih dapat digunakan. Penggunaan serat angora
pendek ini menyebabkan terjadinya penipuan dengan
cara mengganti penggunaan rambut kelinci angora
dengan rambut kelinci biasa, sehingga menghasilkan
benang kualitas buruk yang tersebar di mana-mana. Hal ini menjadi preseden buruk pada industri
Angora.

Karena kelembutannya rambut angora sering digunakan untuk pembuatan pakaian dalam. Sepuluh
persen angora dalam campuran wol, katun dan serat sintetis membuat kain sangat lembut pada
kulit. Penyisiran pada rambut untuk menghasilkan efek halo memberikan penampilan yang halus dan
berharga. Rambut angora yang diperoleh dengan pencabutan paling cocok untuk tujuan ini.

Karakteristik Lain Dari Wol Angora


Meskipun kelinci Angora secara alami memiliki varian warna yang beragam, hanya strain albino yang
banyak diproduksi. Serat rambut yang sepenuhnya putih, akan memudahkan bagi proses
pencelupan. Pewarnaan serat kelinci Angora pertama kali dilakukan oleh peternak di India, dilakukan
dengan mencelup kain artisanal undyed dengan warna alam. Rambut kelinci angora medulated
(berongga) sehingga terasa lebih ringan dari wol (kepadatan 1,1 berbanding 1,3). Hal ini sekaligus
dan meningkatkan sifat isolasi dari serat rambut angora. Wol serat rambut kelinci angora memiliki
semua sifat-sifat keratin, terutama isolasi panas dan penyerapan air yang sempurna serta kualitas
pencelupan baik.
Serat rambut angora kelinci 98,5 persen murni sebagai sekresi kulit sedangkan bulu domba
kemurniannya hanya 50 persen karena adanya suint. Wol angora dapat langsung diolah tanpa dicuci
sebelumnya. Untuk itu sangat penting bagi produsen untuk menjaga kontrol konstan pada
kebersihan hewan.

Kualitas Komersial
Dalam industri wol serat angora da beberapa penilaian kualitas rambut yang diidentifikasi
berdasarkan panjang, jenis hewan dan kebersihan. Kualitas pertama rambut yang mewakili 70

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 16
persen dari serta rambut harus lebih dari 6 cm dan bersih. Kelas ini dihargai senilai £ 950 per kg pada
tahun 1984, tetapi hanya £ 300 pada tahun 1981 hingga 1982. Sejak tahun 1988, harga berkisar
antara £ 300 – 380 per kg.

Rambut kualitas kedua bersih tapi terlalu pendek (kurang dari 6 cm). Rambut ini dihasilkan dari area
perut dan kaki. Kelas ini dihargai sekitar 20 % lebih rendah dari wol kualitas pertama. Rambut kelinci
Angora muda lebih pendek dan lebih lembut. Produk ini sering kali masuk pada kelas kedua. Rambut
yang bersih tetapi gimbal dikumpulkan area leher hanya dihargai 15 % dari nilai rambut kualitas
pertama.

Rambut yang kotor hampir tidak berharga. Nilai yang dimiliki bahkan lebih rendah dari rambut dari
ras kelinci biasa. Nilainya tidak akan lebih dari 5 atau 6 % dari kualitas pertama. Oleh karena itu
rambut yang bersih adalah sangat penting dalam produksi wol angora.

Serat Angora Dan Penggunaannya


Dalam beberapa hal serat angora berbeda dari wol. Angora
adalah serat medullated, yang membuatnya ringan dan
lembut. Serat angora adalah heterotype dan berisi
beberapa rambut kasar disebut bulu. Bulu dengan
komposisi yang bervariasi dari kelinci biasanya justri
diinginkan sebab akan memiliki karakter mencegah gimbal
dan menambahkan karakter fluffiness pada benang.

Serat bawah sangat baik, dengan diameter serat rata-rata sekitar 11 sampai 14 mikron. Untuk
kebutuhan komersial diperlukan peningkatan diameter rata-rata serat rambut yang lebih besar
(Rougeot dan Thebault 1989; Hermann et al 1996). Serat angora memiliki kepadatan rendah sekitar
1,15-1,18 gm / cm3 sedangkan untuk wol 1,33 gm / cm3 dan 1,50 gm / cm3 untuk kapas. Hal ini
memberikan rasa pakaian angora sangat ringan tapi hangat.

Serat angora dapat digunakan dalam beberapa cara:


1). Pakaian rajutan biasanya dengan efek fluffing moderat, seperti pullover, topi wol, kaus kaki,
sarung tangan, dll
2). Bahan tenun untuk kain setelan dan pakaian hangat lainnya. Produk rajutan adalah jenis kain
yang umum diproduksi.

Sebagian besar serat wol angora digunakan dalam produk


pakaian kesehatan rajutan yang terasa ringan. Sifat hangat
dari kain angora menyebabkan kain angora banyak
digunakan dalam produk kesehatan untuk kepentingan
pasien arthritis dan untuk pakaian dalam hangat di iklim
dingin. Sedangkan untuk produk kain non bulu serat angora
digunakan sebagai campuran wol dan sintetis untuk
menghasilkan kain yang tahan lama. Serat angora yang
dicampur dengan serat sintetis atau serat katun telah
dikembangkan untuk menghasilkan kain kualitas tinggi, ringan, mudah dicuci dan nyaman dipakai.

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 17
Serat angora yang dicampur dengan serat lain seperti wol akan meningkatkan kinerjanya yang lebih
baik dalam pengolahan dan kain menjadi tahan pakai. Produk tekstil angora Perancis biasanya
mengandung 20% wol. Namun untuk mendapatkan sifat-sifat Angora dalam produk jadi, serat
angora yang digunakan tidak lebih dari 30% yang diperlukan dalam kain. Serat angora dapat
dicampur dengan berbagai serat alami dan sintetis dengan tetap mempertahankan karakteristik kain
yang diinginkan dari kain angora murni. Kain yang mengandung serat angora hanya cocok untuk
sarung tangan. Kain angora dapat diproduksi dengan mesin jika kain angora mengandung 50% serat
sintetis seperti poliester.

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 18
SUMBER VARIASI DALAM PRODUKSI WOL ANGORA

Perkiraan Genetik Strain Yang Berbeda


Di dunia dikenal beberapa strain kelinci angora seperti angora Perancis, Inggris, Jerman, Denmark,
Cina dan lainnya. Meskipun demikian dari beberapa strain kelinci Angora, hanya strain Jerman,
Perancis dan Cina (jenis Tanghang dan Wan) yang memiliki nilai ekonomi tinggi untuk
diusahakan. Strain Cina (termasuk strain Jerman yang dipelihara di Cina dan Amerika Selatan)
mensuplai pasokan lebih dari 95 persen dari kebutuhan serat rambut angora di dunia. Di Eropa yang
didominasi strain Perancis dan Jerman lebih dikhususkan untuk memproduksi fitur spesifik melalui
pengembang biakan selama lebih dari 50 tahun.

Berat Produksi Wol Rata-Rata


Produksi berat rambut telah lama menjadi fokus tunggal dalam pemilihan dan pemuliaan kelinci
Angora. Upaya perbaikan genetik tersebut di Perancis dan Jerman telah menghasilkan akselerasi
yang sangat baik pada pertumbuhan rambut.

Output tahunan pada unit produksi di INRA, produksi eksperimental di Perancis naik dari 885
gr/tahun pada 1980 menjadi 1.086 gr/tahun pada tahun 1986 dengan keuntungan phenotypical
sebesar 31 gr/tahun. Hewan yang diuji di Neu-Ulrichstein Hesse Centre Jerman diperoleh
produktivitas dari 400 gr/tahun pada 1945 menjadi 1.350 gr/tahun pada tahun 1986 dengan
keuntungan phenotypical sebesar 32 gr/tahun. Produksi di sektor komersial Perancis dibandingkan
Jerman tertinggal sedikit di belakang angka-angka ini, dimana produksi tahunan setiap ekor betina
dewasa di Perancis diperkirakan 1.000 gr/tahun sedangkan di Jerman mancapai 1.200 gr/tahun.

Sedangkan dalam sistem produksi di Cina terdapat perbedaan hasil yang diperoleh. Angka yang
dihasilkan berkisar dari 261 gr/tahun (jenis tidak dilaporkan, 1985) dan 815 gr/tahun (jenis Wan,
1992). Pemberian pakan menjadi sangat berpengaruh pada produksi, karena kelinci Jerman dalam
kondisi di Cina, menurut literatur, menghasilkan 422-820 gr/tahun.

Faktor Non-Genetik Dalam Output Wol Kuantitatif


 Faktor paling penting yang digunakan sebagai penilaian saat ini untuk menentukan kualitas
kelinci adalah berat hasil panenan pada setiap panen rambut. Ini tentu saja dilihat dari interval
antara dua panen. Tapi faktor ini akan mejadi lemah ketika mempertimbangkan hasil panen
tahunan.
 Teknik panenan rambut (cukur atau pencabutan) merupakan faktor penting yang harus
diperhatikan. Terutama untuk strain Perancis, teknik pencukuran justru akan mengurangi
produktivitas betina dewasa hingga 30 persen.
 Besaran jumlah lima kali panenan pertama serat rambut angora penting untuk diperhatikan
terutama untuk strain Prancis. Panen pertama relatif tidak dihitung, sedang empat panenan
berikutnya berturut-turut mewakili 11%, 60%, 81% dan 93% dari produksi dewasa. Strain
Jerman tampaknya lebih dewasa sebelum waktunya, dari beberapa referensi diketahui jika pada
panenan ketiga telah mewakili produktivitas penuh potensi kelinci dewasa.
 Faktor jenis kelamin sangat berpengaruh pada strain Perancis. Kelinci jantan menghasilkan 20 %
lebih sedikit rambut. Hal ini tidak tampak pada strain Jerman, dari beberapa literatur dilaporkan
terjadi perbedaan dari nol sampai 15 %, dimana sebagian besar melaporkan angka rata-rata 10

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 19
% lebih sedikit pada kelinci jantan. Faktor berat hidup cukup relevan, kecuali selama masa
pertumbuhan, tetapi harus berkorelasi dengan jumlah panenan (pertama, kedua, dan
seterusnya).
 Faktor musiman juga harus diperhitungkan. Panen rambut musim dingin selalu lebih berat dari
panen musim panas, bervariasi dengan 4 sampai 30 %. Hal ini menunjukkan jika efek musim
sangat berpengaruh pada tingginya produktivitas.
 Faktor-faktor variasi lainnya seperti musim kelahiran telah dipelajari, namun data baru
diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini. Tidak dapat disangkal jika faktor lain seperti
kekurangan pakan, suhu dan kenyamanan memiliki pengaruh langsung terhadap produktivitas
kuantitatif rambut.

Faktor Variasi Non-Genetik Dalam Produksi Wol Kualitatif


 Parameter kualitas penilaian rambut angora meliputi ;
panjang, kehalusan, diameter rambut, struktur bulu
dan komposisinya. Komposisi dimaksud adalah adanya
perbedaan mendasar antara bulu wol dan bulu tebal
rambut penjaga.
 Sesuai dengan klasifikasi yang disampaikan pada
‘Konvensi Corvallis’ tahun 1992, yakni lebih dari 70 %
dari rambut penjaga penuh yakni dengan ujung
runcing, di mana serat yang lebih pendek dari 15 mm kurang dari 1 persen. Untuk rambut
lainnya yang dianggap gimbal atau kotor juga dianggap sebagai parameter kualitas.
 Interval antara panenan rambut merupakan faktor penting guna menentukan panjang rambut.
 Perbedaan kualitas rambut penjaga diperoleh dari pencabutan atau mencukur saat rambut
dipanen. Prosedur panenan rambut adalah satu hal fundamental.
 Jumlah panenan penting diperhatikan (setidaknya pada panen pertama) untuk semua starin
kelinci angora. Sedang untuk strain Perancis pada panenan kedua dan ketiga, di mana kelinci
muda masih menghasilkan bulu wol, bahkan setelah pencabutan.
 Faktor jenis kelamin kurang berpengaruh pada strain Jerman dibandingkan pada strain Perancis.
Tetapi jantan memang menunjukkan kecenderungan untuk lebih mudah gimbal.
 Bobot hidup dan musim kurang berpengaruh pada jantan dewasa, namun masih ada perbedaan
structural meliputi rasio panjang underfur dimana rambut berkurang di musim panas
dibandingkan musim dingin. Rasio panjang underfur 55 % di musim panas dibandingkan dengan
65 % di musim dingin.

Menentukan Pilihan Strain Jenis Kelinci


Membuat keputusan yang tepat untuk memilih strain yang akan
dibudidayakan saat pembelian kelinci angora untuk produksi serat
rambut adalah hal sangat penting. Integritas peternak adalah
pertimbangan pertama.

Kita harus paham pada sejarah genetik dari kelinci angora yang akan
kita pelihara, supaya serat wol yang dihasilkan nantinya dapat sesuai dengan harapan. Selain itu nilai
investasi modal, tenaga kerja, ketersediaan pakan yang sesuai, iklim lingkungan dan kemampuan
berkembang biak kelinci juga menjadi bahan pertimbangan selanjutnya.

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 20
STRAIN KELINCI ANGORA JERMAN UNTUK TEKSTIL

Angora Jerman adalah kelinci domestik berasal dari Eropa, yang merupakan mutasi dari kelinci liar
Eropa Oryctolagus cuniculus. Di Eropa hanya kelinci jenis Angora yang diakui untuk memproduksi
wol. Kelinci angrora Jerman adalah salah satu yang dianggap sebagai kelinci domestik Eropa unggul
dalam memproduksi serat wol hingga saat ini. Sebagian besar angora yang dikembangkan di dunia
saat untuk produksi serat wol adalah keturunan dari jenis angora Jerman.

Kelinci angora yang berasal dari populasi di Jerman dan dibesarkan sesuai dengan standar yang
diakui di Jerman, disebut sebagai "angora Jerman". Strain ini perkembangbiakannya dianggap
terpisah dari populasi Eropa lainnya. Beberapa strain angora lainnya yang diakui sebagai kelinci
produksi serat wol diantaranya adalah Angora Denmark atau Angora Perancis yang berasal dari
populasi di Prancis.

Di Inggris untuk membedakan dengan populasi asli, angora yang diimpor sering disebut sebagai
"angora Kontinental". Sangat menarik untuk membandingkan kelinci angora yang dibudidayakan di
Inggris dengan Angora yang dibudidayakan di Amerika Utara (koloni Inggris). Di Inggris kelinci lahir
tubuhnya lebih panjang, dan persentase dari rambut penjaga yang lebih tinggi dibandingkan
sepupunya di Amerika Utara. Tetapi keragaman variasi warna wol dan tekstur yang sangat baik dari
wol angora Inggris ini mirip dengan di Amerika Utara dan wol angora Perancis.

Angora Perancis, menjadi bagian dari populasi kelinci Eropa Kontinental, yang lebih mirip dengan
kelinci yang dikenal di Amerika Utara sebagai angora Jerman. Asosiasi peternakan kelinci Eropa
mengambil pendekatan yang berbeda untuk mengelompokkan kelinci di Amerika Utara. Mereka
menetapkan suatu standar untuk penilaian setiap individu. Dengan demikian ada standar Perancis
atau standar Jerman atau standar Denmark, atau angora dari strain lainnya sesuai dengan daerah
perkembang biakan kelinci Angora tersebut.

Sejarah Kelinci Angora Jerman


Hampir tujuh puluh tahun yang lalu, peternak angora dari
Zentralverband Deutches Kanichenzuchters (ZDK),
melakukan kemitraan dengan Pusat Penelitian Pertanian
Federal, memulai sebuah program untuk meningkatkan
produksi wol angora mereka. Tujuannya untuk produksi wol
dan penetapan standar tipe tubuh. Mereka mulai dengan
bibit yang kita kenal sebagai angora Inggris. Produksi wol
terus meningkat dari titik awal sebesar 250 gram ke rekor
dunia yang ditetapkan pada tahun 1990 menjadi 2.232
gram. Sepuluh tahun kemudian, rekor baru lebih dari 2.800 gram tercapai.

Kemajuan tersebut dapat dicapai dengan menghilangkan beberapa variable yang tidak
menguntungkan dalam sistem manajemen budidaya. Stasiun pengujian pertama kali didirikan pada
tahun 1934 untuk menyediakan kondisi yang terkendali untuk evaluasi bibit angora, pengumpulan
data dan penelitian untuk meningkatkan manajemen peternakan.Dalam merencanakan strategi

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 21
untuk perbaikan angora tersebut, peternak di Jerman secara jelas mendefinisikan tipe tubuh,
produksi wol dan kualitas wol dalam bahasa seobyektif mungkin.

Standar untuk angora di Jerman adalah sangat spesifik. Tubuh ideal dihitung dari lebar bahu dalam,
sedangkan panjang tubuh harus tiga kali lebar bahu. Bentuk tubuh tubular, menyerupai sepotong
roti. Tipe tubuh ini dianggap memudahkan dalam pencukuran rambut saat pertama. Berat hidup
sebesar 2,5 – 5 kg dengan rata-rata berat tubuh sekitar 4,5 kg. Wol harus padat dan menutupi
seluruh badan kelinci terasa halus dan tidak gimbal. Wol angora Jerman berkerut. Tekstur yang ideal
adalah wol harus panjang bahkan jika mungkin rata di seluruh tubuh kelinci.

Pengembangan angora di Jerman dimulai


lebih dari 70 tahun yang lalu. Hingga saat
program pengembangan tersebut masih
merupakan program yang intensif dilakukan
dengan target untuk melampaui prestasi yang
telah ada saat ini. Semua berharap jika angora
yang dihasilkan dari sistem Jerman dan
dibesarkan sesuai dengan standar Jerman
akan memenuhi harapan untuk produksi wol
dan tipe tubuh.

Perkembangan Angora Jerman


Import terhadap angora Jerman dalam jumlah besar terjadi sejak tahun 1980. Dengan jumlah
produksi wol yang mengesankan, Angora Jerman menjadi sangat terkenal di Amerika Utara. Sebuah
versi strain baru dari keturunan angora Jerman kemudian dikenal sebagai ‘Giant Angora’ dan telah
disyahkan sebagai strain terpisah oleh ARBA (American Rabbit Breeder Association).

Pada Konvensi yang dilaksanakan oleh IAGARB (International Association of German Angora Rabbit
Breeder) tahun 1990, anggota sepakat bahwa Angora Jerman adalah keturunan eksklusif dari bibit
angora impor. Dimasukkannya genetik dari keturunan asing tidak peduli seberapa jauh, akan selalu
dipertimbangkan sebagai ras persilangan. Persilangan dengan angora Amerika Utara, angora Inggris
atau angora Perancis, walaupun masih dalam satu jenis tetap akan dianggap sebagai varietas
silangan yang tidak dapat didaftarkan. Hanya pada generasi keempat dari hasil persilangan angora
Jerman, terlepas dari warna yang dihasilkan baru dapat didaftarkan sebagai "Jerman-Hybrid."

Pada tahun 2005 pada Pertemuan Tahunan IAGARB, langkah maju yang penting diambil. Disepakati
bahwa sistem mendefinisikan Angora Jerman hanya dari segi silsilah tidak efektif. Hal ini dianggap
membingungkan dan mudah untuk penyalahgunaan. Kelinci dihargai hanya karena mereka adalah
keturunan dari bibit impor, bukan karena mereka mempertahankan kualitas yang sangat baik dari
nenek moyang mereka.

Dalam sistem registrasi IAGRAB yang diberlakukan mulai tahun 2001, alternatif penilaian
menggunakan pendekatan ‘definisi persentase’. Seperti halnya di Jerman, pengujian dilakukan untuk
mengidentifikasi kelinci angora terbaik.

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 22
Di Eropa kelinci angora yang banyak dikembangbiakan adalah jenis angora Jerman. Dalam rangka
mengikuti sistem Jerman sedekat mungkin, dilakukan pendekatan dengan mengadopsi sistem
pengembang biakan angora secara umum. Dimana pengujian lebih ditekankan kepada memilih
kelinci yang paling baik, walaupun dengan cara ini ada kemungkinan untuk masuknya jenis kelinci
import.

Dengan demikian komite standard memutuskan bahwa setiap anggota hybrid yang lulus tes registry
IAGRAB terlepas dari persentase latar belakang impor akan memiliki kode ‘H’ untuk tatonya. Untuk
kelinci angora tanpa garis impor yang lulus tes, akan memiliki kode ‘N’ pada tato-nya.

Komite Standar merasa bahwa sistem ini akan membantu pembeli potensial dalam memiliki
pemahaman yang lebih besar dari latar belakang kelinci terdaftar. Dengan kebijakan baru tersebut
telah disetujui bahwa registrasi yang ada dapat digunakan untuk angora berwarna. Kecuali jika
kelinci tersebut adalah keturunan langsung dari angora berwarna yang diimpor dari Jerman, mereka
dan seluruh anak albinonya akan terus menyertakan kode ‘H’ pada akhir nomor tatonya.

Dalam sistem registry IAGARB yang bekerja dengan sangat baik, hingga pertengahan 2007 seluruh
kelinci yang telah lulus pengujian diketahui 100% dari garis impor dengan hanya 2
pengecualian. Kedua pengecualian jenis kelinci ini adalah 98% Hibrida dan menunjukkan kualitas
yang luar biasa. Sejak itu, Komite Standar mengakui bahwa pengujian kinerja individu sendiri adalah
cara terbaik untuk memastikan kualitas. Istilah hibrida dan persilangannya terbukti terlalu
membingungkan. Penggunaan sistem ‘H’ akhirnya ditinggalkan karena tidak ada kelinci Angora
tanpa memiliki garis keturunan impor yang pernah lulus pengujian, sedangkan kode ‘N’ tidak pernah
digunakan. Akhirnya supaya kelinci angora dapat terdaftar pada IAGARB, angora harus bersertifikat
dimana pada setiap panenan (90 hari) tercatat harus memenuhi hasil 325 gram atau lebih.

Serat Kelinci Angora Jerman


Secara umum serat rambut kelinci termasuk kelinci
angora terdiri dari empat jenis yakni : Penjaga rambut,
penjaga awn rambut, Awn underwool dan underwool.
Anggapan yang menyatakan jika angora hanya memiliki
tiga jenis serat dapat dikatakan sebagai gagasan tanpa
bukti yang jelas. (lihat sincronisasi wol angora Jerman)

Pengecualian hanya terjadi pada jenis kelinci Rex, dimana


semua rambut mantel pada tubuhnya berukuran pendek
terdiri dari jenis serat yang sama. Rambut mantel angora adalah mutasi dari kelinci berambut
pendek, berarti mereka akan terdiri dari unsur-unsur arsitektur yang sama. Empat jenis serat adalah
komponen dasar dari banyak rambut mamalia.

Serat wol yang luar biasa dari kelinci angora berasal dari
struktur dasar bulu. Serat Awn underwool dan underwool,
yang menyusun serat mantel angora muncul dari ‘cluster’
dengan folikel akar rambut. Semakin banyak serat dalam
sebuah cluster, semakin besar kepadatan mantel kelinci
angora. Ini adalah adaptasi alamiah yang memungkinkan

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 23
hewan berbulu untuk menyesuaikan ketebalan mantel mereka dalam menanggapi musim dan
perubahan suhu.

Di University of Michigan Ann Arbor, Leslie Samson dan Susan Wiley memeriksa sampel semua jenis
angora dari seluruh Amerika Utara. Selain memotret ke empat jenis serat wol angora, mereka
mengamati cluster wol di lapis kedua pada kelinci bertambut panjang dan berambut pendek. Di
bawah mikroskop, mereka mencatat bahwa terdapat 2 sampai 6 serat underwool pada kelinci
angora umum yang menghasilkan wol 500 gram atau kurang dalam setahun. Hitungan yang lebih
besar diperoleh sebesar 20 serat per cluster dalam sampel yang dipanen dari angora Jerman
produksi tinggi.

Kelinci angora memiliki sejarah panjang di


Jerman. Pada 1920, protokol untuk pengujian
produksi didirikan di Institut Pemuliaan Hewan Kecil
dari Martin Luther University di Halle-
Wittenberg.Sejak saat itu, produksi wol Angora
kelinci di Jerman telah ditimbang dan
dicatat. Penemuan dalam hal pemuliaan
berdasarkan kriteria yang terukur dengan tujuan
menjadikan serat wol angora sebagai bahan tekstil.
Penelitian juga difokuskan pada karakteristik mantel seperti tekstur, kesesuaian untuk mesin
pengolahan dan ketahanan terhadap shedding, pilling dan felting selama pakai. Pada tahun 1935,
produksi tahunan kelinci di Jerman meningkat menjadi rata-rata 422 gr per tahun. Saat ini total
panen lebih dari 2.000 gr per tahun, hal ini tidak biasa di Eropa dan Amerika Utara.

Dalam standar penilian di IAGARB untuk kelinci ngora memiliki total 45 poin untuk wol. Variable
yang dinilai adalah kerapatan, panjang, keseragaman dan tekstur. Sedangkan karakteristik mantel
harus bertekstur halus dan lembut. Wol yang berkerut sangat diinginkan karena akan menciptakan
benang hidup. Penilaian lainnya memiliki total 55 poin untuk standar kondisi dan tipe tubuh.

Sinkronisasi Wol Angora Jerman


Ada beberapa hal yang harus dipahami dalam membedakan antara pentingnya synchronized dan
non-synchronized (menyamakan panjang serta rambut) pada pertumbuhan serat wol angora
sebelum dilakukan pencukuran panen (Leslie Samson, 2010).

Mantel kelinci secara umum terdiri dari empat jenis serat yang berbeda. Serat
wol angora adalah ekspresi dari mutasi yang memungkinkan mantel untuk
tumbuh lebih panjang daripada kelinci normal. Masing-masing jenis serat ini
memiliki struktur dan tujuan yang berbeda dalam fungsinya dari isolasi, air-
shedding, mantel pelindung.

Empat Tipe serat pada rambut kelinci :


A: Penjaga Rambut
B. Awn Rambut
C. Awn Wol
D. underwool
Drawing oleh Leslie Samson © 2012 Leslie Samson

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 24
Ketika dilakukan pencukuran panen, kelinci dengan
mantel diperiksa atau disinkronkan. Semua serat
pertama akan panjang dan lapisan bawah akan
konsisten sekitar 7,5 cm. Angora Jerman akan
menghasilkan serat yang seragam, dimana panjang
mantel optimal adalah 90 hari setelah pencukuran
sebalumnya.

Pertimbangan ini menjadi penting untuk pembuatan


benang. Ketika semua wol adalah kelas pertama dengan panjang prima dan seragam, serat benang
akan menjadi sempurna. Kualitas produk yang dihasilkan dari benang tersebut akan memiliki halo
yang indah, tekstur yang lembut sempurna.

Selain itu ketika jumlah serat panjang dari kualitas pertama jumlahnya konsisten, selama pengolahan
benang tidak banyak serat yang terbuang sehingga kerugian saat pengolahan menjadi rendah.
Sebagai contoh, ketika membuat benang dengan komposisi 50/50. Digunakan 50 pon wol angora
yang sempurna dan sinkron dan akan dicampur dengan 50 pon domba wol halus. Dalam prosesnya
kerugian yang mungkin terjadi hanya sekitar 15%.

Ketika dilakukan pencukuran panen rambut kelinci


tanpa disinkronkan, maka akan didapati berbagai lapisan
pertumbuhan mantel.

Pencukuran seperti itu akan menghasilkan berbagai


panjang serat wol. Akan ada lapisan panjang 7,5 cm tapi
mungkin lapisan lain pertumbuhannya hanya 5 cm dan
rambut yang lebih dekat dengan kulit hanya 1,5 cm
panjangnya. Ketika rambut tersebut dicukur, ketiga
lapisan tersebut akan bercampur, sebab akan mustahil untuk memisahkannya.

Panen serat rambut tanpa dilakukan sinkronisasi atau penyeragaman panjang rambut hanya akan
mengakibatkan kerugian pengolahan lebih dari 30%. Hal ini dikarenakan serat pendek yang
tercampur tidak akan terproses saat pembuatan benang dengan mesin.

Cara melakukan sinkronisasi serat wol sebelum pencukuran panen


dapat dilakukan dengan cara mengusap punggung kelinci dan
dilihat keseragamn pertumbuhan serat rambut. Cara berikutnya
adalah dengan memotong beberapa serat rambut bagian luar dan
diukur sama panjang, berikutnya mengambil sample serat awn dan
serat wol bawah. Jika semua lapisan memiliki panjang antara 5 cm
hingga 8 cm berarti serat telah sinkron dan siap dipanen.

Skema rambut mantel yang disinkronisasi


© 2012 Leslie Samson

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 25
Foto rambut mantel yang disinkronkan. Sampel dari jenis agouti
angora Jerman terdiri dari satu mantel. Pada foto tampak tidak
ada bukti pertumbuhan mantel sekunder.

Skema rambut mantel tanpa disinkronisasi


© 2012 Leslie Samson

Foto rambut mantel tanpa disinkronkan. Sampel dari jenis


agouti angora Jerman. Pada foto tampak Sampel
menunjukkan adanya mantel sekunder pada sampel
asli. Sampel di sebelah kanan menunjukkan pertumbuhan
mantel terpanjang.

Foto munculnya bintik menjadi indikator bahwa mantel wol


berumur kurang dari 90 hari. Bintik-bintik terutama jelas
tampak pada angora berwarna, sebenarnya bintik ini
berasal dari berpigmen kulit yang muncul tepat di bawah
serat awn dan penjaga rambut.

Rambut baru tumbuh setelah rambut lama dicukur sekitar


10 hari sebelumnya. Ini berarti bahwa kelinci tidak
menghasilkan rambut mantel 90 hari secara stabil. Jika Anda memeriksa mantel dan melihat lapisan
bawah dengan panjang 2,5 cm, maka rambut itu bagian dari mantel yang keluar sekitar 30 hari
sebelumnya.

Rambut mantel yang tidak seragam yang sangat jarang terjadi pada Angora Jerman
albino. Sedangkan angora Jerman hitam yang dihasilkan dari persilangan import justru menghasilkan
rambut mantel yang tidak seragam.

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 26
Pencukuran Dan Penanganan Serat Wol Angora
Kelinci Angora pertama kali dicukur pada usia 8 minggu dan kemudian pada sekitar 3 bulan sekali.
Untuk angora Perancis panen dengan pencabutan terlebih dahulu dengan dilakukan pemberian
obat untuk menghilangkan rambut yang dicampurkan dalam pakan (Lagodendron ®, Proval
Perusahaan, Paris). Pemberian obat sukup satu kali pada waktu 5 hari sebelum panen. Sedang untuk
jenis kelinci Jerman panen dilakukan dengan pencukuran menggunakan gunting.

Dalam cuaca dingin setelah pencukuran dapat disediakan


kotak di kandang untuk melindungi kelinci dari dingin
sampai ada pertumbuhan rambut yang cukup untuk
melindungi kelinci. Pencukuran juga dapat diatur untuk
mengurangi stres panas pada hewan selama puncak panas
musim panas. Waktu pencukuran diperkirakan antara 10
dan 15 menit per kelinci tergantung pada keterampilan pencukur tersebut.

Pemberian obat perontok bulu Lagodendron harus disesuaikan dengan siklus reproduksi betina
kelinci angora. Lagodendron tidak boleh diberikan kepada betina hamil atau menyusui. Periode
perkawinan dibatasi 4 minggu setelah panen agar periode kehamilan dan menyusui telah selesai
sebelum panen wol berikutnya.

Serat rambut hasil panenan pada angora Jerman memiliki lima kelas yakni :
 1A.W wol serta panjang > 6 cm
 1B.W wol serta panjang
 2.W wol serta pendek 6 cm atau kurang
 C.F.W. wol bersih teapi gimbal
 1D.W wol kotor

Cina juga menggunakan lima klasifikasi namun terdapat perbedaan dengan Perancis dan Jerman
karena variable jenis serat, panjang serat dan struktur mantel. Tidak ada standar nasional yang
mengklasifikasikan serat rambu Angora Cina. Standar dan klasifikasi disesuaikan dengan persyaratan
yang ditentukan oleh petani dan pasar yang mereka pasok.

Contoh klasifikasi wol angora Cina:


 Kelas pertama 5 cm bulu tunggal
 Kelas dua 3 sampai 4 cm bulu tunggal
 Kelas tiga 6 cm bulu tunggal atau bulu ganda
 Balik kelas 4,5-5 cm bulu ganda
 Kelas lima 3-4 cm bulu ganda

Selama transportasi serat wol dikemas ke dalam


kantong plastik untuk mencegah felting selama
transportasi.

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 27
PELAKSANAAN PRODUKSI BENANG WOL ANGORA

Perawatan Rambut
Perwatan rambut atau gorming perlu dilaksanakan secara rutin untuk menjaga kebersiha rambut
kelinci angora sebelum dipanen. Perlatan yang diperlukan untuk grooming berupa sikat perawatan
hewan peliharaan kecil dan besar (kawat-bulu), sisir gig kecil untuk menyisir, sepasang gunting kecil,
dan pemangkas kuku.

Untuk produksi wol diperlukan menyikat rambut kelinci sebanyak dua kali seminggu, ini untuk
menjaga supaya rambut bebas dari kusut dan gimbal. Menghilangkan rambut yang rontok perlu
dilakukan untuk mencegah Wool Blok. Cara ini dapat membantu kelinci angora perlu untuk
mempertahankan kepadatan dan panjang wol dengan kualitas baik.

Untuk teknik perawatan khusus, penggunaan blower seminggu sekali dapat digunakan untuk
membuka mantel supaya tidak mudah kusut dan untuk menjaga kebersihan rambut. Hal ini sangat
penting untuk dilakukan secara teratur supaya kelinci terbebas dari kusut dan gimbal. Cara
melakukan groming dimulai dulu dengan meletakkan kelinci di pangkuan dan mulai menyikat
rambut dari atas di punggung ke sisi. Untuk menyikat bagian perut dan kaki dengan cara dimulai dari
bagian bawah telinga kelinci dilanjutkan ke leher dan bergulir ke arah punggung. Kelinci tidak akan
stres jika dilatih secara teratur.

Tahapan pelaksanaan Panen Rambut Angora


Setelah melakukan kebiasaan perawatan yang baik, kelinci akan memiliki bulu yang indah dan pada
waktunya siap untuk dilakukan pemanenan dengan dicukur, atau dicabut sesuai dengan jenis kelinci
yang dikembangkan. Baik denga cara mencukur atau mencabut yang harus diperhatikan adalah
kelinci tidak boleh merasa kesakitan dan pada akhirnya kelinci menjadi stress.

Sebelum dicukur pastikan kelinci angora dalam keadaan tenang dan rambut tampak bersih.
Sebaiknya rambut telah disinkronisasi terlebih dahulu.

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 28
Angora dapat dicukur hingga 4 kali dalam setahun, selama panjang serat 5 cm atau lebih.
Pencukuran dapat menggunakan manual atau elektrik sesuai dengan kebiasaan setelah sebelumnya
dilakukan disinkronisasi supaya serat yang dihasilkan memiliki kualitas yang bagus.

Setelah dicukur jika malam hari terlalu dingin dapat diberikan lampu penghangat, atau dapat juga
diberi kotak supaya hangat.

Panen pertama dilakukan antara usia 5 hingga 8 bulan tergantung strain kelinci (perlu usia lebih tua
pada giant angora).Setelah panen pertama, pemanenan akan dilakukan lagi sekitar setiap 3 bulan.
Genetika, kondisi cuaca, kebiasaan peternak akan membuat rentang waktu panen menjadi
bervariasi. Serat hasil panen biasanya dikemas dalam kantung plastik supaya tidak rusak oleh
kelembapan, hama, kotor atau kusut.

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 29
Tahapan pemanenan serat wol kelinci dengan cara dicukur adalah sebagai berikut :
 Pastikan gunting yang digunakan dalam kondisi tajam. Disarankan untuk menggunakan
gunting pendek mengurangi kemungkinan pemotongan kulit kelinci secara tidak sengaja
 gunting listrik khusus untuk angora karakternya lebih kuat dan dapat mempercepat waktu
pencukuran, namun harganya sangat mahal.
 Teknik mencukur kelinci dimulai dari punggung tengah terus kearah bawah. Pilih satu sisi
terlebih dahulu hingga selesai baru sisi lainnya. Arah potongan ke depan atau ke belakang
dapat disesuaikan dengan kebiasaan.
 Cukur rambut kelinci sedikit demi sedikit dan segera simpan dalam kantung plastik, jangan
mencukur sekaligus dalam jumlah banyak karena akan menyebabkan rambut kelinci
beterbangan.
 Pada angora Perancis dapat juga dilakukan panen rambut dengan pencukuran, hal ini
dilakukan ketika kelinci belum memasuki masa rontok bulu, tapi sudah harus dicukur karena
faktor lainnya.
 Jika sudah terbiasa kelinci akan menikmati proses pencukuran tanpa merasa stress.

Tahapan pemanenan serat wol kelinci dengan cara dicabut adalah sebagai berikut :
 Mulailah dengan menyisir dan merapika rambut kelinci. Grooming membantu merangsang
kulit untuk membuat lebih mudah dalam mencabut.
 Seperti dalam perawatan, mulailah menyisir dari bagian bawah. Ini untuk merapikan daerah
yang mudah kusut seperti pada kaki dan perut. Hati-hati karena kulit sangat tipis di sini
terutama pada tendon yang dekat dengan permukaan kulit.
 Pencabutan dimulai pada satu area dengan cara menggenggam dan menarik keluar wol
terpanjang. Pekerjaan dilakukan secara sabar sehingga kelinci tidak merasa kesakitan.
Beberapa kelinci biasanya telah memiliki mantel baru sehingga kelinci tidak akan botak, tapi
pada kelinci lainnya proses ini dapat membuat kelinci sampai hampir botak.
 Cara mengengam rambut kelinci menggunakan ibu jari dan dua jari pertama. Sebaiknya
jangan menggengam terlalu banyak sebab justru rambut akan lebih sulit terlepas sehingga
membutuhkan waktu lebih lama.
 Angora Perancis saya pada musim panas cenderung menggosok wol pada perutnya hingga
rontok, jadi rambut tersebut juga dapat dimanfaatkan.
 Serat wol dari daerah perut terutama untu jenis agoutis memiliki warna yang berbeda jadi
harus dimasukkan ke dalam kantong terpisah.

Proses Penyikatan Wol Kelinci Untuk Benang


Setelah panen serat rambut selesai dilakukan selajutnya masuk pada tahapan carding atau pnyikatan
atau penyisiran serat supaya memiliki lajur serat yang
searah sehingga memudahkan dalam proses pembuatan
benang. Berikut adalah tahapan carding pada serat wol
kelinci angora hasil panen.

Alat yang diperlukan adalah sisir atau sikat tangan yang


memiliki jarum halus.

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 30
Berikutnya adalah mengambil serat wol angora secukupnya,
sesuai dengan ukuran sikat yang kita miliki.

Letakkan wol pada salah sati sikat, tambahkan seperlunya


sedikit demi sedikit hingga sikat tampak penuh.

Ambil sikat lainnya dan mulai menyikat dari bagian bawah lalu seluruh melewati seluruh serat
digaruk dari sikat pertama ke sikat kedua. Cara ini akan mentransfer serat angora sepenuhnya ke
sikat lainnya.

Sambil terus menyikat wol lama kelamaan wol akan mulai berbaris rapi.Pastikan jika serat wol
semuanya dapat sejajar satu sama lain. Penyisiran dapat dilakukan setidaknya hingga tiga kali sampai
serat benar-benar rapi dan sejajar.

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 31
Periksa panjang serat. Serat dengan kualitas baik dapat
memiliki panjang serat disisir minimal 7,5 cm. Hal ini dapat
membuat benang lebih mudah untuk diputar serta lebih
seragam dan lebih baik secara keseluruhan.

Setelah memili ki panjang serat yang tepat dan sangat halus, serat siap untuk diangkat dari sikat
carder untuk digunakan dalam proses pembuatan benang.

Cara mengambil serta dari sikat adalah dengan meletakkan sikat menghadap ke atas, gulung serat
dari bawah, terus hingga serta menjadi gulungan yang lembut. Mengambil serat bawah (berlawanan
untuk menangani sisi sikat carder) dan roll serat ke arah pegangan.

Untuk membuat benang masukkan serat yang telah digulung


pada alat pemutar atau spiner untuk mengisi kumparan dan
memulai pemintalan benang.

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 32
Tahapan Pembuatan Benang
Wol Angora adalah tentang satu-satunya serat yang dapat dipintal langsung tanpa perlu dibersihkan
atau disisir tergantung pada bagaimana cara serat wol tersebut dipanen.

Tahapan pembuatan benang serat angora dengan cara hand spining dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Pemanenan serat wol angora, Serat angora dapat dipanen setelah memiliki panjang setidaknya
7,5 cm. Serat dapat dipanen dengan cara dicabut (perancis) atau dicukur (Jerman)
2. Carding atau penyikatan, Untuk wol angora lebih mudah menggunakan hand carders dari pada
drum carders. Carders untuk kapas yang lebih baik untuk digunakan karena memiliki gigi halus.
Menggunakan drumcarders untuk wol angora 100% sangat sulit karena serat akan menempel
pada benjolan antara drum. Kesabaran diperlukan bila menggunakan drumcarder pada wol
angora.
3. Blending, adalah memadukan serat angora dengan serat lain seperti wol domba yang
dimaksudkan untuk memperbaiki karakter serat wol. Komposisi blending tergantung pada
kebutuhan kain yang akan diproduksi. Lihat pencampuran dengan serat lain.
4. Handspinning Angora, memutar serat angora sangat berbeda dengan memutar wol domba. Hal
ini karena serat angora sangat lembut dan licin, sehingga bagi pemula merasa sulit untuk
memutar serat dari 100% angora.
5. Pemintalan, pada serat Angora pemintal harus berputar pada kecepatan tinggi dengan sedikit
atau tanpa ketegangan. Menambahkan sedikit serat wol domba akan membuat lebih mudah
untuk berputar.
6. Hand Spindle, Sebuah poros atas penggulung merupakan yang terbaik untuk memutar serat
angora karena kelembutan seratnya. Gelendong kumparan juga harus juga harus ringan.

Berikut adalah gambar handspining untuk pembuatan benang dari serat wol angora.

Serat angora setelah selesai dipanen, dan siap untuk dicarding. Alat drumcarder untuk menyikat wol

Spining serat angora tanpa di carding. Spining serat angora setelah di carding.

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 33
Benang serat wol angora yang telah jadi

Pencampuran Dengan Serat Lain


Untuk pakaian musim dingin campuran yang terasa nyaman dan
lembut adalah berupa 85 % wol Angora dikombinasikan dengan 15%
wol merino. Campuran ini menghasilkan benang dua lapis yang halus,
dimana per 100 gr benang bisa sepanjang 100 meter lebih. Benang
cukup halus hingga didapatkan 5 – 8 jahitan per inchi pada ukuran
jarum AS 1 hingga 4.

Benang ini dikenal angora blizzard, terasa ringan, hangat dan halus.
Sehingga cocok untuk renda dan rajut karena akan mempertahankan
definisi jahitan dengan baik. Angora Blizzard adalah pilihan yang
sempurna untuk pakaian rajut elegan dari topi hingga
sweater. Perawatan untuk pakaian rajutan dari benang ini adalah mudah dicuci dan mudah kering.

Benang angora frost adalah campuran dari 50% wol Angora dengan
20% wol merino superwash dan 30% Nylon. Benang tiga lapis ini
memiliki ukuran dimana per 100 gr benang bisa sepanjang 100 meter
lebih. Indeks yang dimiliki sangat mirip dengan apa yang
direkomendasikan untuk benang angora Blizzard.

Pada komposisi campuran menggunakan 50% wol Angora, benang


memiliki banyak halo kabur dan lebih hangat. Hal ini tepat untuk kaus
kaki rajutan tangan cantik dan sarung tangan.

Angora frost sock, dibuat dengan 50% benang Angora dan 50 % nylon.
Serat terasa sangat halus dengan menggunakan campuran yang sama
dengan benang Frost. Kaus kaki ini banyak digunakan oleh para pemain ski, operator surat, penjaga
persimpangan dan lainnya.

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 34
Benang Chunky rabbit, terbuat dari komposisi angora
50% dan 50% benang merino domestik. Campuran ini
menghasilkan karakter lembut dan lebih kuat. Produk
ini menjadi produk serba guna dari mulai beang
desainer, benang rajut dan amsih banyak lainnya.

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 35
PROSPEK PASAR UNTUK PRODUKSI WOL ANGORA
Sebuah potensi besar yang harus diperhatikan adalah bahwa produksi kelinci Angora adalah sebuah
usaha padat karya dan juga membutuhkan keahlian yang hebat. Kesalahan sekecil apapun bisa
berarti kehilangan kelinci dewasa yang produktif. Kelinci harus berproduksi lebih dari satu tahun
untuk mendapatkan keuntungan (rata-rata harapan hidup untuk satu kali masa produksi adalah 4
tahun).

Panen rambut harus selalu berhati-hati, karena tindakan ceroboh akan menghasilkan produk yang
buruk. Selain itu, tidak semua iklim cocok untuk budidaya kelinci angora. Panas yang berlebihan dan
cahaya yang kuat adalah elemen yang buruk bagi kelinci angora albino. Persyaratan pakan kelinci
anggora yang memadai sangat penting, sebab kekurangan pakan secara kualitatif dan kuantitatif
akan berakibat pada produksi rambut yang rendah.

Harga wol angora berfluktuasi dari tahun ke tahun yang dipengaruhi oleh faktor fashion, dengan
siklus tiga sampai lima tahunan. Siklus ini akan menjadi penting pada neraca pasokan dan
permintaan klasik. Ketika produksi dunia secara struktural tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
fashion. Harga angora (wol dicukur) tiba-tiba melonjak dua kali lipat antara tahun 1976 dan 1978
dari $ 13 menjadi $ 28 per kg karena produksi dunia saat itu yang diperkirakan sebesar 900 ton pada
tahun 1977 tidak cukup menutupi kebutahn pasar. Harga tetap tinggi ini selama sepuluh tahun,
bahkan sempat mencapai $ 45 hingga $ 50/kg.

Kemudian pada tahun 1988, ketika produksi dunia telah meningkat hingga 9.000 ton, pasar tiba-tiba
runtuh dan harga telah jatuh ke $ 20/kg pada musim panas 1991. Namun karena ada kemerosotan
produksi di Chile, Argentina, Hungaria, Perancis dan Cina (China pada level terendah), harga naik
hingga $US 30 pada tahun 1992. Karena volume pemanfaat serat angora terus meningkat,
kemungkinan nilai perdagangan akan naik lagi mencapai 10.000 ton per tahun.

Perancis adalah salah satu negara maju yang konsisten mempertahankan produksi angora kualitas
terbaiknya. Namun ada satu krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya di Perancis, karena biaya
produksi yang tinggi menyebabkan penjualan wol
angora Perancis tidak bisa dibawah $US 75/kg.
Kesenjangan harga angora Perancis dan harga
dunia berakibat luar biasa bagi pembeli asing
(selisih harga dunia dan harga angora Perancis
sebesar 40 – 50 persen ). Oleh sebab itu Perancis
tidak dapat mengeksport angora sejak tahun 1988,
dan sejak itu pemasaran dalam negerinya juga
terhambat, baik dalam bentuk bahan mentah
maupun bahan jadi (misalnya sweater).

Pasar Dunia Serat Wol Angora


Produksi Angora adalah benar-benar sebuah industri internasional. Sebab tidak ada satu negara yang
menjadikan rantai industri angoranya terbentuk secara utuh dalam negara tersebut. Misalnya
Prancis walaupun dikenal ebagai negara fashion, tapi produksi angoranya ditujukan untuk
perdagangan eksport. Situasi ini sama halnya dengan negara produsen lainnya seperti China dan

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 36
Chili yang mengeksport bahan mentahnya ke Eropa, Jepang, dan Korea untuk diproses lebih lanjut.
Sedangkan pasar retail produk olahan wol angora sendiri terdapat di Amerika Utara, Eropa Barat dan
Jepang.

Negara India adalah pengecualian dalam industri Angora. India saat ini untuk serat angora dikenal
sebagai negara produsen, pengolah dan sekaligus konsumen serat angora. Tidak ada catatan
internasional khusus untuk perdagangan serat angora di India.

Serat angora dalam perdagangan internasional dikategorikan sebagai serat hewan halus lainnya
dengan kode perdagangan internasional 5.102,19. Perancis mendominasi pasar dunia untuk serat
Angora sebelum tahun 1950-an. (Ossard dkk.,1995). Sampai tahun 1970 produksi dunia stabil pada
sekitar 1.000 ton per tahun.

Fluktuasi harga mencerminkan fluktuasi permintaan ini (Gambar 2). Ketika harga naik serat Angora
dalam penyimpanan dijual. Kenaikan harga lebih disebabkan karena kurangnya pasokan. Petani tidak
dapat meningkatkan produksi selama periode ini karena kendala keuangan untuk investasi dan
ketidakpastian tentang masa depan harga. Pada 1976 – 1988 ada peningkatan tajam dalam
permintaan. Namun pasokan hanya meningkat perlahan karena produksi tidak dapat meningkat
dengan cepat bahkan dengan permintaan yang berkelanjutan. Peningkatan produksi Perancis
(Gambar 3), Jerman dan China (Gambar 1). Periode ini juga melihat Argentina, Chili dan Hungaria
(Gambar 4) menjadi produsen signifikan serat Angora. Selama periode ini Selandia Baru dan
Australia melakukan upaya upaya untuk memasuki pasar serat Angora dengan memulai industri
serat Angora mereka.

Tabel 1. Angka produksi serat Angora dunia, Produksi serat Angora di Cina dan jumlah serat Angora
Cina yang diperdagangkan di pasar serat internasional dalam ton/tahun (Sumber: INRA 2002)

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 37
Tabel 2. Harga yang dibayar untuk Angora serat impor ke Prancis 1959-2001 dalam dolar Australia
(Sumber: INRA)

Gambar 3. Produksi serat Angora di Perancis (Sumber: INRA 2002)

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 38
Tabel 4. produksi serat Angora di Argentina, Chile dan Hungaria (Ossaed et al. 1995)

Dari tahun 1988 sampai 1995 menurut (Ossard dkk.,1995) permintaan tetap konstan, tetapi
pasokan terus meningkat, beberapa produsen merespon untuk memenuhi permintaan pasar baru.
Pada awalnya harga kembali ke tingkat sebelumnya, tetapi dengan semakin banyaknya pasokan
serat Angora sedangkan permintaan stabil membuat harga kembali turun. Harga ini belum
meningkat sejak tahun 1995, hal ini memaksa produsen seperti Perancis dan Finlandia untuk tidak
lagi menjual serat mentahnya ke pasar internasional.

Cina saat secara efektif mendominasi pasar serat Angora internasional. Ada sekitar 50 juta kelinci
Angora di Cina, yang mampu memproduksi sekitar 10.000 ton serat kelinci per tahun dimana 50%
serat angora tersebut diekspor ke pasar internasional (Tang 2002).

Situasi Pasar Saat Ini


Cina adalah sumber utama dunia dari serat Angora dan dengan demikian dapat menetapkan harga
dunia. Sebagai produsen serat angora Cina saat ini menerima setara dengan AUD $ 16,84 per kg
serat mentah. Harga ekspor cina adalah sekitar AUD $ 19,40 selama tiga bulan pertama tahun 2002,
berkurang dari AUD $ 35,96 pada tahun 1997.
Cina dapat menyediakan lebih dari 8.000 ton per tahun dari serat mentah (Gambar 1). Pengolahan
serat Angora Cina kapasitasnya juga meningkat dengan kemampuan untuk menghasilkan lebih dari
4.000 ton serat mentah menjadi produk olahan per tahun sesuai dengan kebutuhan pasar. Teknologi
pengolahan juga telah ditingkatkan untuk mengatasi masalah penyusutan, felting dan pilling di kain
(Tang 2002).

Perancis mempertahankan catatan untuk harga internasional untuk serat Angora yang diimpor ke
Perancis impor pada tahun 2001 seharga AUD $ 23,44. Harga serat Angora Perancis saat ini sekitar
AUD $ 36 tapi tidak ada serat mentah memasuki negeri itu padahal Perancis adalah pasar serat
mentah internasional.

Persatuan peternak angora Perancis menangani semua serat mentah yang dihasilkan untuk diproses
menjadi benang atau produk garmen sebelum dirilis ke pasar. Diperkirakan ini dapat meningkatkan
nilai tambah serat bagi petani dan telah memungkinkan industri Angora Perancis untuk terus

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 39
beroperasi. Diperkirakan bahwa produksi tahunan sekitar 12 ton per tahun (Gambar 2) dengan
jumlah penyimpanan yang cukup, meskipun stock pile ini telah berkurang.

Chili merupakan pengekspor serat Angora ke Eropa dengan harga pembelian terbaik di pabrik
diperkirakan sekitar AUD $ 18,80 (Grade 5) hingga $ 22,9 (Grade 1) per kg. Chile juga industri
pengolahan dengan nilai penjualan benang sebesar AUD $ 645 per kg.

Eropa Timur, termasuk Jerman, dan Argentina telah berhenti memproduksi serat angora mentah
untuk pasar internasional. India masih tidak memasuki pasar serat Angora internasional dan
menggunakan semua Serat angora yang diproduksinya secara internal (Gupta et al, 2000). Finlandia
adalah produsen kecil serat Angora dan menggunakan model Perancis dengan tidak menjual bahan
mentah tapi mengolahnya menjadi benang dan produk garment.

Selandia Baru setelah perkembangan pesat pada 1980-an, kini hanya tersisa satu peternakan kelinci
Angora komersial. Itupun hanya beroperasi sebagai objek wisata yang disebut 'The Shearing Shed'
(The Shearing Shed 2002). Demonstrasi mencukur kelinci dilakukan setiap hari dan mereka memiliki
toko yang menjual produk Angora dari peternakan.

Contoh produk bahan baku serat wol angora yang diperdagangkan internasional.

Wol angora Jerman putih $ 5 / oz


Wol angora Jerman hitam $ 5 / oz
Wol angora Jerman agouti $ 5 / oz
Spesifikasi barang : warna wol campur, Tidak ada kotoran atau
noda, memiliki panjang beragam. Dihasilkan dari penyisiran dan
pencukuran.

100% Angora dan Dicelup warna Biru, Chestnut, Chocolate,


Chocolate Agouti - Cappuccino, Fawn, Lilac, Alam, Oat, White
$ 33,00 / 1 oz
http://angoraonline.com

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 40
PERANAN KOPERASI UNTUK PRODUKSI WOL ANGORA

Salah satu unit kerja di Koperasi NUKITA adalah budidaya kelinci. Dimana pengembangbiakan kelinci
di Koperasi NUKITA bertujuan sebagai satwa ternak untuk industri dan sebagian lagi sebagai satwa
hias. Tujuan koperasi NUKITA dalam pengembangan kelinci angora adalah untuk menciptakan
lapangan kerja baru melalui kegiatan usaha budidaya atau ternak kelinci, dengan pengembangan
usahanya berupa pembuatan benang dan tenun kain di masyarakat. Alasan pemilihan kelinci angora
sebagai bentuk usaha baru bagi masyarakat adalah karena tingkat efisiensi dan produktifitas kelinci
yang cukup tinggi dibandingkan ternak lain. Selain itu tingkat investasi yang tidak terlalu besar serta
budaya yang telah terbentuk membuat pengembangan kelinci angora di masyarakat akan lebih
mudah dilaksanakan.

Koperasi NUKITA berharap untuk dapat menghasilkan


serat angora dan benang berkualitas baik, sehingga
diharapkan nantinya Jawa Barat dan Indonesia akan
dikenal sebagai salah satu penghasil serat mulia. Hal ini
akan memperkaya khazanah budaya kain tradisional di
Indonesia. Hal ini hanya dapat tercapai dengan
menerapkan sistem manajemen yang baik dan terukur
dari mulai budidaya kelinci di kandang hingga produk jadi
berupa barang tekstil. Berikut adalah beberapa hal yang dilaksanakan di Koperasi NUKITA untuk
membangun budaya produksi serat angora di Iandonesia.

Pendampingan Budidaya
Walaupun budidaya kelinci sudaha menjadi budaya yang tersebur luas di Indonesia, namun dalam
budidaya kelinci angora untuk produksi serat masih jarang diketahui dan jauh berbeda dari sistem
budidaya kelinci yang ada saat ini.

Untuk itu perlu dilakukan pendampingan budidaya kelinci bagi peternak anggota koperasi yang
tertarik dalam produksi serat angora. Pendampingan yang dilakukan meliputi :
 Penyediaan bibit angora unggul
 Sistem perkandangan yang baik
 Manajemen pakan yang sesuai untuk produksi serat (tinggi protein)
 Pengawasan kesehatan
 Perawatan atau groming satwa

Pelatihan Panen Dan Pasca Panen Wol


Dari pelatihan panen dan pasca panen diharapkan peternak dapat menghasilkan serat rambut
dengan kualitas yang baik, untuk keperluan proses pembuatan banang. Pelatihan dan
pendampingan meliputi :
 Identifikasi satwa mabung
 Sinkronisasi serat sebelum panen
 Panen atau pencukuran rambut
 Pengelompokan serat berdasarkan kelas
 Penggudangan serat sebelum dikirim ke koperasi

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 41
Penampungan Hasil Panen Wol
1. Grading hasil panen yang disetorkan, Serat yang disetorkan petani kepada koperasi akan
melalui sistem grading. Pada tahap grading dilakukan terutama dari tingkat kebersihan dan
warna. Sedang untuk kualitas panjang serat akan dilakukan setelah budaya budidaya kelinci
untuk produksi serat telah stabil.

2. Standarisasi Kualitas Serat Wol Yang Diterima, standar kualitas yang digunakan dalam
penilaian serat sebagai bahan baku tekstil menggunakan standar IAGRAB. Sebab kebanyakan
kelinci yang ada di Indonesia dari strain angora Jerman. Walaupun sebagian besar tidak
diketahui strain induknya dan bahkan variasi warna juga amat beragam, pemanenan serat
rambut akan menggunakan gunting untuk menghindari cedera pada kelinci.

3. Pengelolaan serat wol dibawah standar, serat dibawah standar kualitas umum seperti terlalu
halus atau terlalu muda, terlalu pendek - kurang dari 3 inci, terlalu panjang lebih dari 4,5 inci,
serat kusut, kotor karena air kencing, serat kotor sisa pakan, bekas tungau, dan lainnya tidak
diperbolehkan untukkeperluan industri tekstil. Untuk itu serat akan tetap diterima oleh koperasi
dengan harga yang lebih rendah untuk diolah menjadi berbagai produk kerajinan melalui kerja
sama dengan pihak ke tiga.

4. Sistem Pembayaran Ke Petani, seperti pada unit-unit yang lainnya, penetuan harga beli serat
dari peternak oleh koperasi akan dilakukan secara terbuka yang dihitung berdasarkan harga jual
koperasi kepada pihak pembeli serat. Pembayaran akan dilakukan secara tunai di koperasi.

Transportasi Serat wol


Transportasi serat dari peternak kepada koperasi,
serat dikemas dalam kemasan plastik kedap.
Selanjutnya setelah penimbangan dilakukan sortasi
dan serat yang baik akan disatukan sesuai kelas dan
warna.
Dikoperasi serat akan dikemas dalam palstik kedap
yang lebih besar dan dimasukkan kotak untuk
menghindari kerusakan dari serangga dan lainnya.
Transportasi serat mentah dari koperasi ke pabrik
pengolahan benang dalam kemasan kotak tertutup
sehingga serta tetap bersih.

Pengolahan Serat Wol Menjadi Benang


Proses pengolahan serat wol menjadi benang dapat dilakukan oleh anggota koperasi yang tergabung
dalam kelompok pengrajin benang serat angora. Jika proses pembuatan benang dilakukan oleh
anggota koperasi, maka hasil dari benang akan dibeli oleh koperasi. Jadi di sini anggota koperasi
bekerja atas upah kerja dalam proses pembuatan benang.

Proses juga dapat dilakukan oleh pihak ketiga. Jadi serat angora akan dijual oleh koperasi kepada
pengrajin atau perusahaan pengolah benang yang membutuhkan serat angora milik koperasi.

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 42
Proses Tenun Kain Dari Wol Angora
Seperti halnya pada pembuatan benang, dalam
pembuatan kain koperasi juga dapat melakukan proses
penenunan sendiri oleh anggotanya atau bekerjasama
dengan pengrajin tenun dengan sistem makloon.
Sangat diharapkan jika koperasi tidak menjual serat
angora dalam bentuk serat mentah, sebab dengan
menjual serat angora dalam bentuk produk jadi akan
memberikan nilai tambah yang cukup signifikan bagi
bagi peternak maupun koperasi.

Selain itu dengan cara tersebut akan menjadikan produk serat wol angora milik koperasi tidak
tergantung pada patokan harga serat angora Internasional yang fluktuatif. Dengan karakteristik serat
angora yang mudah diwarnai, tentunya kain dari serat angora akan lebih mudah berbaur dengan
kain tradisional Indonesia lainnya yang lebih dahulu telah terkenal di seluruh dunia seperti batik dan
songket.

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 43
TENTANG KAMI, KOPERASI NUKITA

Koperasi NUKITA berdiri di Bandung pada tahun 2015 yang diprakarsai dan sekaligus beranggotakan
para pelaku usaha dibidang agrobisnis dari mulai petani, usaha pengolahan, usaha perdagangan,
bidang jasa dan bidang penelitian.

Dengan semboyan “Menjalin kebersamaan membangun kemandirian bangsa melalui agroindustri


selaras alam” koperasi NUKITA berharap dapat terus membangun potensi di daerah melalui aktifitas
perekonomian di bidang agroindustri.

Informasi lebih lanjut mengenai keanggotaan dan lainnya dapat menghubungi e-mail :
koperasinukita@gmail.com atau mengunjungi situs kami di koperasinukita.com

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 44
PUSTAKA
1. http://angoraonline.com
2. http://ironoakfarm.blogspot.co.id
3. http://leighsfiberjournal.blogspot.co.id
4. http://www.fibre2fashion.com
5. https://en.wikipedia.org
6. http://iagarb.com
7. http://knitty.com
8. http://www.wikihow.com
9. http://eweporium.webs.com
10. http://www.angorarabbits.co.za
11. http://www.nationalangorarabbitbreeders.com

1. "Angora". Natural Fibres 2009.org. Retrieved 20 November 2013.


2. "The Joy of Handspinning – Hand spinning wool into yarn with a spinning wheel or drop spindle, How to
Care For Your Angora Rabbit". Joyofhandspinning.com. 2013-09-15. Retrieved2013-11-09.
3. "A cruelty-free angora fur trade may be incompatible with fast fashion". The Guardian. 10 December
2013. Retrieved 5 June 2014.
4. Allain D, de Rochambeau H, Thebault RG and Vrillon JL (1999). The inheritance of wool quality and
liveweight in the French Angora rabbit. Animal Science 68: 441-447.
5. Allian D and Thebault RG (2000). Measurement of fibre and fleece characteristics in Angora wool:
Comparison of OFDA and cross section methods. World Rabbit Science 8, Suppl. 1.
6. Allain D, de Rochambeau H, Thebault RG and Vrillon JL (1999). The inheritance of wool quality and live
weight in the French Angora rabbit. Animal Science 68: 441-447.
7. Caro W, Magofke JC, Garcia X, Garcia G, Carvajal S, Gecele P, Jadrijevic D and Bruna G (1984).
8. [Environmental factors affecting fleece production in Angora rabbits.]Investigacious del Deptmento de
Production Animal, 1981-1982, Universitad de Chile, pp. 200-206[Spanish].
9. Cheng C, Shimin L, Li Z and Zhuang X (1991). The effect of nutrition, temperature and physiology factors
on wool production of the Angora rabbit. Applied Rabbit Research 14: 89-92.
10. Couchman RC (1992). Angora and Alpaca. In: McGregor BA ‘Specialist fibre production and marketing’.
Proceeding of the Australian Society of Animal Production 19: 261.
11. Garcia FX and Magofle JC (1982). [Genetic parameters for the production of fleeces and body weight in
Angora rabbits.] Avances en Produccion Animal 7: 81-90 [Spanish].
12. Gupta NP, Pokharna AK, Shakyawar DB and Singh RN (2000). Status of Angora wool production and
utilization in India. World Rabbit Science 8 Suppl. 1 Vol. B.
13. Herrmann S, Wortmann G and Wortmann FJ (1996). Characteristics of Angora rabbit fibre 1 – The
influence of fibre origin on fibre and medulla diameter in Angora wool. World Rabbit Science 4: 149-153.
14. Lanszki J, Thebault R-G, Allain D, Szendro Z and Eiben C (2001). The effect of melatonin treatment on
wool production and hair follicle cycle in angora rabbits. Animal Research 50: 79-89.
15. Lin ZH, Shen YZ, Zhang ZH, Lin DG, Kong PL and Li GM (1995). The estimation of genetic parameters for
some quantitative traits in coarse-wool rabbit. Chinese Journal of Rabbit Farming, Noember, pp. 36-39
[Chinese].
16. Liu SM and Masters DG (203). Amino acid utilization for wool production. In: ‘Amino Acids in Animal
Production’. 2nd Edition, Ed. JPF D’Mello, pp. 309-328 [CAB International, London].
17. Liu SM and Zhang L (1993). Rabbit nutrition and nutrient requirements. In: ‘Handbook of Rabbit Farming’.
Chinese Agricultural Press, Beijing, pp. 193-245

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 45
KONTRIBUTOR
1. Busono Edi

Busono Edi Setiawan SSi. Lahir di Magelang tangal 9 April 1975. Sejak tahun
2000 hingga 2006 aktif sebagai konsultan di Pemda Provisi Jawa Barat untuk
pembentukan jejaring distribusi barang dan peningkatan ekonomi keluarga.
Baru sejak tahun 2006 mulai berkonsentrasi pada aktifitas pengembagan
komoditi kopi dari sektor hulu (budidaya), sektor tengah (perdagangan dan
industry bahan baku) hingga sector hilir untuk pembentukan warung-warung
kopi dengan biaya murah untuk pencetakan lapangan kerja. Selain itu dari 2010
hingga saat ini beliau duduk sebagai salah satu direktur di PT Babun Djaja
Asia, yang bergerak pada pengembangan berbagai komoditi rempah di
Indonesia dengan pola inti rakyat. Salah satu komoditi unggulan yang sedang
dikembangkan adalah Stevia, sebagai komoditi gula dataran tinggi.

2. Dini Mardiani

Dini Mardiani S.P. Lahir di Bandung tanggal 19 Maret 1974. Sejak tahun 1998
hingga tahun 2000 aktif di bidang lingkungan dan pemberdayaan masyarakat
terutama masyarakat sekitar hutan. Beliau juga aktif di berbagai lembaga yang
bergerak di bidang Agro seperti : Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) tahun
2001-2004, konsultan di Pemda Provinsi Jawa Barat hingga tahun 2006.

Pada tahun 2010 beliau juga aktif di Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis
(MPIG) dan membina beberapa kelompok tani dari tahun 2005- sekarang. Saat ini
beliau menjabat sebagai Ketua Koperasi NUKITA Bandung yang bergerak di bidang
Agro komoditi berbasis lingkungan, seperti : kopi, stevia, rempah, tanaman keras,
kelinci, dsb dari hulu hingga hilir.

3. Kang Manul

Muhammad Luqmanulhakim SP. Lahir di Garut tanggal 6 Juli 1984. Sejak lulus dari
Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, beliau aktif berwirausaha dan menulis
buku. Pada tahun 2009 beliau mendapatkan apresiasi dari kedutaan besar
Indonesia di London, Inggris yang berhubungan dengan pelestarian salah satu
kebudayaan di Garut. Sejak tahun 2010 beliau terdaftar sebagai salah satu trusted
seller & longtime member dari Indonesia di eBay.com serta membantu
mempromosikan produk kerajinan tangan & kopi luwak green bean & roasted bean,
khusus dari Jawa Barat ke 23 negara bagian di Amerika Serikat, Rusia, Ceko, Italia,
Inggris, Korea Selatan, Polandia, Kanada, Thailand, Belgia, Kazakhstan, Mexico,
Hongkong, Australia, Brazil, Irlandia, Norwegia, Taiwan dan Turki. Tahun 2012 dan
2013 beliau menjadi dosen tamu di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran pada
mata kuliah Apresiasi Seni. Beliau juga aktif dan terdaftar sebagai salah satu Author & Self Publisher dari
Amazon Kindle Direct Publishing bersama dengan ribuan penulis dari seluruh dunia. Pada tanggal 11 Mei 2012
salah satu buku yang beliau tulis dengan judul “Don’t Buy Kopi Luwak Before You Read This Book!” pernah
menjadi Top 3 best seller Kindle eBook di Amazon.com bersama-sama dengan buku pemilik Starbucks (Howard
Schultz ). Selain aktif di eBay beliau juga sampai saat ini masih aktif di Alibaba sebagai salah satu Gold Supplier
Member.

Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia 46

Anda mungkin juga menyukai