Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KLASTER LOGISTIK DAN DAPUR UMUM

Disusun oleh :

Disusun Oleh:

MUTI’AH JIHAN ZHAFIRAH (1914315401007)

VERONICA AYU ANDINI (1914315401011)

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN MAHARANI MALANG

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas segala limpahan rahmat, inayah, taufiq dan
himayahnya sehingga kami dapat memyelesaikan penyusunan makalah ini untuk memenuhi
tugas dari mata kuliah “ DISASTER MANAGEMENT“ dengan judul “ KLASTER LOGISTIK
DAN DAPUR UMUM“.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak yang telah membantu hingga
selesainya tugas mata kuliah ini. Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih
kepada dosen mata kuliah Mutu Pelayanan Kebidanan yang telah memberikan bimbingannya
selama menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………...
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………
1.2 Batasan Masalah……………………………………………………………….
1.3 Tujuan………………………………………………………………………….
1.4 Manfaat…………………………………………………………….…………..
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………
2.1 Pengelola Rumah Sakit Lapangan……. .………………...……………………
2.2 Penyediaan Prasarana Rumah Sakit Lapangan ………………………............
2.3
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………….
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………
3.2 Saran…………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Manfaat

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGELOLA RUMAH SAKIT LAPANGAN


Rumah sakit lapangan (RS lapangan) merupakan unit pelayanan yang diciptakan untuk
membantu fungsi pelayanan kesehatan rujukan (rawat jalan, rawat inap, UGD, kamar operasi,
laboratorium, dll) yang dilaksanakan dalam kondisi darurat. Dalam pengorganisasian, unit pelayanan
tersebut terdiri dari bagian-bagian yang saling bekerja sama di dalam memberikan pelayanan medik
dasar dan spesialistik baik untuk perorangan maupun kelompok korban bencana. Untuk dapat
menjalankan fungsi secara baik tentunya diperlukan pengorganisasian yang dijabarkan ke dalam bentuk
organisasi dengan tugas dan fungsi masing-masing bagian yang jelas. Demikian pula, mekanisme
koordinasi antar-bagian juga tergambar dengan jelas sehingga tidak menimbulkan kesan yang tumpang
tindih di dalam operasionalisasinya. Selain itu, mobilisasi tenaga yang bekerja pada setiap bagian juga
diatur sedemikian rupa agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

2.1.1 Kepala Rumah Sakit Lapangan


Kriteria Kepala RS lapangan, antara lain :
1. Minimal dokter umum
2. Mempunyai pengalaman dalam penanggulangan bencana
3. Sehat jasmani dan rohani.
Tugas kepala RS lapangan, antara lain:
1. Memimpin dan mengelola tim RS lapangan dan SDM setempat guna mencapai tujuan RS
lapangan selama masa tugas.
2. Mengkoordinasikan operasional RS lapangan secara internal dan eksternal (dengan institusi
kesehatan setempat dan institusi lain).
3. Memantau dan mengevaluasi operasionalisasi RS lapangan sesuai standar pelayanan medis
secara rutin.
4. Bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan RS lapangan.
5. Melaporkan seluruh kegiatan RS lapangan ke dinas kesehatan setempat dan PPK secara berkala
(laporan harian, mingguan, bulanan, laporan akhir) yang mencakup data statistik kesehatan
berdasarkan sistem pemantauan kesehatan.

4
6. Merencanakan dan menyiapkan serah terima tanggung jawab kepada tim pengganti yang
meliputi unsur-unsur teknis dan administratif.

2.1.2 Pelayanan Medik dan Keperawatan


Unit-unit yang berada di bawah pelayanan medik dan keperawatan meliputi unit gawat darurat,
bedah dan anestesi, rawat intensif, rawat inap, dan unit rawat jalan. Tugas koordinator pelayanan medik
dan keperawatan dan penanggung jawab masing-masing unitnya dapat dilihat di bawah ini.
2.1.2.1 Koordinator Pelayanan Medik & Keperawatan
Tugas koordinator pelayanan medik dan keperawatan, antara lain:
1. Mengelola pelayanan medik dan keperawatan.
2. Mengkoordinasikan pelayanan medik dan keperawatan (antenatal care, persalinan, postnatal
care).
3. Mengkoordinasikan sistem rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
4. Menyiapkan sistem on-call untuk pelayanan medik dan keperawatan
5. Menginformasikan kapasitas tempat tidur tersisa setiap hari.
6. Bertanggung jawab terhadap pemakaian dan pengendalian bahan medis dan non-medis.
7. Memberdayakan dan membimbing SDM kesehatan setempat, bila memungkinkan.
8. Mengkoordinasikan dokumentasi dan pelaporan kegiatan pelayanan medik dan keperawatan ke
kepala RS lapangan.
2.1.2.2 Penanggung Jawab Unit Gawat Darurat
Tugas penanggung jawab unit gawat darurat, antara lain:
1. Mengelola pelayanan kesehatan di UGD (triase, pelayanan gadar, rujukan) dengan cepat dan
tepat.
2. Menerapkan kewaspadaan standar, resusitasi, dan stabilisasi.
3. Mengkoordinasi pengkajian dan evaluasi yang berkelanjutan (triase berkelanjutan) terhadap
pasien.
4. Menyiapkan sistem rujukan dalam rangka menyelesaikan masalah kegawatdaruratan.
5. Mengkomunikasikan informasi tentang pelayanan yang telah dan akan diberikan dan untuk
kebutuhan tindak lanjut.
6. Mengkoordinasi pemulangan pasien secara aman melalui pendidikan kesehatan dan
perencanaan pemulangan pasien (discharge planning).

5
7. Mengkoordinasikan kegiatan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan UGD ke
koordinator pelayanan medik, keperawatan, dan kebidanan.
8. Mengkoordinasikan dukungan psikologis dan spiritual untuk pasien dan keluarganya.
9. Mengatur sumber daya unit gadar (SDM, sarana prasarana).
2.1.2.3 Penanggung Jawab Unit Bedah
Tugas penanggung jawab unit bedah, antara lain:
1. Menyiapkan jadwal operasi.
2. Mengkoordinasikan pelayanan kesehatan di unit kamar operasi (pra-operasi, operasi, pasca-
operasi, pemulihan).
3. Mengatur sumber daya unit kamar operasi (SDM, sarana prasarana).
4. Bertanggung jawab terhadap peralatan medis dan obatobatan di unit bedah.
5. Memberdayakan SDM kesehatan (spesialis bedah dan anestesi) setempat, bila memungkinkan.
6. Melakukan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan unit kamar operasi ke koordinator
pelayanan medik dan keperawatan.
2.1.2.4 Penanggung Jawab Unit Rawat Intensif
Tugas penanggung jawab unit rawat intensif, antara lain:
1. Mengelola pelayanan kesehatan di unit rawat intensif.
2. Memastikan dilaksanakannya pemeliharaan peralatan dan inventarisasi semua barang dan obat-
obatan di unit rawat intensif.
3. Memastikan ketersediaan personel untuk pergantian tiap shift.
4. Menerima pasien dari ruang UGD, ruang bedah, dan ruang rawat inap yang memerlukan
perawatan dan pemantauan intensif.
5. Memberikan perawatan dan pemantauan intensif pada pasien.
6. Mengkoordinasi pemindahan pasien dari ruang intensif berdasarkan kriteria ke ruang rawat
inap, dirujuk, atau meninggal (ruang jenazah).
7. Melakukan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan unit kamar operasi ke koordinator
pelayanan medik dan keperawatan
2.1.2.5 Penanggung Jawab Unit Rawat Inap
Tugas penanggung jawab unit rawat inap, antara lain:
1. Mengelola pelayanan kesehatan di unit rawat inap.
2. Mengkoordinasi penerimaan pasien dari ruang UGD, ruang bedah, dan ruang rawat jalan.
3. Mengkoordinasi perawatan lanjut.

6
4. Memastikan ketersediaan personel untuk pergantian tiap shift.
5. Memindahkan pasien dari ruang rawat inap ke unit gawat darurat, ruang intensif, dirujuk, atau
meninggal (ruang jenazah).
6. Memastikan dilaksanakannya pemeliharaan peralatan dan inventarisasi semua barang dan
obat-obatan di unit rawat inap.
7. Mengkoordinasi pemulangan pasien yang telah pulih.
8. Melakukan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan unit kamar operasi ke koordinator
pelayanan medik, keperawatan, dan kebidanan.
2.1.2.6 Penanggung Jawab Unit Rawat Jalan
Tugas penanggung jawab unit rawat jalan, antara lain:
1. Mengelola pelayanan kesehatan di unit rawat jalan.
2. Mengkoordinasikan pemilahan pasien untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan pasien.
3. Memastikan dilaksanakannya pemeliharaan peralatan dan inventarisasi semua barang di unit
rawat jalan.
4. Mengkoordinasi pelayanan konsultasi, pengobatan, dan rehabilitasi.
5. Mengkoordinasi sistem rujukan dengan unit lain atau fasilitas kesehatan lainnya.
6. Mengatur sumber daya unit rawat jalan (SDM, sarana prasarana).
7. Melakukan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan unit rawat jalan ke koordinator
pelayanan medik dan keperawatan.

2.1.3 Pelayanan Penunjang Medik


Unit-unit yang berada di bawah pelayanan penunjang medik, meliputi Unit laboratorium,
radiologi, farmasi, sterilisasi, dan unit gizi. Tugas koordinator pelayanan penunjang medik dan
penanggung jawab masing-masing unitnya dapat dilihat dalam uraian berikut.
2.1.3.1 Koordinator Pelayanan Penunjang Medik
Tugas koordinator pelayanan penunjang medik, antara lain:
1. Mengelola pelayanan penunjang medik.
2. Mengkoordinasikan pelayanan antar-unit.
3. Melaporkan kegiatan penunjang medik ke kepala RS lapangan.
2.1.3.2 Penanggung Jawab Unit Laboratorium
Tugas penanggung jawab unit laboratorium, antara lain:

7
1. Mengelola pelayanan patologi klinis (hematologi, urinalisa, kimia klinik).
2. Mengatur sumber daya unit laboratorium.
3. Bertanggung jawab terhadap penggunaan dan pemeliharaan peralatan laboratorium,
termasuk pemantauan kebutuhan reagen, peralatan, dsb.
4. Memantau quality control untuk memastikan keakuratan hasil pemeriksaan serta higiene
dan keselamatan personel sesuai kewaspadaan standar.
5. Melakukan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan laboratorium
2.1.3.3 . Penanggung Jawab Unit Radiologi
Tugas penanggung jawab unit radiologi, antara lain:
1. Mengelola pelayanan unit radiologi .
2. Bertanggung jawab terhadap penggunaan dan pemeliharaan peralatan radiologi, kebutuhan
film, dan cairan pengolah film.
3. Bertanggung jawab untuk memberi peringatan tentang keselamatan bahaya radiasi dan
limbahnya bagi semua pihak terkait.
4. Memantau quality control untuk memastikan keakuratan hasil pemeriksaan serta
keselamatan personel sesuai standar proteksi radiasi.
5. Melakukan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan radiologi.
2.1.3.4. Penanggung Jawab Unit Farmasi
Tugas penanggung jawab unit farmasi, antara lain:
1. Merencanakan dan mengelola unit farmasi termasuk pelaksanaan sistem stock opname
untuk obat-obatan dan perbekalan farmasi berikut pemantauan pemakaiannya secara rutin.
2. Mengatur sumber daya unit farmasi.
3. Melakukan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan farmasi.
4. Melakukan perencanaan obat dan mengajukan permintaan obat ke dinas kesehatan
setempat.
5. Melakukan proses penyimpanan obat dengan sistem FIFO (first in first out) atau FEFO (first
expired first out), bentuk sediaan, alfabet.
6. Melakukan pengecekan terhadap kondisi obat secara visual.
7. Mengecek stok obat.
8. Mengeluarkan obat sesuai permintaan dari kamar obat.
9. Menjaga kondisi gudang agar obat tetap terjamin mutu/kualitasnya.
10. Melakukan pencatatan dan pelaporan khusus terhadap obat-obat psikotropik dan narkotik.

8
2.1.3.5 Penanggung Jawab Unit Sterilisasi
Tugas penanggung jawab unit sterilisasi, antara lain:
1. Mengelola pelayanan unit laundry dan sterilisasi.
2. Bertanggung jawab atas ketersediaan bahan bersih dan steril (instrumen dan linen) bagi
semua unit terkait.
3. Mengatur sumber daya unit sterilisasi.
4. Melakukan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan sterilisasi.
2.1.3.6. Penanggung Jawab Unit Gizi
Tugas penanggung jawab unit gizi, antara lain:
1. Mengelola pelayanan unit gizi.
2. Asuhan gizi pasien rawat jalan.
3. Asuhan gizi pasien rawat inap, khusus gizi buruk diberikan terapi sesuai dengan tatalaksana
gizi buruk.
4. Penyelenggaraan makanan.
5. Untuk mencapai pelayanan gizi yang bermutu perlu dibentuk tim asuhan gizi.
6. Melakukan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan gizi.
7. Mengatur sumber daya unit gizi.

2.1.4. Pelayanan Umum


Unit-unit yang berada di bawah pelayanan umum meliputi unit administrasi dan humas, rekam
medik, pengelolaan air bersih dan limbah, laundry & cleaning, transportasi, gudang, unit keamanan, dan
unit pencahayaan dan instalasi listrik. Tugas koordinator pelayanan umum dan penanggung jawab
masingmasing unitnya dapat dilihat dalam uraian di bawah ini.
2.1.4.1 Koordinator Pelayanan Umum
Tugas koordinator pelayanan umum, antara lain:
1. Mengelola pelayanan penunjang nonmedik (administrasikehumasan-komunikasi, rekam
medik, pengelolaan air bersih dan limbah, laundry & cleaning, transportasi, gudang,
keamanan).
2. Menyusun laporan keuangan rutin (dana operasional RS lapangan). Dana tersebut
digunakan untuk kegiatan:
a. Penyediaan bahan makanan pasien dan keluarga.
b. Penyediaan bahan bakar untuk peralatan listrik RS lapangan.

9
c. Penyediaan peralatan listrik, sanitasi, dan farmasi.
d. Kebersihan sarana dan prasarana pendukung RS lapangan.
3. Menyiapkan peralatan kantor (laptop, printer, alat komunikasi untuk kegiatan operasional
RS lapangan).
4. Mengkoordinasikan pemeliharaan alat medis dan nonmedis dan pencatatannya.
5. Melaporkan kegiatan penunjang non-medik ke kepala RS lapangan.
2.1.4.2. Penanggung Jawab Unit Administrasi, Kehumasan, dan Komunikasi
Tugas penanggung jawab unit administrasi, kehumasan, dan komunikasi, antara lain:
1. Melakukan tugas kehumasan, baik secara internal maupun eksternal terkait dengan
pelayanan kesehatan RS lapangan.
2. Mengelola keuangan dan sumber daya.
3. Melakukan pemantauan rujukan pasien baik dari RS lapangan ke RS Rujukan.
4. Melakukan komunikasi tentang informasi yang dibutuhkan dan koordinasi dengan unit-unit
terkait.
5. Melakukan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan administrasi, kehumasan, dan
komunikasi.
2.1.4.3. Penanggung Jawab Unit Rekam Medik
Tugas penanggung jawab unit rekam medik, antara lain:
1. Mengelola proses rekam medik (penerimaan, assembling/perakitan, indexing, coding, filing,
retrifiling).
2. Melakukan proses penyimpanan (5 tahun) dan pemusnahan setelah jangka waktu 5 tahun
terlampau dengan menyimpan ringkasan masuk (discharge summary) dan persetujuan
tindakan medik (informed consent).
3. Ringkasan pulang (discharge summary) dan persetujuan tindakan medik (informed consent)
harus disimpan selama 10 tahun terhitung mulai tanggal dibuatnya ringkasan tersebut.
4. Merencanakan desain formulir rekam medis (aspek fisik, anatomi, dan isi formulir).
5. Melakukan kegiatan pencatatan dan pelaporan (harian, mingguan, bulanan) tentang kegiatan
pelayanan.
6. Membuat data statistik tentang tren penyakit.
7. Melaporkan kegiatan pelayanan kepada kepala RS lapangan.
2.1.4.4 Penanggung Jawab Unit Pengelolaan Air Bersih & Limbah
Tugas penanggung jawab unit pengelolaan air bersih dan limbah, antara lain:

10
1. Mengelola kebutuhan air bersih untuk RS lapangan.
 Mensuplai kebutuhan air bersih.
 Mengecek kualitas air: Metode pengecekan kualitas air.
 Melakukan perbaikan kualitas air bila diperlukan.
 Mengecek instalasi air.
2. Mengelola limbah RS lapangan.
 Memisahkan limbah medis (kantong kuning) dan limbah non-medis (kantong hitam).
 Mengumpulkan limbah.
 Membawa ke tempat pengolahan limbah berikutnya (insinerator).
 Menguburkan limbah padat non-medis ke dalam lubang.
3. Toilet dan kamar mandi.
 Menyiapkan jamban dan kamar mandi.
 Mengawasi kebersihan toilet dan kamar mandi.
 Menyediakan air yang cukup, sabun, tissue.
2.1.4.5. Penanggung Jawab Unit Laundry & Cleaning
Tugas penanggung jawab unit laundry & cleaning, antara lain:
1. Merencanakan kebutuhan bahan dan peralatan laundry and cleaning.
2. Mengelola laundry linen di RS lapangan.
3. Menyiapkan mesin cuci untuk laundry linen infeksius dan non-infeksius.
4. Memantau dan memelihara peralatan laundry dan kebersihan RS lapangan.
5. Memantau pelaksanaan kegiatan laundry linen RS lapangan.
6. mengelola kebersihan RS lapangan dan peralatan penunjang tenda RS lapangan.
7. Melakukan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan laundry & cleaning.
2.1.4.6. Penanggung Jawab Unit Transportasi
Tugas penanggung jawab unit transportasi, antara lain:
1. Mengatur dan merencanakan kebutuhan transportasi RS lapangan (mis., ambulans evakuasi
pasien, mobilisasi, operasional) untuk keberangkatan dan pemulangan tim serta perlengkapan
RS lapangan.
2. Merencanakan dan mengatur kebutuhan bahan bakar kendaraan operasional RS lapangan.
3. Mengatur jadwal transportasi untuk rujukan pasien, belanja, dsb.
4. Melakukan pemeliharaan alat transportasi (mobile clinic, ambulans, mobil operasional).
5. Melakukan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan transportasi.

11
2.1.4.7 . Penanggung Jawab Unit Gudang
Tugas penanggung jawab unit gudang, mencakup penyelenggaraan manajemen logistik RS
lapangan, mulai dari pembelian, penerimaan, penyimpanan, distribusi, sampai penghapusan (mis.,
pemusnahan, penyerahan ke instansi lain atau yang membutuhkan).
Tugas penanggung jawab gudang peralatan RS lapangan, antara lain:
1. Melakukan perencanaan kebutuhan operasional RS lapangan.
2. Menyimpan stok barang.
3. Melayani permintaan tambahan sekaligus mencatat dan melaporkan keluar masuk barang.
4. Menyiapkan peralatan RS lapangan yang akan digunakan.
5. Melakukan pencatatan peralatan/sarana RS lapangan yang digunakan.
6. Memelihara atau memeriksa kondisi peralatan atau sarana RS lapangan (tenda, veltbed, dsb.)
yang digunakan.
7. Mendistribusikan peralatan atau sarana RS lapangan ke instalasi RS lapangan.
8. Menyimpan peralatan RS lapangan yang telah digunakan ke dalam gudang RS lapangan.
2.1.4.8. Penanggung Jawab Unit Pencahayaan & Instalasi Listrik
Tugas penanggung jawab unit pencahayaan dan instalasi listrik, antara lain:
1. Merencanakan kebutuhan bahan bakar dan peralatan penerangan RS lapangan.
2. Mengatur pencahayaan sesuai kebutuhan.
3. Melakukan pemasangan instalasi listrik dan lampu penerangan.
4. Melakukan pengawasan dan pemeliharaan peralatan listrik.
5. Melakukan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pencahayaan dan instalasi listrik.
6. Melakukan pencatatan dan pemeriksaan seluruh peralatan yang dipergunakan pada saat
kegiatan, di awal dan di akhir kegiatan RS lapangan.
2.1.4.9. Penanggung Jawab Unit Keamanan
Tugas penanggung jawab unit keamanan, antara lain:
1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan keamanan RS lapangan.
2. Berkoordinasi dengan pihak keamanan setempat, dari masyarakat sampai polisi.
3. Mengatur jadwal piket keamanan harian RS lapangan.
4. Melakukan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan keamanan, secara rutin selama
operasionalisasi RS lapangan.

2.2 PENYEDIAAN PRASARANA RUMAH SAKIT LAPANGAN

12
Penjelasan berikut memuat beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam menyediakan prasarana
RS lapangan.
2.2.1 Alat Kesehatan (Alkes) Tata laksana penggunaan alat kesehatan, antara lain:
1. Alkes ditempatkan di dalam tenda sesuai dengan jenis pelayanan yang akan dilaksanakan.
2. Semua alkes dirakit, dipasang, dan diuji-fungsikan untuk memastikan kelayakannya.
3. Pencatatan dilakukan terhadap semua alat kesehatan yang telah ditempatkan di semua tenda
maupun perpindahan alat tersebut

2.2.2. Prasarana Radio Komunikasi Perlengkapan dan peralatan radio komunikasi terdiri dari:
1. Perangkat Rig, HT, baterei, power supply.
2. Antena, dilengkapi penangkal petir sederhana.
3. Perangkat Rig dan HT setidaknya dual band (VHF dan UHF).
4. Sebaiknya dipilih perangkat yang tahan cuaca (weatherproof).

2.2.3. Pembangkit Daya Listrik (Generator Set) Persyaratan yang perlu diperhatikan untuk
pembangkit listrik atau generator set (genset), antara lain:
1. Penempatannya jauh dari tenda pelayanan.
2. Dilengkapi dengan unit jaringan listrik (panel, kabel, stopkontak, saklar), dan grounding (sistem
pembumian) pada titik-titik tertentu.

2.2.4. Prasarana Penerangan Persyaratan untuk prasarana penerangan, antara lain:


1. Pencahayaan memadai.
2. Lampu penerangan selain ditempatkan di dalam tenda pelayanan juga tersedia di area RS
lapangan.

2.2.5. Prasarana Air Bersih Persyaratan untuk prasarana air bersih, antara lain:
1. Letak sumber air bersih berdekatan dengan lokasi pendirian RS lapangan dan terhindar dari
pencemaran
2. Penyediaan air bersih dapat memanfaatkan pasokan air dari PDAM, jika tidak memungkinkan
dapat memanfaatkan sumber air bersih yang ada, misalnya, air sumur, air sungai, dsb.
3. Untuk keperluan bedah, bila memungkinkan, air yang telah diolah dapat disaring kembali
dengan catridge filter dan didesinfeksi dengan menggunakan ultra violet (UV).

13
4. Kebutuhan air minimal 100 liter/pasien/hari (ICRC).
5. Sanitarian atau penanggung jawab yang ditunjuk melakukan pemeriksaan kualitas air secara
berkala untuk mengukur kadar sisa klor (bila menggunakan desinfektan kaporit), pH, dan
kekeruhan pada titik/tempat yang dicurigai rawan kontaminasi.
6. Apabila dalam pemeriksaan kualitas air, hasilnya tidak memenuhi syarat dan terdapat parameter
yang menyimpang, maka harus dilakukan pengolahan.

2.2.6. Prasarana Pembuangan Limbah Persyaratan umum untuk prasarana pembuangan limbah,
antara lain:
1. Terbuat dari plastik hitam untuk limbah padat rumah tangga/domestik dan dibuang ke TPA atau
dibakar.
2. Tempat sampah berpenutup disediakan di sisi luar setiap tenda.
3. Tempat Pembuangan limbah dengan menggali lubang, dianjurkan sedalam 1-2 meter dan tidak
mencemari lingkungan, dan jarak dari sumber air 15 meter.
Untuk pengelolaan limbah medis padat, perlu diperhatikan beberapa hal berikut:
1. Pemilahan jenis limbah medis padat, dimulai dari sumbernya dan mencakup limbah infeksius,
limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, serta limbah dengan kandungan logam
berat yang tinggi.
2. Wadah limbah medis padat terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air,
dan memiliki permukaan yang halus di bagian dalamnya sehingga mudah dibersihkan. Wadah
tersebut dilapisi dengan kantong plastik padat warna kuning (dengan lambang limbah infeksius)
yang dapat diikat rapat untuk menampung limbah medis padat.
3. Di setiap sumber penghasil limbah medis harus tersedia wadah terpisah untuk limbah padat
non-medis.
4. Kantong plastik limbah medis diangkat setiap hari.
5. Lakukan kerja sama dengan rumah sakit terdekat yang memiliki fasilitas insinerator untuk
pemusnahan limbah medis.
Untuk pengelolaan limbah padat non-medis, beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Pemilahan limbah padat non-medis dilakukan untuk memisahkan antara limbah yang dapat
dimanfaatkan dengan limbah yang tidak dapat dimanfaatkan kembali, serta pemilahan antara
limbah basah dan limbah kering.

14
2. Wadah limbah padat non-medis harus terbuat dari bahan yang kuat, ringan, tahan karat, kedap
air, dan memiliki permukaan yang mudah dibersihkan serta dilengkapi dengan tutup yang
mudah dibuka dan ditutup.
3. Terdapat sedikitnya 1 wadah untuk setiap kamar atau disesuaikan kebutuhan.
4. Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi 3 x 24 jam atau apabila 2/3 bagian
kantong sudah terisi limbah, kantong harus diangkut supaya tidak menjadi perindukan vektor
penyakit.
5. Tempat pembuangan akhir limbah padat non-medis di lokasi pembuangan akhir yang dikelola
pemda setempat.
Sementara itu, untuk limbah cair, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1. Tersedia kontainer atau jerigen plastik warna kuning (dengan lambang limbah infeksius) yang
dapat ditutup rapat untuk menampung limbah medis cair, benda tajam, jarum dan spuitnya.
2. Limbah medis cair ditampung ke dalam tanki septik dan didekontaminasi sebelum dibuang ke
saluran pembuangan yang tertutup dan terpisah dari saluran air hujan.
3. Limbah cair yang berasal dari dapur harus dilengkapi penangkap lemak dan saluran air limbah
harus dilengkapi atau ditutup dengan grill.

2.2.7. Prasarana Laundry dan Sterilisasi Persyaratan yang harus dipenuhi untuk prasarana laundry
dan sterilisasi, antara lain:
1. Tersedia sumber air bersih untuk pencucian.
2. Mesin pencuci harus disiapkan 2 (dua) unit yaitu untuk linen infeksius dan linen non-infeksius.
Mesin pencuci untuk linen infeksius tidak boleh digunakan untuk linen noninfeksius dan
sebaliknya.
3. Tersedia cairan desinfektan dan bak perendam untuk dekontaminasi linen infeksius.
4. Penggunaan detergen dan disinfektan yang ramah lingkungan.
5. Dibuat saluran pembuangan limbah pencucian.
6. Petugas yang bekerja dalam pengelolaan laundry linen harus menggunakan pakaian kerja
khusus, alat pelindung diri, dan menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala.

2.2.8. Prasarana Pelayanan Gizi (Dapur Umum) Persyaratan yang harus dipenuhi untuk prasarana
pelayanan gizi (dapur umum), antara lain:
1. Dilengkapi peralatan pengkondisian udara dan sistem pencahayaan.

15
2. Dilengkapi dengan peralatan masak besar, peralatan masak kecil, peralatan makan dan khusus
untuk pembuatan formula dan makanan bayi, peralatan kebersihan, alat pencuci dan
refrigerator.

2.2.9. Prasarana Toilet dan Kamar Mandi Persyaratan yang perlu diperhatikan untuk prasarana toilet
dan kamar mandi, antara lain:
1. Lokasinya tidak berdekatan langsung dengan dapur, kamar operasi, dan ruang khusus lainnya;
pisahkan toilet pasien dari toilet personel.
2. Tidak menimbulkan genangan air yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk.
3. Bak dan jamban dipasang dengan baik dan dilengkapi dengan sistem saluran pembuangan.
4. Bila dilengkapi shower, sistemnya harus dilengkapi dengan kran.
5. Bak penampung air harus mudah dikuras.
6. Dilengkapi dengan sistem pencahayaan.
7. Memiliki sistem ventilasi pembuangan udara yang berhubungan langsung dengan udara luar.

2.3

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

17
DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, Y. Manajemen SDM Rumah Sakit. Jakarta, Indonesia: Universitas Indonesia, 2001.
Pusat Penanggulangan Krisis. Pedoman Sistem Informasi Penanggulangan Krisis akibat
Bencana. Jakarta, Indonesia: Departemen Kesehatan, 2006.
Pusat Penanggulangan Krisis. Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan akibat
Bencana. Jakarta, Indonesia: Departemen Kesehatan, 2007.
Pusat Penanggulangan Krisis. Pedoman Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan
dalam Penanggulangan Bencana. Jakarta, Indonesia: Departemen Kesehatan, 2006.

18

Anda mungkin juga menyukai