Anda di halaman 1dari 28

Meletakkan Dasar

Dasarnya di Atas Batu


- Kita sudah belajar dari pengalaman bahwa tidak ada cara yang lebih efektif untuk
melepaskan kuasa Tuhan pada satu situasi
kecuali melalui pernyataan firman-Nya dengan iman.
- Bahkan, saya mengatakannya berkali-kali kepada banyak orang, dan tidak pernah
bosan mengatakannya…
- Saya tidak yakin apakah Ruth atau saya bisa bertahan sampai hari ini bila kami tidak
belajar untuk menggunakan senjata “Pernyataan” ini.
- Kami berdua telah melalui, dalam kesempatan yang berbeda, masa kesakitan yang
parah , bahkan, saya terjangkit sebuah penyakit sangat fatal.
- Tapi sekarang saya ada disini dan, terima kasih pada para dokter, dan Tuhan, dan
kekuatan dari Injil, saya masih hidup, sehat dan melayani Tuhan.

- Pagi ini kita akan menyatakan satu pasal dari Yesaya 55, ayat 10-11, yang sangat
tepat untuk seri khusus ini yang akan kita hadapi.
“Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan
mengairi bumi,
membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan,
memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan,
demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku
dengan sia-sia,
tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang
Kusuruhkan kepadanya”

AMIN…

- Judul pembahasan pertama ini adalah “DASARNYA DIATAS BATU”… Itu adalah
permulaan dari apa yang akan kita bahas bersama .
- Alkitab adalah sebuah panutan untuk pengajaran yang baik… Yang mengikuti
beraneka ragam prinsip-prinsip pengajaran.
- Yang istimewa adalah, kita mulai dari yang sudah dikenal, untuk memimpin
orang kepada yang tidak dikenalnya.
- Kita tidak mulai dari yang “tidak dikenal”, kita mulai dari yang kita kenal untuk
menuju kepada yang tidak dikenal.
- Salah satu cara Alkitab melakukan hal ini ialah memakai pengalaman dan aktifitas
sehari-hari yang sederhana, popular,
dan memberikan aplikasinya secara rohani.
- Ada banyak contoh…
- Alkitab berbicara tentang seorang petani yang menabur benih, tentang seorang
nelayan menangkap ikan dengan jala;
- Alkitab berbicara tentang seorang prajurit memakai perlengkapan perangnya.
- Dan, dalam konteks yang sangat berbeda, berbicara tentang seorang pengantin wanita
yang sedang mempersiapkan diri untuk pernikahannya.
- Itu adalah beberapa contoh dari prinsip ini…

- Tetapi aktifitas khusus yang sangat umum, yang menjadi fokus saya disini, adalah
membangun sebuah gedung.
- Dan menurut saya gambaran kehidupan Kristiani ini sering sekali dipakai dalam
Alkitab, sama seperti gambaran-gambaran lainnya.
- Pertama-tama mari kita buka kitab Yudas, ayat 20-21, yang adalah nasihat bagi kita
orang percaya.

- Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih,


bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci
dan berdoalah dalam Roh Kudus.
- Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah
sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus,
untuk hidup yang kekal.
- Jadi Alkitab menyatakan bahwa kita wajib membangun diri sendiri diatas dasar iman
yang suci.
- Inilah salah satu cara bagaimana perumpamaan bangunan ini dipakai.
- Kita bertanggung jawab untuk membangun diri sendiri.

- Kemudian dalam kitab Efesus 2: 21-22, yang berbicara tentang bait Allah yang kudus.
- .. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di
dalam Roh.(ayat 22)
- Jadi ini berbicara tentang kelompok komunitas umat Kristen…
- Yaitu bahwa kita harus dibangun bersama-sama dalam Roh Kudus, sebagai tempat
dimana Allah bersemayam.

- Dan dalam kitab 1 Petrus 2: 4-5, yang berbicara tentang Yesus sebagai batu yang
hidup, Petrus berkata :
- Dan datanglah kepada-Nya,
batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia,
tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah.

- Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup


untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus,
untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan
kepada Allah.

- Jadi disini setiap kita disamakan sebagai batu-batu hidup yang dibangun
menjadi satu rumah rohani yang kudus dimana Tuhan akan bersemayam .

- Dan contoh yang terakhir diambil dari kitab Kisah para Rasul 20…
- Yaitu perpisahan rasul Paulus dan tua-tua di Efesus, yang dicintainya dengan cinta
yang tulus,
- Karena di Efesus pelayanan Paulus memberikan dampak paling besar dibandingkan di
tempat yang lainnya.
- Dan dalam pidato perpisahannya di Kisah para Rasul 20,
- Dimana dia menyatakan bahwa mereka tidak akan melihatnya lagi dalam kehidupan
ini.
- Itu adalah satu situasi yang mengharukan bagi mereka semua...
- Inilah pesan terakhir yang ingin dia tinggalkan pada mereka, terdapat di Kisah para
Rasul pasal 20 ayat 32
- Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih
karunia-Nya,
yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu
bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya.

- Disini Paulus menekankan bahwa unsur utama yang membangun diri kita adalah
firman kasih karunia Tuhan, yaitu Alkitab.
- Dan dia mengatakan bahwa firman sanggup membangun kita dan meninggalkan
warisan diantara mereka
yang terpanggil untuk Yesus Kristus melalui iman percaya kepadaNya.

- Memang, saya bukan seorang ahli bangunan…


- tetapi saya tahu satu hal, bahwa dalam setiap bangunan permanen,
- Entah dari batu bata, atau batu atau beton, bahkan kayu sekalipun, bagian yang paling
vital adalah ​alas ​dari bangunan itu.
- Dan Alkitab membahasnya secara spesifik, dan inilah satu masalah yang sangat
penting bagi setiap kita… yaitu memiliki dasar yang tepat!
- Karena dasar atau alas menentukan batasan-batasan bagi bangunan yang
dibangun diatasnya, untuk ukuran maupun beratnya.
- Dasar bangunanlah yang menentukan batasan-batasan tersebut.
- Ini yang benar dalam kehidupan Kristen.
- Anda tidak dapat membangun kehidupan Kristen yang sukses diluar dasar tersebut.
- Ini masalah vital… Apakah dasar bangunan anda? Sudah benarkah dasar yang anda
letakkan?
- Hanya ada satu dasar yang layak dan cukup, dan itu sangat cukup, dan itu adalah satu
pribadi.
- Pribadi itu adalah Yesus Kristus​.
- Dalam suratnya ke jemaat Kristen di Korintus, yaitu di 1 Korintus 3, Paulus memakai
dua perumpamaan.
- Satu perumpamaan pertanian, kemudian dilanjutkan dengan perumpamaan bangunan.
- Pada ayat 9, dia menyatakan:
- Karena kami adalah kawan sekerja Allah; (kami bekerja sama dengan Tuhan)
kamu adalah ladang Allah,..(ini perumpamaan pertanian) ….
bangunan Allah. (ini perumpamaan konstruksi).
- Kemudian dia melanjutkan dengan perumpamaan bangunan….
- Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku,
aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap….(dalam bahasa Grika, kata itu berarti
ARSITEK) …
telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya.
- Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang
telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.
- Jadi menurut Paulus, hanya ada satu dasar bagi kehidupan Kristen, dan itu adalah
Yesus sendiri.
- Dan apa saja yang tidak dibangun atas dasar tersebut, tidak akan bertahan terhadap
tantangan waktu dan pencobaan.
- Jadi penting bagi kita untuk menilai apa dasar kehidupan kita.
- Apakah kita benar-benar dibangun atas dasar Tuhan Yesus Kristus?
- Apakah secara pribadi kita memiliki hubungan dan pengetahuan tentang Yesus,
sehingga kita mampu berhubungan dengan Nya secara pribadi?

- Meletakkan dasar atau alas dalam Yesus adalah sangat penting.


- Oleh karena itu saya perlu sedikit waktu untuk membahas topik ini, yaitu bagaimana
kita dapat memiliki dasar itu ;
yaitu, Yesus sebagai pondasi dalam kehidupan kita.
- Saya harapkan setiap orang masing-masing memeriksa kehidupannya, kondisi
spiritual dan pengalaman spiritual,
dan memastikan apakah anda betul-betul ada dalam hubungan yang benar dengan dasar atau
pondasi tersebut.

- Saya ingin buka kitab Matius 16 untuk pengajaran dasar.


- Pada ayat 13 dan kelanjutannya, Yesus sedang berbicara dengan para murid, demikian
:
- Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya:
"Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"
jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan:
Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi."
- Kemudian DIA bertanya secara pribadi.
- Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
- Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!”
- (15) "Tetapi menurut kalian sendiri, Aku ini siapa?" tanya Yesus kepada mereka.
- (15) Ia berkata, ​“Menurut kamu, siapakah Aku?”
- Itu adalah titik terpenting dalam kehidupan Petrus dan dalam keseluruhan sejarah
kehidupan Kristiani.
- Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!
- Kata Yesus kepadanya:
"Berbahagialah engkau Simon bin Yunus
sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu,
melainkan Bapa-Ku yang di sorga.
Dan Akupun berkata kepadamu:
Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini
Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya

- Yesus mempergunakan perbincangan dengan Petrus ini sebagai jalan agar kita dapat
meletakkan dasar pada Yesus Kristus sendiri.
- Pertama-tama saya ingin menanggapi beberapa kata-kata dalam ayat 18.
- Yesus berkata: “Kamu adalah Petrus”.
- Dalam bahasa Grika disebut PETROS.
- “di atas batu karang ini”.. -bahasa Grika nya adalah PETRA- Aku akan mendirikan
jemaat-Ku”
- Seringkali diterjemahkan (dari DISARANKAN diganti jadi DITERJEMAHKAN)
bahwa Petrus adalah dasar dari gereja.
- Saya ingin mengatakan, bahwa jika demikian halnya, maka bangunan itu adalah
bangunan yang mudah goyah,
- karena beberapa saat kemudian, Yesus menghardik dia dan berkata,
- “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku.
- Kemudian setelah itu, Petrus menyangkal Tuhan tiga kali.
- Bahkan setelah kebangkitan, Paulus harus menghardik dia karena berkompromi
tentang kebenaran Injil, karena segan terhadap teman-teman Yahudinya.
- Jadi saya bersyukur bahwa alas atau dasar gereja bukan pada Petrus, juga bukan ada
pada saya.

- Apa yang sebenarnya tersirat (dari TERBAYANG diganti menjadi TERSIRAT) dari
pasal ini dapat dengan jelas terlihat di bahasa asli Perjanjian Baru yaitu bahasa
Yunani.
- “Kau adalah Petrus ​(PETROS),​ dan diatas batu ini (​PETRA​), AKU akan
membangun jemaatKu”.
- Dalam bahasa Yunani, ​PETROS​ berarti Batu atau paling tidak sebuah batu bulat
besar… tidak lebih.
- Biasanya batu ini dipakai untuk melempar seseorang.
- Sebaliknya, ​PETRA​ adalah batu bergerigi, bagian dari kumpulan bebatuan dasar.
- Batu semacam ini sering kali dipergunakan sebagai tumpuan untuk memanjat tebing
atau yang berhubungan dengan itu.
- Yang terpenting untuk diingat adalah bahwa itu bagian dari kumpulan bebatuan dasar.
Jadi, apa sebenarnya kumpulan bebatuan itu?
- Itulah yang dialami Petrus, mengenal siapa Yesus itu sebenarnya yang dinyatakan
pada Petrus oleh Roh Kudus.
- Tidak seorangpun mengenal Yesus, siapa DIA sebenarnya kecuali apabila Allah Bapa
melalui Roh Kudus menyatakan Dia kepada anda.
- Jadi inilah ​PETRA​ itu, landasan bebatuan dimana dasar iman Kristen harus
diletakkan.
- Ini adalah satu perjumpaan pribadi dan pernyataan pribadi dari Yesus…
- Bukan sebagai anak seorang tukang kayu, juga bukan seorang tokoh sejarah,
tetapi sebagai Anak Allah yang kekal, yang tidak diciptakan..
- Itulah tujuan kita…
- Apabila kita ingin membangun diatas landasan tersebut,
Pengalaman yang sudah dialami Petrus haruslah paralel dengan pengalaman kita..
- Kepada banyak orang berulang kali saya sampaikan;
- Bahwa anda bisa menjadi anggota satu gereja,
juga dapat melalui satu ritual keagamaan, juga dapat menaikkan doa
dan TIDAK ADA PERUBAHAN.
- Akan tetapi apabila anda bertemu dengan Yesus, anda akan berubah.
- Tidak seorangpun akan tetap sama setelah bertemu dengan Yesus.
- Jadi setiap kita wajib bertanya pada diri sendiri :
- “Apakah saya pernah mengalami pertemuan yang membawa perubahan dalam hidup?
pertemuan pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus ?

- Menurut Saya, ada empat phase berturut-turut yang dialami Petrus dalam pertemuan
ini.
- Yang pertama adalah KONFRONTASI.
- Yesus dan Petrus bertemu muka dengan muka.
- Tanpa seorang perantara, tanpa pendeta, tanpa seorangpun.
- Inilah konfrontasi pribadi dan langsung dari Yesus… Ini yang harus kita lakukan.
- Pada satu kesempatan lain Yesus berkata: “Akulah Pintu, setiap orang yang melalui
Aku akan diselamatkan.”
- Hanya ada satu jalan untuk menuju Kerajaan Surga, yaitu melalui Pintu itu.
- Pintu itu bukan Gereja, bukan suatu doktrin,
Pintu itu adalah Yesus. “Akulah Pintu”

- Yang kedua, konfrontasi ini diikuti oleh satu PEWAHYUAN,


satu pewahyuan yang diberikan oleh Allah Bapa melalui Roh Kudus.
- Yesus berkata: Daging dan darah tidak dapat menyatakan hal ini.
- Anda tidak mendapatkannya dengan pancaindera anda, harus ada satu pewahyuan.
- Sekali lagi, ini penting…
- Tidak seorangpun dapat mengenal Yesus sebagai Anak Allah yang kekal tanpa
pewahyuan atau penyataan pribadi.
- Anda boleh belajar ilmu Agama,
anda boleh belajar di sekolah Alkitab,
bahkan Anda bisa saja menjadi seorang pastor.
- Akan tetapi, tanpa pewahyuan pribadi dari Yesus, Anda tidak akan mengenal Dia.
- Pewahyuan ini berasal dari Allah Bapa melalui anaknya Yesus Kristus.

- Saya ingin bertanya, tidak perlu dijawab…


- Apakah Anda sudah mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus ? Saya sudah.
- Kira-kira lima puluh tahun yang lalu,
disebuah barak prajurit semasa Perang Dunia ke II, Saya berjumpa dengan Yesus.
- Pengetahuan tentang doktrin tidak Saya miliki,
Saya juga tidak mengenal bahasa Injil,
Saya tidak dapat mengatakan bahwa Saya sudah diselamatkan atau sudah lahir baru,
- Kelak baru Saya belajar mengetahuinya.
- Akan tetapi, Saya ingin mengatakan pada Anda bahwa Saya berubah
--- secara radikal dan perubahannya kekal.
- Saya tidak dibuat sempurna…
- Kenyataannya, dan inilah pengakuan saya,
bahwa Saya tetap belum sempurna,
tetapi Saya sudah berubah menjadi lebih baik.

- Kemudian harus ada satu pengakuan tentang apa yang Roh Kudus perlihatkan pada
kita.
- Kita harus mengatakan.” Ya, aku percaya… Aku menerima”.
- Kita harus menanggapi. Bukan secara otomatis, tetapi perlu ada sesuatu yang terjadi
pada diri kita.
- Yang keempat adalah, pengakuan secara UMUM tentang iman kita pada Yesus.
- Inilah yang membuat Petrus mengatakan, “Kau adalah Kristus, Mesias itu”.
- Pernyataan didepan umum!
- Banyak orang berbicara tentang orang percaya (tadinya PEMERCAYA diganti jadi
ORANG PERCAYA) yang sembunyi-sembunyi, dan Saya mengakui bahwa memang
ada orang percaya yang sembunyi-sembunyi.
- Hal ini terutama di negara-negara dimana bila pernyataan sebagai orang percaya akan
mengakibatkan kematian bagi yang bersangkutan.
- Tetapi Saya berpendapat bahwa tidak seorang pun dapat menjadi orang percaya yang
sembunyi-sembunyi untuk selamanya.
- Saya bacakan apa yang Yesus katakan dalam Matius 10: 32-33
- Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia,
Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga
- “Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia,
Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga."

- Jadi Yesus dengan caranya yang khas, tidak memberikan tiga pilihan bagi Anda…
- Hanya dua…. Anda mengakui atau menolakNya.
- Seandainya Anda gagal untuk mengakui dalam satu situasi yang tepat, itu artinya
anda menolak-Nya.
- Jadi setiap kita, pada satu titik tertentu, akan tiba pada satu situasi
dimana kita secara terbuka mengakui iman kita pada Tuhan Yesus Kristus.
- Ini adalah momentum yang kritis bagi banyak orang.

- Di Angkatan Darat, saya menyadari bahwa setelah saya menjadi orang percaya,
yang terbaik di awal pertemuan dengan orang-orang adalah menyatakan sikap Saya.
- Sehingga Anda tidak perlu lagi untuk menjelaskan:
“ yah, pada waktu kita bertemu, Saya tidak menjelaskannya pada Anda…..”.
- Jadi Saya melakukan sesuatu yang bukan agamawi, melainkan berlutut
disamping tempat tidur Saya dan berdoa​. (INI MAKSUDNYA APA YA?)
- Sikap ini cukup untuk menjelaskan pada mereka siapa saya…
Itu terasa lebih mudah.
- Saya mengetahui beberapa orang Kristen lain yang ragu-ragu,
yang tidak langsung mengatakan apa kepercayaan mereka,
sehingga menjadi lebih sulit bagi mereka untuk kembali
dan melakukan pengakuan yang benar.
- Saya ingin merekomendasikan hal yang sama untuk Anda.
- Anda tidak perlu berada di tepi jalan dan berkhotbah, tidak perlu menjadi
pengkhotbah.
- Anda dapat menjadi seorang ibu rumah tangga, ataupun seorang pelajar.
- Tetapi dimanapun anda berada, biarkan orang-orang tahu bahwa anda percaya kepada
Yesus…
- DIA adalah putra Allah.

- Baiklah saya ringkaskan, berturut-turut keempat fase pertemuan yang sangat


mendasar tersebut,
karena disinilah kita meletakkan Yesus sebagai dasar kehidupan kita pribadi.

- Pertama-tama adalah KONFRONTASI


- Kedua, adalah PEWAHYUAN Allah yang diberikan melalui Roh Kudus.
- Ketiga, tanggapan Petrus dengan satu PENGAKUAN.
- Keempat, dia membuat PENGAKUAN KEPADA PUBLIK.

- Sekarang, Anda boleh bertanya… setiap orang dapat bertanya:


- “Mungkinkah ada pewahyuan seperti itu, saat ini ?”
- Mungkinkah untuk orang-orang seperti Anda dan Saya,
dapat mengenal Yesus begitu nyata dan begitu pribadi
seperti yang terjadi pada Petrus dan juga pada murid2 yang lain?
- Kita perlu memperhatikan dua hal penting…
- Pertama-tama, Yesus tidak dinyatakan kepada Petrus sebagai anak seorang tukang
kayu.
- Petrus sudah cukup lama mengenalnya seperti itu.
- DIA dinyatakan kepadanya sebagai Anak Allah yang kekal.
- Alkitab menyatakannya di Ibrani 13:8
- “Yesus Kristus adalah sama kemarin, hari ini dan selama-lamanya”
- Tidak ada perubahan padaNya, tidak akan pernah berubah…
- Jadi ini bukanlah masalah bahasa, budaya ataupun cara berpakaian,
tetapi ini adalah masalah ke-abadian Yesus.
- Inilah yang dihadapi Petrus,
mungkin untuk pertama kali dalam hidupnya dia benar-benar mendapatkan pewahyuan
siapakah Yesus itu.
- Kedua, pewahyuan itu diberikan melalui Roh Kudus.
- Alkitab menyebutnya Roh Kudus, Roh yang abadi, Roh yang kekal.
- Waktu, keadaan, sejarah, budaya, bahasa, semua tidak dapat mengubah Roh Kudus.

- Untuk kedua alasan diatas,


- Anda dan Saya mungkin saja dapat menerima pewahyuan Yesus secara langsung,
sama seperti apa yang diterima Petrus.
- Pertama-tama karena itu adalah Putra Allah yang abadi yang dinyatakan.
- Kedua, karena Roh Kuduslah yang menyatakan Dia.

- Sekarang kita tiba pada isu yang sangat penting ,


- Apabila Anda sudah meletakkan dasarnya, bagaimana pembangunan selanjutnya?
- Kita ingat bahwa metafora yang kita pergunakan di awal tulisan ini, berbicara tentang
bangunan.
- Berikut ini adalah satu isu praktis dan penting: Bagaimana kau membangun diatas
dasar tersebut?

- Saya ingin mengambil perumpamaan yang Yesus katakan di akhir kitab Matius 7
- Satu perumpamaan yang terkenal tentang seorang yang bijaksana dan seorang yang
bodoh.
- Kedua orang ini membangun sebuah rumah, dengan cara yang berlainan satu dengan
yang lain.
- Mulai Matius 7:24
“Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya,
ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. (landasan
bebatuan, PETRA).
Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu,
tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya,
ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.
Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu,
sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."

- Pertama-tama penting untuk disadari bahwa setiap rumah mengalami ujian yang
sama.
- Tak satu rumahpun yang bebas dari ujian.
- Hujan badai yang menerpa rumah pertama, juga menghantam rumah kedua.
- Dan Saya ingin memberitahukan pada Anda bahwa kehidupan Kristiani bukanlah
kehidupan tanpa hujan badai.
- Anda akan mengalami badai…
- Tuhan tidak pernah menjamin bahwa tidak akan ada badai.
- Bahkan, Paulus dan Barnabas mengatakannya pada gereja mula-mula
- “Kita harus mengalami banyak kesengsaraan untuk tiba di Kerajaan Surga”.
(TRIBULASI GANTI JADI KESENGSARAAN)
- Apabila Anda berada di jalan dan tidak ada kesengsaraan,
ini patut dipertanyakan, apakah jalan ini membawamu kedalam kerajaan surga?
- Karena sesuai dengan ucapan Paulus
- “Kita harus mengalami banyak kesengsaraan untuk tiba di kerajaan Surga”.
- Ini bukanlah bagian dari topik yang kita bicarakan,
tentang mengapa kita harus mengalami kesengsaraan,,
- Akan tetapi percayalah pada Saya, Tuhan punya rencana untuk hal ini.
- Apabila Anda sedang mengalaminya saat ini, jangan menyerah!
- Tuhan akan memampukan Anda untuk melaluinya
- Dan pada akhirnya Anda akan menyadari bahwa DIA sedang berurusan dengan Anda,
- Dan memberikan pengajaran2 yang tidak akan Anda pelajari dengan cara yang lain.
- Tahukah Anda, bagaimana Saya bisa tahu tentang hal ini? Dari pengalaman pribadi
Saya.
- Saya jarang sekali berkhotbah tentang teori-teori.

- Jadi bagaimana cara orang bijaksana membangun?


- Sangat sederhana… dengan dua cara,
- Mendengar dan melakukan perkataan-perkataan Yesus, Firman Tuhan dalam Alkitab.
- Bagaimana Anda dapat membangun diatas alas itu? Dengan cara yang sama.
- Dengarkan apa kata Alkitab dan lakukan..
- Jangan hanya menjadi pendengar, karena Alkitab tidak menjanjikan apapun kepada
mereka,
- Haruslah mendengar dan melakukan..
- Sangat praktis, menerapkan pengajaran yang diberikan Alkitab dan pengajaran dari
Yesus pada kehidupan Anda.
- Dan Anda akan menemukan apabila tekun melakukannya,
- Tuhan akan selalu membuka daerah-daerah baru bagi Anda, ​ke dalamnya harus kau
aplikasikan kebenaran ini.​ (maksudnya gimana ya?)

- Saya ingin memberitahukan bahwa Saya menjadi seorang Kristen lebih dari lima
puluh tahun,
- Namun Tuhan selalu menunjukkan cara-cara baru untuk menerapkan FirmanNya.
- Segmen-segmen baru dalam hidup Saya, dimana Saya perlu menerapkan FirmanNya.
- Bangunan Saya belum selesai, saat ini sedang dibangun.
- Tetapi Saya mengucap syukur kepada Tuhan, karena bangunan itu berhasil melalui
berbagai serangan badai.

- Ada lagi sebuah perumpamaan dari Yesus…


- di Lukas 6 yang hampir sama dengan Matius, hanya disini ada tambahan yang
penting.
- Kita akan melihat Lukas 6 untuk saat ini, ayat 46-49.
- Dan kembali lagi Yesus yang berbicara… Dan DIA berkata :,
- “Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak
melakukan apa yang Aku katakan?
- Ini satu pertanyaan yang penting!
- Adalah sia-sia untuk memanggil Yesus Tuhan, bila Anda tidak patuh padaNya.
- Karena pangkat “Tuhan” berarti seseorang yang harus di patuhi!
- Yesus berkata, hati-hati apabila hanya memiliki pengakuan secara lahiriah tetapi tidak
membawa pengaruh pada kehidupanmu.
- DIA melanjutkan perumpamaan itu.
- “Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta
melakukannya
--Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan—
ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah:
Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu.
Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu,
rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun,
(landasan bebatuan, PETRA)
Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya,
ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar.
Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya."

- Kitab Lukas menambahkan satu detil penting, yang tidak terdapat pada kitab Matius.
- Saya sangsi, berapa orang diantara Anda menyadarinya.
- Dikatakan bahwa orang itu harus menggali sangat dalam untuk menemukan landasan
bebatuan tersebut.
- Dia harus membuang begitu banyak hambatan sebelum dia dapat membangun diatas
landasan itu.
- Dan ini benar terjadi pada beberapa orang diantara kita… mungkin tidak semua kita.
- Tetapi sebagian besar dari kita yang dibesarkan dalam budaya Kristen yang umum,
banyak hal yang harus kita buang sebelum kita tiba di landasan itu.
- Demikian juga mereka yang dibesarkan dalam budaya non-Kristen,
harus membuang hambatan-hambatan, tetapi tentu berbeda.
- Dan Saya ingin menyatakan pada Anda, bahwa ada lima hal yang harus kita buang.
- Yang pertama adalah TRADISI.
- Tetapi, tidak semua tradisi itu buruk, ada tradisi-tradisi yang baik.
- Kita tidak ingin membuang semua tradisi, tetapi Yesus mengatakan hal ini pada
orang-orang di zamannya,
- “Dengan tradisi-tradisimu, kau membuat Firman Tuhan tidak berguna”.
- Anda telah mempercayai tradisi dan menggunakannya, dan ini tidak sesuai dengan
Injil. (AGAK KOTRA YAH)
- Dan harus Saya katakan, sesuai dengan pengamatan Saya,
Yesus akan mengatakan hal yang sama kepada orang-orang Yahudi masa kini.
- “Dengan tradisi-tradisimu, kau telah membuat Firman Tuhan tidak berguna”.
- Tetapi janganlah kita hanya melihat pada orang-orang Yahudi,
karena terjadi juga pada mereka yang berlatar belakang Kristen
- – yaitu bahwa kita telah mewarisi tradisi-tradisi dimana sikap kita, tindakan-tindakan
kita, kata-kata yang diucapkan, tidak selaras dengan Injil.
- Kita harus hati-hati untuk memeriksanya…
- Mungkin sebaiknya saya menahan diri untuk memberikan saran-saran, sekalipun
banyak yang dapat saya sarankan.

- Hal kedua yang perlu kita buang, adalah BERPRASANGKA.


- Tidak seorangpun disini, yang tidak pernah, pada satu waktu punya prasangka.
- Mungkin saja, Anda telah membereskannya, Saya tidak tahu.
- Tetapi ada macam-macam bentuk prasangka.
- Prasangka tentang RAS…
- Sangat disayangkan, dunia sekarang dipenuhi dengan prasangka ras.
- Contoh, kita tahu misalnya negara seperti Afrika Selatan, sekarang sudah sangat
berubah.
- Namun dapat Saya katakan, bahwa prasangka ras telah meng-eliminasi beberapa
orang anggota gereja.
- Suatu pikiran yang buruk!
- Tetapi prasangka ras tidak hanya terjadi didaerah itu…
- Amerika Serikat juga penuh dengan prasangka ras, dan juga di banyak tempat
diwaktu sekarang.
- Latar belakang Saya adalah orang Inggris.
- Kalau saya boleh saya mengatakannya, orang Inggris pun memiliki
prasangka-prasangka.
- Saya bertumbuh dengan prasangka-prasangka tersebut.
- Saya harus menggali dalam sekali untuk membuang segala prasangka itu.
- Latar belakang keluarga Saya adalah India.
- Leluhur Saya mengabdi pada tentara Kerajaan Inggris di India.
- Saya ingat, pada satu kesempatan, sebagai anak laki-laki berusia duabelas tahun,
dengan polos mengatakan diwaktu makan siang,
“Saya tidak mengerti, mengapa kau tidak mengundang seorang India untuk makan bersama?”
- Lalu horor mewarnai reaksi keluarga Saya… Saya pikir, apa masalahnya?
- Kemudian baru Saya menyadari bahwa ini adalah salah satu prasangka.
- Percayalah, bahwa Saya menghadapi orang-orang dengan latar belakang yang
berbeda-beda,
tetapi sedikit sekali diantara Anda yang sudah bebas dari prasangka ras.

- Kemudian ada yang disebut PRASANGKA DENOMINASI.


- Banyak diantara kita yang bersikap negatif terhadap denominasi tertentu.
- Istri pertama Saya, yang sudah pulang ke rumah Bapa, adalah orang Denmark.
- Dia dibesarkan di Gereja Lutheran Denmark, dan dia melakukan sesuatu yang sangat
buruk dalam pandangan mereka,
- Yaitu di baptis menjadi seorang orang percaya.
- Di Denmark itu disebut GINDERKER, baptisan yang kedua.
- Masalahnya, karena dia adalah guru di sekolah negeri Denmark,
hal itu dipersoalkan di Parlemen, apakah dia masih boleh memiliki jabatan guru tersebut?
- Dan hingga akhir hayatnya, istri Saya terus ada dalam perang dingin dengan Gereja
Lutheran.
- Saya tidak membenarkan hal tersebut, tetapi Saya rasa itulah salah satu
kelemahannya.
- Tetapi, Saya sendiri belajar bagaimana menghadapi seseorang dari denominasi
tertentu.
- Saya membangun satu sikap terhadap mereka, tanpa bertemu dengan mereka Saya
berpikir,
”Ach, mereka memang begitu, dan itulah kesalahan mereka”
- Dan begitulah seterusnya…
- Pengalaman mengajar Saya, sedapat mungkin tidak menghakimi seseorang sebelum
Anda berjumpa dengan orang itu.
- Saya sudah berjumpa dengan orang-orang dengan latar belakang denominasi yang
keliru yang Saya kenal sebagai orang-orang yang benar.
- Juga sebaliknya, latar belakang benar, tetapi keliru..
- Jadi hendaklah prasangka denominasi ini tidak kita miliki.

- Ada juga yang disebut PRASANGKA SOSIAL.


- Sekali lagi, Saya adalah contoh dari seseorang yang dibesarkan dalam prasangka
sosial.
- Saya tidak menyadari bahwa Saya memiliki prasangka tersebut.
- Pendidikan Saya di sekolah menengah Eaton di Inggris, kemudian di Universitas
Cambridge.
- Saya tidak tahu bagaimana orang lain hidup.
- Kemudian Saya terjun di Angkatan Darat Inggris, bertemu dengan bermacam-macam
manusia yang tidak pernah Saya temui sebelumnya.
- Saya sadar saat itu, bagaimana terbatasnya pengetahuan Saya tentang orang Inggris
sendiri.
- Saya berterima kasih pada Tuhan untuk pengalaman ini,
lima setengah tahun berada di Angkatan Darat Inggris telah membersihkan Saya dari begitu
banyak prasangka sosial.
- Karena selalu berada dalam keluarga tentara, Saya terbiasa dengan standard itu,
- Sehingga bila tidak berada dalam standard itu, Saya belajar sesuatu.
- Jikalau Anda melihat orang-orang dalam standard yang sama, mereka terlihat sama.
- Akan tetapi bila Anda berada di bawah standard itu, mereka terlihat berbeda.
- Sejak itu Saya selalu berkata, “Tuhan bagaimana Saya harus bersikap terhadap
orang-orang yang ada dibawah standar Saya?”

- Jadi ada beragam prasangka.


- Ada pula yang disebut PRASANGKA PRIBADI.
- Ada orang-orang yang tidak menyukai seseorang bersuara keras.
- Ada pula yang tidak suka dengan mereka yang berambut merah.
- Banyak sekali prasangka-prasangka bodoh yang kita miliki.
- Saya punya prasangka pribadi terhadap orang-orang yang suka mengunyah apel.
- Saya berusaha mengatasinya, tetapi di alam bawah sadar Saya hal itu tetap ada,
karena Saya memang tidak suka mendengar suaranya.

- Diluar hal-hal tersebut, ada konsep-konsep awal lainnya..


- Yaitu orang-orang yang memiliki pandangan yang sama sekali keliru tentang siapa
Yesus sebenarnya.
- Yesus yang lemah-lembut, rendah hati dan hangat, yang terlihat pada waktu Natal,
itu bukanlah Yesus yang sebenarnya.
- Dia, satu pribadi yang sangat berbeda, mengejutkan,
sangat rentan untuk menghapuskan prasangka-prasangka dan konsep-konsep awal kita.

- Ada banyak cara bagi kita untuk membentuk satu konsep awal.
- Konsep-konsep awal tentang bagaimana rasanya menjadi seorang Kristen.
- Saat Saya bertumbuh menjadi dewasa, sesuai dengan latar belakang yang Saya
ceriterakan,
- Saya berpikir:”Jadi, kalau Saya menjadi seorang Kristen, pasti sepanjang hidup Saya
akan sengsara”.
- Seperti penyanyi Pat Boone Saya berpikir,” Nilai surga tidak sama dengan tujuh
puluh tahun penderitaan di bumi”
- Jadi, Saya menghapuskan sama sekali kemungkinan untuk menjadi seorang Kristen,
- --sampai akhirnya Saya bertemu dengan Yesus.
- Dan ada sesuatu yang lain, yang sangat sangat berbahaya. dan itu adalah ‘ketidak
percayaan’.
- Seringkali sebelum mengajar, Saya mulai dengan mengajak orang-orang bersama
dengan Saya untuk mencela “ketidak percayaan”.
- Sebab banyak diantara kita yang masih dilanda oleh ketidak percayaan di berbagai
situasi.
- Pikiran kita belum sepenuhnya terbuka untuk Iman.
- Dan yang terakhir, yang terpenting, adalah pemberontakan.
- Anda dapat saja mengatakan, “Ya, saudara Prince, saya bukanlah seorang
pemberontak”..
- Oh, tetapi ya, Anda seorang pemberontak! Dan bila Anda belum sadar akan hal itu,
Anda tetap seorang pemberontak.
- Lihat, Saya tidak ingin membahas teologinya, tetapi setiap anak Adam terlahir dengan
sifat pemberontak.
- Kita harus menemukan sikap’pemberontak’ itu dan menghadapinya.
- Tuhan hanya punya satu penyelesaian terhadap pemberontak, dan Anda tahu apa itu?
EKSEKUSI… ya itu benar!
- DIA tidak akan mengirim orang itu ke gereja, juga tidak diajarkan Hukum-hukum
Utama.
- Dia juga tidak diwajibkan untuk menghafal ayat-ayat Firman.
- DIA di hukum mati!
- Akan tetapi belas kasih Tuhan adalah eksekusi yang dilakukan 2000 tahun yang lalu,
saat Yesus mati disalib, manusia lama kita di salibkan bersama Dia.
- Kita harus datang ketempat dimana kita dapat menyatakan ‘pemberontak’ dalam kita
dan rela untuk di eksekusi.

- Sekarang Saya mau bicara tentang Alkitab


karena ini sama pentingnya dengan hal-hal lain dalam kehidupan Kristen.
- Bagaimana Anda menyikapi Alkitab itu? Apakah sikap Anda sama dengan sikap
Tuhan Yesus?
- Saya ingin mengambil satu pasal dari Injil Yohanes, pasal 10 ayat 35.
- Saya tidak akan membahas konteksnya, karena butuh banyak waktu untuk itu…
Yesus berkata :
- Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah -- sedang Kitab
Suci tidak dapat dibatalkan
- Ini ayat yang sangat signifikan, karena dengan ini Yesus menggunakan 2 atribut
Alkitab.
“Firman Allah” dan “Kitab Suci”.
- Bila Alkitab itu disebut Firman Allah, artinya itu berasal dari Allah, bukan berasal
dari manusia.
- Mungkin saja melalui jalur manusia, tetapi itu adalah kata yang datang dari Allah.
- Ungkapan “Injil“ adalah ungkapan yang pendek. Artinya sudah dijadikan tertulis.
- Tuhan memang mengatakan banyak hal yang tidak tertulis.
- Tetapi dengan kuasa Ilahi, Alkitab berisi segala hal yang Tuhan katakan.,
dimana Tuhan menganggap perlu untuk ditulis.
- Itulah Injil, artinya yang tertulis.
- Dan mengenai hal itu, Yesus sudah menyatakan satu kalimat pamungkas “Kitab Suci
tidak dapat dibatalkan”
- Anda dapat berbantah-bantahan sesuka Anda tentang inspirasi dari Alkitab atau kuasa
dari Alkitab
- Tetapi Yesus telah mengatakan segalanya; Itu tidak dapat di batalkan dan itu sangat
berkuasa.
- Semuanya akan digenapi… Segala sesuatu tentang itu akan dibuktikan.
- Anda dapat menentangnya, Anda dapat menolaknya, tetapi Anda tidak dapat
membatalkannya.
- Bahkan, kalau Anda menolaknya, dia akan mencelakai Anda…
- Injil tidak dapat dibatalkan!
- Mari katakan ini bersama-sama dengan Saya “ Injil tidak dapat dimusnahkan”
- Sekarang, lihatlah orang yang disamping Anda, pandang matanya, dan katakan “Injil
tidak dapat dibatalkan”
- Nah, satu masalah sudah selesai…
- Karena ada sesuatu yang dikenal sebagai kritik yang lebih tajam,
yang menjadikan Injil sebagai obyek segala bentuk fantasi yang konyol
dan pada akhirnya membuat Alkitab menjadi buku yang tidak berguna.
- Apabila ada sesuatu yang iblis ingin lakukan pada hidup Anda dan hidup Saya,
itu adalah merongrong iman kita terhadap kuasa dan kebenaran dari Alkitab.
- Tetapi bila kita seperti Yesus, kita cukup mengatakan bahwa Injil tidak dapat di
musnahkan.
- Apa kau mendengarkan aku, Iblis? Injil tidak dapat dimusnahkan!

- Selanjutnya, Saya ingin mengatakan bahwa Alkitab bukan saja Firman Tuhan
tetapi Yesus pribadi adalah Firman Tuhan.
- Ini terdapat dalam Injil Yohanes, dalam dua tempat…
- Yohanes 1:1, ayat yang sangat populer:
- Pada mulanya adalah Firman. Dan Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan
Firman itu adalah Allah.
- Itu ditujukan kepada Yesus… Dia adalah Firman, Dulu dan sekarang.
- Dan dalam kitab Yohanes 1:14
- Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita,
dan kita telah melihat kemuliaan-Nya,
yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa,
penuh kasih karunia dan kebenaran​.
- Jadi saat Yesus dilahirkan, yaitu peristiwa yang diperingati disaat Natal
-sekalipun itu bukanlah saat yang sebenarnya- Firman itu menjadi daging.
- Senantiasa Dia adalah Firman yang kekal…
- Dia adalah Firman bersama Allah.
- Dan saat Dia kembali nanti, tahukah Anda bagaimana Dia kembali nanti?
- Tahukah Anda siapa namanya nanti?
- Saya jelaskan pada Anda… Wahyu 19.
- Ini sangat mengagumkan dalam pengertian
bahwa pertama kali Dia datang Dia adalah Firman,
saat dia kembali Dia adalah Firman.
- Inilah gambaran Yesus turun dari surga dalam kemuliaan-Nya
untuk mengokohkan kerajaan-Nya diatas bumi,
Wahyu 19: 11,12 dan 13.
- “Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya,
ada seekor kuda putih; dan Ia yang menunggangi-nya bernama:
"Yang Setia dan Yang Benar",
Ia menghakimi dan berperang dengan adil.
Dan mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya
terdapat banyak mahkota dan pada-Nya ada tertulis
suatu nama yang tidak diketahui seorangpun, kecuali Ia sendiri.
Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah
dan nama-Nya ialah: "Firman Allah.

- Jadi selamanya Dia adalah Firman, sekarang adalah Firman, dan yang akan datang
adalah juga Firman.
- Dan ini mengemukakan satu hal yang amat penting: Ada satu perjanjian total antara
Yesus dan Alkitab.
- Perlakuan terhadap yang satu berarti juga perlakuan terhadap yang lainnya.
- Anda tidak mungkin percaya kepada Yesus tetapi tidak percaya kepada Alkitab.
- Apakah Anda sadar akan kenyataan ini?
- Yesus adalah Firman Allah. Dia adalah Firman yang menjadi daging.
Alkitab adalah Firman yang tertulis dalam Injil.
- Perlakuan Anda terhadap yang satu harus sama dengan perlakuan Anda terhadap yang
lain…
Ada perjanjian yang total diantara keduanya.

- Sekarang, Saya sudah mendekati akhir khotbah ini….


- Saya ingin memberitahukan lima fakta nyata tentang Firman Allah, dan hubungan
Anda dengan Firman itu.
- Ini terdapat dalam Injil Yohanes, pasal 14. Cukup tiga ayat….
- Yesus, mengerti akan berpisah dengan para murid,
memperingatkan mereka bahwa Dia akan pergi
dan mereka akan sendiri untuk sementara waktu.
- Ini adalah waktu yang sangat traumatis bagi para murid, dan mereka terbeban dengan
penyingkapan ini.
- Namun ditengah keadaan ini, Yesus memberikan satu pewahyuan yang menakjubkan,
yaitu arti dari Alkitab bagi kita orang percaya.
- Di Injil Yohanes 14:19, Dia berkata :
- “​Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat Aku lagi,
tetapi kamu melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamupun akan hidup.”
- Jadi Yesus membuat satu perbedaan disini, antara dunia– yaitu mereka yang tidak
mengakui Yesus - dan murid-murid-Nya sendiri.
- Dia berkata, dunia tidak akan melihat Aku, tetapi murid-murid-Nya akan melihat
Dia.
- Dan kemudian Yudas… bukan Iskariot, tetapi Yudas yang lain bertanya, satu
pertanyaan yang sangat berarti di ayat 22.
- Yudas berkata kepada Dia, ​"Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak
menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?"
- Dia berkata demikian, karena Yesus mengatakan bahwa dunia tidak akan melihat
DIA.
- Pertanyaan Yudas adalah mengapa Yesus menyatakan diri-Nya kepada mereka dan
bukan kepada dunia?
- Dan jawaban Yesus penuh dengan kebenaran… Ayat 23:
- Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku,
ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia
dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.

- Saya ingin menunjukkan lima kenyataan yang penting dalam jawaban Yesus.
- Pertama-tama Yesus mengatakan, Dia ingin menyatakan diri-Nya kepada para murid,
bukan kepada dunia.
- Adakah ada tanda perbedaan antara para murid dan dunia?
- Jawabannya adalah melakukan firman Tuhan…
- Murid yang sejati akan melakukan Firman dari Yesus.
- Dan ini tidak di tandai oleh label denominasi,
mereka dibedakan melalui keterpautan mereka dengan Firman.
- Itulah diri Anda… bila tidak demikian, kenyataan itu menghalangi Anda menjadi
murid yang benar.
- Hubungan Anda dengan Firman Tuhan,
ketaataan Anda terhadap Firman Tuhan-lah yang membedakan murid dengan dunia ini.
- Dan pada jemaat pagi ini, setiap kita adalah bagian dari salah satu dari dua kategori
tersebut diatas.
- Apabila kita adalah murid-Nya, maka kita melakukan Firman-Nya.
- Bila kita tidak melakukan Firman-Nya, kita adalah kepunyaan dunia ini.
- – dunia yang tidak berada dalam penguasaan Tuhan Yesus.

- Dan kebenaran yang kedua yang Yesus katakan, ​“ Jikalau seseorang mengasihi Aku,
dia akan melakukan Firman-Ku”
- Jadi, menuruti Firman adalah ujian utama atas cinta para murid kepada Tuhan.
- Cinta kasih adalah motivasi untuk kepatuhan.
- Sangatlah penting untuk di ingat, bahwa sebagai orang percaya, kita tidak dimotivasi
oleh ketakutan.
- Jikalau Anda melakukannya, Anda akan dihukum…
tetapi inipun tidak berjalan dengan baik.
- Saya sudah membesarkan sejumlah anak-anak.
Anda tidak akan percaya bila mengetahui jumlah mereka dan Saya tidak akan membahasnya
disini.
- Saya menyaksikan bahwa selagi mereka berada dibawah pengawasan Anda sebagai
orang-tua,
Anda dapat membuat mereka takut.
- Akan tetapi setelah mereka meninggalkan Anda, karena mereka dimotivasi oleh
ketakutan,
mereka akan berubah.
- Satu-satunya motivasi untuk membuat mereka patuh dan setia adalah cinta kasih.
- Jadi menuruti Firman Tuhan adalah ujian utama dari cinta seorang murid pada Tuhan.
“​Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku.

- Kemudian Dia berkata ​“Jika​ ​seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku
dan Bapa-Ku akan mengasihi dia”
- Ini satu pernyataan yang indah…
- Menuruti perintah atau melakukan perintah Tuhan
akan membuat Allah Bapa mengasihi kita dengan kasih yang istimewa.
- Tuhan mengasihi dunia ini secara khusus,
akan tetapi Tuhan memiliki standard cinta kasih yang berbeda untuk murid-murid yang
sejati,
murid-murid yang melakukan Firman-Nya.
- Kemudian kita melihat pertanyaan dari Yudas
“Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan
bukan kepada dunia?"
- Dan jawaban Yesus adalah “​Jika seseorang mengasihi Aku, dia akan menuruti
Firman-Ku”
- Jadi bagaimana Kristus dapat menyatakan diri-Nya pada kita? Melalui Firman Nya.
- Menuruti Firman-Nya membuat kita dapat mengenal Yesus dengan lebih baik.
- Mungkin saja kita dapat memiliki pengalaman spiritual yang indah,
kita dapat juga terangkat ke langit ketiga, atau apa saja.
- Sebagian besar orang tidak akan mengalami hal ini,
dan ini bukanlah dasar bagaimana Tuhan menyatakan diri-Nya
dan Yesus nyatakan diri-Nya.
- Hanya melalui menuruti Firman Tuhan.

- Dan akhirnya, inilah pernyataan yang dahsyat:


- "Siapapun yang mengasihi Aku,
ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia
dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia”
- Hanya sedikit tempat dalam Alkitab,
dimana kata ganti orang dalam bentuk jamak diperuntukkan bagi Tuhan…
dan salah satunya disini.
- KAMI, Bapa-Ku dan Aku akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan
dia…
- Ini adalah salah satu pernyataan yang menakjubkan!
- Satu pewahyuan yang luar biasa bahwa Tuhan, Allah Bapa dan Allah Anak
akan datang dan tinggal bersama kita.
- Mereka ingin menjadikan kita tempat tinggal pribadi mereka.
- Tetapi bagaimana caranya? Hanya melalui Firman.
- Apabila kita tidak mencintai Firman, bila kita tidak patuh pada Firman…
Tuhan Allah tidak akan menjadikan kita tempat kediaman-Nya.

- Dan Saya ingin mengatakan sesuatu sebagai penutup sesi kita pagi ini…
Yaitu sebuah satu pemikiran yang dalam,
- Bahwa kau tidak dapat mencintai Tuhan Allah lebih dari mencintai
Firman-Nya.
- Jadi, seandainya kau ingin tahu seberapa jauh kau mencintai Tuhan,
berapa banyak tempat dalam hidupmu yang kau sediakan untuk Tuhan, itu semua dapat kau
ketahui...
- Ini bukanlah sesuatu yang dapat kau duga.
- Kau dapat bertanya pada dirimu sendiri,
”Seberapa besarkah cintaku pada Alkitab? berapa besar arti Alkitab dalam hidupku?”
- Sebab sebesar cintaku pada Tuhan, sebesar itu pula hidupku yang aku berikan pada
Tuhan”

- Saya akan menyimpulkan lima pernyataan tentang Alkitab, karena ini amatlah
penting.
- Begitu banyak umat Kristen yang berada dalam zona yang nyaman,
- Mereka tidak tahu Terang maupun Gelap.
- Mereka harapkan dan rindukan, tetapi tidak yakin​ (Ini apa ya maksudnya?)
- Alasannya hanya karena mereka tidak mau menempatkan Firman Tuhan pada tempat
yang sebenarnya.
- Inilah kelima pernyataan itu ;
- Pertama, menuruti Firman Tuhan membedakan murid yang benar dan dunia
- Kedua, menuruti Firman Tuhan adalah test khusus cinta seorang murid kepada Tuhan.
- Cinta kasih adalah motivasi kepatuhan, bukan karena takut.
- Ketiga, menuruti Firman Tuhan, adalah syarat utama cinta Tuhan pada murid-Nya.
- DIA mencintai murid2Nya secara khusus.
- DIA mencintai seisi dunia ini, tetapi Dia memiliki cinta yang istimewa bagi
murid2Nya.
- Akan tetapi mereka yang dicintai-Nya sebagai murid
adalah mereka yang mematuhi Firman-Nya.
- Apabila Anda ingin menjadi seorang yang dicintai Tuhan,
maka Anda harus mematuhi Firman-Nya.
- Keempat, melalui Firman Tuhan, yang direnungkan dan dipatuhi,
Kristus menyatakan diri-Nya kepada kita.
- Pertanyaannya ialah: ”Apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diri-Mu
kepada kami, dan bukan kepada dunia?"
- Jawab Yesus, “Jikalau engkau mencintai Aku, kau menuruti Firman-Ku.
- Itulah cara Aku menyatakan diri-Ku.
- Dan, terakhir, melalui Firman- Tuhan, Allah Bapa dan Allah Anak akan datang dan
berdiam dalam kita.
- Bukankah ini satu pemikiran yang luar biasa? Ini membuat saya terperangah.
- Allah Bapa dan Allah Anak mau berdiam bersama kita,
tetapi itu hanya dapat terjadi, apabila kita menuruti Firman-Nya.

- “Bapa yang disurga, kami berterima kasih untuk FirmanMu, Firman Tuhan Allah,

- Alkitab Ini adalah Firman yang penuh kuasa, sempurna.


- Firman yang adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.
- Aku ingin berdoa, Tuhan, untuk setiap orang yang ada ditempat ini dan untuk setiap
orang yang pada akhirnya dihadapkan dengan pesan ini,
- Kau akan menjadikan mereka cinta akan Firman-Mu.
- Karena kasih karunia-Mu membuat kami menempatkan Alkitab ini pada posisi yang
benar dalam hidup kami,
- sehingga kami menjadi murid2 yang benar dari Tuhan Yesus.
- Dalam nama-Mu aku berdoa, Amen.

Anda mungkin juga menyukai