Anda di halaman 1dari 15

RANCANGAN

UNDANG-UNDANG MAHASISWA UNIVERSITAS RIAU


NOMOR…TAHUN…
TENTANG
PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG MAHASISWA
UNIVERSITAS RIAU NOMOR 2 TAHUN 2020
TENTANG
PEMILIHAN RAYA MAHASISWA UNIVERSITAS RIAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


PRESIDEN MAHASISWA UNIVERSITAS RIAU

Menimbang: a. bahwa dalam rangka penanggulangan


penyebaran Coronavirus disease 2019 (COVID-
19) sebagai bencana nasional perlu diambil
kebijakan dan langkah-langkah luar biasa oleh
Kelembagaan Mahasiswa di tingkat Universitas
maupun di tingkat Fakultas dalam rangka
pelaksanaan Pemira UNRI tahun 2020 agar
pemilihan Presiden Mahasiswa dan Wakil
Presiden Mahasiswa Universitas Riau, serta
anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa
Universitas Riau dan/atau Pimpinan
Kelembagaan Fakultas tetap dapat berlangsung
secara demokratis dan berkualitas serta untuk
menjaga stabilitas politik kampus;
b. bahwa dalam Undang-Undang Mahasiswa
Universitas Riau Nomor 2 Tahun 2020 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Mahasiswa
Universitas Riau Nomor 3 Tahun 2019 tentang
Pemilihan Raya Universitas Riau, pelaksanaan
Pemira UNRI masih bersifat offline atau luring
(luar jaringan), maka dari itu perlu dilakukan
mekanisme Pemira secara online atau daring
(dalam jaringan) yang bisa diakses oleh
mahasiswa dimanapun tanpa harus datang ke
Tempat Pemungutan Suara (TPS) atau ke
kampus;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
dilakukan perubahan atas beberapa ketentuan
dalam Undang-Undang Mahasiswa Universitas
Riau Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pemilihan
Raya Mahasiswa Universitas Riau; dan
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c,
perlu menetapkan Undang-Undang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2020 Tentang Pemilihan Raya Mahasiswa
Universitas Riau.

Mengingat: a. Pasal 37 dan Pasal 38 Undang-Undang Dasar


Kelembagaan Mahasiswa Universitas Riau Tahun
2015;
b. Undang-Undang Mahasiswa Universitas Riau
Nomor 3 Tahun 2019 tentang Pemilihan Raya;
dan
c. Undang-Undang Mahasiswa Universitas Riau
Nomor 2 Tahun 2020 Perubahan Atas Undang-
Undang Mahasiswa Universitas Riau Nomor 3
Tahun 2019 Tentang Pemilihan Raya Mahasiswa
Universitas Riau.

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS RIAU
dan
PRESIDEN MAHASISWA UNIVERSITAS RIAU

MEMUTUSKAN:
Menetapkan: UNDANG-UNDANG MAHASISWA UNIVERSITAS RIAU
NOMOR … TAHUN … TENTANG PERUBAHAN
KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG MAHASISWA
UNIVERSITAS RIAU NOMOR 2 TAHUN 2020
TENTANG PEMILIHAN RAYA UNIVERSITAS RIAU.
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020
tentang perubahan atas Undang-Undang Mahasiswa Universitas
Riau Nomor 3 Tahun 2019 tentang Pemilihan Raya (Lembaran
Kelembagaan Mahasiswa Universitas Riau Tahun 2020 Nomor 2)
diubah sebagai berikut:

1. Ketentuan Pasal 1 diubah, sehingga pasal 1 berbunyi sebagai


berikut:
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Undang-Undang Dasar Kelembagaan Mahasiswa Universitas
Riau yang selanjutnya disingkat UUD KM UNRI Tahun 2015
adalah Konstitusi di dalam Kelembagaan Mahasiswa
Universitas Riau.
2. Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Riau yang
selanjutnya disingkat DPM UNRI adalah lembaga tinggi dalam
Kelembagaan Mahasiswa di tingkat UNRI sebagaimana
dimaksud dalam UUD KM UNRI Tahun 2015.
3. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Riau yang selanjutnya
disingkat BEM UNRI adalah lembaga tinggi dalam Kelembagaan
Mahasiswa di tingkat UNRI sebagaimana dimaksud dalam UUD
KM UNRI Tahun 2015.
4. Pemilihan Raya Mahasiswa Universitas Riau selanjutnya
disebut dengan Pemira UNRI adalah Pemilihan Presiden
Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa UNRI dengan sistem
satu paket serta pemilihan anggota DPM UNRI.
5. Pemira Offline adalah Pemira UNRI yang dilaksanakan dengan
sistem Luring (Luar Jaringan).
6. Pemira Online adalah Pemira UNRI yang dilaksanakan dengan
sistem Daring (Dalam Jaringan) dalam hal pada sebagian besar
daerah dan/atau seluruh daerah Indonesia terjadi kerusuhan,
gangguan keamanan, bencana alam, bencana non alam, atau
gangguan lainnya yang mengakibatkan sebagian tahapan
penyelenggaraan Pemira offline tidak dapat dilaksanakan.
7. Media Elektronik (electronic media) adalah keseluruhan media
transmisi informasi antar komputer atau perangkat elektronik
lainnya, tidak termasuk faksimili, yang dirancang untuk tujuan
mengirim dan menerima transmisi informasi, dan yang
memungkinkan penerima untuk mereproduksi informasi yang
ditransmisikan tersebut ke dalam bentuk yang memiliki wujud
atau berupa hard copy.
8. Aplikasi adalah suatu perangkat lunak (software) atau program
komputer yang beroperasi pada sistem tertentu yang diciptakan
dan dikembangkan untuk melakukan perintah tertentu seperti
aplikasi desktop, aplikasi web dan aplikasi mobile.
9. Aplikasi Desktop adalah aplikasi yang hanya dijalankan
perangkat personal computer (PC) atau laptop tanpa koneksi
internet.
10. Aplikasi Web adalah aplikasi yang diakses menggunakan
penjelajah web melalui suatu jaringan seperti internet.
11. Aplikasi Mobile adalah aplikasi yang dibuat untuk perangkat
mobile (handphone, smartphone, tablet, notebook, laptop) yang
penggunanya harus melakukan pengunduhan atau download
serta menginstal dari toko aplikasi.
12. Dokumen Elektronik adalah setiap informasi elektronik yang
dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam
bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau
sejenisnya, yang dapat dilihat. ditampilkan, dan/atau didengar
melalui komputer atau sistem elektronik, termasuk tetapi tidak
terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto
atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses (password),
simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat
dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.
13. Akses elektronik adalah kegiatan melakukan interaksi dengan
system elektronik yang berdiri sendiri atau dalam jaringan.
14. Panitia Pemilihan Raya Universitas yang selanjutnya disebut
PPRU bersifat independen dan otonom untuk
menyelenggarakan Pemira.
15. Musyawarah Mahasiswa merupakan forum pengambilan
keputusan tertinggi yang dihadiri oleh utusan Kelembagaan se-
lingkungan Universitas Riau;
16. Panitia Pelaksana Fakultas disingkat dengan PPF adalah
pelaksana Pemira di Fakultas yang merupakan sub-ordinasi
dari PPRU.
17. Panitia Pengawas Pemilihan Raya yang selanjutnya disebut
Panwas Pemira adalah panitia pengawas Pemilihan Raya yang
melakukan pengawasan terhadap seluruh proses
penyelenggaraan Pemira.
18. Steering Committee adalah penanggungjawab dan pengambil
keputusan tertinggi dalam penyelenggaraan Pemira.
19. Hak pilih adalah hak Mahasiswa untuk memilih dan dipilih.
20. Pemilih adalah Mahasiswa aktif Universitas Riau.
21. Bakal Calon Peserta Pemira adalah setiap Mahasiswa yang
memiliki hak pilih dan telah mengambil formulir pendaftaran
Peserta Pemira.
22. Calon Peserta Pemira adalah setiap mahasiswa yang telah
mengembalikan formulir pendaftaran Peserta Pemira dan
melengkapi syarat-syarat yang telah ditentukan serta
memenuhi persyaratan sebagai Peserta Pemira.
23. Peserta Pemira adalah calon Presiden Mahasiswa dan calon
Wakil Presiden Mahasiswa UNRI beserta perseorangan calon
anggota DPM UNRI yang telah lulus verifikasi, uji kelayakan,
dan kepatutan.
24. Petahana adalah orang yang sedang menjabat sebagai anggota
DPM UNRI yang mencalonkan kembali sebagai Peserta Pemira.
25. Kampanye adalah kegiatan Peserta Pemira untuk
menyampaikan visi, misi dan program kerja.
26. Tim Pemenangan adalah tim yang dibentuk oleh peserta Pemira
yang bertugas dan berkewenangan membantu peserta Pemira
selama proses pemira.
27. Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat TPS
adalah tempat pemilih menggunakan hak pilih pada hari
pemungutan suara.
28. Electronic Voting yang disingkat e-vote merupakan teknologi
informasi pada pelaksanaan pemungutan suara.
29. Web E-Vote adalah aplikasi pemungutan suara yang diakses
menggunakan penjelajah web melalui suatu jaringan seperti
internet.
30. Tahapan penyelenggaraan Pemira adalah rangkaian kegiatan
Pemira yang di mulai dengan pendataan pemilih sosialisasi
pelaksanaan Pemira, masa pendaftaran, verifikasi berkas, uji
kelayakan dan kepatutan, penetapan peserta Pemira, masa
kampanye, masa tenang, hari pemungutan suara, penetapan
dan pengumuman hasil Pemira.
31. Sidang Umum adalah sidang yang dilaksanakan DPM UNRI
terpilih untuk menentukan Alat Kelengkapan.
32. Hari kerja adalah hari pelaksanaan Pemira yang ditetapkan
oleh PPRU.
33. Surat Keputusan yang selanjutnya disingkat dengan SK adalah
surat yang bertujuan untuk mengesahkan eksistensi
organisasi, lembaga, atau keputusan pada internal suatu
lembaga sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya.

2. Ketentuan Pasal 35 ayat (3) diubah, sehingga pasal 35 berbunyi


sebagai berikut:
Pasal 35
1. Jadwal pendaftaran dan penetapan bakal calon Presiden
Mahasiswa dan bakal calon Wakil Presiden Mahasiswa
ditetapkan oleh PPRU.
2. Pendaftaran diselenggarakan selama 7 (tujuh) hari kerja sejak
tanggal pengumuman dikeluarkan.
3. Tempat pendaftaran Pemira UNRI terdiri dari Pendaftaran
Pemira secara offline dilakukan di tempat yang telah
ditentukan oleh PPRU dan/atau Pendaftaran Pemira secara
online dilakukan melalui aplikasi yang ditentukan oleh PPRU
dan dibuka pada pukul 09.00-15.00 WIB.

3. Di antara Pasal 35 dan Pasal 36 di sisipkan 1 (satu) pasal yakni


Pasal 36A, sehingga pasal 36A berbunyi sebagai berikut:
Pasal 36A
1. Bakal calon Presiden Mahasiswa dan bakal calon Wakil
Presiden Mahasiswa UNRI yang mendaftar secara online wajib:
a. Mendaftarkan diri secara online melalui aplikasi yang telah
ditentukan oleh PPRU;
b. Apabila bakal calon Presiden Mahasiswa dan bakal calon
Wakil Presiden Mahasiswa tidak bisa mengakses secara
online pengambilan formulir disertai dengan kelengkapan
syarat-syarat dalam bentuk dokumen elektronik maka harus
diwakili oleh kuasanya dengan surat kuasa bermaterai 6000;
c. Mengembalikan formulir disertai dengan kelengkapan syarat-
syarat dalam bentuk dokumen elektronik;
d. Apabila bakal calon Presiden Mahasiswa dan bakal calon
Wakil Presiden Mahasiswa tidak bisa mengakses secara
online pengembalian formulir disertai dengan kelengkapan
syarat-syarat dalam bentuk dokumen elektronik maka harus
diwakili oleh kuasanya dengan surat kuasa bermaterai 6000;
dan
e. Ketentuan lebih lanjut terkait pendaftaran Pemira online
sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 36A ayat (1) huruf
a, diatur lebih lanjut dalam SK PPRU.
2. Bakal calon Presiden Mahasiswa dan bakal calon Wakil
Presiden Mahasiswa UNRI wajib mengisi daftar isian calon
Presiden Mahasiswa dan bakal calon Wakil Presiden Mahasiswa
melalui aplikasi yang ditentukan oleh PPRU.

4. Di antara Pasal 36 dan Pasal 37 di sisipkan 1 (satu) pasal yakni


Pasal 37A, sehingga pasal 37A berbunyi sebagai berikut:
Pasal 37A
1. Bakal calon anggota DPM UNRI wajib:
a. Mendaftarkan diri secara online melalui aplikasi yang telah
ditentukan oleh PPRU.;
b. Apabila bakal calon anggota DPM UNRI tidak bisa mengakses
secara online pengambilan formulir disertai dengan
kelengkapan syarat-syarat dalam bentuk dokumen elektronik
maka harus diwakili oleh kuasanya dengan surat kuasa
bermaterai 6000;
c. Mengembalikan formulir disertai dengan kelengkapan syarat-
syarat dalam bentuk dokumen elektronik;
d. Apabila bakal calon anggota DPM UNRI tidak bisa mengakses
secara online pengembalian formulir disertai dengan
kelengkapan syarat-syarat dalam bentuk dokumen elektronik
maka harus diwakili oleh kuasanya dengan surat kuasa
bermaterai 6000; dan
e. Ketentuan lebih lanjut terkait pendaftaran Pemira online
sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 37A ayat (1) huruf
a, diatur lebih lanjut dalam SK PPRU.
2. Bakal calon anggota DPM UNRI wajib mengisi daftar isian calon
anggota DPM UNRI melalui aplikasi yang ditentukan oleh
PPRU.

5. Di antara Pasal 38 dan Pasal 39 di sisipkan 1 (satu) pasal yakni


Pasal 39A, sehingga pasal 39A berbunyi sebagai berikut:
Pasal 39A
1. Verifikasi Berkas secara online dilaksanakan oleh Tim Verifikasi
terhadap berkas kelengkapan calon Presiden Mahasiswa dan
calon Wakil Presiden Mahasiswa UNRI 1 (satu) hari setelah
pendaftaran ditutup.
2. Verifikasi Berkas sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 39
ayat (1) disaksikan oleh anggota DPM UNRI, Gubernur
Mahasiswa Fakultas, Ketua Umum DPM Fakultas atau yang
dipersamakan, PPRU, Ketua Panwas Pemira, dan perwakilan
dari masing-masing Tim Pemenangan sebanyak 1 (satu) orang
melalui aplikasi yang ditentukan oleh PPRU.
3. Mekanisme Verifikasi Berkas secara online ditentukan oleh Tim
Verifikasi melalui aplikasi yang ditentukan oleh PPRU.
4. Ketentuan lebih lanjut terkait Verifikasi Berkas secara online
sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 39A ayat (1) diatur
lebih lanjut dalam SK PPRU.

6. Di antara Pasal 39 dan Pasal 40 di sisipkan 1 (satu) pasal yakni


Pasal 40A, sehingga pasal 40A berbunyi sebagai berikut:
Pasal 40A
1. Verifikasi Berkas secara online dilaksanakan oleh Tim Verifikasi
terhadap berkas kelengkapan calon anggota DPM UNRI 1 (satu)
hari setelah pendaftaran ditutup.
2. Verifikasi Berkas sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 40
ayat (1) disaksikan oleh anggota DPM UNRI, Gubernur
Mahasiswa Fakultas, Ketua Umum DPM Fakultas atau yang
dipersamakan, PPRU, Ketua Panwas Pemira, dan perwakilan
dari masing-masing Tim Pemenangan sebanyak 1 (satu) orang
melalui aplikasi yang ditentukan oleh PPRU.
3. Mekanisme Verifikasi Berkas secara online ditentukan oleh Tim
Verifikasi melalui aplikasi yang ditentukan oleh PPRU.
4. Ketentuan lebih lanjut terkait mekanisme Verifikasi Berkas
secara online sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 40A ayat
(1), diatur lebih lanjut dalam SK PPRU.

7. Di antara Pasal 41 dan Pasal 42 di sisipkan 1 (satu) pasal yakni


Pasal 42A, sehingga pasal 42A berbunyi sebagai berikut:
Pasal 42A
1. Uji Kelayakan dan Kepatutan secara online dilakukan 1 (satu)
hari setelah Peserta Pemira dinyatakan lulus verifikasi melalui
aplikasi yang ditentukan oleh PPRU.
2. Mekanisme Uji Kelayakan dan Kepatutan secara online melalui
aplikasi yang ditentukan oleh PPRU.
3. Ketentuan lebih lanjut terkait mekanisme Uji Kelayakan dan
Kepatutan secara online sebagaimana yang dimaksud pada
Pasal 42A ayat (1), diatur lebih lanjut dalam SK PPRU.

8. Di antara Pasal 42 dan Pasal 43 di sisipkan 1 (satu) pasal yakni


Pasal 43A, sehingga pasal 43A berbunyi sebagai berikut:
Pasal 43A
1. Calon Presiden Mahasiswa dan calon Wakil Presiden
Mahasiswa UNRI dinyatakan sah sebagai Peserta Pemira
setelah lulus Verifikasi serta Uji Kelayakan dan Kepatutan
secara online.
2. Calon Anggota DPM UNRI dinyatakan sah sebagai Peserta
Pemira setelah lulus Verifikasi serta Uji Kelayakan dan
Kepatutan secara online.
3. Penetapan Peserta Pemira secara online dilakukan selambat-
lambatnya 1 (satu) hari setelah Verifikasi serta Uji Kelayakan
dan Kepatutan yang dilakukan secara online.
4. Ketentuan Penetapan Peserta Pemira secara online
sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 43A ayat (1) dan ayat
(2), diatur lebih lanjut dalam SK PPRU.

9. Di antara Pasal 43 dan Pasal 44 di sisipkan 1 (satu) pasal yakni


Pasal 44A, sehingga pasal 44A berbunyi sebagai berikut:
Pasal 44A
1. Kampanye secara online adalah sebuah tindakan dan usaha
bertujuan mendapatkan simpati, dukungan, dan
mempengaruhi pemilih untuk mendukung peserta pemira
melalui aplikasi yang ditentukan oleh PPRU.
2. Kampanye sebagaimana dimaksud pada Pasal 44A ayat (1)
terdiri dari;
a. Kampanye Akbar, yaitu kampanye yang difasilitasi oleh
PPRU; dan
b. Kampanye bebas, yaitu kampanye yang dilaksanakan oleh
peserta pemira dan/atau Tim Pemenangan yang
bersangkutan dengan surat persetujuan dalam bentuk
dokumen elektronik dari PPRU.
3. Jadwal penyelenggaraan Kampanye Akbar yang dilaksanakan
secara online ditentukan oleh PPRU.
4. Panwas Pemira berhak menertibkan, menskor ataupun
menghentikan jalannya kampanye setelah berkoordinasi
dengan PPRU apabila kampanye tersebut tidak mendapat surat
persetujuan dalam bentuk dokumen elektronik dari PPRU,
mengganggu jalannya kegiatan akademis, kebersihan
lingkungan, dan menyinggung isu SARA.
5. Ketentuan lebih lanjut terkait mekanisme Kampanye secara
online sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 44A ayat (1),
diatur lebih lanjut dalam SK.

10. Di antara Pasal 44 dan asal 45 di sisipkan 1 (satu) pasal, yakni


Pasal 45A, sehingga pasal 45A berbunyi sebagai berikut:
Pasal 45A
Kampanye online dapat dilaksanakan oleh Peserta Pemira yang
dilakukan melalui :
a. Pertemuan terbatas;
b. Penyebaran pamflet, selebaran, poster, spanduk, dan baliho;
c. Rapat umum terbatas;
d. Media sosial;
e. Jejaring sosial elektronik; dan
f. Kegiatan lain yang tidak mengganggu keamanan, ketertiban,
kebersihan, dan peraturan perundang-undangan.

11. Di antara Pasal 45 dan Pasal 46 di sisipkan 1 (satu) pasal yakni


Pasal 46A, sehingga pasal 46A berbunyi sebagai berikut:
Pasal 46A
Semua pihak yang ikut serta dalam kegiatan Kampanye secara
online tidak dibenarkan menggunakan atribut partai politik,
atribut organisasi eksternal, senjata tajam, senjata api, dan
barang-barang berbahaya lainnya.

12. Di antara Pasal 46 dan Pasal 47 di sisipkan 1 (satu) pasal yakni


Pasal 47A, sehingga pasal 47A berbunyi sebagai berikut:
Pasal 47A
Dalam Kampanye Pemira secara online dilarang :
a. Mempersoalkan Undang-Undang Pemilihan Raya;
b. Mempersoalkan Peserta Pemira lainnya;
c. Menghasut dan mengadu domba antar perseorangan maupun
sekelompok orang;
d. Mengancam untuk melakukan kekerasan ataupun
menganjurkan untuk melakukan kekerasan kepada seeorang
ataupun sekelompok orang;
e. Menggunakan tempat ibadah;
f. Mendiskreditkan kepengurusan BEM, DPM dan seluruh
Kelembagaan Mahasiswa UNRI yang sedang berjalan;
g. Melakukan pelanggaran terhadap segala bentuk peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
h. Dilarang menyatakan permusuhan, ujaran kebencian,
menyinggung unsur SARA atau meremehkan calon peserta
Pemira; dan
i. Dilarang meretas aplikasi Web yang digunakan oleh PPRU
selama pelaksanaan proses Pemira.

13. Di antara Pasal 47 dan Pasal 48 di sisipkan 1 (satu) pasal yakni


Pasal 49A, sehingga pasal 49A berbunyi sebagai berikut:
Pasal 48A
1. Masa Tenang adalah masa selama Pemira online yang tidak
dapat dilakukan untuk aktivitas kampanye.
2. Masa Tenang selama Pemira online tetap diawasi oleh PPRU
dan Panwas.

14. Di antara Pasal 48 dan Pasal 49 di sisipkan 1 (satu) pasal yakni


Pasal 49A, sehingga pasal 49A berbunyi sebagai berikut:
Pasal 49A
1. Pemungutan suara Pemira secara online menggunakan Web E-
Vote yang dapat diakses melalui jaringan internet dan
dilakukan dalam satu hari mulai pukul 09.00 sampai 15.00
WIB.
2. Ketentuan lebih lanjut terkait pemungutan suara Pemira
secara online sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 49A ayat
(1), diatur lebih lanjut dalam SK.

15. Di antara Pasal 49 dan Pasal 50 di sisipkan 1 (satu) pasal yakni


Pasal 50A, sehingga pasal 50A berbunyi sebagai berikut:
Pasal 50A
1. Sebelum melaksanakan pemungutan suara secara online, PPRU
melakukan:
a. Pengecekan perangkat komputer dan aplikasi perangkat
lunak (Software) yang akan digunakan untuk database
pemungutan suara;
b. Pengecekan semua alat dan perlengkapan pemungutan
suara; dan
c. Mengidentifikasi jenis dokumen dan/atau dokumen
elektronik.
2. Kegitan PPRU sebagaimana dimaksud pada Pasal 50A ayat (1)
dihadiri oleh Saksi, Steering Committee, Panwas Pemira, tim
teknis, dan pihak keamanan.

16. Di antara Pasal 50 dan Pasal 51 di sisipkan 1 (satu) pasal yakni


Pasal 51A, sehingga pasal 51A berbunyi sebagai berikut:
Pasal 51
1. Penghitungan suara dilakukan oleh PPRU setelah pemungutan
suara online berakhir.
2. Penghitungan suara dipublikasikan oleh PPRU melalui media
elektronik yang dihadiri oleh Saksi, Steering Committee, Panwas
Pemira, tim teknis, dan pihak keamanan.
3. Setelah selesai penghitungan suara online, PPF membuat berita
acara yang ditandatangani oleh PPF, Panwas Pemira serta
Saksi Peserta Pemira.

17. Di antara Pasal 51 dan Pasal 52 di sisipkan 1 (satu) pasal yakni


Pasal 52A, sehingga pasal 52A berbunyi sebagai berikut:
Pasal 52A
Pelaksanaan rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara
sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 52 ayat (1) dilakukan
ditempat dan keadaan yang memungkinkan Saksi, Steering
Committee, Panwas Pemira, tim teknis, dan pihak keamanan. dapat
menyaksikannya secara jelas.

18. Di antara Pasal 53 dan Pasal 54 di sisipkan 1 (satu) pasal yakni


Pasal 54A, sehingga pasal 54A berbunyi sebagai berikut:
Pasal 54A
1. Penetapan hasil Pemira online ditetapkan dengan Surat
Keputusan PPRU dalam Pleno Penetapan Hasil Pemira PPRU
yang dilaksanakan secara offline dan online.
2. Ketentuan lebih lanjut terkait pengumuman dan penetapan
hasil Pemira online sebagaimana yang dimaksud pada Pasal
54A ayat (1), diatur lebih lanjut dalam SK PPRU.

19. Di antara Pasal 54 dan Pasal 55 di sisipkan 1 (satu) pasal yakni


Pasal 55A, sehingga pasal 55A berbunyi sebagai berikut:
Pasal 55A
1. Panwas Pemira Menerima Laporan Pelanggaran Pemira secara
online pada setiap tahapan penyelenggaraan Pemira online.
2. Laporan Pelanggaran Pemira online sebagaimana dimaksud
pada Pasal 55A ayat (1) dapat diajukan oleh :
a. Peserta Pemira atau Tim Pemenangan;
b. Mahasiswa yang mempunyai hak pilih;
c. Saksi Peserta Pemira.

20. Di antara Pasal 54 dan Pasal 55 di sisipkan 1 (satu) pasal yakni


Pasal 55A, sehingga pasal 55A berbunyi sebagai berikut:
Pasal 58
Jenis pelanggaran terhadap tahapan penyelenggaraan Pemira
antar lain :
a. Memalsukan dokumen, dokumen elektronik dan persyaratan-
persyaratan terkait pelaksanaan Pemira;
b. Mengancam Peserta Pemira lainnya;
c. Melakukan dan/atau menerima imbalan untuk memilih salah
satu calon peserta pemira;
d. Tidak mengikuti salah satu tahapan Pemira oleh salah satu
Peserta Pemira kecuali dalam keadaan tertentu yang sudah
diberitahukan sebelumnya kepada PPRU;
e. Memaksa orang lain untuk memilih salah satu Peserta Pemira
sementara yang mempunyai hak pilih tidak ingin memilih
Peserta Pemira tersebut;
f. Menghilangkan hak pilih orang lain;
g. Menghalang-halangi orang lain untuk menggunakan hak pilih
yang dimiliki;
h. Menghilangkan dokumen dan dokumen elektronik penting
berkaitan dengan Pemira;
i. Penganiayaan kepada peserta ataupun penyelenggara Pemira;
j. Melakukan perusakan alat dan kelengkaan pelaksanaan
Pemira serta fasilitas umum milik UNRI; dan
k. Melakukan peretasan aplikasi yang digunakan pada tahapan
penyelenggaraan Pemira online.
l. Pelanggaran terhadap peraturan Pemira yang sudah
ditetapkan.

21. Di antara Pasal 58 dan Pasal 59 di sisipkan 1 (satu) pasal yakni


Pasal 59A, sehingga pasal 59A berbunyi sebagai berikut:
Pasal 59A
1. Setiap pelanggaran terhadap tahapan penyelanggaran Pemira
online dapat dikenakan sanksi.
2. Sanksi terhadap pelanggaran tahapan penyelenggaraan Pemira
online dapat berupa:
a. Menggugurkan kandidat;
b. Skorsing Kampanye;
c. Dicabut hak pilih;
d. Sanksi akademis; dan
e. Jenis pelanggaran berupa perbuatan melawan hukum
ditindaklanjuti oleh pihak yang berwenang sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

22. Di antara Pasal 63 dan Pasal 64 di sisipkan 1 (satu) pasal yakni


Pasal 64A, sehingga pasal 64A berbunyi sebagai berikut:
Pasal 65A
1. Sidang Umum sebagaimana dijelaskan pada Pasal 65 ayat (1)
dilaksanakan secara offline dan online selambat-lambatnya 10
(sepuluh) hari setelah penetapan hasil pemira.
2. Ketentuan lebih lanjut terkait sidang umum sebagaimana yang
dimaksud pada Pasal 65A ayat (1), diatur lebih lanjut dalam SK
PPRU.

Pasal II
Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, agar
setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Undang-Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran
Kelembagaan Mahasiswa Universitas Riau.

Disahkan di Pekanbaru
Pada tanggal…….

PRESIDEN MAHASISWA
UNIVERSITAS RIAU,

SYAFRUL ARDI

Diundangkan di Pekanbaru
Pada tanggal…….

MENTERI HUKUM, ADVOKASI DAN KESEJAHTERAAN MAHASISWA


BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA,
UNIVERSITAS RIAU,

RAMADHANA ARI PRATAMAS BANGUN

Lembaran Kelembagaan Mahasiswa Universitas Riau Tahun Nomor

Anda mungkin juga menyukai