Anda di halaman 1dari 6

1.

1 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ANTROPOLOGI


Secara etimologis Antropologi berasal dari bahasa Yunani dan merupakan bentuk kombinasi
dari kata anthropos (mahkluk hidup) dan logos (ilmu). Dengan demikian Antropologi berarti
studi tentang umat manusia (The Study of Humanity). Ruth F. Benedict menyebutkan
Antropologi sebagai suatu disiplin ilmu yang mengkaji masyarakat (Benedict dalam Menno
dkk,1982). Sementara itu Ralph L Beals et.at., (1977) menyebutkan Antropologi sebagai disipilin
ilmu yang mengkaji tentang asal usul perkembangan, dan sifat spesies manusia. Selanjutnya
Hoebol menyebutkan Antropologi sebagai suatu bidang ilmu yang mengkaji tentang manusia
dan seluruh aspek kehidupannya ( The Study Of Mankind as Whole). Di antara aspek yang
dimaksud adalah biologi, psikologi, sosial, dan budaya.
Sungguhpun demikian, Antropologi bukanlah satu-satunya disiplin ilmu yang mengkaji
tentang manusia, melainkan terdapat pula pada disiplin ilmu lain yang berurusan dengan
manusia. Beberapa diantaranya adalah biologi, psikologi, sosiologi, ilmu sejarah, ilmu ekonomi
dan ilmu politik. Namun, masing-masing disiplin ilmu itu mempunyai karakteristik dan
penekanan khasnya sendiri-sendiri yang membedakannya dengan disiplin Antopologi.
Tatkala Margaret Mead, Ruth F Benedict, dan Bronislaw Malinowski melakukan kajian
Antropologis pada masyarakat terpencil dan eksotis, maka ketika itu Antropologi menjadi
dikenal sebagai ilmu yang kajiannya berfokus pada masyarakat terpencil atau orang-orang
primitif. Namun, sekarang ini para pakar Antropologi tidak hanya bekerja pada masyarakat
primitif tetapi telah mengkaji petani dusun, termasuk yang bermukim di daerah Eropa, mengkaji
kota-kota, baik di negara maju maupun di negara berkembang dan terbelakang; mengkaji
perusahaan nasional dan multi nasional; dan mengkaji berbagai orgasnisasi-organisasi formal
lainnya seperti lembaga-lembaga pelayanan kesehatan Rumah Sakit, PUSKESMAS,
POSYANDU, Pengadilan dan sebagainya (Kalangie 1994: Keesing, 1989).
Dari uraian di atas, tampak bahwa yang membedakan antara Antropologi dengan disiplin
ilmu sosial yang lainnya adalah tidak pada masyarakat (primitif atau eksotis) yang menjadi fokus
kajiannya, tetapi pada pendekatan dan metode ilmiahnya (penjelasan mengenai hal itu, lihat sub
bahasan 3). Lagipula, ruang lingkup kajian Antropologi menjadi semakin rumit dibandingkan
dengan 50 tahun yang lalu, tatkala letika pendekar Antropologi tersebut di atas memperkenalkan
kepada khalayak mengenai ciri khas kajian disiplin Antropologi.

1.2 ILMU-ILMU BAGIAN ANTROPOLOGI


Spektrum kajian Antropologi amat luas, meliputi mulai dari kajian yang mengkhusus
pada biologi tentang evolusi manusia sampai pada kajian mengenai kehidupan sosial manusia
kontemporer, baik yang berdomisili di pedesaan maupun di perkotaan. Karena demikian luasnya
menyebabkan di dalam disiplin ilmu ini menyebabkan lahirnya beberapa bidang spesialisasi, atau
ilmu-ilmu bagian dari Antroplogi. Secara umum, Antropologi terbagi atas dua bidang ilmu yakni
: (1) Antropologi Biologi dan (2) Antropologi Budaya.
Antropologi Biologi mengkaji tentang manusia (Homo sapiens ) sebagai sebuah
organisme biologi yang terutama mengkaji evolusi spesies manusia dan berusaha menjelaskan
diversitas populasi manusia masa kini. Sedangkan Antropologi Budaya mengkaji tentang
kebudayaan manusia, baik masa kini maupun masa lampau ( Barnouw, 1982). Dari kedua
disiplin Antropologi itu, berkembang sub-sub bidang lain.
Adapun bidang-bidang ilmu yang berkembang dalam Antropologi Biologi, meliputi:
1. Paleo Antropologi yaitu sub disiplin Antropologi Biologi yang meneliti dan mempelajari
asal usul perkembangan evolusi manusia dari segi fisiknya, mulai dari kondisinya masih
berupa homo erectus sampai menjadi Homo Sapiens modern. Pakar Antropologi yang
menghususkan perhatiannya pada bidang itu berusaha mengkontruksi kemunculan manusia
di atas muka bumi ini dan evolusinya menjadi bentuk tubuh atau fisik manusia sebagai
mana yang ada sekarang.
2. Antropologi Fisik, yaitu sub disiplin Antropologi yang mengkaji tentang variasi-
variasi yang terrdapat pada umat manusia dipandang dari sudut ciri-ciri fisiknya. Misalnya,
bentuk dan ukuran tubuh, warna kulit dan rambut, indeks tengkorak, frekuensi golongan
darah, dan sebagainya.
Kecuali itu, masih terdapat sub-sub bidang Antropologi yang mengkaji tentang keadaan
fisik manusia, di antaranya:
a Somatologi, yakni sub bagian Antroplogi Fisik yang mengkaji tentang varietas manusia yang
masih hidup, perbedaan jenis kelamin, penggolongan ras dan variasi perorangan.
b Antropometri, yaitu sub bagian Antropologi Fisik yang mengkaji tentang pengukuran tubuh
manusia.
c Studi perbandingan tentang pertumbuhan organik dan dikenal dengan nama Antropologi
Konstitusi (Ketubuhan) yang mempelajari efek-efek lingkungan terhadap ciri-ciri khusus
yang terdapat pada bangsa-bangsa serta bagaimana dan mengapa terdapat jenis-jenis
penyakit tertentu yang menimbulkan efek terhadap bangsa-bangsa yang berbeda, dan tingkah
laku khusus yang berkaitan dengan perilaku kriminalitas.
Sementara itu, bidang-bidang ilmu yang berkembang di dalam Antropologi Budaya
meliputi:
1. Antropologi linguistik, yaitu sub bagian Antropologi Budaya yang sub kajiannya
berfokus pada munculnya bahasa dan terjadinya variasi dalam bahasa-bahasa itu selama satu
jangka waktu yang berabad-abad. Selain itu, menguji teori bahasa yang terutama didasarkan
atas Bahasa Eropa dan mengamati bahasa dalam konteks latar belakang sosial budaya.
2. Arkeologi (prasejarah), adalah sub bidang Antropologi Budaya yang kajiannya
berfokus pada cara hidup manusia dalam periode sebelum mengenal tradisi tulis. Dewasa
ini, pakar Arkeologi juga telah mengkaji tentang munculnya negara perkotaan dengan
perhatian lebih diarahkan pada teori proses sosial dan tidak pada peradaban klasik.
3. Etnologi atau Antropologi Sosial, yaitu sub bidang Antropologi Budaya yang
kajiannya berfokus pada upaya penyusunan generalisasi dan teori tentang perilaku sosial
budaya manusia ( Keesing, 1989).
Dalam bidang Antropologi Sosial, berkembang sub-sub kajian yang namanya disesuaikan
dengan bidang yang digeluti dan orientasi kajiannya. Adapun sub-sub bidang Antropologi Sosial
yang serupa dengan apa yang digelutinya adalah
(1) Antropologi Hukum, (6) Antropologi Musik
(2) Antropologi Politik (7) Antropologi Pariwisata
(3) Antropologi Ekonomi (8) Antropologi Agama
(4) Atropologi Pendidikan (9) Antropologi Pembangunan
(5) Antropologi Arsitektur
Sedangkan nama sub bidang Antropologi Sosial yang disesuaikan dengan orientasi
teorinya adalah:
(1) Antropologi Psikologi
(2) Antropologi Simbolik
(3) Antropologi Kognitif
Dewasa ini, telah berkembang pula sub bidang Antropologi Kesehatan. Wilayah kajian
sub bidang ini adalah mempertautkan antara kesehatan dan penyakit dari segi biologi dan
konseptualisasi dan pengobatan dari segi budaya.
Ilmu-ilmu bagian yang berkembang dalam Antropologi sebagai mana yang diuraikan di
atas, dapat digambarkan dalam bentuk skema di bawah ini.

Arkeologi
(Prasejarah)
Antropologi
Budaya

Antropologi Antropologi
Linguistik
Antropologi
Fisik
Antropologi
Sosial
Antropologi
Kesehatan

1.3 Hubungan Antropologi Dengan Ilmu-Ilmu Lain


Telah disebutkan pada pembahasan terdahulu bahwa bukan hanya disiplin Antropologi
yang mengkaji tentang manusia, melainkan juga ilmu-ilmu lain. Dalam pada itu, maka masing-
masing disipilin ilmu tersebut berhubungan satu sama lain. Adapun disiplin ilmu yang dimaksud
adalah:

1.3.1 Sosiologi
Sosiologi merupakan suatu disiplin ilmu yang berkaitan erat dengan Antropologi,
khususnya sub bidang Antropologi Sosial. Bahkan kedua bidang ilmu tersebut mempunyai
tujuan yang sama, yakni mendapatkan pengertian tentang azas-azas hidup masyarakat dan
kebudayaan manusia pada umumnya. Namun, jika dilihat dari asal usul dan sejarah
perkembangannya serta metode ilmiahnya, maka tampak perbedaan di antara keduanya.
Sosiologi pada awalnya merupakan bagian dari ilmu filsafat, kemudian berubah menjadi
suatu ilmu tersendiri karena krisis yang dialami pada Masyarakat Eropa pada saat itu, sehinnga
Orang Eropa membutuhkan suatu pengetahuan yang lebih dalam tentang azas-azas masyarakat
dan kebudayaan. Berbeda dengan Antropologi Sosial yang pada mulanya hanya sebagai suatu
himpunan bahan keterangan tentang masyarakat dan kebudayaan penduduk pribumi di luar
Eropa untuk mendapatkan pengertian tentang tingkat-tingkat permulaan dan sejarah
perkembangan masyarakat dan kebudayaan itu sendiri.
Dewasa ini, penelitian Sosiologi bukan hanya pada masyarakat kompleks di Eropa tetapi
juga masyarakat pedesaan di luar Eropa. Hal itu, misalnya, dikembangkannya Sosiologi
Pedesaan (Rural Sociology). Sebaliknya Antropologi Sosial tidak hanya memfokuskan kajiannya
pada mayarakat eksotis dan pedesaan tetapi telah mengkaji masyarakat kompleks dan organisasi-
organisasi formal. Dengan demikian, konteks ilmu antara Sosiologi dan Antropologi terjadi
overlapping.
Yang membedakan antara kedua bidang ilmu itu adalah pada aspek metodologi.
Misalnya, Antropologi menyelidiki masyarakat dengan menggunakan pendekatan Holistik.
Sebaliknya,. Sosiologi memusatkan perhatian pada unsur-uinsur atau gejala khusus dalam
masyarakat dengan menganalisis kelompok–kelompok sosial khusus dan hubungan antara
kelompok-kelompok sosial yang khusus ( social relations) atau proses-proses yang terdapat
dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian, bila ahli Sosiologi dan Antropologi meneliti
masyarakat tertentu, maka kedua ahli itu akan menggunakan pendekatan yang berbeda. Ahli
Antropologi akan meneliti semua unsur kehidupan manusia sebagai suatu kebulatan. Walaupun
penelitiannya difokuskan pada unsur-unsur atau pranata-pranata tertentu saja, seperti pranata
kesehatan, namun ia tetap menghubungkan pranata tersebut dengan seluruh struktur kehidupan
manusia. Sedangkan ahli Sosiologi akan meneliti proses-proses atau gejala-gejala khusus dengan
tidak perlu melihat struktur dari keseluruhannya. Lagi pula, ahli Antropologi melakukan
penelitian yang bersifat intensif dan mendalam terhadap obyek kajiannya dengan menggunakan
metode wawancara dan pengamatan terlibat. Sebaliknya ahli Sosiologi melakukan penelitian
dengan menggunakan angket dengan bantuan ilmu statistik.
Dewasa ini, kedua disiplin itu telah saling meminjam metode untuk saling melengkapi
dalam berbagai penelitian. Dengan kata lain, Antropologi sering kali menggunakan angket untuk
mendapatkan data dasar perihal obyek yang dijadikannya kajian dan kemudian dilanjutkan
dengan pengamatan dan wawancara mendalam. Sebaliknya, Sosiologi telah menggunakan
pengamatan dan wawancara mendalam dalam mendapatkan informasi berkenaan dengan obyek
yang dikajinya.

1.3.2 Psikologi
Antropologi mengkaji perilaku manusia yang terpolakan dan bahwa perilaku yang
terpolakan itu (pattern behavior) itu difahami sebagai manivestasi dari struktur mental manusia.
Struktur mental yang dimaksud, meliputi pengetahuan (knowledge) kepercayaan (believe), nilai
(value), dan sikap (attitude) individu sebagai warga masyarakat. Psikologi merupakan suatu
disiplin ilmu yang mengkaji struktur mental individu.
Dengan demikian, Psikologi mempunyai kontribusi yang sangat berarti bagi Antropologi.
Sebaliknya, hasil-hasil penelitian Antropologi berekenaan dengan pola-pola perilaku suatu
kelompok komunitas tertentu sangat membantu psikologi dalam menentukan ukuran dan pola
struktur mental berbagai kelompk masyarakat. Dalam kata lain, dengan kerjasama antara
Psikologi dan Antropologi di peroleh gambaran yang jelas mengenai hubungan timbal balik
antara struktur mental dengan pola-pola perilaku masyarakat.

1.3.3 Sejarah
Prasasti, dokumen, naskah tradisional, dan arsip kuno sebagai sumber sejarah seringkali
hanya memberi peristiwa-peristiwa sejarah terbatas pada bidang politik saja. Mengenai latar
belakang sosial dari peristiwa-peristiwa politik itu dapat dijelaskan secara tepet manakala ahli
Sejarah menggunakan konsep-konsep tentang kehidupan masyarakat yang dikembangkan oleh
Antropologi dan ilmu-ilmu sosial lain. Sebaliknya, ahli Antropologi juga membutuhkan sejarah,
terutama sejarah dari suku-suku bangsa yang telah diteliti untuk memecahkan masalah-masalah
yang terjadi karena masyarakat itu mengalami pengaruh kebudayaan lain. Pemahaman mengenai
hal tersebut diketahui melalui rekonstruksi sendiri oleh peneliti, dan karena itu Antropolog harus
mempunyai pengetahuan tentang metode-metode untuk merekonstruksi sejarah dari suatu
rangkaian peristiwa.

1.4.4.Geografi
Geografi adalah berusaha mendapatkan pengertian tentang bumi serta ciri-ciri dari segala
macam bentuk kehidupan yang menduduki bumi. Manusia di antara bentuk kehidupan yang
dimaksud mempunyai keragaman sifat di berbagai tempat permukaan bumi. Oleh karena
Antropologi mempunyai kemampuan menyelami keragaman masalah keragaman mahluk
manusia, maka tentu saja ilmu Geografi sangat membutuhkan ilmu Antropologi. Sebaliknya,
kalangan Antropolog membutuhkan ilmu Geografi, sebab kenyataan–kenyataan kebudayaan
manusia mempunyai keterkaitan dengan keadaan lingkungan alamnya.

1.4.5 Ilmu Hayat


Cabang Antropologi yang berkaitan erat dengan Ilmu Hayat adalah Antropologi Fisik.
Bagian Ilmu Hayat yang membahas anatomi, fisiologi, genetika, dan embriologi banyak
memberi pengetahuan kepada ahli Antropologi Fisik yang khusus menyelidiki masalah ras
sebagai konsepsi Biologi. Bantuan Embriologi, Anatomi, dan Antropometri banyak membantu
ahli Antropologi Fisik dalam mempelajari manusia.
Ciri khas tubuh manusia dilihat dari sudut anatomi adalah makhluk yang berdiri tegak,
kuantum otaknya yang terbesar di antara semua makhluk lainya, tangan dan jari-jarinya mudah
digerakkan untuk berbagai keperluan dan matanya adalah stereokopis. Ciri-ciri biologis itu,
termasuk sistem saraf, merupakan dasar organis dari kemampuan manusia untuk berkebudayaan.

1.4.6 Ilmu Ekonomi


Perekonomian suatu bangsa atau masyarakat sangat dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa
atau masyarakat itu. Dengan demikian, penerapan konsep- konsep dan teori-teori ekonomi
modern (umumnya berasal dari Eropa-Amerika). Di negara-negara non Eropa-Amerika perlu
penyesuaian dengan kebudayaan yang berlaku dalam bangsa dan masyarakat yang bersangkutan.
Oleh karena itu, kalangan ekonom, terutama yang bekerja di negara-negara belum dan sementara
berkembang yang menganut ekonomi subsistensi, tidak dengan mudah menerapkan teori-teori
ekonomi modern.
Sebaliknya, kalangan Antropolog yang hendak menjelaskan tentang sistem ekonomi pada
masyarakat-masyarakat agraris dan masih sederhana perlu pula mengetahui teori-teori dan
metode-metode Ekonomi Modern. Masalah-masalah pokok Antropologi yang erat terkait dengan
Ilmu Ekonomi adalah etos kerja, pengetahuan budaya dan kepercayaan, hubungan manusia
dengan alamnya, nilai hidup, struktur sosial, dan norma-norma yang mengatur hubungan
manusia dengan alam dan semacamnya. Bagi para ahli Antropologi, pengetahuan mengenai
prinsip-prinsip dan teori-teori Ekonomi akan membuatnya lebih tepat dalam menganalisis
perubahan sosial yang disebabkan oleh Pembangunan Ekonomi.

1.4.7 Ilmu Hukum


Cabang Ilmu Hukum yang berkaitan erat dengan Antropologi adalah Hukum Adat,
khususnya di Indonesia. Hukum Adat mulai dipelajari sebagai bagian dari Ilmu Hukum di
Indonesia pada awal abad ke-20, dan Antropologi telah digunakan sebagai ilmu bantu dalam
mengkaji Hukum Adat, baik hasil-hasil penelitiannya maupun metode-metodenya, dalam
menyelami latar belakang kehidupan Hukum Adat di berbagai daerah di Indonesia.
Sementara itu, bagi Antropologi, Hukum Adat itu adalah penting, tidak hanya sebagai
suatu sistem hukum yang telah diabstraksikan sebagai aturan-aturan normatif yang timbul dan
hidup langsung dari masalah-masalah pranata yang bersumber dari kegiatan-kegiatan masyarakat
itu sendiri. Setiap masyarakat, baik yang sederhana maupun yang kompleks, mempunyai
kegiatan-kegiatan yang berfungsi sebagai peradilan sosial untuk menciptakan kehidupan yang
tentram, harmonis, dan teratur dalam masyarakat. Konsepsi yang memandang hukum sebagai
salah satu kegiatan kebudayaan yang berkaitan dengan kontrol sosial tentunya mengharuskan
ahli Antropologi untuk juga mempunyai pengetahuan umum tentang konsep-konsep Hukum
pada umumnya.

1.4.8 Ilmu Politik


Akhir-akhir ini Ilmu Politik, khususnya di negara-negara berkembang, merasa perlu
untuk mempelajari latar belakang kebudayaan dalam masyarakat, terutama yang menyangkut
struktur politik dan proses mencapai kekuasaan dalam masyarakat, serta yang mendukung
kekuasaan itu. Demikian pula dengan sistem norma dan adat istiadat yang berlaku dalam
masyarakat. Hal itu disebabkan oleh dijumpainya hal-hal yang menyimpang dari ketentuan-
ketentuan norma kepartaian modern. Untuk keperluan pemahaman itulah, maka ahli-ahli Ilmu
Politik merasa perlu untuk menggunakan metode analisis Antropologi. Sebaliknya, ahli
Antropologi yang mempelajari suatu masyarakat, juga akan menghadapi adanya kekuatan dan
proses politik lokal dan kegiatan partai poltik nasional yang mulai berkembang untuk
menganalisis gejala-gejala itu, perlu diketahui konsep dan teori Ilmu Politik.

1.7. Tugas Latihan


1. Uraikan dengan menggunakan kata-kata sendiri mengenai ruang lingkup kajian
Antropologi
2. Tulis dengan menggunakan kata-kata sendiri tentang kekhasan Antropologi yang
membedakannya dengan disiplin ilmu-ilmu sosial lainnya yang juga mengkaji manusia,
terutama pada periode Mead, Benedict, Malinowski , dan setelah periode mereka itu.
3. Uraikan cabang-cabang Antropologi Biologi dan Antropologi Budaya.

Anda mungkin juga menyukai