DISUSUN
OLEH
C1E121010
Kelas: B
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pancasila
sebagai ideologi di Indonesia ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh bapak dosen BILLU, S.Pd., M.Si dengan mata kuliah Pancasila
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang ideologi
di Indonesia bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak BILLU, S.Pd., M.Pd selaku dosen
mata kuliah pancasila yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
KOVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
1. Konsep-Konsep Dan Sejarah Perkembangan HAM
2. Instrument HAM Dan Lembaga Lembaga HAM Nasional Dan
Internasional
3. Bentuk-Bentuk Pelanggaran HAM
4. Tanggung Jawab Pemerintah Untuk Melindungi HAM
5. Upaya Pemajuan Dan Perlindungan HAM
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hak asasi manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi
oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia. 1 Indonesia sebagai anggota dari
Perserikatan Bangsa Bangsa mengemban tanggung jawab moral dan hukum untuk
menjunjung tinggi dan melaksanakan Deklarasi Universal tentang Hak Asasi
Manusia yang ditetapkan oleh PBB serta berbagai instrumen internasional lainnya
mengenai Hak Asasi Manusia yang telah diterima oleh negara Republik
Indonesia.2 Terlepas dari konsep HAM yang bersifat universal, namun pada
penerapannya harus memperhitungkan budaya dan tradisi negara setempat, faktor
ekonomi atau tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diangkat sebagai pemegang
peran penting yang pada akhirnya ikut menentukan kualitas penegakkan HAM di
suatu negara. Sehingga dapat diartikan bahwa semakin bagus kualitas
kesejahteraan di suatu negara, maka semakin tinggi kemampuannya untuk
memajukan perlindungan terhadap HAM.
Dalam perkembangannya, hak asasi manusia terbagi menjadi tiga generasi
hak asasi manusia yaitu generasi pertama hak sipil dan politik, generasi kedua
mencakup hak ekonomi, sosial dan budaya, dan generasi ketiga mencakup hak
dalam pembangunan.3 Diantara ketiga generasi tersebut tidak dapat saling
dipisahkan, walaupun ketiga generasi tersebut mencakup hak yang berbeda tetapi
tetap dalam kesatuan hak asasi manusia yang tidak dapat dipisahkan dan
mempunyai keterkaitan antar generasi tersebut. Ada pandangan bahwa dalam
pemenuhan hak sipil dan politik tidak dapat berjalan dengan baik tanpa
terpenuhinya hak ekonomi, sosial dan budaya, begitu pula dengan hak atas
pembangunan.
Undang Undang Dasar 1945 menjelaskan secara tegas bahwa Negara
Indonesia berdasarkan atas hukum (rechtstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan
belaka (machtstaat). Hal itu berarti bahwa Republik Indonesia ialah negara hukum
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, menjunjung tinggi hak asasi manusia
dan menjamin segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan, serta wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya.7 Bab XA, dalam pasal 28 sampai dengan 28 J UUD 1945
mengatur mengenai Hak Asasi Manusia. Namun kaitannya dengan hak-hak di
bidang ekonomi, sosial dan budaya identifikasinya belum rinci dan jelas. Oleh
karena hak-hak yang berkaitan dengan hak dibidang ekonomi, sosial dan budaya
masih tersebar dalam pasal-pasal yang ada. Dengan penelusuran melalui
pendekatan sejarah, maka ditemukan perkembangan dari hak-hak dibidang
ekosob. Hakhak ekosob lazimnya dikategorikan sebagai hak-hak positif (positive
rights) yang dirumuskan dalam bahasa “rights to” (hak atas), sedangkan hak-hak
sipil dan politik dikategorikan sebagai hak-hak negative (negative rights) yang
dirumuskan dalam bahasa “freedom from” (kebebasan dari). Sebagai hak-hak
positif, hak-hak ekosob dipahami sebagai hak- hak yang tidak dapat dituntut di
muka pengadilan (non-justicible), sebaliknya dengan hak-hak sipil dan politik,
sebagai hak-hak negatif, dapat dituntut di muka pengadilan. Tanggung jawab
negara ( state obligation ) dalam memajukan hak- hak ekonomi , sosial dan
budaya tidak hanya dalam bentuk obligation of result ,tetapi sekaligus dalam
bentuk obligation of conduct. Dalam konsep tanggung jawab ini, kebijakan
negara dalam memajukan hak-hak ekosob harus dapat menunjukkan terpenuhinya
kedua bentuk kewajiban itu. Artinya ketika negara merancang kebijakan
kesehatan, ia harus sudah menimbang hasilnya dapat menjamin terpenuhinya hak
atas kesehatan tersebut. Begitu pula negara harus menyediakan sarana yang
memberi akses kepada rakyat apabila hak tersebut tidak terpenuhi. Seperti yang
tampak diterapkan oleh pemerintahan saat ini, negara tetap memikul kewajiban
untuk merealisasikan hak-hak ekosob warga negaranya dalam kerangka sistem
ekonomi. Akan tetapi, apabila kebijakan ekonomi negara tersebut gagal dalam
memberi jaminan terhadap pemenuhan hak-hak ekosob warga negaranya, maka
negara tersebut dapat dikatakan melanggar hak-hak yang terdapat dalam Kovenan
Internasional hak ekonomi, sosial dan budaya ( International Covenant on
Economic, Social and Cultural Rights).
Peran Pemerintah sebagai pihak yang terkait dengan jaminan perlindungan
HAM sangatlah penting. Pemerintah dalam kewenangannya telah mengusahakan
untuk melaksanakan program perlindungan, penegakan serta pemajuan HAM.
Diantaranya adalah membangun suatu Lembaga Nasional Komnas HAM pada
Tahun 1993, membentuk dan menyempurnakan produk hukum yaitu Undang-
Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, dan membentuk
peradilan HAM.11 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia yang ( selanjutnya
disebut Komnas HAM ) adalah lembaga mandiri yang berfungsi melaksanakan
pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan mediasi hak asasi manusia,
termasuk hak ekonomi, sosial dan budaya manusia.
B. Rumusan masalah
1) Jelaskan konsep konsep dan sejarah perkembangan HAM ?
2) Jelaskan instrument HAM dan lembaga-lembaga HAM Nasional dan
Internasional ?
3) Jelaskan bentuk-bentuk pelanggaran HAM ?
4) Jelaskan tanggung jawab pemerintah untuk melindungi HAM ?
5) Jelaskan upaya pemajuan dan perlindungan HAM ?
C. Tujuan
1) Mengetahui konsep-konsep dan sejarah perkembangan HAM
2) Mengetahui instrument HAM dan lembaga-lembaga HAM Nasional
dan Internasional
3) Mengetahui bentuk-bentuk pelanggaran HAM
4) Mengetahui tanggung jawab pemerintah untuk melindungi HAM
5) Mengetahui upaya pemajuan dan perlindungan HAM
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep-konsep HAM dan sejarah perkembangan HAM
Konsep HAM menurut konsep 1 hak-hak juridis, seperti tidak disiksa dan
ditahan, hak akan persamaan didepan hokum (equalitiy before the law), hak akan
peradilan yang jujur (fair rial), praduga tak salah dan sebagainnya. Konsep ham
menurut generasi 11 merupakan perluasaan secara generasi 1 sehinggga konsep
ham mencakup jaga bidang sosial, ekonomi, politik dan budaya. Konsep ham
menurut generasi 111 merupakan ramuan dari hak hokum, sosial ekonomi, politik,
dan budaya sehingga disebut sebagai hak akan pembangunaan. Konsep ham ini
sebagai totalitas yang tidak boleh dipisahkan. Konsep ham dalam prespektif
pendekataan stuktural dikaitkan dengan kebijakan pemerintah yang kemudian
menimbulkan masalah-masalah pelanggaran ham seperti berkembangnnya system
sosial yang memihak ke atas dan meralatkan mereka dibawah, pola hubungan
yang menekan dan lain-lain.
Sejarah perkembangan HAM Sejarah Hak Asasi Manusia dimulai dari
gagasan hak asasi manusia. Gagasan hak asasi manusia muncul sebagai reaksi atas
kesewenang-wenangan penguasa yang memerintah secara otoriter. Munculnya
penguasa yang otoriter mendorong orang yang tertekan hak asasinya untuk
berjuang menyatakan keberadaannya sebagai makhluk bermartabat.
HAM di Indonesia
HAM di Indonesia bersumber dan bermuara pada Pancasila, yang artinya
bahwa HAM adalah menjadi jaminan filsafat yang kuat banyak sekali
peristiwaperistiwa atau kasus-kasus dilakukan pemerintah yang sangat melanggar
HAM, beberapa contoh peristiwa atau kejadian dari pelanggaran HAM yang
dilakukan yaitu pada tahun 1965 dimana penculikan dan pembunuhan terhadap
tujuh jendral Angkatan Darat dan penangkapan, penahanan dan pembantaian
komunis Indonesia. Kembali ke maslah HAM di Indonesia, mengapa pelanggaran
HAM di Indonesia masih saja terjadi dari tahun ke tahun dan juga sampai saat ini
masih sering terjadi pelanggaran HAM itu, apakah pemerintah terlalu tegas
menindak oknum atau institusi yang menentang kekuasaannya ataukah memang
masyarakat kita yang terlalu anarkis sehingga pemerintah terpaksa melakukan
tindakan atau kebijaka-kebijakan dari pemerintah yang memberatkan rakyat,
karena biasanya rakyat bertindak dikarenakan hal tersebut. Tidak akan ada suatu
masyarakat menyerang atau menuntut ke pemerintahannya jika tidak ada hal dasar
yang melatarbelakanginya.
B. Instrument HAM Dan Lembaga-Lembaga HAM Nasional Dan
Internasional
Instrumen HAM adalah alat yang digunakan untuk melindungi dan
menegakan HAM.
Instrumen Nasional:
UUD 1945 beserta amandemenya;
Atas dasar tersebut komisi ini berhak untuk menjalankan tugas dan
fungsinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Tujuan pembentuknya
tertuang pada Pasal 3.
Tujuan dari lembaga ini yaitu:
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan
kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi
satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas
HAM orang lain.
HAM setiap individu dibatasi oleh HAM orang lain. Dalam Islam, Islam
sudah lebih dulu memperhatikan HAM. Ajaran Islam tentang Islam dapat
dijumpai dalam sumber utama ajaran Islam itu yaitu Al-Qur’an dan Hadits yang
merupakan sumber ajaran normatif, juga terdapat dalam praktik kehidupan umat
Islam.
Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-
undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh
seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili
dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses
pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam
Undang-Undang pengadilan HAM.
B. SARAN
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan
memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa
menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan
pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak
oleh orang lain.Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan
mengimbangi antara HAM kita dengan HAM orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Undang – Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.
Undang-undang N o.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana (KUHAP)
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1983 tentang
Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
Peraturan Pemerintah No. 58 tahun 1999 tentang syarat-syarat dan Tata Cara
Pelaksanaan Wewenang, Tugas dan Tanggung Jawab Perawatan Tahanan
Peraturan Menteri Kehakiman RI No. M.04.UM.01.06 tahun 1983 tanggal 29
Desember tentang tata cara penempatan, Perawatan Tahanan dan Tata
Tertib Rumah Tahanan Negara
Keputusan Menteri Kehakiman No. M.02-PK.04.10 tahun 1990 tanggal 10 April
tentang Pola Pembinaan Tahanan