Anda di halaman 1dari 113

PENGANTAR ILMU

KOMUNIKASI

FETNI, S.I.K., M.A.P


Pertemuan Ke-1
• PERKENALAN,
• KONTRAK PEMBELAJARAN,
Pertemuan Ke-2
• PENGERTIAN KOMUNIKSI,
• PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI
• MODEL-MODEL KOMUNIKASI
PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI

Prinsip-prinsip komunikasi pada dasarnya merupakan penjabaran dari definisi atau


hakikat komunikasi. Prinsip komunikasi terbagi menjadi 12 yaitu:
1. Komunikasi adalah suatu proses simbolik
2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
3. Komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan
4. Komunikasi itu berlangsung dalam tingkat kesengajaan
5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu
6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
7. Komunikasi itu bersifat sistemik
8. Semakin mirip latar belakang sosial buadaya, semakin efektiflah komunikasi
9. Komunikasi bersifat non sekuensial
10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional
11. Komunikasi bersifat irreversible
12. Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah
Lanjutan…

1. Komunikasi sebagai proses simbolis


Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan
tdak berakhir hanya pada satu titik, tetapi terus berkelanjutan.
Komunikasi sebagai proses simbolis dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Lambang bersifat sembarang, manasuka dan sewenang-wenang.
b. Lambang tidak mempunyai makna sebab, manusialah
yang memberi makna.
c. Lambang itu bervariasi.
Lanjutan….
2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi (dilihat dari sisi
komunikan).

Disini tidak berarti semua yang kita lakukan adalah komunikasi, tetapi
karena setiap perilaku punya potensi untuk ditafsirkan misalnya tertawa
berarti bahagia, cemberut bisa ditafsirkan ngambek dll.

contoh:
Ketika seorang tidak sengaja bersin disebelah orang lain, orang yang bersin
itu bertindak sebagai komunikator secara tidak langsung sebab tanpa
disadarinya, ia menyampaikan suatu komunikasi. Setelah tahu sikomunikator
bersin-bersin, sikomunikan dapat merespons dengan berpikir bahwa orang
disebelahnya sedang sakit flu, sehingga menghindar dan mencari tempat
duduk lain untuk menghindari komunikator yang bersin.
Lanjutan.....

3. Komunikasi mempunyai Dimensi isi dan Hubungan

Contoh:
Ketika seseorang meminjam uang, ia bisa meminjam uang dari ayah
ataupun adiknya, tetapi pesan yang ia sampaikan akan berbeda
karena jauh lebih hormat kepada ayah dari pada adiknya. Ketika
meminjam uang kepada ayah ia akan berkata “ maaf, ayah. Bolehkah
saya meminjam uang untuk membayar tugas kuliah?
Lanjutan….
4. Komunikasi Berlangsung dalam Berbagai Tingkat
Kesengajaan setiap tindakan komunikasi yang dilakukan
oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat kesengajaan
yang rendah (tindakan komunikasi yang tidak direncanakan)
sampai pada tindakan yang betul-betul disengaja.

Contoh:
Dalam hal ini komunikator diberbagai tingkat kesadaran.
Ketika sedang marah dan ia menampar wajah orang yang ia
marahi, ia melakukan hal itu dengan tingkat kesengajaan yang
sangat rendah karena ia gelap mata.
Lanjutan…

5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan


waktu Pesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak
komunikan baik secara verbal maupun non verbal
disesuaikan dengan tempat dimana proses komunikasi itu
berlangsung, kepada siapa pesan dikirimkan dan kapan
berkomunikasi berlangsung.

Contoh:
Ketika sedang berada dirumah , seorang bisa bertindak sesukanya
tanpa memedulikan sopan santun sebab ia berada dirumahnya
sendiri. Akan tetapi, ketika bertemu kerumah orang lain,
perilakunya berubah untuk menghormati tuan rumah, ia jauh
lebih sopan.
Lanjutan…

6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi.

Komunikasi itu terikat oleh aturan dan tatakrama. Artinyan orang-


orang memilih strategi tertentu berdasarkan bagaimana orang
menerima pesan akan merespons. Prediksi ini tidak selalu disadari
dan sering berlangsung cepat. Kita dapat memprediksi perilaku
komunikasi orang lain berdasarkan peran sosialnya. Misalnya anda
mengetahui bagamana tatakrama dalam berbahasa ketika anda
berhadapan dengan orang tua anda atau dosen anda. Anda
misalnya tdak dapat menyapa orang tua anda dengan kata
“kamu” atau “Elu”.
Lanjutan...

Contoh:

Di indonesia setelah makan, seseorang


yang ingin bersebdawa akan berusaha
menahannya atau melakukannya tanpa
suara karena menganggap perbuatan
tersebut tidak sopan
Lanjutan….

7. Komunikasi bersifat sistematis Dalam diri seseorang


mengandung sisi internal dan juga sisi eksternal yang dipengaruhi oleh
latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana
seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal seperti
lingkungan keluarga dan dimana ia bersosialisasi mempengaruhi
bagaimana ia melakukan tindakan komunkasi.

Contoh:
rumah kita, sekolah kita dan tempat kerja kita merupakan bagian-bagian
dari suatu lingkungan berupa masyarakat kota, yang kesemuanya saling
mempengaruhi. Kekecewaan yang kita peroleh dilingkungan sekolah
karena gagal ujian misalnya atau di tempat kerja karena tidak memperoleh
bonus besar yang di janjikan perusahaan, tidak bisa kita hilangkan begitu
saja ketika kita berada dilingkungan rumah kita.
Lanjutan.....
8. Semakin mirip latar belakang sosial budaya, semakin
efektiflah komunikasi Jika dua orang melakukan
komunikasi dari suku yang sama, pendidikan yang sama, maka ada
kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk
dikomunikasikan.

Contoh:

Bunga yang berasal dari indonesia berteman dengan Ashraf yang berasal
dari malaysia maka komunikasi diantara mereka berjalan dengan efektif
sebab kehidupan sosial budaya di indonesia dan malaysia hampir sama
berkenalan dengan Miko yang berasal dari jepang, komunikasi diantara
mereka tidak efektif sebab kehidupan sosial budaya antara jepang dan
malaysia sangat berbeda.
lanjutan.....
9. Komunikasi bersifat Nonsekuensial komunikasi yang
melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan
yang dikirimkan itu diterima dan dimengerti.

Contoh:
Komunikator dapat menjadi komunikan, dan sebaliknya komunikan
dapat menjadi komunikator.
Lanjutan...
10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional.

 Prosesual = komunikasi yang dapat merubah perilaku.


 Dinamis = sesuatu hal yang terus berubah dan berkembang.
 Transaksional = komunikasi yang saling bertukar informasi.

Contoh:

Komunikasi dapat mengubah pandangan komunikan. Pada awalnya Ani


tidak menyukai bisnis MLM. Bahkan ia pernah berjanji untuk tidak akan
bergelut di dalamnya. Setelah Anita yang mengikuti bisnis sebuah produk
MLM dan mengadakan prospek kepada Ani selama dua jam.
Lanjutan....

11. Komunikasi bersifat irreversible setiap orang yang


melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa
terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan.

Contoh:

Komunikasi tidak dapat ditarik kembali, jika seorang sudah berkata


menyakiti orang lain, maka efek sakit hati tidak akan hilang begitu saja
pada diri orang lain tersebut.
Lanjutan….

12. Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan


berbagai masalah artinya bahwa komunikasi bukan
satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah.

Contoh:

Ketika kita kumpul sama teman-teman dan kita ingin makan


mangga, kita bercerita, berkomunikasi enaknya kita makan
mangga, tapi kalau kita hanya bicara maka masalah itu tidak akan
terselesaikan melainkan dengan tindakan yaitu mencari ,mangga
dan makan.
THANK YOU...
See You Next Time!!
MODEL-MODEL
KOMUNIKASI

FETNI, S.I.K., M.A.P


Pengertian Model Komunikasi

 Model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses


komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen
komunikasi dengan komponen lainnya.
 Dengan demikian model dapat diartikan sebagai representasi dari suatu
peristiwa komunikasi
Fungsi model
• Bagi diri manusia sendiri:
- Mengembangkan kreatifitas imaji
- Mengendalikan diri
- Kematangan berpikir
• Bagi diri manusia lain:
- Meningkatkan human relations
- Mengatasi konflik
- Berbagi pengalaman dan pengetahuan
• Bagi publik: semangat solidaritas
• Bagi Massa:
- Memberi informasi
- Mendidik
- Menghibur
Modul-modul Komunikasi

• Modul Stimulus Respons (S-R)

S R
Model komunikasi S-R adalah model komunikasi yang paling dasar.
Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi, khususnya yang beraliran
behavioristik. Model tersebut menggambarkan stimulus-respons. Model ini
menunjukkan komunikasi sebagai proses “ aksi-reaksi” yang sangat
sederhana. Bila seorang laki-laki berkedip pada seorang wanita dan wanita
itu kemudian tersipu malu , atau bila saya tersenyum dan kemudian anda
membalas senyuman saya itulah pola S-R.
Lanjutan….

• Model S-R mengasumsikan bahwa kata-kata verbal (lisan-tulisan), isyarat-


isyarat nonverbal, gambar-gambar dan tindakan-tindakan tertentu akan
merangsang orang lainuntuk memberikan respons dengan cara tertentu.

• Contoh: ketika seorang yang anda kagumi atau menarik perhatian anda
tersenyum kepada anda ketika berpapasan dijalan, boleh jadi anda akan
merasa senang. Pada gilirannya merasa mendapatkan sambutan, orang tadi
bertanya kepada anda mau kemana? Lalu anda menjawab “ mau kuliah” ia
pun melambaikan tangan ketika berpisah dan anda membalas dengan
lambaian tangan pula. Dikampus masih mengenang peristiwa sebelumnya
yang menyenangkan, anda juga tersenyum-senyum kepada orang lain dan
mendapatkan tanggapan dari teman anda, “ kok kamu bahagia sekali sih”.
Begitulah seterusnya.
lanjutan,…

• Pola S-R dapat pula berlangsung negatif. Misalnya orang pertama


menatap orang kedua dengan tajam, dan orang kedua balik
menatap, menunduk malu, memalingkan wajah, atau membentak,
“apa liat-liat ? Nantang ya?” atau orang pertama melotot dan orang
kedua ketakutan.
Model Aristoteles

• Model Aristoteles adalah model komunikasi yang paling klasik yang sering
juga disebut model retoris. Komunikasi terjadi ketika seorang pembicara
menyampaikan pembicaraannya kepada khalayak dalam upaya mengubah
sikap mereka. Aristoteles mengemukakan tiga unsur dasar proses
komunikasi yaitu pembicara, pesan dan pendengar.

Pembicara Pesan Pendengar


Lanjutan….
• Fokus komunikasi yang yang ditelaah aristoteles adalah
komunikasi retoris yang kini lebih dikenal dengan komunikasi
publik (publik speaking) atau pidato.

• Contoh:

Dekan berpidato tentang bahaya kenakalan remaja


didepan mahasiswa.
Model Lasswell
• Model komunikasi Laswell berupa ungkapan verbal, yakni:
1. Who (siapa)
2. Says What (mengatakan apa)
3. In Which Channel (melalui saluran apa)
4. To Whom (kepada siapa)
5. With What Effect? (dan apa effeknya)

Who Says what In which To whom With what


channel Effect?

Komunikator Pesan Media Komunikan Effect


Lanjutan….
• Model Lasswell yang diterapkan dalam komunikasi massa. Dia menegaskan
bahwa untuk memahami proses komunikasi massa kita perlu mempelajari
setiap tahapan dalam modelnya. Model tersebut mengisyaratkan bahwa lebih
dari satu saluran dapat membawa pesan. Unsur sumber (who), merangsang
pertanyaan mengenai pengendalian pesan, sedangkan unsur pesan (says
what) merupakan bahan untuk analisis isi. Saluran komunikasi (in which
channel) dikaji dalam analisis media. Unsur penerima (to whom) dikaitkan
dengan analisis khalayak, sementara unsur pengaruh (with what effect) jelas
berhubungan dengan studi mengenai akibat yang ditimbulkan pesan
komunikasi massa pada khalayak pembaca, pendengar dan pemirsa.
Model Shannon dan Weaver
Lanjutan….
• Model shannon dan weaver menyoroti problem penyampaian pesan
berdasarkan tingkat kecermatannya. Model ini melukiskan suatu sumber
yang menyandi atau menciptakan pesan dan menyampaikannya melalui suatu
saluran kepada seorang penerima yang menyandi balik atau mencipta ulang
pesan tersebut. Dengan kata lain Model shannon dan weaver
mengasumsikan bahwa sumber informasi menghasilkan suatu pesan untuk
dikomunikasikan dari seperangkat pesan yang di mungkinkan. Pemancar
(transmitter) mengubah pesan menjadi suatu sinyal (tanda) dari transmitter
kepenerima (receiver). Sasaran (Destination) yang menjadi tujuan pesan.
Lanjutan…..
• Gangguan (noise) yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak
di kehendaki yang dapat mengganngu kecermatan pesan yang
dapat disampaikan. Ganggguan ini bisa interfensi statis atau
suatu panggilan telpon, musik yang hingar bingar di sebuah
pesta atau sirene diluar rumah. Gangguan psikologis meliputi
gangguan yang merasuki pikiran dan perasaan sesorang yang
mengganggu penerimaan pesan yang akurat.

• Contoh: gangguan paling jelas adalah melamun.


Lanjutan…

• Contoh lain:
Saat kita mengobrol dengan seseorang melalui telpon
genggam, kita sedang berdiri ditengah jalan dan kita
terganggu dengan suara berisik dari kendaran yang
berlalu lalang didepan kita.
Model Schramm
Lanjutan...

• Model komunikasi ini terutama berlaku untuk bentuk-bentuk


komunikasi antarpribadi. Dijelaskan bahwa proses komunikasi
berjalan secara sirkuler, dimana masing-masing pelaku secara
bergantian bertindak sebagai komunikator/sumber dan
komunikasi/ penerima
Lanjutan…

• Pertama, pelaku komunikasi pertama kali mengambil inisiatif


sebagai sumber/komunikator membentuk pesan (encoding) dan
menyampaikannya melalui saluran komunikasi tertentu kepada
lawan komunikasinya yang bertindak sebagai penerima . Saluran
komunikasi yang digunakan bisa berupa telepon, surat, atau
melalui gelombang udara
Lanjutan…

• Kedua, pihak penerima komunikan kemudian setelah menerima


pesan akan mengartikan (decoding) dan menginterpretasikan
pesan yang di terimanya. Apabila ia penerima/komunikan)
mempunyai tanggapan atau reaksi maka selanjutnya ia akan
membentuk pesan (Encoding) dan menyampaikannya kembali.
Kali ini dia bertindak sebagai sumber, dan tanggapan atau
reaksinya disebut umpan balik.
Lanjutan…

• Ketiga, pihak sumber/komunikator yang terutama sekarang


bertindak sebagai penerima/komunikan. Ia akan mengartikan dan
menginterpretasikan pesan yang di terimanya, dan kalau ada
tanggapan/reaksi, kembali dia akan membentuk pesan dan
menyampaikannya kembali kepasangan komunikannya. Masing-
masing pelaku komunikasi akan terlibat dalam proses
pembentukan pesan (encoding), penafsiran (entrepretig) pesan,
serta penerimaan dan pemecahan kode pesan (decoding).
Model Newcomb
Lanjutan…

• Model dari Newcomb ini dikenal dengan sebutan model


keseimbangan. Pola komunikasi yang terjadi antara dua individu
mempunyai dua bentuk atau situasi yaitu: seimbang dan tidak
seimbang. Situasi komunikasi seimbang akan terjadi apabila dua
orang yang berkomunikasi tentang suatu hal/objek yang sama-
sama mempunyai sikap menyukai atau selera yang sama terhadap
hal/objek yang dibicarakan. Keadaan tidak seimbang terjadi
apabila terdapat perbedaan sikap di antara kedua orang yang
saling berkomunikasi.
Model Interaksional
Lanjutan…
• Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada
tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah di
antara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung
dua arah: dari pengirim dan kepada penerima dan dari penerima
kepada pengirim.
• Para peserta komunikasi menurut model interaksional adalah orang-
orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui
interaksi sosial, tetapnya apa yang disebut pengambilan peran orang
lain. Diri (self) berkembang lewat interaksi dengan orang lain,
dimulai dengan lingkungan terdekatnya seperti keluarga dalam
suatu tahap yang disebut tahap permainan dan terus berlanjut
hingga kelingkungan luas dalam suatu tahap yang disebut tahap
pertandingan.
• Konsep diri tumbuh berdasarkan bagaimana orang lain
memandang diri individu tersebut.
Model Westley dan Maclean

• Model ini berbicara dalam dua konteks, komunikasi interpersonal


(antarpribadi) dan massa. Perbedaan yang paling penting di antara
komunikasi interpersonal dan massa adalah pada umpan balik
(feedback). Di interpersonal, umpan balik berlangsung cepat dan
langsung, sedang di komunikasi massa, umpan baliknya bersifat
tidak langsung dan lambat.
Contoh:

• Ketika terjadi komunikasi dua orang teman di sekolah maka bentuknya adalah komunikasi antarpribadi.
Masing-masing bisa langsung memberikan tanggapan (umpan balik) terhadap ucapan teman lainnya.
Perbedaannya dengan komunikasi massa yang menggunakan media seperti koran dan televisi, proses
tanggapan yang diberikan tidak bersifat langsung. Ketika sebuah berita muncul di televisi, pemirsa tidak bisa
secara langsung menanggapi. Setidaknya pemirsa harus menelepon ke pihak televisi untuk mendapatkan
kesempatan memberi tanggapan. Jika komunikasi dilakukan antarpribadi maka kesempatan untuk
memberikan tanggapan bisa dilakukan secara langsung.Karena itu komunikasi antarpribadi lebih banyak
digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang bersifat pribadi dan membutuhkan tanggapan secara
langsung. Apabila pesan komunikasi ditujukan kepada masyarakat dalam jumlah besar, maka pilihan yang
tepat adalah menggunakan komunikasi massa. Sebagai contoh pemerintah bermaksud memberikan informasi
tentang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Pilihan menggunakan televisi atau surat kabar akan
lebih efektif. Melalui media massa, pesan tersebut bisa disampaikan kepada masyarakat dengan cepat dan
menjangkau jumlah yang banyak
THANK YOU...
See You Next Time!!
KOMUNIKASI VERBAL DAN
NON VERBAL

FETNI, S.I.K., M.A.P


KOMUNIKASI VERBAL

• Komunikasi Verbal adalah komunikasi Lisan yang


disampaikan melalui kata-kata yang diucapkan seperti pidato,
presentasi, diskusi dan dialog tatap muka. Dalam
komunikasi Verbal ini, pengirim informasi berbagi
pemikirannya dalam bentuk kata-kata.
Fungsi Bahasa Dalam Kehidupan Manusia

Menurut Larry L. Barker, bahasa memiliki tiga fungsi yaitu:


1. Penamaan (naming atau labeling),
2. Interaksi dan
3. Transisi informasi.
Lanjutan….

• Penanaman atau penjulukan merujuk pada usaha


mengidentifikasi objek, tindakan, atau orang dengan menyebut
namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi.
• Fungsi interaksi menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang
dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan
kebingungan.
• Melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang
lain, inilah yang disebut fungsi transmisi dari bahasa.
Keistimewaan bahasa sebagai fungsi transmisi informasi yang
lintas-waktu, dengan menghubungkan masa lalu, masa kini,
dan masa depan, memungkinkan kesinambungan budaya dan
tradisi kita.
Keterbatasan Bahasa:

a. Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili


objek.

• Kata-kata adalah kategori-kategori untuk merujuk pada objek


tertentu: orang, benda, peristiwa, sifat, perasaan, dan sebagainya.
Tidak semua kata tersedia untuk merujuk pada objek. Suatu kata
hanya mewakili realitas, tetapi buka realitas itu sendiri. Dengan
demikian, kata-kata pada dasarnya bersifat parsial, tidak melukiskan
sesuatu secara eksak.
• Kata-kata sifat dalam bahasa cenderung bersifat dikotomis, misalnya
baik-buruk, kaya-miskin, pintar-bodoh, dsb.
Lanjutan…

b. Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual.

• Kata-kata bersifat ambigu, karena kata-kata merepresentasikan


persepsi dan interpretasi orang-orang yang berbeda, yang menganut
latar belakang sosial budaya yang berbeda pula. Kata berat, yang
mempunyai makna yang nuansanya beraneka ragam. Misalnya: tubuh
orang itu berat; kepala saya berat; ujian itu berat; dosen itu
memberikan sanksi yang berat kepada mahasiswanya yang
nyontek.
Lanjutan…

c. Kata-kata mengandung bias budaya.


• Bahasa terikat konteks budaya. Oleh karena di dunia ini terdapat
berbagai kelompok manusia dengan budaya dan subbudaya yang
berbeda, tidak mengherankan bila terdapat kata-kata yang (kebetulan)
sama atau hampir sama tetapi dimaknai secara berbeda, atau kata-kata
yang berbeda namun dimaknai secara sama. Konsekuensinya, dua
orang yang berasal dari budaya yang berbeda boleh jadi mengalami
kesalahpahaman ketika mereka menggunakan kata yang sama.
Misalnya kata awak untuk orang Minang adalah saya atau kita,
sedangkan dalam bahasa Melayu (di Palembang dan Malaysia) berarti
kamu.
Lanjutan…
• Komunikasi sering dihubungkan dengan kata Latin communis yang artinya
sama. Komunikasi hanya terjadi bila kita memiliki makna yang sama. Pada
gilirannya, makna yang sama hanya terbentuk bila kita memiliki
pengalaman yang sama. Kesamaan makna karena kesamaan pengalaman
masa lalu atau kesamaan struktur kognitif disebut isomorfisme.
Isomorfisme terjadi bila komunikan-komunikan berasal dari budaya yang
sama, status sosial yang sama, pendidikan yang sama, ideologi yang sama;
pendeknya mempunyai sejumlah maksimal pengalaman yang sama. Pada
kenyataannya tidak ada isomorfisme total.
Lanjutan…

d. Percampuranadukkan fakta, penafsiran, dan penilaian.


• Dalam berbahasa kita sering mencampuradukkan fakta (uraian), penafsiran
(dugaan), dan penilaian. Masalah ini berkaitan dengan dengan kekeliruan
persepsi. Contoh: apa yang ada dalam pikiran kita ketika melihat
seorang pria dewasa sedang membelah kayu pada hari kerja pukul
10.00 pagi? Kebanyakan dari kita akan menyebut orang itu sedang
bekerja. Akan tetapi, jawaban sesungguhnya bergantung pada: Pertama,
apa yang dimaksud bekerja? Kedua, apa pekerjaan tetap orang itu untuk
mencari nafkah? .... Bila yang dimaksud bekerja adalah melakukan
pekerjaan tetap untuk mencari nafkah, maka orang itu memang sedang
bekerja. Akan tetapi, bila pekerjaan tetap orang itu adalah sebagai dosen,
yang pekerjaannya adalah membaca, berbicara, menulis, maka membelah
kayu bakar dapat kita anggap bersantai baginya, sebagai selingan di antara
jam-jam kerjanya.
Lanjutan….
• Ketika kita berkomunikasi, kita menterjemahkan gagasan kita
ke dalam bentuk lambang (verbal atau nonverbal). Proses ini
lazim disebut penyandian (encoding). Bahasa adalah alat
penyandian, tetapi alat yang tidak begitu baik (lihat
keterbatasan bahasa di atas), untuk itu diperlukan kecermatan
dalam berbicara, bagaimana mencocokkan kata dengan
keadaan sebenarnya, bagaimana menghilangkan kebiasaan
berbahasa yang menyebabkan kerancuan dan kesalahpahaman.
KOMUNIKASI NON VERBAL

• Komunikasi dan Kehidupan Manusia sangat berhubungan


karena tidak ada manusia yang bisa hidup tanpa berkomunikasi.
Dalam berkomunikasi pasti kita melakukan yang namanya
komunikasi non verbal yang berupa lambang-lambang, seperti
gestura (gerak tangan, kaki, atau bagian lainnya dari tubuh);
warna; sikap duduk atau berdiri; jarak; dan berbagai bentuk
lambang yang lain.
• Kode-kode nonverbal dan verbal ini merupakan komponen dasar
dari komunikasi manusia. Setiap peristiwa komunikasi yang
terjadi di dalam kehidupan nyata akan mencakup dua komponen
tersebut
DEFINISI DAN BATASAN UMUM KOMUNIKASI NONVERBAL

• Komunikasi nonverbal sangat penting di dalam komunikasi


tatap muka atau hubungan antarpribadi. Hal ini juga
ditegaskan oleh Kathleen K. Reardon (1987) dalam bukunya
Where Minds Meet, yang mengategorikan komunikasi
nonverbal ke dalam wilayah komunikasi antarpribadi.
• Contoh
ketika seorang pria ingin berkawan akrab dengan teman
gadisnya. Kemudian si gadis berkata: “Yang kupercaya
bukan omonganmu, tetapi perbuatanmu padaku.” Hal ini
berarti bahwa gadis itu lebih mempercayai teman laki-
lakinya dari tindakan-tindakan nonverbal yang
ditunjukkan oleh si pria.
A. Definisi Komunikasi Nonverbal

• Pengertian komunikasi nonverbal adalah semacam ”elusive”


atau sesuatu yang sulit dipahami. Hal ini bisa dimengerti
karena komunikasi nonverbal menyangkut “rasa” atau “
emosi”. Di samping itu, jenis dan jumlah tindakan-tindakan
nonverbal sangat beraneka ragam dan banyak, tetapi di dalam
kehidupan sehari-hari, perilaku nonverbal sangat membantu
pembentukan makna pada setiap pesan komunikasi yang ada.
• Sebagai ilustrasi, hari ini Badu tampak senang karena
mendapat nilai bagus dalam ujian Matematika. Dia tidak
hanya bercerita pada kawan-kawannya tentang
kegembiraannya, tetapi secara atraktif dia meloncat-
loncat dan tertawa kegirangan.
Komunikasi Non Verbal Menurut Para Ahli

• Menurut Judee K. Burgoon dan Thomas J. Saine (1978) dalam bukunya


The Unspoken Dialogue: An Introduction to Nonverbal Communication,
memberikan definisi komunikasi nonverbal sebagai berikut. “Komunikasi
nonverbal adalah tindakan-tindakan manusia yang secara sengaja
dikirimkan dan diinterpretasikan seperti tujuannya dan memiliki potensi
akan adanya umpan balik (feedback) dari yang menerimanya.”
Lanjutan….
• Contohnya:

Ketika kita ingin memutuskan hubungan persahabatan dengan


teman, kita mungkin tidak mengatakan padanya. Tetapi, kita dengan
sengaja menunjukkan sikap tertentu seperti tidak datang ke
rumahnya atau tidak lagi membuat janji. Tentunya, tindakan-
tindakan tersebut akan mengundang pertanyaan teman kita, dan dia
akan memberikan tanggapan atas tindakan-tindakan kita.
Lanjutan…
• Hickson dan Stacks dalam bukunya Nonverbal
Communication Studies and Applications, memperluas
pengertian komunikasi nonverbal dari Burgoon dan Saine di
atas, dengan mengatakan bahwa: “Stimuli tertentu dari
perilaku nonverbal mungkin terjadi dengan tidak disadari dan
perilaku nonverbal diatur oleh norma-norma yang dihasilkan
oleh interaksi manusia.”

• Contoh:
Kita sedang menghadapi tes wawancara pekerjaan, dan ketika itu kita
melakukan kesalahan maka tubuh kita berkeringat atau merah muka.
Hal ini terjadi di luar keinginan kita.
b. Batasan-batasan Umum Komunikasi Nonverbal
Joseph A. Devito (1986) dalam bukunya The Interpersonal Communication Book,
menjelaskan beberapa gambaran umum tentang komunikasi nonverbal sebagai
berikut.
1. Komunikasi Nonverbal Berada dalam Konteks
2. Perilaku Nonverbal adalah Perilaku yang Normal
3. Tindakan-tindakan Nonverbal Saling Terintegrasi
4. Pesan Verbal dan Tindakan Nonverbal Saling Terintegrasi
5. Pesan Komunikasi Nonverbal Bermakna Rangkap
6. Perilaku Nonverbal Selalu Dikomunikasikan
7. Komunikasi Nonverbal Berada dalam suatu Aturan
8. Komunikasi Nonverbal Sangat Menentukan
9. Perilaku Nonverbal Sangat Dipercaya
10. Perilaku Nonverbal adalah Metakomunikasi
1. Komunikasi Nonverbal Berada dalam Konteks

• Suatu perilaku nonverbal yang sama mungkin akan mempunyai makna yang
berbeda, ketika ia muncul dalam konteks yang berlainan. Contohnya, suatu
kedipan mata seseorang bisa berarti suatu ajakan untuk bergabung
dengannya. Tetapi pada konteks yang lain, kedipan mata itu bisa
bermakna sebagai sikap yang sombong.
• Untuk hal yang sama, makna yang diberikan oleh suatu perilaku nonverbal
juga tergantung pada pesan verbal yang menyertainya. Misalnya, ketika kita
mempertahankan argumentasi dalam suatu diskusi, sering kali tangan
kita mengepal atau mengacung-acungkan jari untuk menekankan hal-
hal yang penting. Tindakan-tindakan itu akan berbeda artinya di kala
kita berdebat dengan pegawai stasiun atas keterlambatan kereta api.
• Dari kedua contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu konteks akan
menentukan secara luas untaian makna dari perilaku-perilaku atau pesan-
pesan nonverbal.
2. Perilaku Nonverbal adalah Perilaku yang Normal

• Berbagai bentuk perilaku nonverbal, seperti gerak mimik


wajah, gerakan-gerakan tubuh, gerakan otot tubuh,
berkeringat, merah muka, dan sebagainya, itu terjadi
sebagai bentuk-bentuk perilaku yang normal.
3. Tindakan-tindakan Nonverbal Saling Terintegrasi

• Seluruh bagian dari tubuh secara normal bekerja sama


mengkomunikasikan makna-makna tertentu.
• Sebagai contoh, orang tidak akan mengekspresikan rasa takut hanya
dengan suatu bagian tubuh tertentu, sementara bagian tubuh yang
lain tidak. Rasa takut itu bahkan terekspresikan oleh tindakan-
tindakan nonverbal dari beberapa bagian tubuh secara integratif,
seperti mata membelalak, tangan dan badan tegang, dan bagian tubuh
lain yang berada pada posisi emosional ketakutan.
• Dari contoh itu dapat disimpulkan, bahwa untuk memahami
perilaku nonverbal tertentu, harus dipertimbangkan
keseluruhan “paket” perilaku nonverbal, di mana tindakan-
tindakan nonverbal yang lain akan menjadi bagiannya.
4. Pesan Verbal dan Tindakan Nonverbal Saling
Terintegrasi

• Di dalam suatu pesan komunikasi, perilaku nonverbal saling terkait dengan


pesan-pesan verbal yang menyertainya. Misalnya, pada saat marah orang
sering bertutur kata dengan keras dan tegang, juga diikuti oleh ekspresi
wajah serta gerakan tubuh emosional.
• Dalam hal ini, persoalannya akan menjadi lain jika tidak terjadi kesesuaian
antara pesan-pesan verbal dan gerak-gerak nonverbalnya. Di sini, pesan
komunikasi akan bermakna rangkap dan biasanya orang akan percaya pada
sikap-sikap nonverbalnya.

• Contoh, orang berkata senang berjumpa dengan temannya sambil


menghindarkan tatapan muka. Temannya akan mudah menangkap
ketidakjujuran dari apa yang dikatakannya.
4. Pesan Komunikasi Nonverbal Bermakna Rangkap

• Seperti yang telah disebutkan di atas, perilaku nonverbal dapat


bermakna rangkap dan biasanya bersifat kontradiktif.
• Contohnya, ketika hubungan Tono dan Tini semakin akrab. Tini
bertanya: “Apakah kamu sayang padaku?”, Tono memberikan belaian
lembut. Tini penasaran: “Kamu tidak sayang padaku, ya?” Tono
memeluknya erat-erat.
• Dari contoh di atas, jelas bahwa sikap yang ditunjukkan Tono
bermakna ganda. Ada beberapa faktor yang biasanya menyertai
suatu pengiriman pesan bermakna ganda: 1) sifat hubungan
yang intens (dalam); 2) adanya respons- respons yang tidak
cocok; 3) ketidakmampuan menghindari (biasanya dalam
kondisi terpojok); 4) adanya ancaman atau hukuman dalam
hubungan; 5) umumnya terjadi berulang-ulang.
6. Perilaku Nonverbal Selalu Dikomunikasikan

• Semua gerakan yang kita lakukan dalam hubungannya dengan


orang lain selalu dikomunikasikan, diterima, dan
diinterpretasikan. Dengan tidak memperhatikan apakah
seseorang melakukan sesuatu atau tidak, perilaku orang itu
memberikan informasi tertentu kepada orang lain. Perilaku
nonverbal selalu ada dan selalu dikomunikasikan.
• Gerakan-gerakan nonverbal tersebut meliputi gerakan-
gerakan mata, mimik wajah, duduk diam di sudut,
membuka jendela, jalan mondar-mandir, dan sebagainya.
Gerakan-gerakan nonverbal itu dalam hubungannya
dengan orang lain akan menentukan bagaimana umpan
balik dari orang tersebut.
7. Komunikasi Nonverbal Berada dalam suatu Aturan

• Di dalam komunikasi verbal atau bahasa, terdapat aturan-


aturan yang mudah dikenali, seperti intonasi, makna, struktur
bahasa, dan hubungan kalimat-kalimat. Sedangkan di dalam
komunikasi nonverbal, selain tidak mudah dikenali, aturan-
aturan itu sangat bervariasi. Aturan-aturan di dalam
komunikasi nonverbal didasarkan pada nilai-nilai atau norma-
norma masyarakat. Nilai atau norma merupakan sesuatu yang
diharapkan oleh masyarakat. Kita, dengan sadar atau tidak
akan mempelajari nilai atau norma agar dapat berperilaku
seperti yang diharapkan masyarakat.
• Contoh, kita belajar bersikap simpatik, sikap duduk, cara
berjalan, cara makan, berpesta.
8. Komunikasi Nonverbal Sangat Menentukan

• Pada dasarnya, semua pesan (verbal atau nonverbal) didorong atau


dimotivasi oleh hal-hal tertentu. Tindakan kita ditentukan oleh keinginan-
keinginan tertentu.
• Contohnya, menangis, tersenyum, cemberut, muka merah,
menunjukkan jari, melambaikan tangan. Hal-hal itu terjadi oleh
dorongan- dorongan yang ada di dalam diri kita.
• Namun, yang harus diperhatikan bahwa untuk mencari signifikansi
perilaku nonverbal tersebut dengan dorongan-dorongan di dalam diri kita
tidaklah mudah. Kita tidak dapat mengatakan apa-apa yang sedang
dipikirkan oleh seseorang pasti akan dilakukan. Kita semata-mata hanya
melihat perilaku nonverbal yang tampak, lalu menginterpretasikan perilaku
tersebut
9.Perilaku Nonverbal Sangat Dipercaya

• Tidak semua perilaku nonverbal jelas bagi kita. Tetapi, kita akan cepat
percaya terhadap perilaku nonverbal apabila perilaku ini bertolak belakang
dengan pesan verbal yang mengikutinya.
• Contohnya, seseorang karyawan bercerita pada pimpinannya tentang
banyaknya pekerjaan kantor yang harus dikerjakan. Maksudnya,
karyawan itu menginginkan tambahan gaji. Selama bercerita ia sering
terburu-buru, menghindari tatapan muka, dan perilaku lain yang
mengindikasikan ketidakjujuran. Pimpinan tersebut lebih percaya
pada tindakan-tindakan nonverbal karyawan itu. Sehingga,
keputusan yang diambil berbeda dengan keinginan karyawan
tersebut.
• Ada dua alasan yang menjadikan orang cepat percaya pada perilaku
nonverbal, yaitu pesan-pesan verbal lebih mudah dimanipulasi dan
perilaku nonverbal sering muncul secara tidak sengaja.
Perilaku Nonverbal adalah Metakomunikasi

• Metakomunikasi adalah komunikasi yang berkaitan dengan


komunikasi-komunikasi yang lain. Komunikasi tentang
komunikasi.
• Adapun fungsi metakomunikasi dari komunikasi nonverbal
adalah menjelaskan atau memperkuat perilaku-perilaku verbal
atau nonverbal yang lain.
• Contoh, seorang dosen yang berbicara di depan kelas tidak
hanya mengkomunikasikan apa yang dikatakan, tetapi
penampilan tubuh, gaya rambut, cara berpakaian,
berjalan, dan sebagainya juga dikomunikasikan pada
muridnya.
Perbedaan Komunikasi Verbal
dan Nonverbal
• Komunikasi verbal dan nonverbal dapat dibedakan ke
dalam empat cara, yaitu:
1. Dilihat dari maksud atau tujuan,
2. Perbedaan Simbolik,
3. Mekanisme proses informasi, dan
4. Perilaku.
1. Maksud Atau Tujuan Pesan

Suatu pesan verbal memiliki maksud atau tujuan yang jelas. Maksud atau
tujuan suatu pesan verbal baik dalam bentuk kata-kata maupun tulisan,
dikomunikasikan kepada orang lain, yaitu pada saat:
1. Maksud atau tujuan pesan dirimkan oleh sumbernya;
2. Maksud atau tujuan pesan diterima oleh penerimanya.
Suatu interpretasi tertentu terhadap maksud atau tujuan yang ada akan
mengurangi makna isi yang terkandung di dalam pesan itu.
Lanjutan…
• Contoh:
Amir berkata pada teman-temannya: ”Aku ingin menjadi
juara kelas!” Ketika kata-kata itu diucapkan dan di saat
diterima orang lain, mengandung maksud atau tujuan
yang jelas, yaitu Amir ingin menjadi juara kelas. Tetapi,
ketika teman-temannya menilai dan menginterpretasikan
”kata-kata” Amir maka mungkin akan muncul
interpretasi sebagai berikut. Amir kok sombong ya; Amir
tidak seperti biasanya, Amir telah berubah, atau Amir
semakin optimis. Keseluruhan maksud atau tujuan yang
terkandung di dalam kata-kata tersebut akan berlainan,
artinya bisa bertambah atau berkurang, dan menjadi
positif atau negatif.
Contoh Lain:

• Tentunya suatu makna dari pesan-pesan nonverbal bersifat relatif dan


berbeda-beda. Hal ini bisa dimengerti karena persepsi dan kepekaan
interpretasi setiap orang tidak akan sama. Dari penjelasan tentang
komunikasi nonverbal di atas, diberikan suatu ilustrasi tentang norma
fisik yang berlaku bagi manusia, yaitu kewajiban mengenakan
pakaian. Setiap hari kita mengenakan pakaian yang berbeda- beda,
tetapi berapa kalikah kita menyadari bahwa kita berpakaian untuk
seseorang atau untuk sesuatu tertentu? Kita tidak tahu. Demikian
pula kita sering tidak sadar akan penampilan diri, sedangkan teman-
teman lain sering berkomentar tentang warna dan gaya berpakaian
kita.
Kesimpulan
• Setidaknya ada dua alasan mengapa pemberian makna dalam
komunikasi nonverbal terjadi seperti di atas. Pertama, suatu
tindakan nonverbal cenderung tidak disadari dan bersifat tidak
murni seperti pesan- pesan verbal. Kedua, perilaku nonverbal
didasarkan pada norma-norma, sedangkan setiap orang akan
berbeda perilaku nonverbalnya, meskipun norma mereka
sama.
2. Perbedaan Simbolik

• Kadang kala untuk memberikan makna terhadap tindakan-


tindakan atau pesan-pesan nonverbal dipengaruhi oleh simbol-
simbol yang muncul di dalam proses komunikasi. Dalam
kehidupan sehari-hari adalah wajar apabila kita memilih
warna- warna tertentu di dalam berpakaian, selalu menyisir
rambut ke sebelah kanan, memakai kaca mata “rayban”,
memakai kaos sportif, membawa tas “echolac”, dan lain-
lainnya.
Lanjutan…
• Contoh: Rosa telah selesai memotong rambutnya di sebuah salon,
tetapi ia tampak kecewa karena rambutnya dipotong terlalu pendek.
Dia segan pergi ke kampus dengan penampilannya itu. Tetapi, ketika
dia ke kampus, teman-temannya memberikan komentar positif:
“Kamu cocok dan cantik dengan penampilan rambutmu”. Dengan
demikian, apa yang kita tampilkan secara nonverbal merupakan
simbol-simbol yang akan mempengaruhi pemberian makna terhadap
tindakan-tindakan nonverbal tersebut. Sedangkan komunikasi verbal,
baik kata-kata yang diucapkan maupun dituliskan “memberikan arti
yang jelas”.
3. Mekanisme Proses

• Perbedaan lainnya antara komunikasi verbal dan nonverbal


berkaitan dengan bagaimana proses informasi terjadi di dalam
tubuh manusia. Seluruh informasi termasuk komunikasi
diproses oleh otak. Otak menginterpretasikan informasi ini
melalui pikiran. Di dalam pikiran terjadi pengontrolan
terhadap segala perilaku manusia, baik perilaku psikologis,
dan atau gerak refleksi maupun perilaku sosiologis seperti
belajar dan lain-lain. Cara-cara otak memproses informasi
berbeda antara komunikasi verbal dan nonverbal.
Lanjutan…
• Perbedaan utama dari proses informasi di dalam otak adalah:
pada belahan otak kiri memproses informasi yang bersifat
diskontinu dan arbitrari (berubah-ubah), sedangkan bagian
otak kanan memproses segala informasi yang bersifat kontinu
dan ilmiah. Informasi yang bersifat diskontinu dan arbitrari
dikenal sebagai informasi digital (angka-angka). Sedangkan,
informasi yang bersifat kontinu dan alamiah disebut sebagai
analogikal. Informasi digital ini mencerminkan simbol-simbol
yang ada dalam bahasa. Sedangkan, proses analogi berkaitan
dengan unit-unit alamiah yang menggambarkan emosi atau
rasa.
4. Pertimbangan Perilaku

• Perbedaan terakhir antara komunikasi verbal dan nonverbal


dapat dilihat pada model berikut ini.
Lanjutan…
• Dari model tersebut dapat dijelaskan adanya hubungan antara
informasi, perilaku, dan komunikasi (verbal dan nonverbal).
Di sini, terlihat bahwa seluruh wilayah kehidupan dipenuhi
oleh informasi, sedangkan beberapa bagiannya adalah
perilaku. Bagian yang lebih kecil lagi adalah komunikasi. Di
dalam wilayah komunikasi, komunikasi verbal merupakan
subbagian dari komunikasi nonverbal. Dengan demikian,
komunikasi verbal merupakan saringan dari komunikasi
nonverbal.Yang paling penting dari model di atas, bahwa
komunikasi nonverbal di dalam proses komunikasi merupakan
suatu bentuk dari perilaku manusia.
Lanjutan…
• Komunikasi nonverbal bukanlah sebagai jumlah yang dapat
dihitung. Sebagai perilaku, komunikasi nonverbal terjadi oleh
adanya informasi yang tersebar dalam kehidupan manusia.
Keberadaan informasi bisa disadari ataupun tidak disadari.
Kita dapat menyadari warna suatu halaman buku, tetapi tidak
akan menyadari bau yang halus. Informasi ini akan menuntun
perilaku kita berdasarkan bentuk fisik kita sendiri (secara
alamiah atau yang dibentuk) dan mental (yang diterima dan
dipengaruhi oleh masa lalu atau masa datang). Informasi
menuntun perilaku seseorang, baik aksi maupun reaksi
terhadap sesuatu.
Ciri-ciri komunikasi non verbal:

1. Komunikasi Nonverbal Selalu Ada


2. Kita Tidak Mungkin Tidak Berkomunikasi
3. Komunikasi Nonverbal Terikat oleh Budaya
4. Komunikasi Nonverbal Mengungkapkan Perasaan dan Sikap
5. Komunikasi Nonverbal Memodifikasi Pesan Verbal
Membentuk Makna suatu Pesan Komunikasi
Komunikasi Nonverbal Selalu Ada

• Pada saat kita dan pasangan berbicara dengan berpunggungan


dapat mengetahui pendapat dan sikap masing-masing, namun
tidak mampu memahami hal-hal lain dari pasangan masing-
masing. Kemudian, di saat kita dan pasangan berbicara sambil
mendengar dan bertatap wajah, kita dapat merasakan perasaan
masing-masing melalui ekspresi wajah, gaya berbicara,
gerakan tangan dan kaki, serta gerakan-gerakan yang khas. Di
sana kita dapat temukan bentuk-bentuk bahasan yang lain, di
samping ucapan-ucapan dari pasangan masing-masing.
Kita Tidak Mungkin Tidak Berkomunikasi

• Dengan mengambil contoh yang ada, pada tahap tertentu kita


dan pasangan berdiam diri dan tidak berbicara satu sama lain.
Apakah yang terjadi ? Ketika saling bertatapan wajah, masing-
masing dapat menangkap ekspresi atau mimik wajah. Sikap
duduk di saat berpunggungan atau berhadapan dapat dirasakan
apakah tubuhnya tegang atau rileks, gerakan- gerakan terbuka
dan tertutup dari mata pasangan, dan tindakan-tindakan
nonverbal lainnya.
Lanjutan…
• Sekarang dapat dipahami, bahwa setiap manusia merupakan
”transmiter” atau saluran informasi yang tidak dimatikan atau
dipisahkan. Ketika tidak melakukan apa-apa, kita memberikan
informasi tentang diri sendiri. Tentunya, kita tidak selalu
bermaksud atau mempunyai tujuan untuk mengirimkan pesan-
pesan nonverbal itu. Di saat berbicara dengan gagap,
berkeringat, merah muka, atau berkerut dahi, semuanya
dilakukan dengan tanpa sadar. Tetapi, orang lain menyadari
dan menginterpretasikan sesuai apa yang dilihatnya. Dengan
demikian, semua orang adalah sumber informasi bagi diri
sendiri dan orang lain.
Komunikasi Nonverbal Terikat oleh Budaya

• Pengertian budaya di sini adalah luas, bisa berarti kebiasaan


keluarga atau kelompok kecil, kebudayaan daerah (suku atau
etnis) tertentu, atau kebudayaan bangsa. Dari percobaan di
atas, apabila kita dan pasangan adalah orang Jawa dan Batak,
tentunya dalam mengekspresikan pesan-pesan yang sama akan
menampilkan tindakan-tindakan nonverbal yang berlainan.
Contohnya, dalam mengambil sikap duduk orang Jawa
yang masih memegang teguh tata perilakunya akan
bersikap teratur dan rapi. Mungkin pasangannya yang
bersuku Batak akan bersikap bebas dan terbuka. Yang
lainnya, dalam mengekspresikan kegembiraan pada orang
Jawa akan menampilkan sikap gembira yang terkendali,
tetapi orang Batak akan bersikap gembira dan lepas.
Komunikasi Nonverbal Mengungkapkan
Perasaan dan Sikap

• Sesuai dengan percobaan yang telah dilakukan, pada saat kita


dan pasangan saling berpunggungan atau berpegangan tangan,
masing-masing dapat merasakan sentuhan dan ekspresi
pasangannya dengan jelas. Mungkin masing-masing
mengekspresikan: grogi, malu, bermain-main, bersahabat, dan
lain-lain. Kesemuanya merupakan ungkapan sikap dan
perasaan.
Komunikasi Nonverbal Memodifikasi Pesan Verbal
Membentuk Makna suatu Pesan Komunikasi

• Dari percobaan yang telah dilakukan, ketika pasangan


berbicara dengan bertatap muka, sering kali apa-apa yang
diucapkan oleh masing-masing pasangan dilengkapi dengan
gerak tangan dan tubuh atau mimik wajah. Misalnya, salah
seorang berkata: ”Saya serius dengan pendapat ini.”, hal itu
diucapkan dengan mata menatap tajam. Juga disertai dengan
gerakan-gerakan tangan yang lain.
THANK YOU...
See You Next Time!!
Pertemuan Ke-4
HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI
Hambatan Proses  Komunikasi

1. Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum
jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi  oleh perasaan atau
situasi emosional.
2. Hambatan dalam penyandian/symbol, Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang
dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti  lebih dari satu, simbol yang
dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang
dipergunakan terlalu sulit.
3. Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media
komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat
mendengarkan pesan.
4. Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si
penerima.
5. Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada  saat
menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak
mencari informasi lebih lanjut.
6. Hambatan dalam memberikan  balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan
apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas
dan sebagainya.
Macam-macam Hambatan Dalam Komunikasi

1. Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca


gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan,
gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
2. Hambatan Semantik yaitu Kata-kata yang dipergunakan dalam
komunikasi  kadang-kadang mempunyai  arti mendua yang berbeda,
tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima.
3. Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi,
misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara
pengirim  dan penerima pesan.
Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi

Berbagai hambatan komunikasi yang dapat menyebabkan ketidakefektifan


komunikasi dapat kita atasi dengan memperhatikan beberapa hal berikut ini:
1. Komunikator
2. Pesan
3. Komunikan
4. Umpan Balik Pesan
Komunikator

Komunikasi adalah suatu proses yang berlangsung dua arah dan diawali oleh
pengirim pesan. Pengirim pesan hendaknya merumuskan informasi
sedemikian rupa agar tujuan komunikasi tercapai. Pengirim pesan harus
proaktif dalam membuat penerima/komunikan/komunikator/receiver mengerti
dan memahami pesan yang disampaikan. Seringkali, apa yang dikatakan tidak
selalu sesuai dengan apa yang didengar. Untuk menghindarinya, hal-hal yang
harus dilakukan adalah:
1. Menyatakan satu ide atau gagasan dalam satu waktu.
2. Menyatakan ide atau gagasan dengan singkat.
3. Memberikan penjelasan ketika diperlukan.
4. Melakukan pengulangan jika diperlukan.
5. Menerima dan memberikan umpan balik.
6. Melakukan pilihan kata, nada suara dan bahasa tubuh yang tepat.
7. Mengembangkan sikap empati terhadap komunikan dalam mengatasi
hambatan kultural atau budaya dalam komunikasi.
Pesan

Pesan merupakan informasi sederhana yang ingin disampaikan oleh pengirim


pesan kepada penerima. Pesan dapat berupa pesan verbal maupun pesan non
verbal. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya masalah, pengirim harus:
1. Menggunakan terminologi yang tepat.
2. Berbicara dengan jelas.
3. Waktu pengiriman pesan disesuaikan dengan kesiapan penerima pesan
untuk mendengarkan atau menerima pesan.
4. Menggunakan volume suara yang sesuai.
5. Pesan yang disampaikan hendaknya bersifat inklusif dan informatif.
Inklusif artinya bahwa pesan berisi segala sesuatu yang diperlukan oleh
penerima pesan untuk memahami maksud pengirim. Informasi artinya
pesan merupakan sesuatu yang ingin diketahui oleh penerima pesan.
Komunikan

Penerima pesan membutuhkan informasi untuk memenuhi kebutuhan mereka.


Untuk itu, penerima pesan harus memegang kendali atas seluruh proses
komunikasi yang berlangsung. Agar penerima pesan memegang kendali, adalah
penting bagi penerima pesan untuk yakin bahwa pengirim pesan memahami apa
yang diinginkan oleh penerima pesan dan mengapa mereka menginginkannya.
Aktif mendengarkan adalah suatu proses yang digunakan oleh penerima pesan
untuk memfasilitasi komunikasi dan meningkatkan penampilan. Dalam artian,
penerima pesan aktif dalam proses komunikasi. Agar penerima pesan dapat
mendengarkan dengan aktif, hal-hal yang perlu dilakukan oleh penerima pesan
adalah:
1. Fokus perhatian pada pesan yang disampaikan dengan memberikan momen
prioritas.
2. Mendengar dan melihat isi pesan tidak langsung atau non verbal sama
baiknya ketika mendengarkan kata-kata.
3. Menjaga pikiran tetap terbuka dan hindari penilaian.
4. Melakukan verfikasi terhadap apa yang didengar atau disampaikan .
Umpan Balik Pesan

• Penerima yang efektif memverifikasi pemahaman mereka terhadap pesan


yang dikirim oleh pengirim pesan. Mereka menyadari kata-kata, nada
suara, dan bahasa tubuh ketika mereka memberikan umpan balik. Berbagai
bentuk umpan balik yang diberikan dapat berupa pengakuan, pengulangan,
dan parafrase. Kemudian, yang dimaksud dengan pengakuan adalah bahwa
penerima pesan telah menerima dan memahami pesan yang disampaikan.
Untuk pesan yang bersifat informatif yang rumit, pengakuan saja tidaklah
cukup untuk memastikan dan memahami pesan yang disampaikan.
Sedangkan, yang dimaksud dengan pengulangan adalah mengulang
kembali kata-kata yang disampaikan oleh pengirim pesan.Terakhir, yang
dimaksud dengan parafrase adalah mengulang kata-kata yang disampaikan
oleh penerima pesan sendiri kepada pengirim pesan. Parafrase
memungkinkan penerima pesan untuk melakukan verifikasi terhadap
pemahaman pesan dan menunjukkan kepada pengirim pesan bahwa
penerima pesan mendengarkan pesan dengan baik
Menurut Prof. Onong Uchjana Effendy, MA dalam
bukunya Ilmu, Teori, dan Filasafat Komunikasi.

Ada 4 jenis hambatan komunikasi, yaitu:


1. Gangguan
2. Kepentingan
3. Motivasi terpendam
4. Prasangka
Gangguan

Ada 2 jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya


dapat diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan semantic.
1. Gangguan mekanik, Gangguan yang disebabkan oleh saluran
komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik.
2. Gangguan semantic, Gangguan jenis ini bersangkutan dengan pesan
komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Gangguan semantic
tersaring ke dalam pesan melalui penggunaan bahasa. Lebih banyak
kekacauan mengenai pengertian suatu istilah atau konsep yang
terdapat pada komunikator, akan lebih banyak gangguan semantic
dalam pesannya. Gangguan ini terjadi dalam salah pengertian.
Kepentingan

• Kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam


menanggapi atau menghayati suatu pesan.
Motivasi terpendam

• Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar


dengan keinginan, kebutuhan, dan kekurangannya. Semakin sesuai
komunikasi dengan motivasi seseorang semakin besar kemungkinan
komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak yang bersangkutan.
Sebaliknya, komunikan akan mengabaikan suatu komunikasi yang tak
sesuai dengan motivasinya.
Prasangka
Prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan berat bagi suatu
kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka
belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang
hendak melancarkan komunikasi.
Menurut Dr. Erliana Hasan, Msi dalam
bukunya Komunikasi Pemerintahan

Menurut Dr. Erliana Hasan, Msi dalam bukunya Komunikasi Pemerintahan,


ada beberapa faktor yang memengaruhi tercapainya komunikasi yang efektif:
1. Perbedaan latar Belakang
2. Faktor bahasa
3. Sikap pada waktu berkomunikasi
4. Faktor lingkungan
Perbedaan latar Belakang
• Setiap orang ingin diperlakukan sebagai pribadi, dan memang setiap orang
berbeda, berkaitan dengan perbedaan itu merupakan tanggung jawab
komunikator untuk mengenal perbedaan tersebut dan menyesuaikan isi
pesan yang hendak disampaikan dengan kondisi penerima pesan secara
tepat, dan memilih media serta saluran komunikasi yang sesuai agar respon
yang diharapkan dapat dicapai. Makin besar persamaan orang-orang yang
terlibat dalam pembicaraan makin besar kemungkinan tercapainya
komunikasi yang efektif. Perbedaan yang mungkin dapat menimbulkan
kesalahan dalam berkomunikasi antara lain:
– Perbedaan persepsi.
– Perbedaan pengalaman dan latar belakang.
– Sikap praduga/stereotip
Faktor bahasa
• Faktor bahasa: bahasa yang digunakan seseorang verbal maupun nonverbal
(bahasa tubuh) ikut berpengaruh dalam proses komunikasi antara lain:
– Perbedaan arti kata.
– Penggunaan istilah atau bahasa tertentu.
– Komunikasi nonverbal.
Sikap pada waktu berkomunikasi

• Sikap pada waktu berkomunikasi. Hal ini ikut berperan, bahkan sering
menjadi faktor utama, sikap-sikap seseorang yang dapat menghambat
komunikasi tersebut antara lain:
– Mendengar hanya apa yang ingin kita dengar.
– Mengadakan penilaian terhadap pembaca.
– Sibuk mempersiapkan jawaban.
– Bukan pendengar yang baik.
– Pengaruh faktor emosi.
– Kurang percaya diri.
– Gaya/cara bicara dan nada suara.
Faktor lingkungan

• Faktor lingkungan: lingkungan dan kondisi tempat kita berkomunikasi juga


ikut menentukan proses maupun hasil komunikasi tersebut, hal-hal yang
berpengaruh antara lain:
– Faktor tempat.
– Faktor situasi/ waktu.
Menurut Wahyu Ilaihi, MA dalam bukunya
Komunikasi Dakwah.

Menurut Wahyu Ilaihi, MA dalam bukunya Komunikasi Dakwah. Faktor


penghambat komunikasi, yaitu:
• Hambatan sosio-antro-psikologis,
• Hambatan sosiologis,
• Hambatan antropologis,
• Hambatan psikologis,
• Hambatan semantic,
• Hambatan mekanik,
Konteks komunikasi berlangsung dalam konteks
situasional. Komunikator harus memperhatikan situasi
Hambatan sosio- ketika komunikasi berlangsung, sebab situasi mata
antro-psikologis berpengaruh terhadap kelancaran komunikasi terutama
situasi yang berhubungan dengan factor-faktor sosiologis-
antropologis-psikologis.

Dalam kehidupan masyarakat terjadi dua jenis pergaulan


yaitu gemeinschaft dan gesellschaft. Perbedaan jenis
Hambatan pergaulan tersebutlah yang menjadikan perbedaan karakter
sosiologis sehingga kadang-kadang menimbulkan perlakuan yang
berbeda dalam berkomunikasi.

Hambatan ini terjadi karena perbedaan pada


Hambatan diri manusia seperti dalam postur, warna
antropologis, kulit, dan kebudayaan.
Hambatan psikologis,
Umumnya disebabkan
komunikator dalam
melancarkan komunikasi
tidak mengkaji dulu diri
dari komunikan.

Hambatan ini menyangkut bahasa yang


digunakan komunikator sebagai alat untuk
Hambatan semantic menyalurkan pikiran dan perasaannya pada
komunikan.

Hambatan mekanis
dijumpai pada media
Hambatan mekanik, yang dipergunakan
dalam melancarkan
komunikasi.
THANK YOU...
See You Next Time!!

Anda mungkin juga menyukai