Anda di halaman 1dari 2

Kadar air benih adalah jumlah air yang terkandung di dalam benih.

Pengukurannya dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara langsung, dan cara tidak langsung. Pengukuran
dengan cara langsung yaitu dengan menguapkan seluruh air yang terkadung oleh benih.
Penguapan itu biasa dilakukan menggunakan oven. Kadar air adalah selisih antara bobot
benih sebelum dikeringkan (Bo) dan bobot benih setelah dikeringkan semua airnya (B1).
Dengan demikian, kadar air (KA) dalam persen dapat dihitung dengan rumus:

Jika pembagi selisih bobot itu Bo maka kadar air dihitung berdasarkan bobot basah, dan jika
pembagi selisih bobot itu adalah B1 maka kadar air dihitung berdasarkan bobot kering. Hasil
perhitungan dari kedua dasar itu berbeda. Tentu saja yang berdasarkan bobot kering akan
menunjukkan lebih besar daripada yang berdasarkan bobot basah. Oleh sebab itu, penyajian
angka kadar air harus diberi keterangan tentang dasar perhitungan yang digunakan, apakah
berdasarkan bobot basah atau bobot kering.

Pengukuran kadar air benih dengan cara tak langsung adalah pengukuran kadar air
menggunakan alat pengukur kadar air elektronik, misalnya dengan moister tester tipe
Steinlite. Dengan alat pengukur kadar air, kita mengetahui kadar air benih tidak langsung
mengukur jumlah air yang terkandung benih, tetapi melalui nilai setaraan antara daya hantar
listrik benih akibat adanya air di dalamnya. Jika alat ukurnya bekerja dengan baik, maka hasil
pengukuran kadar air dari kedua cara itu tidak berbeda.

Kadar air adalah hilangnya berat ketika benih dikeringkan sesuai dengan teknik atau metode
tertentu. Kadar air benih merupakan salah satu komponen yang harus diketahui baik untuk
tujuan pengamatan maupun penyimpanan benih. Kadar air benih adalah jumlah air yang
terkandung  di dalam benih. Kadar air adalah selisih antara bobot benih sebelum dikeringkan
(B0) dan bobot benih setelah dikeringkan semua airnya. Untuk mengetahui kadar air benih
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara langsung dan dengan cara tidak langsung.
Kadar air benih selama penyimpanan merupakan faktor yang paling mempengaruhi masa
hidupnya. Meski sangat penting artinya untuk menurunkan kadar air benih hingga ke tingkat
yang aman untuk disimpan, namun bila kadar air benihnya terlalu kering juga dapat
membahayakan benihnya. Benih yang sangat kering sangat peka terhadap kerusakan mekanis
serta pelukaan sampingan lainnya. Kerusakan seperti itu dapat mengakibatkan bagian penting
benih mengalami pecah-pecah atau retak pada bagian penting biji sehingga benih tersebut
peka terhadap serangan cendawan yang dapat menurunkan daya simpannya.

Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyerapan dan pertahanan uap air oleh benih
serta pengaruhnya terhadap benih. Yaitu ketebalan, struktur dan komposisi kimia kulit benih
jelas mempengaruhi laju penyerapan dan penahanan uap air oleh benih; kulit benih yang
keras menghalangi penyerapan air secara total.
Makin tinggi kandungan air benih, makin tidak tahan benih tersebut untuk dapat disimpan
lama. Hal ini sesuai dengan kaidah Harrington yang pertama (1959, dalam Harrington, 1972)
yang mengatakan bahwa untuk setiap kenaikan 1% dari kandungan iar benih maka umur
benih akan manjadi setengahnya. Hukum ini berlaku untuk kandungan air benih diantara 5
dan 14 %. Karena di bawah dari 5% kecepatan menuanya umur benih dapat meningkat
disebabkan oleh autoksidasi lipid di dalam benih. Sedangkan di atas 14 %, akan terdapat
cendawan gudang yang merusak kapasitas perkecambahan benih.

Viabilitas dari benih yang disimpan dengan kandungan air yang tinggi akan cepat sekali
mengalami kemunduran. Hal ini bisa dijelaskan mengingat sifat biji yang higroskopis, biji
sangat mudah menyerap uap air dari udara di sekitarnya. Biji akan menyerap atau
mengeluarkan zat air sampai kandungan airnya seimbang dengan udara disekitarnya.
Kandungan air yang tinggi akan meningkatkan kegiatan enzim-enzim yang mana akan
mempercepat terjadunya proses respirasi sehingga perombakan bahan cadangan makanan
dalam biji menjadi makin besar. Akhirnya benih akan kehabisan bahan bakar pada jaringan-
jaringannya yang terpenting (meristem).

Kadar air juga dapat berpengaruh pada kemunduran benih untuk tumbuh. Apabila kadar air
yang dikandung benih tinggi maka daya tumbuh benih tersebut juga tinggi. Dan apabila kadar
air yang terkandung rendah maka daya tumbuh benih tersebut juga rendah.

Pengukuran kadar air benih dengan cara tak langsung adalah pengukuran kadar air
menggunakan alat pengukur kadar air elektronik, misalnya dengan moister tester tipe
Steinlite. Dengan alat pengukur kadar air, kita mengetahui kadar air benih tidak langsung
mengukur jumlah air yang terkandung benih, tetapi melalui nilai setaraan antara daya hantar
listrik benih akibat adanya air di dalamnya. Jika alat ukurnya bekerja dengan baik, maka hasil
pengukuran kadar air dari kedua cara itu tidak berbeda.

Pengukuran dengan cara langsung yaitu dengan menguapkan seluruh air yang terkadung oleh
benih. Penguapan itu biasa dilakukan menggunakan oven. Kadar air adalah selisih antara
bobot benih sebelum dikeringkan (Bo) dan bobot benih setelah dikeringkan semua airnya
(B1).

Anda mungkin juga menyukai