DI KERINCI
PUSAKO(SKO)
Pusako dalam bahasa indonesia sama dengan ‘pusaka’yaitu,apa-apa yang diterima dari nenek
moyang,berupa harta benda dan lain-lain.Sedangkan sko berkaitan dengan pihak ibu baik
berupa gelar kaum/suku/kelebu maupun berupa harta pusaka tinggi.Menurut adat Kerinci
pusaka terbagi menjadi empat bagian,yaitu:
b. Sko gelar boleh dipakai;yang mana sko gelar itu dihibahkan oleh ibu kepada
mamak(saudara laki-laki ibu),sebagai penerima mandat.
kenduri sko adalah suatu acara adat yang dilaksanakan oleh masyarakat kerinci dalam
melestarikan budaya yang sudah ada sejak zaman nenek moyang mereka. kenduri pusaka dan
kenduri sko adalah suatu rangkaian acara adat yang saling berhubungan satu sama lain .Sebab
disaat kenduri pusaka dilaksanakan maka kenduri sko pun harus dilaksanakan.Kenduri
pusaka dan kenduri sko dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali .Kenduri sko secara adat
kerinci adalah suatu acara pengukuhan gelar suku atau kepala adat. Sedangkan kenduri
pusaka adalah dimana semua pusaka yang ada dari nenek moyang mereka dikeluarkan dari
tempat penyimpanannya untuk disucikan atau dibersihkan oleh para suku atau kepala adat
yang telah dikukuhkan disaat kenduri sko dan disaksikan oleh seluruh masyarakat kerinci.
Mengenai warisan”sko”atau gelar pusaka kelebu (suku) yang turun temurun ,di sandang oleh
mamak kelebu.Gelar sko mamak kelebu merupakan titel jabatan selaku raja adat ,tetua adat
atau kepala suku.Gelar tetua adat tersebut akan di pakai seumur hidup ,tidak di gilirdi ganti
antara saudara –saudara senenek.Sedang kerinci bagian hilir gelar adat di gilir di ganti pada
setiap upacara kenduri sko.
SISTEM KEDEPATIAN
Dalam kehidupan masyarakat Kerinci dikenal sistem sko tiga takah(tingkatan).Pengertian sko
berasal dari kata ‘saka”berarti ,keluarga atau nenek moyang dari pihak ibu.Sko tiga takah
merupakan bentuk struktur pelapisan sosial yang terdapat pada masyarakat Kerinci.Sistem
sko tiga takah itu dalah Depati atau setingkat Depati,Permenti atau Ninik Mamak,dan
Tengganai atau anak jantan. Untuk jadi Depati atau Ninik Mamak dipilh oleh masyarakat
anak janan yang memenuhi persyaratan,karena prinsip adat Kerinci gelar sko yang melekat
pada diri seseorang memiliki sifat kawi(kuat).Depati dan Ninik Mamak adalah simbol
tertinggi pada struktur lapisan sosial masyarakat Kerinci,kedudukan dan fungsi yang melekat
berupa gelar sko menjadikan ia bangsawan jabatan pada sistem”sko tiga takah”.Sko adalah
gelar pusaka turun temurun yang disandang oleh raja adat(kepala suku).
Pemangku adat dalam menjalankan tugas memberi keizinan ajun-arah bagi kegiatan anak-
kemenakannya,ada tiga perkara yang tidak boleh dianju-diarah oleh Depati Ninik
Mamak,yaitu:
1) Jeluang di tengah negeri:ialah ajun-arah yang telah diberikan kepada seseorang,tidak boleh
diberikan kepada orang lain.Tetapi ada batas waktunya sesuai dengan aturan adat
setempat,kemudian arah digulung dan dikembali kepada hak negeri/dusun wewenang Depati
Ninik Mamak.
2) Kayu ara empang berakar,ialah jika rumah atau lumbung padi/rangkiang yang telah
rusak,tetapi masih terdapat tanda berdirinya walaupun sebatang tonggak.
PELAKSANAAN
Busana pemangku adat ini juga digunakan oleh para pemangku adat untuk menghadiri
perhelatan pengantin.
Rangkaian acara
Pukul 08.00 pagi pada hari yang telah ditetapkan, semua masyarakat berdatangan ke Tanah
Mendapo. Dengan antusias mereka ingin menyaksikan rangkaian upacara Kenduri Sko.
Adapun rangkaian acaranya adalah sebagai berikut :
Pertunjukan Kesenian Daerah
1) Pencak Silat
Pencak Silat adalah seni bela diri dengan menggunakan dua mata pedang. Pencak silat ini
dimainkan oleh sepasang anak jantan yang masing-masing memegang satu pedang. Mereka
mempertontonkan keahlian bermain senjata tajam.
2) Tari Persembahan
Tari persembahan adalah tari untuk menyerahkan sekapur sirih kepada para petinggi-petinggi
daerah yang hadir, Depati nan Bertujuh, Permanti nan Sepuluh, Mangku nan Baduo serta
Ngabi Teh SantioBawo. Juga menyerahkan sekapur sirih kepada calon Depati, Ngabi,
Permanti dan Mangku yang akan dinobatkan menjadi pemangku adat yang baru.
3) Tarian asyeak yaituTarian upacara yang pada klimaksnya dapat membuat penari kesurupan
(trance)sehingga tubuh para penari tersebut tidak mempan oleh senjata tajam atau api,meniti
mata keris atau pedang tanpa luka .biasanya tarian jenis ini terasa dominan mempengaruhi
unsur-unsur magis,sehingga tidak bisa dipertunjukkan disembarang waktu.
3. Tari Massal
Tarian ini ditata sedemikian rupa khusus dipagelarkan untuk acara-acara helatan besar seperti
Festival danau Kerinci dan juga Kenduri Sko. Tarian ini ditata dengan konfigurasi
menggambarkan keadaan geografis Kerinci yang berbentuk kawah (landai). Gerakan yang
ditarikan merupakan gerak-gerak tari tradisional Kerinci seperti tari Rangguk dan tari Iyo-yo.
4) Tari Rangguk
Tari Rangguk ini merupakan tarian spesifik Kerinci yang populer. Tarian ini ditarikan oleh
beberapa gadis remaja sambil memukul rebana kecil. Tarian ini diiringi dengan nyanyian
sambil mengangguk-anggukkan kepala seakan memberikan hormat. Tari Rangguk dilakukan
pada acara-acara tertentu seperti menerima kedatangan Depati (tokoh adat Kerinci), tamu dan
para pembesar dari luar daerah.
5) Penurunan Pusaka
Menurunkan pusaka dari Rumah Gadang (dalam bahasa Kerinci Rumah Gedang disebut
Umoh Deh)dibawa ke Tanah Mendapo tempat upacara dilaksanakan. Oleh para sesepuh adat,
pusaka itu lalu dibuka satu persatu, dibersihkan dan dipertontonkan kepada masyarakat
sambil menceritakan asal usul atau sejarah pusaka tersebut.
6. Penobatan para pemangku adat
1. Depati
Semua calon Depati dan Ngabi memakai pakaian adat berwarna hitam dan berbenang emas.
Dipinggang sebelah kanan diselipkan sebilah keris. Untuk calon Permanti dan Mangku juga
memakai pakaian adat dan sebuah tongkat yang terbuat dari kayu pacat.
Calon Depati baru dipanggil naik ke pentas secara bergantian lima orang. Sampai diatas
pentas disebutkan namanya satu persatu seraya menjatuhkan Gelar Sko yang akan dijabatnya.
2. Ninik Mamak
Calon Permanti baru dipanggil naik ke pentas secara bergantian lima orang. Sampai diatas
pentas disebutkan namanya satu persatu seraya menjatuhkan Gelar Sko yang akan dijabatnya.
3. Tengganai
Tradisi masyarakat kerinci dalam mengadakan kenduri sko,salah satunya terdapat pidato adat
yang disebut deto talitai .Deto talitai ialah rangkaian pidato adat yang disampaikan dalam
bahasa berirama ,dilakukan sewaktu upacara kenduri sko(adat)dan pengukuhan gelar
kebasaran tertua adat atau kepala suku Depati ataupun Ninik Mamak.Pidato adat ini
berbentuk prosa berirama dan didalamnya terdapat pepatah petitih .Setelah penyampaian
pidato deto talitai oleh orang yang ditugaskan biasanya seseorang yang berjabatan
Pemangku,Ninik Mamak ,Depati atau setingkat depati. Diikuti dengan maklumat sumpah
karangsetio yang berisi peringatan keras pada orang yang menyandang gelar sko yang
dikukuhkan pada hari ia dinobatkan menjadi ketua adat (depati).sumpah karang setio tersebut
secara umum terdapat pada masing-masing lurah atau wilayah persekutuan adat kerinci.
Dibawah ini di kutip salah satu bunyi pepatah petitih penobatan dalam wilayah persekutuan
adat Depati nan Berujuh Tanah Mendapo :
“Rapek-rapeklah anok janteang anok batino dalon dusun ineih dengea pasak-pasak.Adepun
kamai ineih melakaukan buot dingon karang setio,di ateh baserau ngan baimbea anok
janteang anok batino ,kepado umoh kapado tango ,kapado laheik kapado
jajo,manganengohkan tando kbea sikou breh sratauh ,ndok jadi Depatai dan Permentai.Lah
Bapapah babimboing kapado Depati nan Batujeuh,Pamangkau nan Baduea sarto Permentai
nan Spulauh.Sudeah niang dipabuot,jadinyo Depati Nan Batujeuh ,batinonyo Pamangkau
Nan Baduea,lahirnyo kamai Ngabi Teh Santio Baweo batinnyo Depati Nan Batujeuh ,sudeah
diparbuot di ateh umoh patelai,sandinyo padek tanoh krajaan ,lubeuk mmeh pendannyo
mmeh,sungei bremeh tanjoun bajure,di ateh tanoh ngan sabingkeh,dibawah pawon ngan
sakakai ,bahimpoung piagea ngan tujeuh pucauk pado keri Pendok Anggo Lumpaing.Masauk
pado karang stio ngan samangkauk.Sapo ngising kno miang ,sapo nguyang kno rbeah,sapo
mancak mulih utang,sapo nindeih mulih garoih.Ideak bulieh nuhok kawang saireing,ideak
bulieh nguntein kae dalon lipatan.Ideak bulieh bakuroak bakandon daleang,ideak bulieh
pepak di luo unceing di dalon.Kalou diparbuot ,padoi ditanang lalang tumbouh,kunyaet
ditanang puteih isi,anak dipangkau jadi bateu.Ngadeak ka ilei dikutuk Tuhang,ngadeak ka
mudeik dikutuk Tuhang,dikutuk qur’an 30 jeuh dimakon biso kawai .Ka dateh ideak
bapucauk ,ka bawoh ideak baurak ,di tengoah di jarum kumbang.Dibageh ingak pado sagalo
anok janteang anok batinoa,jiko awak ideak dilabeuhkan glea,dijadikan rekak dengon
rekik,dijadikan rujuk dingon undou.Manggulung si lengan bajeu ,nyingkak kaki sirwang
,nambak bateu di balei,manikang kapalo karto ,ngato awak di luo adeak di luo
pusko,ngandang saumo ideuk.”itoh salah!”
Didendo dingan breh saratauh kbou sikau.Kalou traso awak dilabeuhkan glo,dijadikan gleak
dingan ilei,dijadikan tpauk dingan tarai,traso gedeang ndok malando,traso panjang ndok
malilaik.
“Rapat-rapatlah anak jantan anak perempuan dalam dusun ini,dengar jelas-jelas.Adapun kami
ini melakukan buat dengan karang setia,diatas berseru dan berimbau anak jantan anak
perempuan ,kepada rumah kepada tanga ,kepada larik,kepada jajar mengenengahkan tanda
kerbau seekor beras seratus hendak jadi Depati dan Permenti.Sudah berpapah berbimbing
kepada Depati Nan Bertujuh,betinanya Pemangku Nan Berdua,lahirnya kami Ngabi Teh
Santio Bawo,batinnya Depati Nan Bertujuh,sudah di perbuat di atas rumah das rumah
pateli,sendinya padat tanah kerajaan,lubuk emas pandannya emas,sungai beremas tanjung
berjurai,di atas tanah yang sebingkah,di bawah payung yang sekaki,berhimpun piagam yang
tujuh pucuk kepada keris Penduk Anggo Lumping.
Masuk pada karang setia yang semangkuk .Siapa mengeseh kena miang,siapa menggoyang
kena rebah,siapa berbuat salah,beroleh hutang,siapa menindih beroleh garis.Tidak boleh
menohok kawan seiring,tidak boleh menggunting dalam lipatan.Tidak boleh berkurung
berkandang dalam,tidak boleh pepat di luar runcing di dalam.Kalau di perbuat ,padi di tanam
ilalang tumbuh ,kunyit di tanam putih isi ,anak dipangku jadi batu.
Di beri ingat kepada semua anak jantan anak betina,jika kita tidak di berikan gelar,di jadikan
rekak dengan rekik,di jadikan rujuk denagn mundur.Menggulung si lengan baju,menyingkat
kaki celana ,melemparkan batu di balai,menikam kepala kerta mengatakan kita di luar adat,di
luar pusaka ,mengandang seumur hidup.”itu salah!”Di denda beras seratus kerbau seekor.
Kalau terasa kita berikan gelar,di jadikan gelak dengan ilir,di jadikan tepuk dengan tari,terasa
besar hendak melanda,terasa panjang hendak melilit.Mengupak mengupur balai,berbuat
sekehendak hati.Bersutan di mata ,beraja di hati,berbenak ke empu kaki.”Itu salah!”Lahir
dapat hutang ,batin di makan karang setia nan semangkuk.Sekarang sudah di hangus beras
seratus kerbau seekor,suka jadi suka menjadi,gelar jatuh pusaka kita……”
Setelah semua acara acara selesai semua pusaka yang telah dibersihkan diletakkan kembali di
tempat adat yang telah disediakan yang bernama rumah gadang kerinci.
Sike Rebana
Sike Berasal dari kata Zikir. Zikir mengingatkan kita kepada Allah SWT. Sedangkan Rebana
adalah alat musik yang digunakan untuk mengiringi syair-syair pujian kepada Allah, sehingga
masyarakat Sungai Penuh menyebutnya Sike Rebana. Sike Rebana ini ditampilkan secara
massal (grup) dengan mengenakan pakaian muslim.
KESENIAN KHAS KERINCI
1. Tari Rangguk
Tari Rangguk ini merupakan tarian spesifik Kerinci yang Populer. Tari ini umumnya
ditarikan oleh beberapa orang gadis remaja sambil memukul rebana kecil, tari ini diiringi
dengan nyanyian sambil mengangguk-anggukkan kepala seakan memberikan hormat.
Tari Rangguk dilakukan pada acar-acara tertentu seperti menerima kedatangan Depati
(tokoh adat Kerinci),tamu dan para pembesar dari luar daerah. Kadang-kadang Tari Rangguk
dilakukan dilapangan terbuka diikuti dengan menabuh rebana dan gong beser.
Tarian ini merupakan tarian masal yang dilakasanakan pada saat :
a. Keduri Sko (Pusaka) pengangkatan / pemberian Gelar Adat (Rio Depati, Mangku, Datuk,
dsb) kepada anak jantan yang dipilih oleh anak batino dari suatu suku / pintu / luhah untuk
memimpin negeri.