Anda di halaman 1dari 7

PAJAK

PENGHASILAN
PASAL 25

PERTEMUAN KE - 12

UNIVERSITAS WANITA INTERNASIONAL


Jl. Pasir Kaliki No.179a
Pamoyanan, Kec. Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat 40173
IDENTITAS MATAKULIAH

1. Mata Kuliah : Praktikum Perpajakan


2. Kode MK : AB372067P
3. Jumlah SKS : 2 SKS (100 Menit)
4. Semester : 8 (Genap)
5. Program Studi : Administrasi Bisnis
6. Fakultas : Ilmu Sosial dan Bisnis
7. Dosen Pengampu : Nurjamilah, S.A.B., M.A.B.
8. Minggu ke- : 12 ( Dua Belas )

MATERI/BAHASAN POKOK : Pajak penghasilan pasal 25


1. Cara menghitung besarnya PPh pasal 25
2. Beberapa masalah/kasus untuk menghitung besarnya
PPh pasal 25
3. Hal-hal tertentu untuk pernghitungan besarnya angsuran
PPh pasal 25

SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN : Mahasiswa/i mampu memahami Pajak penghasilan pasal


MATA KULIAH 25

KRITERIA DAN BENTUK : Kriteria Penilaian :


PENILAIAN 1) Penilaian Sikap
2) Penilaian Hasil Belajar
Bentuk Penilaian:
1) Diskusi : Keaktifan
2) Tugas

INDIKATOR PENILAIAN : 1) Mampu memahami Pajak penghasilan pasal 25


2) Kehadiran dalam proses pembelajaran Pajak
penghasilan pasal 25
3) Keaktifan dalam diskusi Pajak penghasilan pasal 25

METODE PEMBELAJARAN : Metode Ceramah dan Disukusi melalui Daring


(Akun E-learning IWU dan Zoom)
PAJAK PENGHASILAN
PAJAK PENGHASILAN PASAL 25

Ketentuan pasal 25 Undang-undang pajak penghasilan mengatur tentang penghitungan besarnya


angsuran bulanan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak dalam tahun berjalan.

Pemba yaran pajak dalam tahun berjalan dapat dilakukan dengan:


1. Wajib pajak membayar sendiri PPh Pasal 25
2. Melalui pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga (PPh Pasal 21, 22, 23 dan 24).

CARA MENGHITUNG BESARNYA PPh Pasal 25


Besarnya angsuran pajak dalam tahun berjalan yang harus dibayar sendiri oleh wajib pajak untuk
setiap bulannya adalah sebesar pajak penghasilan yang terutang menurut Surat Pemberitahuan Pajak
Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak yang lalu dikurangi dengan:
a. Pajak Penghasilan yang di potong sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 21 dan pasal 23,
serta pajak penghasilan yang dipungut sebagaimana dalam pasal 22
b. Pajak Penghasilan yang di bayar atau terutang di luarnegeri yang boleh dikreditkan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 24.
Di bagi 12 atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.

Contoh 1
Jumlah Pajak Penghasilan Tuan Dinas yang
terutang sesuai denga SPT Tahunan PPh 2009 Rp.30.000.000
Pada tahun 2009, telah dibayar dan dipotong atau dipungut:
1. PPh Pasal 21 Rp. 8.000.000
2. PPh Pasal 22 Rp. 2.000.000
3. PPh Pasal 23 Rp. 2.000.000
4. PPh Pasal 25 Rp.12.000.000
Rp.24.000.000
Kurang bayar (pasal 29) tahun 2009 Rp. 6.000.000

Besarnya angsuran PPh Pasal 25 tahun 2010 adalah:


PPh terutang tahun 2009 = Rp.30.000.000
Pengurangan:
1. PPh Pasal 21 Rp.8.000.000
2. PPh Pasal 22 Rp.2.000.000
3. PPh Pasal 23 Rp.2.000.000
=Rp.12.000.000
Dasar perhitungan PPh Pasal 25 tahun 2010 Rp.18.000.000

Besarnya PPh Pasal 25 perbulan:


Rp.18.000.000/12=Rp.1.500.000
Jadi Tuan Dias harus membayar sendiri angsuran PPh Pasal 25 setiap bulan pada tahun 2010 mulai
bulan maret sebesar Rp. 1.500.000

BEBERAPA MASALAH/KASUS UNTUK MENGHITUNG BESARNYA PPh Pasal 25.

1. Angsuran bulanan untuk bulan sebelum batas waktu penyampaian SPT Tahunan PPh

Besarnya angsuran bulanan untuk bulan sebelum batas waktu penyampaian SPT tahunan PPh
adalah sebesar angsuran pajak untuk bulan terakhir dari tahun pajak yang lalu.
Contoh2
Tuan Dias menyampaikan SPT Tahunan PPh 2009 pada bulan Maret 2010. Angsuran PPh
Pasal 25 pada bulan Desember 2009 adalah Rp.1000.000.

maka besarnya angsuran PPh Pasal 25 untuk bulan Januari dan Februari 2010 maisng-masing
adalah Rp.1.000.000.

jadi Tuan Dias harus membayar sendiri angsuran PPh Pasal 25 pada bulan januari dan
Februari 2010 masing-masing adalah Rp.1000.000

2. Apabila dalam tahun berjalan, diterbitkan SKP untuk tahun pajak yang lalu

Apabila dalam tahun pajak berjalan diterbitkan Surat Ketetapan Pajak untuk tahun pajak yang
lalu maka:
angsuran pajak dihitung kembali berdasarkan Surat Ketetapan Pajak tersebut dan berlaku
mulai bulan berikutnya setelah bulan penerbitan Surat Ketetapan Pajak.

Contoh3

Berdasarkan SPT Pajak Penghasilan tahun pajak 2007 yang disampaikan Wajib Pajak dalam
bulan Maret 2008, penghitungan besarnya angsuran pajak yang harus dibayar adalah sebesar
Rp.1.250.000. dalam bulan juli 2008 diterbitkan Surat Katetapan Pajak tahun pajak 2007 yang
menghasilkan besarnya angsuran pajak setiap bulan sebesar Rp.2.000.000, berdasarkan
ketentuan yang berlaku,

maka besarnya angsuran pajak mulai bulan agustus 2008 adalah sebesar Rp.2.000.000.

penetapan besarnya, angsuran pajak berdasarkan Surat Ketetapan Pajak tersebut bisa sama,
lebih besar atau lebih kecil dari angsuran pajak sebelumnya berdasarkan Surat Pemberitahuan
Tahunan (SPT).
HAL-HAL TERTENTU UNTUK PENGHITUNGAN BESARNYA ANGSURAN PPh PASAL 25

Direktur Jenderal Pajak diberi wewenang untuk menyesuaikan besarnya angsuran pajak yang harus
dibayar sendiri oleh Wajib Pajak dalam tahun berjalan, apabila;
1. Wajib Pajak berhak atas kompensasi kerugian.
2. Wajib Pajak memperoleh penghasilan tidak teratur
3. SPT Tahunan PPh tahun yang lalu disampaikan setelah lewat batas waktu yang ditentukan
4. Wajib Pajak diberikan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT tahuanan PPh.
5. Wajib Pajak membetulkan sendiri SPT Tahunan PPh yang mengakibatkan angsuran bulanan
lebih besar dari angsuran bulanan sebelum pembetulan
6. Terjadi perubahan keadaan usaha atau kegiatan Wajib Pajak.

Contoh 4
Penghasilan PT Dira tahun 2009 adalah sebesar Rp.250.000.000, sisa kerugian tahun 2007 yang
masih dapat dikompensasikan adalah sebesar Rp.300.000.000 sisa kerugian yang belum di
kompensasikan sebesar Rp.50.000.000.

Pada tahun 2009 PPh yang dipotong atau dipungut pihak lain adalah sebesar Rp.8.000.000 dan tidak
ada pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri

Penghitungan PPh Pasal 25 tahun 2010:


Penghitungan yang dipakai sebagai dasar penghitungan angsuran PPh Pasal 25 adalah sebesar
Rp.250.000.000 – Rp.50.000.000=Rp.200.000.000

PPh terutang
28% x Rp.200.000.000 = Rp.56.000.000
PPh dipotong atau dipungut = Rp. 8.000.000
Rp.48.000.000

Besarnya angsuran pajak bulanan PT.Dira tahun 2010= Rp.48.000.000 : 12 = Rp.4.000.000

Contoh 5:
Pada tahun 2009, abas memperoleh penghasilan teratur sebesar Rp.52.000.000, sedangkan
penghasilan tidak teratur abas tahun 2009 adalah sebsar Rp.18.000.000.
Maka:
Penghasilan yang dipakai sebagai dasar penghitungan pajak penghasilan pasal 25 tahun 2010 abas
adalah hanya dari penghasilan teratur saja sebesar Rp.52.000.000

Contoh 6:
PT Luwes yang bergerak dibidang konveksi dalam tahun 2009 membayar angsuran bulanan sebesar
Rp.18.000.000. pada bulan Juli 2009 pabrik milik PT Luwes terbakar. Oleh karena itu, berdasarkan
keputusan Dirjen Pajak, mulai bulan Agustus 2006 dapat disesuaikan menjadi lebih kecil daripada
Rp.18.000.000.
Begitu sebaliknya apabila terjadi peningkatan keuntungan karena terjadi peningkatan penjualan yang
sangat besar.

ANGSURAN PPH PASAL 25 BAGI WP BARU, BANK, BUMN, BUMD, DAN WP TERTENTU
LAINNYA

Sesuai Pasal 25 ayat (7) UU PPh, penghitunagn PPh Pasal 25 bagi WP baru, BUMN, BUMD dan WP
tertentu lainnta ditetapkan oleh Menteri Keuangan:
a. Wajib Pajak Baru adalah Wajib Pajak orang pribadi dan badan yang baru pertama kali
memperoleh penghasilan dari usaha atau pekerjaan bebas dalam tahun pajak berjalan.
b. Besarnya angsuran PPh Pasal 25 setiap bulan untuk WP baru dihgitung berdasarkan
penerapan tarif umum atas penghasilan neto sebulan yang di setahunkan, dibagi 12
c. Dalam hal WP Baru, penyelenggaraan pembukuan dan dari pembukuannya dapat dihitung
besarnya penghasilan neto setiap bulan, penghasilan neto fiskal dihitung berdasarkan
pembukuannya.
d. Dalam hal WP Baru hanya menyelenggarakan pencatatan dengan menggunakan norma
penghitungan penghasilan neto atau menyelenggarakan pembukuan tetapi dari pembukuannya
tidak dapat dihitung besarnya penghasilan neto setiap bulan, penghasilan neto fiskal dihitung
berdasarkan norma penghitungan penghasilan atas peredaran atau penerimaan bruto
e. Untuk wajib pajak orang pribadi baru, jumlah penghasilan neto fiskal yang di setahunkan
dikurangi terlebih dahulu dengan PTKP.

Contoh 8
Setiawan mulai usaha bengkel 3 Februari 2009, penerimaan bruto bulan Februari 2009 Rp.40.000.000,
persentase norma perhitungan misalnya untuk usaha bengkel motor 22.5%, setiawan kawin dan
mempunyai 2 anak. Berapakah PPh Pasal 25 yang harus di bayarkan ?
Jawab:
Penghitungan PPh Pasal 25
Penghasilan Netto bulan februari
(22,5% x Rp.40.000.000) Rp.9.000.000,00
Penghasilan Netto Setahun
12 x Rp.9.000.000,00 Rp.108.000.000
PTKP (K/2) Rp. 67.500.000
Penghasilan Kena Pajak Rp. 40.500.000

PPh terutang:
5% x Rp.40.500.000 = Rp. 2.025.000
Maka PPh Pasal 25 bulan februari:
Rp.2.025.000 : 12 = Rp.168.750
Besarnya Angsuran PPh Pasal 25 setiap bulan bagi WP bank atau sewa guna usaha dengan
bank opsi (financial lease), adalah sebesar jumlah pajak penghasilan yang dihitung berdasarkan
penerapan tarif umum atas laba-rugi fiskal menurut laporan keuangan triwulan terakhir yang
disetahunkan dikurangi pajak penghasilan Pasal 24 yang dibayar atau terutang di luar negeri
untuk tahun pajak yang lalu, dibagi 12
Contoh10
PT.Bank Dana Sejahtera dalam laporan triwulan April s.d. Juni 2009 menunjukkan penghasilan netto
Rp.250.000.000. maka perhitungan PPh Pasal 25 untuk masa Juli, Agustus, September 2009 adalah
sbb:
Jawab:
Penghasilan Netto triwulan: Rp.250.000.000
Penghasilan Netto disetahunkan
4 x Rp.250.000.000= Rp.1.000.000.000,00

PPh terutang:
28% x Rp.1000.000.000 = Rp.280.000.000,00

PPh Pasal 25 masa Juli, Agustus, September 2009:


Rp.280.000.000 / 12 = Rp.23.333.333,00

Contoh11
Tahun 2010 sudah disahkan PT.Jogja Bangkit (sebuah BUMD) yang dimiliki Pemerintah Kota
Yogyakarta) diperkirakan mempunyai penghasilan netto sebesar Rp.1000.000.000. kredit pajak (PPh
Pasal 22, Pasal 23 dan Pasal 24 yang dapat dikreditkan) tahun 2009 berjumlah Rp.40.000.000. maka
perhitungan PPh Pasal 25 untuk tahun 2010 adalah ?

Perhitungan PPh Pasal 25 untuk tahun 2010 adalah sbb:

Penghasilan Netto
PPh terutang
28% x Rp.1.000.000.000= Rp.280.000.000
Kredit Pajak (PPh Pasal 22,23,24) Rp 40.000.000
PPh dibayar sendiri Rp. 240.000.000

PPh Pasal 25 :
Rp.240.000.000 / 12 = Rp.20.000.000

Anda mungkin juga menyukai