PROSIDING
kanguwes@uinsgd.ac.id, sri.feni@student.uinsgd.ac.id
Abstract
This article discusses the message of humor in the radio program "Canda-Canda Sore" in Radio Cosmo
101.9 FM. The research method used is qualitative content analysis using descriptive approach. The messages of
da’wah in the radio program of "Canda-Canda Sore" are divided into three categories, namely: faith, Law, and
morals. As for the category of message structure humor is divided into five criteria of humor named: Criterium
of Expression, Criterium of Inderawi, Criterium of Materials, Criterium of Ethics, and Criterium of Aesthetic.
Based on the results of the research, it is known that the message of dakwah in the radio program "Canda-Canda
Sore" there are 36 themes, with the structure of humor messages there are 29 messages of humor.
Keywords: Radio, Da’wah Message, Humor
Abstrak
Artikel ini membahas pesan dakwah humor pada program siaran “Canda-canda Sore” di Radio Cosmo 101,9
FM. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis isi kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif.
Pesan-pesan dakwah dalam siaran “Canda-canda Sore” di Radio Cosmo 101,9 FM dibagi menjadi tiga kategori
yaitu: Akidah, Syariah, dan Akhlak. Sedangkan untuk kategori struktur pesan dakwah humor dibagi menjadi
lima kriterium humor yaitu: Kriterium Bentuk Ekspresi, Kriterium Inderawi, Kriterium Bahan, Kriterium Etis,
dan Kriterium Estetis. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pesan dakwah dalam siaran “Canda-canda
Sore” terdapat 36 tema, dengan struktur pesan humor terdapat 29 pesan yang dikategorikan dalam lima kriterium
yaitu: 1) Kriterium Bentuk Ekspresi; 2) Kriterium Inderawi, 3) Kriterium Bahan, 4) Kriterium Etis; dan 5)
Kariterium Estetis.
Keywords: Radio, Da’wah Message, Humor
932
E-ISSN: 2113-9790
Prosiding Konferensi Nasional Komunikasi, Vol. 01, No.01, 2017
waktu-waktu tertentu, hal ini berbeda dengan berusaha untuk membangun imajinasi
apa yang Radio Cosmo lakukan, meskipun pendengar agar pesan yang disampaikan dapat
Radio Cosmo juga menyiarkan program siaran dimengerti dan dipahami oleh pendengar.
khusus dakwah tetapi mereka juga memiliki Media siaran radio dalam kegiatan
suatu program siaran humor yang disisipi nilai- instruksional harus bisa menciptakan situasi
nilai dakwah. Untuk itu, dalam penelitian ini komunikasi manusiawi, bukan sekedar
penulis ingin mengetahui lebih dalam apa saja komunikasi elektronika. Oleh karena itu, siaran
isi pesan dakwah humor yang disampaikan radio akan memperhitungkan timbulnya ide-ide
dalam acara “Canda-canda Sore” di Radio baru pada waktu komunikasi sedang
Cosmo 101,9 FM, dan apa saja kategorisasi berlangsung dengan mengutamakan pesan-
pesan dakwah humor yang disampaikan dalam pesannya yang dipersiapkan terlebih dahulu,
acara “Canda-canda Sore” di Radio Cosmo untuk memungkinkan proses interaksi kegiatan
101,9 FM. belajar mengajarnya bisa saling mempengaruhi.
Dalam setiap siaran radio, pasti mengandung
Tinjauan Pustaka pesan yang ingin disampaikan oleh penyiarnya,
Radio adalah media massa yang bersifat begitupun dengan siaran humor yang ada dalam
auditif, yang hanya bisa dinikmati dengan alat radio.
pendengaran. Radio menjadi media penyampai Pesan merupakan salah satu unsur atau
gagasan, ide dan pesan melalui gelombang komponen dalam proses komunikasi. Pesan
elektromagnetik, berupa sinyal-sinyal audio. adalah keseluruhan dari pada apa yang
Radio siaran merupakan salah satu bagian dari disampaikan oleh komunikator. Pesan yang
media massa, sebagai sarana atau saluran disampaikan komunikator adalah pernyataan
komunikasi massa seperti halnya suratkabar, sebagai panduan pikiran dan perasaan, dapat
majalah, atau televisi. Radio sendiri berupa ide, informasi keluhan, keyakinan,
mempunyai ciri khas tersendiri dibandingkan himbauan, anjuran dan sebagainya.
dengan media massa lainnya yaitu auditif. Sementara Astrid (1997: 7) mengatakan
Auditif artinya sajian radio siaran dikonsumsi bahwa pesan adalah sebuah ide, gagasan,
audience melalui telinga atau pendengaran. informasi, dan opini yang dilontarkan oleh
(Romli, 2010: 19) seorang komunikator kepada komunikan yang
Radio juga bisa diartikan sebagai siaran bertujuan untuk mempengaruhi komunikan
pengiriman pesan berupa suara atau bunyi kepada sikap yang diinginkan oleh komunikator
melalui udara, pemancar radio, dan pesawat atau bersikap sesuai dengan tujuan yang
radio. Oleh karena itu, dapat disimpulkan komunikator inginkan.
bahwa terdapat tiga unsur yang terlibat dalam Semua pesan yang disampaikan oleh
operasional radio siaran, yaitu suara atau bunyi komunikator harus memiliki ini pesan tersendiri
sebagai pesan atau materi siaran, pemancar (tema) sebagai pengarahan dalam usaha
radio yang berfungsi sebagai memancarkan mengubah sikap dan tingkah laku komunikan.
suara, dan pesawat radio yang berperan sebagai Pesan tersebut dapat disampaikan secara
penerima siaran yang dapat didengarkan oleh panjang lebar, tetapi yang harus diperhatikan
para pendengar. (M. Jannah, 2014: 14) dan diarahkan dalam penyampaian pesan
Dari pengertian radio yang telah tersebut kepada tujuan akhir dari komunikasi.
dijelaskan diatas maka dapat disimpulkan (Widjaja, 1986: 14)
bahwa radio adalah sebuah media elektronik Pada dasarnya, pesan apa pun dapat
yang merupakan bagian dari media massa yang dijadikan sebagai pesan dakwah selama pesan
menyampaikan pesannya dengan menggunakan tersebut tidak bertentangan dengan sumber
suara atau bunyi melalui udara (auditif) dimana utama ajaran agama Islam, yaitu Al-Qur’an dan
didalamnya seorang penyiar radio harus Hadits, sebelum kita mengetahui lebih lanjut
933
E-ISSN: 2113-9790
Prosiding Konferensi Nasional Komunikasi, Vol. 01, No.01, 2017
mengenai apa itu pesan dakwah, akan lebih logistik dakwah. Pesan dakwah dipandang lebih
baik jika kita mengetahui pula pengertian dari tepat untuk menjelaskan, “isi dakwah berupa
dakwah. kata, gambar, lukisan dan sebagainya yang
Dakwah secara bahasa berasalah dari diharapkan dapat memberikan pemahaman
bahasa Arab yaitu: da’a, yad’u, da’watan, yang bahkan perubahan sikap dan perilaku mitra
berarti seruan, panggilan, undangan atau do’a. dakwah”. (Aziz, 2004: 318)
Sedangkan secara istilah dakwah adalah Yang menjadi pesan dalam dakwah
“Penyampaian pesan-pesan tertentu berupa adalah syariat Islam sebagai kebenaran yang
ajakan, seruan, undangan, untuk mengikuti hakiki, datang dari Allah swt melalui Malaikat
pesan tersebut atau menyeru dengan tujuan Jibril kemudian disampaikan kepada Nabi
untuk mendorong seseorang supaya melakukan Muhammad saw. Pesan dakwah ini dalam al-
cita-cita tertentu”. (Enjang dkk, 2009: 3-4) Qur’an diungkapkan dengan istilah yang
Dakwah Islam mengandung arti meminta beranekaragam yang kandungannya
manusia dan menuntun mereka kepada ajaran menunjukan fungsi ajaran Islam, misalnya dala
Islam (pengetahuan agama Islam) serta Q.S An-Nahl ayat 125 disebut sebagai sabili
menganjurkan untuk melaksanakannya. Dilihat rabbika (jalan Tuhan). (Enjang & Aliyudin,
dari definisi dakwah secara bahasa di atas, 2009: 81) siaran radio tidak hanya mengandung
dakwah di bagi menjadi tiga fase, yakni pesan-pesan yang formal saja, tetapi banyak
penyampaian, penataan, dan pelaksanaan; serta juga siaran radio yang bermuatan pesan humor.
mengandung unsur-unsur perbuatan para Nabi Secara etimologi, humor berasal dari bahasa
AS secara umum dan Nabi Muhammad saw Latin yaitu umor yang berarti cairan. Konotasi
secara khusus. Oleh karena itu, definisi dakwah cairan merujuk pada suasana hati yang mencair
diartikan sebagai “Menyampaian (ajaran) Islam (tidak beku) yang ditandai tawa dan perasaan
kepada manusia, mengajarkannya kepada senang, riang, dan gembira. (Junaedi &
mereka dan merealisasikannya dalam Ridwan, 2013: 2)
kehidupan nyata.” (Al-Bayanuni, 2010: 4) Humor memiliki suatu potensi yang
Menurut Anshari (1991: 17) menyatakan penting bagi kehidupan manusia, karena humor
bahwa dakwah Islamiyah pada hakikatnya merupakan kebutuhan mutlak bagi manusia
“menyampaikan seruan Islam, mengajak dan untuk ketahanan diri dalam proses pertahanan
memanggil umat manusia agar mempercayai hidupnya. Humor juga dapat memberikan suatu
keyakinan dalam pandangan Islam”. Jadi wawasan yang arif sambil tampil menghibur.
berdakwah berarti proses untuk (Setiawan, 1990: 34-35) Humor dapat juga
mempropagandakan suatu keyakinan, menjadi sarana menyampaikan siratan sindiran,
menyerukan sutau pandangan hidup iman dan atau suatu kritikan yang bernuansa tawa.
agama. Dengan kata lain dakwah adalah Humor juga dapat menjadi sebuah komunikasi
mengajak manusia dalam bentuk amr ma’ruf yang bersifat persuasif, untuk mempermudah
nahyi munkar dan ilal khoiri, baik melalui masuknya informasi atau pesan yang ingin
lisan, tulisan, ataupun perbuatan yang bertujuan disampaikan sebagai sesuatu yang serius dan
untuk mendapatkan ridho Allah SWT. formal.
Dalam Ilmu Komunikasi pesan dakwah Rahmanadji (2007: 221) mengartikan
adalah massage, yaitu simbol-simbol. Dalam humor sebagai sesuatu yang dibutuhkan oleh
literatur berbahasa Arab, pesan dakwah disebut manusia normal, sebagai sarana komunikasi
maudlu’ al-da’wah. Istilah ini lebih tepat untuk menyalurkan uneg-uneg, pelampiasan
dibanding dengan istilah “materi dakwah” yang tekanan problematika yang dialami seseorang,
diterjemahkan dalam Bahasa Arab menjadi dan memberikan suatu wawasan yang arif
maaddah al-da’wah. Sebutan yang terakhir ini sambil tampil menghibur. Kategorisasi struktur
bisa menimbulkan kesalahpahaman sebagai pesan, menggunakan teori Kriterium Humor
934
E-ISSN: 2113-9790
Prosiding Konferensi Nasional Komunikasi, Vol. 01, No.01, 2017
yang didalamnya terdapat pula jenis-jenis Kriterium Etis: Humor Sehat (Edukatif),
humor, diantaranya: Kriterium Bentuk yakni humor yang memiliki kandungan pesan
Ekspresi: (a) Humor Personal; (b) Humor mendidik dan atau membawa misi edukatif
dalam pergaulan; (c) Humor dalam kesenian, dalam lawakannya; Humor Tidak sehat, yakni
2) Kriterium Inderawi: (a) Humor verbal; (b) humor yang bersifat murni lawakan tanpa misi
Humor visual; (c) Humor auditif, 3) Kriterium tertentu. Seandainya membawa misi, misinya
Bahan: (a) Humor Politik; (b) Humor Seksual; adalah membuat sang perespon tertawa.
(c) Humor Sadis; (d) Humor Teka-teki; (e) Kriterium Estetis: Humor Tinggi, yakni
Humor Pantun, 4) Kriterium Etis: (a) Humor humor yang memerlukan kualitas IQ dan
Sehat; ketajaman pemikiran untuk bisa mencernanya
(b) Humor Tidak sehat, 5) Kriterium Estetis: (tertawa); Humor Rendah, yakni humor yang
(a) Humor Tinggi; (b) Humor Rendah (Junaedi tidak memerlukan IQ tinggi dan ketajaman
dkk, 2013: 10-12). pemikiran dalam mencernanya. (Junaedi &
Ridwan, 2013: 10-12)
Kriterium Bentuk Ekspresi: Humor
Personal, yaitu kecenderungan tertawa pada Metode Penelitian
seseorang ketika menangkap sesuatu yang Metode penelitian yang digunakan yaitu
menjadi objek tawa. Misalnya, bila kita melihat metode analisis isi kualitatif dengan pendekatan
sebatang pohon yang bentuknya mirip orang deskriptif, yaitu untuk meneliti pada kondisi
sedang buang air besar; Humor dalam objek yang alamiah, menekankan pada isi dari
pergaulan, misalnya senda gurau di antara suatu informasi baik berupa teks, gambar atau
teman, kelucuan yang diselipkan dalam pidato simbol. Dalam penelitian ini instrumennya
atau ceramah di depan umum; Humor dalam adalah orang atau peneliti itu sendiri juga
kesenian (Seni Humor), terdiri dari: Humor metode ini digunakan untuk mendapatkan data
lakuan, Humor grafis, Humor litelature. yang mendalam, suatu data yang mengandung
Kriterium Inderawi: Humor verbal, adalah makna (Sugiono, 2012: 8-9).
humor yang mengandalkan kemampuan jenaka
dalam komunikasi verbalistik; Humor visual, Hasil dan Pembahasan
adalah humor yang menggunakan media visual Radio Cosmo adalah radio multi segmen
dalam menyampaikan pesan jenakanya; Humor yang kreatif, dinamis, dan menghibur bagi
auditif, adalah humor yang menggunakan masyarakat kota Bandung. Radio Cosmo secara
media audial dalam menyampaikan pesan resmi mengudara pada tanggal 27 Agustus
jenakanya. 2001, pada saat itu Radio Cosmo masih berada
Kriterium Bahan: Humor Politik, yakni di bawah naungan ARDAN Group. Para
humor yang mengeksploitasi political penyiar angkatan pertama melakukan siaran
behavioral (kelakuan para politisi) dalam pertamanya di lokasi yang dulu, yaitu di Jln.
akrobat politiknya sebagai bahan lawakan; Jurang No. 80 Bandung. Pada awal berdirinya
Humor Seksual, yakni humor yang Radio Cosmo terletak di frekuensi 100,9 FM,
mengeksploitasi sisi seksualitas manusia namun seiring kebijakan pemerintah, pada
sebagai materi jenakanya; Humor Sadis, yakni tanggal 1 Mei 2004 Radio Cosmo beralih ke
humor yang mengeksploitasi sisi lain dari frekuensi 101,9 FM.
kekerasan sebagai materi lawakan; Humor Canda-canda Sore atau yang lebih sering
Teka-teki, yakni humor yang menggunakan dikenal dengan singkatan CCS ini adalah salah
pendekatan teka-teki dalam menyampaikan satu program siaran unggulan di Radio Cosmo.
materi lawakannya; Humor Pantun, yakni Sesuai dengan profil Radio Cosmo yang multi
humor yang menggunakan media pantun dalam segmen, program siaran “canda-canda sore”
menyampaikan materi lawakannya. menyiarkan acara hiburan dengan format yang
935
E-ISSN: 2113-9790
Prosiding Konferensi Nasional Komunikasi, Vol. 01, No.01, 2017
berbeda, jenis program siaran “canda-canda (wahyu: huuh ) eta tinggalikeun jelema
sore” ini termasuk kepada hiburan yang teh teu boga ka imanan // wahyu: teu
menggunakan dialog antar penyiar dengan gaya boga ka imanan // mitra: sabab ari
Bahasa Sunda sebagai ciri khasnya. jelema boga ka imanan (wahyu: kumaha
Pesan dakwah yang dianalisis adalah eta teh) yakin-yakin alloh bakal mere
program siaran “canda-canda sore” di Radio pitulung ka urang sadayana // wahyu:
Cosmo pada segmen “Keluarga Ceu Eti” pada bener pisan, satuju mang mitra // mitra:
tanggal 2 Nopember – 13 Nopember 2016. eta fungsina laa haula wala kuata illa
Terdapat 36 pesan dakwah dalam 10 siaran billahil ali’il adzim, takwa urang teh kana
“canda-canda sore”. sagala keputusan ti alloh subhannahu
wata a’la” (6 Nopember, 10:15-12:16)
1. Kategorisasi Isi Pesan Dakwah Humor
Pengelompokan kategori pesan dakwah Siaran “canda-canda sore” tentang Iman
dibagi pada tiga kategori, yaitu akidah, syariah kepada Qadha dan Qadar diantaranya:
dan akhlak. Pengkatagorian ini mengikuti “Ceu Eti: nya eta teh kudu di tafakuri
pendapat Al-Bayayuniy (2010: 231) yang nanaon ge ka asup korsi hal nu sapele,
membagi pesan dakwah menjadi tiga aspek kabeh jelema mikirna ah korsi, lain. Naon
yaitu: Aspek Akidah, Aspek Syariah, dan wae nu aya di alam dunya teh aya
Aspek Akhlak. nyawaan jeung aya umurna // Mang
Kategori pesan dakwah pada aspek Wahyu: benda oge nyaa nu lain // Ceu
akidah dalam siaran “canda-canda sore” Eti: saliwat mah, ah eta mah benda mati,
terdapat 10 pesan. Kerangka dari keimanan memang tapi aya umurna // Mang
yang mendasari seorang muslim dalam ajaran Wahyu: heegh // Ceu Ety: da eta ge
Islam ada enam, hal tersebut berdasarkan hadis kaasup makhluk kulunafsin daikotulmaut
Riwayat Muslim di atas menyebutkan bahwa tea geningan // Mang Wahyu: aduuhh
rukun iman terdiri dari: Beriman kepada Allah, naon eta mah artina (ketawa) // Ceu Eti:
Iman kepada Malaikat, Iman kepada Kitab, lain hey lain, naon wae anu bernafas di
Iman kepada Hari Akhir, dan Iman kepada dunya ini bakal manggihan ma .. //Mang
Qadha dan Qadar. Dari enam rukun iman Wahyu: maot. Enya bener kadinya mah”.
tersebut ada 2 pesan tentang rukun iman yang (12 Nopember, 1:57-2:48)
terdapat dalam siaran “canda-canda sore”,
yaitu: Iman kepada Allah dan Iman kepada Kategorisasi pesan dakwah aspek syariah
Qadha dan Qadar. dibagi menjadi 2 kategori yaitu: ibadah (ibadah
Berikut adalah salah satu contoh siaran mahdlah, ibadah ghair mahdlah) dan muamalah
“canda-canda sore” yang berkaitan dengan (Sukayat, 2009: 33). Dalam pengkategorian
Iman kepada Allah: pesan dakwah aspek syariah pada siaran
“canda-canda sore” hanya menggunakan ibadah
“mitra: matak urang teh dugikeun mahdlah dan muamalah saja.
naon anu ka galau-an hate teh ka gusti Berikut ini salah satu siaran “canda-canda
alloh anu ngbulak balikeun hate // sore” yang berkaitan dengan aspek syariah pada
wahyu: muhun // ceu eti: kela, naha ibu kategori ibadah mahdlah:
asa anu di ceramahan kieu ieu teh //
wahyu: cik hayang nyaho nepika kamana, “mitra: misalna, nu saur na teh saur
bu eti biasana mah anu nyeramahan bu eti teh pami netepan ulah ngaengke-
mang mitra tapi ayeuna mah engke euh urang teh kedah (wahyu: enya
manehannana gening ceramah // mitra: kudu dur cong) dur cong tepat waktu sing
lamun urang galau jeng galau wae boga ka era urang teh di geroan ku gusti
936
E-ISSN: 2113-9790
Prosiding Konferensi Nasional Komunikasi, Vol. 01, No.01, 2017
937
E-ISSN: 2113-9790
Prosiding Konferensi Nasional Komunikasi, Vol. 01, No.01, 2017
Eti: Tapi mentafakuri // Mang Wahyu: bahwa objek penelitian merupakan media audio
Mentafakuri anu geus kaliwat? // Ceu atau radio, maka teori yang digunakan
Eti: Eta... Istigfar urang teh, boa waktu disesuaikan dengan rekaman siaran yang sudah
nu geus kaliwat teh teu di eusian ku amal peneliti analisis sebelumnya. Untuk hasil
ibadah // Imas: Picontoeun yeuh si Ibu kategorisasi struktur pesan mengikuti
ngomong.. // Ceu Eti: Boa urang teh kategorisasi yang telah disebutkan di atas, dapat
salila hirup teh loba ngalakukeun dilihat dalam tabel berikut:
kalakuan anu goreng, boa urang teh Berdasarkan hasil penelitian struktur
hirup teh loba nganyeunyeuri batur // pesan humor berdasarkan jenisnya didapatkan
Mang Wahyu: Tah eta pisan... // Ceu hasil sebagai berikut: Humor Pribadi 11,
Eti: Tah eta anu kudu di tafakuri teh, lain Humor dalam Pergaulan 47, Humor Verbal 53,
ieu mah nincak ulang taun curak-curak, Humor Auditif 5, Humor Sosial 45, Humor
malah mah nepi ka mabok-mabok // Pribadi 13, Humor Sehat 56, Humor Tidak
Imas: Eeeyyy... // Ceu Eti: Salah eta teh, Sehat 2, Humor Tinggi 2, dan Humor Rendah
kusabab dina ulang taun teh jatah hirup 56. Dan masing-masing kriterium berjumlah 58
urang ngurangan pesan humor.
1) Kriterium Bentuk Ekspresi
Berdasarkan hasil penelitian dilihat Kriterium bentuk ekspresi terdiri atas
bahwa kategori pesan dakwah dalam aspek humor personal dan humor dalam pergaulan.
Akidah terdapat 10 pesan, dalam aspek Syariah Humor personal bisa dikatakan juga
terdapat 15 pesan, dan dalam aspek Akhlak sebagai superioritas dan degradasi. Teori ini
terdapat 11 pesan. Dari ketiga kategori pesan menyatakan bahwa kita tertawa apabila
dakwah di atas, jumlah yang paling banyak menyaksikan sesuatau yang janggal, atau
terdapat pada aspek Syariah kekeliruan atau cacat. Objek yang membuat
kita tertawa adalah objek ganjil, aneh dan
menyimpang. Sebagai subjek, kita mempunyai
2. Kategorisasi Struktur Pesan Dakwah kelebihan (superioritas), sedangkan objek
Humor tertawa kita mempunyai sifat-sifat yang rendah.
Kategorisasi struktur pesan dakwah (Rakhmat, 2000: 126-127).
menggunakan teori Kriterium Humor yang
didalamnya terdapat pula jenis-jenis humor, Ceu Eti: engke poe isukan anteur ibu
diantaranya: Kriterium Bentuk Ekspresi: (a) ka sawah deui da arek panen // Mang
Humor Personal; (b) Humor dalam pergaulan; Wahyu: sawah dimana ibu? // Ceu Eti:
(c) Humor dalam kesenian, 2) Kriterium ciranjang (tertawa) // Mang Wahyu:
Inderawi: (a) Humor verbal; (b) Humor visual; ngan di ciranjang hungkul nyaa // Ceu
(c) Humor auditif, 3) Kriterium Bahan: (a) Eti: muhun di sablok keun we di
Humor Politik; (b) Humor Seksual; (c) Humor ciranjang didinya di samolo, dipalih
Sadis; (d) Humor Teka-teki; (e) Humor Pantun, dinyakeun daerah jati. Lamun ibu boga
4) Kriterium Etis: (a) Humor Sehat; keturunan mah moal kamana isi sawah
teh. Ngan nya eta ibu teh teu boga
(b) Humor Tidak sehat, 5) Kriterium Estetis: katurunan
(a) Humor Tinggi; (b) Humor Rendah (Junaedi
dkk, 2013: 10-12). // Mang Wahyu: keun we ibu atuh, tiasa
dihibahkeun sawah mah //
Dalam penelitian ini tidak digunakan
semua bentuk dan jenis humor yang telah Dalam dialog siaran di atas, Ceu Eti
disebutkan di atas, karena peneliti melihat bercerita kepada Mang Wahyu bahwa Ceu Eti
938
E-ISSN: 2113-9790
Prosiding Konferensi Nasional Komunikasi, Vol. 01, No.01, 2017
akan panen di ciranjang. Secara otomatis ceu eti digunakan hanya dua, yaitu: humor verbal dan
tertawa, karena menyadari bahwa istilah “panen humor auditif.
di ciranjang” yang ceu eti sebutkan Berikut penjelasan mengenai kedua jenis humor
mengandung arti daerah ciranjang yang tersebut:
terkenal dengan sisi negatif tentang wanita.
Sehingga ceu eti yang merasa dirinya wanita, Humor Verbal
merasa istilah tersebut lucu dan menstimulus Dalam siaran yang termasuk kedalam
dirinya untuk tertawa. Salah satu ciri dari humor verbal menceritakan Kokom sedang
struktur pesan humor adalah tertawa terhadap bercerita tentang pengalaman berjualan ayam
diri sendiri atau menganggap dirinya lucu, potong, dan kokom merasa dilecehkan ketika
sedangkan lawan bicaranya tidak merespon. ada seorang bapak-bapak ingin membeli paha,
Humor Dalam Pergaulan. Dalam siaran hal yang menjadi struktur pesan humor tersebut
“canda-canda sore” terdapat 47 struktur pesan lucu adalah ketika kokom beranggapan bahwa
humor dalam pergaulan. Bentuk dari humor yang diminta bapak-bapak tersebut adalah paha
dalam pergaulan di siaran “canda-canda sore” dirinya sendiri sehingga dia merasa dilecehkan,
adalah terjadinya interaksi antar penyiar dalam hal tersebut membuat lawan bicaranya tertawa.
suatu siaran. Pelaku humor dan penerima Dalam proses komunikasi ada yang
humor melakukan komunikasi dengan disebut dengan komunikasi verbal yaitu,
persamaan makna sehingga timbul efek tawa, komunikasi suatu jenis dari kegiatan
dan terjadilah senda gurau antar teman atau percakapan atau penyampaian pesan maupun
penyiar. informasi yang dilakukan seseorang kepada
Humor dalam pergaulan berhubungan orang lain, baik itu disampaikannya secara lisan
dengan bentuk komunikasi antar personal yaitu maupun secara tulisan. (Effendy, 1993: 53)
proses komunikasi yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih dalam bentuk percakapan dan Humor Auditif
terjadilah proses pertukaran makna (Effendi, Kalimat dalam siaran yang termasuk
1993: 59). kepada humor auditif adalah
“nanut: ieu bu eti abdi teh nghaja kadieu
2) Kriterium Inderawi ngjajapkeun ieu kantong plastik isina teh
Kriterium inderawi adalah kriterium tahu bulat kitu (berbicara ‘tahu buat’
humor yang dilihat dari sisi indera, artinya secara tidak jelas seperti orang yang
indera apa yang digunakan dalam sumbing) // wahyu: naon? // nanut: tahu
menyampaikan pesan humornya. Dalam bulat (suara orang sumbing) // wahyu:
kriterium inderawi ini di bagi menjadi tiga dimana aya tahu mules atuh”
bagian, yaitu: Humor Verbal, Humor Visual,
dan Humor Auditif. (Junaedi & Ridwan, Dalam siaran di atas, karakter nanut yang
2012:10-12) berbicara seperti orang sumbing memberikan
Dalam penelitian ini, peneliti tidak kesan auditif yang sangat kental,
menggunakan semua jenis humor yang ada. Hal pengucapannya yang tidak jelas dalam
tersebut dikarenakan ada jenis humor yang mengucapkan kalimat ‘tahu bulat’ dan di
tidak sesuai dengan objek penelitian yaitu dukung oleh penyiar yang lain dapat
humor visual. Humor visual adalah humor yang menimbulkan efek tawa bagi lawan bicaranya
menggunakan media visual dalam yang mendengarkan humor auditif tersebut.
menyampaikan pesan humornya, sedangkan Radio sendiri mempunyai ciri khas
objek dari penelitian ini adalah radio yang tersendiri dibandingkan dengan media massa
bersifat auditif. Oleh karena itu, yang lainnya yaitu auditif. Auditif artinya sajian radio
siaran dikonsumsi audience melalui telinga atau
939
E-ISSN: 2113-9790
Prosiding Konferensi Nasional Komunikasi, Vol. 01, No.01, 2017
940
E-ISSN: 2113-9790
Prosiding Konferensi Nasional Komunikasi, Vol. 01, No.01, 2017
941
E-ISSN: 2113-9790
Prosiding Konferensi Nasional Komunikasi, Vol. 01, No.01, 2017
pesan humor tidak sehat adalah dengan lebih terampil membaca perilaku non verbal
menyampaikan pesan yang mengandung sisi (Ashardi: 2014). Dalam siaran di atas, untuk
seksualitas, penyiar mengatakan kalimat ‘bujur’ menjawab teka-teki yang disampaikan penyiar,
yang artinya ‘dubur’, hal tersebut sudah kita harus menggunakan pemikiran terlebih
termasuk humor yang tidak sehat karena kata- dahulu dalam menangkap pesan jenakanya
kata yang disampaikannya tidak pantas untuk karena pesan yang disampaikan merupakan
diiucapkan secara gamblang. pesan secara tidak langsung, sehingga hal
Dalam etika komunikasi dakwah, pesan tersebut bisa dikatakan sebagai struktur pesan
yang disampaikan harus sesuai dengan nilai- humor tinggi.
nilai kebaikan yang berlaku ditengah
masyarakat atau golongan. Penggunaan bahasa Humor Rendah
yang tidak sehat dalam siaran tersebut bisa Struktur pesan humor rendah ditandai
menjadi pengaruh buruk pada pendegarnya. dengan penggunaan Bahas Sunda seperti
(Enjang & Aliyudin, 2009: 146) ‘mama ajengan’ yang artinya ‘kyai atau ustadz’
Selain itu, struktur pesan humor di atas, dan kata ‘bucitreuk’ yang artinya buncit.
juga termasuk kedalam struktur pesan humor Bahasa Sunda yang umum digunakan oleh
pribadi. Walaupun begitu, kriterium humor penyiar dan juga digunakan dalam komunikasi
yang digunakan berbeda, struktur pesan humor sehari-hari pendengar dapat menjadi faktor
tidak sehat dilihat dari segi kepantasannya, pesan humor yang disampaikan dengan mudah
sedangkan struktur pesan humor pribadi dilihat dipahami oleh pendengar dan tidak harus
dari bahan atau materi yang disampaikan oleh menggunakan daya pikir yang tajam dalam
penyiar. memahaminya.
Dalam kontek ilmu komunikasi ada yang
5) Kriterium Humor Estetis disebut dengan komunikasi rendah, yaitu pesan
Estetis adalah sesuatu yang memiliki yang disampaikan secara langsung, lugas, dan
unsur keindahan alam, seni, dan sastra atau lebih terus terang (Ashardi: 2014). Siaran
sesuatu yang mempunyai penilaian terhadap “canda-canda sore” yang bergenre hiburan
keindahan (kbbi.web.id). Sedangkan humor dengan segmentasi pendengar menengah ke
estetis sendiri adalah humor yang dilihat dari bawah, dalam penyajiannya penyiar
segi keindahan pelaku humor dalam menyampaikan humor disesuaikan dengan
menyampaikan pesan jenakanya. segmentasi pendengar, selain itu penyiar
Kriterium humor estetis ini dibagi “canda-canda sore” menggunakan bahasa yang
menjadi dua jenis, yaitu: Humor Tinggi dan umum digunakan oleh masyarakat Kota
Humor Rendah (Junaedi & Ridwan, 2013: 12). Bandung yaitu Bahasa Sunda sehingga pesan
humor dapat lebih dipahamai oleh para
Humor Tinggi pendengar Kota Bandung.
Penyiar memberikan sebuah teka-teki Pengumpulan data pesan-pesan dakwah
kepada lawan bicaranya. Hal tersebut diatas dilakukan dengan cara mendengarkan
menjadikan sang penerima pesan humor dalam rekaman siaran “canda-canda sore” yang
memahami pesan humor tersebut harus diperoleh langsung dari pihak Radio Cosmo.
memikirkannya terlebih dahulu. Selain itu, Kemudian rekaman siaran tersebut dicatat dan
struktur pesan humor yang disampaikan tidak diberikan tema pada setiap menit yang terdapat
langsung bisa membuat pendengar bisa paham pesan dakwah, sehingga diperoleh tabel di atas
atau langsung membuat pendengar tertawa. dengan mencantumkan tanggal siaran dan
Dalam kontek ilmu komunikasi ada yang menit keberapa pesan dakwah tersebut muncul.
disebut dengan komunikasi tinggi, yaitu pesan Dalam waktu dua minggu siaran ‘canda-canda
yang disampaikan secara tidak langsung dan sore” tidak semua siaran terdapat pesan
942
E-ISSN: 2113-9790
Prosiding Konferensi Nasional Komunikasi, Vol. 01, No.01, 2017
943