Anda di halaman 1dari 32

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PENDENGAR

TERHADAP PROGRAM SIARAN “OASE”

DI RADIO DAIS 107.9 FM

Proposal Skripsi

Program Sarjana (S-1)

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)

Konsentrasi Radio Dakwah

Oleh :

Rino Pratama Putra

1701026103

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2021
A. Latar Belakang

Siaran radio, pada era global saat ini berkembang sangat pesat dengan warna-
warni persaingan media. Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua
kategori, yakni media massa cetak dan media elektronik. Media cetak sebagai media
massa adalah surat kabar dan majalah, sedangkan media elektronnik yang memenuhi
kriteria media massa adalah radio siaran, televisi, film, media on-line (internet)
(Nurudin, 2007: 103). Hingga saat ini radio sebagai media elektronik masih dapat
bersaing dengan media lain dalam merebutkan khalayak.

Radio adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber
kepada khalayak (penerima) dengan jangkauan luas. Radio memiliki teknologi yang
sederhana, memungkinkan suara ditransmisikan gelombang suara yang terbentuk
melalui microphone. Kemudian dipancarkan oleh sistem antena secara serempak
melalui gelombang elektromagnetik di udara untuk diteruskan ke pesawat penerima
dan sinyal radio itu diubah menjadi suara atau audio di dalam loudspeaker (Wahyudi,
1996: 12).

Perkembangan radio di Indonesia sangatlah pesat, tidak hanya didominasi oleh


radio komersil namun radio komunitas ikut berkembang. Tepatnya pada tahun 2000
radio komunitas mulai berkembang ditandai dengan keberadaan sebuah radio
komunitas mendapatkan pengakuan dari pemerintah secara formal dengan munculnya
rancangan Undang-Undang Penyiaran yang saat ini sering kita ketahui Undang-
Undang Penyiaran No. 32 tahun 2002 pasal 21 (Nasution, 2012: 43).

Radio komunitas atau Lembaga Penyiaran Komunitas (LPK) adalah stasiun


radio yang dimiliki, dikelola, diperuntukan, diinisiatifkan didirikan oleh komunitas
(Fraser, 2001: 15). Pengakuan radio komunitas yang dituangkan ke dalam undang-
undang penyiaran menjadikan radio komunitas semakin kuat. Radio komunitas
memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda dengan Lembaga Penyiaran Publik
(LPP) dan Lembaga Penyiaran Swasta (LPS).

Kepuasan pendengar radio merupakan tema yang selalu menarik untuk dikaji,
karena stasiun radio adalah media yang tersegmentasi. Stasiun radio di kota besar
tidak dapat lagi menjadikan media bersifat umum yang membidik seluruh lapisan
masyarakat. Stasiun di kota besar harus membidik segmen secara terbatas misalnya:
kalangan remaja, perempuan, kalangan pembisnis dan lain-lain. Di kota besar
Program stasiun radio umumnya sudah tersegmentasi (Morissan, 2008: 177).

1
Banyak radio bermunculan dengan segmentasi tujuan radio masing-masing.
Dengan diakuinya dan diaturnya radio komunitas di undang-undang penyiaran
memunculkan peluang bagi komunitas, instansi atau lembaga pendidikan untuk
mendirikan stasiun radio, salah satunya adalah radio sebagai media dakwah. Radio
komunitas adalah dari, oleh, untuk dan tentang komunitas (Josiah, 1998: 5). Radio
Komunitas di Kota Semarang yang memiliki izin resmi diantaranya : Perkumpulan
Radio Komunitas Suara 17, Perkumpulan Komunitas Pendengar Radio MBS FM,
Perkumpulan Radio Komunitas Dakwah Islam (Dais) Masjid Agung Jawa Tengah,
dan Radio Komunitas “Askhabul Kahfi” Semarang / Radio Pendidikan dan Dakwah
ASKHA FM (TENTREM DI HATI) (KPID About https://kpid.jatengprov.go.id
diakses pada tgl 11 Januari 2021 Pukul 15:32 WIB).

Kegiatan dakwah saat ini tidak hanya dilakukan secara konvensional dari
tempat satu ketempat lainnya, namun dapat dilakukan dengan media-media lainnya
seperti melalui tulisan, film dan pagelaran-pagelaran lainnya. Karya Musik bisa
dijadikan sebagai kegiatan dakwah, musik sendiri sebuah karya seni yang dapat
mempengaruhi kehidupan manusia baik positif atau negatif. Kedua pengaruh tersebut
ditentukan oleh bagaimana kita menyikapi music yang kita rasakan, dan kita
dengarkan (Grimonia, 2014; 15).

Musik dapat mempengaruhi kehidupan jiwa seseorang, terlebih musik


berisikan hal-hal kebaikan maka jiwanya akan menyerap hal baik tersebut,
demikianpun sebaliknya. Musik dapat memberikan gairah dalam hidup beragama dan
mendekatkan diri kepada sang kuasa sehingga musik dikatakan salah satu kegiatan
dakwah. Diharapkan dengan mendengarkan program musik di radio para pendengar
dapat menjadikan sarana untuk mengajak berbuat baik (ma,ruf) dan mencegah
perbuatan tercela (munkar). Seperti surat Q.S Ali Imran: 104

ٰۤ
‫ول ِٕى َك ُه ُم‬ ُ‫َن ا ْل ُم ْن َك ِر ۗ َوا‬ ِ ‫َو ْلتَ ُكنْ ِّم ْن ُك ْم اُ َّمةٌ يَّ ْدع ُْونَ اِلَى ا ْل َخ ْي ِر َويَْأ ُم ُر ْونَ بِا ْل َم ْع ُر ْو‬
ِ ‫ف َويَ ْن َه ْونَ ع‬
َ‫ا ْل ُم ْفلِ ُح ْون‬

Artinya : Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan orang yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh untuk berbuat yang makruf dan mencegah dari yang
mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. – (Q.S Ali Imran: 104)

Dengan demikian musik dapat memenuhi kebutuhan manusia baik jasmani


maupun rohani, serta memberikan kepuasan secara fisik dan psikis (Rizali, 2012: 6).

2
Radio sebagai siaran keagamaan, sangat cocok dikarenakan memiliki sifat dan
karakteristik untuk dijadikan sebagai media dakwah. Salah satunya radio dakwah
yang ada di kota semarang adalah Radio Dais Semarang yang didirikan pada, 23
September 2006 oleh Gubernur saat itu, Bapak Mardiyanto. Radio Dais adalah
Lembaga Penyiaran Komunitas dengan nama lembaganya Perkumpulan Radio
Komunitas Dakwah Islam Dais Masjid Agung Jawa Tengah yang beralamatkan di Jl.
Gajah Raya, Sambirejo, Gayamsari, Semarang, Jawa Tengah Kota Semarang Jawa
Tengah. (e-penyiaran. kominfo.go.id About, https://epenyiaran.kominfo.go.id diakses
tanggal 03 Januari 2020 pukul 20:43 WIB)

Pendirian radio DAIS dilatarbelakangi oleh jenuhnya masyarakat akan media


hiburan yang berbau kebarat-baratan yang merusak moral anak muda dan juga anak-
anak yang setiap hari disuguhi acara tidak sehat, melihat keprihatinan tersebut DAIS
berusaha mengakomodir hiburan, pendidikan yang Islami sehingga dapat melawan
budaya yang dapat meracuni anak-anak dan juga generasi muda.

Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik


Indonesia tentang infografis indikator TIK rumah tangga dan individu tahun 2016
jenis acara radio yang didengar dengan prosentase musik 85,5%, Berita 61,9 , komedi
19,4% ceramah agama 3,8% kesenian tradisional 0,9% untuk program siaran lainnya
1,3%. (Kominfo About https://web.kominfo.go.id/ diakses pada 30 Januari 2021 Pukul
09.00 WIB).

Dalam menjawab keinginan dan problem masyarakat, agar unsur dakwah tetap
ada di dalam sebuah program acara. Dais sebagai radio dakwah Islam menyuguhkan
beberapa penggolongan dan mata acara siaran keislaman yang memuat unsur
pendidikan, hiburan, informasi dan juga layanan masyarakat. Program siaran radio
Dais terbagi menjadi dua yakni program harian utama dan program harian ramadhan.

Persaingan ketat radio di era konvergensi media, radio dais melakukan


modernisasi alat media dalam siarannya agar dapat menjangkau pendengar lebih cepat
dan mudah melalui streaming radio di website dan sosial media youtube maupun
facebook untuk acara Live. Radio Dais sendiri tercatat di sosial media facebook
dengan nama Dais Majt diikuti lebih dari 537 orang. Hiburan yang berbentuk lagu-
lagu yang bernafaskan islami, selalu disajikan.

Selain itu radio dalam konvergensi media, tidak hanya menyatukan media
massa dengan media baru, akan tetapi ada perubahan terkait publikasi konten oleh

3
radio tersebut. Perbedaan tersebut dirasakan ketika muncul new media, request lagu
dengan cara telepon interaktif menjadi interaksi melalui media sosial seperti
facebook, twitter, instagram, bahkan youtube (Romli, 2016 : 132). Dalam hal ini,
radio menggunakan internet untuk aktif di website, serta media sosial yang digunakan
oleh khalayak sehingga arah komunikasi diantara khalayak dengan media massa pun
saat ini terjalin secara interaktif, karena khalayak yang ada di media sosial merupakan
khalayak yang aktif (Nasrullah, 2017:102).

Salah satu program siaran harian radio yang menarik perhatian peneliti
berdasarkan problem diatas adalah program Oase, yaitu siaran lagu religi pop nasyid
untuk segmentasi pendengar umur 13 hingga 60 tahun. Deskripsi program Oase
adalah menemani istirahat siang hari anda. Seperti makna arti oase yaitu air ditengah
gurun pasir. Memberikan kesegaran diwaktu siang hari, ditengah teriknya matahari
ataupun memberikan sesuatu yang fresh ditengah kepenatan aktivitas. Program Oase
disiarkan setiap hari pada jam 13.00 sampai dengan pukul 14.00 WIB.

Atas penjelasan diatas peneliti tertarik untuk meneliti program siaran Oase,
apakah sudah sesuai dengan kebutuhan dan memenuhi kepuasan pendengar Radio
Dais. Dengan judul penelitian ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PENDENGAR
TERHADAP PROGRAM SIARAN “OASE” DI RADIO DAIS 107.9 FM.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang peneliti angkat


adalah Bagaimana tingkat kepuasan pendengar terhadap program Oase di Radio Dais
107.9 FM ?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Sesuai permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka penelitian ini
memiliki tujuan untuk menganalisis tingkat kepuasan yang didapatkan oleh
pendengar radio DAIS di akun Facebook Dais Majt dari mendengarkan
program acara siaran “Oase” radio DAIS Semarang.

4
2. Manfaat Penelitian
a) Manfaat Teoritis
1) Hasil dari penelitian ini diharapkan agar mahasiswa dapat menambah
pengetahuan dibidang Kepenyiaran khususnya mahasiswa Komunikasi
Penyiaran Islam (KPI), konsentrasi radio.
2) Hasil penelitian ini diharapkan menjadi rujukan bagi penelitian yang
akan mendatang sebagai penelitian selanjutnya.
b) Manfaat Praktis
1) Memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan radio
khususnya bidang radio dakwah islam.
2) Menambah informasi bagi pembaca terutama bagi produser program
radio.
D. Tinjauan Pustaka
Agar penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan keasliannya dan terhindar
dari plagiasi maka dianggap perlu melakukan tinjauan pustaka penelitian. Tinjauan
pustaka yang dilakukan oleh peneliti menemukan beberapa skripsi dengan tema
serupa, antara lain sebagai berikut:
Pertama, penelitian Rina Lailatul Masruroh (2019) dengan judul “Analisis
Tingkat Kepuasan PendengarTerhadap Program Siaran “Kajian Tilawah” Di Radio
Dais 107,9 Fm”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kepuasan pendengar
terhadap program siaran “Kajian Tilawah” dengan menggunakan tipologi motif
menurut McQuail yaitu motif informasi, motif identitas pribadi, motif integritas dan
interaksi sosial , dan motif hiburan dengan menggunakan angket untuk menggali data
di lapangan kemudian diuji dengan Mean dan Chi Square dengan bantuan SPSS 16.0.
Penelitian ini menggunakan teori uses and gratification yang menyatakan bahwa
setiap individu memiliki tujuan sendiri mengkonsumsi media untuk memenuhi
kepuasanya.
Penelitian tersebut menghasilkan bahwa dari empat dimensi yang diukur,
motif informasi, menduduki peringkat pertama dengan jumlah skor 1005, selanjutnya
secara berturut-turut motif hiburan, identitas pribadi, dan integrasi dan interaksi
social, memperoleh skor 632, 580 dan, 538. Kesimpulanya program tersebut lebih
banyak memenuhi kepuasan di motif informasi dibanding motif yang lain bagi
responden.
Adapun persamaan dari penelitian ini, yaitu sama- sama menggunkan teori
Uses and gratification dan mengukurnya dengan motif informasi, hiburan, pribadi,

5
integrasi dan interaksi sosial. Perbeda penelitian ini menggunakan program acara
kajian tilawah sebagai subyek yang akan diteliti sedangkan penelitian yang saya
lakukan menggunakan program siaran musik yaitu “Oase”.
Kedua, penelitian Siti Yuliana (2019) dengan judul penelitiannya
“Kompetensi Keahlian Penyiar Radio Komunitas Dakwah MBS FM 107.8 Mhz”.
Penelitian ini membedah soal Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang penyiar
radio. Kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang penyiar perlu dinyatakan
sedemikian rupa agar dapat dinilai, sebagai wujud hasil belajar yang mengacu pada
pengalaman langsung penyiar perlu mengetahui tingkat penguasaan yang akan
digunakan sebagai kriteria pencapaian kompetensi. Penilaian terhadap pencapaian
kompetensi perlu dilakuakan secara objektif, berdasarkan kinerja penyiar, dengan
bukti, penguasaan mereka terhadap pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penyiar
adalah orang yang menyajikan materi siaran kepada para pendengar. Seorang penyiar
radio membutuhkan keahlian khusus, berupa teknik siaran yang ditunjang dengan
modal utama yaitu suara. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif
dengan teknik analisis data dari Matherw B. Miles dan A. Michael Huberman.
Peneliti mengumpulkan data-data, arsip-arsip yang terkait dengan radio MBS
kemudian direduksi, disajikan dan dirangkum.
Penelitian tersebut menghasilkan bahwa, secara keseluruhan kompetensi
keahlian penyiar radio komunitas dakwah MBS 107.8 MHz dalam melakukan siaran
radio dalam kompetensi mengenai pengetahuan mereka sebagai seorang penyiar
sudah baik. ke-enam penyiar mampu menjelaskan pengertian seorang penyiar dan
tugas-tugas seorang penyiar dengan baik, keterampilan berbicara penyiar MBS sudah
baik dalam mengatur suara. Keterampilan membaca 4 penyiar sudah baik dan 2
penyiar lainnya cukup. Ke-enam penyiar MBS sepakat jika seorang penyiar harus
mampu membuat naskah siarannya sendiri. Menurut penilaian Pakar dari naskah yang
dibuat para penyiar MBS, mereka sudah mampu membuat naskah siaran mereka
dengan baik, menulis naskah siaran radio dengan menggunakan bahasa tutur bukan
bahasa tulis. Dengan menulis naskah siarannya sendiri seorang penyiar dapet
memudahkan dalam penggunaan improvisasi sesuai yang ia pahami sehingga tidak
kaku saat berbicara.
Adapun persamaan dari penelitian ini, yaitu tolak ukur dari tingkat kepuasan
yang ditentukan oleh bagaimana seorang penyiar dalam membawa sebuah program
siaran. Perbeda penelitian ini mengunakan deskriptif kualitatif dengan teknik analisis

6
data dari Matherw B. Miles dan A. Michael Huberman dalam menyimpulkan tingkat
keahlian seorang penyiar radio.
Ketiga, Jurnal dari Zainal Abidin Achmad dan Rachma Ida (2018) dengan
judul “Etnografi Virtual Sebagai Teknik Pengumpulan Data Dan Metode Penelitian”.
Salah satu teknik pengumpulan data sekaligus metode analisis untuk meneliti
masyarakat adalah etnografi. Berbagai karya tulis yang terbit mengenai etnografi,
seringkali memunculkan perdebatan mengenai definisi etnografi. Pandangan yang
paling umum mengatakan bahwa etnografi sebagai salah satu metode penelitian dalam
ilmu antropologi. Sedangkan pandangan lain menyebut etnografi sebagai seperangkat
metode, strategi penelitian, paradigma, atau bahkan kerangka pikiran. Namun ada
kesamaan dari semua pendapat itu, bahwa jika kita bicara etnografi, maka kita
membicarakan sejumlah catatan dan cara menulis catatan tentang masyarakat.Studi
pustaka ini bertujuan memberikan kemudahan kepada khalayak untuk memahami
persamaan dan perbedaan antara etnografi konvensional, etnografi internet dan
etnografi virtual. Serta memahami bagaimana prosedur melakukan penelitian
etnografi virtual.
Adapun persamaan dari penelitian ini, menggunakan teori Etnografi Vitual
untuk mendapatkan data kuesioner dari akun Radio DAIS. Kuesioner tersebut akan
berisikan pertanyaan-pertanyaan untuk menggali informasi latar belakang umun
komunikasi dan teknologi dan sifat realitas kehidupan dunia nyata dengan virtual.
Perbeda penelitian ini lebih kearah metode kulitatif dalam teknik pengumpulan data
dan metode penelitian etnografi virtual.
Keempat, penelitian Hardiyanti (2015) dengan judul “Penggunaan Program
dan Pemenuhan Kepuasan Pendengar Radio Venus di Kota Makassar”. Jenis
penelitian ini tergolong penelitian kualitatif dengan metode pendekatan komunikasi.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang menggunakan metode analisis
deskriptif dalam analisis datanya. Adapun sumber data penelitian ini yaitu directur
Radio Venus, program directur, penyiar radio venus dan kumpulan arsip dari Radio
Venus itu sendiri. Selanjutnya pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan
melakukan observasi, wawancara mendalam, dokumentasi, dan penelusuran referensi.
Teknik pengolahan data dan analisis dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang ada,
adapun analisis data meliputi: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Penelitian yang dilakukan terhadap Radio Venus FM, dalam penggunaan
program dan pemenuhan kepuasan, terdapat unsur-unsur yang dapat memenuhi
kebutuhan khalayak yaitu Kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kebutuhan pribadi,

7
kebutuhan social, dan kebutuhan pelepasan ketegangan. Sehingga dapat
mengkategorikan 4 program unggulan yaitu: 1) Venus Magazine. 2). Top Pop ‘willy
show’. 3). Hallo Lostener Infotaiment. 4). Hallo Makassar.
Penelitian tersebut menghasilkan bahwa strategi Radio Venus dalam
meningkatkan kepuasan pendengar yaitu melakukan suatu kerjasama dengan sebuah
iklan, untuk melaksanakan sebuah event, sehingga acara yang dilakukan dapat
terselenggarakan, dan Tidak terlepas dari seorang penyiar yang handal dengan
menggunakan bahasa-bahasa yang mudah dipahami, sehingga pendengar tidak merasa
bosan, dan memberikan informasi yang bersifat edukatif (mendidik).
Adapun persamaan dari penelitian ini, adalah penggunaan program radio
dalam mencapai tingkat kepuasan pendengar radio. Perbeda penelitian ini terdapat di
lokasi penelitian dan jenis radio venus adalah Lembaga Penyiaran Swasta (LPS)
dimana tingkat kepuasan untuk meningkatkan pendapatan radio tersebut.
Kelima, Siti Fadhilatul Khusnah (2015) dengan judul penelitian “Pengaruh
Mendengarkan Musik Religi Terhadap Keyakinan Diri”. Penelitian ini ditujukan
untuk mengetahui pengaruh mendengarkan musik religi terhadap keyakinan diri
mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam. Peneliti menggunakan metode
penelitian lapangan (Field Research). Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif,
memperoleh datanya dengan menggunakan angket yang diberikan kepada responden
yang sudah ditentukan populasi dan jumlah sampel yaitu sebesar 229 mahasiswa
Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam. Selain dengan angket peneliti juga
menggunakan metode wawancara. Sampel ditentukan dengan teknik sampling
insidental, yaitu menentukan sampel dengan cara siapa yang ditemui oleh peneliti
yang dianggap sesuai itulah yang menjadi sampel. Sedangkan wawancara merupakan
metode yang digunakan untuk melengkapi dan memperkuat hasil dari kuesioner,
dengan mengambil 10 responden yakni mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Dalam memperoleh hasil penelitian, peneliti menggunakan teknik analisis data
regresi linier sederhana yang dibantu dengan SPSS. Regresi linier sederhana untuk
mengetahui pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y. Sedangkan daari segi
teoritik, peneliti menggunakan teori dari Herbert Mead yaitu Interaksionisme
simbolik. Dalam penelitian ini, interaksi simbolik yang dimaksud adalah antara lirik
dan syair lagu religi merupakan suatu simbol dari manusia yang digunakan sebagai
media dakwah bahkan untuk memuji kebesaran Allah SWT. Dari hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara mendengarkan musik

8
religi dengan keyakinan diri mahasiswa. Pengaruh tersebut meliputi adanya sikap
yang semakin tekun terhadap ajaran Agama dan tenang dalam meng hadapi masalah
yang menimpanya. Dalam musik religi terdapat adanya nilai yang dapat
mempengaruhi keyakinan diri mahasiswa. Nilai tersebut adalah nilai kerohanian yang
mencakup nilai kebaikan yakni dimana mahasiswa menjadi sadar jikalau tidak boleh
sombong serta lebih bersyukur. Nilai keindahan meliputi syair dan lirik lagu religi
yang bisa menjadi media hiburan bagi mahasiswa. Nilai kebenaran yakni nilai yeng
mencakup mengenai sikap mahasiswa yang menjadi ingat akan dosa-dosa mereka
ketika mendengarkan musik religi dan nialai keyakinan meliputi keyakinan dari
mahasiswa akan kebesaran Tuhan setelah mendengarkan musik religi.
Adapun persamaan dari penelitian ini, adalah Penggunaan deksriptif
kuantitatif, dalam memperoleh data dengan menggunakan angket yang diberikan
kepada responden. Perbeda penelitian ini terdapat pada metode penelitian lapangan
(Field Research) sementara peneliti menggunakan uses and gratification dan etnografi
virtual dalam metode penelitiannya .

E. Kerangka Teori
1. Tingkat Kepuasan
Tingkat kepuasan menurut Kotler dan Keller menyatakan kepuasan
(satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena
membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap
ekspektasi mereka. Artinya respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian
yang dirasakan antara sebelumnya dan kinerja aktual suatu produk yang dirasakan
setelah pemakaian mereka dalam hal ini adalah pendengar radio. Kepuasan
pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau
hasil kerja yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya (Retnaningsih,
2004:23-24).
Tjiptono dan Chandra (2013:318) mengidentifikasi empat metode untuk
mengukur kepuasan pelanggan, yaitu : (1) sistem keluhan dan saran; (2) ghost
shopping; (3) lost customer analysis; dan (4) survai kepuasan pelanggan.
Dalam mengukur tingkat kepuasan maka digunakan metode Uses and
Gratification. Model Uses and Gratification pengungkapan yang menjadi
permasalahan utama bukan bagaimana media dapat mengubah sikap dan perilaku
khalayak namun bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial
khalayak (Effendy,2003).

9
Teori Uses and Gratification memberikan penekanan pada pendekatan
manusiawi. Artinya manusia memiliki otonomi dan wewenang dalam
memperlakukan media. Karena Khalayak mempunyai banyak alasan untuk
menggunakan media. Selain itu, konsumen mempunyai kebebasan untuk
memutuskan bagaimana mereka menggunakan media (Santoso, 2010).
Berdasarkan riset oleh Philip Palmgreen dalam fokus motif sebagai variabel
independen yang memengaruhi penggunaan media. Tetapi, Palmgreen
menanyakan apakah yang mengakibatkan motif-motif tersebut telah dapat
dipenuhi oleh media. Dengan kata lain apakah khalayak sudah puas setelah
menggunakan media tertentu. Konsep mengukur kepuasan disebut Gratification
Sought (GS) dan Gratification Obtained (GO).
Indikator kepuasan konsumen terbagi menjadi 2 yaitu : Kepuasan Fungsional
adalah kepuasan yang didapatkan dari fungsi atau penggunaan produk. Misalnya:
makan membuat perut menjadi kenyang. Kepuasan Psikologi merupakan
kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud. Misal:
Perasaan bangga karena mendapat pelayanan yang sangat istimewa dari sebuah
rumah makan yang mewah. Wilkie (1994) menyatakan bahwa terdapat 5 elemen
dalam kepuasan konsumen yaitu :
a) Expectations
Harapan konsumen terhadap suatu barang atau jasa telah
dibentuk sebelum konsumen membeli barang atau jasa tersebut. Pada
saat proses pembelian dilakukanan, konsumen berharap bahwa barang
atau jasa yang mereka terima sesuai dengan harapan, keinginan dan
keyakinan mereka. Barang atau jasa yang sesuai dengan harapan
konsumen akan menyebabkan konsumen merasa puas.
b) P e r f o r m a n c e
Pengalaman konsumen terhadap kinerja aktual barang atau jasa
ketikadigunakan tanpa diperngaruhi oleh harapan mereka. Ketika
kinerja aktual barang atau jasa berhasil maka konsumen akan merasa
puas.
c) C o m p a r i s o n
Hal ini dilakukan dengan membandingkan harapan kinerja
barang atau jasa sebelum membeli dengan persepsi kinerja aktual
barang atau jasa tersebut. Konsumen akan merasa puas ketika harapan

10
sebelum pembelian sesuai atau melebihi perepsi mereka terhadap
kinerja aktual produk.
d) Confirmation/disconfirmation
Harapan konsumen dipengaruhi oleh pengalaman mereka
terhadap penggunaan merek dari barang atau jasa yang berbeda dari
orang lain. Confirmation terjadi bila harapan sesuai dengan kinerja
aktual produk. Sebaliknya disconfirmation terjadi ketika harapan lebih
tinggi atau lebih rendah dari kinerja aktual produk. Konsumen akan
merasa puas ketika terjadi confirmation/disconfirmation.(Masruroh,
2019: 15)

2. Pendengar Radio
Pendengar adalah sebuah aset berharga yang akan menentukan kesuksesan
sebuah acara. Sebagai seorang penyiar tentu harus dapat berhubungan baik dengan
khalayak pendengar dengan tujuan menarik simpati dan perhatian dari pendengar.
Seorang penyiar harus mengetahui siapa yang mendengarkan siarannya, sifat-sifat
dari pendengar, kebutuhan dan kemauan (need and wants) dari pendengar dan
faktor-faktor yang berhubungan dengan pendengar (Wardana, 2009: 121).
Ada 4 sifat pendengar radio yang harus di perhatikan oleh seorang penyiar
radio. Menurut Asep Syamsul M. Romli dalam bukunya yang berjudul Jadi
Penyiar itu Asyik Loh diantaranya sebagai berikut:
a. Pertama, Pendegar radio adalah heterogen artinya bermacam-macam, baik
dari segi usia, ras, suku, agama, strata sosial, latar belakang sosial politik
budaya dan sebagainya. Heterogen pendengar tersebut tetap memiliki satu
hasrat untuk mendengarkan siaran radio apakah dari segi hiburan atau
informasi dari siaran tersebut.
b. Kedua, Pendengar adalah sosok pribadi-pribadi, bukan kelompok atau
organisasi sehingga ada istilah radio is personal. Seorang penyiar harus
memiliki sebuah kedekatan dengan pendengar membayangkan sedang
berbicara kepada satu orang pendengar saat siaran.
c. Ketiga, pendengar tidak pasif meskipun terlihat diam sambil mengerjakan
tugas dan aktifitas lainnya. Pendengar selalu aktif berfikir, melakukan
interprestasi, menilai apa yang didengarnya dengan apa yang di sampaikan
oleh penyiar radio.

11
d. Keempat, Pendengar selektif dan bebas dalam memilih. Artinya pendengar
dapat memilih frekuensi radio dan stasiun radio bahkan program siaran
radio sesuai dengan selera mereka. Penyiar tidak dapat memaksa
pendengar untuk tetap bersama acara tersebut. Pendengar leluasa untuk
memindahkan gelombang atau mematikan radionya jika mereka mau
(Romli, 2007:87).

Setelah memahami semua hal yang berhubungan dengan khalayak


pendengar, tugas seorang penyiar adalah melakukan siaran sebaik-baiknya
agar pendengar tetap nyaman dan merasa tidak akan pindah channel radio
sehingga terciptanya sebuah loyalitas pendengar karena merasa terpuaskan
dengan apa yang didengarkannya.

3. Program Radio
Program siaran radio terdiri dari program reguler atau harian (daily program)
dan program khusus atau mingguan (special program, weekly program). Program
reguler disiarkan setiap hari dengan penyiar tetap ataupun bergantian pada jam-
jam tertentu. Sedangkan program khusus disiarkan seminggu sekali, umumnya
dijadwalkan malam hari dan akhir pekan Umumnya, program radio terdiri dari
acara pemutaran lagu (music program), obrolan atau bincang-bincang (talkshow),
dan program berita (news program) (Rahayu, 2019: 142).
Program radio dapat diartikan sebagai produk (good) atau pelayanan (services)
yang ditawarkan kepada konsumen dalam hal ini adalah pendengar radio. Program
dalam radio siaran merupakan kunci utama dalam pengelolaan radio siaran,
karena radio siaran tanpa program atau acara tidak akan pernah mendapatkan
pendengar. John R Bitner mengatakan bahwa program acara adalah barang yang
dibutuhkan orang sehingga pendengar (listener) bersedia mendengarkan.
Format stasiun merupakan jantung dari keseluruhan kinerja pemrograman
yang mengacu pada format yang lebih spesifik karena semakin banyaknya jumlah
radio siaran sehingga terciptanya segmentasi dari pendengar. Dalam pengelolaan
format radio siaran digambarkan bahwa visi misi dijadikan dasar dalam
pengoprasian program acara atau untuk mencapai tujuan dengan pemahaman
tentang pendengar untuk mengetahui kebutuhan pendengar dan perilaku sosiologi
– spikologi pendengar (Rihartono, 2015: 54).

12
F. Hipotes
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pernyataan penelitian
(Azwar, 2001:40), yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Terdapat kepuasan pendengar sesuai
dengan motif penggunaan media pada program siaran “Oase” di radio DAIS 107,9
FM”.

G. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Dilihat dari tujuannya, jenis penelitian merupakan jenis penelitian deskriptif
kuantitatif merupakan penelitian yang mencoba memberikan gambaran keadaan
masa sekarang secara mendalam dan merupakan studi pendahuluan yang dapat
digunakan sebagai informasi untuk penelitian deskriptif.

Tujuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif


dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan mengungkapkan suatu apa adanya.
Sehingga Penelitian deskriptif kuantitatif adalah salah satu jenis penelitian yang
bertujuan mendeskriptifkan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta
dan sifat populasi tertentu, atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail.
Isaac dan Michael (1980) menyatakan bahwa tujuan penelitian deskriptif adalah :
“to describe systematically the facts and characteristics of a given population or
area of interest” (Nurdin, 2019: 65).

Pendekatan menurut Arikunto (2006:12) dengan penelitian kuantitatif, banyak


dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data penafsiran terhadap
data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa
penelitian deskriptif kuantitatif dalam penelitian ini adalah untuk melihat,
meninjau dan menggambarkan dengan angka tentang objek yang diteliti seperti
apa adanya dan menarik kesimpulan tentang hal tersebut sesuai fenomena yang
tampak pada saat penelitian dilakukan (Putra, 2015: 73).

Metode – yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara menyebarkan


angket atau kuisioner sebagai instrumen pengumpulan data. Dalam survei proses
pengumpulan dan analisi data sosial bersifat terstruktur dan mendetail melalui
kuesioner sebagai instrumen utama yang bertujuan untuk memperoleh informasi
dari responden yang mewakili populasi secara spesifik. (Kriyantono, 2010:59).

13
2. Definisi Konseptual
Agar terarah pada tujuan penelitian dan terhindar dari kesalah pahaman dan
kesimpangsiuran dalam memahami masalah ini, maka perlu ada pembahasan
pengertian yang dimaksud penulis sehingga kebenarannya dapat diamati dan diuji.
Dalam judul skripsi ini penulis membagi definisi konseptual menjadi dua :
a. Kepuasan
Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang
timbul karena membandingkan kinerja apakah sudah sesuai atau belum
terhadap ekspektasi mereka. Definisi konseptual dalam penelitian ini
adalah tingkat kepuasan seseorang yang mendengarkan program oase di
radio dais fm.
Kepuasan erat kaitannya dengan sebuah motif khalayak dalam
menentukan media yang dipilih. Konsep yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kepuasan pendengar terhadap program Oase. Kepuasan tersebut
diukur menggunakan Gratification Sought : kepuasan yang dicari individu
(pendengar Dais Fm) sebagai motif menggunakan media massa (radio)
dan Gratification obtained: kepuasan yang diperoleh individu (pendengar
Dais FM ) setelah menggunakan media (radio).
Motif setiap khalayak dalam memilih medianya, meliputi
surveillance (mengawasi), diversion (pengalihan), kebutuhan
informasi/berita secara umum serta lokal (news and localness of news) dan
ritualistic nature of listening (kebiasan/habit) (Laura, 2010:6).
Dalam penelitian ini peneliti secara mendalam akan melihat apa
yang sebenarnya menjadikan motif yang pada akhirnya memuaskan
(gratification) pendengar radio Dais FM yang tergabung di sosial media
Facebook dengan nama Dais Majt seperti yang dijelaskan pada teori.
b. Program Radio
Program siaran “Oase” adalah program siaran harian oleh radio
DAIS Semarang setiap hari pada pukul 13.00 s/d 14.00 WIB. Program ini
merupakan siaran inforrmasi dan entertaiment (hiburan) yang berisikan
tentang pemutaran lagu pop religi (Dais1079fm About
https://dais1079fm.com diakses pada tanggal 11 januari 2021 pukul 17.00
WIB)

14
3. Definisi Operasional
Towers (1985) dalam jurnal Radio Uses and Typologies menyatakan motif
penggunaan media radio yaitu diversion, surveillance/interaction, news and
localness of news, dan ritualistic nature. Dimana peneliti mengkombinasikan
dengan pengertian dari McQuail, Blumler, dan Brown (Saverin & Takerin, 2005)
yaitu diversion (pengalihan), pelarian dari masalah; pelepasan emosi, meliputi:
a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan yang secara psikologis
individu membutuhkan penyelesaian artinya media radio harus memiliki
program siaran yang diciptakan sebagai penenang diri dan pelarian bagi
orang yang sedang banyak beban pikiran. Program siaran musik terkadang
dijadikan sebagai penenang diri dikarenakan musik akan mengatasi
kecemasan yang berlebihan dengan cara menstimuluskan otak dengan
musik dan gelombang otak untuk mendapatkan perasaan nyaman, tenang
dan damai (Rosiana,2017:15).
b. Bersantai artinya ketika mendengarkan siaran radio, pendengar bisa sambil
mengerjakan aktifitas lainnya. Hal ini sulit dipenuhi oleh media lain.
Seperti memasak atau mengerjakan pekerjaan rumah lainnya, kita dapat
mendengarkan siaran radio.
a. Mengisi waktu luang artinya dengan mendengarkan siaran radio dimana
saja dengan mudah dan cepat, kita dapat menambah informasi yang sangat
penting dimana informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan kita sebagai
pendengar.
b. Penyaluran emosi dalam hal ini pendengar radio mendengarkan siaran
radio seakan terlibat secara personal. Informasi yang disampaikan seakan
ditujukan kepada diri pendengar sendiri. Alunan lagu-lagu yang
didengarkan seolah disajikan untuk diri pendengar sendiri sehingga
muncul pengimajinasian atau theater of mind. Dari suara yang didengar
diharapkan pendengar dapat menangkap informasi maupun mengenai
orang yang disampaikannya, seperti penyiar (Laura, 2013:5).

4. Populasi Dan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada


satu wilayah dan memenuhi syarat-syarat berkaitan dengan masalah
penelitian, atau kesatuan unit atau individu dalam ruang lingkup yang diteliti
(Martono, 2012:74). Dalam penelitian ini kriteria populasi yang diambil yaitu:

15
pria atau wanita, komunitas Facebook radio Dais FM, yang mendengarkan
program Oase. Populasi pemilik akun yang mengikuti Facebook Dais FM
sebagai pendengar setia radio Dais FM berjumlah 537 anggota.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, teknik


sampling dalam penelitian ini random sampling adalah teknik pengambilan
anggota sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi (Sugiyono, 2016: 120). Besar kecil jumlah sampel apabila
kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua sehingga penelitian
populasi.Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka diambil 10 – 15%
atau 20 –25% atau lebih (Arikunto, 1989: 107). Dalam penelitian ini penulis
akan mengambil sampel 10% dari 537 anggota komunitas radio dais yang
tergabung di akun facebook Dais Majt sebagai pendengar setia di Kota
Semarang, maka sampel dalam penelitian ini adalah 54 sampel.

5. Sumber dan Jenis Data

Sumber data adalah data yang diperoleh dari subjek penelitian


(Arikunto, 2010:171). Adapun sumber data dalam penelitian ini ada dua yaitu:

a. Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek
penelitian dengan menggunakan alat pengukuran pada subjek sebagai
sumber informasi yang dicari (Bungin, 2005:132). Dari sumber data
primer diperoleh data primer. Sumber data primer dalam penelitian ini
adalah Pendengar Radio Dais FM yang tergabung di sosial media
Facebook dengan nama Dais Majt.
b. Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau
sumber sekunder. Data sekunder melengkapi data primer seperti catatan
buku, surat kabar dan sebagainya (Kriyanto, 2010:42). Dalam penelitian
ini sumber data bukan dari pendengar radio Dais Fm tapi sumber data yang
berupa tulisan yang membahas masalah yang berkaitan dengan masalah
yang dibahas dipenelitian ini. Data sekunder dapat berupa hasil penelitian,
skripsi dan jurnal maupun artikel yang ada kaitannya dengan penelitian.
Sumber data sekunder diperoleh dari hasil dokumentasi penelitian yang
berupa buku atau catatan yang menunjang penelitian. Data sekunder dalam

16
penelitian ini adalah profil radio dais fm dan data pendengar radio Dais
Fm.

6. Teknik Pengumpulan Data


a. Angket
Angket adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden, yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Periset sebagai
pengawasan penelitian mendampingi responden dalam pengisian angket,
bahkan periset dapat bertindak sebagai pembaca pertanyaan dan responden
tinggal menjawab berdasarkan jawaban yang telah disediakan dan juga
kuesioner bisa diisi sendiri oleh responden atau tanpa kehadiran periset
dengan kata lain angket didistribusikan melalui jasa pengiriman untuk diisi
dan dikembalikan kepada periset (Kriyantono, 2007: 97).
Angket digunakan untuk mendapatkan keterangan dari sampel atau
sumber yang beraneka ragam yang lokasinya sering tersebar atau
berpencar di daerah yang luas. Angket dalam hal ini untuk mengetahui
analisis tingkat kepuasan pendengar program Oase radio Dais fm
Semarang. Penyusunan angket penelitian, penulis menggunakan Skala
Likert. Skala Likert sendiri digunakan untuk mengukur sikap, pendapat
dan presepsi seseorang atau kelompok orang mengenai fenomena sosial.
Responden hanya memberikan persetujuan atau ketidaksetujuannya
terhadap butir soal tersebut. (Sarjono dan Julianita, 2011: 6)

b. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi verbal atau percakapan yang
bertujuan memperoleh informasi. Wawancara yang dimaksud adalah
percakapan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan wawancara atau informan yang memberikan
jawaban atas pertanyaan pewawancara.
Dalam penelitian ini yang diwawancarai adalah Drs. H. Karno, MH.
selaku Direktur Operasional radio Dais Fm Semarang yang telah
memberikan data dan menjelaskan tetang program siaran “Oase”.

17
7. Validitas dan Reabilitas Data
Validitas dan reabilitas adalah dua hal yang berbeda, terhadap hasil
penelitiannya. Hasil penelitian validitas dikatakan valid bila terdapat kesamaan
anatara data yang terkumpul dengan data yang senyatakan terjadi pada objek yang
diteliti. Sedangkan hasil penelitian reliabilitas atau reabel, bila terdapat kesamaan
data dalam waktu yang berbeda.
Instrument dapat dikatakan valid dan reliabel bila mana alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) valid. Artinya instrument tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrument yang
vaid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian
yang valid dan reliable.
Instrument yang telah teruji validitas dan realibilitasnya tidak menutup
kemungkinan data tersebut otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan
reliable. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi obyek yang diteliti, dan kemampuan
peneliti dalam menggunakan instrument untuk mengumpulkan data tersebut.
Kunci peneliti harus mampu mengendalikan obyek yang diteliti dan meningkatkan
kemampuan dan menggunakan instrument untuk mengukur variabel yang diteliti.
Instrument pada dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu instrument yang
berbentuk test untuk mengukur prestasi belajar dan instrument yang nontest untuk
mengukur sikap. Instrument yang berbentuk tes jawabannya adalah “salah atau
benar”, sedangkan instrument sikap jawabannya tidak ada yang “salah atau benar”
tetapi positif dan negatif (Nurdin, 2019:167)

8. Teknis Analisis Data


Analisis data adalah pengelolaan data yang diperoleh dengan menggunakan
rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian. Analisis
data ini dilakukan untuk menguji hipotesis dalam rangka penarikan kesimpulan
( Wicaksono,2015:61).
Dalam menganalisa hasil penelitian, metode yang digunakan adalah metode
deskriptif dengan menggambarkan dan menjelaskan objek penelitian berupa
tingkat kepuasan pendengar melalui Pendengar Radio Dais FM yang tergabung di
sosial media Facebook dengan nama Dais Majt. Terhadap program siaran “Oase”
di radio DAIS Semarang 107,9 FM.
Penelitian deskriptif ini menggunakan pernyataan secara terstruktur kepada
responden untuk kemudian jawaban yang diperoleh penulis dianalisis dengan

18
menggunakan analisis statistik deskriptif yaitu metode analisis dengan cara
mengumpulkan, mengelolah, menyajikan dan menganalisis data yang berwujud
angka. Analisis ini meliputi perhitungan skroring, perhitungan mean dan chi-
square.
Dalam melakukan perhitungan data hasil angket, digunakan pengujian dengan
perhitungan mean dan chi-aquare.
1. Menghitung rata-rata atau mean
Mean adalah nilai rata-rata yang diperoleh dari perhitungan
penjumlahan seluruh nilai data kemudian dibagi dengan banyaknya data
responden yang ditentukan. Dalam penelitian ini, perhitungan mean
diperlukan guna mengetahui skro rata-rata kepuasan. Rumus mean adalah
sebagai berikut:

Rumus (Pasaribu,1998:71):

ft x t
X= ∑
ft

Keterangan:

X = Rata-rata

Fi = Frekuensi pengamatan

Xifi = Jumalah perkalian antara jumlah data sampel dengan tanda


kelas, atau dengan rumus berikut ini :

x 1+ x 2+ x 2+ … x
n

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert.


Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala ini
terdiri dari sejumlah pertanyaan yang meminta respon dari responden.
Respon negatif diberi nilai paling rendah yaitu 1 dan responden positif
(sangat bagus) diberi nilai paling tinggi dengan 5.

19
2. Chi-Square

Analisis chi-square digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data


seragam atau tidak. Uji ini juga disebut uji keselarasan (goodness of fit test)
(Priyatno,2009:175). Pada penelitian kuantitatif, pengolahan data secara
umum dilaksanakan dengan melalui tahap memeriksa (editing), proses
pemberian identitas (coding) dan proses pembeberan (tabulating).

a) Editing
Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti
selesai menghimpun data di lapangan. Proses editing dimulai
dengan memberi identitas pada instrumen yang telah terjawab.
Kemudian memeriksa satu per satu lembaran instrumen
pengumpulan data, kemudian memeriksa poin-poin serta jawaban
yang tersedia.
b) Pengkodean
Setelah tahap editing selesai dilakukan, kegiatan berikutnya
adalah mengklarifikasi data-data tersebut melalui tahap koding.
Maksudnya bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas
sehingga memiliki arti tertentu pada saat dianalisis.
c) Tabulasi (Proses Pembeberan)
Tabulasi adalah bagian terakhir dari proses pengolahan
data. Maksud tabulasi adalah memasukkan data pada tabel-tabel
tertentu dan mengatur angka-angka serta menghitungnya. Ada dua
jenis tabel yang bisa dipakai dalam penelitian sosial, yaitu tabel
data dan tabel kerja. Tabel data adalah tabel yang dipakai untuk
mendeskripsikan data sehingga memudahkan peneliti untuk
memahami struktur dari sebuah data. Sedangkan tabel kerja adalah
tabel yang diapakai untuk menganalisis data yang tertuang dalam
tabel data (Masruroh ,2019:41).
Dalam memperkuat hasil data tingkat kepuasan pendengar peneliti
akan memadukan teori etnografi virtual dengan mengkombinasikan hasil
angket uses and gratification dengan wawancara secara online yang dilakukan
kepada pengikut akun facebook Radio Dais.

20
Ada dua tipe koleksi data yang terdapat di penelitian etnografi virtual:
Pertama, data yang berasal dari komunikasi langsung (wawancara) dengan
anggota komunitas virtual. Kedua, data yang didapat dari hasil observasi atau
pengamatan adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti terhadap komunitas
virtual (Nasrullah,2020:34).
(Christine, 2015: 163) dalam buku Ethnography for Internet,
mengatakan, “There is no strict, principled distinction between the internet on
hand, and everyday life on the other”. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa
pada satu sisi apa yang terjadi di internet sebenarnya tidak jauh berbeda
dengan apa yang terjadi didunia nyata. Sehingga catatan penting adalah bukan
berarti apa yang ada di internet betul-betul refleksi bayangan dari cermin
kehidupan nyata.

21
H. Sistematika Penulisan Skripsi

Penelitian ini akan menggunakan sistematika penulisan berdasarkan buku


panduan penulisan skripsi Fakultas Dakwah dan komunikasi, yaitu sebagai
berikut:

1. Bagian muka, berisikan Halaman judul. Nota pembimbing, halaman


Pengesahan, Halaman Pernyataan, kata Pengantar, Halaman Persembahan,
Halaman Motto, Abstrak, dan Daftar Isi.
2. Bagian isi, berisi lima bab yang setiap bab memiliki sub bab tersendiri
dengan rincian sebagai berikut:

BAB I : Berisikan pendahuluan, yaitu mengungkap segala sesuatu yang


mengarah pada pembahasan, yakni: berisi tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan tinjauan pustaka.

BAB II: Kerangka teori, yang terdiri dari pengertian tingkat kepuasan,
penjelasan mengenai pendengar radio dan juga program radio.

BAB III : Metode Penelitian, yaitu terdiri dari jenis dan pendekatan
penelitian, definisi konseptual, definisi operasional, sumber dan jenis data,
populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, validitas dan
reliabilitas data, dan teknik analisis data.

BAB IV : Gambaran umum objek penelitian. Berisi gambaran secara garis


besar mengenai daerah penelitian, objek penelitian, serta responden.

BAB V: Paparan data dan analisis data, berupa hasil dari survey jawaban
atau temuan lapangan dari pendengar di kota Semarang terhadap program
siaran “Oase” di radio DAIS 107,9 FM.

BAB VI: Penutup, berupa kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah
dilakukan, serta lampiran-lampiran sebagai bahan pelengkap.

22
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Zainal Abidin, & Rachma Ida. 2018. Etnografi Virtual Sebagai Teknik
Pengumpulan Data Dan Metode Penelitian. Volume.2 Nomor 2.

Ade Putra, Erik. 2015. Anak Berkesulitan Belajar Di Sekolah Dasar Se-Kelurahan Kalumbuk
Padang (Penelitian Deskriptif Kuantitatif). E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH
PENDIDIKAN KHUSUS) . Volume. 1 Nomor.3

C.S Laura, Eunike. 2013. Kepuasan Pendengar Terhadap Program Sonora News Di Radio
Sonora Surabaya. Jurnal E-Komunikasi Volume 1. Nomor.1

Effendy, O. U. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Fraser, Chon, & Sofia Restrepo Estrada. 2001. Buku Panduan Radio Komunitas. Penerjemah:
Tim Jaring Line. Jakarta: Penyentung Komunitas UNESCO.

Grimonia, E. 2014. Dunia Musik Sains-Musik untuk Kebaikan Hidup. Bandung: Nuansa
Cendekia.

Hardiyanti. 2015. Penggunaan Program dan Pemenuhan Kepuasan Pendengar Radio Venus
di Kota Makassar. Skripsi Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Ilmu Komunikasi,
Universitas Islam Makassar, Makassar.

Hine, Christine. 2015. Ethnography for the Internet. New York : Bloomsbury Academic.

Khusnah, Siti Fadhilatul. 2015. Pengaruh Mendengarkan Musik Religi Terhadap Keyakinan
Diri. Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Sosiologi Agama, Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Kriyantono, Rachmat. 2007. Teknik Praktis Riset Komunikas (Disertai Contoh Praktis Riset
Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi
Pemasaran) . Jakarta: Kencana Kencana Prenada Media Group.

Kriyantono, Rahmat. 2010. Teknik Praktis Riset Komunkasi. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.

Martono, Nanang. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

23
Masruroh, Rina Lailatul. 2019. Analisis Tingkat Kepuasan Pendengar Terhadap Program
Siaran “Kajian Tilawah” Di Radio Dais 107,9 Fm. Skripsi Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, Komunikasi Penyiaran Islam, Universitas Islam Walisongo, Semarang.

Morissan. 2008. Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio & Televisi. Jakarta:
Kharisma Putra Utama.

Mufid, Muhammad. 2010. Komunikasi & Regulasi Penyiaran. Jakarta : Kencana.

Muntadliroh. 2019. Analisis Implementasi Kebijakan Industri Radio Siaran dan Musik
Rekaman di Indonesia Berdasarkan Aspek Ekonomi Politik Komunikasi. Volume.8
No.1 ISSN 2579-5899 (Online) ISSN 2303-1700 (print)

Nasrullah, Rulli. 2015. Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Nasrullah, Rulli. 2020. Etnografi Virtual Riset Komunikasi dan Sosioteknologi di Internet.
Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Nasution, Fauziah. 2012. Radio Komunitas Sebagai Media Dakwah. Hikmah.Volume. VI


Nomor. 01.

Nurdin, Ismail, & Sri Hartati. 2019. Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya: Media Sahabat
Cendekia.

Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Pimay, Awaludin. 2013. Manajemen Dakwah. Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu Group
Yogyakarta.

Pramudita, Shabrina. Pavitasari, Efi Fadilah, & Ika Merdekawati Kusmayadi. 2019. Persepsi
Khalayak Terhadap Radio Komunitas Kampus 107.8 Mandalla FM Kajian
Jurnalisme. Volume 03 Nomor 01 ISSN 2549-0559 (cetak) ISSN 2549-1946 (online).

Retnaningsih, Yuniarti. 2004. Pengaruh Strategi Pengembangan Program Musik Terhadap


Kepuasan Pendengar Pada Pt. Radio Jpi-Fm Surakarta. Skripsi Fakultas Ekonomi,
Manajemen Ekonomi, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

24
Rihartono, Siantari. 2015. Strategi Pengelolaan Radio Siaran Di Tengah-Tengah
Perkembangan Teknologi Internet. Jurnal Komunikasi PROFETIK Prodi Ilmu
Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Volume. 08. Nomor.02.

Rizali, Nanang. 2012. Kedudukan Seni dalam Islam. Jurnal Kajian Seni Budaya Islam
Volume.1 No.1.

Romli, Khomsahrial. 2016. Komunikasi Massa. Jakarta: Grasindo.

Rosiana M, Anny, & Tri Suwarto, M.Abdur Rozaq. 2017. Efektivitas Pemberian Terapi
Musik Religi Nasyid “Demi Masa” Dengan Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien
Pre Operasi Dengan Regional Anestesi Sub Arachnoid Blok Di Rsu Pku
Muhammadiyah Gubug. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Volume. 8 Nomor.
2.

Santoso, E., & Setiansah. 2010. Teori Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sarjono, H. & Julianita, W., 2011. SPSS vs Lisrel Sebuah Pengantar Aplikasi untuk Riset.
Jakarta: Selembah Empat.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Syamsul M. Romli, Asep. 2007. Jadi Penyiar itu Asyik Loh. Bandung : Nuansa Cendekia.

Tjiptono, Fandy, & Gregorious Chandra. 2013. Pemasaran Strategik. Edisi 2. Yogyakarta:
Penerbit Andi.

Wahyudi, J. B. 1996. Dasar-dasar Jurnalistik Radio dan Televisi (1st ed.). Jakarta: PT.
Pustaka Utama Grafiti.

Wardhana, Ega. 2009. Sukses Menjadi Penyiar Radio Profesional. Yogyakarta : Cv. Andi
Offset.

Wicaksono, Hari. 2015. Survei Tingkat Kepuasan Pendengar Radio Hot FM. Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang-
Banten.

Yuliana, Siti. 2019. Kompetensi Keahlian Penyiar Radio Komunitas Dakwah MBS FM 107.8
Mhz. Skripsi Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Komunikasi Penyiaran Islam,
Universitas Islam Walisongo, Semarang.

25
Yumiana Rahayu, Tresna, & Kartini Rosmalah Dewi Katili. 2019. Strategi Program Radio
Dalam Mempertahankan Eksistensinya. Jurnal Makna Volume 4, Nomor. 1.

Badan Penelitian dan Pengembangan SDPPPI. 2016. Infografis Indikator TIK 2016 Rumah
Tangga dan Individu Tim Indikator TIK Pusat Penelitian SDPPPI. Jakarta : Pusat
Penelitian dan Pengembangan SDPPPI Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Kementrian Komunikasi dan Informatika. Kominfo About
https://web.kominfo.go.id/ diakses pada 30 Januari 2021 Pukul 09.00 WIB.

Data Base Izin Penyelenggaraan Penyiaran Radio Fm di Jawa Tengah.


https://kpid.jatengprov.go.id diakses pada tgl 11 Januari 2021 Pukul 15:32 WIB.

https://dais1079fm.com diakses pada tanggal 11 januari 2021 pukul 17.00 WIB.

https://egsa.geo.ugm.ac.id/2020/09/30/fenomena-korean-wave-di-indonesia/ diakses pada


tanggal 11 Januari 2021 16.30 WIB.

https://epenyiaran.kominfo.go.id/uploads/informasi/
7b3a8fddac704538700c1fdcc53c4162.pdf diakses tanggal 03 Januari 2020 pukul
20:43 WIB.

Nelsen. 2016. Radio Masih Memiliki Tempat di Hati Pendengarnya,


https://www.nielsen.com/id/en/press-releases/2016/radio-masih-memiliki-tempat-di-
hati-pendengarnya/ diakses pada tgl 18 februari 2021 Pukul 12.31 WIB.

Peraturan Mentri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2014 BAB
IV tentang penetapan Kanal pasal 13 point 5. https://jdih.kominfo.go.id/ diakses pada
tanggal 11 Januari 2021 Pukul 21.00 WIB.

Widiartanto, Yoga Hastyadi .2016. Pengguna Internet di Indonesia Capai 132


Juta,http://tekno.kompas.com/read/2016/10/24/15064727/2016.pengguna.internet.di.i
ndonesia.capai.132.juta, diakses pada tanggal 17 Februari 2021 Pukul 09.30 WIB.

26
I. Angket

LAMPIRAN

Assalamu‟alaikum Wr. Wb.

Dalam rangka perolehan data skripsi saya yang berjudul “Analisis Tingkat Kepuasan
Pendengar Terhadap Program Siaran “Oase” Radio DAIS 107,9 FM.” Saya meminta
kesediaan saudara untuk menjadi responden penelitian saya dengan mengisi daftar pertanyaan
di bawah ini dengan jujur dan apa adanya. Peneliti akan menjamin kerahasiaan dan identitas
responden. Atas bantuan dan kesediaan saudara, saya ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Rino Pratama Putra/ 1701026103

Konsentrasi Radio Dakwah, FDK – UIN Walisongo Semarang.

Nama Responden :

Tanggal Pengisian :

A. Data Responden
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenis Kelamin : a. Perempuan b. Laki-Laki
4. Pekerjaan :
5. Tingkat Pendidikan :
6. Perangkat yang digunakan saat mendengarkan program “Oase” :
a. Smartphone b. Radio
B. Pertanyaan dibawah ini adalah hal-hal yang anda harapkan telah terpenuhi
kepuasannya dari program Oase di radio
Petunjuk : Berilah tanda centang ( ) pada jawaban yang paling sesuai dengan anda.
1. STP : Sangat Tidak Puas
2. TP : Tidak Puas
3. P : Puas
4. SP : Sangat Puas

27
a. Kepuasan Infromasi.

No. Pertanyaan ST TP P SP
P

1. Saya mendengarkan program oase untuk menambah


pengetahuan lagu-lagu religi nasyid Pop.

2. Penyiar dapat menyampaikan informasi secara baik


sehingga informasi dapat terserap dengan mudah
oleh pendengar.

3. Saya mendengarkan program acara “Oase” karena


mudah diakses.

4. Saya lebih suka mendengarkan musik nasyid religi


karena informasi pesan agamanya ringan dan
mudah dipahami

5. Pesan dalam sebuah lagu nasyid religi pop sangat


mengena di hati saya.

6. Penyiar memutarkan Iklan layanan Masyarakat


untuk menambah informasi pendengar.

7. Saya mengisi informasi kebutuhan ajaran agama


islam dengan media musik religi nasyid pop

b. Kepuasan Identitas Pribadi.

No. Pertanyaan STP TP P SP

1. Lagu-lagu religi nasyid yang disiarkan di


program “Oase” sesuai dengan selera saya.

2. Program “Oase” membuat saya suka dengan lagu


religi nasyid.

28
3. Suara hasil siaran penyiar dan siarannya jernih.

4. Mendengarkan siaran “Oase” membuat


bergairah dalam hidup bergama.

5. Mendengarkan siaran “Oase” dapat


mendekatkan diri saya kepada sang khaliq.

6. Mendengarkan siaran “Oase” membuat saya


harus lebih baik dari yang sebelumnya.

7. Mendengarkan siaran “Oase” membuat saya


harus mensyukuri nikmat yang diberikan sang
khaliq.

8. Saya merasa lebih tenang, nyaman dan damai


dalam menghadapi ujian dan cobaan hidup
setelah mendengarkan siaran “Oase”.

9 Saya merasa ada pengawasan dari Allah,


dimanapun saya berada.

c. Kepuasan Intergritas dan Interaksi Sosial.

No. Pertanyaan ST TP P SP
P

1. Pendengar mendapatkan tanggapan dari penyiar


ketika mengajukan lagu yang ingin diputar.

2. Penyiar memiliki wawasan yang luas dan


komunikatif.

3. Saya menyanyi lagu-lagu nasyid religi pop ketika


bersama kawan-kawan.

4. Saya menyanyi lagu-lagu nasyid religi pop setelah

29
acara oase selesai.

5. Saya mendapatkan bahan diskusi dengan teman


melalui program siaran “Oase”

6. Saya merasa lebih tau soal lagu-lagu nasyid religi


pop.

d. Kepuasan Hiburan.

No. Pertanyaan STP TP P SP

1. Mendapatkan hiburan dan kesenangan dari


mendengarkan program oase.

2. Saya dapat bersantai dan mengisi waktu luang


dengan mendengarkan program oase.

3. Lagu yang diputar selalu baru setiap siaran .

4 Penyiar Humoris ketika siaran sehingga


pendengar merasa terhibur.

5 Mendengarkan program oase dapat


menghilangkan kejenuhan.

30
31

Anda mungkin juga menyukai