Anda di halaman 1dari 12

Eksistensi Radio Al-Fatih 107.

3 FM Medan Dalam
Mempertahankan Program Siaran Yang Mengandung
Nilai-nilai Islami.

Abstrak
This study aims to find out how Al-Fatih Radio continues to exist in maintaining
broadcast programs that contain Islamic values, amidst intense competition with other
radio stations. This study used a descriptive qualitative research method. The data that
the researchers collected used direct interviews with sources and direct observation at
Al-Fatih radio station. The results of this study are that Al-Fatih radio still exists and
continues to maintain programs that contain Islamic values in today's modern era
because Al-Fatih radio believes that there are still people who want to listen to their
radio broadcasts. Apart from that, this Al-Fatih radio also operates with the intention
because of Allah SWT, so each program contains an invitation to da'wah and to revive
the Muslim economy.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara yang dilakukan oleh
Radio Al-Fatih untuk tetap eksis dalam mempertahankan program siaran yang
didalamnya mengandung nilai-nilai Islami, ditengah ketatnya persaingan dengan radio
lainnya. Penelitian ini memakai metode penelitian kualitatif deskriptif, data yang
peneliti kumpulkan menggunakan tahap wawancara langsung dengan narasumber dan
observasi langsung ke stasiun radio Al-Fatih. Hasil dari penelitian ini, radio Al-fatih
masih tetap eksis dan masih terus mmepertahankan program yang mengandung nilai-
nilai Islami di era modern sekarang ini karena, radio Al-Fatih yakin bahwa masih ada
masyarakat yang mau mendengarkan siaran radio mereka tersebut. Selain itu, radio
Al-Fatih ini juga bergerak dengan niat karena Allah SWT, maka setiap programnya
berisikan ajakan dakwah dan untuk membangkitkan perekonomian umat Islam.
Kata Kunci: Program Siaran Radio, Nilai-nilai Islam

A. Pendahuluan
Radio merupakan salah satu media massa yang sampai saat ini masih digunakan
dan dimanfaatkan oleh masyarakat luas guna mendapatkan informasi. Seiring
kemajuan zaman radio juga mengalami perkembangan, salah satunya program
siarannya.
Dengan melihat program radio saat ini sangatlah beragam mulai dari talkshow,
berita, variety show, quiz dan sebagainya. Namun, dari itu semua hanyalah memuat
hal yang sifatnya umum. Jarang sekali ditemui radio yang menyiarkan program yang
bersifat islami. Hal tersebut dikarenakan anggapan bahwa program radio islami tidak
dapat bertahan lama di kalangan masyarakat saat ini.
Padahal sebernanya hal tersebut menjadi kesempatan baik dengan
mengembankan dakwah islami melalui inovasi program-program islami bagi sebuah
stasiun siaran radio.
Radio Al-Fatih merupakan salah satu radio yang memiliki program siaran islam
dan menjadi satu-satunya radio islami yang telah terdaftar di Amerika Serikat.
Tentunya hal tersebut menjadi suatu kebanggaan terutama umat islam itu sendiri,
yang secara tidak langsung dapat memperkenalkan bahwa islam dapat berkembang
sesuai dengan zamannya
Walaupun, terdapat beberaparadio yang memiliki program islami, akan tetapi Al-
Fatih berbeda. Stasiun radio tersebut secara 24 jam menyiarkan informasi-informasi
terkait nilai-nilai islami seperti ceramah da’i, tilawah, murotal, serta mengkaji bacaan
Al-Qur’an.
Sehingga dengan menyiarkan program-program islaminya menjadikan radio Al-
Fatih ini dikenal oleh khalayaknya, jika ingin mendengarkan ceramah atau yang
lainnya khalayak tersebut akan langsung memilih radio Al-Fatih 107.3 FM untuk
didengar. Walaupun saat ini telah banyak stasiun radio yang menyiarkan program-
program menarik dan bervariasi, Al-Fatih tetap konsisten terhadap program siaran
islaminya. Tentunya hal tersebut menjadi daya tarik bagi Al-Fatih.
Dengan demikian, hal inilah yang menjadi latar belakang yang menarik bagi
penulis untuk mengangkat jurnal yang berjudul “Eksistensi Radio Al-Fatih 107.3 FM
Medan dalam mempertahankan program siaran yang mengandung Nilai-nilai
Islami”.

B. Metode Penelitian
Ditinjau dari jenis datanya metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif
adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi
yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Dalam pendekatan
ini, peneliti membuat suatu gambaran yang kompleks, memeriksa kata-kata,
melaporkan pandangan rinci dari responden, dan melakukan studi pada situasi yang
alami.1
Berdasarkan pengalaman peneliti terdahulu, dengan menggunakan metode
kualitatif ini, maka peneliti akan menemukan serta mengetahui apa saja hal-hal yang
tersembunyi dibalik suatu objek yang akan diteliti, karena terkadang ada suatu
objek / fenomena yang sangat sulit untuk dipahami.
Maka dari itu, untuk lebih jelasnya, kami memberikan beberapa pertanyaan dan
langsung melakukan wawancara dengan untuk mendapatkan data yang valid dan
pastinya mudah dimengerti. Dari narasumber kami banyak mendapatkan hasil, data
serta informasi tentang Radio Al-Fatih 107,3 FM.
Dalam penelitian kualitatif, seorang peneliti menjadi kunci utama. Oleh karena
itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya
serta menganalisis objek yang diteliti menjadi lebih jelas.
Bogdan & Biklen, S juga menjelaskan bahwa penelitian kualitatif ini ini ialah
penelitian yang akan menghasilkan sebuah data, baik itu secara lisan maupun tulisan,
mengenai segala sesuatu yang terjadi, seperti perilaku orang yang diamati, selain itu,
penelitian kualitatif ini juga diharapkan mampu untuk menghasilkan penjelasan
(uraian) yang mendalam tentang ucapan, tulisan ataupun perilaku, individu,
masyarakat ataupun kelompok2.

C. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan ini peneliti coba kaitkan dengan beberapa karya
ilmiah terdahulu, sehingga akan didapatkan keterkaitan dengan karya
ilmiah yang telah disusun. Adapun karya ilmiah yang penulis maksud
yaitu sebgaia berikut :
Skripsi M.Habibillah Rasyid jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam dengan judul : Strategi radio Al-Fatih dalam memperoleh simpati
pendengar ( Studi pada radio 107.3FM ). Skripsi ini membahas tentang
Radio, Strategi dakwah, karakteristik perencanaan strategi dan faktor-

Eko Murdiyanto, Metode Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Lembaga Penelitian dan Pengabdian
1

Pada Masyarakat, 2020), h. 19.


2
Zuchri Abdussamad, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Syakir Media Press, 2021), h. 153
faktor yang berpengaruh dalam sistem strategi. Adapun hasil penelitian
ini adalah strategi radio Al-Fatih dalam memperoleh simpati pendengar,
bentuk-bentuk program dakwah radio Al-Fatih dan penerapan strategi
penyiar dalam program radio Al-Fatih.
Jurnal Acta Diurna Komunikasi, Galio Kalalo,Dkk Jurusan
Komunikasi dengan judul : Eksistensi Radio Trivana FM dalam
memberikan informasi pada masyarakat Langoan Kabupaten Minahasa.
Jurnal ini membahas tentang eksistensi radio sebagai media penyebar
informasi, pemanfaatan media sosial, dan pemanfaatan media advertising
dalam mempromosikan program radio. Adapun hasil penelitian ini adalah
penggunaan radio Trivana FM dalam menyebarluaskan informasi bagi
warga Minahasa Utara, Tenggara, dan Selatan dan bentuk-bentuk
program radio Trivana FM.

D. Landasan Teori
Kata "eksistensi" berasal dari bahasa Latin Extire, yang berarti "muncul, ada,
timbul, serta memiliki keberadaan". Kata eksistensi terdiri dari dari 2 kata yaitu ex
berarti keluar dan sistem berarti tampil atau muncul 3. Makna eksistensi terbagi 4,
diantara: 1) eksistensi adalah apa yang ada, 2) eksistensi merupakan sesuatu yang
memiliki kualitas, 3) semua hal yang dialami dan menekankan adanya sesuatu, 4)
eksistensi sama halnya dengan sempurna4.

Seorang ahli filsuf Karl Jaspers mengemukakan bahwa eksistensi dimaknai


sebagai suatu pemikiran manusia yang memanfaatkan serta mengatasi seluruh
pengetahuan objektif5. Kemudian ia juga mengemukakan terkait penerangan
eksistensi, yaitu: 1) eksistensi selalu mempunyai hubungan dengan transedensi, 2)
eksistensi adalah filsafat yang menghayati dan menghidupkan kebenaran, 3) eksistensi
seorang manusia dapat dibuktikan dengan cara berpikir serta tindakannya.

3
Abdul Majid, Eksistensi, Bentuk Penyajian dan Fungsi Kesenian Tradisional Orek-orek,
(Yogyakarta: Darmawan Aji, 2020), h. 14-15
4
Arum Faiza dkk, Arus Metamorfosa Milenial, (Kendal: CV. Achmad Jaya, 2018), h. 49
5
Warul Walidim dan Mawardi Hasan, Pendidikan Karakter, (Aceh: Ar-Raniry Press, 2020), h. 52
Dalam kamus umum bahasa Indonesia, disebutkan bahwa eksistensi bermakna
keberadaan, keadaan, dan adanya. Dengan demikian, defenisi eksistensi merupakan
suatu keadaan atau keberadaan6. Eksistensi juga merupakan segala sesuatu yang
muncul, dimana hal tersebut mempunyai aktualitas sehingga menyebabkan diakui
keberadaannya7. Namun, defenisi eksistensi jika didefenisikan secara spesifik sangat
sulit karena arti dan cakupannya yang sangat luas.
Radio merupakan media auditif, yang hanya bisa dinikmati dengan alat
pendengaran. Radio menjadi media penyampai gagasan, ide dan pesan melalui
gelombang elektromagnetik, berupa sinyal-sinyal audio8. Menurut Undang-undang
Penyiaran no.32/2002: radio adalah kegiatan pemancar luasan siaran melalui sarana
pemancaran atau sarana transmisi di darat, di laut, atau di antariksa dengan
menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, atau media lainnya
untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan
perangkat penerima siaran yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungan9.
Menurut Peraturan Pemerintah No : 55 tahun 1977, Radio Siaran adalah
pemancar radio yang langsung ditujukan kepada khalayak umum dala(m bentuk suara
dan mempergunakan gelombang radio sebagai media. Dalam penyiaran radio, tentu
terdapat berbagai macam program siaran, salah satunya adalah program radio yang
mengandung nilai-nilai Islam.
Islam sebagai sebuah lembaga agama merupakan dari kebutuhan ideal bagi
pemeluknya. Agama memiliki tahapan nilai yang menjadi pedoman bagi pemeluknya,
yaitu sebagai perangkat serta tujuan umum dan menyeluruh dalam menghadapi
lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan serta perangkat keyakinan pendukung, nilai
paripurna dalam sebuah sistem keyakinan tersebut10.
Secara menyeluruh nilai dalam pandangan brubacher adalah aktifitas manusia
yang memiliki batasan batasan yang luas dan komplek. Sedangkan menurut young
nilai adalah asumsi asumsi abstrak dan sering tidak disadari mengenai hal yang bener

6
Nani Suratni, Multicultural karya pelestarian kearifan lokal 'kesenian barongsai-lion', (Malang:
Media Nusa Creative, 2016), h. 18
7
Syarifuddin, Buku Ajar Kearifan Lokal Daerah Sumatera Selatan, (Palembang: Bening Media
Publishing, 2021), h.110
8
Lina Budiarti, Asyiknya Jadi Penyiar Radio, (Bogor: Guepedia, 2021), h. 7
9
Harliantara, On Air to Online Pengantar Penyiaran Radio, (Kalibata: Broadcastmagz Publisher, 2016),
h. 42
10
Suparlan, Parsudi, Orang Sakai di Riau: Masyarakat Terasing Dalam Masyarakat Indonesia, (Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia,1995
dan hal yang penting. Wood juga berpendapat nilai adalah petunjuk yang
mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari hari11.
Nilai bersifat ideal dan abstak tidak dapat dilihat oleh panca indera sedangkan
yang dapat dilihat adalah aksi tingkah laku dari aktualisme nilai. Gazalba berpendapat
bahwa nilai bukan persoalanbenar atau salah, tetapi soal kehendak yang bersifat
objektif dan memberikan kepuasan pada intelek Bisa di simpulkan nilai adalah sesuai
yang dapat diuji bergantung pada objek yang menilai ketentuan berdasarkan analisis
intelektual dan kesadaran. Nilai islami memiliki keseluruhan tingkah laku yang terpuji
dalam kehidupan sehari hari yang dilakukan memperoleh ridho Allah dengan nilai
islami dapat dikatan sebagai bentuk tingkah laku yang mencerminkan budi luhur atau
kepercayaan iman kepada allah dan tanggung jawab.
Nilai islami terbentuk dari keterkaitan antara norma yang diterapkan agama akan
menjadi seseorang yang mengukur kebenaran suatu hal berdasarkan sudut pandang
agama. Sebagai orientasi moral, sikap yang dibentuk budaya religius bermakna pada
norma norma ajaran agama yang akan menjadi acuan pertama ukuran moral12.
Nilai nilai islam merupakan perkembangan dari eksternalisasi ajaran agama
islam. Agama islam bersumber pada al quran dan hadis. Alquran adalah sumber yang
diwahyukan oleh tuhan kepada nabi muhammad yang diturunkan secara berangsur
angsur. Sementara hadis didefinisikan sebagai segala perbuatan ucapak dan ketetapan
yang disandarkan kepada nabi muhammad13.

Nama Panggilan Al-Fatih 107.3FM

Nama Perusahaan Radio Al-Fatih

Panggilan Audience SAHABAT MUSLIM


Jl. Setiabudi Komplek Taman Setiabudi Indah Blok G
Alamat Pemasaran
No. 35 Medan, Kota Medan,Sumatera Utara
Akte Pendirian No. 10 tanggal 10 Oktober 2007 Notaris Ambat
Perusahaan Stienje,SH.
Email Radioalfatih1073fm@gmail.com

Website http://alfatih-media.com/streaming/

Telepon +62 821-6705-5123

11
Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam; Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar
Operasionalisasinya, Bandung: Trigenda Karya, 1993
12
Madjid, Nurcholish,Masyarakat Religius, Jakarta: Paramadina, 1997
13
Hasan, Aliah Purwakaniah, Psikologi Perkembangan Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2006
Station Manager M.Rizal Fahmi (0852-7584-0782)

PERFORMANCE

Frekwensi 107.3FM
Meliputi 7 Kabupaten diantaranya yaitu
Coverage Area Langkat,Binjai,Medan,Deli Serdang,Tebing
Tinggi,Pakam dan Tanjung Morawa
Music Religi, Dakwah Islami, Iklan dari produk halal,
Siaran
Kuis
Jam Siaran (10.00 – 24.00)

Segmen Radio kalangan Umat Muslim


Wanita : 36% (Usia 25 – 45 th), 65% (Usia 19 – 25 th)
Jenis Kelamin
Pria : 60% (Usia 19 – 26 th), 40% (Usia 27 – 55 th)
Wanita Karier, Ibu Rumah Tangga, umat Muslim
Pekerjaan
daerah.

E. Hasil Penelitian
Profil Radio Al-Fatih
Sejarah berdirinya radio Al-Fatih adalah, awalnya radio Al-Fatih ini berdiri dengan
nama Radio Lips FM, dengan frekuensi yang sama yaitu 107.3 FM. Saat itu Radio
Lips FM adalah radio yang memiliki siaran seperti radio biasanya yang memiliki
berbagai macam program, diantaranya program musik dangdutan, lagu barat dan
lainnya.
Saat itu sang pemilik radio merasa program yang didengarkan oleh khalayak
kurang mendidik bagi para pendengar, sehingga pemilik (owner) radio berfikir ingin
mengubah program radio menjadi program yang lebih bermanfaat untuk para
pendengarnya.
Awalnya Radio ini sempat divakumkan untuk mengubah program radio dari yang
memiliki beragam program menjadi program islami saja. Radio tersebut vakum
selama 2 bulan, akan tetapi karena radio ini sudah terdaftar dalam saluran radio yang
aktif, dan ada peraturan dari Kominfo bahwa tidak boleh terlalu lama untuk
menghentikan siaran program radio, karena frekuensi siaran radio tersebut dapat
ditarik oleh pemerintah.
Khawatir akan hal tersebut maka pemilik radio langsung memutuskan untuk
mengubah radio yang saat itu masih bernama Lips FM diganti menjadi radio Al-Fatih
107.3 FM, tepatnya pada akhir 2017, nama radio tersebut sudah berganti. Akan tetapi
siaran radio belum dimulai pada saat itu, karena sempat vakum selama 2 bulan dan
peralatan radio tidak pernah digunakan, hal ini menyebabkan banyak alat radio yang
rusak sehingga harus diperbaiki terlebih dulu, tepat di Januari 2018 Radio Al-Fatih
sudah mulai beroperasi, dengan program serta tujuan yang sudah berbeda dari radio
sebelumnya.
Tujuan Radio Al-Fatih ini selain untuk berdakwah tentunya untuk
membangkitkan perekonomian umat Islam, sehingga dalam siarannya juga
menyelipkan iklan produk, dagangan, kajian islami, dan lain sebagainya. Hal ini
dilakukan untuk membantu masyarakat muslim memperkenalkan usahanya sebagai
bentuk meningkatkan perekonomian islam.
Radio Al-Fatih juga masuk menjadi salah satu radio dunia, dan syarat untuk dapat
masuk menjadi salah satu anggota radio dunia, radio tersebut harus aktif siaran selama
3x24 jam. Saat itu, awalnya pemilik bingung harus menanyangkan program apa, akan
tetapi atas izin Allah, akhirnya radio Al-Fatih menayangkan murottal Al-Qur’an
dalam waktu 24 jam, dan diterima menjadi salah satu anggota radio dunia.
Jangkauan radio Al-Fatih juga cukup luas, karena sistem radio Al-Fatih ini
menggunakan STL (Sistem Transmisi Link), yang menggunakan tiang pemancar.
Tiang utama terletak di Bandar Baru, lalu melalui tiang pemancar tersebut barulah
disebarkan ke daerah jangkauan Radio Al-Fatih, diantaranya : Langkat - Asahan.
Jangkauan radio Al-Fatih sangat luas karena posisi tiang berada diatas sehingga
mencakup banyak daerah.

Visi Misi Radio Al Fatih


Berdirinya radio Al Fatih ini bertujuan untuk mengembangkan dakwah islam.
Dengan ada media ini maka segala hal yang berkaitan dengan islam dapat disebarkan
dan diinformasikan secara lebih mudah. Seperti diketahui bahwa radio merupakan
media massa yang dapat dijangkau oleh khalayak luas, walaupun nantinya pendengar
radio ini belum tentu umat muslim seluruhnya. Akan tetapi untuk siaran radio Al-
Fatih yang memiliki program Islami, maka jika pendengar radio Al-Fatih saat ini ada
10 orang yang mendengarkan, kemungkinan besar ada non muslim yang
mendengarkan sekalipun hanya 1 orang.
Melalui radio ini Al-Fatih juga memiliki misi untuk meluruskan hal atau doktrin
yang negatif terhadap umat islam. Dengan perkembangan zaman ini tentu juga akan
menjadi tantangan bagi umat islam dalam mempertahankan nilai-nilai islami yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, hal tersebut menjadi tujuan berdirinya radio ini.
Selain itu, dengan melalui media radio ini juga dapat membantu membangkitkan
perekonomian umat islam, karena di dalam radio iklan menjadi hal yang cukup
penting sebagai pemasukkan, yang mana selain menjadi pemasukkan bagi pihak radio
tetapi juga membantu pemasukkan untuk pemilik produk/owner iklan.
Namun, yang menjadi garis besar disini pihak radio yang hanya mau menerima
iklan owner yang memang umat islam. Hal tersebut dikarenakan sesuai dengan visi
misi Al-Fatih yaitu untuk membangkitkan perekonomian umat islam. Salah satu iklan
yang saat ini sering diterima oleh pihak radio yaitu travel umroh dan haji.

Program Radio Al Fatih


Program yang disiarkan radio Al-Fatih baik On Air ataupun Off Air tidak lepas
dari nilai-nilai islam karena radio ini dengan tujuan menayangkan program islam
serta meningkatkan perekonomian islam. Program Al-Fatih di antaranya :
1. Senin-Sabtu Program Al-Fatih Menyapa Pukul 10.00-11.30
2. Senin-Kamis Tahsin Al-Qur’an Pukul 16.30-17.30
3. Live on youtube radio muslim al fatih 107.3 FM
4. Iklan Disela menayangkan Program
5. Murotal Qur’an ditayangkan disela program yang ada

Struktur Organisasi Radio Al-Fatih


1. Dewan Pembina , bertugas sebagai ketua dan penanggung jawab atas berdirinya
radio Al-Fatih atau disebut sebagai pemimpin utama atau ketua
2. Asisten Manajer, bertugas membantu dewan pembina dalam
merencanakan,mengatur serta strategi yang dibuat mengkoordinasikan sistem operasi
dalam RadioAl-Fatih
3. Penanggung Jawab Siaran, bertugas sebagai penanggung jawab siaran apa saja
yang akan di tampilkan serta program apa yang akan dibuat serta yang ditayangkan
untuk para pendengar setia Radio Al-Fatih
4. Penanggung Jawab Teknis, bertugas mengkordinasi segala peralatan penyiaran
radio mulai dari On Air atau off Air , danmemastikan agar program ditayangkan
dengan baik dan benar.
5. Penanggunng Jawab Operator, bertugas mempersiapkan peralatan dan juga
mengoperasikan mesin produksi yang disini pemancar radio dan mematuhi kebijakan
perusahaan sesuai standar radio.

Strategi Radio Al-Fatih Mempertahankan Program yang Mengadung Nilai-nilai


Islami
Dengan adanya berbagai radio di kota-kota besar khususnya di Ibu Kota
Sumatera Utara yakni Kota Medan membuat persaingan ketat antara radio dalam
menayangkan program terbaik mereka. Yang pada umunya memiliki program bersifat
umum seperti musik dangdut,pop,serta program talk show dan lainnya.
Namun berbeda dengan Radio Al-Fatih 107.3 FM yang sudah berdiri dari tahun
2018 tetap berkonsisten terhadap siaran program yang bertema nilai-nilai keislaman.
Tentunya, jika melihat keadaan saat ini hanya beberapa radio saja yang mungkin juga
memiliki program islam.
Radio al fatih memiliki slogan merajut silahturahmi yang mana umat muslim
mendengar dapat berkontribusi lansgung dengan radio melalui program yang
disiarkan serta platrform yang disediakan tanpa adanya batasan.
Sejalan dengan visis misi radio Al-Fatih ini yaitu mengembangkan dakawah di
era 4.0 serta membangkitkan perekonomian islam. Tentu program-program yang
disiarkan juga harus sejalan. Sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam mempertahnkan eksistesninya sebagai salah satu radio islam, al-fatih selalu
teguh pendirian terhadap jam tayang programnya.
Tentunya, jumlah daripada audiens yang mendengar radio al fatih tidak dapat
diketahui secara pasti jumlahnya. Oleh karena itu, dihadirkan platfrom berupa
website al-fatih yang bernama Al-Fatih media.com. Radio al fatih juga dapat
didengarkan melalui aplikasi gardem, atau melalui dari interaksi yang dilakuakan
kepada audiens mislanya via telelpon. Dengan demikian, pihak radio mengetahui
seberapa banyak khalayak pendengarnya.

F. Kesimpulan

G. Daftar Pustaka
Abdussamad, Zuchri. 2021. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta. Syakir Media
Press.

Budiarti, Lina. 2021. Asyiknya Jadi Pemyiar Radio. Bogor. Guepedia.

Dasih, I Gusti Ayu Ratna Pramesti Dasih. 2019. Komunikasi Penyiaran Radio Genta
Berbasis Budaya Asli: PerspektifKomunikasi Antar budaya. Bali. NILACAKRA.

Faiza, Arum dkk. 2018. Arus Metamorfosa Milenial. Kendal. CV. Achmad Jaya.

Harliantara. 2016. On Air to Online Pengantar Penyiaran Radio. Kalibata.


Broadcastmagz Publisher.

Hasan, Aliah Purwakaniah. 2006. Psikologi Perkembangan Islam. Jakarta. Rajawali


Pers.

Majid, Abdul. 2020. EKSISTENSI, BENTUK PENYAJIAN DAN FUNGSI KESENIAN


TRADISIONAL OREK-OREK. Yogyakarta. Darmawan Aji.

Madjid, Nurcholish. 1997. Masyarakat Religius. Jakarta. Paramadina.

Muhaimin dan Abdul Mujib. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam; Kajian Filosofis dan
Kerangka Dasar Operasionalisasinya. Bandung. Trigenda Karya.

Murdiyanto, Eko. 2020. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta. Lembaga


Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat.

Suparlan, Parsudi. 1995. Orang Sakai di Riau: Masyarakat Terasing Dalam


Masyarakat Indonesia. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.

Suratni, Nani. 2016. Multicultural karya pelestarian kearifan lokal 'kesenian


barongsai-lion'. Malang. Media Nusa Creative.

Syarifuddin. 2021. Buku Ajar Kearifan Lokal Daerah Sumatera Selatan. Palembang.
Bening Media Publishing.

Walidim, Warul dan Mawardi Hasan. 2020. Pendidikan Karakter. Aceh: Ar-Raniry
Press.

Anda mungkin juga menyukai