Anda di halaman 1dari 11

Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam

Volume 6, Nomor 2, 2021, 100-110


Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung
DOI 10.15575/tabligh.v6i2.2251

Religiusitas Media Dakwah Podcast Islam Spotify

Mutmainnah1*, Chatib Saefullah1, Asep Shodiqin1


1Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan
Gunung Djati, Bandung
*Email : mutmainnahamir00@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi keagamaan yang diperoleh
dari mendengarkan Podcast Islam Spotify dan untuk mengetahui peningkatan
religiusitas di kalangan mahasiswa Penyiaran Islam UIN Bandung setelah
mendengarkan Podcast Islam Spotify. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif. Metode yang digunakan yakni studi kasus. Data dikumpulkan
menggunakan alat observasi partisipan dan wawancara mendalam dikarenakan
data yang dikumpulkan bersifat subjektif atau pemikiran. Hasil penelitian kepada
kedua informan, memperlihatkan terjadinya perubahan perilaku setelah sering
mendengarkan Podcast Islam Spotify dengan isi konten Podcast yang beragam mulai
dari pembahasan Qur’an dan Hadist, Fiqh hingga kisah Nabi dan Rasul.
Kata Kunci : Religiusitas; Podcast; Spotify

ABSTRACT
This research aims to determine the religious information from listening to the Spotify Islamic
Podcast and to determine increasing religiosity among Islamic Broadcasting students at UIN
Bandung after listening to the Spotify Islamic Podcast. This research uses a qualitative
approach. The method used is a case study. Data were collected using participant observation
tools and in-depth interviews because the data collected were subjective or thought-provoking.
The results of the research on the two informants showed a change in behavior after frequently
listening to the Spotify Islamic Podcast with various Podcast content ranging from discussions
of the Qur'an and Hadith, Fiqh to the stories of the Prophets and Rasul.
Key words: Religiosity; Podcasts; Islam; Spotify

PENDAHULUAN
Religiusitas merupakan tema yang selalu menarik untuk dikaji. Hal ini
dikarenakan semakin marak tindakan manusia banyak yang menyimpang dari
norma ajaran agama. Seperti kasus pembunuhan, pemerkosaan, pelecehan,
ataupun perampokan. Peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan tindakan
penyimpangan dari aturan agama sangat banyak dimuat oleh media massa, baik
Diterima: April 2021. Disetujui: Mei 2021. Dipublikasikan: Juni 2021 100
Religiusitas Media Dakwah Podcast Islam Spotify

media cetak maupun elektronik. Perilaku penyimpangan tersebut merupakan


perilaku yang terjadi karena tidak adanya fondasi religiusitas yang kuat dalam diri
seseorang. Religiusitas adalah suatu situasi yang ada dalam diri individu yang
mendorongnya untuk berperilaku sesuai dengan tingkat ketaatannya terhadap
agama (Rahmat, 2000: 212).
Perilaku penyimpangan juga tidak sesuai dengan Al-Quran Surat Al-
Maidah Ayat 90 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
(meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan
panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan
itu agar kamu mendapat keberuntungan”. Sebagai mayoritas seharusnya dengan
fondasi agama yang dimiliki, umat muslim mampu mewujudkan Religiusitas
dalam berbagai sisi kehidupan manusia.
Religiusitas diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan manusia.
Aktivitas beragama tidak hanya ketika seseorang melakukan perilaku ritual
(beribadah), tetapi juga ketika seseorang melakukan aktivitas lain yang didorong
oleh kekuatan supranatural. Untuk mewujudkan fondasi religius yang kuat dalam
diri seseorang banyak sekali cara untuk mewujudkannya, antara lain dengan cara
menimba ilmu di lembaga pendidikan yang berbasis agama dan yang kedua
mencari lingkungan yang baik dan benar melalui organisasi-organisasi yang
berbasis agama ataupun sosial sehingga bisa membentuk fondasi religius yang
baik dalam diri seseorang yang tercermin dalam aktivitas kehidupannya.
Saat ini perkembangan teknologi di Indonesia yang semakin
berkembang, baik dalam hal peralatan teknoginya ataupun perangkat-
perangkatnya sendiri. Perkembangan teknologi ini bisa terjadi tidak lepas dari
keinginan masyarakat yang ingin terus praktis dalam berbagai hal. Contohnya
perkembangan radio. Radio adalah salah satu jenis media massa satu arah
penyampai pesan, berita, hiburan dan lain-lain. Dahulu radio hanya bisa
didengarkan menggunakan radio portable dan sinyalnya tidak bisa menjangkau
luas semua daerah. Tapi saat ini radio mampu menjangkau seluruh penjuru
Nusantara dengan berbagai siaran siarannya. Seiring perkembangan waktu radio
yang dulu pernah menggapai masa keemasannya di Indonesia kini terlengserkan
oleh Internet. Penggunaan internet mampu membuat khalayak mendengarkan
radio secara streaming, memilih stasiun sesuka hati tanpa dibatasi oleh jaringan.
Saat ini pendengar radio semakin menurun. Berdasarkan survey Nielsen
2014, setiap tahun pendengar radio mengalami penurunan hingga 3%.
Sedangkan sebagai media promosi, radio hanya memiliki porsi penetrasi 30%
dibanding media massa lainnya. Penurunan tersebut terjadi karena kebutuhan
khalayak yang menginginkan kondisi teknologi praktis. Perubahan demi
perubahan dibidang teknologi terus terjadi. Perilaku masyarakat mengkonsumsi
fotografi, televisi, maupun mendengarkan radio jelas telah berubah. Kamera film
yang hampir ditelan zaman, televisi kini tidak menjadi pilihan utama lagi, ada

Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 6 No. 2 (2021) 100-110 101
Mutmainnah, C.Saefullah, A.Shodiqin

banyak beragam layanan streaming yang lebih praktis dinikmati manusia masa
kini. Untuk didunia radio, perubahan pun terjadi, salah satunya dengan
munculnya Podcast.
Podcast yang serupa dengan Youtube itu merupakan platform siaran siaran
on demand atau siaran sesuai permintaan. Ketika seseorang ingin mendengarkan,
ia tinggal mengunduh seri Podcast keinginanya, tanpa perlu menunggu waktu
tertentu selayaknya radio konvensioanal yang melakukan siaran di waktu
tertentu. Karena sifatnya yang on demand itu pula, suatu siaran Podcast dapat
didengarkan secara berulang ulang.
Di Indonesia, Podcast baru saja muncul ke permukaan. Hal ini berbeda
dengan di Amerika Serikat yang terbilang populer. Seiring berjalannya waktu,
konten Podcast di Indonesia semakin diminati. Selain kategori konten yang makin
beragam, platform pengusungnya juga semakin beragam. Berdasarkan hasil
survey oleh DailySocial, dengan jumlah responden 2023 pengguna ponsel pintar
tahun 2018 ditemukan ada 67,97% yang mengaku familiar dengan Podcast. Usia
pendengar Podcast di Indonesia 40% lebih berasal dari usia 20-25 tahun
(42,12%), diikuti oleh usia 26-29 tahun (25,52%), dan usia 30-35 tahun (15,96%)
(https://dailysocial.id/post/laporan-dailysocial-penggunaan-layanan-Podcast-
2018 diakses : 11 oktober 2019, pukul 5:28 PM).
Penyebarluasan Podcast di Indonesia tidak lepas dari platform yang sering
digunakan oleh para pendengar. Saat ini bukan hanya pengguna Ipod yang bisa
mendengarkan Podcast tetapi juga platform lain seperti Spotify sangat berpengaruh
atas perkembangannya. Di dalam Spotify sangat banyak siaran yang dapat
didengarkan. Mulai dari konten Podcast tentang hiburan, curahan hati seseorang,
ataupun yang bernuansa keagamaan. Mayoritas orang Indonesia beragama
muslim, maka tidak lepas pula siaran di dalam Podcast banyak yang bernuansa
keIslaman. Pada Spotify apabila pendengar memasukan kata kunci “ngaji” cukup
banyak hal tersaji. Muncul konten “Ngaji Gus Baha” diisi oleh Baha’uddin
Nursalim, “Ngaji bersama Gus Ulil” diisi oleh Absahar Abdala, hingga “Kajian
Hijrah” yang diisi berbagai ustad seperti ust.Hanan Attaki, Ust Adi Hidayat dan
lain-lain.
Laporan DailySocial yang menyatakan 40% pengguna Podcast berusia 20-
25 tahun, secara tidak langsung melaporkan banyak anak muda yang
mendengarkan Podcast tanpa dibatasi konten apa yang didengarkan. Anak muda
yang dimaksudkan adalah anak dengan usia remaja. Menurut Mappiare (1982:65)
masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi
wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.
Media dakwah alternatif Podcast Islam Spotify mempunyai ciri khusus yaitu
sifatnya suara (auditif) hanya untuk indra pendengaran, sehingga kata-kata yang di
sampaikan harus mudah ditangkap pendengar. Konten dan naskah yang dihiasi
dengan ilustrasi dan efek suara (sound effect) akan bisa mempengaruhi para

102 Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 6 No. 2 (2021) 100-110
Religiusitas Media Dakwah Podcast Islam Spotify

pendengar. Pengaruh atau efek adalah terjadinya perubahan pada diri


komunikator setelah menerima suatu pesan. Selanjutnya pengaruh tersebut akan
mengubah sikap seseorang.
Sejalan dengan hal tersebut maka Podcast Islam Spotify yang didengarkan
memiliki peluang besar untuk menjadi salah satu aspek peningkatan kualitas diri
seseorang, khususnya peningkatan tingkat kereligiusitasannya. Kemudian penulis
mengambil teori yang dikemukakan Glock dan Stark mengenai dimensi –
dimensi tentang Religiusitas dikarenakan penjelasan mengenai dimensi – dimensi
tersebut sangat rinci dan membantu penulis dalam penulisannya.
Adapun penelitian terdahulu yang sejalan dengan penelitian ini adalah
penelitian dari Netti dan Irwansyah dengan judul Spotify: Aplikasi Music
Streaming untuk Generasi Milenial. Selain itu, penelitian lain yang membahas
mengenai Spotify adalah penelitian dari Aruna Candra Pratiwi dan Bambang
Munas Dwiyanto dengan judul Pengaruh Perceived Value Terhadap Purchase
Intention Digital Music Streaming Service Dengan Satisfcation Sebagai Variabel
Intervening (Studi pada Aplikasi Joox dan Spotify).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan
yakni studi kasus. Data dikumpulkan menggunakan alat observasi partisipan dan
wawancara mendalam dikarenakan data yang dikumpulkan bersifat subjektif atau
pemikiran.
Berdasarkan pemaparan di atas, generasi milenial sangat mudah
memahami sesuatu yang mereka ketahui dari teknologi terbaru. Apabila
informasi yang diterima oleh generasi milenial lebih banyak informasi ranah
dakwah, maka akan terjadi perubahan yang baik untuk generasi berikutnya. Oleh
karena itu, peneliti berusaha meneliti peningkatan religiusitas media dakwah
menggunakan Spotify sebagai bagian teknologi terkini yang digunakan kaum
milenial.
LANDASAN TEORITIS
Berdasarkan konsep penelitian tentang religiousitas, maka teori yang sesuai adalah
dari Glock dan Stark “five such dimensions can be distinguished, within one or another of
them all of the many and diverse religious prescriptions of the different religions o the world can
be classified. we shall call these dimensions: belief, practice, knowledge, experience, and
consequences”.
Religiusitas diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Aktivitas
beragama tidak hanya ketika seseorang melakukan perilaku ritual (beribadah),
tetapi juga ketika seseorang melakukan aktivitas lain yang didorong oleh
kekuatan supranatural. Glock dan Stark membagi sikap religius ke dalam lima
dimensi, yaitu: dimensi ideologis/keyakinan, ritual/praktik, intelektual/
pengetahuan, eksperensial/pengalaman, dan konsekuensi/pengamalan. Kata
media berasal dari bahasa latin yaitu median yang merupakan bentuk jamak dari
medium secara etimologi yang berarti alat perantara. Wilbur Schramn
Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 6 No. 2 (2021) 100-110 103
Mutmainnah, C.Saefullah, A.Shodiqin

mendefinisikan media sebagai teknologi informasi yang dapat digunakan dalam


pengajaran.
Religiusitas dapat didefinisikan sebagai suatu situasi yang adadalam diri
individu yang mendorongnya untuk berperilaku sesuai dengan tingkat
ketaatannya terhadap agama (Rahmat, 2000: 212). Sedangkan menurut Baidi
Bukhori religiusitas dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang ada di dalam diri
seseorang yang mendorongnya bersikap dan berperilaku sesuai dengan ajaran
agamanya (Bukhori, 2006: 95).
Media adalah suatu alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan
pesan dari komunikator kepada khalayak. Media yang paling dominan dalam
berkomunikasi adalah panca indera, pesan yang diterima oleh panca indera
selanjutnya diproses dalam pikiran manusia, untuk mengontrol dan menentukan
sikapnya terhadap sesuatu sebelum dinyatakan dalam tindakan (Cangara,
2002:131).
Sedangkan dakwah secara etimologi berasal dari bahasa Arab yaitu dakwah
yang berarti mengajak, menyeru, dan memanggil. Jadi bisa disimpulkan, media
dakwah yaitu alat yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah
(ajaran Islam) kepada mad’u. Dengan banyaknya media yang ada, maka da’i
harus memilih media yang paling efektif untuk mencapai tujuan dakwah (Aziz,
2004:120). Media dakwah adalah alat yang dipakai sebagai perantara untuk
melakukan kegiatan materi dakwah. Dari segi penyampaian pesan, media
dakwah digolongkan menjadi tiga, yaitu : media lisan, media tulisan dan media
audio visual. Dakwah dihadapkan pada perkembangan zaman dan kemajuan
teknologi komunikasi. Artinya dakwah dituntut untuk sesuai dengan mad’u
sehingga efektif dan efisien. Dalam perkembangan selanjutnya terdapat media
dakwah yang lebih efektif ada yang berupa media visual, audio, audio visual,
buku-buku, koran, radio, televisi, drama dan sebagainya. Kemudian berkembang
pula menggunakan media dakwah melalui pemenuhan kebutuhan pokok
manusia, seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya
(Pimay, 2006:36).
Seorang da’i sudah tentu memiliki tujuan yang hendak dicapai, agar
mencapai tujuan yang efektif dan efisien, da’i harus mengorganisir komponen-
komponen (unsur) dakwah secara baik dan tepat. Salah satu komponen adalah
22 media dakwah, media dakwah dibagi menjadi dua, yaitu media massa dan non
media massa. Secara umum media-media benda yang dapat digunakan sebagai
media dakwah dikelompokkan menjadi : a) Media Visual Media visual yang
dimaksud adalah bahan-bahan atau alat yang dapat dioperasikan untuk
kepentingan dakwah melalui indera penglihatan. Perangkat media visual yang
dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dakwah adalah film slide, transparansi,
overhead proyektor (OPH), gambar, foto, dan lain sebagainya. b) Film slide.

104 Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 6 No. 2 (2021) 100-110
Religiusitas Media Dakwah Podcast Islam Spotify

Asal Usul dan Pengertian Podcast. Tahun 2004 tercatat sebagai awal
kemunculan istilah Podcast. Ben Hammersley menyebutkan kata “Podcasting” di
dalam artikelnya di www.theguardian.com yang membahas audioblogs dan radio
online. Selama hampir 7 bulan, istilah “Podcasting” seolah tenggelam sampai
akhirnya beberapa orang menggunakannya sebagai nama pada saat
mendaftarkan domain seperti yang dilakukan Dannie Gregoire yang
mendaftarkan domain Podcaster.net (Geoghegan & Klass, 2007).
Catatan lain menyebutkan, Podcast audio telah berkembang sejak tahun
2005,saat Apple menambahkan materi Podcast pada iTunes dengan tema-tema
terbatas. Seiring waktu, materi Podcast semakin berkembang dan beragam.
Kemasannya dapat berupa sandiwara/drama, dialog/talkshow, monolog dan
feature/dokumenter. Ren-tang topiknya sangat luas, mulai dari sejarah, ilmu
pengetahuan, politik, ekonomi, filsafat dan masih banyak lagi. Bahkan menurut
www.time.com, beberapa program Podcast dapat menyamai popularitas serial
drama televisi. Awalnya istilah Podcast cenderung identik dengan materi
berformat audio. Seperti yang tertera di dalam kamus Oxford: “a digital audio
file made available on the Internet for downloading to a computer or portable
media player, typically available as series, new instalments of which can be
received by subscribers automatically.”
Belakangan, Podcast juga mengacu pada materi dalam bentuk video.
Sehingga pengertian Podcast dapat mengacu pada Podcast audio atau Podcast video.
Apple sendiri membuat batasan Podcast sebagai siaran audio dan video yang
tersedia di internet untuk diputarkan pada perangkat portable atau komputer,
seperti iPad, Ipod, atau Mac. Singkat cerita, istilah Podcast diartikan sebagai
materi audio atau video yang tersedia di internet yang dapat secara otomatis
dipindahkan ke komputer atau media pemutar portable baik secara gratis
maupun berlangganan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Informasi Keagamaan dengan Mendengarkan Podcast Islam Spotify
Informan 1 (MA) Saat pertama kali mendengarkan podcast, informan bercerita
bahwa ia mendengarkan ceramah tentang macam-macam dosa besar yang
dibawakan oleh Buya Yahya di channel podcast Buya Yahya Official. Hal itulah
yang pertama kali membuatnya sadar untuk segera memperbaiki diri. Selama
kegiatan observasi berlangsung setiap pagi dan sore hari informan selalu
memutarkan dzikir pagi dan petang dari channel podcast Pintu Hidayah.
Informan juga memutar ceramah dengan tema kisah sahabat Nabi Umar bin
Khattab yang dibawakan oleh Ust.Khalid Basalamah melalui channel podcats
Kumpulan Sirah Sahabat Nabi. Selain itu informan juga mendengarkan ceramah
yang dibawakan oleh Ust.Adi Hidayat,Lc,Ma mengenai Al-Quran sunnah
solution di channel podcast Kajian Hijrah. Masih dengan channel yang sama,
informan juga mendengarkan Ust.Oemar Mita,Lc tentang genggam dunia di
Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 6 No. 2 (2021) 100-110 105
Mutmainnah, C.Saefullah, A.Shodiqin

tangan. Informan mengatakan bahwa memutar ceramah ataupun dzikir telah


menjadi rutinitasnya. Ceramah atau kajian yang ia dengarkan di Podcast Islam
Spotify terbilang acak. Ia hanya mencari secara acak Podcast apa yang akan ia
dengarkan, kecuali apabila ia memiliki masalah barulah ia mencari secara khusus
tema Podcastnya sesuai masalah yang ia hadapi.
Sedangkan Informan 2 (UP) menceritakan bahwa awal ia tertarik untuk
menambah ilmu pengetahuannya tentang Islam bukan berawal dari platform
Spotify, melainkan Instagram. Saat itu, informan sedang bersantai sambil
membuka akun instagramnya, dan muncul postingan mengenai bahaya zina. Itu
merupakan potongan ceramah selama 1 menit yang dibawakan oleh Ust.Oemar
Mita. Berawal dari postingan itu, ia merasa ada sesuatu yang menggerakan
hatinya untuk mencari secara keseluruhan isi ceramah tersebut. Kemudian ia
memilih untuk mendengarkannya melalui Spotify. Sejak mendengarkan ceramah
tersebut ia juga mulai mendengarkan ceramah atau kajian lainnya di Spotify.
Informan bercerita bahwa banyak ceramah yang ia dengarkan di Podcast Islam
Spotify. Mulai dari manfaat shalat hingga mengenai kematian.
Saat observasi berlangsung selama tiga hari tersebut informan secara rutin
memutar murattal Quran melalui Spotify saat waktu senggangnya. Kemudian
informan mendengarkan ceramah yang dibawakan oleh Aa Gym dengan judul
ujian setelah hijrah di channel podcast Hijrahkuy. Masih dengan channel yang
sama ia juga mendengarkan ceramah Ust.Adi Hidayat,Lc,MA mengenai ikhlas
dengan ketetapan Allah. Selain itu ia juga mendengarkan ceramah dengan judul
dahsyatnya menjaga wudhu yang dibawakan oleh Ust.Haikal bin Husen Alamri
Sedangkan hasil yang diperoleh untuk Peningkatan Religiusitas di
Kalangan Remaja Broken Home adalah Berdasarkan teori dari Glok dan Stark
yang membagi lima dimensi sikap religiusitas yaitu dimensi ideologis / keyakinan ,
ritual, eksperensial/pengalaman, intelektual/pengetahuan, dan pengamalan,
peneliti hanya menemukan tiga sikap religiusitas yang ditunjukkan dan diceritan
informan melalui hasil observasi dan wawancara.
Pada dimensi ritualistik/praktik berkenaan dengan seberapa tingkat
komitmen seseorang dalam menjalankan kegiatan kegiatan ritual sebagaima
dianjurkan oleh agama yang dianutnya. Dalam Agama Islam, isi dimensi
ritualistik/praktik meliputi kegiatan-kegiatan antara lain seperti pelaksanaan salat,
puasa, zakat, haji bila mampu, pembacaan Al-Quran, pemanjatan doa, dan lain
sebagainya (Ancok dan Suroso, 2001:77).
Informan 1 (MA) Subjek mengatakan bahwa semenjak ia memiliki ilmu
mengenai perintah Allah ia mulai memperbaiki diri. Jawaban informan sebagai
berikut : Ya salah satunya ya gitu tadi, coba buat ngubah penampilan, perbaiki
shalat, ninggalin yang Allah larang dan lain-lain. Masih dalam proses sih, jauh
dari kata baik dan sempurna. Masih jauh dari kata sholehah. Tapi setidaknya
saya coba perbaiki diri, biar nanti pas tiba waktunya saya kembali saya tercatat

106 Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 6 No. 2 (2021) 100-110
Religiusitas Media Dakwah Podcast Islam Spotify

sebagai hamba Allah yang terus belajar mendekatkan diri dan hamba yang terus
ngejar cinta pencipta-Nya. Saya sadar perubahan ini belum bisa ngasih dampak
ke orang lain, soalnya ya gimana ya saya aja masih kurang banget jadi ya belum
bisa bawa orang lain juga ke arah yang lebih baik.
Untuk Informan 2 (UP),Setelah informan mendapatkan ilmu dari podcast –
podcast yang sering ia dengar, informanpun berusaha menerapkan dan terus
belajar. Berikut jawaban informan : Alhamdulillah iya. Misal nih karena saya tau
manfaat shalat saya jadi lebih rajin buat shalat, dan belajar buat ngehidupin
shalat sunnah yang lain. Karena saya tau Allah benci zina, saya ninggalin apa
yang Allah gak suka. Saya berhenti buat pacaran.Susah banget semuanya
itu,bahkan awalnya saya ragu
Dimensi intelektual/pengetahuan berkenaan dengan seberapa tingkat
pengetahuan dan pemahaman seseorang terhadap ajaran agamanya, terutama
mengenai ajaran pokok agamanya sebagaimana termuat dalam kitab sucinya.
Dalam agama Islam, isi dimensi intelektual/pengetahuan meliputi pengetahuan
tentang isi Al-Quran, pokok-pokok ajaran yang harus diimani dan dilaksanakan,
hukum Islam, sejarah Islam, dan sebagainya (Ancok dan Suroso, 2001:77).
Informan 1 (MA) mengatakan bahwa dari mendengarkan podcast
pengetahuan ia mulai memiliki pengetahuan tentang agama yang membuatnya
mulai melaksanakan perintah-perintah agama. Informan memberikan jawaban
sebagai berikut : Gini ya, dulu saya itu cuek banget soal shalat.Astagfirullah……
shalat wajib aja masih bolong apalagi yang sunnah, bisa keitung jari berapa kali
shalat sunnah saya lakuin bahkan sampe lupa saya kapan terakhir kerjain. Tapi ya
semenjak punya ilmu dikit tentang shalat dan perintah Allah yang lain yang saya
denger dari Podcast, saya udah mulai perbaiki diri. Masih jauh banget dari kata
sempurna, dulu pernah denger Ust.Basalamah ngomong kalau ibadah tuh
awalnya mesti dipaksa, lama- lama bakal kebiasa, dan pas udah biasa baru bisa
ngerasain nikmatnya gimana. Ini bukan berlebihan ya, cuman ya semenjak mulai
maksa diri berubah ada rasa ketenangan yang saya dapetin.
Informan 2 (UP) mengatakan bahwa dengan mendengarkan podcast
banyak ilmu yang ia dapatkan mulai dari perkara zina hingga shalat yang
membuatnya ingin terus belajar menjadi lebih baik. Jawaban informan sebagai
berikut : Misal nih saya lebih tau, ouh kalau zina itu dosa yang paling Allah benci
selain syirik karena kenikmatannya bisa dirasain dari ujung kaki ampe ujung
kepala. Saya jadi lebih tau kenapa sih kita mesti shalat, kenapa sih Allah nyuruh
kita buat ngasih makan orang yang miskin, dan masih banyak lagi lah ilmu lain
yang sayan dapetin dari ngedengerin Podcast Islam. Saya tau sih ilmu saya masih
awam banget tapi seenggaknya saya coba terus buat belajar.
Dimensi idiologis/keyakinan berkenaan dengan seberapa tingkat
keyakinan seseorang terhadap kebenaran ajaran agamanya, terutama terhadap
ajaran-ajaran yang bersifat dogmatis. Dalam Agama Islam, isi dari dimensi

Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 6 No. 2 (2021) 100-110 107
Mutmainnah, C.Saefullah, A.Shodiqin

keyakinan meliputi keyakinan tentang adanya Allah, Malaikat, Rasul/Nabi, kitab


Allah, surga, neraka, qodho dan qodar.
Informan 1 (MA) menceritakan ketakutannya mengenai hari pembalasan
yang menggambarkan informan percaya adanya hari akhir. Berikut ini adalah
jawaban informan: Duh, saya lupa ustadnya siapa. Yang saya inget tuh dia
ngebahas soal aurat perempuan. Terus dia bilang kalau perintah buat ngenutup
aurat tuh gak main main langsung dari Allah. Saking Allah mengistimewakan
perempuan . Tapi jangan main-main juga soal azab yang bakal Allah kasih kalau
kita sebagai perempuan gak ngelakuin perintahnya. 1 helai rambut yang sengaja
keliatan tuh hukumannya tujuh puluh ribu tahun di neraka. Gila.. selama apa
itu?? Itu sehelai doing loh padahal, belum aurat yang lain. Saya merinding denger
kayak gitu. Takut kalau misal Allah gak mau ngeliat saya nanti pas hari
pembalasan.
Informan 2 (UP) menceritakan ketidakinginannya untuk menyusahkan
kedua orangtuanya nanti diakhirat yang menggambarkan keyakinan informan
adanya hari pembalasan. Jawaban infroman sebagai berikut : Awal yang bikin
saya ketampar tuh dari ceramahnya Ust.Oemar Mita yang ngebahas soal zina.
Zina tuh saking bahayanya bisa nyeret orang tua kita ke neraka, padahal
pelakunya itu kita tapi mesti bawa-bawa orang tua. Gila nggak tuh? Bukan
cuman orang tua tapi saudara kandung laki-laki juga. Saya langsung ngerasa di
tampar dengerin kayak gitu, ngerasa dosa banget. Di dunia saya udah nyusahin,
masa iya sih di akhirat masih nyusahin. Saya gak mau aja keluarga saya kena
siksa gegara saya, makanya saya mencoba untuk gak ngulang kesalahan yang
sama. Saya yakin kalau Allah itu Maha penerima taubat. Nah, mulai dari
kesadaran saya yang itu, saya mulai belajar sedikit-sedikit buat ngeperbaiki yang
lain.
Religiusitas dapat didefinisikan sebagai suatu situasi yang ada dalam diri
individu yang mendorongnya untuk berperilaku sesuai dengan tingkat
ketaatannya terhadap agama (Rahmat, 2000: 212). Sedangkan menurut Baidi
Bukhori religiusitas dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang ada di dalam diri
seseorang yang mendorongnya bersikap dan berperilaku sesuai dengan ajaran
agamanya (Bukhori, 2006: 95). Peningkatan religiusitas melalui media dakwah
alternatif podcast islam spotify memang benar terjadi di kedua informan
berdasarkan lima dimensi sikap religiusitas yang di gambarkan oleh Glok dan
Stark. Akan tetapi pada hasil penelitian ini, hanya ditemukan 3 tiga sikap yang
tergambar dari informan berdasarkan hasil wawancara dan observasi. Yakni
dimensi ritualistik, pengetahuan, dan keyakinan saja. Menurut Glok dan Stark
dimensi ritualistik/praktik berkenaan dengan seberapa tingkat komitmen
seseorang dalam menjalankan kegiatan kegiatan ritual sebagaima dianjurkan oleh
agama yang dianutnya. Ajaran agama Islam, isi dimensi ritual/praktik meliputi
kegiatan-kegiatan antara lain seperti pelaksanaan salat, puasa, zakat, haji bila

108 Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 6 No. 2 (2021) 100-110
Religiusitas Media Dakwah Podcast Islam Spotify

mampu, pembacaan Al-Quran, pemanjatan doa, dan lain sebagainya (Ancok dan
Suroso, 2001:77).
Untuk Dimensi intelektual/pengetahuan berkenaan dengan seberapa
tingkat pengetahuan dan pemahaman seseorang terhadap ajaran agamanya,
terutama mengenai ajaran pokok agamanya sebagaimana termuat dalam kitab
sucinya. Dalam agama Islam, isi dimensi intelektual/pengetahuan meliputi
pengetahuan tentang isi Al-Quran, pokok-pokok ajaran yang harus diimani dan
dilaksanakan, hukum Islam, sejarah Islam, dan sebagainya (Ancok dan Suroso,
2001:77). Sedangkan dimensi idiologis / keyakinan berkenaan dengan seberapa
tingkat keyakinan seseorang terhadap kebenaran ajaran agamanya, terutama
terhadap ajaran-ajaran yang bersifat dogmatis. Dalam Agama Islam, isi dari
dimensi keyakinan meliputi keyakinan tentang adanya Allah, Malaikat,
Rasul/Nabi, kitab Allah, surga, neraka, qodho dan qodar.
Informan MA dan UP memiliki kesamaan yaitu berasal dari keluarga
broken home, keduanya sama-sama tinggal bersama ibunya saja. Mereka juga tidak
memiliki latar belakang pendidikan yang bernuansa keislaman. Kedua infroman
ini mengalami perubahan sikap terkhusus ke keyakinan mereka terhadap agama
yang dianut. Mencoba belajar lebih lagi melalui podcast islam spotify dengan selalu
mendengarkannya, dari situlah perlahan –lahan mereka mengubah kebiasaan
buruk atau hal-hal yang tidak disukai Allah seperti pacaran dan mencoba untuk
lebih dekat kepada Allah dengan menjalankan segala perintahnya.
Podcast yang terbilang baru di Indonesia menjadi hal sangat menarik untuk
dikaji karena bukan hanya podcast yang bernuansa keislaman saja yang ada tetapi
juga ada yang membahas mengenai percintaan, cerita-cerita yang menyeramkan,
hingga cerita-cerita lucu. Dikarenakan mayoritas masyarakat Indonesia beragama
Islam, maka hal ini menjadi sebuah momentum bagi para muballig untuk
menjadikan podcast sebagai media dakwah alternatif yang bisa menjangkau
berbagai kalangan dan umur. Karena saat ini dakwah dihadapkan pada
perkembangan zaman dan kemajuan teknologi komunikasi. Artinya dakwah
dituntut untuk sesuai dengan mad’u sehingga efektif dan efisien. Dalam
perkembangan selanjutnya terdapat media dakwah yang lebih efektif ada yang
berupa media visual, audio, audio visual, buku-buku, koran, radio, televisi,
drama dan sebagainya. Kemudian berkembang pula menggunakan media
dakwah melalui pemenuhan kebutuhan pokok manusia, seperti sandang,
pangan, papan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya.
PENUTUP
Informasi keagamaan yang diperoleh dari mendengarkan konten Podcast Islam
Spotify sangat beragam. Dimulai dari pembahasan tema kisah sahabat Nabi Umar
bin Khattab yang dibawakan oleh Ust.Khalid Basalamah melalui channel podcats
Kumpulan Sirah Sahabat Nabi, macam-macam dosa besar yang dibawakan oleh
Buya Yahya di channel podcast Buya Yahya Official, dzikir pagi dan petang dari
Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 6 No. 2 (2021) 100-110 109
Mutmainnah, C.Saefullah, A.Shodiqin

channel podcast Pintu Hidayah, Al-Quran sunnah solution di channel podcast


Kajian Hijrah yang dibawakan Ust.Adi Hidayat,Lc,Ma, ujian setelah hijrah di
channel podcast Hijrahkuy yang dibawakan oleh Aa Gym, dahsyatnya menjaga
wudhu yang dibawakan oleh Ust.Haikal bin Husen Alamri dan masih banyak
lagi ceramah atau kajian-kajian lainnya Berdasarkan teori dari Glok dan Stark
yang membagi lima dimensi sikap religiusitas peneliti hanya menemukan tiga
sikap religiusitas pada kedua informan yakni dimensi ritualistik, pengetahuan, dan
keyakinan saja , ditunjukkan dan diceritakan informan melalui hasil observasi
dan wawancara. Kedua infroman ini mengalami perubahan sikap terkhusus ke
keyakinan mereka terhadap agama yang dianut. Mencoba belajar lebih lagi
melalui podcast islam spotify dengan selalu mendengarkannya dan mencoba untuk
lebih dekat kepada Allah dengan menjalankan segala perintahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ancok, D. J dan Suroso, E. N. (2001). Psikologi Islam. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Ariani, F. dan Asep, SM. (2009). Pembelajaran Mendengarkan. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Dulwahab, Encep. (2016). Rebranding dakwah di Media Televisi: ANIDA, 15 (2),
hlm 303.
Geoghegan, Michael W., Klass, Dan. (2007). Podcast Solutions: The Complete
Guide to Audio and Video Podcasting. USA: Friendsof.
Latief,M.N. (2018). Dakwah Dalam Persepektif Media Sosial, Jurnalisa : Jurnal
Jurusan Jurnalistik, 4(1),61-75
Muhaemin,E.(2017). Dakwah Digital Akademisi Dakwah. Ilmu Dakwah :
Academic Journal for Homelitic Studies, 11(2),3 41-356.
Rahmat, Jalaludin, Psikologi Agama Memahami Perilaku dengan
Mengaplikasikan Prinsip-Prinsip Psikologi, (Jakarta: Rajawali Pers,
2000).
Ramdani, L., Sumijati, S., & Nuraeni, H. G. (2017). Pesan Dakwah dalam Buku
Humor Karya Mustofa Bisri. Tabligh: Jurnal Komunikasi Dan Penyiaran Islam,
2(1), 46-67.
(https://dailysocial.id/post/laporan-dailysocial-penggunaan-layanan-Podcast-
2018 diakses : 11 oktober 2019, pukul 5:28 PM)
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, (Bandung Alfabeta
2016).
, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2013).
Syukir, Azmuni.1983.Dasar-dasar Strategi Dakwah. Surabaya: AL-Ikhlas.
Wahib Abdul, Psikologi Agama Pengantar Memahami Prilaku Beragama,
(Semarang: Karya Abadi Jaya, 2015).

110 Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 6 No. 2 (2021) 100-110

Anda mungkin juga menyukai