Anda di halaman 1dari 11

INTEGRITAS DAN DISTEGRITAS AKADEMIK MAHASISWA KEDOKTERAN

Resti Rahmadika Akbar

Abstract

Academic integrity is a commitment, even in the face of challenges. There are five
important values in academic integrity: honesty, trust, fairness, respect, and responsibility.
Integrity is a person's attitude in defending himself to maintain to true values of norms, morals,
and ethics. The forms of academic disintegrity that are often performed by medical students are
cheating, palgiarism, absent, ghosting and fabrikas. The necessity of planting academic integrity
in medical students because it is a professional capital of a doctor

Abstrak

Integritas akademik merupakan komitmen, bahkan dalam menghadapi tantangan.


Terdapat lima nilai penting dalam integritas akademik yaitu kejujuran, kepercayaaan, keadilan,
rasa hormat, dan tanggungjawab. Integritas merupakan suatu sikap seseorang dalam
mempertahankan dirinya untuk tetap berpegang teguh kepada nilai norma, moral, dan etika yang
benar. Bentuk disintegritas akademik yang sering dilakukan oleh mahasiswa kedokteran adalah
menyontek, palgiarisme, absensi, falsifikasi, ghosting dan fabrikas. Perlunya penanaman
intergritas akademik pada mahasiswa kedokteran karena merupakan modal profesionalisme
seorang dokter.

PENDAHULUAN

Salah satu bentuk disintegritas akademik yang menjadi kebiasaan siswa maupun mahasiswa
Indonesia adalah menyontek. Menyontek dianggap sebagai suatu hal yang wajar dan tidak
dianggap tabu. Menyontek sudah dilakukan sejak bangku sekolah sampai pendidikan tinggi.
Kebiasaan buruk ini merupakan bentuk buruknya moral dan ini dipengaruhi oleh individu,
keluarga, lingkungan dan sistem pendidikan.
Mayoritas anak didik baik di bangku sekolah dan perguruan tinggi melakukan kecurangan
akademik dalam bentuk menyontek. Kesimpulan ini berdasarkan survei Litbang Media Group
pada 19 April 2007, data dikumpulkan dari enam kota besar yaitu Makasar, Surabaya,
Yogyakarta, Bandung dan Jakarta. Hampir 70% dari 480 responden yang ditanya apakah pernah
menyontek ketika masih sekolah atau kuliah, menjawab pernah.1

Untuk Asia Tenggara, Tanawattanacharoen, 2009, melaporkan di Universitas Chulalongkom,


Bangkok, dari 291 mahasiswa kedokteran, 56,7% menyatakan kecurangan harus dilaporkan,
9,1% mengakui menyontek dan menyaksikan kejadian tersebut.2 Menurut Gitanjali B, 2004,
mahasiswa kedokteran di India dari total responden 259 mahasiswa kedokteran dari dua
universitas negeri, sebanyak 32% mahasiswa melakukan kecurangan saat ujian, 20% merasa
tindakan tersebut tidak salah, 33% menyatakan bisa melakukan hal sama di masa depan. Lebih
lanjut Gintajali B, menyatakan terdapat perbedaan yang kontras dengan mahasiswa kedokteran di
Inggris, 2% mengakui menyontek saat ujian, 98% menyadari tindakan menyontek itu salah.
Mahasiswa kedokteran di Amerika, dari 31 universitas didapatkan bahwa 66,5% mahasiswa
kedokteran mendengar terjadi pelanggaran, 39% melihat sendiri temannya menyontek, 4,7%
mengakui melakukan tindakan menyontek.3

Bentuk disintegritas akademik yang biasa dilakukan oleh mahasiswa kedokteran yaitu
menyontek saat ujian, membawa catatan di dalam kelas, plagiarisme, meniru tanda tangan dosen,
absensi, manipulasi data, fabrikasi, dan ghosting. Dari sumber artikel yang disebutkan di atas,
perlu kesadaran moral untuk menghentikan kebiasaan buruk berupa menyontek atau disintegritas
akademik lainnya.4

INTEGRITAS AKADEMIK

Integritas akademik merupakan komitmen, bahkan dalam menghadapi tantangan. Terdapat lima
nilai penting dalam integritas akademik yaitu kejujuran, kepercayaaan, keadilan, rasa hormat,
dan tanggungjawab.5 Integritas merupakan suatu sikap seseorang dalam mempertahankan dirinya
untuk tetap berpegang teguh kepada nilai norma, moral, dan etika yang benar.6
Kejujuran memiliki arti ketulusan hati atau kelurusan hati seseorang dalam bertindak.7 Kejujuran
merupakan nilai dasar dalam komitmen kita terhadap integritas akademik, yang merupakan
kunci untuk empat nilai penting lainnya.8

Kepercayaan, suatu iklim saling percaya akan mendorong terjadinya pencapaian tertinggi potensi
orang-orang yang ada di dalamnya karena dapat dilakukan pertukaran ide dengan bebas. Hanya
dengan kepercayaan kita dapat percaya atas hasil penelitian orang lain, bekerja sama dengan
berbagai individu, dan berbagi informasi.9

Keadilan, diperlukan evaluasi yang adil dan akurat antara anggota universitas. Bagi mahasiswa
komponen yang penting dari keadilan adalah kredibilitas, harapan yang jelas dan konsisten, dan
adanya respon dari ketidakjujuran. Anggota fakultas juga memiliki hak untuk mendapat
perlakuan yang adil termasuk staf administrasinya.9

Rasa hormat, sebuah komunitas akademik yang memiliki integritas mengakui partisipasi orang
lain dalam proses pembelajaran dan menghormati berbagai pendapat serta ide. Mereka juga
harus menghormati diri mereka sendiri dan satu sama lain untuk memperluas pengetahuan,
menguji keterampilan baru, dan mengembangkan keberhasilan yang telah diraih, serta belajar
dari kegagalan.9

Tanggung jawab, dalam institusi pendidikan selayaknya dipikul bersama, dan mendistribusikan
kekuatan untuk mempengaruhi perubahan, membantu mengatasi sikap apatis dan merangsang
investasi pribadi dalam menegakkan standar integrasi akademik. Individu diharapkan
bertanggungjawab atas kejujuran mereka sendiri dan harus mencegah dan berusaha untuk
mencegah pelanggaran oleh orang lain.9

Tanawattanacharoen, mengutip dari Swick, 2000; Berkow, 2002, belajar kedokteran bukan
hanya mengambangan pengetahuan dan keahlian medis akan tetapi juga menerpakan etik dan
standar moral termasuk di dalamnya integritas akademik.2

DISINTEGRITAS AKADEMIK

Bentuk disintegritas akademik yang sering dilakukan oleh mahasiswa kedokteran adalah
menyontek, palgiarisme,2 absensi, falsifikasi, ghosting dan fabrikas.3
Penyebab Mahasiswa melakukan tindakan disintegritas akademik

Banyak alasan dikemukan mahasiswa mengapa mereka melakukan tindakan tersebut. Beban
tugas yang banyak dibandingkan waktu yang diberikan merupakan alasan yang sering
8,10
dikemukakan mahasiswa. Alasan lain adalah ingin mendapatkan nilai yang tinggi, tidak
dihukumnya pelaku disintegritas akademik, pengaruh teman, untuk mendapatkan pekerjaan yang
baik, dipengaruhi oleh teman, loyalitas terhadap teman.10

Peran teknologi dalam perilaku disintegritas akademik

Harper (2006), menyatakan bahwa ada koreasi positif antara disintegritas akademik dengan
penggunaan teknologi dalam pendidikan. Kemudahan teknologi seperti memberikan kesempatan
kepada mahaswa untuk melakukan kecurangan. Dengan mudahnya melakukan copy paste karya
orang lain untuk melengkapi tugas.menyatakan terdapat korelasi antara ketidakjujuran akademik
dengan peningkatan penggunaan teknologi.10 Center for Academic integrity, 2005, menyebutkan
bahwa sumber digital memudahkan terjadinya ketidakjujuran akademik berupa plagiarisme.11

Mencegah tindakan disintegritas akademik

McCabe mempelopori adanya “Honor Code”, yaitu (1) mahasiswa menandatangani pernyataan
yang menegaskan bahwa tidak akan melakukan tindakan disintegritas akademik, (2) melaporkan
bila mahasiswa melihat terjadinya kecurangan, (3) keadilan secara merata untuk semua
mahasiswa, (4) serta pengawasan. Honor code McCabe banyak diadaptasi oleh institusi untuk
mencegah terjadinya disintegritas akademik. McCabe sendiri menyadari bahwa honor code ini
tidak serta merta menurunkan tindakan kecurangan yang dilakukan oleh mahasiswa, tapi dengan
adanya honor code, mahasiswa diberikan penanaman moral dan pentingnya perilaku integritas
akademik.12

Sosialisasi/ Promosi integritas Akademik

Dengan mengadapatasi honor code McCabe, untuk mensosialisasikan integritas akademik


kepada mahasiwa dengan strategi, (1) buat aturan yang jelas, (2) kenali kemampuan mahasiswa,
(3) hindari celah mahasiswa untuk melakukan tindakan kecurangan, seperti waktu yang pendek,
(4) mengajari mahasiswa bagaimana menggunakan sumber. 12

The Josephson Institute of Ethics, mengenalkan strategi primer untuk mempromosikan integritas
akademik, yaitu: T.E.A.M.13
Teach (mengajarkan), mahasiswa mengetahui mengenai integritas dan disintegritas akademik
serta terminologi dasar. Enforce (melaksanakan), membentuk aturan–aturan yang jelas dan
sederhana mengenai integritas akademik dan konsekuensi dari disintegritas akademik,
pernyataan secara formal, menandatangani informed concent: pernyataannya “saya telah
membaca dan mengerti aturan mengenai integritas dan menyedari konsekuensinya bila saya
melanggar atuan tersebut.” Advocate (membela), mencari kesempatan dalam interaksi untuk
megesahkan dan mendukung integritas dengan pernyataan yang jelas dan tegas tentang
kekaguman dan penghormatan terhadap orang yang jujur. Model (mencontohkan), dosen dan
semua masyarakat sekolah harus menunjukkan sikap integritas akademik.

Aturan tertulis

Aturan tertulis itu penting untuk bias diketahui dan dipedomani oleh semua civitas akademika.
Aturan tertulis bisa berupa buku pegangan mahasiswa yang di dalamnya terdapat pengertian
integritas dan distegritas akademik, bentuk pelanggaran, dan sanksi. Contohnya:

• Di Institut Teknologi Massachusetts, mahasiswa memiliki buku pegangan mengenai


integritas Akademik.14

• Di Universitas Indonesia, dalam buku Integritas Akademik, “ Sekedar Kata atau Nyata”8

• Di Universitas Muhammadiyah Malang, memiliki aturan tertulis mengenai apa yang


dimaksud dengan kecurangan (jenis pelanggaran) akademik dan sanksi dari kecurangan
akademik.15

Sanksi bagi pelanggar15


Sanksi diperlukan untuk membuat efek jera bagi pelaku dan tidak mengambil kesempatan dari
tidak kelonggaran sanksi. Di Universitas Muhammadiyah Malang, sanksi bagi pelaku
disintegritas akademik mulai dari yang ringan sampai berat:
1. Peringatan keras secara lisan maupun tertulis.
2. Pembatalan nilai ujian bagi mata kuliah atau kegiatan akademik yang bersagkutan.
3. Tidak lulus semua mata kuliah pada semester yang sedang berlangsung.
4. Tidak diperkenankan mengikuti kegiatan akademik pada kurun waktu tertentu.
5. Pemecatan atau dikeluarkan.
6. Lulusan yang karya ilmiahnya merupakan plagiasi maka gelarnya dicabut.
Mendeteksi plagiarism

Beberapa aplikasi software dikembangkan untuk mendeteksi palgiarisme. Software ini ada yang
berfungsi sebagai online ensiklopedia yang mendeteksi sistem repository. Internet-only
palgirism search engine adalah aplikasi desktop yang mendeteksi sumber referensi yang bukan
online. Software yang dapat membandingkan pola dan dilihat algoritma kesamaannya, dan dilhat
berapa skornya. Software analisis pola bahasa yang dapat mengidentifikasi penulisan setiap
individu yang unik.11

Analisis SWOT untuk praktek integritas akademik16

Pentingnya menilai kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman dalam menjalankan suatu
kebijakan, sehingga kebijakan dapat dilaksanakan disesuaikan dengan lingkungan akademik.
Strenghts (kekuatan)

1. Aturan tertulis mengenai ketidakjujuran akademik


2. Sanksi secara tertulis bagi pelanggar tindakan ketidakjujuran akademik
3. Sosialisasi peraturan mengenai hal ini kepada mahasiswa

Weaknesses (kelemahan)

1. Staf pengajar yang membiarkan mahasiswa melakukan tindakan ini.


2. Sanksi yang diberikan terlalu ringan sehingga tidak membuat jera para pelanggar
3. Sukar untuk membuktikan tindak pelanggaran
Opportunities (kesempatan)

1. Mensosialisasikan peraturan dan sanksi bagi mahasiswa baru dan lama


2. Memberlakukansanksi secara ketat bagi siapapun yang melakukan tindak pelanggaran
3. Memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk melakukan tindakan kejujuran akademik

Threats (ancaman)

1. Pembiasaan ketidakjujuran akademik, sehingga menganggap ketidakjujuran akademik


adalah hal yang biasa.
2. Indeks prestasi merupakan hal yang semu bukan hasil yang sebenarnya
3. Pengguna lulusan mempunyai opini yang tidak baik bagi lulusan fakultas tersebut
4. Tumbuh suburnya penyedia jasa untuk tindakan pelanggaran tersebut.

Hubungan Distegritas Akademik dengan Etika

Seperti halnya dalam hubungan dokter-pasien yang selalu mengemukakan empat hal yaitu
beneficence, non-maleficence, autonomy dan justice. Penerapan juga dapat dilakukan pada
disintegritas akademik. Beneficence adalah sebuah prinsip yang menggambarkan kemurahan
hati, kebaikan amal, cinta, kemanusiaan dan mengutamakan altruism. Plagiarisme merupakan
perbuatan yang menguntungkan pelaku, tapi sebenarnya ini betentangan dengan beneficence,
karena tidak sesuai dengan kebaikan amal cinta dan kemanusiaan. Dihubungkan dengan
pembentukan pengetahuan justru plagairiesme ini merugikan pelaku.9

Non Maleficence adalah prinsip tidak melakukan perbuatan yang mempeburuk kondisi orang lain
atau menciptakan kerugian bagi oranglain, baik melali tindakan atau kelalaian.tindakan
plagiarisme baik disengaja ataupun tidak merupakan tindakan yang merugikan oranglain.9
Autonomy adalah prinsip yang menganut penguasaan terhadap diri sendiri. Seseorang memiliki
hak untuk mengelola hidunya sendiri dan membuat keputusan terhadap dirinya sendiri. Dengan
pemahaman ini, seseorang dapat menentukan apakah akan melakukan plagiarism atau tidak.8,9

Justice merupakan prinsip keadilan yang menjujung tinggi tindakan yang dapat memberikan nlai
adil bagi orang yang terlibat dalam hal ini termasuk menghargai hak orang lain. Tindakan
plagiarisme meupakan tindakan yang tidak menghargai hak orang lain, dan menyebabkan
kerugian pada orang lain baik materi maupun non materi.9

Peran dosen sebagai role model dalam praktik integritas akademik


Integritas akademik merupakan bagian utama dari budaya akademik, yang dirasakan dalam
bentuk kepatuhan terhadap lima prinsip penting integritas yaitu kejujuran, keadilan, rasa hormat,
kepercayaan dan tanggung jawab. Dosen adalah role model bagi mahasiswa bagaimana
mempraktikkan integritas akademik. Cara dosen mengajar akan memperlihatkan praktik
integritas akademik, dosen yang memahami integritas akademik akan menguasai bahan yang
diajarkannya, tidak cukup hanya menguasai bahan ajarnya, ia juga otentik terhadap bahan
ajarnya. Begitu juga bila seorang dosen melakukan penelitian, integritas akademik juga dapat
dipraktikan. Kaidah, prosedur, metodologi dan kode etik ilmiah dalam kegiatan penelitian
dijunjung tinggi tanpa menegasikan unsur-unsur korelasi dan interelasi keaslian dan
komparasinya dengan karya ilmiah orang lain. Pengutipan kalimat peneliti lain juga harus
diperhatikan, agar tidak disebut sebagai plagiarism.13,14

PENUTUP

Mahasiswa sebelum memulai modul pembelajaran menandatangani informed concent honor


code integritas akademik. Positif role model dari semua civitas akademika sangat diperlukan
sehingga memberikan atmosfir yang mendukung untuk terlaksananya kejujuran akademik.

Integritas akademik merupakan komitmen terhadap etika dan moral.integritas merupakan buah
moral seorang individu dan merupakan tanggung jawab individu tersebut. Pelaku disintegritas
akademik yang tidak diberikan hukuman sehingga menimbulkan efek jera justru mengambil
keuntungan dari kelonggaran tersebut.

Dalam beberapa tulisan artikel disebutkan bahwa menyontek yang merupakan salah satu bentuk
disintegritas akademik adalah budaya. Apakah pantas kita sebut sebagai budaya? Budaya
seharusnya memberikan konotasi yang positif, bukan perbuatan buruk yang menjadi kebiasaan
dan diklaim sebagai budaya. Bukankah budaya harus dikembangkan? Pemakaian kata budaya
dalam tindakan menyontek tidak boleh digunakan. Cukup sebutkan perilaku menyontek bukan
budaya menyontek.

Sebagai pendidik, kita memiliki tanggung jawab untuk menyadari dan menyedarkan bahwa
pentingnya integritas akademik sebagai wujud nilai moral diri individu. Disintegritas akademik
merupakan isu yang kompleks dan tidak ada jawaban yang mudah dalam penyelesaiannya.
Memberikan pengertian kepada mahaswa bahwa dengan menyontek atau melakukan tindakan
plagiarism, tidak akan membentuk pengetahuan mereka. Pengetahuan itu dibentuk dengan
analisis, evaluasi, diskusi bukan dengan kecurangan.

Isu integritas dan disintegritas akademik, saya merasa upaya pencegahan ketidakjujuran
akademik di institusi belum maksimal. Terkait dengan komitmen, sanksi dan pelaporan. Saya
mengusulkan untuk pihak institusi, komitmen yang kuat baik dari dosen, pihak yayasan,
mahasiswa dan staf adiministrasi. Komitmen dibentuk dengan memberikan pemahaman
mengenai pentingnya integritas akademik. Komitmen dapat dimulai dengan menandatangani
honour code yang dirumuskan bersama. Semua aktivitas pengajaran dan pembelajaran akan
mendukung honour code. Sanksi yang tegas dan pelaporan bagi pelanggar juga perlu diatur,
karena pelanggaran tanpa sanksi hanya akan menciptakan manusia yang oportunistik.

Daftar Pustaka

1. Survey Litbang Media Group. 2007


2. Tanawattanacharoen S, Nimnuan C. Academic misconduct among medical students.
south east asian journal of medical education. 2009; 3; 1:8-13.
3. Gintajali B,. Academic dishonesty in medical colleges. J Postgard Med 2004;50: 281-4
4. Fred HL. Dishonesty in medicine revisited. J Texas Heart Institute. 2008
5. The fundamental values of academic integrity. The center for academic integrity.
Oktober 1999
6. Integrity [homepeage on Internet]. Oxford dictionaries; c2012 [updated not state; cited
2015 Nov 7]. Available from: http://oxforddictionaries.com/definition/eglish/integrity.
7. Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta Balai Pustaka;
2008
8. Sjamsuhidajat, Suryono IA, Sungkar S, Pradipta A,Soemantri D, Gabriella A et all.
Integritas akademik: sekedar kata atau nyata.Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 2008
9. Jagsi R, Lehmann LS. The ethics of medical education. BMJ. 2004. Vol. 329. p332-4.
Available from: http://www.bmjjournals.com/cgi/reprintform
10. Wideman MA. Academic Dishonesty in Postsecondary Education:A literature review .
Transformative Dialogues: Teaching & Learning Journal. 2008. Volume 2, Issue 1.
11. Scanlan CL. Strategies to promote a climate of academic integrity minimize student
cheating and plagiarism. UMDNJ.2005
12. McCabe DL, Trevino LK, Academic dishonesty honor codes and other contextual
influences. Ohio State University Press. J of Higher Education. 1993; 64;5.
13. Josephson M, Mertz M. Changing Cheaters: Promoting integrity and preventing
academic dishonesty. A resource for teachers, parents, coaches and others who work
with youth. Josephson Institute of Ethics. Los Angeles. 2004
14. Academic Integrity at the Massachusetts Institute of Technology: A Handbook for
Students. 2012
15. Kecurangan Akademik Pasal 50-51. Panduan Akademik universitas Muhammadiyah
Malang
16. Peraturan akademik. Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas Indonesia.
Availablefrom: http://etika/mh

Anda mungkin juga menyukai