Etika Pendidikan Integritas Kejujuran
Etika Pendidikan Integritas Kejujuran
Abstract
Academic integrity is a commitment, even in the face of challenges. There are five
important values in academic integrity: honesty, trust, fairness, respect, and responsibility.
Integrity is a person's attitude in defending himself to maintain to true values of norms, morals,
and ethics. The forms of academic disintegrity that are often performed by medical students are
cheating, palgiarism, absent, ghosting and fabrikas. The necessity of planting academic integrity
in medical students because it is a professional capital of a doctor
Abstrak
PENDAHULUAN
Salah satu bentuk disintegritas akademik yang menjadi kebiasaan siswa maupun mahasiswa
Indonesia adalah menyontek. Menyontek dianggap sebagai suatu hal yang wajar dan tidak
dianggap tabu. Menyontek sudah dilakukan sejak bangku sekolah sampai pendidikan tinggi.
Kebiasaan buruk ini merupakan bentuk buruknya moral dan ini dipengaruhi oleh individu,
keluarga, lingkungan dan sistem pendidikan.
Mayoritas anak didik baik di bangku sekolah dan perguruan tinggi melakukan kecurangan
akademik dalam bentuk menyontek. Kesimpulan ini berdasarkan survei Litbang Media Group
pada 19 April 2007, data dikumpulkan dari enam kota besar yaitu Makasar, Surabaya,
Yogyakarta, Bandung dan Jakarta. Hampir 70% dari 480 responden yang ditanya apakah pernah
menyontek ketika masih sekolah atau kuliah, menjawab pernah.1
Bentuk disintegritas akademik yang biasa dilakukan oleh mahasiswa kedokteran yaitu
menyontek saat ujian, membawa catatan di dalam kelas, plagiarisme, meniru tanda tangan dosen,
absensi, manipulasi data, fabrikasi, dan ghosting. Dari sumber artikel yang disebutkan di atas,
perlu kesadaran moral untuk menghentikan kebiasaan buruk berupa menyontek atau disintegritas
akademik lainnya.4
INTEGRITAS AKADEMIK
Integritas akademik merupakan komitmen, bahkan dalam menghadapi tantangan. Terdapat lima
nilai penting dalam integritas akademik yaitu kejujuran, kepercayaaan, keadilan, rasa hormat,
dan tanggungjawab.5 Integritas merupakan suatu sikap seseorang dalam mempertahankan dirinya
untuk tetap berpegang teguh kepada nilai norma, moral, dan etika yang benar.6
Kejujuran memiliki arti ketulusan hati atau kelurusan hati seseorang dalam bertindak.7 Kejujuran
merupakan nilai dasar dalam komitmen kita terhadap integritas akademik, yang merupakan
kunci untuk empat nilai penting lainnya.8
Kepercayaan, suatu iklim saling percaya akan mendorong terjadinya pencapaian tertinggi potensi
orang-orang yang ada di dalamnya karena dapat dilakukan pertukaran ide dengan bebas. Hanya
dengan kepercayaan kita dapat percaya atas hasil penelitian orang lain, bekerja sama dengan
berbagai individu, dan berbagi informasi.9
Keadilan, diperlukan evaluasi yang adil dan akurat antara anggota universitas. Bagi mahasiswa
komponen yang penting dari keadilan adalah kredibilitas, harapan yang jelas dan konsisten, dan
adanya respon dari ketidakjujuran. Anggota fakultas juga memiliki hak untuk mendapat
perlakuan yang adil termasuk staf administrasinya.9
Rasa hormat, sebuah komunitas akademik yang memiliki integritas mengakui partisipasi orang
lain dalam proses pembelajaran dan menghormati berbagai pendapat serta ide. Mereka juga
harus menghormati diri mereka sendiri dan satu sama lain untuk memperluas pengetahuan,
menguji keterampilan baru, dan mengembangkan keberhasilan yang telah diraih, serta belajar
dari kegagalan.9
Tanggung jawab, dalam institusi pendidikan selayaknya dipikul bersama, dan mendistribusikan
kekuatan untuk mempengaruhi perubahan, membantu mengatasi sikap apatis dan merangsang
investasi pribadi dalam menegakkan standar integrasi akademik. Individu diharapkan
bertanggungjawab atas kejujuran mereka sendiri dan harus mencegah dan berusaha untuk
mencegah pelanggaran oleh orang lain.9
Tanawattanacharoen, mengutip dari Swick, 2000; Berkow, 2002, belajar kedokteran bukan
hanya mengambangan pengetahuan dan keahlian medis akan tetapi juga menerpakan etik dan
standar moral termasuk di dalamnya integritas akademik.2
DISINTEGRITAS AKADEMIK
Bentuk disintegritas akademik yang sering dilakukan oleh mahasiswa kedokteran adalah
menyontek, palgiarisme,2 absensi, falsifikasi, ghosting dan fabrikas.3
Penyebab Mahasiswa melakukan tindakan disintegritas akademik
Banyak alasan dikemukan mahasiswa mengapa mereka melakukan tindakan tersebut. Beban
tugas yang banyak dibandingkan waktu yang diberikan merupakan alasan yang sering
8,10
dikemukakan mahasiswa. Alasan lain adalah ingin mendapatkan nilai yang tinggi, tidak
dihukumnya pelaku disintegritas akademik, pengaruh teman, untuk mendapatkan pekerjaan yang
baik, dipengaruhi oleh teman, loyalitas terhadap teman.10
Harper (2006), menyatakan bahwa ada koreasi positif antara disintegritas akademik dengan
penggunaan teknologi dalam pendidikan. Kemudahan teknologi seperti memberikan kesempatan
kepada mahaswa untuk melakukan kecurangan. Dengan mudahnya melakukan copy paste karya
orang lain untuk melengkapi tugas.menyatakan terdapat korelasi antara ketidakjujuran akademik
dengan peningkatan penggunaan teknologi.10 Center for Academic integrity, 2005, menyebutkan
bahwa sumber digital memudahkan terjadinya ketidakjujuran akademik berupa plagiarisme.11
McCabe mempelopori adanya “Honor Code”, yaitu (1) mahasiswa menandatangani pernyataan
yang menegaskan bahwa tidak akan melakukan tindakan disintegritas akademik, (2) melaporkan
bila mahasiswa melihat terjadinya kecurangan, (3) keadilan secara merata untuk semua
mahasiswa, (4) serta pengawasan. Honor code McCabe banyak diadaptasi oleh institusi untuk
mencegah terjadinya disintegritas akademik. McCabe sendiri menyadari bahwa honor code ini
tidak serta merta menurunkan tindakan kecurangan yang dilakukan oleh mahasiswa, tapi dengan
adanya honor code, mahasiswa diberikan penanaman moral dan pentingnya perilaku integritas
akademik.12
The Josephson Institute of Ethics, mengenalkan strategi primer untuk mempromosikan integritas
akademik, yaitu: T.E.A.M.13
Teach (mengajarkan), mahasiswa mengetahui mengenai integritas dan disintegritas akademik
serta terminologi dasar. Enforce (melaksanakan), membentuk aturan–aturan yang jelas dan
sederhana mengenai integritas akademik dan konsekuensi dari disintegritas akademik,
pernyataan secara formal, menandatangani informed concent: pernyataannya “saya telah
membaca dan mengerti aturan mengenai integritas dan menyedari konsekuensinya bila saya
melanggar atuan tersebut.” Advocate (membela), mencari kesempatan dalam interaksi untuk
megesahkan dan mendukung integritas dengan pernyataan yang jelas dan tegas tentang
kekaguman dan penghormatan terhadap orang yang jujur. Model (mencontohkan), dosen dan
semua masyarakat sekolah harus menunjukkan sikap integritas akademik.
Aturan tertulis
Aturan tertulis itu penting untuk bias diketahui dan dipedomani oleh semua civitas akademika.
Aturan tertulis bisa berupa buku pegangan mahasiswa yang di dalamnya terdapat pengertian
integritas dan distegritas akademik, bentuk pelanggaran, dan sanksi. Contohnya:
• Di Universitas Indonesia, dalam buku Integritas Akademik, “ Sekedar Kata atau Nyata”8
Beberapa aplikasi software dikembangkan untuk mendeteksi palgiarisme. Software ini ada yang
berfungsi sebagai online ensiklopedia yang mendeteksi sistem repository. Internet-only
palgirism search engine adalah aplikasi desktop yang mendeteksi sumber referensi yang bukan
online. Software yang dapat membandingkan pola dan dilihat algoritma kesamaannya, dan dilhat
berapa skornya. Software analisis pola bahasa yang dapat mengidentifikasi penulisan setiap
individu yang unik.11
Pentingnya menilai kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman dalam menjalankan suatu
kebijakan, sehingga kebijakan dapat dilaksanakan disesuaikan dengan lingkungan akademik.
Strenghts (kekuatan)
Weaknesses (kelemahan)
Threats (ancaman)
Seperti halnya dalam hubungan dokter-pasien yang selalu mengemukakan empat hal yaitu
beneficence, non-maleficence, autonomy dan justice. Penerapan juga dapat dilakukan pada
disintegritas akademik. Beneficence adalah sebuah prinsip yang menggambarkan kemurahan
hati, kebaikan amal, cinta, kemanusiaan dan mengutamakan altruism. Plagiarisme merupakan
perbuatan yang menguntungkan pelaku, tapi sebenarnya ini betentangan dengan beneficence,
karena tidak sesuai dengan kebaikan amal cinta dan kemanusiaan. Dihubungkan dengan
pembentukan pengetahuan justru plagairiesme ini merugikan pelaku.9
Non Maleficence adalah prinsip tidak melakukan perbuatan yang mempeburuk kondisi orang lain
atau menciptakan kerugian bagi oranglain, baik melali tindakan atau kelalaian.tindakan
plagiarisme baik disengaja ataupun tidak merupakan tindakan yang merugikan oranglain.9
Autonomy adalah prinsip yang menganut penguasaan terhadap diri sendiri. Seseorang memiliki
hak untuk mengelola hidunya sendiri dan membuat keputusan terhadap dirinya sendiri. Dengan
pemahaman ini, seseorang dapat menentukan apakah akan melakukan plagiarism atau tidak.8,9
Justice merupakan prinsip keadilan yang menjujung tinggi tindakan yang dapat memberikan nlai
adil bagi orang yang terlibat dalam hal ini termasuk menghargai hak orang lain. Tindakan
plagiarisme meupakan tindakan yang tidak menghargai hak orang lain, dan menyebabkan
kerugian pada orang lain baik materi maupun non materi.9
PENUTUP
Integritas akademik merupakan komitmen terhadap etika dan moral.integritas merupakan buah
moral seorang individu dan merupakan tanggung jawab individu tersebut. Pelaku disintegritas
akademik yang tidak diberikan hukuman sehingga menimbulkan efek jera justru mengambil
keuntungan dari kelonggaran tersebut.
Dalam beberapa tulisan artikel disebutkan bahwa menyontek yang merupakan salah satu bentuk
disintegritas akademik adalah budaya. Apakah pantas kita sebut sebagai budaya? Budaya
seharusnya memberikan konotasi yang positif, bukan perbuatan buruk yang menjadi kebiasaan
dan diklaim sebagai budaya. Bukankah budaya harus dikembangkan? Pemakaian kata budaya
dalam tindakan menyontek tidak boleh digunakan. Cukup sebutkan perilaku menyontek bukan
budaya menyontek.
Sebagai pendidik, kita memiliki tanggung jawab untuk menyadari dan menyedarkan bahwa
pentingnya integritas akademik sebagai wujud nilai moral diri individu. Disintegritas akademik
merupakan isu yang kompleks dan tidak ada jawaban yang mudah dalam penyelesaiannya.
Memberikan pengertian kepada mahaswa bahwa dengan menyontek atau melakukan tindakan
plagiarism, tidak akan membentuk pengetahuan mereka. Pengetahuan itu dibentuk dengan
analisis, evaluasi, diskusi bukan dengan kecurangan.
Isu integritas dan disintegritas akademik, saya merasa upaya pencegahan ketidakjujuran
akademik di institusi belum maksimal. Terkait dengan komitmen, sanksi dan pelaporan. Saya
mengusulkan untuk pihak institusi, komitmen yang kuat baik dari dosen, pihak yayasan,
mahasiswa dan staf adiministrasi. Komitmen dibentuk dengan memberikan pemahaman
mengenai pentingnya integritas akademik. Komitmen dapat dimulai dengan menandatangani
honour code yang dirumuskan bersama. Semua aktivitas pengajaran dan pembelajaran akan
mendukung honour code. Sanksi yang tegas dan pelaporan bagi pelanggar juga perlu diatur,
karena pelanggaran tanpa sanksi hanya akan menciptakan manusia yang oportunistik.
Daftar Pustaka