Anda di halaman 1dari 6

PENTINGNYA ETIKA AKADEMIK DALAM MENINGKATKAN KUALITAS

PENELITIAN DI INDONESIA
Syu’iria Sang Aji1, Abdullah Faqih Batubara2, Rusmawati3
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara 1, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara 2, Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara3
syuiriasangaji12@gmail.com 1, abdullahfaqi15@gmail.com 2, rusma265@gmail.com 3

ABSTRAK
Artikel ini membahas pentingnya etika akademik dala meningkatkan kualitas penelitian Indonesia
dilatarbelakangi maraknya tingkat kecurangan terhadap karya ilmiah di Indonesia. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini ialah studi literatur. Artikel ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
civitas akademik dan seluruh peneliti terkhusus di Indonesia pentingnya etika akademik untuk
menghasilkan penelitian-penelitian berkualitas yang dapat meningkatkan reputasi Indonesia di pasar
pendidikan internasional sekaligus demi kepentingan kemanusiaan. Pelanggaran etika akademik dapat
merusak reputasi institusi pendidikan dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadapnya.
Pelanggaran etika akademik mengancam kelayakan institusi dan sulit memastikan lulusan mereka
diperlukan di dunia kerja Pelanggaran etika akademik juga dapat menghambat kemajuan penelitian dan
pengajaran. Penelitian yang berkualitas tinggi dapat membantu mahasiswa, peneliti, dan akademisi
Indonesia memperoleh pengetahuan, kemampuan, dan wawasan baru yang akan membantu mereka
menghadapi tantangan masa depan.

Kata Kunci: Etika Akademik, Kualitas, Penelitian

PENDAHULUAN
Dalam era informasi dan pengetahuan yang berkembang pesat, etika akademik menjadi
semakin penting dalam dunia pendidikan. etika akademik melibatkan berbagai aspek, termasuk
integritas penelitian, kejujuran dalam pengajaran, penggunaan sumber informasi yang tepat, serta etika
kolaborasi dalam komunitas akademik.

1. Integritas Penelitian
Salah satu prinsip penting dalam etika akademik adalah integritas penelitian. Penelitian harus
didasarkan pada metode ilmiah yang benar, data yang akurat, dan analisis yang objektif. Selain itu,
peneliti harus memastikan kerahasiaan dan keamanan data mereka dan menghindari tindakan yang
dapat menyebabkan penipuan. Untuk menjaga integritas penelitian, pereview yang jujur dan
terbuka sangat penting.
2. Pemanfaatan Sumber Informasi yang Sah
Etika akademik menuntut para peneliti untuk menggunakan sumber informasi yang sah dan
kredibel. Hal ini melibatkan pengakuan dan penghargaan terhadap karya orang lain dengan
memberikan referensi yang tepat. Pengutipan yang tidak sah, seperti plagiarisme, merupakan
pelanggaran etika akademik yang serius dan dapat mengakibatkan kerugian bagi semua pihak yang
terlibat.
3. Hak Kekayaan Intelektual
Penghargaan terhadap hak kekayaan intelektual adalah bagian dari etika akademik. Semua karya
ilmiah, termasuk publikasi, paten, dan inovasi, harus dihormati. Para ilmuwan juga harus
menghormati hak cipta, memberikan pengakuan yang layak kepada kolaborator, dan mematuhi
kebijakan dan peraturan yang berlaku terkait hak kekayaan intelektual.

Kecurangan akademik yang terjadi di berbagai bidang pendidikan di Indonesia menunjukkan bahwa
pendidikan di negara ini kurang atau bahkan sama sekali tidak memproduksi sumber daya manusia yang
berkualitas. Pendidikan tinggi juga tidak aman dari kecurangan akademik. Kecurangan tersebut secara
sadar dan tanpa sadar dilakukan oleh mahasiswa Indonesia. Hal ini berdampak pada kualitas lulusan
suatu institusi dan kualitas penelitian Indonesia di mata dunia yang dimana era digital ini pasar
pendidikan menjadi sangat besar dan peneliti diseluruh dunia berlomba-lomba menciptakan penemuan
yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan kemanusiaan. Maka dari itu Etika akademik menjadi penting
dimiliki oleh peneliti Indonesia. Mahasiswa dan dosen memegang peranan penting untuk mencegah
segala ketidakjujuran demi meningkatkan kualitas penelitian di Indonesia. Lalu, apa saja yang harus
dilakukan untuk dapat menerapkan etika akademik yang baik?. Apa manfaat jangka panjang yang akan
diperoleh mahasiswa dan peneliti terhadap meningkatnya kualitas penelitian di Indonesia?.

KAJIAN LITERATUR

Kata etika berasal dari kata Yunani yaitu ethos yang berarti sifat, watak atau adat (Bertens,
1993:4). Kata etika dalam arti lain berasal dari bahasa lain mos yang berarti adat. Ada perbedaan antara
etika dan moral dalam kehidupan nyata. Etika menganalisis sistem nilai-nilai yang ada, sedangkan
moral mengatur perbuatan yang sedang dinilai. (Santoso, 2000:9). Jika etika dikaitkan dengan akademik
berarti perilaku civitas akademik mencakup dosen dan mahasiswa terhadap apa yang harus dilakukan
dan apa yang tdak boleh dilakukan terkait kegiatan akademik.

Etika akademik merupakan Serangkaian prinsip, norma, dan prinsip yang dikenal sebagai etika
akademik mengatur bagaimana berperilaku di sekolah atau di kampus. Nilai-nilai ini termasuk
kejujuran, integritas, tanggung jawab, dan penghargaan terhadap hak intelektual. Mereka juga harus
menghormati hak orang lain, seperti hak privasi dan keamanan. Dalam dunia pendidikan, etika
akademik sangat penting. Dalam pendidikan tinggi, etika akademik membantu menjamin bahwa
pengajaran dan penelitian dilakukan dengan jujur dan dengan integritas, dan membangun kepercayaan
dan reputasi institusi pendidikan.

Fenomena mahasiswa membudayakan ketidakjujuran dalam menyelesaikan tugas individu atau


kelompok marak saat ini. Mereka membudayakan kebiasaan meniru karya orang lain. Dalam studi yang
dilakukan oleh Wajda-Johnston, Handal, Brawer, dan Fabricatore (2001), ditemukan bahwa dalam
sampel 246 mahasiswa pascasarjana, 49 fakultas, dan 20 administrator, ada bukti ketidakjujuran
akademik pada tingkat lulusan. Antara 2,5% dan 55,1% siswa mengatakan bahwa mereka terlibat dalam
perilaku akademik yang tidak jujur.

Pelanggaran etika akademik dapat berdampak buruk pada orang dan institusi pendidikan.
Menurut Eriksson dan McGee (2015), ketidakjujuran akademik merugikan baik institusi maupun
individu. Penelitian mereka menunjukkan bahwa ketidakjujuran akademik merupakan masalah yang
umum dan berkembang di perguruan tinggi di seluruh dunia tak terkecuali di Indonesia. Pelanggaran
etika akademik dapat merusak reputasi institusi pendidikan dan mengurangi kepercayaan masyarakat
terhadapnya. Pelanggaran etika akademik mengancam kelayakan institusi dan sulit memastikan lulusan
mereka diperlukan di dunia kerja Pelanggaran etika akademik juga dapat menghambat kemajuan
penelitian dan pengajaran. Pelanggaran etika akademik dapat berdampak signifikan baik bagi individu
yang melakukannya maupun lingkungan pendidikan. Pelanggaran etika akademik dapat berdampak
seperti berikut:

A. Hilangnya Kepercayaan
Pelanggaran etika akademik dapat membuat orang kehilangan kepercayaan terhadap pelaku
pelanggaran. Hal ini dapat berdampak pada karir akademik seseorang di masa depan.
B. Hilangnya Kredibilitas
Pelanggaran etika akademik dapat membuat seseorang kehilangan kredibilitas di mata orang lain.
Hal ini dapat berdampak pada reputasi seseorang di masa depan.
C. Sanksi Hukum
Pelanggaran etika akademik dapat berujung pada sanksi hukum, seperti dikeluarkannya dari
perguruan tinggi atau diberikan sanksi pidana. Sanksi pidana tercantum dalam pasal 112-120
Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta.

METODOLOGI

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi literatur. studi
literatur merupakan jenis penelitian yang dilakukan melalui peninjauan berbagai kajian kepustakaan
yang relevan diambil dari berbagai sumber kepustakaan seperti; buku, jurnal, berita, internet yang sesuai
dengan topik pembahasan untuk penelitian (Putrihapsari & Fauziah, 2020). Dalam mengumpulkan
informasi Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara deduktif. Sintesis dari kajian ini adalah
mendeskripsikan Pentingnya etika akademik dalam meningkatkan kualitas penelitian di Indonesia.

HASIL/PEMBAHASAN

Etika akademik berhubungan erat dengan mahasiswa. Mahasiswa memiliki cara berpikir yang
rasional dan ilmiah, memiliki hasrat keingintahuan yang tinggi, etika akademik mengatur cara mereka
berperilaku dan bertindak dalam lingkup akademik seperti penelitian. Etika akademik menekankan
kejujuran dan integritas dalam melakukan penelitian. Mahasiswa atau civitas akademik dituntut harus
berkomitmen untuk menyajikan hasil penelitian yang akurat, tidak mengubah dan memalsukan data
serta tidak melakukan plagiarisme. Seiring kemajuan teknologi tindak kecurangan dalam penelitian
semakin meningkat. Hal tersebut berakibat pada menurunnya kualitas dari hasil penelitian Indonesia di
pasar dunia.

Untuk meningkatkan kualitas penelitian di Indonesia mahasiswa atau peneliti perlu


membangun etika yang baik. Ada beberapa usaha yang dapat ditanamkan dalam diri yakni,

1) Memiliki motivasi yang kuat melakukan penelitian dengan jujur dan dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan manusia.
2) Berpikir positif
3) Meyakini kemampuan diri sendiri
4) Membiasakan etika baik dalam kehidupan sehari-hari

Menurut Abdullah Alhadza (2001) Empat alasan kecurangan akademik adalah sebagai berikut: faktor
individu atau pribadi; faktor lingkungan atau pengaruh kelompok; faktor sistem evaluasi; dan faktor
dosen, atau penilai. Banyak hal berkontribusi pada kecurangan akademik. Ada faktor internal (di dalam
pelaku) dan eksternal (di luar mereka). (Matindas, 2010). Ada banyak variabel yang berhubungan
dengan kecurangan akademik. Faktor internal termasuk kemampuan akademik sendiri, indeks prestasi,
etos kerja, kebanggaan diri, kemampuan atau kompetensi motivasi akademik dan moral. Faktor
eksternal meliputi: pengawasan oleh pendidik, implementasi peraturan yang ada, respon pihak institusi
terhadap pelanggaran etika akademik.

Berdasarkan pendapat-pendapat, dapat disimpulkan bahwa ada dua sumber kecurangan


akademik: dari dalam mahasiswa dan dari lingkungan luar. Beberapa faktor yang memicu kecurangan
akademik adalah kesadaran, kemampuan diri, motivasi, kepribadian, moralitas, kepercayaan diri, harga
diri, dan tingkat keimanan. Faktor-faktor dari lingkungan luar termasuk teman, keadaan, dan peraturan
institusi.

Sangat penting bagi setiap peneliti untuk mengikuti etika akademik dalam setiap tahap
penelitian mereka untuk memajukan penelitian dan menghasilkan penelitian yang berkualitas. Ini
melibatkan tanggung jawab individu dan kelompok untuk menjaga integritas, transparansi, dan prinsip-
prinsip etis saat melakukan penelitian. Peneliti dapat merusak kepercayaan dan reputasi mereka sendiri,
serta institusi atau lembaga mereka, jika mereka tidak mengikuti standar akademik seperti kejujuran,
integritas, dan objektivitas. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menghambat kolaborasi antarpeneliti
dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap hasil penelitian. Perlindungan subjek penelitian,
termasuk hak privasi, keamanan, dan kesejahteraan mereka, adalah bagian dari etika akademik. Tanpa
mematuhi etika ini, subjek penelitian dapat disalahgunakan atau dirugikan. Hal ini bertentangan dengan
prinsip-prinsip fundamental penghormatan terhadap martabat manusia dan hak asasi manusia.

Di negara Jerman etika akademik benar-benar diterapkan dengan baik. Skripsi, tesis, disertasi
sulit ditemukan hasil dari manipulasi dan plagiasi. Budaya manipulasi data dan plagiasi adalah salah
satu bentuk ketidakjujuran akademik yang diganjar dengan hukuman yang berat, yaitu tidak lulus, gelar
dicabut dan dikeluarkan. Di negara-negara yang dianggap maju, seperti Eropa, Amerika Serikat,
Australia, dan lainnya, etika akademik benar-benar diterapkan dalam kehidupan akademik mereka.
Pelaku yang terbukti melakukan kecurangan akan dikeluarkan dari institusi atau lembaga mereka. Hal
tersebut membentuk budaya jujur dan percaya diri di dalam seluruh civitas akademik mendorong
persaingan yang sehat di pasar pendidikan dunia. Maka dari itu negara-negara tersebut bisa maju karena
penerapan etika akademik benar-benar diterapkan dalam kehidupan akademik yang menghasilkan
lulusan dan penelitian-penelitian bermanfaat untuk kepentingan kemanusiaan.

Dari negara-negara maju tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian yang berkualitas
berdampak pada positif untuk banyak pihak. Penerapan etika akademik yang baik di institusi atau
lembaga-lembaga di Indonesia berdampak pada kualitas penelitian di Indonesia. Penelitian yang
berkualitas tinggi dapat membantu mahasiswa, peneliti, dan akademisi Indonesia memperoleh
pengetahuan, kemampuan, dan wawasan baru yang akan membantu mereka menghadapi tantangan
masa depan. Penelitian berkualitas juga memberikan pemahaman yang lebih baik tentang masalah-
masalah yang kompleks di berbagai bidang, seperti kesehatan, lingkungan, teknologi, ekonomi, dan
sosial. Penelitian yang berkualitas tinggi dapat menyediakan informasi baru, solusi kreatif, dan saran
kebijakan yang didasarkan pada bukti ilmiah. Hal ini membantu pembuat kebijakan dan pemangku
kepentingan membuat keputusan yang tepat untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan
mengatasi masalah yang dihadapi. Penelitian-penelitian ini meningkatkan reputasi Indonesia sebagai
pusat pengetahuan, membuka peluang kolaborasi dan pertukaran pengetahuan internasional, dan
meningkatkan akses ke sumber daya dan dana penelitian internasional.

KESIMPULAN

Etika akademik menekankan kejujuran dan integritas dalam melakukan penelitian. Mahasiswa
atau civitas akademik dituntut harus berkomitmen untuk menyajikan hasil penelitian yang akurat, tidak
mengubah dan memalsukan data serta tidak melakukan plagiarisme. Sumber kecurangan akademik:
dari dalam mahasiswa dan dari lingkungan luar. Untuk meningkatkan kualitas penelitian di Indonesia
mahasiswa atau peneliti perlu membangun etika yang baik. Ada beberapa usaha yang dapat ditanamkan
dalam diri yakni: 1) motivasi yang kuat melakukan penelitian dengan jujur dan dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan manusia. 2) Berpikir positif. 3) Meyakini kemampuan diri sendiri. 4) Membiasakan
etika baik dalam kehidupan sehari-hari.

Penelitian yang berkualitas berdampak pada positif untuk banyak pihak. Penerapan etika
akademik yang baik di institusi atau lembaga-lembaga di Indonesia berdampak pada kualitas penelitian
di Indonesia. Penelitian yang berkualitas tinggi dapat membantu mahasiswa, peneliti, dan akademisi
Indonesia memperoleh pengetahuan kemampuan dan pemikiran baru yang akan membantu mereka
menghadapi tantangan masa depan sekaligus meningkatkan reputasi Indonesia di mata dunia.

DAFTAR BACAAN
Alhadza, A. (2001). Masalah Menyontek (Cheating) di Dunia Pendidikan. Retrieved from
http://www.depdiknas.go.id

Daulay, H. P., & Pasa, N. (2015). Peranan Etika Akademik di Perguruan Tinggi Dalam Membentuk
Sikap Ilmiah. JURNAL AL-RISYAD, V(1), 59-65.

Eriksson, L. M. (2015). Academic dishonesty amongst Australia criminal justice and policing university
students: individual and contextual factors. International Educational Integrity, 11(1), 2-15.

Nugraha, D. A. (2020). Etika dan Ketidakjujuran Akademik di Perguruan Tinggi. MENDIDIK: Jurnal
Kajian Pendidikan dan Pengajaran, 6(1), 1-8.

Putrihapsari, R., & Fauziah, P. Y. (2020). Manajemen Pengasuhan Anak Usia Dini pada Ibu Bekerja:
Sebuah Studi Literatur. Jurnal Ilmiah PTK PNF, 15(2), 127-136.

Sagala, S. (2022). Etika Akademik di Perguruan Tinggi. Jurnal Pendidikan dan Konseling, 4(6), 8359-
8370.

Sagoro, E. M. (2013). Pensinergian Mahasiswa, Dosen, dan Lembaga Dalam Pencegahan Kecurangan
Akademik Mahasiswa Akuntansi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, XI(2), 54-67.

Santoso. (2000). Landasan Etis Bagi Perkembangan Teknologi. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Wajda-Johnston, H. B. (2001). Academic Dishonesty at the graduate level ethics and behavior.
doi:https://doi.org/10.1207/S15327019EB1103_7

Anda mungkin juga menyukai