Anda di halaman 1dari 5

PANDANGAN ETIKA TERHADAP MAHASISWA YANG BERKARAKTER DAN

BERTANGGUNG JAWAB: TEORI ETIKA

Aulia Sri Handayani Aritonang


S1 Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
aulia.22077@mhs.unesa.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan menjelaskan tentang sudut pandang teori etika untuk lingkup guna
memberikan panduan bagi untuk bertanggung jawab. Teori yang relevan untuk
pembahasan artikel ini adalah teori etika konsekuensialisme, etika deontologi, dan etika
kebajikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literature untuk
memperoleh sumber teori etika untuk membahas konsep etika yang relevan dalam
kehidupan mahasiswa. Sumber data yang diperolah dari hasil studi literature yang sudah
dilaksanakan. Hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti adalah ada tiga teori etika yang
relevan terhadap mahasiswa yang berkarakter dan bertanggungjawab, yaitu (1) Mahasiswa
harus mempertimbangkan dampak dari hal yang telah ia lakukan, Teori Etika
Konsekuensialisme, (2) Mematuhi norma-norma yang ada di lingkungan sekitar, Teori
Etika Deontologi, dan (3) Mahasiswa harus membangun karakter dan moralitas yang baik,
Teori Etika Kebajikan.
Kata Kunci: Bertanggungjawab, Etika, Karakter, Mahasiswa.

PENDAHULUAN
Dalam konteks kehidupan mahasiswa, etika memiliki peran yang sangat penting
dalam membentuk karakter dan sikap yang baik. Mahasiswa sebagai agen perubahan masa
depan, harus memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat dan bertindak
secara bertanggung jawab. Mahasiswa yang berkarakter dan bertanggung jawab memiliki
peran penting dalam membentuk masa depan bangsa. Dalam era globalisasi saat ini,
mahasiswa harus memiliki karakter yang kuat dan sikap yang bertanggung jawab untuk
menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks. Perilaku dalam beretika, dapat
dibedakan menjadi 2 bagian yaitu perilaku etis yaitu perilaku yang diharapkan oleh
masyarakat dan perilaku yang tidak etis yaitu perilaku yang tidak disukai oleh orang lain.
Perilaku etis melibatkan pemilihan tindakan-tindakan yang benar atau salah, sesuai dan
adil (Hansen & Mowen, 2007). Sikap dan perilaku etis akan terbentuk melalui proses
pendidikan baik yang berasal dari lingkungan keluarga, masyarakat maupun jenjang
pendidikan. Hasil penelitian Malone (2006), menunjukkan jika situasi membahayakan
datang pada mahasiswa maka mahasiswa tersebut kemungkinan besar akan berperilaku
tidak etis demi keuntungan pribadi mereka.
Penelitian yang relevan sebelumnya adalah Sultoni (2018) dengan hasil
penelitiannya yang berhasil menjabarkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara
variable etika professional (x) terhadap pembentukan karakter mahasiswa (y). Lalu,
penelitian yang relevan kedua adalah yang dilakukan oleh Zirman (2014) yang berhasil
menjabarkan bahwa tidak terdapat perbedaan sifat machiavellian dalam pengabilan
keputusan etis mahasiswa dan dosen akuntansi. Tetapi terdapat perbedaan sikap etis antara
dosen dan mahasiswa namun gender tidak memiliki perbedaan dalam memandang sikap
etis.
Teori yang dipakai untuk analisa ini adalah teori etika menurut KBBI, adalah nilai
mengenai baik buruk dan salah yang dianut oleh suatu masyarakat maupun golongan
(Prakoso, 2015:44). Adapun teori yang relevan dengan permasalahan penelitian adalah
Etika konsekuensialis menilai moralitas tindakan atau keputusan berdasarakan tujuan,
kegunaan, atau dampak positif yang diperoleh dari tindakan atau keputusan tersebut. Etika
deontologi menilai etikalitas suatu tindakan atau putusan berdasarkan motivasi pembuat
keputusan. Etika keutamaan atau kebajikan memfokuskan moralitas pada karakter moral
pembuat keputusan. Karakter moral dapat dibentuk melalui pendidikan moral.

METODE PENELITIAN
Metode pendekatan yang digunakan dalam artikel ini menggunakan teknik analisa
deskriptif kualitatif, untuk membedah masalah-masalah yang dipilih secara luas dan
mendalam. Untuk mengumpulkan data, penulis menggunakan metode reduksi data, teknik
reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal pokok, dan memfokuskan pada tema
dengan tujuan memudahkan penulis untuk mencatat dan menemukan pokok kajian (Miles
dan Huberman 1992:16). Teknik analisis data menggunakan teknik studi pustaka, dengan
menelaah literatur terkait masalah yang akan dibahas.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Teori Konsekuensialisme Terhadap Kehidupan Mahasiswa
Teori Etika Konsekuensialisme mengemukakan bahwa sebuah tindakan bisa
dianggap baik atau buruk tergantung pada akibat yang dihasilkan oleh tindakan tersebut.
Dalam konteks kehidupan mahasiswa, teori ini menekankan pentingnya
mempertimbangkan akibat dari tindakan mereka terhadap diri sendiri, lingkungan sekitar,
dan masyarakat.
Sebagai contoh, mahasiswa yang memilih untuk melakukan tindakan plagiat dalam
tugas akademik, meskipun bisa membantu mereka mendapatkan nilai yang lebih baik,
namun tindakan tersebut memiliki akibat buruk bagi karir akademik mereka dan merugikan
nilai-nilai moral yang dianut. Sebaliknya, jika mahasiswa memilih untuk menjaga
integritas akademik dengan tidak melakukan tindakan kecurangan dalam tugas atau ujian,
maka tindakan tersebut akan memiliki akibat baik bagi karir akademik dan merujuk pada
nilai-nilai moral yang dianut.
Dalam hal ini, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, seorang ahli etika dari Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, menyatakan bahwa "Mahasiswa harus
memahami bahwa tindakan mereka akan berdampak pada masa depan mereka dan
masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk mempertimbangkan akibat dari
tindakan mereka dalam menjalani kehidupan."
Dengan mempertimbangkan teori etika konsekuensialisme, mahasiswa harus
mempertimbangkan akibat dari tindakan mereka dan bertindak dengan bertanggung jawab
terhadap diri sendiri, lingkungan sekitar, dan masyarakat. Dalam hal ini, mahasiswa bisa
memilih untuk mengikuti aturan dan nilai-nilai moral yang dianut, serta menjaga integritas
akademik mereka dalam menjalani kehidupan.

2. Teori Etika Deontologi Terhadap Kehidupan Mahasiswa


Teori Etika deontologi adalah teori yang menekankan pentingnya
mempertimbangkan nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip yang benar dalam pengambilan
keputusan, tanpa mempertimbangkan akibat atau konsekuensi dari tindakan tersebut.
Dalam konteks kehidupan mahasiswa, teori ini memiliki implikasi yang sangat penting
dalam membentuk karakter dan integritas akademik.
Dalam teori Etika deontologi, tindakan yang benar adalah tindakan yang sesuai
dengan prinsip-prinsip moral yang telah ditetapkan sebelumnya. Mahasiswa harus
mempertimbangkan nilai-nilai moral seperti kejujuran, keadilan, dan integritas dalam
semua tindakan dan keputusan yang diambil. Misalnya, mahasiswa harus mematuhi
peraturan dan etika akademik dalam menyelesaikan tugas dan ujian, serta menghindari
tindakan kecurangan, plagiarisme, atau pelanggaran etika lainnya yang dapat merusak
integritas akademik. Begitu juga sebaliknya, dalam pandangan Etika deontologi, tindakan
yang salah adalah tindakan yang melanggar prinsip-prinsip moral yang telah ditetapkan
sebelumnya, bahkan jika akibatnya adalah positif. Misalnya, jika seorang mahasiswa
menyontek dalam ujian dan mendapatkan nilai tinggi, tindakan tersebut tetap dianggap
salah karena melanggar prinsip kejujuran dan integritas akademik.
Menurut Sartini, seorang ahli Etika dari Universitas Airlangga, teori Etika
deontologi memiliki beberapa keunggulan. Pertama, teori ini memperkuat prinsip moral
dan etika dalam setiap keputusan dan tindakan. Kedua, teori ini dapat mendorong
mahasiswa untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai moral yang telah ditetapkan,
meskipun terdapat tekanan dari lingkungan sekitar. Namun, teori Etika deontologi juga
memiliki kekurangan, yaitu kurangnya fleksibilitas dalam mempertimbangkan konteks dan
situasi khusus yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.
Dalam kesimpulan, teori Etika deontologi sangat relevan dan penting dalam
membentuk karakter dan integritas akademik mahasiswa. Mahasiswa harus
mempertimbangkan nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip yang benar dalam pengambilan
keputusan dan tindakan, serta menghindari tindakan yang melanggar etika akademik.

3. Teori Etika Kebajikan Terhadap Kehidupan Mahasiwa


Etika kebajikan adalah teori etika yang menekankan pentingnya karakter dan sikap
yang baik dalam menjalani kehidupan. Menurut teori ini, tindakan yang baik adalah
tindakan yang berasal dari karakter yang baik dan kebiasaan yang positif. Dalam konteks
kehidupan mahasiswa, etika kebajikan memiliki peran penting dalam membentuk karakter
dan sikap yang baik.
Pentingnya etika kebajikan dalam kehidupan mahasiswa bisa dilihat dari beberapa
aspek. Pertama, etika kebajikan dapat membantu mahasiswa mengembangkan karakter
yang kuat dan sikap yang positif. Dalam menghadapi tantangan kehidupan, mahasiswa
yang memiliki karakter dan sikap yang baik akan lebih mudah menyesuaikan diri dan
mengatasi masalah yang dihadapi.
Kedua, etika kebajikan juga membantu mahasiswa dalam mengambil keputusan
yang tepat. Mahasiswa yang memiliki karakter dan sikap yang baik akan cenderung
mempertimbangkan nilai-nilai moral dalam mengambil keputusan, sehingga keputusan
yang diambil tidak hanya memperhatikan kepentingan pribadi, tetapi juga memperhatikan
kepentingan orang lain.
Ketiga, etika kebajikan dapat membantu mahasiswa dalam menjalin hubungan
yang baik dengan orang lain. Mahasiswa yang memiliki karakter dan sikap yang baik akan
lebih mudah untuk berempati dan memahami perasaan orang lain, sehingga dapat menjalin
hubungan yang harmonis dengan lingkungan sekitar.
Dalam konteks Indonesia, salah satu ahli yang banyak membahas tentang etika
kebajikan adalah Prof. Dr. Kaelan, M.A. Menurut Kaelan, etika kebajikan merupakan
bagian dari nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat Indonesia, yang menempatkan
kebaikan dan kejujuran sebagai nilai yang penting. Oleh karena itu, mahasiswa di
Indonesia seharusnya memiliki sikap dan karakter yang baik dalam menghadapi
kehidupan, yang tercermin dalam perilaku dan tindakan mereka sehari-hari. Selain itu,
Kaelan juga menekankan pentingnya pembinaan karakter dan moral dalam pendidikan
tinggi, untuk membentuk mahasiswa yang memiliki karakter yang kuat dan sikap yang
bertanggung jawab. Dalam konteks etika kebajikan, pembinaan karakter dan moral
merupakan bagian yang penting untuk membentuk mahasiswa yang berkualitas dan siap
menghadapi tantangan kehidupan yang semakin kompleks.

KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan secara terbatas menurut artikel yang beredar, penulis
menemukan kesimpulan mengenai pandangan teori etika terhadapa kehidupan mahasiswa.
Ketiga teori etika tersebut memiliki peran penting dalam membentuk kehidupan
mahasiswa yang berkualitas dan bertanggung jawab. Pada teori pertama, teori
konsekuensialisme, teori ini dapat membantu mahasiswa dalam mengambil keputusan
yang tepat dan mempertimbangkan dampaknya terhadap diri sendiri dan orang lain. Teori
kedua, teori deontology, teori ini dapat membantu mahasiswa dalam memahami nilai-nilai
moral yang harus diperhatikan dalam bertindak dan berinteraksi dengan orang lain. Dan
teori terakhir adalah teori etika kebajikan, teori yang dapat membantu mahasiswa dalam
membentuk karakter dan sikap yang positif, mengambil keputusan yang tepat, dan menjalin
hubungan yang baik dengan lingkungan sekitar.

DAFTAR PUSTAKA
Hansen, D.R., dan Mowen, M.M. 2007. Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba Empat.
Kaelan, S.M. 2000. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma Offset.
Malone,F.L. 2006. The Ethical Attitudes os Accounting Students.Journal of The American
Academy of Business, Vol.8, No.1:142-146.
Sultoni, S., Gunawan, I., & Sari, D. N. (2018). Pengaruh etika profesional terhadap
pembentukan karakter mahasiswa. JAMP: Jurnal Administrasi dan Manajemen
Pendidikan, 1(3), 279-283.
Weruin, U. U. (2019). Teori-Teori Etika Dan Sumbangan Pemikiran Para Filsuf Bagi Etika
Bisnis. Jurnal Muara Ilmu Ekonomi Dan Bisnis, 3(2), 313-322.
Zirman, Z., & Basri, Y. M. (2014). Machiavellianisme, Etika Dan Tanggung Jawab Sosial:
Keputusan Etis Dalam Penghindaran Pajak. Jurnal Sains Akuntansi
Indonesia, 1(1), 73-84.

Anda mungkin juga menyukai