Anda di halaman 1dari 5

NAMA : INECENTIUS IKHTIAR HALAWA

NPM : 21330026

TUGAS : ETIKA

SOAL

1. Implementasi Etika di Lingkungan Mahasiswa Ditinjau dari Sudut


Pandang : Deontologis; Teologis dan Kkntekstual

JAWABAN

Istilah etika yang banyak dipakai acapkali memberikan arti tidak tepat, dalam konteks
ilmiah. Istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno ethos yang dalam bentuk tunggal
mempunyai banyak arti yaitu: tempat tinggal biasa, padang rumput, kandang,
kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan sikap dan cara berfikir, dalam bentuk jamak
(ta etha) artinya adalah adat kebiasaan (Bertens, 2002: 4).

Etika sebagai cabang filsafat termasuk rumpun filsafat umum. Cabang-cabang lainnya
yang dimasukkan dalam rumpun ini adalah: metafisika atau filsafat hal ada,
epistemologi atau filsafat pengetahuan, metodologi atau filsafat metode, logika atau
filsafat penyimpulan, estetika atau filsafat keindahan, dan sejarah filsafat (Liang Gie,
1978: 79).

Etika, atau filsafat moral, mempunyai tujuan untuk menerangkan hakekat kebaikan
dan kejahatan. Etika sangat penting karena hidup manusia senantiasa dikuasai oleh
gagasan benar-salah. Kepentingan lain dari filsafat moral yaitu bahwa tindakan itu
penting dan cara orang bertindak dipengaruhi oleh keyakinannya mengenai apa yang
baik dan yang jahat. (Teichman, 1998: 75). Menurut May (2001: 23), terdapat tiga
cara standart untuk membuat pertimbangan-pertimbangan moral, terutama dalam
kasus-kasus yang didalamnya terdapat pro dan kontra diantara sumber pengetahuan
kita tentang etika yaitu:

1. Konsekuensialisme,

dalam hal ini ialah utilitarianisme merupakan variasi yang menonjol, berpandangan
bahwa pertimbangan tentang apakah sebuah tindakan sudah benar secara moral, harus
dibuat berdasarkan penilaian tentang dampakdampak atau konsekuensi yang
memungkinkan tindakan alternatif yang terbuka untuk diperdebatkan. Penganut teori
ini berpendapat bahwa sebuah tindakan adalah benar secara moral sejauh tindakan itu
memaksimalkan hasil yang terbaik bagi setiap orang, akan tetapi apa kreteria baik itu
sangat sulit ditentukan, tergantung pada perseorangan serta dampak tindakan yang
diambil oleh seseorang terhadap orang lain.

2. Teori deontologis,

dalam hal ini teori-teori Kantianisme dan teori hak merupakan variasi yang
diutamakan. Secara khusus teori deontologist berpandangan bahwa manusia harus
melakukan tindakan-tindakan tersebut yang sesuai dengan kewajiban dan hak, dengan
cukup bebas dari konsekuensi itu. Secara umum, pandangan deontologis perihal moral
mencirikan tindakantindakan yang tepat seperti tindakan yang menunjukkan nilainya
yang paling intrinsik. Nilai kritis dan reflektif, maka kemudian dapat menjadi salah
satu cabang filsafat.

Saat ini ada fenomena yang menggembirakan, yaitu banyak pakar ilmu-ilmu sosial
tertarik pada etika terapan atau sering juga disebut dengan etika khusus. Hal ini
terlihat dari bermunculan jurnal, artikel di majalah dan artikel di internet, buku, dan
hasil penelitian yang berbicara tentang etika terapan. Titik tolak kajian etika terapan
sangat beraneka ragam, mulai dari etika kedokteran, ekonomi, hukum, lingkungan dan
sebagainya. Held (1991:3), mengatakan bahwa para ahli ilmuilmu sosial mulai
menyadari berbagai aspek normatif pekerjaan mereka, dan mencoba untuk
memutuskan bagaimana seharusnya membentuk disiplin ilmunya tidak lepas dari
pertimbangan etika.

Menurut Bertens (2002:26), salah satu gejala yang mencolok di bidang etika zaman
sekarang adalah perhatian yang luar biasa untuk etika terapan (applied ethics),
kadang-kadang juga disebut filsafat terapan (applied philosophy). Jikalau dilihat ahli
yang terlibat, kuantitas output ilmiah (majalah dan publikasi dalam bentuk lain) dan
penampilan dalam forum umum (seminar, komisi resmi, media massa), etika terapan
dalam waktu relative singkat menjadi bidang intelektual dan akademik yang perlu
diperhitungkan. Terutama tiga cabang etika terapan telah mencapai status cukup
mantap: etika biomedis, etika bisnis dan etika lingkungan hidup (biarpun tapal batas
antaranya tidak selalu dapat ditentukan secara jelas), etika terapan menggeluti
masalah-masalah yang sangat konkret, tidak akan mengherankan
ETIKA DALAM LINGKUNGAN MAHASISWA

ETIKA DALAM LINGKUNGAN MAHASISWA

Mahasiswa merupakan intelektual-intelektual yang sangat berperan penting terhadap


bangsa dan negara kedepannya, maka dari itu sudah sepatutnya seorang mahasiswa
memiliki etika baik.serta secara moril akan dituntut tanggung jawab akdemisnya
dalam menghasilkan buah karya yang berguna bagi kehidupan lingkungan.

Adapun peran mahasiswa dalam lingkungan kampus yakni,

 Menciptakan kehidupan ilmiah yang kondusif dalam kampus


 Menjunjung tinggi nilai ilmiah
 Hubungan yang kondusif dengan dosen dan karyawan
 Mengetahui, memahami dan melaksanakan peraturan-peraturan yang berlaku
di kampus
 Kembangkan gairah membaca, menulis dan menggunakan komputer dengan
bersikap

perilaku positif

 Bersedia menerima sanksi yang ditetapkan atas pelanggaran terhadap


peraturan kampus
 Memiliki target-target pribadi sambil mengintrospeksi diri
 Kooperatif kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan
kelompokdi kampus

 Melaksanakan tugas-tugas yang sifatnya divergen: berdiskusi, mengerjakan


tugas-tugas dariDosen

 Menjaga keutuhan peralatan media belajar


 Kebersihan dan keindahan kampus

Di era globalisasi ini dimana telah banyak terjadi perubahan-perubahan besar, yang
akibatkan oleh beberapa hal (secara umum) yaitu perkembangan IPTEK, urbanisasi,
dan tuntutan hidup, dimana perubahan tersebut mengarah ke kualitas, pergeseran nilai
dan norma, gaya hidup yang semakin hedonistis/hedoniawan, budaya glamour.
Sehingga seorang mahasiswa yang beretika mampu berperan dalam dalam
pembangunan masyarakat, menjadi filter dari pengaruh buruk di era globalisasi,
menjadi alat kontrol dalam melakukan aktivitasnya dan berusaha memperbaiki dan
menjaga moral agar kelestarian moral tetap terjaga.

Setiap civitas akademika diharapkan ikut membangun sistem nilai di lingkungan


kampus, baik dosen, karyawan dan mahasiswa. Antara etika dengan mahasiswa
memiliki hubungan yang sangat erat. Etika sangat berperan penting terhadap diri
mahasiswa maupun orang lain, dengan memahami peranan etika mahasiswa dapat
bertindak sewajarnya dalam melakukan aktivitasnya sebagai mahasiswa misalnya di
saat mahasiswa berdemonstrasi menuntut keadilan etika menjadi sebuah alat kontrol
yang dapat menahan mahasiswa agar tidak bertindak anarkis. Dengan etika
mahasiswa dapat berperilaku sopan dan santun terhadap siapa pun dan apapun itu.
Sebagai seorang mahasiswa yang beretika, mahasiswa harus memahami kebebasan
dan tanggung jawab, karena banyak mahasiswa yang apabila sedang berdemonstrasi
memaknai kebebasan dengan kebebasan yang tidak bertangung jawab.

Berkaitan dengan etika yang perlu dibangun mahasiswa, dewasa ini sedang marak
tema tentang character building dalam dunia pendidikan, yakni suatu pembentukan
karakter dan watak seseorang agar menjadi lebih baik, lebih sopan dalam tataran etika
maupun estetika maupun perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut etika baik yang sudah seharusnya diterapkan mahasiswa dalam lingkungan
kampus ;

 Berpakaian rapi dan sopan


 Melakukan peraturan yang berlaku
 Member contoh yang baik dalam berperilaku
 Saling menghormati
 Berperilaku dan bertutur kata yang sopan

Hubungan dengan dosen

 Menyapa dosen ketika bertemu


 Menghadap dosen dengan sopan ketika ada keperluan
 Bertanya / mengemukakan pendapat dengan baik
 Bertemu di rumah dosen dengan sopan
 Membenahi kelas agar tercipta kenyamanan saat proses pembelajaran
 Disiplin dalam ruangan
 Kehadiran dalam kelas, tidak pernah bolos atau tidak hadir tanpa keterangan
 Kegiatan pada jam istirahat, menggunakan jam istirahat sebagaimana mestinya
dengan efektif dan efesien.

         Hubungan mahasiswa dengan mahasiswa


 Membangun saling percaya antar rekan mahasiswa
 Komitmen dan disiplin yang bersifat terbuka, dan mau menerima pendapat
rekan mahasiswa lainnya
 Saling berbagi informasi
 Saling member dukungan dengan cara elegant dan gentle
 Mau menerima rekan dengan tulus yang mau bersahabat
 Terampil mengelola situasi konflik menjadi situasi problem solving
 Menganggap rekan mahasiswa sebagai mitra belajar bukan saingan
 Selalu menyapa rekan mahasiswa (junior-senor)
 Saling mengingatkan ketika ada tugas
 Member komentar secara objective dan positif
 Tidak memfitnah
 Melakukan pergaulan secara wajar dengan menghormati nilai-nilai agama,
kesusilaan, dan kesopanan

Anda mungkin juga menyukai