Anda di halaman 1dari 11

TUGAS INDIVIDU KEPERAWATAN

GAWAT DARURAT

Disusun :

Nama : Ririn Dian Sutrisni

NIM : 2017011964

Prodi : PSIK 6B

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CENDEKIA UTAMA KUDUS

2020/2021
PENGERTIAN TRIAGE

Triage adalah suatu konsep pengkajian yang cepat dan terfokus


dengan suatu cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya
manusia, peralatan serta fasilitas yang paling efisien dengan tujuan
untuk memilih atau menggolongkan semua pasien yang memerlukan
pertolongan dan menetapkan prioritas .
Triage adalah usaha pemilahan korban sebelum ditangani,
berdasarkan tingkat kegawatdaruratan trauma atau penyakit dengan
mempertimbangkan
prioritas penanganan dan sumber daya yang ada.
Triage adalah suatu sistem pembagian/klasifikasi prioritas klien
berdasarkan berat ringannya kondisi klien/kegawatannya yang
memerlukan tindakan segera. Dalam triage, perawat dan dokter
mempunyai batasan waktu (respon time) untuk mengkaji keadaan
dan memberikan intervensi secepatnya yaitu ≤ 10 menit.
Triage berasal dari bahasa prancis trier bahasa inggris triage
dan diturunkan dalam bahasa Indonesia triase yang berarti sortir.
Yaitu proses khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera atau
penyakit untuk menentukan jenis perawatan gawat darurat. Kini
istilah tersebut lazim digunakan untuk menggambarkan suatu
konsep pengkajian yang cepat dan berfokus dengan suatu cara yang
memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta
fasilitas yang paling efisien terhadap 100 juta orang yang
memerlukan perawatan di UGD setiap tahunnya. (Pusponegoro,
2010).

PRINSIP DAN TIPE TRIAGE


Di rumah sakit, didalam triase mengutamakan perawatan pasien
berdasarkan gejala. Perawat triase menggunakan ABCD
keperawatan seperti jalan nafas, pernapasan dan sirkulasi, serta
warna kulit, kelembaban, suhu, nadi, respirasi, tingkat kesadaran dan
inspeksi visual untuk luka dalam, deformitas kotor dan memar untuk
memprioritaskan perawatan yang diberikan kepada pasien di ruang
gawat darurat. Perawat memberikan prioritas pertama untuk pasien
gangguan jalan nafas, bernafas atau sirkulasi terganggu. Pasien-
pasien ini mungkin memiliki kesulitan bernapas atau nyeri dada
karena masalah jantung dan mereka menerima pengobatan pertama.
Pasien yang memiliki masalah yang sangat mengancam kehidupan
diberikan pengobatan langsung bahkan jika mereka diharapkan
untuk mati atau membutuhkan banyak sumber daya medis.
Menurut Brooker, 2008. Dalam prinsip triase diberlakukan
system prioritas, prioritas adalah penentuan/penyeleksian mana yang
harus didahulukan mengenai penanganan yang mengacu pada
tingkat ancaman jiwa yang timbul dengan seleksi pasien berdasarkan
: 1) Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit. 2)
Dapat mati dalam hitungan jam. 3) Trauma ringan. 4) Sudah
meninggal. Pada umumnya penilaian korban

dalam triage dapat dilakukan dengan:


- Menilai tanda vital dan kondisi umum korban
- Menilai kebutuhan medis
- Menilai kemungkinan bertahan hidup
- Menilai bantuan yang memungkinkan
- Memprioritaskan penanganan definitive

- Tag Warna

1. Prinsip dalam pelaksanaan triase :


1) Triase harus cepat dan tepat
Kemampuan untuk merespon secara cepat, terhadap
keadaan yang menganca nyawa merupakan suatu yang
sangan penting pada bagian kegawatdaruratan.
2) Pemeriksaan harus adekuat dan akurat
Akurasi keyakinan dan ketangkasan merupakan suatu element

penting pada proses pengkajian


3) Keputusan yang diambil berdasarkan pemeriksaan
Keamanan dan keefektifan perawatan pasien hanya dapat

direncanakan jika ada informasi yang adekuat dan data yang akurat
4) Memberikan intervensi berdasarkan keakutan kondisi
Tanggung jawab utama dari perawat triase adalah untuk
mengkaji dan memeriksa secara akurat pasien, dan
memberikan perawatan yang sesuai pada pasien, termasuk
intervensi terapiutik, prosedur diagnostic, dan pemeriksaan
pada tempat yang tepat untuk perawatan.
5) Kepuasan pasien tercapai

1) Perawat triase harus melaksanakan prinsip diatas untuk


mencapai kepuasan pasien
2) Perawat triase menghindari penundaan perawatan yang
mungkin akan membahayakan kesehatan pasien atau
pasien yang sedang kritis
3) Perawat triase menyampaikan support kepada pasien,
keluarga pasien, atau teman
(Department Emergency Hospital Singapore, 2009)

Prinsip umum lain dalam asuhan keperawatan yang di


berikan oleh perawat di ruang gawat darurat antara lain :

a) Penjaminan keamanan diri perawatan dan klien terjaga,


perawat harus menerapkan prinsip universal precaution,
mencegah penyebaran infeksi dan memberikan asuhan
yang nyaman untuk klien

b) Cepat dan tepat dalam melakukan triage, menetapkan


diagnose keperawatan, tindakan keperawatan dan evaluasi
yang berkelanjutan

c) Tindakan keperawatan meliputi resusitasi dan stabilisasi


diberikan untuk mengatasi masalah biologi dan psikologi
klien

d) Penjelasan dan pendidikan kesehatan untuk klin dan


keluarga diberikan untuk menurunkan kecemasan dan
meningkatkan kerjasama perawat dan klien
e) System monitoring kondisi klien harus dapat dijalankan
f) Sisten dokumentasi yang dipai dapat digunakan secara
mudah, cepat dan tepat

g) Penjaminan tindakan keperawatan secara etik dan legal


keperawatan perlu dijaga.

2. Tipe Triage

Ada beberapa Tipe triage, yaitu :


a. Daily triage

Daily triage adalah triage yang selalu dilakukan sebagai


dasar pada system kegawat daruratan. Triage yang terdapat
pada setiap rumah bsakit berbeda-beda, tapi secara umum
ditujukan untuk mengenal, mengelompokan pasien
menurut yang memiliki tingkat keakutan dengan tujuan
untuk memberikan evaluasi dini dan perawatan yang tepat.
Perawatan yang paling intensif dberikan pada pasien
dengan sakit yang serius meskipun bila pasien itu
berprognosis buruk.
b. Mass Casualty incident

Merupakan triage yang terdapat ketika sestem


kegawatdaruratan di suatu tempat bencana menangani
banyak pasien tapi belum mencapai tingat ke kelebihan
kapasitas. Perawatan yang lebih intensif diberikan pada
korban bencana yang kritis. Kasus minimal bisa di tunda
terlebih dahulu.
c. Disaster Triage

Ada ketika system emergensi local tidak dapat memberikan


perawatan intensif sesegera mungkin ketika korban
bencana sangat membutuhkan. Filosofi perawatan berubah
dari memberikan perawatan intensif pada korban yang sakit
menjadi memberikan perawatan terbaik untuk jumlah yang
terbesar. Fokusnya pada identifikasi korban yang terluka
yang memiliki kesempatan untuk bertahan hidup lebih
besar dengan intervensi medis yang cepat. Pada disaster
triage dilakukan identifikasi korban yang mengalami luka
ringan dan ditunda terlebih dahulun tanpa muncul resko
dan yang mengalami luka berat dan tidak dapat bertahan.
Prioritasnya ditekankan pada transportasi korban dan
perawatan berdasarkan level luka.
d. Military Triage

Sama dengan tiage lainnya tapi berorientasi pada tujuan


misi disbanding dengan aturan medis biasanya. Prinsip
triage ini tetap mengutamakan pendekatan yang paling baik
karena jika gagal untuk mencapai tujuan misi akan
mengakibatkan efek buruk pada kesehatan dan
kesejahteraan populasi yang lebih besar.
e. Special Condition triage

Digunakan ketika terdapat faktor lain pada populasi atau


korban. Contohnya kejadian yang berhubungan dengan
senjara pemusnah masal dengan radiasi, kontaminasi
biologis dan kimia. Dekontaminasi dan perlengkapan
pelindung sangat dibutuhkan oleh tenaga medis.

Tipe Triage Di Rumah Sakit

a. Tipe 1 : Traffic Director or Non Nurse


1) Hampir sebagian besar berdasarkan system triage
2) Dilakukan oleh petugas yang tak berijasah
3) Pengkajian minimal terbatas pada keluhan utama dan

seberapa sakitnya
4) Tidak ada dokumentasi
5) Tidak menggunakan protocol
b. Tipe 2 : Cek Triage Cepat
1) Pengkajian cepat dengan melihat yang dilakukan perawat

beregristrasi atau dokter


2) Termasuk riwayat kesehatan yang berhubungan dengan

keluhan utama
3) Evaluasi terbatas
4) Tujuan untuk meyakinkan bahwa pasien yang lebih serius atau

cedera mendapat perawatan pertama


c. Tipe 3 : Comprehensive Triage
1) Dilakukan oleh perawat dengan pendidikan yang sesuai dan

berpengalaman
2) 4 sampai 5 sistem katagori
3) Sesuai protocol

Beberapa tipe sistem triage lainnya :


1. Traffic Director

Dalam sistem ini, perawat hanya mengidentifikasi


keluhan utama dan memilih antara status “mendesak” atau
“tidak mendesak”. Tidak ada tes diagnostik permulaan yang
diintruksikan dan tidak ada evaluasi yang dilakukan sampai
tiba waktu pemeriksaan.

2. Spot Check

Pada sistem ini, perawat mendapatkan keluhan utama


bersama dengan data subjektif dan objektif yang terbatas, dan
pasien dikategorikan ke dalam salah satu dari 3 prioritas
pengobatan yaitu “gawat darurat”, “mendesak”, atau
“ditunda”. Dapat dilakukan beberapa tes diagnostik
pendahuluan, dan pasien ditempatkan di area perawatan
tertentu atau di ruang tunggu. Tidak ada evaluasi ulang yang
direncanakan sampai dilakukan pengobatan.
3. Comprehensive
Sistem ini merupakan sistem yang paling maju dengan
melibatkan dokter dan perawat dalam menjalankan peran
triage. Data dasar yang diperoleh meliputi pendidikan dan
kebutuhan pelayanan kesehatan primer, keluhan utama, serta
informasi subjektif dan objektif. Tes diagnostik pendahuluan
dilakukan dan pasien ditempatkan di ruang perawatan akut
atau ruang tunggu, pasien harus dikaji ulang setiap 15 sampai
60 menit (Iyer, 2004).

Klasifikasi dan Penentuan Prioritas


Ada banyak klasifikasi triage yang digunakan, adapun beberapa klasifikasi

umum yang dipakai :

a. Three Categories Triage System


Bentuk asli dari system triase, pasien dikelompokkan menjadi :

 Prioritas utama

 Prioritas kedua

 Prioritas rendah

Tipe klasifikasi ini sangat umum dan biasanya terjadi


kurangnya spesifitas dan subjektifitas dalam pengelompokan
dalam setiap grup

b. Four Categories Triage System


Terdiri dari :

 Prioritas paling utama (sesegera mungkin, kelas 1, parah dan harus

sesegera mungkin)

 Prioritas tinggi (yang kedua, kelas 2, sedang dan segera)


 Prioritas rendah (dapat ditunda, kelas 3, ringan dan tidak harus
segera

dilakukan)
 Prioritas menurun (kemungkinan mati dan kelas 4 atau kelas 0)
c. Start Method (Simple Triage And Rapid Treatment)

Pada triase ini tidak dibutuhkan dokter dan perawat, tapi hanya
dibutuhkan seseorang dengan pelatihan medis yang minimal.
Pengkajian dilakukan kdengan sangat cepat selama 60 detik
pada bagian berikut :

1) Ventilasi / pernapasan

2) Perfusi dan nadi (untuk memeriksa adanya denyut nadi)

3) Status neurology

Tujuannya hanya untuk memperbaiki masalah-masalah yang


mengancam nyawa seperti obstruksi jalan napas, perdarahan
yang massif yang harus diselesaikan secepatnya. Pasien
diklasifikasikan sebagai berikut :

a) The Walking Wounded

Penolong ditempat kejadian memberikan instruksi verbal


pada korban, untuk berpindah. Kemudian penolong yang
lain melakukan pengkajian dan mengirim korban ke
rumahsakit untuk mendapat penanganan lebih lanjut

b) Critical/ Immediate

Dideskripsikan sebagai pasien dengan luka yang serius,


dengan keadaan kritis yang membutuhkan transportasi ke
rumahsakit secepatnya, dengan criteria pengkajian :

 respirasi >30x/menit
 tidak ada denyut nadi
 tidak sadar/kesadaran menurun

c) Delayed

Digunakan untuk mendeskripsikan pasien yang tidak bisa


yang tidak mempunyai keadaan yang mengancam jiwa dan
yang bisa menunggu untuk beberapa saat untuk
mendapatkan perawatan dan transportasi, dengan criteria

 Respirasi <30x/menit

 Ada denyut nadi

 Sadar/ respon kesadaran normal

d) Dead

Digunakan ketika pasien benar-benar sudah mati atau


mengalami luka dan mematikan seperti luka tembak di
kepala (Departement Emergency Hospital Singapore,
2009).

KESIMPULAN
Triage adalah usaha pemilahan korban sebelum ditangani,
berdasarkan tingkat kegawatdaruratan trauma atau penyakit dengan
mempertimbangkan prioritas penanganan dan sumber daya yang
ada.
Saat pasien masuk ke UGD, perawat harus mengidentifikasi
3 aspek penting yaitu, airway (jalan nafas), Breating (pola nafas) dan
Circulation (sirkulasi). Untuk mencapai tujuan itu, perawat harus
menyelesaikan dengan cepat dan tepat dengan waktu tidak lebih dari
5 menit.

SARAN
Sebagai penyusun makalah ini, kami menyarankan kepada
para pembaca khususnya kepada para perawat agar lebih mendalami
materi yang telah dipaparkan dalam makalah ini agar dapat berguna
dalam kehidupan sehari-hari maupun saat berada di lapangan
sehingga dapat menerapkan keperawatan kegawatdaruratan.
DAFTAR PUSTAKA
Suhartati. 2011. Standar Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat di
Rumah Sakit.Jakarta : Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan

Wijaya, S. 2010. Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat.


Denpasar : PSIK FK Unud 34

Anda mungkin juga menyukai