Anda di halaman 1dari 25

Matematika

SMP/MTs Kelas VIII


Semester 1

SMP NEGERI 14
SEMARANG
BAB

I Pola Bilangan

A. Pola Barisan
Konfigurasi Objek
B. Pola dan
Suku-Suku Barisan
Bilangan
C. Barisan dan Deret
Aritmetika
D. Barisan dan Deret
Geometri
Kembali ke daftar isi
A. Pola Konfigurasi Objek
1. Pengertian Pola Barisan Bilangan
2. Barisan Bilangan Khusus dan
Polanya

Gambar 1.1 Susunan


kartu bridge

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Pengertian Pola Barisan Bilangan
Perhatikan pola batang-batang korek api berikut.

Banyak batang korek api yang pada setiap pola adalah 3, 5, 7, 9.


Banyak batang korek api yang dibutuhkan pada pola berikutnya
dapat ditentukan dengan menambahkan 2 batang pada pola
sebelumnya.
3, 5, 7, 9 merupakan salah satu contoh barisan bilangan.
Jadi, barisan bilangan dapat diartikan sebagai susunan bilangan
yang memiliki keteraturan.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Barisan Bilangan Khusus dan Polanya
a. Barisan Bilangan Asli
Pola barisan bilangan asli sebagai berikut.

Jadi, barisan bilangan asli adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6, · · · .

a. Barisan Bilangan Ganjil


Pola barisan bilangan ganjil sebagai berikut.

Jadi, barisan bilangan ganjil adalah 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, ·


··.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


c. Barisan Bilangan Genap
Pola barisan bilangan genap sebagai berikut.

Jadi, barisan bilangan genap adalah 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, · · · .

• Barisan Bilangan Segitiga


Pola barisan bilangan segitiga sebagai berikut.

Jadi, barisan bilangan segitiga adalah 1, 3, 6, 10, 15, · · · .

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


e. Barisan Bilangan Persegi Panjang
Contoh pola barisan bilangan persegi panjang sebagai berikut.

Salah satu barisan bilangan persegi panjang adalah 2, 6, 12, 20, · · ·


.

e. Barisan Bilangan Persegi/Bilangan Kuadrat


Pola barisan bilangan persegi sebagai berikut.

Jadi, barisan bilangan persegi adalah 1, 4, 9, 16, 25, · · · .

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


g. Barisan Bilangan pada Segitiga Pascal

Beberapa sifat barisan bilangan pada segitiga Pascal sebagai berikut.


g. Pada setiap baris diawali dan diakhiri dengan bilangan 1.
h. Setiap bilangan diperoleh dengan menjumlah dua bilangan di atasnya kecuali
bilangan pada baris pertama dan kedua.
i. Bilangan-bilangan dalam satu diagonal membentuk suatu barisan, misalkan:
diagonal pertama: 1, 1, 1, 1, 1, · · · (barisan bilangan konstan)
diagonal kedua: 1, 2, 3, 4, · · · (barisan bilangan asli)
diagonal ketiga: 1, 3, 6, 10, · · · (barisan bilangan segitiga)

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


CONTOH SOAL
Perhatikan pola noktah berikut.

Berapa noktah pada pola kedelapan belas?


Jawaban:
Dari gambar diperoleh banyak noktah pada:
gambar ke-1 = 1
gambar ke-2 = 1 + 1 × 3 = 4
gambar ke-3 = 1 + 2 × 3 = 7
gambar ke-4 = 1 + 3 × 3 = 10
Dari pola di atas maka:
gambar ke-18 = 1 + 17 × 3 = 1 + 51 = 52
Jadi, banyak noktah pada pola kedelapan belas adalah 52.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


B. Pola dan Suku-Suku Barisan
Bilangan
1. Pengertian Barisan Bilangan
2. Beberapa Contoh Aturan
Barisan Bilangan
3. Menemukan Rumus Suku Ke-n
(Un)
Gambar 1.2 Susunan
kaleng susu

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Pengertian Barisan Bilangan
Perhatikan barisan bilangan-bilangan berikut.
a. 1, 3, 5, 7 ←⎯ Memiliki 4 suku
↑ ↑ ↑ ↑
U1 U2 U3 U4 ←⎯ Suku ke-n (Un)
b. 2, 4, 6, 8, 10 ←⎯ Memiliki 5 suku
↑ ↑ ↑ ↑ ↑
U1 U2 U3 U4 U5 ←⎯ Suku ke-n (Un)

c. 3, 6, 9, 12, 15, · · · ←⎯ Banyak suku tak hingga


↑ ↑ ↑ ↑ ↑
U1 U2 U3 U4 U5 ←⎯ Suku ke-n (Un)

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Beberapa Contoh Aturan Barisan Bilangan
a. Barisan dengan Aturan Ditambah
1) Barisan Bertingkat Satu

Barisan bilangan adalah 1, 3, 5, 7, · · ·.


2) Barisan Bertingkat Dua

Barisan bilangan adalah 0, 1, 3, 6, · · ·.


3) Barisan Bertingkat Tiga

Barisan bilangan adalah 0, 1, 3, 8, 18, 35, · · ·.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


b. Barisan dengan Aturan Dikali

c. Barisan dengan Aturan Dipangkatkan

d. Barisan fibonacci
1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, . . .
Aturannya: mulai suku
ketiga, setiap suku diperoleh
dengan menjumlahkan dua
suku sebelumnya.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Rumus Suku Ke-n (Un) Barisan Bilangan
Prinsip dasar menentukan rumus suku ke-n adalah mencari kaitan
antara bilangan satu dengan suku kesatu, bilangan dua dengan
suku kedua, bilangan tiga dengan suku ketiga, dan seterusnya.

Contoh:
Barisan bilangan 2, 4, 8, 16, · · ·
U1 = 2 = 21
U2 = 4 = 22
U3 = 8 = 23
U4 = 16 = 24, dan seterusnya
Diperoleh rumus suku ke-n adalah Un = 2n .

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


C. Barisan dan Deret Aritmetika
1. Barisan Aritmetika
2. Deret Aritmetika

Gambar 1.3 Reka


rajin menabung

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Barisan Aritmetika
a. Pengertian Barisan Aritmetika
Perhatikan contoh barisan aritmetika berikut.
Barisan 1:
U1 U2 U3 U4 U5 ←⎯ Suku ke-n (Un)
↓ ↓ ↓ ↓ ↓
1, 8, 15, 22, 29 ←⎯ Barisan aritmetika naik (memiliki b
> 0)

+7 +7 +7 +7 ←⎯ Beda (b) positif


Barisan 2:
U1 U2 U3 U4 U5 ←⎯ Suku ke-n (Un)
↓ ↓ ↓ ↓ ↓
30, 24, 18, 12, 2 ←⎯ Barisan aritmetika naik (memiliki b <
0)

–10 –10 –10 –10 ←⎯ Beda (b) negatif


Dari kedua contoh barisan aritmetika tersebut terlihat setiap dua
suku yang berurutan memiliki beda yang sama. Barisan 1
ke daftar isi Kembali ke awal bab
memiliki beda b =Kembali
7 dan barisan kedua memiliki beda b = –10.
b. Rumus-Rumus pada Barisan Aritmetika
1) Rumus Suku Ke-n (Un)
Un = a + (n – 1)b
2) Beda (b)
b = Un – (Un – 1)
3) Rumus Suku Tengah (Ut)

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Deret Aritmetika
Jika U1, U2, U3, · · · , Un – 1 , Un membentuk barisan aritmetika, bentuk
penjumlahan U1 + U2 + U3 + · · · + Un – 1 + Un disebut deret aritmetika.
Rumus penjumlahan n suku pertama deret aritmetika:

Sn adalah jumlah n suku pertama


n adalah banyak suku
a adalah suku pertama
b adalah beda suku
Un adalah suku terakhir

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Contoh Soal

Setiap minggu Dina menyimpan uang di laci. Pada minggu


pertama Dina menyimpan Rp500,00, minggu kedua
Rp700,00, minggu ketiga Rp900,00, minggu keempat
Rp1.100,00, begitu seterusnya setiap minggu bertambah
Rp200,00.
a.Tentukan besar uang yang disimpan Dina pada minggu
ke-20.
b.Tentukan jumlah uang yang disimpan Dina setelah 36
minggu.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


D. Barisan dan Deret Geometri
1. Barisan Geometri
2. Deret Geometri

Gambar 1.4 Pembelahan sel


Amoeba

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Barisan Geometri
a. Pengertian Barisan Geometri
Perhatikan contoh barisan geometri berikut.
Barisan 1:
U1 U2 U3 U4 U5 ←⎯ Suku ke-n (Un)
↓ ↓ ↓↓ ↓
1, 2, 4, 8, 16

×2 ×2 ×2 ×2 ←⎯ Rasio (r)
Barisan 2:
U1 U2 U3 U4 U5 ←⎯ Suku ke-n (Un)
↓ ↓ ↓ ↓
162, 54, 8, 6, 2

←⎯ Rasio (r)
Dari kedua contoh barisan geometri tersebut terlihat setiap dua suku
yang berurutan memiliki rasio yang sama.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


b. Rumus-Rumus pada Barisan Aritmetika
1) Rumus Suku Ke-n (Un)
Un = arn – 1

2) Rasio (r)

3) Rumus Suku Tengah (Ut)

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Deret Geometri
Jika U1, U2, U3, · · · , Un – 1 , Un membentuk barisan geometri, bentuk
penjumlahan U1 + U2 + U3 + · · · + Un – 1 + Un disebut deret geometri.
Rumus penjumlahan n suku pertama deret geometri:

Sn adalah jumlah n suku pertama


n adalah banyak suku
a adalah suku pertama
r adalah rasio suku

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Contoh Soal

1. Tentukan suku ke-8 dari setiap barisan geometri


berikut.
a. 1, 3, 9, 27, · · ·
b. 3, –6, 12, –24, · · ·
2. Berdasarkan suatu pengamatan diketahui bahwa setiap
bakteri berkembang biak menjadi dua kali lipat dalam
waktu dua menit. Semula ada 50 sel bakteri untuk
pengamatan.
a. Berapa banyak bakteri setelah 10 menit?
b. Setelah berapa menit jumlah bakteri menjadi 25.600
sel?

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Contoh Soal

1. Diketahui segitiga sama kaki ABC dengan AB


merupakan alas segitiga. Keliling segitiga ABC 16 cm.
Sisi alas segitiga tersebut lebih panjang dari kaki
segitiga. Jika selisih panjang alas dan salah satu kaki
segitiga 1 cm, tentukan ukuran sisisisi segitiga tersebut.
2. Bu Sita mempunyai persediaan 4 kotak penghapus dan
15 rautan. Setiap kotak berisi 12 buah penghapus. Jika
terjual semua, Bu Sita akan memperoleh uang
Rp59.400,00. Pada suatu hari terjual 10 buah
penghapus dan 3 rautan. Hasil penjualan tersebut
Rp12.200,00. Tentukan hasil penjualan jika terjual 8
penghapus dan 10 rautan.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

Anda mungkin juga menyukai