Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu matematika yang begitu kompleks memuat berbagai
pengetahuan yang bermanfaat dalam kehidupan, namun saat ini jarang
sekali di terapkan dalam kehidupan nyata. Sekedar mengetahuinya saja
belum cukup apalagi dengan sistem pembelajaran yang biasa yang
menyebabkan kejenuhan dalam mempelajarinya.
Untuk mengatasi hal tersebut harus diadakannya pembelajaran yang
aktif, efektif dan komunikatif serta pembelajaran yang menyenangkan.
Salah satunya dengan cara melakukan sebuah praktikpenerapan ilmu
matematika yang memungkinkan untuk diadakannya praktik tersebut.
Diantaranya dengan cara mengaitkannya dalam kehidupan nyata.
Salah satunya adalah bab Barisan dan Deret Aritmatika yang
sebagaimana kita tahu bahwa terdapat banyak angka-angka yang
mengandung pola. Namun kali ini kita akan menggunakannya dalam hal
mengamati sebuah penyusutan air tersebut tiap periode yang ditentukan
sebelumnya, dan akan dibahas kali ini dalam sebuah laporan penelitian yang
berjudul “Praktik Perhitungan Peluruhan pada Benda Cair Melalui
Pengamatan”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mendeskripsikan Peluruhan?
2. Bagaimana mendeskripsikan Barisan Aritmatika dan Barisan Geometri?
3. Bagaimana mendeskripsikan Deret Aritmatika dan Deret Geometri?
4. Bagaimana cara memperoleh dan menghitung data tentang Peluruhan?
5. Bagaimana besarnya perbedaan peluruhan antara Air Biasa, Air Gula,
dan Air Garam?
6. Bagaimana faktor yang mempengaruhi Peluruhan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Peluruhan.
2. Untuk mengetahui pengertian Barisan Aritmatika dan Barisan Geometri.
3. Untuk mengetahui pengertian Deret Aritmatika dan Deret Geometri.
4. Untuk mengetahui cara memperoleh dan menghitung data tentang
Peluruhan.
5. Untuk mengetahui besarnya perbedaan Peluruhan pada Air Biasa, Air
Gula, dan Air Garam.
6. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi Peluruhan.

D. Manfaat Penulisan
1. Menambah pengetahuan mengenai Peluruhan dalam bidang Matematika.
2. Menambah pengetahuan mengenai Barisan Aritmatika dan Barisan
Geometri
3. Menambah pengetahuan mengenai Deret Aritmatika dan Deret Geometri.
4. Menambah pengetahuan mengenai cara memperoleh dan menghitung
data tentang Peluruhan.
5. Menambah pengetahuan mengenai perbedaan Peluruhan pada Air Biasa,
Air Gula, dan Air Garam.
6. Menambah pengetahuan mengenai faktor yang mempengaruhi
Peluruhan.
7. Meningkatkan Kerjasama dan Kreativitas.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Peluruhan
Peluruhan merupakan aplikasi dari konsep barisan dan deret geometri
turun, U1, U2, U3, U4, ..., Un dengan U1 > U2 > U3 > U4 > ... > Un.
Salah satu ilustrasi dari masalah peluruhan adalah kejadian
berkurangnya air dalam suatu gelas yang ditempatkan di tempat yang
terkena sinar matahari. Air tersebut sedikit demi sedikit akan berkurang
tingginya atau volumenya karena mengalami peluruhan.
Rumus Peluruhan : Pn = Po(1 – b)n
Pn = nilai pada period ke-n
Po = nilai awal
b = persentase peluruhan

B. Barisan Aritmatika dan Barisan Geometri


Barisan merupakan susunan yang dibentuk menurut aturan atau pola
tertentu. Aturan atau pola tertentu itu dapat berupa suatu rumus. Metode
untuk menggambarkan suatu barisan antara lain :
1. Metode pertama dengan mendata beberapa suku sehingga aturan untuk
menentukan suku selanjutnya akan diketahui. Contohnya barisan
5,8,11,14,17,... adalah barisan suku ke-n nya mempunyai pola 3n+2.
2. Metode kedua dengan menuliskan rumus suku ke-n dan barisannya.
Contoh 5,8,11,14,17,... dapat dituliskan sebagai Un dengan Un = 3n+2
3. Metode ketiga dengan memberikan n suku pertamanya, dan suku ke
(n+1) ditentukan sebagai fungsi dari n suku pertamanya. Sebagai contoh ,
untuk barisan bilangan Fibonacci dengan U 1 = 1, U2 = 2, U3 = 3, U4 = 5,
dan Un+1 = Un + U1 untuk n ≥ 2. Dengan kata lain, barisan bilangan setiap
suku sesudah suku ke-2 , merupakan jumlah dari dua suku sebelumnya.
B.1 Barisan Aritmatika
Barisan Aritmatika atau Barisan Hitung adalah barisan bilangan
yang nilai suku berikutnya diperoleh dari suku sebelumnya ditambah
dengan bilangan tetap (tertentu) dimana bilangan yang tetap tertent
disebut beda dan dilambangkan dengan b.
Contoh :
U1, U2, U3, U4, ..., Un
Barisan bilangan tersebut disebut sebagai barisan bilangan
aritmatika, jika selisik dua suku yang berurutan selalu tetap. Selisih
tersebut dinamakan beda dan dilambangkan dengan b. Jadi, b = U2
-U1 = U3 - U2 = Un – Un-1
Contoh :
Barisan 2, 4, 6, 8, ...
b = U2 – U1 = U3 – U4
Jika dalam barisan aritmatika yang menjadi suku pertama
dinyatakan dengan a, maka bentuk umum barisan aritmatika adalah :
U1 = a U3 = a + 2b
U2 = a + b U4 = a + 3b
Dengan suku ke-n adalah Un = U1 + ( n – 1 )b dimana U 1 = a,
maka bentuk umum suku ke-n adalah :
Un = a + ( n – 1 )b

B.2 Barisan Geometri


Barisan Geometri adalah barisan bilangan yang nilai suku
berikutnya diperoleh dari perkalian suku sebelumnya dengan bilangan
yang tetap (tertentu) yang tidak sama dengan nol. Bilangan tetap
disebut pembanding (rasio). Rasio tersebut dilambangkan dengan r.
Jika barisan U1, U2, U3, ... , Un merupakan barisan geometri,
maka berlaku :
U2 U3 U n
= = =konstanta
U 1 U 2 U n−1
Konstanta ini disebut dengan perbandingan (rasio) dari deret
geometri tersebut, yang selanjutnya dinotasikan dengan r. Bentuk
baku suku ke-n dari barisan geometri adalah :
U n =ar n−1
Keterangan :
Un = suku ke-n
a = suku pertama (U1)
r = rasio
n = banyaknya suku

C. Deret Aritmatika dan Deret Geometri


Deret merupakan penjumlahan suku-suku dari suatu barisan. Jika U1,
U2, U3, ... , Un merupakan barisan geometri, maka bentuk penjumlahan U 1 +
U2 + U3 + ... + Un disebut deret geometris.

C.1 Deret Aritmatika


Deret Aritmatika atau Deret Hitung dalam bidang matematika
adalah urutan bilangan dimana bilangan berikutnya merupakan
penambahan bilangan sebelumnya dengan suatu bilangan beda
tersebut. Pada Deret Aritmatika, kita akan menghitung jumlah setiap
suku pada barisan tersebut.
a + (a+b) ) (a+2b) + (a+3b) + ... + [a + (n-1)b]
deret aritmatika mempunyai beda lebih dari nol atau positif,
maka deretnya disebut deret aritmatika naik. Sedangkan deret
aritmatika yang mempunyau beda kurang dari nol atau negatif, disebut
deret aritmatika turun.
Untuk mencari jumlah suku-sukunya hingga suku ke-n, dapat
menggunakan rumus :
n n
Sn= ( a+Un ) atau Sn= ( 2 a+n−1 ) b
2 2
Keterangan :
Sn = jumlah suku-suku hingga suku ke-n
Un = suku dengan urutan ke-n
a = suku awal
b = beda atau selisih barisan

C.2 Deret Geometri


Deret Geometri atau deret ukur adalah jumlah barisan
bilangan/jumlah dari seluruh suku yang ada. Deret bilangan
dilambangkan dengan huruf S.
Jika pada suatu deret geometri, Un+1 > Un maka deretnya disebut
deret geometri naik, dan jika Un+1 < Un, makaderetnya disebut deret
geometri turun.
Jika suku ke-n dari barisan geometri dirumuskan sebagai
U n =ar n−1, maka deret geometri dapat dituliskan sebagai berikut :
a(1−r ¿¿ n) a (r ¿¿ n−1)
Sn= , r ≠1 atau Sn= , r ≠1 , r >1 ¿ ¿
1−r r−1
Keterangan
Sn = jumlah n buah suatu deret geometri
a = suku pertama
r = rasio
n = banyak suku

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peluruhan


1. Luas permukaan
Semakin besar luas permukaan suatu wadah maka proses peluruhan
akan semakin cepat. Sebaliknya, jika luas permukaannya suatu wadah
kecil maka proses peluruhan akan lambat.
2. Suhu
Semakin tinggi suhu ruangan maka proses peluruhan akan semakin
cepat karena udara panas. Sebaliknya, jika suhu rendah maka proses
peluruhan akan lambat.
3. Zat yang terkandung di dalam air
Semakin rapat partikel yang terkandung di dalam air, maka proses
peluruhan akan lambat. Sebaliknya, jika partikel yang terkandung di
dalam air renggang maka peluruhan akan semakin cepat. Jadi, zat yang
terkandung dalam air berbanding terbalik dengan peluruhan.
4. Sinar matahari
Semakin panas sinar matahari menyinari air, maka peluruhan akan
semakin cepat. Sebaliknya, jika air dalam wadah tidak disinari oleh
sinar matahari maka peluruhan akan lambat.
5. Gangguan lainnya
Hal lain yang dapat mempengaruhi proses peluruhan adalah hal-hal
diluar dugaan yang menyebabkan airnya tumpah, contohnya disenggol
oleh hewan ataupun benda lainnya.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Spesifikasi Kegiatan
1. Mempelajari materi mengenai peluruhan.
2. Mempelajari materi mengenai barisan dan deret aritmetika dan geometri.
3. Mendiskusikan persiapan untuk melakukan kegiatan praktik.
4. Mendiskusikan untuk penyiapan alat dan bahan, langkah kerja dan
menentukan tempat pengamatan.

A.1 Hasil Diskusi dalam Persiapan


1. Mengumpulkan alat dan bahan serta melakukan langkah kerja di
tempat yang telah disepakati.
a. Alat dan Bahan :
 Gelas plastik 3 buah
 Sendok plastik 1 buah
 Gelas ukur 1 buah
 Penggaris 1 buah
 Air 600 ml
 Gula secukupnya
 Garam secukupnya
b. Langkah Kerja :
 Memberi label pada gelas plastik pertama dengan nama
“Air”, gelas plastik kedua dengan nama “Air + Gula” dan
gelas plastik ketiga dengan nama “Air + Garam”.
 Mengisi semua gelas plastik berlabel dengan air setinggi 8
cm.
 Memasukkan gula sebanyak 2 sendok plastik ke dalam gelas
plastik yang berlabel “Air + Gula” lalu mengaduknya sampai
gula tersebut larut.
 Memasukkan garam sebanyak 2 sendok plastik ke dalam
gelas plastik yang berlabel “Air + Garam” lalu mengaduknya
sampai garam tersebut larut.
 Menyimpan ketiga gelas tersebut di tempat yang datar selama
6 periode atau 2 minggu.
 Mengukur tinggi objek selama 2 hari sekali.
 Mencatat data yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan.
 Membuat laporan hasil pengamatan.
2. a. Untuk mengamati perbedaan peluruhan yang terjadi antara air
biasa, air gula dan air garam.
c. Untuk memenuhi salah satu tugas matematika.
3. Di tempat yang terkena sinar matahari.
Persiapan kegiatan yang dilakukan oleh kelompok kami meliputi:
a. Mempelajari materi yang berkaitan dengan barisan dan deret
Aritmatika dan Geometri
b. Mendiskusikan kegiatan pengamatan yang akan dilakukan
c. Melakukan kegiatan praktikum dan pengamatan dengan
sungguh-sungguh

A.2 Urutan kegiatan praktik yang dilakukan


1. Objek yang diamati sebanyak tiga jenis yaitu air biasa, air gula, dan
air garam.
2. Pengamatan dilakukan selama 6 periode dengan 1 periode 2 hari.
3. Yang diukur adalah perubahan ketinggian air selama pengamatan,
cara mengukurnya dengan menggunakan penggaris, lalu dilihat
perubahan tinggi yang terjadi.
4. Mengelola hasil pengukuran dengan cara mengurangi hasil
pengukuran dengan tinggi semula.
5. Hasil pengukuran yang terjadi selama periode mengalami
penurunan ketinggian air.
6. Melaporkan hasil kegiatan.
B. Laporan Hasil Kegiatan
1. Praktik Pengamatan Peluruhan Air Biasa (200 ml) (8,5 cm)
Periode Ketinggian (cm) Keterangan
Kondisi pertama ketika objek
0 8,5
mulai diamati
1 7 Kondisi kedua
2 6,4 Kondisi Ketiga
3 5,8 Kondisi Keempat
4 4,7 Kondisi Kelima
5 3,8 Kondisi Keenam
6 3,2 Kondisi Ketujuh

2. Praktik Pengamatan Peluruhan Air Gula (200 ml) (8,5 cm)


Periode Ketinggian (cm) Keterangan
Kondisi pertama ketika objek
0 8,5
mulai diamati
1 7,3 Kondisi kedua
2 6,8 Kondisi Ketiga
3 6,2 Kondisi Keempat
4 5 Kondisi Kelima
5 3,9 Kondisi Keenam
6 3,3 Kondisi Ketujuh

3. Praktik Pengamatan Peluruhan Air Garam (200 ml) (8,5 cm)


Periode Ketinggian (cm) Keterangan
Kondisi pertama ketika objek
0 8,5
mulai diamati
1 7,1 Kondisi kedua
2 6,6 Kondisi Ketiga
3 6 Kondisi Keempat
4 5,1 Kondisi Kelima
5 4,1 Kondisi Keenam
6 3,7 Kondisi Ketujuh

C. Hasil Perhitungan Presentasi


1. Perhitungan Untuk Objek Air Biasa
Diketahui : P6 = 3,2 cm
Po = 8,5 cm
n = 6 periode
Ditanya :b?
Jawab : Pn = Po(1 – b)n
P6 = Po(1 – b)6
3,2 = 8,5(1 – b)6
3,2
(1 – b)6 =
8,5
(1 – b)6 = 0,3765
1–b = √6 0,3765
1–b = 0,849
b = 1 – 0,849
b = 0,151 x 100
b = 15,1 %

2. Perhitungan Untuk Objek Air + Gula


Diketahui : P6 = 3,3 cm
Po = 8,5 cm
n = 6 periode
Ditanya :b?
Jawab : Pn = Po(1 – b)n
P6 = Po(1 – b)6
3,3 = 8,5(1 – b)6
3,3
(1 – b)6 =
8,5
(1 – b)6 = 0,388
1–b = √6 0,388
1–b = 0,854
b = 1 – 0,854
b = 0,146 x 100
b = 14,6 %

3. Perhitungan Untuk Objek Air + Garam


Diketahui : P6 = 3,7 cm
Po = 8,5 cm
n = 6 periode
Ditanya :b?
Jawab : Pn = Po(1 – b)n
P6 = Po(1 – b)6
3,7 = 8,5(1 – b)6
3,7
(1 – b)6 =
8,5
(1 – b)6 = 0,435
1–b = √6 0,435
1–b = 0,87
b = 1 – 0,87
b = 0,13 x 100
b = 13 %
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil pengamatan dan penelitian yang telah kelompok kami lakukan,
didapatkan kesimpulan bahwa urutan laju dan persentase peluruhan dari
yang tercepat sampai yang terlambat yaitu air biasa, air + gula, dan air +
garam. Hal ini dikarenakan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi proses
peluruhan. Salah satunya adalah zat yang mempengaruhi peluruhan,
semakin rapat partikel yang terkandung di dalam air, maka proses peluruhan
akan lambat. Sebaliknya, jika partikel yang terkandung di dalam air
renggang maka peluruhan akan semakin cepat. Jadi, zat yang terkandung
dalam air berbanding terbalik dengan peluruhan.

B. Saran
Ketika akan melakukan penelitian tentang peluruhan, hal-hal yang
harus dilakukan supaya dalam proses pengamatan dan hasil pengamatannya
tidak ada kejanggalan dan tidak susah dalam menghitungnya, kita
seharusnya sabar, simpan objek penelitian ditempat yang terkena semua
faktor dan aman dari gangguan-gangguan apapun. Kemudian lakukan
pengecekan terhadap objek dengan benar dan dalam penulisan laporan juga
harus sesuai dengan hasil penelitian yang telah kita lakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber-sumber Buku Matematika :


1. Indonesia. Kemeterian Pendidikan dan Kebudayaan.
Matematika/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.–Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015.
viii, 272 hlm : ilus. ; 25 cm.

Untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII


ISBN 978-602-282-103-8 (jilid lengkap)
ISBN 978-602-282-XXX-X (jilid 3)

I. Matematika – Studi dan Pengajaran I. Judul


II. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

2. Buku Bimbingan Belajar Ganesha Operation

Sumber-sumber dari internet :


1. http://en.calameo.com/books/003920543d3f48ca6039a
Minggu, 28 Januari 2018, pukul 12.47
2. Caritahumatematika.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-baris-dan-deret.html?
m=1
Selasa, 13 Februari 2018, pukul 21.34
LAMPIRAN

Periode 0 :

Air Biasa Air + Gula Air + Garam

Periode 1 :

Air Biasa Air + Gula Air + Garam


Periode 2 :

Air Biasa Air + Gula Air + Garam

Periode 3 :

Periode 4 :
Periode 5 :
Periode 6 :
BIODATA

1. Nama
: Dewi Sri
Hartati
Tempat, Tgl Lahir : Majalengka, 19 Mei 2000
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Lengkap : Perum Grand
Hegar
Dawuan A.17
Ds.
Bojong Cideres
Kec. Dawuan
Kab. Majalengka
Agama : Islam
Golongan Darah :A
Hobi : Nonton Film dan TV
Cita-Cita : Seorang Akuntan
Instagram :-
Id Line : dewisrihrtt19
No. WA : 082320258107
Kesan : Seru melakukan praktik matematika mengenai peluruhan,
dapat ilmu baru lagi.
Pesan : Jangan pernah menganggap matematika hanya materi aja,
tetapi matematika juga ada praktiknya yang gak kalah seru.

2. Nama : Mia
Meliawati
Tempat, Tgl Lahir : Majalengka, 15 Mei 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Lengkap : Blok Timur 1
RT/RW 002/005
Desa Cidulang
Kec. Cikijing
Kab. Majalengka
Agama : Islam
Golongan Darah :B
Hobi : Membaca novel
Cita-Cita : Dokter
Instagram : @mia.meliawati
Id Line : miamelia15
No. WA : 085215455015
Kesan : Belajar matematika yang terasa berbeda dan
menyenangkan.
Pesan : Sukses dan selalu tawakal

3. Nama
: Naufal
Firdaus
Tempat, Tgl Lahir : Cirebon, 8 November 1999
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat Lengkap : Blok Asem 2 RT.
006/003
Ds. Ujungberung
Kec. Sindangwangi
Kab. Majalengka
Agama : Islam
Golongan Darah :A
Hobi : Main Game, olahraga, baca komik, novel
Cita-Cita :
Instagram : @naufaalf
Id Line :-
No. WA :-
Kesan :
Pesan :

4. Nama
: Ulfa Patimah
Ilham Yahya
Tempat,Tgl Lahir : Majalengka, 04 September
1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Lengkap : Blok Srimulya
RT/RW 01/08
Desa Cisoka Kec. Cikijing
Kab. Majalengka
Agama : Islam
Golongan Darah :A
Hobi : Senam dan sepedaan
Cita-Cita : Dosen
Instagram : @ulfailhamyahya
Id Line : ulfapiy
No. WA : 082216773256
Kesan :
Pesan :

Anda mungkin juga menyukai