q−p b lama
Dengan beda barisan barunya adalah b= atau bbaru = .
k +1 k +1
2. Deret Aritmatika
Deret aritmatika adalah penjumlahan dari suku-suku barisan aritmetika yang dilambangkan
dengan Sn .
Sn=U 1+U 2+U 3+ …+U n
n
Sn= ( 2 a+ ( n−1 ) b )
2
atau
n
Sn= ( a+U n )
2
C. BARISAN DAN DERET GEOMETRI
1. Barisan Geometri
Barisan geometri adalah suatu barisan yang memiliki rasio atau perbandingan dari dua suku
yang berurutan selalu tetap.
U 1 ,U 2 , U 3 , … ,U n
U 1=a
U 2=ar
2
U 3=a r
⋮
U n =a r n−1
dengan a disebut suku pertama dan r disebut rasio.
U2 U3 U
r= , =…= n
U1 U2 U n−1
a. Suku tengah barisan geometri
Suku tengah terdapat ada brisan geometri dengan banyak suku ganjil. Misalkan diketahui
barisan
U 1 , … ,U t , … ,U n
Dengan
U 1=a=suku awal ,
U t =suku tengah, dan
U n =suku akhir .
Suku tengah barisan geometri adalah U t =√ U 1 ∙ U n .
b. Sisipan barisan geometri
Misalkan akan disisipkan k bilangan diantara dua suku berurutan dari suatu barisan geometri,
yaitu bilangan real p dan q dengan p ≠ q, akan diperoleh barisan geometri baru sebagai berikut.
Bilangan-bilangan semula
2 k
p , pr , p r , … , p r , q
Sisipan sebanyak k bilangan
2. Deret Geometri
Deret geometri adalah penjumlahan dari suku-suku barisan geometri yang dilambangkan
dengan Sn .
Sn=U 1+U 2+U 3+ …+U n
n n
a (1−r ) a(r −1)
Sn = , untuk r <1 atau S n= ,untuk r >1
1−r r−1
3. Deret Geometri Tak Hingga
Bentuk umum deret tak hingga adalah sebagai berikut.
2 4
a+ ar +a r +a r +…
Pada deret ini terdapat sejumlah tak hingga suku. Jika rasio r memenuhi −1<r <1, rumus
jumlah deret geometri tak hingga tersebut adalah sebagai berikut.
a
S∞ =
1−r
a. Untuk deret geometri tak hingga suku ganjil, berlaku
2 4
a+ a r +a r + … , sehingga dirumuskan sebagai berikut .
a
S∞ = 2
1−r
b. Untuk deret geometri tak hingga suku genap. Berlaku ar + a r 3+ a r 5 +… ,sehingga dirumuskan
sebagai berikut.
ar
S∞ = 2
1−r
D. BUNGA, ANUITAS, PERTUMBUHAN DAN PELURUHAN
1. Bunga
a. Bunga tunggal dan diskonto
1) Bunga tunggal
Bunga tunggal adalah bunga yang diperhitungkan setiap akhir periode terhadap modal awal
(modal tetap). Misalkan seorang nasabah menabung di bank sebesar M rupiah setiap bulan
dengan bunga i (dalam persen). Per bulan. Besar tabungan setelah satu bulan, dua bulan, dan
bulan-bulan berikutnya dapat dihitung sebagai berikut.
a) Besar tabungan setelah satu bulan
M 1=M +i∙ M =M (1+i )
b) Besar tabungan setelah dua bulan
M 2=M +2i ∙ M =M ( 1+2 i )
c) Besar tabungan setelah tiga bulan
M 3=M +3 i∙ M =M ( 1+3 i )
Berdasarkan pola tersebut, dapat dilihat bahwa besar tabungan dengan menggunakan system
bunga tunggal, menggunakan pola aritmetika di dalamnya. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa
besar tabungan setelah n bulan adalah sebagai berikut.
M n=M ( 1+ ¿ )
Selain dengan cara tersebut, rumus bunga tunggal (B) dapat dihitung sebagai berikut.
B=M ×bunga × periode menabung
Besar uang yang harus dikembalikan atau modal akhir (M a ) dapat diperoleh dengan cara
sebagai berikut.
M a=M + B
2) Diskonto
Diskonto merupakan pinjaman dengan konsep bunga tunggal. Seorang nasabah yang
meminjam sejumlah uang (M ), maka akan dikurangi bunga diskonto (D), dirumuskan sebagai
berikut.
D=M ×bunga × periode pinjaman
Besar uang yang diterima atau nilai tunai (N t ) oleh nasabah yang meminjam adalah sebagai
berikut.
N t =M −D
b. Bunga majemuk
Bunga majemuk merupakan penghitungan bunga yang dikenakan di setiap periode terhadap
besarnya modal pada periode tersebut. Misalkan seorang nasabah menabung di bank sebesar M
rupiah setiap bulan dengan bunga I (dalam persen) per bulan. Besar tabungan setelah satu bulan,
dua bulan, dan bulan-bulan berikutnya dapat dihitung sebagai berikut.
1) Besar tabungan setelah satu bulan
M 1=M + M ∙ i=M (1+i)
2) Besar tabungan setelah dua bulan
M 2=M (1+i ) + M ( 1+i )
¿ M ( 1+i ) (1+i)
2
¿ M ( 1+i )
3) Besar tabungan setelah tiga bulan
M 3=M ( 1+i )2 + M (1+i )2 i
2
¿ M ( 1+i ) (1+i )
¿ M ( 1+i )3
Berdasarkan pola tersebut, dapat dilihat bahwa besar tabungan dengan menggunakan sistem
bunga majemuk, menggunakan pola geometri di dalamnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
besar tabungan setelah n bulan adalah sebagai berikut.
M n=M ( 1+ i )n
Sementara itu, untuk besar tabungan yang dibungakan secara majemuk dengan masa bunga
pecahan dapat dirumuskan sebagai berikut.
( q
M q =m ( 1+ I ) P 1+ i
p
r
r )
2. Anuitas
Anuitas merupakan suatu bentuk pembayaran maupun penerimaan uang dalam jumlah yang
sama untuk setiap periode waktu yang telah ditetapka. Suatu anuitas terdiri atas dua bagian, yaitu
angsuran dan bunga. Sehingga pada prinsipnya, dapat dirumuskan sebagai berikut.
Anuitas=Bunga+ Angsuran
Besar anuitas bersifat tetap, tetapi yang berubah pada setiap periode waktu adalah besar
angsuran dan besar bunga yang dibayarkan.
A=a1 +b1 =a2 +b 2=…=an +b n
Dengan
A=¿ Anuitas
a n=¿ angsuran pada periode ke-n, dan
b n=¿besar bunga pada periode ke-n.
Besar angsuran pada periode ke-n dapat ditulis dengan rumus berikut.
a n=a1 ( 1+i )n−1
Berdasarkan persamaan besar angsuran tersebut, nilai anuitas dapat dikembangkan dari deret
geometri.
Misalkan M adalah besar modal yang dipinjamkan, dengan A merupakan anuitas setiap
periode yang ditentukan dengan bunga sebesar i%, maka berlaku rumus berikut.
( 1+i )n
A=Mi n
( 1+i ) −1
LATIHAN 5
y = depan r = miring
depan y 1
sin α =¿ = ¿ cosec α = =
miring r sin α
x = samping samping x 1
cos α=¿ = ¿ secan α = =
Gb. 1. a segitiga siku-siku
miring r cos α
depan y 1
tan α=¿ = ¿ cotan α = =
samping x tan α
30
1
1 2
45 60
1
Gb. 2.a. sudut istimewa Gb. 2.b. sudut istimewa
1 Tak
Tan 0 √3 1 √3 terdefinis
3 i
Tak 2
Cose
terdefinis 2 √2 √3 0
c
i 3
2 Tak
Sec 0 √3 √2 2 terdefinis
3 i
Tak 1
Cot terdefinis √3 1 √3 0
i 3
3. Perbandingan Trigonometri Sudut-Sudut Berelasi
Tabel 6.2 Relasi perbandingan trigonometri di berbagai kuadran.
y y
tan α= ⇔ α =, arc tan
x x
x
cos α= ⇔ x=r cos α
r
y
sin α= ⇔ y=r sin α
r
1. Koordinat Cartesius → koordinat kutub
D. FUNGSI TRIGONOMETRI
Fungsi trigonometri yang sering dikenal adalah sebagai berikut.
Fungsi sinus: f ( x )=sin x
Fungsi cosinus: f ( x )=cos x
Fungsi tangen: f ( x )=tan x
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menggambar grafik fungsi trigonometri adalah
menggunakan tabel titik bantu dengan nilai x merupakan sudut-sudut istimewa.
b a
A B
c
Pada segitiga ABC berlaku:
a b c
= =
sin A sin B sin C
Aturan sinus digunakan untuk menghitung unsur-unsur segitiga yang lain jika diketahui:
a. Sisi, sudut, sudut,
b. Sudut, sisi, sudut, dan
c. Sisi, sisi, sudut.
2. Aturan Cosinus
Perhatikan gambar berikut.
C
b a
A B
c
Misalkan, pada suatu segitiga ABC sembarang telah diketahui ukuran sebuah sudut dan dua
sisi yang mengapitnya. pada segitiga tersebut, berlaku:
a 2=b2 +c 2−2 bc cos A
2 2 2
b =a +c −2 ac cos B
c 2=a2+ b2−2 ab cos C
Aturan cosinus digunakan untuk menghitung unsur-unsur segitiga jika diketahui:
a. Sisi, sudut, sisi, dan
b. Sisi, sisi, sisi.
F. Luas Segitiga
1. Misalkan, pada suatu sgitiga ABC sembarang telah diketahui ukuran sebuah sudut dan dua
sisi yang mengapitnya. Pada segitiga tersebut, berlaku rumus berikut.
1
L∆ ABC = bc sin A
2
1
L∆ ABC = ac sin B
2
1
L∆ ABC = ab sin C
2
2. Misalkan, pada suatu segitiga ABC sembarang telah diketahui ukuran sebuah sisi dan dua
sudut yang mengapitnya. Pada segitiga tersebut, berlaku rumus berikut.
a2 sin B sin C
L∆ ABC =
2 sin A
b2 sin A sin C
L∆ ABC =
2 sin B
2
c sin A sin B
L∆ ABC =
2 sin C
3. Jika diketahui Panjang ketiga sisinya, rumus luas segitiga tersebut adalah
1
L∆ ABC = √ s(s−a)(s−b)(s−c)dengan s= (a+b+ c)
2
LATIHAN 6
12
Tentukan nilai dari sin θ , cos θ , tan θ , cosec θ , sec θ ,dan cot θ dari sudut yang diketahui pada
segitiga tersebut.
3. Hitunglah:
a. tan 30o + cot 60o
b. sin 30o cos 60o + cos 30o sin 60o
o o
cos30 +sin60
c. tan60 o +cot30 o
4. Tentukanlah nilai dari:
a. sin 120o
b. tan 150o
c. cos (-1350)
d. sec 300o
e. sin 240o – cos 330o
5. Nyatakan setiap koordinat cartesius berikut ini dalam koordinat kutub.
π
a. (4, 45 )
o
c. (2, 3 )
3π
b. (3, 270 )
o
d. (3, 4
6. Nyatakan setiap koordinat kutub berikut ini dalam koordinat kartesius.
a. (1, √ 3 ) c. (-5, -6)
b. (4 √ 3 , 4) d. (15, -12)
7. Diketahui ∆ ABC dengan besar ∠ A=60° , ∠ C=45 ° , dan Panjang sisi a=20 cm . Tentukan
Panjang sisi c.
8. Tentukan nilai Panjang sisi b pada ∆ ABC jika panjang sisi a=10 cm ,c =40 cm ,dan besar
∠ B=120 ° .
9. Tentukan luas ∆ ABC jika diketahui:
a. a=8 cm , c=6 cm , dan∠ B=150° ,
b. ∠ A=35 ° , ∠ B=100 ° , dan c=10 cm ,serta
c. a=13 cm ,b=14 cm, dan c=15 cm .
10. Tanpa menggunakan kalkulatortentukan nilai trigonomrtri berikut.
a. cos 75 °
b. sin 165 °
c. tan345 °
d. cos 55 ° cos 10 °+ sin55 ° sin 10°
e. sin 122° cos 28 ° +cos 122 ° sin28 °