Oleh :
ANDRA FATKUR ROHMAN DWI HANURA
201302003
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2017
SKRIPSI
Oleh :
ANDRA FATKUR ROHMAN DWI HANURA
201302003
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2017
i
ii
iii
PERSEMBAHAN
1. Rasa syukur yang tak terhingga pada Tuhan YME ysng ,eridhoi dan
mengabulkan segala doa, Karena hanya atas izin dan karuniaNyalah
skripsi ini dapat terselesaikan
2. Orang tuaku tercinta yang telah mendidik dan membesarkanku
dengan penuh kasih sayang dan penuh kesabaran. Berkat kalianlah
aku bisa menjadi seperti ini
3. Bapak H.Edy Bachrun S.Km., M.kes dan Ibu Sri Ratna S.kep. Ners.,
M.Kes yang bersedia meluangkan waktu untuk membimbing saya
dengan penuh kesabaran, serta seluruh Dosen Stikes Bhakti Husada
Mulia Madiun. Terimakasih atas semua Ilmu, didikan dan bimbingan
yang telah bapak ibu berikan kepada saya.
4. Sahabat-sahabat ku, Rosyidah K, Ajar G, Ayu Galuh, Sevi, Nuning,
Temy, Dian serta teman – teman yang lain baik kelas A maupun kelas
B Terima kasih untuk semua pengorbanan dan dukungan kalian
selama ini, semua tak akan mungkin aku sampai disini
5. Teman-teman seperjuangan Prodi Keperawatan Angkatan 2013
terimakasih untuk kebersamaannya selama ini…..
Terima kasih yang sebesar – besarnya untuyk semuanya
skripsi ini saya persembahkan untuk kalian semua dan Semoga
Skripsi ini dapat memberikan manfaat untuk pembaca.
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan :
- 2002– 2003 : RA Bunga Bangsa, Dolopo, Madiun
- 2003 – 2008 : SDN Dolopo 01, Dolopo, Madiun
- 2008 – 2010 : SMPN 01 Dolopo, Dolopo, Madiun
- 2010 – 2013 : SMAN 01 Dolopo, Dolopo, Madiun
- 2013 – Sekarang : Prodi S1 Keperawatan STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
viii
DAFTAR ISI
Sampul Dalam ..................................................................................................... i
Lembar Persetujuan ............................................................................................. ii
Lembar Pengesahan ............................................................................................ iii
Persembahan ...................................................................................................... iv
Lembar Pernyataan.............................................................................................. v
Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................... vi
Abstrak ................................................................................................................ vii
Abstract .............................................................................................................. viii
Daftar Isi.............................................................................................................. ix
Daftar Tabel ........................................................................................................ xi
Daftar Gambar ..................................................................................................... xii
Daftar Lampiran .................................................................................................. xiii
Daftar Istilah........................................................................................................ xiv
Daftar Singkatan.................................................................................................. xv
Kata Pengantar .................................................................................................... xvi
ix
5.3 Pembahasan..................................................................................... 67
BAB 6 PENUTUP .............................................................................................. 74
6.1 Kesimpulan ..................................................................................... 74
6.2 Saran ............................................................................................... 75
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR ISTILAH
Babysitter : Pengasuh
Crying : Menangis
Hitting : Memukul
Holding the breath : Menahan Nafas
Inform Consent : Pemberitahuan mengenai kemungkinan konsekuensi
manfaat dan kerugian sebelum tindakan tertentu
Kicking : Menendang
Screaming : Menjerit
Toddler : Balita
Whinning : Merajuk/rewel
Reward : Hadiah atau penghargan
xiv
DAFTAR SINGKATAN
xv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas terselesaikan skripsi
penelititan ini. Di dalam skripsi penelititan ini membahas tentang hasil laporan
penelititan “Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kejadian Temper Tantrum
Pada Anak Usia Prasekolah (3–5 Tahun) di PAUD Pelangi II Desa Kepel, Kec.
Kare, Kab. Madiun”, skripsi ini disususn sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Bhakti Husada Mulia Madiun.
Penyajian skripsi ini dibuat ringkas tetapi berisi, sehingga dapat digunakan
sebagai bahan penambah ilmu kita mengenai teknologi keperawatan. Penulis
menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam rangka kegiatan penyusunan
skripsi ini tidak akan terlaksana sebagaimana yang diharapkan tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan banyak bimbingan, arahan,
motivasi kepada penulis. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Zaenal Abidin, S.KM, M.Kes (Epid) sebagai Ketua STIKES Bhakti Husada
Mulia Madiun.
2. Mega Arianti Putri S.Kep.,Ns.M.Kep, selaku Kaprodi S1 Keperawatan Stikes
Bhakti Husada Mulia Madiun yang telah memberikan kesempatan dan
fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di Program Studi
Ilmu Keperawatan.
3. H. Edy Bachrun, S.KM.,M.Kes, Selaku Pembimbing I yang telah
meluangkan banyak waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan
bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Sri Ratna Koesoemawati, S.Kep.,Ns M.Kes selaku Pembimbing II yang
dengan kesabaran dan ketelitian membimbing sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
5. Kepala PAUD II Pelangi yang telah memberikan izin untuk pengambilan
data serta kegiatan penelititan
6. Semua teman – teman yang telah membantu saya
xvi
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan imbalan atas budi baik serta ketulusan
yang telah mereka berikan selama ini pada penulis. Penulis menyadari dalam
menyelesaikan skripsi ini masih ada kekurangan sehingga diharapkan adanya
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penelitian ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan kita
semua.
Penyusun
xvii
BAB 1
PENDAHULUAN
lebih kecil (lebih muda) biasanya sampai muntah, bahkan nafas sesak
karena terlalu banyak menangis dan berteriak. Dalam kasus tertentu, ada
pula anak yang sampai menendang atau memukul orang tua atau orang
1
dan penguasaan tidak diperhatikan oleh orang dewasa atau karena
mencakup aspek kognitif, motorik kasar dan halus, bahasa, sosial. (IDAI,
2013)
kondisi yang normal terjadi pada anak-anak berumur 1-3 tahun, apabila
tidak ditangani dengan tepat dapat bertambah sampai umur 5-6 tahun.
Tantrum yang tidak diatasi dapat membahayakan fisik anak, selain itu
anak tidak akan bisa mengendalikan emosinya atau anak akan kehilangan
kontrol dan akan lebih agresif. Hal ini akan mengakibatkan anak tidak bisa
masalah, tidak bisa mengambil keputusan dan anak tidak akan tumbuh
(Dariyo, 2007)
terjadi pada usia 2-3 tahun terjadi seminggu sekali, dan 20% terjadi hampir
setiap hari, dan 3 atau lebih temper tantrum terjadi selama kurang lebih 15
2
menit (Tiffany, 2012). Penelitian lain di Northwestern Feinberg
berdasarkan survei dari hampir 1.500 orang tua, studi ini menemukan
bahwa 84% dari anak-anak usia 2-5 tahun meluapkan frustasinya dengan
tantrum sehari-hari yang justru jika itu terjadi setiap hari merupakan tidak
17 anak yang beresiko temper tantrum (73,9%) dan 6 anak (26,1%) tidak
tantrum yang tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Subhan (2013) Pada
3
dan menangis saat di sekolah. Dan menurut orangtua hampir semuanya
anakanya.
lelah, kurang tidur, pola asuh orangtua (Hasan, 2011). Satu hal penting
tua yang mengasuh tidak konsisten, ayah dan ibu yang tidak sependapat
(Hasan, 2011).
sendiri, menyakiti orang lain atau merusak benda yang ada disekitarnya.
Jika benda-benda yang ada disekitar anak merupakan benda keras maka
akan sangat berbahaya karena anak dapat tersakiti dan mengalami cedera
agar anak tidak mengalami cedera. Tantrum yang tidak diatasi dapat
membahayakan fisik anak, selain itu anak tidak akan bisa mengendalikan
4
emosinya atau anak akan kehilangan kontrol dan akan lebih agresif.
(Dariyo, 2007).
anak tersebut dapat terjadi karena pemilihan bentuk pola asuh yang kurang
tepat. Proses pengasuhan anak bagi orang tua bukan hanya mampu
anak merupakan situasi yang interaktif, orang tua dan anak adalah individu
2012).
cedera.
5
Berdasarkan latar belakang diaatas peneliti tertarik untuk
Temper tantrum pada Anak Usia Prasekolah (3-5 tahun) di PAUD Pelangi
orang tua dengan kejadian temper tantrum pada anak usia prasekolah (3-5
Madiun.
Madiun.
Kabupaten Madiun.
6
3. Menganalisis hubungan pola asuh orang tua dengan kejadian temper
lebih baik.
keperawatan anak terkait dengan hubungan pola asuh orang tua dengan
anak mengenai pola asuh yang baik dan mengenai temper tantrum anak.
anak mengenai pola asuh yang baik dan mengenai temper tantrum anak.
Sebagai sumber informasi dan literature bagi peneliti yang sejenis terkait
7
1.4.6 Bagi Masyarakat
anak.
Tabel 1.1 Keaslian penelititan hubungan pola asuh orang tua dengan
kejadian temper tantrum pada anak usia prasekolah usia 3-5
tahun di PAUD Pelangi II.
8
tantrum anak
Autis di SLB
Agca Center
Surakarta.
2 Perbedaan Resiko Temper Crosssectional Hasil
Resiko tantrum anak Penelitian
Temper Usia Prasekolah Ada 17 anak
tantrum anak (Independen) yang beresiko
Usia Ibu Bekerja dan temper
Prasekolah Tidak Bekerja tantrum
antara Ibu (Dependen) (73,9%). Dan
Bekerja dan 6 anak tidak
Tidak beresiko
Bekerja Di Temper
RA MAN 2 tantrum. Hasil
Kelurahan statistik
Gebang, menggunakan
Jember (esti mann whitney
Lusiana, menunjukan
2015) nilai p value =
0,019 dengan
Alpha < 0,05
3 Hubungan Pola Crosssectional Berdasarkan
pola komunikasi hasil analis
komunikasi (Independen) data didapati
dengan temper tantrum sebagian besar
kejadian pada anak usia responden
temper pra sekolah memiliki anak
tantrum pada (Dependen) dengan
anak usia pra kejadian
sekolah di tk temper
islamic tantrum
center kategori tinggi
manado sebanyak 16
(Rosa Maria responden
Suwarni et (53,3%) dan
al, 2017) 14 responden
(46,7%)
memiliki anak
dengan
kejadian
temper
tantrum
kategori
rendah
Berdasarkan
9
hasil uji
statistik
didapati p
value (0,000)
< α (0,05)
artinya ada
hubungan
antara pola
komunikasi
orang tua
dengan
kejadian
temper
tantrum
penelitian ini variabel independen adalah pola asuh orang tua dan variabel
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah chi square 2x3.
10
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
diinternalisasi menjadi peran dan sikap oleh anak, maka salah satu tugas
relasi antara anak dan orangtua itu secara kodrati tercakup unsur
Karena itu orangtua merupakan pendidik paling pertama dan paling utama
tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yang dimaksud dengan orang tua
adalah ayah dan/atau ibu kandung atau ayah dan/ibu tiriatau ayah dan/atau
ibu angkat sehingga dapat disimpulkan orang tua adalah seseorang yang
Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2008) bahwa “pola adalah model, sistem, atau
11
mencapai proses kedewasaan, hingga kepada upaya pembentukan norma-
uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pola asuh adalah suatu
proses interaksi total orang tua dan anak, yang meliputi kegiatan seperti
dengan lingkungan.
batas-batas yang tegas dan tidak memberi peluang yang besar kepada
semua jenis pola asuh yang otoriter. Tekniknya mencakup hukuman yang
berat bila terjadi kegagalan memenuhi standard dan sedikit, atau sama
12
sekali tidak adanya persetujuan, pujian atau tandatanda penghargaan
dan pergaulan (Gunarsa, 2008). Efek pengasuhan ini, antara lain anak
tua yang otoriter sering kali tidak bahagia, ketakutan, minder ketika
2. Pengasuhan Permisif
yang permisif ialah suatu gaya dimana orang tua sangat tidak terlibat
13
aspek lain kehidupan orangtua lebih penting daripada diri mereka.
yang disetujui secara sosial dan tidak menggunakan hukuman. Orang tua
Anak sering tidak diberi batas-batas atau kendali yang mengatur apa saja
yang terlalu kuat dan kaku, dan mudah menimbulkan kesulitan - kesulitan
Efek pengasuhan ini anak akan memiliki kendali diri yang buruk,
inkopetensi sosial, tidak mandiri, harga diri rendah, tidak dewasa, rasa
terasing dari keluarga, serta pada saat remaja akan suka membolos dan
nakal (Soetjiningsih, 2012). Anak dari orang tua yang permisif akan
3. Pengasuhan Demokratis
14
batas-batas dan pengendalian atas tindakan-tindakan mereka. Musyawarah
ini lebih menekankan aspek edukatif dari disiplin dari pada aspek
menolak melakukan apa yang diharapkan dari mereka. Bila perilaku anak
diri, dan bertanggung jawab secara sosial. Juga tampak ceria, bisa
sama dengan orang dewasa, dan mampu mengatasi stres dengan baik
15
(Soetjiningsih, 2012). Anak dari orang tua yang demokratis ceria, bisa
sebaya, bekerja sama dengan orang dewasa dan bisa mengatasi stres
pola asuh orang tua terhadap anak menurut Hurlock (2010) adalah:
1. Kesamaan dengan disiplin yang digunakan orang tua. Jika orang tua
merea memberikan pola asuh yang baik maka akan mereka tetapkan
juga pada anak mereka, namun sebaliknya jika kurang sesuai maka
3. Usia orang tua. Orang tua yang lebih muda cenderung demokratis dan
4. Pendidikan untuk menjadi orang tua. Orang tua yang belajar cara
16
menggunakan pola asuh yang demokratis daripada orang tua yang
tidak mengerti.
akan lebih otoriter dan memaksa daripada mereka yang dari menengah
cenderung demokratis.
konsep modern.
8. Jenis kelamin anak. Orang tua pada umumnya akan lebih protektif
9. Usia anak. Pola asuh otoriter digunakan untuk anak kecil, karena
17
2.1.3 Aspek-aspek Pola asuh Orangtua
ini:
perilaku yang disetujui dalam situasi tertentu. Hal ini berfungsi untuk
nilai pendidikan mana yang baik serta mana yang tidak, peraturan juga
haruslah mudah dimengerti, diingat dan dapat diterima oleh anak sesuai
benar atau salah, dan tindakan yang salah akan memperoleh hukuman.
18
melaksanakan hal yang terpuji. Fungsi penghargaan meliputi
itu kita harus konsisten dalam menetapkan semua aspek disiplin agar
ukur untuk menilai pola asuh orang tua. Alat ukur ini dibuat oleh Robinson
Yang kemudian oleh peneliti dimodifikasi menjadi kategori baik dan tidak
baik, untuk skoring menggunakan skor Mean T, jika skor kurang dari T
mean maka pola asuh tidak baik, lebih dari skor T pola asuh yang baik
19
2.2 Konsep Temper tantrum
menganalisis temper tantrum dan proses tingkah laku marah dan stress.
membuat anak memulai temper tantrum. Tiga per empat dari temper
sebagai suatu usaha untuk memaksakan kehendaknya pada orang tua, yang
20
biasanya tampak dalam bentuk menjerit-jerit, berteriak dan menangis
tidak terkontrol. Kejadian ini seringkali muncul pada anak usia 15 bulan
sampai 5 tahun. Tantrum terjadi pada anak yang aktif dengan energi yang
ledakan amarah yang kuat, ketakutan yang hebat dan iri hati yang tidak
masuk akal. Hal ini tampak mencolok pada anak-anak usia 2,5 sampai 3,5
dan 5,5 sampai 6,5 tahun. Ledakan amarah mencapai puncaknya antara
usia dua dan empat tahun, setelah itu amarah berlangsung tidak terlampau
lama. Temper tantrum merupakan gangguan tingkah laku yang terjadi pada
anak usia tiga sampai tujuh tahun, gangguan ini ditandai dengan adanya
suatu pola tingkah laku dissosial, agresif atau menentang yang berulang
dan menetap. Temper tantrum merupakan suatu ledakan emosi yang kuat
(Chaplin, 2009).
Salkind (2002), temper tantrum terjadi pada anak yang pemalu, penakut,
21
perkembangan bahasa, gangguan pendengaran, gangguan system syaraf
mempengaruhi intensitas dan frekuensi tantrum. Pada anak usia 2-3 tahun,
tantrum terjadi karena anak usia tersebut biasanya sudah mulai mengerti
5. Anak merasa lelah, lapar atau dalam keadaan sakit yang dapat
adalah;
jiwa anak;
tuanya;
22
3. Anak yang kurang tidur, kelelahan, memiliki tubuh dan keadaan fisik
7. Meniru orang dewasa, ketika melihat ada orang dewasa yang tidak
ditambah di rumah orang tua dan di sekolah guru juga mudah marah,
akan membuat anak meniru mereka menjadi anak yang mudah marah.
antara lain ;
23
3. Rintangan terhadap keinginan, rencana, dan niat yang ingin dilakukan
anak.
rumah
Menurut Hasan (2011) tantrum terjadi pada anak yang aktif dengan
energi yang berlimpah. Tantrum juga lebih mudah terjadi pada anak-anak
1. Memiliki kebiasaan tidur, makan, dan buang air besar tidak teratur
24
sesuatu yang ada di dekatnya, menjerit-jerit, menggigit, memukul,
usia :
yang ada di dekatnya, memukul benda, dirinya sendiri, maupun orang lain,
Tantrum biasanya mulai muncul pada usia 2-3 tahun ketika anak
mulai membentuk rasa percaya diri (Fetsch dan Jacobson, 2007) karena
anak pada usia ini berada pada tahap otonomi vs shame and doubt (Erikson
25
sehingga merasa bisa melakukan segala sesuatu, padahal tidak. Emosi
1. Anak usia 2-3 tahun . anak pada usia ini 80% menunjukan tingkah laku
tantrum, dan 20% anak tantrum 2 kali atau lebih dalam sehari.
tahun hanya 11% yang menunjukan tingkah laku tantrum sedang - berat
3. Anak usia sekolah (6-8 tahun). Anak usia ini seharusnya tidak
sedang marah. Tingkah laku tantrum ini muncul jika anak mengalami
4. Tantrum pada usia remaja dan dewasa. Beberapa orang remaja dan
ketika keinginanya tidak dapat dipenuhi. Tingkah laku ini yang masih
26
Penelitian Borba di atas menunjukan bahwa semakin tinggi usia,
(holding the breath) ketika tantrum (Fetsch dan Jacobson, 2007). Tingkah
syaraf
27
2. Ketidakmampuan anak mengungkapkan diri Anak-anak mempunyai
sesuatu tapi tidak bisa, dan orangtua pun tidak dapat memahami maka
hal ini dapat memicu anak menjadi frustasi dan terungkap dalam
dan waktu yang cukup untuk selalu bergerak dan tidak bisa diam
dalam waktu yang lama. Apabila suatu saat anak tersebut harus
4. Pola asuh orangtua Cara orangtua mengasuh anak juga berperan untuk
2008). Pola asuh orangtua dalam hal ini sebenarnya lebih pada
anak dalam setiap bertingkah laku karena anak akan selalu meniru
28
setiap tingkah laku orangtua. Jika anak melihat orangtua meluapkan
kemarahan atau meneriakkan rasa frustasi karena hal kecil, maka anak
buruk.
5. Anak merasa lelah, lapar atau dalam keadaan sakit Kondisi sakit, lelah
serta lapar dapat menyebabkan anak menjadi rewel. Anak yang tidak
2008).
6. Anak sedang stress dan merasa tidak aman Anak yang merasa
29
hilang, anak perlu sedikit kontrol dan aman. Pada saat itu mainan atau
(Wong, 2008). Menurut Wiyani (2014) pada saat anak berusia 2-5 tahun
orang tua diuji untuk menangani rasa marah yang berlebihan pada anak.
orang tua akan hendaknya mengabaikan perilaku anak pada saat itu,
terjadi pada anak, mungkin anak merasa lapar, lelah, sehingga harus
berhati-hati.
jangan sampai lepas kontrol, karena tingkah laku anak akan menjadi-
jadi. Mengendalikan diri dan tidak enggan untuk meminta maaf pada
30
anak dapat membuat emosi anak terkendali, memberikan pengertian
kepada anak bahwa iya boleh marah tetapi dengan cara yang baik serta
berilah pujian pada saat anak tidak marah dan mengamuk lagi.
yang berada dalam periode tantrum yang tinggi tidak dapat mengerti
melalui kata-kata.
marah disimbolkan dengan api, dan api hanya bias padam dengan
individu yang unik dan bukan orang dewasa mini yang masih bergantung
31
merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan
perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia toddler (1-2,5
tahun), pra sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5-11 tahun) hingga remaja
(11-18 tahun). Rentang ini berbeda antara anak satu dengan yang lain
memngingat latar belakang anak yang berbeda. Pada anak terdapat rentang
lebih kompleks dari seluruh bagian tubuh sehingga masing – masing dapat
32
tingkah laku sebagai hasil berinteraksi dengan lingkunganya (Wong et al,
2010)
yang saling berkaitan dan bersifat kontinyu dan tidak satupun proses
terjadi terpisash dari yang lain. Tubuh anak menjadi lebih besar dan
33
jantung kongenital dan gangguan pernafasan seperti sitik fibrosis (Wong et
kesehatan dna pemberian nutrisi yang kurang baik pada tingkat sosial
ketidakteraturan dalam makan dan tidur dan latihan fisik. Bahaya dari
radiasi, air dan udara yang tercemar polusi, makanan yang terkontaminasi
zat-zat yang berbahaya, bahan timbal dan asbes. Pada mainan dan kaleng
pengaruh yang besar pada perkembangan anak. Seperti buku bacaan, film,
34
pertumbuhan dan perkembangan psiko-fisik anak menurut Kartini Kartono
(2007), yaitu :
peraturan.
35
2.3.2.1 Perkembangan Fisik
tahun, 4 tahun dan 5 tahun. Pertumbuhan tinggi badan dengan rata -rata
perpanjangan tungkai kaki. Pada usia 3 tahun adalah 95 cm, pada usia 4
tahun 103 cmdan pada usia 5 tahun adalah 110 cm (Wong, 2008).
&Ashwill, 2007).
bersalah. Anak sedang dalam stadium belajar energik, mereka bermain dan
tidak benar. Perasaan bersalah, cemas dan takut diakibatkan oleh pikiran
sekolah. proses berfikir pada periode ini sangat penting dalam mencapai
untuk anak usia 3 sampai 5 tahun. Fase praoperasional meliputi anak usia
2 sampai 7 tahun dan dibagi menjadi 2 tahap yaitu anak usia 2 – 4 tahun
36
sebagai fase prakonseptal dan anak usia 4-7 tahun sebagai fase pikiran
Ada dua orientasi perkembangan moral pada anak usia pra sekolah.
tahun, mereka menilai apakah suatu tindakan baik atau buruk bergantung
mempelajari baik dan buruk dari aturan yang ditetapkan oleh orang tua
agama yang dipelajari dari keyakinan orang tuanya. Pada usia ini anak
37
dalam kegiatan keagamaan dapat membantu koping anak dalam
mereka juga jauh lebih komplek dari anak toddler. Anak prasekolah juga
aktivitas yang sama atau identik tetapi tanpa organisasi atau peraturan
38
BAB 3
hubungan yang berkaitan atau dianggap perlu antara satu konsep dengan konsep
lainnya atau variabel satu dengan variabel lainnya untuk melengkapi dinamika
situasi atau hal yang sedang atau akan diteliti (Notoatmodjo, 2010, Hidayat,
39
Keterangan
: Tidak diteliti
: Diteliti
: Terpengaruh
rumah
orangtua, Proses pengasuhan anak bagi orang tua bukan hanya mampu
menangani tantrum
3.2 Hipotesis
atau hubungan yang diharapkan antara dua variabel atau lebihyang dapat
40
diuji secara empiris. Hipotesis atau dugaan (bukti) sementara diperlukan
2010). Hipotesis pada penelian ini ada hubungan antara pola asuh orang
tua dengan temper tantrum pada anak prasekolah usia 3-6 tahun
𝐻1 : Ada hubungan antara pola asuh orang tua dengtan temper tantrum
41
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
untuk meneliti hubungan pola asuh dengan temper tantrum pada anak usia
mana variasi pada suatu variable berkaitan dengan variasi pada satu atau
42
hubungan yang terjadi, yaitu hubungan antara pola asuh dengan temper
4.2.1 Populasi
yang diteliti berupa orang, kejadian perilaku atau sesuatulain yang akan
semua Orangtua dan anak usia prasekolah (3-5 Tahun) yang berada di
4.2.2 Sampel
2013). Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah orangtua anak
43
sebagai responden atau sampel. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah
kegiatan penelitian yang akan dilakukan, meliputi siapa yang akan diteliti
44
Populasi :
Anak usia pra sekolah di PAUD Pelangi II Desa kepel, Kare, Madiun
sebesar 45 anak usia 3 – 5 tahun
Sampel :
Seluruh anak usia pra sekolah di PAUD Pelangi II Desa kepel, Kare,
Kab. Madiun
Desain Penelititan :
Korelasi dengan Pendekatan Cross Sectional
Pengumpulan Data :
Pengolahan Data :
Editing, coding, scoring, dan
tabulating
Pelaporan
Gambar 4.1 Kerangka kerja penelitian Hubungan pola asuh orangtua dengan
kejadian temper tantrum anak prasekolah di PAUD pelangi II (3-5
tahun)
45
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
beda terhadap sesuatu (benda, manusia dan lain-lain) (Soeparto, Putra &
Dependent Variable ad lah aspek tingkah laku yang diamati dari suatu
46
4.5.2 Definisi Operasional
Definisi Skor
Variabel Parameter Alat Ukur Skala Data
Operasional Kriteria
Independent Pola asuh a.Pola asuh Jawaban
Variable : adalah suatu Demokratis Kuesioner Nominal “tidak
Pola asuh proses interaksi b. Pola asuh pernah”diberi
orangtua total orang tua otoriter skor 1,
dan anak, c. Pola asuh Jawaban
mengarahkan permisif “Jarang”
tingkah laku diberi skor 2,
anak selama Jawaban
masa “sering diberi
perkembangan skor 3,
serta memberi Jawaban
pengaruh “Sangat
terhadap sering” diberi
perkembangan skor 4
kepribadian Untuk kriteria
anak dan terkait dengan :
dengan kondisi T skor < T
psikologis mean : Tidak
Baik
T skor ≥ T
mean : Baik
Dependent Temper merajuk Kuesioner Ordinal Favorable:
Variable Tantrum adalah (whinning), Jawaban
Temper indikasi menangis “tidak
tantrum ketidakmampua (crying), pernah”diberi
pada anak n anak menjerit skor 1,
usia mengontrol (screaming), Jawaban
prasekolah emosi, anak memukul “Jarang”
prasekolah (hitting), diberi skor 2,
cenderung menendang Jawaban
mengeluarkan (kicking), “sering diberi
tantrum, karena menarik skor 3,
ada keinginan baju/rambut Jawaban
untuk orangtua, dan “Sangat
menguasai, berguling- sering” diberi
autonomi, tidak guling di skor 4
diperhatikan lantai.
oleh orang Beberapa Unfavorable ;
47
dewasa atau anak juga Jawaban
kekurangan menahan “tidak
akan keahliaan nafas (holding pernah”diberi
kognitif dan the breath) skor 4,
motorik. Jawaban
“Jarang”
diberi skor 3,
Jawaban
“sering diberi
skor 2,
Jawaban
“Sangat
sering” diberi
skor 1
Kriteria
temper
tantrum :
< 66 : Rendah
66 ≥ -<98:
Sedang
99 ≥
:Tingg
i
orang tua dengan temper tantrum pada anak pra sekolah menggunakan
instrumen berupa skala. Skala yang digunakan adalah skala pola asuh dan
skala temper tantrum. Skala pola asuh yang disusun berdasarkan tiga
elemen yaitu pola asuh demokratis, pola asuh permisif dan pola asuh
otoriter. (Robinson, C., Mandleco, B., Olsen, S. F., & Hart, C. H. 1995).
nominal. Untuk menentukan pola asuh orang tua dengan cara menjumlah
48
dengan mean T jika lebih besar dari mean maka kategori baik, jika kurang
sangat sering, sering, jarang, dan tidak pernah, yang dimaksud dengan
sangat sering adalah perlakuan akan sesuatu yang dilakukan secara terus
terus menerus namun tidak tiap hari/hampir tiap hari. Jarang adalah
perlakuan akan sesuatu yang dilakukan tidak menentu dan terlihat hampir
tidak melakukan perbuatan itu. (Syaidze, 2016) Skala temper tantrum ini
pengertian diatas, maka skala yang digunakan adalah skala ordinal dengan
49
diukur. Kontinum jenjang ini contohnya adalah dari rendah ke tinggi, dari
paling jelek ke paling baik, dari sangat tidak puas ke sangat puas, dan
Ket :
µ = Mean Teoritik
σ = Standar Deviasi
X = Skor Kuesioner
𝑋𝑚𝑎𝑥 −𝑋𝑚𝑖𝑛
µ=
2
132 −33
µ=
2
µ = 49,5
𝑋𝑚𝑎𝑥 −𝑋𝑚𝑖𝑛
σ=
6
132 −33
σ=
6
σ = 16,5
50
selanjutnya untuk menentukan skor temper tantrum dimasukan kedalam
X < 66 : Rendah
66 ≥ X < 99 : Sedang
3. (49,5 + 16,5) ≥ X
99 ≥ X : Tinggi
1. < 66 : Rendah
2. 66 ≥ - < 99 : Sedang
3. 99 ≥ :Tinggi
4.6.1 Validitas
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2010).
Kuesioner pola asuh orang tua dan temper tantrum ini sudah diuji validitas
validitas untuk pola asuh orangtua antara 0,612 – 0,820 dan 30 kuesioner
51
dinyatakan valid semua. Sementara untuk kuesioner temper tantrum 33
4.6.2 Reliabilitas
sebagai alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Sugiyono, 2006).
uji dikatakan reliabel apabila nilai koefisien alpha > 0,6 (Sugiyono, 2010).
pola asuh sebesar 0,964 dan kuesioner temper tantrum sebesar 0,971 yang
52
datanya disebut responden (Arikunto, 2010). Sumber data yang digunakan
dan data sekunder. Sumber data primer adalah data yang diperoleh dari
peneliti, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak
lain, badan atau instansi yang secara rutin mengumpulkan data (Setiadi,
2007). Data primer yang digunakan oleh peneliti diperoleh dari pengisian
Pelangi II
53
perijinan dari BAKESBANGPOL, selanjutnya mengurus perijinan
izin PAUD
tujuan penelitian
10. Jika orang tua berhalangan hadir maka akan didatangi ke rumah
dari :
54
data. Tujuanya adalah mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada
didaftar pertanyaan.
penilaian atau skor. Scoring dalam pemberian nilai pada seriap item,
pada skala pola asuh orang tua terdapat 30 pertanyaan dengan skoring:
skor 4
(Azwar, 2012)
55
c.) Unfavorable ; Jawaban “tidak pernah”diberi skor 4, Jawaban
a. < 66 : Rendah
b. 66 ≥ - < 99 : Sedang
c. 99 ≥ : Tinggi
1. Univariat
56
pekerjaan. Penyajiannya dalam bentuk distribusi dan prosentase dari
variabel independent adalah pola asuh orang tua dan variabel dependent
adalah temper tantrum pada anak prasekolah. Data yang akan dianalisa
2. Bivariat
hubungan antara Pola asuh orangtua dengan temper tantrum pada anak
nominal maka uji statistik yang digunakan adalah Uji Chi Square tabel
Keterangan :
= Chi kuadrat
57
= Frekuensi yang diharapkan (Arikunto, 2011)
Pada penelitian ini mengunakan uji chi square dengan tabel 2x3 dengan
Temper tantrum
Pola Asuh Total
Ringan Sedang Tinggi
Baik A B C A+B+C
Tidak baik D E F D+E+F
Total A+D B+E C+F A+B+C+D+E+F
kesimpulan.
nilai p ≤ α (0,05)
58
Keterangan :
KK = Koefisien Kontingensi
= Chi Square
No Nilai Kategori
1. 0,00-0,199 Sangat rendah
2. 0,20-0,399 Rendah
3. 0,40-0,669 Sedang
4. 0,60-0,799 Kuat
5. 0,8-1,000 Sangat kuat
1. Beneficence
59
anak akibat hospitalisasi dan tindakan tersebut tidak beresiko melukai
2. Justice
dengan dua cara yaitu hak untuk diperlakukan dengan adil dalam
60
BAB 5
Pada bab ini disajikan hasil dan pembahasan dari pengumpulan data
kuesioner yang telah diisi oleh responden mengenai hubungan pola asuh orangtua
dengan kejadian temper tantrum pada anak usia prasekolah di PAUD Pelangi II
Pengumpulan data dilakukan selama 1 hari pada tanggal 20 Mei 2017 .Penelitian
anak.
7.30 WIB s/d 10.00 WIB, PAUD pelangi II berada di daerah pegunungan.
Hasil penelitian terdiri dari data umum dan data khusus. Data
orangtua dan umur anak. Sedangkan data khusus menampilkan pola asuh
61
5.2.1 Data Umum
62
c. Karakteristik Responden (Orangtua) Berdasarkan Pekerjaan.
63
e. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Minimal Standar CI
No Variabel Mean Median Modus
Maksimal Deviasi 95%
18 27,8
1. Usia 29,9556 30,00 24 7,009
49 32,0
Sumber : Data primer
Minimal Standar CI
No Variabel Mean Median
Maksimal Deviasi 95%
3 3,5
1. Usia anak 3,733 4,00 7,42
5 3,9
Sumber : Data primer
adalah 4,00 tahun. Usia yang termuda adalah 3 tahun sedangkan yang
64
pada pendapatan rendah. Pengkategorian berdasarkan BPS (2008)
akan ditampilkan hasil penelitian yang terkait dengan data khusus yang
meliputi Pola asuh orantua dan data temper tantrum yang diambil dari
65
b. Karakteristik Temper Tantrum
tinggi.
Tabel 5.10 Tabulasi silang pola asuh orangtua dengan kejadian temper
tantrum di PAUD Pelangi II di Desa Kepel, Kecamatan
Kare, Kabupaten Madiun
asuh orang tua baik dengan temper tantrum rendah yaitu 11 responden
(52,4%), orang tua yang memiliki pola asuh baik dengan temper
dengan pola asuh baik yang memiliki anak dengan temper tantrum
66
yang tidak baik dengan temper tantrum yang tinggi sebanyak 16
responden (8,3%).
pola asuh orangtua dengan temper tantrum pada anak usia prasekolah
tingkat sedang.
5.3 Pembahasan
5.3.1 Pola Asuh Orangtua di PAUD Pelangi II Desa Kepel Kecamatan Kare
Kabupaten Madiun
Madiun menunjukkan bahwa pola asuh orangtua dalam kategori tidak baik
bahwa responden dengan pola asuh tidak baik dapat dipengaruhi oleh usia
67
orangtua. Dari 45 responden dengan pola asuh tidak baik sebanyak 24
dengan mereka yang tua, berdasarkan teori dari hurlock maka usia tua
cenderung menerapkan pola asuh otoriter atau tidak baik ini sesuai dengan
hasil yang diperoleh peneliti. Dari pendapat Hurlock (2010) dan hasil
lebih menerapkan pola asuh yang baik karena usia muda cenderung
mengguankan pola asuh yang demokratis atau baik daripada orang tua
terhadap pola asuh anak. Hasil perhitungan korelasi sebesar 0,820 berarti
terdapat hubungan yang sangat kuat antara tingkat pendidikan orang tua
68
dan prngalaman mengasuh dengan pola asuh anak. Sehingga peneliti
pemberian pola asuh anak, Pendidikan orangtua yang tinggi maka orangtua
(2010) orangtua dari kalangan menegah kebawah akan lebih tidak baik dan
5.3.2 Temper Tantrum Anak Usia Prasekolah (3-5 Tahun) di PAUD Pelangi
II Di Desa Kepel Kecamatan Kare Kabupaten Madiun
69
Madiun menunjukkan bahwa Berdasarkan Tabel 5.9 diketahui sebagian
temper tantrum yang tinggi,. Menurut Borba (2009) Anak usia prasekolah
20% diantaranya melakukan tantrum yang rendah dan anak diatas usia 4
tahun hanya 11% yang menunjukan tingkah laku tantrum sedang – berat.
pola asuh orang tua. Orangtua dalam hal ini sebenarnya lebih pada
dalam setiap bertingkah laku karena anak akan selalu meniru setiap
70
5.3.3 Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan temper tantrum anak usia
prasekolah (3-5 tahun) di PAUD Pelangi II Desa Kepel, Kecamatan
Kare, Kabupaten Madiun
Dari hasil tabel 5.8 menunjukkan bahwa pola asuh orang tua yang
responden (24,4%), pola asuh orang tua yang tidak baik menghasilkan
berarti ada hubungan antara pola asuh orangtua dengan temper tantrum
pada anak usia prasekolah (3-5 Tahun) di PAUD Pelangi II Desa Kepel,
variable pada tingkat sedang. Dari hasil tersebut didapatkan bahwa pola
asuh orang tua yang tidak baik akan mengakibatkan temper tantrum anak
yang tinggi.
Anak yang terlalu dimanjakan dan selalu mendapat apa yang ia inginkan,
bisa tantrum ketika suatu kali permintaannya ditolak. Anak yang terlalu
ketika suatu kali permintaannya ditolak. Bagi anak yang terlalu dan di
71
mengasuh anak secara tidak konsisten juga bisa menyebabkan anak
tantrum, oleh Karena itu pola asuh mempunyai hubungan dengan tingkat
kejadian temper tantrum pada anak usia prasekolah. Ini sesuai dengan
sehingga perhatian untuk anak akan berkurang, maka anak akan mencari
diharapkan. Metode ini lebih menekankan aspek edukatif dari disiplin dari
pada aspek hukumannya. Pada pola asuh ini menggunakan hukuman dan
secara sadar menolak melakukan apa yang diharapkan dari mereka. Bila
lain.
72
Dengan cara demokratis ini pada anak akan tumbuh rasa
2008).
temper tantrum yang tepat menurut wiyani (2014). salah satunya yaitu
mencoba mengerti dan memahami jenis tantrum yang terjadi pada saat
anak marah besar. Jika anak menunjukkan tantrum, orang tua akan
hendaknya mengabaikan perilaku anak pada saat itu, tidak melihat kearah
menggangu teman, atau melukai orang lain dapat dicegah seperti merajuk
73
BAB 6
PENUTUPAN
Pada bab ini peneliti akan menyampaikan tentang hubungan pola asuh
orangtua dengan kejadian temper tantrum pada anak usia prasekolah (3-5 tahun)
6.1 Kesimpulan
1. Dari total 45 responden, responden didapati hasil pola asuh yang baik
hubungan antara pola asuh orangtua dengan temper tantrum pada anak
74
korelasi sebesar 0,501 yang diinterpretasikan bahwa kekuatan
6.2 Saran
1. Bagi Keluarga
Terapkanlah Pola asuh yang baik seperti pola asuh demokraatis agar
para orangtua.
dan wawasan mahasiswa tentang pola asuh orangtua dan temper tantrum
Pada penelitian ini telah terbukti bahwa dukungan hubungan pola asuh
orangtua dengan kejadian temper tantrum pada anak usia prasekolah (3-5
tantrum
75
DAFTAR PUSTAKA
Gunarsa, Singgih D. 2008. Psikologi Anak dan Remaja. Jakarta: PT BPK Gunung
Mulia.
Hagan, Jessica S. 2006. Mendidik Anak Memasuki Usia Prasekolah. Jakarta: PT.
Prestasi Pustakaraya.
Hames, Penney. 2005. Menghadapi dan Mengatasi Anak yang Suka Ngamuk.
Jakarta: PT Gramedia.
Hasan, Maimunah. 2011. Pendidikan Anak Usia Dini. Jogjakarta: Diva Press.
76
Ismaya, Y. 2010. Pengaruh Penggunaan Timeout Terhadap Penurunan Temper
Tantrum Pada Usia Balita. Jurnal. Pekanbaru: PSIK UR.
James, S.R & Ashwill, J. W. 2007. Nursing care of children : principles &
practices.St. Louis: Saunders Elseiver.
Kartono, Kartini. 1991. Bimbingan Bagi Abak dan Remaja yang Bermasalah.
Jakarta: CV. Rajawali.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Keempat. 2008. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Onder A, Gulay H. 2009. Reliability and validity of parenting style & dimension
questionnaire. Procedia Social Behavioral Science.
Robinson, C., Mandleco, B., Olsen, S. F., & Hart, C. H. (1995). Authoritative,
authoritarian, and permissive parenting practices: Development of a new
measure. Psychological Reports, 77, 819-830.
Sekar Rizkia, Kirana. 2013.Hubungan pola asuh orangtua dengan temper tantrum
anak prasekolah.Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Psikologi UNS
Syam. Subhan. 2013. Hubungan Pola Asuh Orang Terhadap Kejadian Temper
Tantrum Anak Usia Toodler Di PAUD Dewi Kunti Surabaya.
77
Saifuddin Azwar. 2012. Penyusunan Skala Psikologi, Edisi 2. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Wakschlag, Lauren S., Choi, Seung W., Carter, Alice S. 2012. Defining the
developmental parameters of temper loss in early childhood: implication for
developmental psychopathology. The Journal of Child Psychology and
Psychiatry (Vol. 53, No.11, November 2012).
Tandry, N 2008. Bad behaviour, tantrums and tempers. Jakarta : PT. Elex
Komputindo.
78
Lampiran 1 Surat izin pencarian data awal
79
Lampiran 2 Surat izin penelitian
80
Lampiran 3 Surat keterangan selesai penelitian
81
Lampiran 4 Surat permohonan menjadi responden
KepadaYth
Calon Responden
Di tempat
Dengan Hormat ,
Saya yang betandatangan di bawah ini adalah mahasiswa Stikes Bhakti
Husada Mulia Madiun Prodi S1 Keperawatan .
Nama : Andra Fatkur Rohman Dwi Hanura
NIM : 201302003
Akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Pola Asuh Orang
Tua dengan Kejadian Temper Tanrum Anak Prasekolah di PAUD Pelangi II Desa
Kepel, Kecamatan Kare, Madiun”.
Hormat Saya
82
Lampiran 5 Inform consent
Nama :………………………………………
Umur :………………………………………
Alamat :………………………………………
Madiun,………………….....
Peneliti, Responden
83
Lampiran 6 Kisi - kisi kuesioner
Jumlah
Kuesioner No Soal Parameter
Pertanyaan
1-13 Demokratif
Pola Asuh
30 14 - 26 Otoritatif
orangtua
27 - 30 Permisif
84
Lampiran 7 Kuesioner pola asuh dan Temper tantrum anak
KUESIONER 1
1. Tulis identitas Bapak/ Ibu pada lembar jawab yang telah disediakan, jawaban
Bapak/ Ibu terjamin kerahasiaannya.
2. Jawablah semua pernyataan yang ada.
3. Pada setiap pernyataan penulis sediakan 4 (empat) alternatif jawaban antara
lain:
SS : bila pernyataan Sangat Sering (Melakukan tindakan tersebut
setiap hari lebih dari satu kali)
S : bila pernyataan Sering (Melakukan tindakan hampir setiap hari)
J : bila pernyataan Jarang (Melakukan tindakan tidak setiap hari
misal Seminggu 1 kali)
TP : bila pernyataan Tidak Pernah dengan kondisi anak Anda.
4. anda menggunakan metode dalam mendidik anak
5. Teliti kembali apakah ada nomor yang belum terjawab.
6. Terimakasih atas perhatian dan kerjasamanya.
Umur : Usia :
Lainya……………………
Lainya……………………
Pendapatan : a. ≤ Rp.500.000
85
c. Rp. 1000.000 - Rp. 2000.000
Tidak Sangat
No Pernyataan Jarang Sering
Pernah Sering
1 Saya bertanggung jawab atas
perasaan dan
kebutuhan/keperluan anak saya
2 Saya terlebih dahulu
mempertimbangkan keinginan
anak saya sebelum memintanya
melakukan sesuatu
3 Saya jelaskan kepada anak saya
bagaimana sikap saya tentang
kelakuannya yang baik/buruk.
Tidak pernah
4 Saya mendorong anak saya
untuk berbicara mengenai
perasaan dan masalah-
masalahnya
5 Saya mendorong anak saya
untuk menyatakan perasaannya
dengan bebas, meskipun dia
tidak setuju.
6 Saya menjelaskan alasan-alasan
saya dan juga apa yang saya
harapkan
7 Saya menghibur dan
menunjukkan pengertian bila
anak saya bingung/marah
8 Saya memuji anak saya.
9 Saya pertimbangkan pilihan
anak saya dalam merencanakan
sesuatu untuk keluarga
(misalnya berakhir-pekan,
liburan)
10 Saya menghargai pendapat anak
saya dan mendorongnya untuk
mengemukakannya
11 Saya perlakukan anak saya
sama dengan anggota keluarga
lainnya
12 Saya mempunyai alasan-alasan
untuk hal-hal yang saya
harapkan dari anak saya
86
13 Saya meluangkan waktu dengan
suasana hangat dan akrab
dengan anak saya.
14 Bila anak menannyakan
mengapa dia harus melakukan
sesuatu, saya jawab karena saya
yang menyuruh, saya adalah
orangtuanya, atau karena hal itu
yang saya inginkan
15 Saya menghukumnya dengan
mengurangi kebebasannya
.(misalnya nonton TV, Bermain,
mengunjungi teman)
16 Saya berteriak/menghardik bila
tidak setuju dengan kelakuan
anak saya
17 Saya marah-marah kepada anak
saya
18 Saya memukul anak saya kalau
tidak suka dengan apa yang
dilakukan atau dikatakannya
19 Saya mengritik anak saya
supaya dia memperbaiki
kelakuannya
20 Saya menggunakan ancaman
sebagai bentuk hukuman
dengan sedikit atau tanpa
pertimbanga
21 Saya menghukum anak saya
dengan tidak menunjukkan
ekspresi emosional (misalnya
mencium, merangkul) Tidak
pernah
22 Secara terang-terangan saya
mengritik bila kelakuan anak
saya tidak sesuai dengan yang
saya harapkan
23 Saya berusaha untuk mencoba
mengubah sikap atau perasaan
anak saya
24 Saya perlakukan anak saya
sama dengan anggota keluarga
lainnya
25 Saya berusaha untuk mencoba
mengubah sikap atau perasaan
anak saya
87
26 Saya mengingatkan mengenai
apa yang saya lakukan dan telah
lakukan untuk dia
27 Saya merasa susah membuat
anak disiplin
28 Saya memberi sesuatu jika anak
saya rewel atau berbuat sesuatu
29 Saya menuruti anak saya
30 Saya mengabaikan/tidak peduli
kelakuan tidak baik anak saya
88
KUESIONER 2
1. Tulis identitas Bapak/ Ibu pada lembar jawab yang telah disediakan, jawaban
Bapak/ Ibu terjamin kerahasiaannya.
2. Jawablah semua pernyataan yang ada.
3. Pada setiap pernyataan penulis sediakan 4 (empat) alternatif jawaban antara
lain:
SS : bila pernyataan Sangat Sering (Melakukan tindakan tersebut
setiap hari lebih dari satu kali)
S : bila pernyataan Sering (Melakukan tindakan hampir setiap hari)
J : bila pernyataan Jarang (Melakukan tindakan tidak setiap hari
misal Seminggu 1 kali)
TP : bila pernyataan Tidak Pernah dengan kondisi anak Anda.
4. Bapak/ Ibu harus memilih salah satu jawaban dengan memberi tanda silang
(X) pada kolom jawaban yang telah disediakan. Usahakan jangan
terpengaruh jawaban orang lain.
5. Teliti kembali apakah ada nomor yang belum terjawab.
Terimakasih atas perhatian dan kerjasamanya.
Jawaban
No Pernyataan Sangat Tidak
Sering Jarang
Sering Pernah
1 Anak saya menghentakkan kaki
sampai bergulingguling di lantai
saat mengamuk.
2 Walau sedang marah dan kesal,
anak saya tetap diam
3 Anak saya memukul temannya
jika diganggu.
4 Anak saya diam saja ketika
mainannya direbut oleh
temannya.
5 Jika anak saya sedang kesal, ia
akan memukul-mukul tangan
6 Anak saya tiba-tiba membentur-
benturkan kepalanya sendiri saat
kesal.
89
7 Anak saya akan menendang-
nendang barang disekitarnya
ketika sedang marah.
8 Ketika dilarang menonton kartun
kesukannya, anak saya langsung
masuk kamar dengan
membanting pintu kamarnya.
9 Ketika keinginannya belum
terpenuhi, anak saya bisa
menerima.
10 Anak saya melempar mainannya
ketika dia merasa bosan.
11 Saat anak saya bosan bermain,
maka ia akan mengalihkan
perhatian ke hal-hal lain.
12 Dimanapun tempatnya, anak saya
menangis dengan keras ketika
sedang marah.
13 Anak saya menangis dengan
keras ketika ia dilarang bermain.
14 Bila menginginkan sesuatu, anak
saya akan merengek hingga
keinginannya terpenuhi.
15 Ketika menginginkan jajan, anak
meminta tanpa merengek kepada
saya.
16 Anak saya menjerit-jerit ketika
sedang marah
17 Ketika sedang berada di
keramaian, anak saya bisa
menjaga emosinya.
18 Anak saya memarahi teman yang
merebut mainannya dengan kata-
kata kotor (tidak pantas)
19 Ketika mainannya direbut, anak
saya mengalah dan berganti ke
mainan lain
20 Saat saya tegur, anak saya
mengumpat dibelakang saya.
21 Anak saya menghentakkan
kakinya saat merasa kecewa.
22 Anak saya termasuk anak yang
pendiam, walaupun suasana
hatinya sedang buruk.
90
23 Saya dipukul anak ketika
melarangnya bermain
24 Anak saya membenturkan
kepalanya ke dinding ketika
marah.
25 Saya akan ditendang anak ketika
ia sedang kesal
26 Anak saya membanting pintu
ketika keinginannya ditolak
27 Saat jengkel, anak saya
melemparkan barang yang ada
didekatnya
28 Anak saya bisa menjaga
mainannya supaya tidak cepat
rusak.
29 Ketika sedang menangis, anak
saya sulit untuk didiamkan
kembali.
30 Saya senang mengajak anak saya
pergi, karena ia anak yang patuh.
31 Anak saya merengek terus
menerus ketika keinginannya
tidak terpenuhi.
32 Ketika berbelanja anak
berteriak/menjerit jika saya
menolak membelikan mainan.
33 Ketika dijahili temannya, anak
saya memilih untuk menghindar
91
Lampiran 8 Tabulasi Kuesioner
Jenis Pernyataan
Nama Jenis Umur
No Pekerjaan Pendapatan Umur Pendidikan Kelamin Score T score Kategori
Orangtua Kelamin Anak
Pekerjaan anak Mean
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
KK T
1 Ny. A Petani Petani <Rp.500.000 34 Perempuan SMP Perempuan 3 3 2 1 1 1 2 3 3 2 2 1 2 3 3 2 2 2 1 3 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 55 50 15,73 Tidak Baik
2 Ny. J Petani Petani <Rp.500.000 21 Perempuan SMP Perempuan 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 1 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 89 50 67,64 Baik
3 Ny. I Petani Wiraswasta <Rp.500.000 18 Perempuan SMP Laki - Laki 3 4 3 4 3 2 3 4 3 2 3 3 3 4 1 1 2 2 1 4 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 81 50 55,43 Baik
4 Ny. M Petani Petani <Rp.500.000 30 Perempuan SD Perempuan 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 78 50 50,85 Baik
Rp.500.000
5 Ny. Y Wiraswasta Wiraswasta - Rp. 49 Perempuan SMA Laki - Laki 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 78 50 50,85 Baik
1000.000
6 Ny. W Petani Petani <Rp.500.000 29 Perempuan SD Perempuan 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 85 50 61,54 Baik
Rp.500.000
7 Ny. A Wiraswasta Wiraswasta - Rp. 25 Perempuan SMA Perempuan 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 74 50 44,74 Tidak Baik
1000.000
8 Ny. A Petani Wiraswasta <Rp.500.000 24 Perempuan SMA Laki - Laki 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 84 50 60,01 Baik
Rp.500.000
9 Ny. W Wiraswasta Wiraswasta - Rp. 28 Perempuan SMA Laki - Laki 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 84 50 60,01 Baik
1000.000
Rp.500.000
10 Ny. R Wiraswasta Petani - Rp. 30 Perempuan SMA Laki - Laki 5 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 83 50 58,48 Baik
1000.000
11 Ny. N Petani Petani <Rp.500.000 35 Perempuan SMP Perempuan 4 4 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 75 50 46,27 Tidak Baik
12 Ny. S Petani Petani <Rp.500.000 24 Perempuan SMP Perempuan 5 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 1 2 3 2 2 3 3 3 2 1 2 3 3 3 76 50 47,79 Tidak Baik
Rp.500.000
13 Ny. T Wiraswasta Wiraswasta - Rp. 25 Perempuan SMA Laki - Laki 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 78 50 50,85 Baik
1000.000
Rp.500.000
14 Ny. H Wiraswasta Wiraswasta - Rp. 23 Perempuan SMP Laki - Laki 3 2 3 2 3 2 3 3 2 4 3 1 2 2 2 2 2 2 1 3 2 3 3 4 4 3 3 2 3 2 1 74 50 44,74 Tidak Baik
1000.000
Rp.500.000
15 Ny. S Wiraswasta Wiraswasta - Rp. 38 Perempuan SMP Laki - Laki 4 2 3 2 3 2 3 3 2 4 3 1 2 2 2 3 2 2 1 3 2 3 3 4 4 3 3 2 3 2 1 75 50 46,27 Tidak Baik
1000.000
Rp.500.000
16 Ny. T Wiraswasta Wiraswasta - Rp. 39 Perempuan SMP Perempuan 4 2 3 2 3 2 3 3 2 4 3 1 1 3 3 3 2 2 1 3 2 3 3 4 4 3 3 2 3 2 1 76 50 47,79 Tidak Baik
1000.000
Rp.500.000
17 Ny. C Petani Petani - Rp. 40 Perempuan SD Perempuan 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 1 1 3 3 2 4 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 77 50 49,32 Tidak Baik
1000.000
Rp.500.000
18 Ny. L Petani Petani - Rp. 40 Perempuan SD Perempuan 4 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 1 1 3 3 2 4 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 75 50 46,27 Tidak Baik
1000.000
19 Ny. G Petani Petani <Rp.500.000 35 Perempuan SD Laki - Laki 4 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 1 2 2 2 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 76 50 47,79 Tidak Baik
20 Ny. S Petani Petani <Rp.500.000 24 Perempuan SD Perempuan 4 3 2 1 1 1 2 3 3 2 2 1 2 3 3 2 2 2 1 3 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 55 50 15,73 Tidak Baik
21 Ny. T Petani Petani <Rp.500.000 26 Perempuan SMP Perempuan 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 1 82 50 56,96 Baik
22 Ny. S Petani Petani <Rp.500.000 35 Perempuan SD Perempuan 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 2 2 1 3 2 3 2 2 3 1 3 3 3 3 1 84 50 60,01 Baik
23 Ny. T Petani Petani <Rp.500.000 22 Perempuan SD Perempuan 3 4 4 4 4 2 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 2 2 1 3 2 3 2 2 4 1 3 3 3 3 1 85 50 61,54 Baik
24 Ny. C Petani Petani <Rp.500.000 24 Perempuan SD Laki - Laki 5 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 1 3 1 2 2 2 2 2 1 2 3 3 1 74 50 44,74 Tidak Baik
25 Ny. N Petani Petani <Rp.500.000 20 Perempuan SD Laki - Laki 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 1 3 1 2 2 2 2 2 1 2 3 3 1 74 50 44,74 Tidak Baik
26 Ny. F Petani Petani <Rp.500.000 21 Perempuan SMP Laki - Laki 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 76 50 47,79 Tidak Baik
Rp.500.000
27 Ny. S Petani Wiraswasta - Rp. 21 Perempuan SMA Perempuan 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 1 4 3 2 1 3 2 1 3 3 2 3 2 2 4 3 1 81 50 55,43 Baik
1000.000
Rp.500.000
28 Ny. N Petani Wiraswasta - Rp. 32 Perempuan SMA Perempuan 3 4 3 4 4 4 3 3 4 2 3 1 2 1 4 4 2 2 1 1 1 3 2 3 1 3 3 2 3 2 1 76 50 47,79 Tidak Baik
1000.000
29 Ny. T Petani Petani <Rp.500.000 30 Perempuan SMP Laki - Laki 3 3 3 4 3 2 2 4 3 2 3 4 3 4 2 1 1 2 1 3 1 2 3 3 4 3 3 3 2 1 1 76 50 47,79 Tidak Baik
30 Ny. S Petani Petani <Rp.500.000 24 Perempuan SD Perempuan 4 3 4 4 2 3 1 4 4 4 2 3 3 3 2 1 3 3 1 3 1 2 3 3 4 3 3 4 4 2 2 84 50 60,01 Baik
31 Ny. D Petani Petani <Rp.500.000 35 Perempuan SMP Laki - Laki 4 3 4 4 2 3 1 4 4 4 2 3 3 3 2 1 3 3 1 2 1 2 3 3 4 3 3 4 4 2 1 82 50 56,96 Baik
32 Ny.H Petani Wiraswasta <Rp.500.000 32 Perempuan SMP Perempuan 4 3 3 4 3 2 2 4 3 2 3 4 3 4 2 1 2 2 1 3 1 2 3 3 4 3 3 4 3 2 1 80 50 53,9 Baik
33 Ny. J Petani Petani <Rp.500.000 31 Perempuan SMP Laki - Laki 5 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 1 4 2 2 1 3 3 3 2 4 3 3 4 4 3 2 1 87 50 64,59 Baik
34 Ny. W Petani Petani <Rp.500.000 35 Perempuan SD Perempuan 3 4 2 3 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 1 1 1 2 1 3 1 3 2 3 1 3 2 3 4 3 3 79 50 52,38 Baik
35 Ny. E Petani Petani <Rp.500.000 33 Perempuan SD Perempuan 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 1 3 2 2 2 2 1 2 1 2 3 3 1 3 2 2 73 50 43,21 Tidak Baik
Rp.1000.000
36 Ny. NY Wiraswasta Petani - Rp. 45 Perempuan SD Perempuan 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 79 50 52,38 Baik
2000.000
37 Ny. SQ Petani Wiraswasta <Rp.500.000 35 Perempuan SMP Laki - Laki 3 4 3 3 1 1 3 3 4 2 3 3 3 4 2 2 2 2 1 3 1 3 2 2 3 3 3 2 3 2 1 74 50 44,74 Tidak Baik
38 Ny. H Petani Petani <Rp.500.000 31 Perempuan SD Laki - Laki 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 1 2 3 3 2 2 3 3 3 2 1 74 50 44,74 Tidak Baik
39 Ny.W Petani Petani <Rp.500.000 40 Perempuan SD Laki - Laki 5 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 83 50 58,48 Baik
92
40 Ny. S Petani Wiraswasta <Rp.500.000 27 Perempuan SMA Laki - Laki 5 3 3 4 3 2 2 4 3 2 3 4 3 4 2 1 1 2 1 3 1 2 3 3 3 3 4 4 3 2 1 79 50 52,38 Baik
41 Ny, Y Petani Petani <Rp.500.000 26 Perempuan SMP Perempuan 4 4 2 3 2 3 3 3 3 1 3 4 4 4 1 1 1 2 1 3 1 3 2 2 4 3 2 3 4 3 1 76 50 47,79 Tidak Baik
42 Ny. T Petani Wiraswasta <Rp.500.000 24 Perempuan SMA Laki - Laki 3 4 3 4 3 3 3 4 3 1 3 4 4 4 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 4 2 2 1 2 2 1 69 50 37,11 Tidak Baik
43 Ny. D Petani Wiraswasta <Rp.500.000 25 Perempuan SMP Perempuan 3 4 3 3 3 2 2 4 3 2 2 3 3 4 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 3 3 3 4 3 2 1 77 50 49,32 Tidak Baik
44 Ny. W Petani Petani <Rp.500.000 30 Perempuan SD Laki - Laki 4 4 2 3 2 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 2 2 2 1 3 2 3 1 3 1 1 3 2 2 3 3 72 50 41,69 Tidak Baik
45 Ny. T Petani Petani <Rp.500.000 33 Perempuan SMA Laki - Laki 4 3 3 4 3 2 2 4 3 2 3 4 2 3 2 1 1 2 1 3 1 2 3 3 3 3 3 4 3 2 1 76 50 47,79 Tidak Baik
Pola asuh
Baik = 21
Pola asuh
Tidak Baik
=24
93
Pola Asuh Anak
Jenis Pernyataan
Nama Pekerjaan Jenis Umur Pola
No Pekerjaan Pendapatan Umur Pendidikan Kelamin Score Kategori
Orangtua KK Kelamin Anak Asuh
anak 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Tidak
1 Ny. A Petani Petani <Rp.500.000 34 Perempuan SMP Perempuan 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 1 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 109 Tinggi
Baik
2 Ny. J Petani Petani <Rp.500.000 21 Perempuan SMP Perempuan 4 1 1 1 2 3 1 1 1 4 4 1 4 2 4 4 4 2 1 3 1 1 4 1 1 1 1 2 4 1 4 4 1 3 73 Sedang Baik
3 Ny. I Petani Wiraswasta <Rp.500.000 18 Perempuan SMP Laki - Laki 3 2 1 1 2 2 1 1 1 2 4 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 4 1 4 4 1 4 63 Rendah Baik
Temper
19
tantrum
Tinggi
94
Temper
13
tantrum
sedang
Temper
13
tantrum
rendah
95
Lampiran 9 validitas dan reliabilitas
96
Validitas temper tantrum
Total_score
Pearson
Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00001 ,671* ,017 12
VAR00002 ,894** ,000 12
VAR00003 ,652* ,022 12
VAR00004 ,671* ,017 12
VAR00005 ,771** ,003 12
VAR00006 ,671* ,017 12
VAR00007 ,618* ,032 12
VAR00008 ,731** ,007 12
VAR00009 ,894** ,000 12
VAR00010 ,761** ,004 12
VAR00011 ,671* ,017 12
VAR00012 ,802** ,002 12
VAR00013 ,637* ,026 12
VAR00014 ,869** ,000 12
VAR00015 ,850** ,000 12
VAR00016 ,805** ,002 12
VAR00017 ,684* ,014 12
VAR00018 ,918** ,000 12
VAR00019 ,959** ,000 12
VAR00020 ,723** ,008 12
VAR00021 ,802** ,002 12
VAR00022 ,723** ,008 12
VAR00023 ,700* ,011 12
VAR00024 ,714** ,009 12
VAR00025 ,617* ,033 12
VAR00026 ,713** ,009 12
VAR00027 ,921** ,000 12
VAR00028 ,693* ,013 12
VAR00029 ,694* ,012 12
VAR00030 ,619* ,032 12
VAR00031 ,615* ,033 12
VAR00032 ,617* ,033 12
VAR00033 ,659* ,020 12
Total_score 1 12
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
97
Reliabilitas Pola asuh
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Based on
Cronbach's Alpha Standardized Items N of Items
,964 ,966 30
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Based on
Cronbach's Alpha Standardized Items N of Items
,964 ,966 30
98
Lampiran 10 analisis data
Frequencies
Statistics
Umur_Orangtua Umur_Anak
N Valid 45 45
Missing 0 0
Mean 29,9556 3,7333
Median 30,0000 4,0000
Mode 24,00a 4,00
Minimum 18,00 3,00
Maximum 49,00 5,00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Frequency Table
Umur_Orangtua
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 18,00 1 2,2 2,2 2,2
20,00 1 2,2 2,2 4,4
21,00 3 6,7 6,7 11,1
22,00 1 2,2 2,2 13,3
23,00 1 2,2 2,2 15,6
24,00 6 13,3 13,3 28,9
25,00 3 6,7 6,7 35,6
26,00 2 4,4 4,4 40,0
27,00 1 2,2 2,2 42,2
28,00 1 2,2 2,2 44,4
29,00 1 2,2 2,2 46,7
30,00 4 8,9 8,9 55,6
31,00 2 4,4 4,4 60,0
32,00 2 4,4 4,4 64,4
33,00 2 4,4 4,4 68,9
34,00 1 2,2 2,2 71,1
35,00 6 13,3 13,3 84,4
38,00 1 2,2 2,2 86,7
39,00 1 2,2 2,2 88,9
40,00 3 6,7 6,7 95,6
45,00 1 2,2 2,2 97,8
49,00 1 2,2 2,2 100,0
Total 45 100,0 100,0
99
Umur_Anak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3,00 18 40,0 40,0 40,0
4,00 21 46,7 46,7 86,7
5,00 6 13,3 13,3 100,0
Total 45 100,0 100,0
Explore
Descriptives
Statistic Std. Error
Umur_Anak Mean 3,7333 ,10249
95% Confidence Lower Bound 3,5268
Interval for Mean
Upper Bound 3,9399
5% Trimmed Mean 3,7037
Median 4,0000
Variance ,473
Std. Deviation ,68755
Minimum 3,00
Maximum 5,00
Range 2,00
Interquartile Range 1,00
Skewness ,402 ,354
Kurtosis -,796 ,695
Umur_Orangtua Mean 29,9556 1,04493
95% Confidence Lower Bound 27,8496
Interval for Mean
Upper Bound 32,0615
5% Trimmed Mean 29,6481
Median 30,0000
100
Variance 49,134
Std. Deviation 7,00959
Minimum 18,00
Maximum 49,00
Range 31,00
Interquartile Range 11,00
Skewness ,556 ,354
Kurtosis -,039 ,695
Temper_tantrum Pola_Asuh
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Statistics
Jenis_kela
Pekerjaa Pendapat min_orangt Pendidika Jenis_Kela
n an ua n min_Anak
N Valid 45 45 45 45 45
Missin
0 0 0 0 0
g
Statistics
Temper_tantrum Pola_Asuh
N Valid 45 45
Missing 0 0
Frequency Table
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Petani 29 64,4 64,4 64,4
Wirasw 16 35,6 35,6 100,0
Total 45 100,0 100,0
Pekerjaan_KK
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Petani 36 80,0 80,0 80,0
Wiraswasta 9 20,0 20,0 100,0
Total 45 100,0 100,0
101
Pendapatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <Rp.500.000 32 71,1 71,1 71,1
Rp.1000.000 - Rp. 2000.0 1 2,2 2,2 73,3
Rp.500.000 - Rp. 1000.00 12 26,7 26,7 100,0
Total 45 100,0 100,0
Jenis_kelamin_orangtua
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Perempuan 45 100,0 100,0 100,0
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 17 37,8 37,8 37,8
SMA 11 24,4 24,4 62,2
SMP 17 37,8 37,8 100,0
Total 45 100,0 100,0
Jenis_Kelamin_Anak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki - Laki 22 48,9 48,9 48,9
Perempuan 23 51,1 51,1 100,0
Total 45 100,0 100,0
Temper_tantrum
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 13 28,9 28,9 28,9
Sedang 13 28,9 28,9 57,8
Tinggi 19 42,2 42,2 100,0
Total 45 100,0 100,0
Pola_Asuh
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 21 46,7 46,7 46,7
Tidak Baik 24 53,3 53,3 100,0
Total 45 100,0 100,0
102
COMPUTE T_Score=50+(10*ZSkor_Pola_Asuh).
EXECUTE.
DESCRIPTIVES VARIABLES=T_Score
Descriptives
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
T_Score 45 15,91 67,81 50,0000 10,00000
Valid N (listwise) 45
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pola_Asuh *
45 100,0% 0 ,0% 45 100,0%
Temper_tantrum
103
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 15,069a 2 ,001
Likelihood Ratio 16,502 2 ,000
Linear-by-Linear
14,687 1 ,000
Association
N of Valid Cases 45
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 6,07.
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient ,501 ,001
N of Valid Cases 45
N of Valid Cases
104
Lampiran 11 Lembar Revisi
105
106
107
108
109
110
Lampiran 12
JADWAL PENELITIAN
Bulan
No Kegiatan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
1 Pembuatan data dan konsul
judul
2 Penyusunan proposal
3 Bimbingan proposal
4 Ujian proposal
5 Revisi proposal
6 Pengambilan data
7 Penelitian
8 Pengambilan data akhir
9 Penyusunan dan konsul
skripsi
10 Ujian skripsi
111
Lampiran 13 Lembar konsultasi
112
113
Lampiran 14 Dokumentasi
114