SKRIPSI
Oleh
AUDIA RANI
NMP. 161614006
Skripsi ini Diajukan sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Jurusan Ilmu Pendidikan
Program Studi PG-PAUD
Oleh
AUDIA RANI
NMP. 161614006
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu
perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?(10).
(yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan
Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika
kamu mengetahui.(11) (As-Shaff Ayat 10-11)
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa peneliti ucapkan segala rahmat
yang telah diberikannya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Muslim Nusantara
Al-Washliyah Medan.
Peneliti telah mendapat bantuan dan bimbingan dari semua pihak untuk
1. Bapak Dr. KRT H. Hardi Mulyono K Surbakti, SE, M.AP selaku Rektor
2. Bapak Drs. Samsul Bahri, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
3. Bapak Drs. Darajat Rangkuti, M.Pd selaku Ketua Prodi PG-PAUD Universitas
i
4. Ibu Shavreni Oktadi Putri, S.Psi.,M.Psi selaku Dosen pembimbing II yang
5. Bapak Sujarwo ,S.Pd. ,M.Pd selaku Penguji yang telah meluangkan waktu
nasehat dan bantuan materi yang telah membantu peneliti selama mengikuti
Medan.
semangat, do’a, waktu, dan motivasi, sehingga proposal ini dapat diselesaikan
oleh peneliti.
Medan, 2020
Penulis,
Audia Rani
NPM. 161614006
ii
ABSTRAK
AUDIA RANI
iii
ABSTRACT
RANI AUDIA
This study aims to determine how much role parents play in educating children's
assertive behavior. This type of research used in this research is quantitative with
the correlation method. The research sample was students of group B as many as
15 students. Data collection techniques in this study using questionnaires /
questionnaires and observation. The results of the data obtained were analyzed
statistically using the SPSS 20 program and the Pearson product moment
correlation method. The results showed that the Cronbach's Alpha value for each
variable was 0.883 and 0.570. There is a significant correlation between the role
of the family and the assertiveness of children with a correlation coefficient of
0.372. Rhitung value of 0.372. Assertive Attitude of Children is influenced by
other factors or variables that are not studied. So it can be concluded that the role
of the family has a low effect on children's assertiveness. Guided by the r-value
interpretation table that the r-count value falls into the low range, this low effect
means that the decreasing role of the family will affect the child's assertiveness.
Although low, this also shows that Ha is accepted. Judging from the significance
value (Sig.) 0.004 <0.05, it can be concluded that Ha is accepted, meaning that
there is a significant relationship between the role of the family and the
assertiveness of children. The role of the family has a significant effect on the
development of assertive behavior in children, but there are many other factors
that influence assertive behavior in children, namely, gender, parenting factors,
educational factors, cultural factors, self-esteem factors and age factors. The
results of this study are expected to add insight and knowledge, which can be used
to understand the role of the family on children's assertive behavior, especially in
children aged 5-6 years in the classroom so that children can apply assertive
behavior in everyday life as children can express their feelings and opinions. ,
asking for what individuals want, and saying no to what they don't want.
iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
ABSTRAK....................................................................................................... iii
ABSTRACT..................................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.8 Hipotesis......................................................................................... 7
v
3.3 Variabel dan Indikator.................................................................... 22
4.2 Pembahasan.................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 39
LAMPIRAN.................................................................................................... 41
vi
DAFTAR TABEL
No Nama Hal
Asertif Anak........................................................................................ 34
Asertif Anak........................................................................................ 35
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Masa usia dini merupakan masa yang sangat penting bagi perkembangan
bahwa masa usia dini, yaitu lahir sampai usia delapan tahun merupakan masa
yang disebut dengan golden age.Syarief (dalam Khadijah dan Armanila, 2017: 13)
manusia adalah pada saat janin (prenatal) sampai usia remaja (sekita 15 tahun)
dan tahap yang paling kritis adalah sampai usia lima tahun (balita). Dimana
pemberian perhatian pada masa usia dini menjadi hal penting untuk memperoleh
sumber daya manusia yang berkualitas Jalal (dalam Khadijah dan Armanila, 2017:
13). Dengan demikian, keluarga (orang tua), masyarakat seperti tokoh masyarakat,
tokoh agama, pengusaha dan lainnya serta pemerintah diharapkan terlibat untuk
berkualitas tersebut..
“pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian
1
2
dan rohoni agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
beberapa aspek perkembangan dasar anak usia dini yaitu kesadaran personal,
emosional, sosial, dan komunikasi. Aspek pertama yaitu kesadaran personal anak,
terjadi ketika anak mampu menyelesaikan masalah secara mandiri, aspek kedua
yaitu aspek emosional, melalui bermain anak dapat belajar menerima, berekspresi
dan mengatasi masalah dengan cara yang positif. Aspek yang ketiga yaitu sosial,
dengan bermain memberikan jalan untuk perkembangan sosial anak ketika anak
perkembangan bahasa.
dan utama diperoleh anak ialah dalam keluarga. Perilaku anak terhadap sekolah
berkesinambungan terhadap perilaku asertif anak, jika peran keluarga tidak baik
3
cepat atau lambat akan merusak fitrah kesucian yang dimiliki oleh anak yang
berupa kelembutan.
perilaku asertif menurut beberapa para ahli (dalam Setyaninggrum, 2013: 47-
akanmemberikan pengaruh besar dalam kehiduan anak saat ini dan kelak. Apabila
dalam menjalani kehidupan, maka akan timbul pengaruh yang kurang baik pada
kehidupan anak kelak. Kondisi keluarga yang penuh dengan kasih sayang
berdampak positif bagi perkembangan anak, karena itu : “Orang tua seharusnya
matang dan berubah tanpa dirundung rasa putus asa menyangkut masa depan
awal untuk menghantarkan anak pada jalan yang benar.Sebagaimana yang telah
diserukan Allah kepada hamba-Nya agar selalu memelihara diri sendiri dan juga
perasaan secara jujur dan langsung, sulit untuk mengungkapkan keyakinan dan
pemikiran secara terbuka, dan jarang anak yang dapat mempertahankan hak-hak
pribadinya..
4
yang bertujuan untuk mengembangkan seluruh aspek kemampuan yang ada pada
diri anak, baik kemampuan dasar maupun sikap dan perilakunya. Dimana anak-
perilaku asertif dalam permainan puzzle masih rendah. Sehingga perlunya peran
Atas dasar inilah peneliti ingin meneliti seberapa besar hubungan peran
keluarga terhadap perilaku asertif anak, baik itu perilaku yang baik maupun yang
perasaannya.
dan pemikiran.
5
pribadinya.
membatasi permasalahan yang akan diteliti ialah hubungan peran keluarga yaitu
ayah dan ibu, adapun peran ayah dan ibu adalah sebagai contoh atau model bagi
keluarga dan menciptakan kesadaran pada anak. Perilaku asertif yang akan
perasaannya, meminta apa yang anak inginkan, dan mengatakan tidak untuk hal
adalah apakah terdapat hubungan yang signifikan antara peran keluarga terhadap
asertif anak.
1. Manfaat teoritis
6
terhadap perilaku asertif anak khususnya pada anak usia 5-6 tahun di
kelas B.
2. Manfaat praktis
a. Bagi guru
b. Bagi anak
Bagi peneliti yang lain dapat digunakan sebagai salah satu referensi
adalah setiap yang dilakukan keluarga didepan mata anak akan berpengaruh
terhadap perilaku asertif anak. Apabila peran keluarga yang berperilaku masa
7
kasih yang tulus kepada anak, menempatkan anak dalam posisi yang penting di
sama, bersahabat, loyal, emosinya stabil, ceria dan bersikap optimis, mau
jelas untuk mencapai masa depan, dan bersikap realistic (memahami kekuatandan
1.8 Hipotesis
penelitian ini adalah terdapatnya hubungan yang positif antara peran keluarga
TINJAUAN PUSTAKA
perasaan secara jujur dan nyaman, ataupun untuk menggunakan hak-hak pribadi
tanpa melanggar hak-hak orang lain. Asertif bisa juga dikatakan sebagai perilaku
apa yang individu inginkan dan mengatakan tidak untuk hal yang tidak mereka
bahwa perilaku asertif sebagai ungkapan emosi yang tepat terhadap orang lain.
Berdasarkan dua pendapat tersebut, individu yang mampu berperilaku asertif akan
dari tindakannya sebelum melakukan suatu tindakan, meminta apa yang individu
8
9
inginkan dan mengatakan tidak untuk hal yang tidak individu inginkan tanpa
48-51) yaitu ketegasan, berani menyatakan pendapat. Asertif ini meliputi aspek-
dan memanfaatkannya.
perasaan secara langsung dan jujur, anak mampu mengungkapkan keyakinan dan
pemikiran secara terbuka, dan dapat memberikan respon dengan wajar pada hal-
a. Jenis Kelamin
b. Pola Asuh
Terdapat tiga jenis pola asuh orang tua, pertama; otoriter, orang tua
yang menerapkan pola asuh otoriter mendidik anak secara keras, penuh
diasuh dengan pola otoriter akan tumbuh menjadi anak yang rendah diri.
Kedua: pola asuh demokratis, orang tua yang mengasuh anak dengan
menjadi individu yang penuh percaya diri, mengetahui hak mereka, dapat
kehendak dengan cara menindas hak orang lain. Ketiga: pola asuh
11
permisif, orang tua yang mendidik tanpa adanya batasan dan aturan yang
mengikat bahkan bebas akan membuat anak tumbuh menjadi remaja yang
dengan cepat dan mudah. Anak menjadi sulit untuk dikendalikan (Santoso
c. Pendidikan
d. Kebudayaan
e. Harga Diri
perilaku asertif. Individu yang memiliki harga diri yang tinggi memiliki
12
rasa percaya diri menyatakan pikiran dan perasaan kepada orang lain
f. Usia
ditentukan oleh jenis kelamin, pola asuh, pendidikan, kebudayaan, harga diri, dan
usia.
c. Bersikap ramah dan bersahabat dengan orang lain serta dapat menyapa
dengan sikap ringan tidak hanya berdiam diri melihat dengan sikap
malu-malu.
pura.
tidak mengenakkan.
14
asertif berdasar pendapat para ahli adalah perilaku asertif memiliki perilaku yang
hak pribadi, dan dalam berkomunikasi tidak menyakiti perasaan orang lain.
tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai
yang lahir dari interaksi sosial. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial, baik dari
dalam maupun dari luar dan bersifat stabil.Peran adalah bentuk dari perilaku yang
diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu. Peran menurut Levinson
(dalam Sari 2017: 6) adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan
individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Peran meliputi norma-
Menurut Kurniawan (dalam Sari, 2017: 8-9) peran adalah harapan atau
standar perilaku yang telah diterima oleh keluarga, komunitas dan kultur. Perilaku
didasarkan pada pola yang ditetapkan melalui sosialisasi dimulai teat setelah
15
lahir.Peran diri adalah pola sikap, perilaku nilai yang diharapkan dari seseorang
dipengaruhi oleh keadaan sosial, baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat
adalah kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang
mempunyai hubungan sosial relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah,
perkawinan dan atau adopsi. Keluarga dilihat dari segi pendidikan merupakan satu
kesatuan hidup (sistem sosial), dan skeluarga menyediakan situasi belajar. Sebagai
satu kesatuan hidup bersama (sistem sosial) keluarga yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak mempunyai ikatan yang kuat dan saling kerja sama, dan saling memberi
disimpulkan bahwa keluarga adalah satu kesatuan hidup yang mempunyai ikatan
kuat, saling bekerja sama, saling memberi kasih sayang, dan keluarga merupakan
perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
nilai dan tingkah laku yang sesuai dengan yang diajarkan di sekolah. Dengan kata
lain, ada kontinuitas antara materi yang diajarkan di rumah dan materi yang
diajarkan di sekolah.
norma dan etika yang berlaku didalam lingkungan masyarakat, dan budayanya
dapat diteruskan dari orang tua kepada anaknya dari genersi-generasi yang
keluarga perlu ditanamkan pada sejak dini pada setiap individu (Agustin dkk,
2015: 52)
disegala norma dan etika yang berlaku didalam masyarakat, dan budaya yang
diteruskan dari orang tua atau keluarga kepada generasi-generasi yang disesuaikan
subsistem yaitu:
mansusia yaitu suami dan isteri. Peranan utama perkawinan ialah untuk
Subsistem ini mempunyai peran tersendiri dan jelas berbeda dengan peran
b. Parental Subsystem: yaitu subsistem keluarga yang terdiri dari orang tua
Subsistem ini bisa terdiri ayah ibu saja, akan tetapi bisa pula terdiri dari
ini (suami-isteri dan orang tua); suami isteri berbeda eran dengan ayah-ibu,
tindih. Misalnya seorang isteri adalah ibu dari anak-anaknya, anak dari
ibu-bapaknya dan isteri dari suaminya. Jika ia bekerja dan kuliah maka
18
Semua peran isteri itu membaur di keluarga. Demikian pula si suami dan
keluarga selanjutnya.
Menurut Covey (dalam Maulidya, 2018: 38-39) ada empat prinsip peranan
Keluarga yaitu :
atau model bagi anak. Tidak dapat di sangkal bahwa contoh dari
orang tua mempunyai pengaruh yang sangat kuat bagi anak. Orang
tua merupakan model yang pertama dan terdepan bagi anak (baik
positif atau negatif) dan merupakan pola bagi “way of life” anak.
atau keempat. Melalui modeling ini juga anak akan belajar tentang
negatif, orang tua mau tidak mau tetap menjadi mentor bagi anak.
Ada lima cara untuk memberikan kasih sayang pada orang lain,
praying: mendoakan orang lain secara ikhlas dari jiwa yang paling
memegang peranan penting dalam memberi contoh yang baik agar anak tidak
keliru dalam mencari identitas dirinya, orang tua dapat menjalin atau membangun
hubungan, orang tua juga dapat meluruskan struktur dan sistem keluarga, dan
METODOLOGI PENELITIAN
Menurut Sukardi (2012: 166) Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang
Variabel X Variabel Y
Peran Keluarga Perilaku Asertif Anak
dalam Permainan Puzzle
Modeling
Mentoring Kemampuan
Organizing mengungkapkan
Teaching perasaan.
Kemampuan
mengungkapkan
keyakinan dan
pemikiran secara
terbuka.
Kemampuan untuk
mempertahankan hak-
hak pribadi
21
22
3.2.1 Populasi
kesimpulannya.
Menurut Sugiyono, (2018: 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk itu sampel yang diambil
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.Hal ini
sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau
penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
dalam penelitian ini adalahseluruh anak di kelas yang jumlahnya 15 anak dari
3.3.2 Indikator
yang digunakan diambil dari aspek perilaku asertif anak usia dini yaitu:
terbuka.
kehidupan.
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data diperoleh dari observasi dan
angket.
1. Observasi
pada saat permainan puzzle bersama anak. Menurut (Sukardi, 2012: 78) observasi
adalah instrument lain yang sering dijumpai dalam penelitian pendidikan. Dalam
ini peneliti lebih banyak menggunakan salah satu dari pancaindranya yaitu indra
peran keluarga terhadap perilaku asertif anak sudah berjalan dengan baik atau
tidak.
2 Kemampuan Anak tidak dapat Anak dapat Anak dapat Anak dapat
mengungkap mengungkapkan mengungkapkan mengungkap mengungkapka
kan pendapat pendapat dengan kan pendapat n pendapat
keyakinan bantuan guru dengan tanpa dibantu
dan terbata-bata guru
pemikiran Anak tidak dapat Anak dapat Anak dapat Anak dapat
menyatakan menyatakan menyatakan menyatakan
ketidak setujuan ketidak setujuan ketidak ketidak setujuan
dengan bantuan setujuan dengan bersikap
guru dengan tegas
terbata-bata
3 Kemampuan Anak tidak dapat Anak dapat Anak dapat Anak dapat
untuk mempertahankan mempertahankan mempertahan mempertahanka
mempertaha barang miliknya barang miliknya kan barang n barang
nkan hak- dengan bantuan miliknya miliknya
hak pribadi teman atau guru dengan ragu- dengan
ragu tanpa beranitanpa
bantuan bantuan teman
teman atau atau guru
guru
Keterangan tabel
BB : Belum Berkembang
MB : Mulai Berkembang
2. Angket (Kuesioner)
Jumlah
Aspek Indikator No item
item
1. Modelling a. Menjadi contoh bagi anak 1, 2, 3, 4, 6
(model bagi 5, 6
anak) b. Belajar sikap proaktif/ cekatan 7, 8, 9, 10, 7
11, 12, 13
26
atau pertanyaan.
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat
J Jarang 4 2
TP Tidak Pernah 5 1
3.5. Uji Validitas dan Uji Relibilitas
1. Validitas
yang dimaksud. Adapun yang dimaksud dengan bagian instrumen dapat berupa
butir-butir pertanyaan dari angket atau butir-butir soal tes, tetapi dapat pula
dengan skor total digunakan rumus korelasi yang dikemukakan oleh pearson,
yang dikenal dengan rumus korelasi pearson product moment sebagai berikut:
r ∑ xy
xy=
√ (∑ x )( ∑ y )
2 2
28
Keterangan :
2. Reliabilitas
sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrument
yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih
menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar
sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama.
digunakan satu kali tes dengan menggunakan program komputerisasi, yaitu alpha
antara beberapa nilai (misalmya 0-10 atau 0-100) atau yang terbentuk skala 1-3, 1-
29
5 atau 1-7 dan seterusnya. Rumus alpha digunakan untuk mencari reliabilitas,
r
) )( σ )
∑σb 2
( ( k−1
11=
k
1−2t
Keterangan:
r 11 : reliabilitas instrument
σ1 2 : varian total
3. Hipotesis Penelitian
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
dirumuskan hipotesis, yaitu ada hubungan peran keluarga terhadap perilaku asertif
r Interpretasi
0 Tidak berkorelasi
0,01 – 0,20 Sangat rendah
0,21 – 0,40 Rendah
0,41 – 0,60 Agak rendah
0,61 – 0,80 Cukup
0, 81 – 0,99 Tinggi
1 Sangat tinggi
30
a. Jika nilai r =+1 terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
variabel X dengan Y
b. Jika nilai r =−1 tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan
a. Kriteria Skor
dan bahwa skor subjek dalam populasinya terdistribusi normal. Skala yang
ke tinggi, dari sangat tidak puas ke sangat puas, dari paling buruk ke
paling baik.
Kategorisasi Kriteria
Keterangan :
31
µ = Mean
σ = Standar Deviasi
rumus :
F
P= x 100 %
N
Keterangan :
F = Frekuensi
N = Jumlah Subjek
b. Koefisien Korelasi
dan kuatnya hubungan antar dua variabel. Arah dinyatakan dalam bentuk
mempunyai data yang normal. Untuk melihat bahwa populasi berdistribusi normal
atau tidak maka peneliti menggunkan uji normalitas dengan liliefors untuk
mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara peran keluarga terhadap perilaku
product moment.
32
r ∑ xy
xy=
√ (∑ x 2 )( ∑ y 2)
Keterangan :
BAB IV
kedalam kelas interval yang dapat disusun dalam tabel distribusi frekuensi
60
40
20
Sangat Baik
Sangat Kurang
Kurang
Cukup
Baik
0-15 15-25 26-50 51-75 76-100
4.1.3. Uji Validitas Pengaruh Peran Keluarga terhadap Sikap Asertif Anak
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Pengaruh Peran Keluarga terhadap Sikap
Asertif Anak
2 Item 2 0.688
3 Item 3 0.572
4 Item 4 0.542
5 Item 5 0.593
6 Item 6 0.545
7 Item 7 0.663
8 Item 8 0.794
9 Item 9 0.349
10 Item 10 0.572
11 Item 11 0.663
12 Item 12 0.542
13 Item 13 0.794
14 Item 14 0.349
15 Item 15 0.572
16 Item 16 0.663
17 Item 17 0.542
18 Item 18 0.572
19 Item 19 0.663
20 Item 20 0.794
21 Item 21 0.663
22 Item 22 0.549
23 Item 23 0.572
24 Item 24 0.663
25 Item 25 0.794
26 Item 26 0.663
27 Item 27 0.549
28 Item 28 0.572
29 Item 29 0.549
30 Item 30 0.794
31 Item 31 0.663
32 Item 32 0.794
33 Item 33 0.572
34 Item 34 0.794
35 Item 35 0.663
36 Item 36 0.794
37 Item 37 0.794
38 Item 38 0.663
Anak
37
sebaliknya jika nilai Cronbach’s Alpha < rtab maka kuesioner dinyatakan
Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Peran Keluarga terhadap Sikap Asertif
Anak
Reliability Statistics
Ket
No Variabel N N of item r hitung r tabel
1 Peran Keluarga (X) 15 38 0.883 0.514 Reliabel
2 Sikap Asertif Anak (Y) 15 3 0.570 0.514 Reliabel
4.1.5. Uji Hipotesis Pengaruh Peran Keluarga terhadap Sikap Asertif Anak
Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis Peran Keluarga terhadap Sikap Asertif
Anak
Correlations
Sikap Asertif Peran
Anak Keluarga
Sikap Asertif Pearson 1 .372
Anak Correlation
Sig. (1-tailed) .004
N 15 15
Peran Pearson .372 1
Keluarga Correlation
Sig. (1-tailed) .004
N 15 15
4.2. Pembahasan
38
dinyatakan valid apabila hasil hitung pearson correlation > rtabel (sig. 0.05).
Untuk menentukan nilai dari rtabel (sig. 0.05) dapat dilihat pada bagian r tabel
product moment dengan jumlah data (n) = 15 maka sebesar 0.514 sehingga
item dari skala setiap pernyataan dinyatakan valid karna rhitung > rtabel. Untuk
> 0.514 hal ini menyatakan bahwa data dari hasil kuesioner peran keluarga
adalah valid. Sedangkan untuk variabel sikap asertif anak didapatkan nilai
pearson correlation sebesar 0.744 > 0.514 hal ini menyatakan bahwa data
dari hasil observasi sikap asertif anak adalah valid. Dapat disimpulkan
0.883 dan 0.570. Nilai tersebut kemudian akan dibandingkan dengan nilai
rtab dengan nilai n = 15 dilihat pada distribusi nilai rtab pada signifikansi 5%
maka diperoleh nilai rtab sebesar 0.514. Karena nilai Cronbach’s Alpha
39
oleh faktor atau variabel lain yang tidak diteliti. Maka dapat disimpulkan
Berperdoman dari tabel interpretasi nilai r bahwa nilai r hit masuk kedalam
rendah, hal ini menunjukkan pula bahwa Ha diterima. Dilihat dari nilai
5.1. Kesimpulan
oleh faktor atau variabel lain yang tidak diteliti. Maka dapat disimpulkan
Berperdoman dari tabel interpretasi nilai r bahwa nilai r hit masuk kedalam
rendah, hal ini menunjukkan pula bahwa Ha diterima. Dilihat dari nilai
meningkatkan sikap asertif anak karena masih banyak faktor lain yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan sikap asertif anak supaya lebih baik
lagi.
5.2 Saran
40
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat dikemukakan
41
42
terhadap perilaku asertif anak khususnya pada anak usia 5-6 tahun di
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, yoga, satya, dyah dkk.2015. Peranan Keluarga Sangat Penting dalam
Pendidikan Mental, Karakter Anak Serta Budi Pekerti
Anak.http://iptek.its.ac.id/index.php/jsh/article/download/1241/1060.
Diakses 26 februari 2020 pukul 11:56 wib
Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi edisi 2. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Budiyono, Alief. 2012. Sikap Asertif Dan Peran Keluarga Terhadap Anak.
http:ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/komunika/article/download/
344/309. (diakses 2 januari 2020 pukul 14.26)
Fatimah, Dewi.2013. Peningkatan Perilaku Asertif Melalui Pelatihan
Keterampilan sosial.https://core.ac.uk/download/pdf/33513068.pdf.
(diakses 13 januari 2020 pukul 10: 22 wib)
Irwana, Mulya, Heni 2011. Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Anak.
https://lib.unnes.ac.id/6637/.(diakses3 januari 2020 pukul 10.15 wib)
Khadijah & Armanila. 2017. Permasalahan Anak Usia Dini. Medan: Perdana
Mulya Sarana
Maulidya, Ratna, Finurikha. 2018.Hubungan Peranan Keluarga Dengan
Kenakalan Remaja Pada Siswa-Siswi Kelas XI Di SMA Negeri Tumpang.
http://etheses.uin-malang.ac.id/13571/1/14410126.pdf. (diakses 2 januari
2020 pukul 14.26)
Mursid. 2017. Pengembangan Pembelajaran Paud. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Setyaninggrum, Riska. 2013. Hubungan Antara Konsep Diri Dengan
Asertivitas.https://core.ac.uk/download/pdf/33513258.pdf.(diakses 2 januari
2020 pukul 14.26)
Sukardi. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara
44
Sari, Nugraha, Ita, Puri, Dwi. 2017. Hubungan Peran Keluarga Dengan
Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia Dini 2-3 Tahun.
http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/80/3/skripsi(diakses pada 3 februari 2020
pukul 20.16 wib)
Sugiyono, 2018.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono, 2009.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Usman, Husaini & Akbar, Setiady, Purnomo. 2017. Pengantar Statistik. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Willis, S. Sofyan, 2015, Konseling Keluarga. Bandung: Alfabeta
45
LAMPIRAN
46
Pekerjaan :
Nama Anak :
3. Isilah dengan jujur sesuai dengan kenyataan pada diri bapak atau ibu.
4. Berilah tanda check ( √ )pada bagian jawaban yang bapak atau ibu anggap paling benar.
6. Keterangan pilihan
SL : Selalu KK : Kadang-kadang
SR : Sering P : Pernah
TP : Tidak pernah
N PERNYATAAN SL SR KK P TP
O
1 Saya tidak mengajarkan anak
berkomunikasi dengan sopan kepada
yang lebih tua
2 Saya mengajarkan anak agar
menghormati yang lebih tua
3 Saya tidak mengajarkan anak untuk
sholat dan mengaji
4 Berbicara didepan anak dengan bahasa
yang sopan
Frekuensi
No Indikator BB MB BSH BSB
* ** *** ****
Kemampuan mengungkapkan
1 perasaan
Kemampuan mengungkapkan
2 keyakinan dan pemikiran
Kemampuan untuk mempertahankan
3 hak-hak pribadi
Untuk memberi skor pada butir-butir perilaku asertif anak maka berilah tanda checklist
(√) pada kolom sesuai dengan criteria sebagai berikut :
Kemampuan
Kemampuan Kemampuan untuk
No Nama Anak mengungkapkan
mengungkapkan mempertahankan
keyakinan dan
perasaan hak-hak pribadi
pemikiran
B
MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB
B
1 Vivin Anggria
2 Widya Mukova
3 Rizky Aulia
4 Destia
5 Maya Nur S
6 Fahmy Idris
7 Yuly Pujiarti
51
8 Yudhistira
9 Alex Sutoyo
10 Wenny Andini
11 Irfan Aditya
12 Tyo Maulana
13 Aries Permana
14 Heru Susanto
15 Yuan Naufal
52
Nilai
No 1 2 3 Jumlah Skor %
1 3 2 2 7 46.7
2 2 3 3 8 53.3
3 4 3 3 10 66.7
4 1 2 4 7 46.7
5 4 3 4 11 73.3
6 2 3 3 8 53.3
7 3 2 3 8 53.3
8 4 4 4 12 80.0
9 2 3 3 8 53.3
10 3 3 3 9 60.0
11 4 3 4 11 73.3
12 2 2 3 7 46.7
13 2 3 3 8 53.3
14 4 3 4 11 73.3
15 2 3 4 9 60.0
53
Pernyataan
N Total
2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
o Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8
1 4 3 4 4 5 4 3 4 4 5 4 3 4 3 5 3 4 3 147
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 151
3 3 4 3 3 5 3 4 3 3 5 3 4 3 4 5 4 3 4 147
4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 162
5 2 4 2 4 5 2 4 2 4 5 4 4 2 4 5 4 2 4 139
6 2 5 2 5 5 2 5 2 5 5 5 5 2 5 5 5 2 5 146
7 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 166
8 3 3 3 5 5 3 3 3 5 5 5 3 3 3 5 3 3 3 139
9 2 3 2 5 4 2 3 2 5 4 5 3 2 3 4 3 2 3 120
10 2 2 2 5 5 2 2 2 5 5 5 2 2 2 5 2 2 2 125
11 2 2 2 5 5 2 2 2 5 5 5 2 2 2 5 2 2 2 120
12 4 2 4 4 5 4 2 4 4 5 4 2 4 2 5 2 4 2 131
13 3 4 3 5 5 3 4 3 5 5 5 4 3 4 5 4 3 4 155
14 3 3 3 4 5 3 3 3 4 5 4 3 3 3 5 3 3 3 135
15 4 3 4 5 4 4 3 4 5 4 5 3 4 3 4 3 4 3 152
54
Statistics
Sikap Asertif Anak Peran Keluarga
N Valid 15 15
Missing 0 0
Mean 8.9333 142.3333
Std. Error of .43058 3.67445
Mean
Median 8.0000 146.0000
Std. Deviation 1.66762 14.23109
Correlations
Sikap Asertif Perilaku
Anak Orangtua
Sikap Asertif Pearson Correlation 1 .372
Anak Sig. (1-tailed) .004
N 15 15
Perilaku Pearson Correlation .372 1
Orangtua Sig. (1-tailed) .004
N 15 15
Reliability Statistics of
Sikap Asertif Anak
Cronbach's Alpha N of Items
.570 3
55
Correlations
item_1 item_2 item_3 skor_total
item_1 Pearson Correlation 1 .427 .228 .836**
Sig. (2-tailed) .112 .413 .000
N 15 15 15 15
item_2 Pearson Correlation .427 1 .413 .749**
Sig. (2-tailed) .112 .126 .001
N 15 15 15 15
item_3 Pearson Correlation .228 .413 1 .648**
Sig. (2-tailed) .413 .126 .009
N 15 15 15 15
skor_total Pearson Correlation .836 **
.749 **
.648 **
1
Sig. (2-tailed) .000 .001 .009
N 15 15 15 15
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).