Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM

A. Konsep Dasar Teori


1. Definisi
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang
salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang
budaya klien.
Gangguan isi pikir dapat di identifikasi dengan adanya waham. Waham atau
delusi adalah ide yang salah dan bertentangan atau berlawanan dengan semua
kenyataan dan tidak ada kaitan nya dengan latar belakang budaya (Keliat, 2009).

2. Tujuan
1) Pasien dapat ber-orientasi kepada realitas secara bertahap
2) Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar
3) Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
4) Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar

3. Faktor Pencetus
a) Faktor Predisposisi
1. Genetis / diturunkan
2. Neurobiologis : adanya gangguan pada korteks pre-frontal dan konteks
limbik
3. Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamine, serotonin, dan glutamat
4. Virus : paparan virus influenza pada trimester III
5. Psikologis
b) Faktor Presipitasi
1. Proses pengolahan informasi yang berlebihan
2. Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal
3. Adanya gejala pemicu

4. Macam-Macam Waham
1) Waham kebesaran : meyakini bahwa ia memiliki kebesaran / kekuasaan khusus
2) Waham curiga : meyakini bahwa ada seseorang / kelompok yang berusaha
merugikan / mencederai diri nya
3) Waham agama : memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan

1
4) Waham somatic : meyakini bahwa tubuh / bagian tubuh nya terganggu / terserang
penyakit
5) Waham nihilistic : meyakini bahwa diri nya sudah tidak ada di dunia / meninggal

5. Manifestasi Klinis
1) Klien mengungkapkan sesuatu yang di yakini (tentang agama, kebesaran, curiga,
keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan
2) Klien tampak tidak mempercayai orang lain, curiga, bermusuhan
3) Takut, kadang panic
4) Tidak tepat menilai lingkungan / realitas
5) Ekspresi tegang, mudah tersinggung

6. Pohon Masalah

Kerusakan Komunikasi Verbal

Perubahan proses pikir : waham …….

Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah

7. Rentang Respon
Respon Adaptif Respon Maladaptif

1) Pikiran logis 1) Distorsi pikiran


2) Persepsi akurat 2) Ilusi 1) Waham
3) Emosi konsisten 3) Reaksi emosi berlebih 2) Halusinasi
dgn pengalaman atau kurang 3) Sulit berespon emosi
4) Perilaku sesuai 4) Perilaku aneh atau 4) Perilaku kacau
5) Berhubungan tidak biasa 5) Isolasi sosial
sosial 5) Menarik diri

B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya, mengidentifikasi kebutuhan yang tidak
terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan, mempraktekkan pemenuhan kebutuhan yang tidak
terpenuhi.

2
Fase Orientasi
“Assalamu’alaikum, perkenalkan nama saya Aini, saya perawat yang dinas pagi ini di
ruang Melati. Saya dinas dari pukul 07.00 - 14.00 nanti, saya yang akan merawat bang
B hari ini”
“Nama abang siapa ? senang nya dipanggil apa ?”
“Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang sedang bang B rasakan sekarang ?”
“Berapa lama bang B mau kita berbincang-bincang ? bagaimana kalau 15 menit ?”
“Dimana enak nya kita berbincang-bincang ?”

Fase Kerja
“Saya mengerti bang B merasa bahwa abang adalah seorang nabi, tapi sulit bagi saya
untu mempercayai nya karena setahu saya semua nabi sudah tidak ada lagi”
“Bisa kita lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus, bang ?”
“Tampak nya bang B gelisah sekali, bisa bang B ceritakan apa yang sedang abang
rasakan?”
“O…. jadi bang B merasa takut jika nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya
hak untuk mengatur diri sendiri ?”
“Menurut bang B siapa yang sering mengatur-ngatur abang ?”
“Jadi ibu yang terlalu mengatur-ngatur ya bang, juga kakak dan adik abang yang
lain ?”
“Kalau abang sendiri ingin nya seperti apa ?”
“0… bagus abang sudah punya rencana dan jadwal untuk diri sendiri”
“Coba kita tuliskan rencana dan jadwal tersebut ya bang”
“Wah… bagus sekali, jadi setiap harinya abang ingin ada kegiatan diluar rumah karena
bosan kalau dirumah terus ya ?”

Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan bang B setelah kita berbincang-bincang dengan saya ?”
“Apa saja tadi yang telah kita bicarakan ?”
“Bagus… bagaimana kalau jadwal ini abang coba lakukan, setuju bang ?”
“Bagaimana kalau saya datang kembali dua jam lagi ?”
“Kita bercakap-cakap tentang kemampuan yang pernah abang miliki”
“Mau dimana kita bercakap-cakap ? Bagaimana kalau disini lagi ?”

SP 2 Pasien : Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu mempraktekkan


nya.

3
Fase Orientasi
“Assalamu’alaikum bang B, bagaimana perasaan nya saat ini ?”
“Apakah bang B sudah mengingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran abang ?”
“Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang ?”
“Dimana enak nya kita berbincang-bincang tentang hobi bang B tersebut ?”
“Berapa lama bang B mau kita berbincang-bincang ? bagaimana kalau 20 menit
tentang hal tersebut ?”

Fase Kerja
“Apa saja hobi abang ? saya catat ya bang, terus apa lagi ?”
“Wah.. rupanya bang B pandai main volley ya, tidak semua orang bisa bermain volley
seperti itu lo bang”
“Bisa bang B ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main volley, siapa yang
mengajarkan nya kepada bang B, dimana ?”
“Bisa bang B peragakan kepada saya bagaimana bermain volley yang baik itu ?”
“Wah.. baik sekali permainan nya”
“Coba kita buat jadwal untuk kemampuan bang B ini ya, berapa kali sehari / seminggu
bang B mau bermain volley ?”
“Apa yang bang B harapkan dari kemampuan bermain volley ini ?”
“Ada tidak hobi atau kemampuan bang B yang lain selain bermain volley ?”

Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan bang B setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan
kemampuan abang ?”
“Setelah ini coba bang B lakukan latihan volley sesuai dengan jadwal yang telah kita
buat ya ?”
“Nanti kita ketemu lagi yang bang ? bagaimana kalau nanti sebelum makan siang ?”
“Diruang makan saja, ya ! setuju ?”
“Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus bang B minum, setuju ?”

SP 3 Pasien : Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar


Fase Orientasi
“Assalamu’alaikum bang B”
“Bagaimana bang, sudah dicoba latihan volley nya ? Bagus sekali”
“Sesuai dengan janji kita 2 jam yang lalu, bagaimana kalau sekarang kita
membicarakan tentang obat yang bang B minum ?”

4
“Sesuai dengan kesepakatan kita tadi, kita berbincang-bincang di ruang makan ya ?”
“Berapa lama bang B mau berbincang-bincang ? 15 menit atau 20 menit ?”

Fase Kerja
“Ada berapa macam obat yang bang B minum ? jam berapa saja obat nya diminum ?”
“bang B perlu obat ini agar pikiran nya jadi tenang, tidur nya juga tenang”
“Obat nya ada 3 macam ya bang, yang warna orange namanya CPZ gunanya agar
tenang, yang putih ini nama nya THP gunanya agar rileks, dan yang merah jambu ini
namanya HLP gunanya agar pikiran jadi teratur, semuanya ini diminum 3 kali sehari
jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam”
“Bila nanti setelah minum obat mulut bang B terasa kering, untuk membantu
mengatasi nya ibu bisa mengisap-isap es batu”
“Sebelum minum obat ini bang B mengecek dulu label di kotak obat apakah benar
nama bang B tertulis disitu, berapa dosis / butir yang harus diminum. Baca juga apakah
nama obat nya sudah benar”
“Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus diminum
dalam waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi sebaik nya bang B tidak
menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan dokter”

Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan bang B setelah kita bercakap-cakap tentang obat yang bang B
minum ? apa saja nama obat nya ? jam berapa minum obat ?”
“Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan abang. Jangan lupa minum obat nya, dan
nanti saat makan minta sendiri obat nya pada suster”
“Jadwal yang telah kita buat dilanjutkan ya bang”
“Besok kita bertemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah dilaksanakan”
“Bagaimana kalau seperti biasa ? jam 08.00 dan ditempat yang sama ?”
“Sampai besok bang B”

Anda mungkin juga menyukai