Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH

A. Konsep Dasar Teori


1. Definisi
Harga diri rendah merupakan rasa negatif terhadap diri sendiri termasuk
kehilangan percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak berdaya, pesimis, tidak
ada harapan, dan putus asa (Depkes, 2000)
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif
terhadap diri sendiri, termasuk hilang nya percaya diri dan harga diri, merasa gagal
mencapai keinginan (Budi Ana Keliat, 1999)

2. Faktor Pencetus
a) Faktor Predisposisi
1. Penolakan orang tua yang tidak realistis
2. Kegagalan berulang kali
3. Kurang mempunyai tanggung jawab personal
4. Ketergantungan pada orang lain
5. Ideal diri yang tidak realistis
b) Faktor Presipitasi
1. Kehilangan bagian tubuh
2. Perubahan penampilan / bentuk tubuh
3. Kegagalan atau produktifitas yang menurun

3. Manifestasi Klinis
a. Subyektif
1) Klien mengatakan kesepian
2) Klien mengatakan tidak mempunyai teman
3) Klien mengatakan lebih sering di rumah sendiri
4) Klien mengatakan tidak dapat berhubungan sosial
b. Obyektif
1) Menyendiri
2) Diam
3) Ekspresi wajah murung dan sedih
4) Sering larut dalam pikiran nya sendiri

1
4. Pohon Masalah

Isolasi Sosial : menarik diri Perilaku Kekerasan

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri


Rendah

Berduka disfungsional

5. Rentang Respon
Respon Adaptif Respon Maladaptif

Aktualisasi Kerancuan
Konsep Diri Positif Harga Diri Rendah Depolarisasi
Diri Identitas

B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


SP 1 Pasien : Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien,
membantu pasien memilih / menetapkan kemampuan yang akan dilatih, melatih
kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah
dilatih dalam rencana harian
Fase Orientasi
“Selamat pagi, bagaimana keadaan Ny.T hari ini ? Tn.T terlihat segar. Perkenalkan
nama saya __________________ mahasiswa UNIMUS, saya suka dipanggil
________”
“Bagaima kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah
Ny.T lakukan ? setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat Ny.T
lakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih”
“Dimana kita duduk ? bagaimana kalau di ruang tamu ? berapa lama ? bagaimana
kalau 20 menit ?”

Fase Kerja
“Apa saja kemampuan yang Ny.T miliki ? Bagus, apa lagi ? saya buat daftar nya ya !
kegiatan rumah tangga apa yang biasa Ny.T lakukan ? bagaimana dengan merapihkan
kamar ? menyapu ? mencuci piring ……..dst”
“wah, bagus sekali. Ada lima kemampuan dan kegiatan yang Ny.T miliki.”

2
“Ny.T, dari 5 kegiatan / kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di
rumah sakit ? coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua ……… sampai 5
(misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih
bisa dikerjakan di rumah sakit ini.”
“Sekarang, coba Ny.T pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit
ini.”
“Oooo, yang nomor satu, merapikan tempat tidur ? kalau begitu, bagaimana kalau
sekarang kita latihan merapikan tempat tidur Ny.T”
“Mari kita lihat tempat tidur Ny.T. coba lihat, sudah rapih kah tempat tidur nya ?”
“Nah, kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimut nya. Bagus ! sekarang kita angkat seprai nya, dan kasur nya kita balik.”
“Nah, sekarang kita pasang lagi sprei nya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !
sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang
ambil bantal, rapihkan, dan letakkan disebelah atas / kepala. Mari kita lipat selimut,
nah letakkan sebelah bawah / kaki. Bagus !”
“Ny.T sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan bedakah
dengan sebelum dirapikan ? bagus.”
“Coba Ny.T lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (Mandiri) kalau melakukan
tanpa disuruh, tanda B (Bantuan) jika di ingatkan bisa melakukan, dan tanda T (Tidak)
jika tidak melakukan.

Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan Ny.T setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapikan tempat
tidur ? ternyata Ny.T banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan dirumah
sakit ini. Salah satu nya merapikan tempat tidur yang sudah Ny.T praktekan dengan
baik sekali. Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah pulang.”
“sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Ny.T mau berapa kali sehari
merapikan tempat tidur ? bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ? lalu sehabis
istirahat jam 16.00”
“besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Ny.T masih ingat kegiatan
apalagi yang mampu dilakukan di rumah selain merapikan tempat tidur ? ya bagus,
cuci piring. Kalau begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di dapur
ruangan ini sehabis makan pagi. Sampai jumpa ya”

3
SP 2 Pasien : Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan
pasien.
Fase Orientasi
“Selamat pagi, bagaimana perasaan Ny.T pagi ini ? wah, tampak cerah”
“Bagaimana Ny.T, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin / tadi pagi ?
bagus (kalau sudah dilakukan & bantu jika belum), sekarang kita latihan kemampuan
kedua. Masih ingat apa kegiatan itu Ny.T ?
“Ya benar, kita akan latihan mencuci piring di dapur”
“waktunya sekitar 15 menit. Mari kita ke dapur !”

Fase Kerja
“Ny.T, sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapan nya, yaitu
spon untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air untuk
membilas, Ny.T bisa menggunakan air yang mengalir dari kran ini. Oh ya, jangan lupa
sediakan tempat sampah untuk membuang sisa makanan.”
“sekarang saya perlihatkan dulu ya cara nya”
“setelah semua perlengkapan tersedia, Ny.T ambil satu piring kotor, lalu buang dulu
sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat sampah. Kemudian Ny.T bersihkan
piring tersebut dengan menggunakan spon yang sudah diberikan sabun pencuci piring.
Setelah selesai disabuni, bilas dengan air bersih sampai tidak ada busa sabun
sedikitpun di piring tersebut. Setelah itu Ny.T bisa mengeringkan piring yang sudah
bersih tadi di rak yang sudah tersedia di dapur. Nah selesai.”
“Sekarang coba Ny.T yang melakukan.”
“Bagus sekali, Ny.T dapat mempraktekkan cuci piring dengan baik. Sekarang di lap
tangan nya.”

Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan Ny.T setelah latihan cuci piring ?”
“Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan sehari-hari ?”
“Ny.T mau berapa kali mencuci piring ? Bagus sekali Ny.T mencuci piring tiga kali
setelah makan.”
“besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapikan tempat tidur dan
cuci piring. Masih ingat kegiatan apa itu ? ya benar, kita akan latihan mengepel lantai.”
“Mau jam berapa ? sama dengan sekarang ? sampai jumpa.”

Anda mungkin juga menyukai