Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Definisi
Perawatan Diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan
kondisi kesehatannya. (Depkes, 2000 dalam Wibowo, 2009).
Poter, Perry (2005), dalam Anonim (2009), mengemukakan bahwa Personal
Higiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis. Wahit Iqbal Mubarak (2007), juga mengemukakan bahwa
higiene personal atau kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan
dan kesehatan dirinya untuk memperolah kesejahteraan fisik dan psikologis. Seseorang yang
tidak dapat melakukan perawatan diri dinyatakan mengalami defisit perawatan diri.
Nurjannah (2004), dalam Wibowo (2009), mengemukakan bahwa Defisit Perawatan Diri adalah
gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan,
toileting).
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), dalam Anonim(2009), Kurang
Perawatan Diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan
untuk dirinya. Pasien yang mengalami gangguan jiwa kronik seringkali tidak memperdulikan
perawatan diri. Hal ini menyebabkan pasien dikucilkan dalam keluarga dan masyarakat (Keliat,
2009).
Klien dengan gangguan jiwa hampir semuanya mengalami defisit perawatan diri. Hal
ini disebabkan karena ketidaktahuan dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan
keadaannya sehingga terjadilah defisit perawatan diri (Muslim, 2010).

B. Jenis-jenis defisit perawatan diri


Menurut Nanda (2012), jenis perawatan diri terdiri dari:
a. Defisit perawatan diri: mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/beraktivitas
perawatan diri untuk sendiri.

1
b. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian dan
berhias untuk diri sendiri
c. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan secara
mandiri
d. Defisit perawatan diri : eliminasi/toileting
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi
sendiri.

C. Tanda dan Gejala


Menurut Depkes (2000), dalam Anonim (2009), tanda dan gejala klien dengan defisit
perawatan diri yaitu:
1. Fisik
a Badan bau, pakaian kotor b
Rambut dan kulit kotor
c Kuku panjang dan kotor
d Gigi kotor disertai mulut bau e
Penampilan tidak rapi
2. Psikologi
a Malas, tidak ada inisiatif b
Menarik diri, isolasi diri
c Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina
3. Sosial
a Interaksi kurang b
Kegiatan kurang
c Tidak mampu berperilaku sesuai norma d
Cara makan tidak teratur
e Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) di sembarang tempat f
Gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri

2
Selain itu, tanda dan gejala tampak pada pasien yang mengalami Defisit
Perawatan Diri adalah sebagai berikut:
a. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit
berdaki dan bau, serta kuku panjang dan kotor
b. Ketidakmampuan berhias/berpakaian, ditandai dengan rambut acakacakan,
pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki
tidak bercukur, pada pasien perempuan tidak berdandan
c. Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai oleh kemampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran dan makan tidak pada tempatnya
d. Ketidak mampuan eliminasi secara mandiri, ditandai dengan BAB/BAK tidak
pada tempatnya, dan tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK
(Keliat, 2009).
Apabila kondisi ini dibiarkan berlanjut, maka akhirnya dapat juga menimbulkan
penyakit fisik seperti kelaparan dan kurang gizi, sakit infeksi saluran pencernaan dan pernafasan
serta adanya penyakit kulit, atau timbul penyakit yang lainnya (Harist, 2011).

D. Predisposisi
a Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu
b Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri
c Kemampuan realitas turun Klien gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri
d Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.

3
E. Presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi,
kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri. (Depkes,
2000, dalam Anonim, 2009) Sedangkan Tarwoto dan Wartonah (2000), dalam
Anonim(2009), meyatakan bahwa kurangnya perawatan diri disebabkan oleh :
a. Kelelahan fisik
b. Penurunan kesadaran

F. Rentang Respon

G. Pohon Masalah

Resiko Tinggi Isolasi Sosial Effect

Defisit Perawatan Diri Core Problem

Harga Diri Rendah Causa

Pohon Masalah Defisit perawatan Diri ( Fitria.2009 ).

4
H. Mekanisme Koping
Mekanisme koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor meliputi
status sosialekonomi, keluarga, jaringan interpersonal, organisasi yang dinaungi oleh lingkungan
sosial yang lebih luas, juga menggunakan kreativitas untuk mengekspresikan stress interpersonal
seperti kesenian, musik, atau tulisan (Stuart and Sundeen, 1998 dalam Lili Kadir, 2018).

I. Penjabaran Masalah
1. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji :
Masalah yang ditemukan adalah : Defisit Perawatan Diri (SP 1 Kebersihan
Diri, SP 1 Makan, SP 1 Toileting (BAB / BAK), SP 1 Berhias)
Contoh data yang biasa ditemukan dalam Defisit Perawatan Diri :
Kebersihan Diri adalah :
a) Data Subjektif :
Pasien merasa lemah,malas untuk beraktivitas,dan merasa tidak berdaya b)
Data Objektif :
Rambut kotor acak-acakan,badan dan pakaian kotor serta bau, mulut dan gigi
bau,kulit kusam dan kotor,kuku panjang dan tidak terawat.
c) Mekanisme Koping :
Regresi, penyangkalan, isolasi social menarik diri, intelektualisasi.
Defisit perawatan diri bukan merupakan bagian dari komponen pohon
masalah (cause,core problem, effect) tetapi sebagian masalah pendukung.
a) Effect
b) Core Problem
c) Causa
d) Defisit Perawatan Diri.

2. Diagnosa keperawatan
• Defisit Perawatan Diri : Ketidakmampuan merawat kebersihan diri
• Menurunnya motivasi dalam merawat diri

5
3. Rencana keperawatan

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


DEFISIT PERAWATAN DIRI : KEBERSIHAN DIRI

Tgl No Dx. Perencanaan


.D Keperawatan Tujuan Kriteria hasil Intervensi
x

I Defisit TUM : Setelah …x Bina hubungan


Perawatan Klien dapat interaksi klien saling percaya
Diri : melakukan menunjukkan dengan :
Merawat perawatan tanda – tanda Beri salam setiap
Kebersihan Diri diri secara percaya pada berinteraksi
mandiri perawat : Perkenalkan
Wajah cerah, nama, nama
TUK 1 : tersenyum panggilan
Klien dapat Mau berkenalan perawat, dan tujuan
membina Ada kontak perawat
hubungan mata berinteraksi.
saling Bersedia Tanyakan dan
percaya menceritakan panggil nama
perasaan kesukaan klien
Bersedia Tunjukkan sikap
mengungkapkan empati, jujur dan
masalahnya menepati janji
setiap kali
berinteraksi.
Tanyakan
perasaan klien dan
masalah yang
dihadapi klien

6
Buat kontrak
interaksi yang jelas
Dengarkan
dengan empati
Penuhi
kebutuhan dasar
klien

TUK 2 : Dalam…x 2. diskusikan


Klien interaksi klien dengan klien :
mengetahui menyebutkan : Penyebab klien
pentingnya Penyebab tidak tidak merawat
perawatan merawat diri diri
diri Manfaat Manfaat menjaga
menjaga perawatan diri
perawatan diri untuk keadaan
Tanda-tanda fisik, mental dan
bersih dan rapi sosial
Gangguan yang Tanda-tanda
dialami jika perawatan diri yang
perawatan diri baik
tidak diperhatikan Penyakit atau
gangguan
kesehatan yang
bisa dialami oleh
klien bila
perawatan diri
tidak adekuat

TUK 3 : Dalam …x diskusika


Klien interaksi klien frekuensi
mengetahui menyebutkan menjaga

7
cara-cara frekuensi perawatan diri
melakukan menjaga selama ini
perawatan perawatan diri : Mandi Gosok
diri Frekuensi gigi Keramas
mandi Berpakain
Frekuensi gosok Berhias
gigi Gunting kuku
Frekuensi diskusikan cara
keramas Frekuensi praktek
ganti pakaian perawatan diri yang
Frekuensi baik dan benar
berhias Mandi Gosok
Frekuensi gigi Keramas
gunting kuku Berpakain
Dalam …x Berhias
interaksi klien Gunting kuku
menjelaskan berikan pujian
cara menjaga untuk setiap respon
perawatan diri : kliken yang positif
Cara mandi
Cara gosok gigi
Cara keramas
Cara berpakaian
Cara berhias
Cara gunting
kuku

TUK 4 : Dalam …x 4.1 Bantu klien saat


Klien dapat interaksi klien perawatan diri :
melaksanaka mempraktekan Mandi
n perawatan perawatan diri

8
diri dengan dengan dibantu Gosok gigi
bantuan oleh perawat : Keramas
perawat Mandi Berpakain
Gosok gigi Berhias
Keramas Gunting kuku
Berpakain Beri pujian setelah
Berhias klien selesai
Gunting kuku melaksanakan
perawatan diri

TUK 5 : Dalam …x 5.1 Pantau klien


Klien dapat interaksi klien dalam
melaksanaka melaksanakan melaksanakan
n perawatan praktek perawatan perawatan diri :
secara diri secara mandiri Mandi
mandiri : Mandi 2x sehari Gosok gigi
Gosok gigi Keramas
sehabis makan Berpakain
Keramas 2x Berhias
seminggu Gunting kuku
Ganti pakaian 5.2 Beri pujian
1x sehari saat klien
Berhias sehabis melaksanakan
mandi perawatan diri
Gunting kuku secara mandiri
setelah mulai
panjang

TUK 6 : Klien Dalam …x 6.1 Diskusikan


mendapatkan interaksi dengan keluarga :
dukungan keluarga Penyebab klien
menjelaskan tidak

9
keluarga cara-cara melaksanakan
untuk membantu klien perawatan diri
meningkatka dalam Tindakan yang
n perawatan memenuhi telah dilakukan
diri kebutuhan klien selama di
perawatan Rumah Sakit dalam
dirinya menjaga perawatan
Dalam …x diri dan kemajuan
interaksi yang telah dialami
keluarga oleh klien
menyiapakan Dukungan yang
sarana bisa diberika oleh
perawatan diri keluarga untuk
klien : sabun meningkatkan
mandi, pasta gigi, kemempuan klien
sikat gigi, sampo, dalam perawatan
handuk, pakaian diri
bersih, sandal dan 6.2 Diskusikan
alat berhias denagn keluarga
Keluarga tentang :
mempraktekan Sarana yang
perawatan diri diperlukan untuk
kepada klien menjaga perawatan
diri klien
Anjurkan kepada
keluarga
menyiapkan sarana
tersebut

10
6.3 Diskusikan
dengan keluarga
hal-hal yang perlu
dilakukan keluarga
dalam perawatan
diri :
Anjurkan
keluarga untuk
mempraktekan
perawatan diri
(mandi, gosok
gigi, keramas,
ganti baju,
berhias dan
gunting kuku)
Ingatkan klien
waktu mandi,
gosok gigi,
keramas, ganti
baju, berhias dan
gunting kuku Bantu
jika klien
mengalami
hambatan dalam
perawatan diri
Berikan pujian
atas keberhasilan
klien

11
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 PASIEN DENGAN DEFISIT
PERAWATAN DIRI : KEBERSIHAN DIRI
(Pengkajian dan melatih cara menjaga kebersihan diri : Mandi, gosok gigi, cuci rambut)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
Pasien merasa lemah,malas untuk beraktivitas,dan merasa tidak berdaya
Data Objektif :
Rambut kotor dan acak-acakan, badan dan pakaian kotor serta bau, mulut dan gigi
bau,kulit kusam dan kotor,
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Keperawatan Diri : Mandi, Gosok gigi, cuci rambut
3. Tujuan Tindakan keperawatan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat menjelaskan, pentingnya kebersihan diri.
c. Klien dapat menjelaskan cara menjaga kebersihan diri.
d. Klien dapat melaksanakan perawatan diri dengan bantuan perawat. e.
Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri.
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya.
b. Jelaskan pentingnya perawatan diri yang baik..
c. Ajarkan klien mempraktekan cara perawatan diri : mandi, gosok gigi dan cuci
rambut
d. Bantu klien mempraktekan cara perawatan diri.
e. Anjurkan klien memasukan kegiatan perawatan diri secara mandiri di dalan jadwal
kegiatan harian.

12
B. Strategi Komunikasi.
1. Fase Orientasi
a. Salam Teurapeutik
“Assalamualaikum..!! Selamat Pagi Bu, Perkenalkan nama saya Suster bekti, Saya
Mahasiswa Praktik dari Stikes Pertamedika, saya akan dinas diruangan Ini selama 3
minggu. Hari ini saya dinas pagi, dari jam 07 pagi sampai jam 2 siang. Saya akan
merawat ibu selama di RS ini, nama ibu siapa? Senang nya dipanggil apa.”
b. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini..? Apakah ibu sudah mandi & gosok gigi..? ”
c.Kontrak
• Topik :
“Baiklah bu.. Bagaimana kalau kita diskusi tentang kebersihan diri..?”
• Waktu :
“ Berapa lama ibu mau mengobrolnya..?, Bagaimana kalau 15 menit..?”
• Tempat :
“ Ibu maunya kita ngobrol dimana..?, Bagaimana kalau di ruang tamu..?”
2. Fase Kerja
“Berapa kali ibu mandi dalam sehari..?, Menurut ibu, apa sih kegunaan mandi..?,
Apa alasan ibu sehingga tidak mau mandi..?, Menurut ibu, apa manfaatnya kalau
kita menjaga kebersihan dir kiti,,? Kira – kira tanda tanda orang yang merawat diri dengan
baik, seperti apa yaa..? Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri, masalah apa
menurut ibu yang bias timbul..? Sekarang coba ibu sebutkan alat apa saja yang digunakan
untuk menjaga kebersihan diri, seperti kalau kita mandi, cuci rambut, gosok gigi… apa
saja yang disiapkan..? Benar sekali..!! Ibu perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk,
sabun, sikat gigi, sampo dan odol serta sisir. Wahhhh… Bagus sekali..!! Ibu bias
menyebutkan dengan benar..”.

13
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif :
“..Bagaimana perasaan ibu setelah, kita membicarakan tentang cara merawat
kebersihan diri? Baguss sekali Bu..! Nah, sekarang, coba ibu sebutkan, cara perawatan
diri yang telah kita pelajari dan latih tadi..? Bagus sekali..!!
b. RTL
“ Baiklah bu, tadi ibu sudah menyebutkan manfaat bagi kita jika kita menjaga
kebersihan diri, dan kita juga sudah melakukan latihan, cara Merawat diri,
masukan kedalam jadwal yaa..! Selanjutnya jangan lupa untuk melakukan sesuai
jadwal ya bu..! mandi 2 X Sehari, gosok gigi 2 X sehari juga, keramas 2
X Seminggu. Bagaimana bu..? Bisa dilakukan..? Baguss sekali, ibu mau
mencoba melakukannya..!”
c. Kontrak yang akan datang
• Topik :
“..Baiklah ibu, cukup untuk hari ini, besok kita akan bertemu lagi, dan
membicarakan tentang kebutuhan dan latihan cara makan dan minum yang baik dan
benar, apakah ibu bersedia..?..”
• Waktu :
“.. Ibu mau jam berapa dan berapa lama..? bagaimana kalau jam 11,,? Baik bu
kita akan berbincang selama 15 menit”
• Tempat :
“..Ibu maunya kita berbincang dimana..? bagaimana kalau di ruang makan..?
baiklah bu, besok saya akan kesini jam 11 ya..! Sampai Jumpa besok ya bu.. Saya
permisi. Assalamualaikum..Wr. Wb..”.

14
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 PASIEN

DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI : MAKAN DAN MINUM

(Pengkajian dan melatih cara makan dan minum)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
Pasien merasa lemas dan tidak berdaya.
Data Objektif :
Badan kurus, kulit bersih dan mulut bersih tapi klien masih terlihat lemah, klien
terlihat mengacuhkan makanan nya.
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Keperawatan Diri : Makan dan minum
3. Tujuan Tindakan keperawatan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat menjelaskan, pentingnya manfaat makan dan minum. c.
Klien dapat menjelaskan cara makan dan minum yang baik.
d. Klien dapat melakukan pemenuhan makan dan minum dengan bantuan
perawat.
e. Klien dapat melakukan pemenuhan makan dan minum dengan bantuan
perawat.
A. Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b. Evaluasi pengetahuan klien tentang manfaat makan dan minum
c. Ajarkan klien mempraktekan tata cara makan dan minum yang baik d.
Bantu klien mempraktekan tata cara makan dan minum yang baik
e. Anjurkan klien memasukan kegiatan makan dan minum secara mandiri di dalan jadwal
kegiatan harian.
B. Strategi Komunikasi.
1. Fase Orientasi
a) Salam Teurapeutik

15
“Assalamualaikum..!! Selamat Pagi Bu , apa kabar pagi ini??
b) Evaluasi / Validasi
“Apakah ibu sudah mandi & gosok gigi sendiri?bagaimana perasaan ibu
setelah mandi dan menggosok gigi?
c) Kontrak
• Topik :
“Baiklah bu.. sesuai janji kita kemarin, hari ini jam 11 kita berjumpa lagi dan akan
membicarakan tentang manfaat dan tata cara makan dan minum yang baik”
• Waktu :
“ sesuai janji kita kemarin , kita akan mengobsrol selama 15 menit ya bu,
bagaimana ibu setuju?”
• Tempat :
“ Bagaimana kalau kita berbincang di ruang makan ini saja?”
2. Fase Kerja
“..Berapa kali ibu makan sehari..? Iya baguss..!! Ibu makan 3 X Sehari..! Kalau minum,
sehari berapa gelas bu..?? Betul, Minum 10 Gelas sehari..? Apa saja yang disiapkan untuk
makan,,? Dimana ibu makan..? Bagaimana cara makan yanag baik menurut ibu..? Apa
yang dilakukan sebelum makan..? Apa pula yang dilakukan setelah makan..?..”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif :
“..Bagaimana perasaan ibu setelah, kita membicarakan tentang cara Makan dan
minum yang baik? Baik sekali bu, ibu sudah bisa menyebutkan manfaat makan dan
minum dengan baik”
b. RTL
“ Baiklah bu, tadi ibu sudah menyebutkan manfaat bagi kita jika kita menjaga
kebersihan diri, dan kita juga sudah melakukan latihan, Selanjutnya jangan lupa
untuk melakukan sesuai jadwal ya bu..! makan 3 X sehari, dan minum 8
– 10 gelas sehari..”

16
c. Kontrak yang akan datang.
• Topik :
“..Baiklah ibu, cukup untuk hari ini, besok kita akan bertemu lagi, dan
membicarakan tentang kebutuhan dan latihan cara Toileting yang baik dan benar
(BAB dan BAK) besok..”
• Waktu :
“.. Ibu mau jam berapa..? bagaimana kalau jam 11,,?..”
• Tempat :
“..Ibu maunya kita berbincang dimana..? bagaimana kalau di ruang makan..? baiklah
bu, besok saya akan kesini jam 11 ya..! Sampai Jumpa besok ya bu.. Saya permisi.
Assalamualaikum..Wr. Wb..

17
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 PASIEN DENGAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI : TOILETING (Pengkajian dan
melatih cara BAB dan BAK)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
Pasien merasa lemas dan tidak berdaya.
Data Objektif :
Kulit kotor, baju bau pesing, sekitar kamar klien bau pesing
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Keperawatan Diri : Toileting (BAB dan BAK)
3. Tujuan Tindakan keperawatan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya..
b. Klien dapat menjelaskan cara BAK dan BAB dengan benar.
c. Klien dapat melakukan pemenuhan kebutuhan BAK dan BAB dengan benar
dengan bantuan perawat
d. Klien dapat melakukan pemenuhan makan dan minum secara mandiri
e. Klien dapat memasukan kegiatan BAK dan BAB dengan benar ke dalam
jadwal harian
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya..
b. Jelaskan cara BAK dan BAB dengan benar.
c. Bantu Klien dalam melakukan pemenuhan kebutuhan BAK dan BAB
dengan benar
d. Anjurkan klien melakukan pemenuhan makan dan minum secara mandiri
e. Anjurkan klien untuk memasukan kegiatan BAK dan BAB dengan benar ke dalam
jadwal harian

18
B. Strategi Komunikasi.
1. Fase Orientasi
a. Salam Teurapeutik
“Assalamualaikum..!! Selamat Pagi Bu , apa kabar pagi ini??
b. Evaluasi / Validasi
“Apakah ibu sudah mandi & gosok gigi sendiri? Bagaiman perasaan ibu
setelah mandi dan menggosok gigi? Sudah makan pagi ini..?”
c. Kontrak
• Topik :
“Baiklah bu.. sesuai janji kita kemarin, hari ini jam 11 kita berjumpa lagi
dan akan membicarakan tentang tata cara BAK dan BAB yang baik”
• Waktu :
“ sesuai janji kita kemarin , kita akan mengobsrol selama 15 menit ya
bu, bagaimana ibu setuju?”
• Tempat :
“ Bagaimana kalau kita berbincang di ruang makan ini saja?”
2. Fase Kerja
“..Berapa kali ibu BAB sehari..? Kalau BAK berapa kali sehari..?, kalau ibu BAB dan
BAK di mana biasanya..? Setelah BAK dan BAB biasanya apa yang ibu lakukan..?
Menurut ibu apa manfaatnya jika menjaga kebersihan setelah BAB dan BAK..?”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif :
“..Bagaimana perasaan ibu setelah kita membicarakan tentang cara BAB dan BAK
yang baik..? Bagaimana perasaan ibu setelah membersihkan diri setelah BAB dan
BAK..? BAgus sekali bu, ibu sudah bisa menyebutkan dengan baik cara BAK dan
BAB yang benar..!”

19
b. RTL
“ Baiklah bu, tadi ibu sudah menyebutkan manfaat bagi kita jika kita menjaga
kebersihan diri setelah BAB dan BAK. Sekarang, coba ibu masukan kedalam Jadwal
Kegiatan Harian ibu, sesuai ceklis, BAB 1x di toilet, BAK 1x di
toilet/dikamar?”
c. Kontrak yang akan datang.
• Topik :
“..Baiklah ibu, cukup untuk hari ini, besok kita akan bertemu lagi, dan
membicarakan tentang kebutuhan dan latihan cara berhias diri (berpakaian dan
berdandan)..!”
• Waktu :
“.. Ibu mau jam berapa..? bagaimana kalau jam 11,,?..”
• Tempat :
“..Ibu maunya kita berbincang dimana..? bagaimana kalau di ruang makan..?
baiklah bu, besok saya akan kesini jam 11 ya..! Sampai Jumpa besok ya bu.. Saya
permisi. Assalamualaikum..Wr. Wb..”.

20
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 PASIEN DENGAN DEFISIT
PERAWATAN DIRI : BERHIAS (Pengkajian dan melatih cara
berhias : Berpakaian dan Berdandan)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
Pasien merasa lemas dan tidak berdaya.
Data Objektif :
Baju kotor dan berantakan, rambut acak2an, muka kusam.
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Keperawatan Diri : Berhias (berpakaian dan berdandan)
3. Tujuan Tindakan keperawatan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat menjelaskan cara berhias dengan benar.
c. Klien dapat melakukan pemenuhan kebutuhan berhias dengan benar dengan
bantuan perawat.
d. Klien dapat melakukan pemenuhan berhias secara mandiri.
e. Klien dapat memasukan kegiatan berhias dengan benar ke dalam jadwal harian.
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya.
b. Jelaskan caraberhias (berpakaian dan berdandan) dengan benar.
c. Bantu Klien dalam melakukan pemenuhan kebutuhan berdandan dengan benar.
d. Anjurkan klien melakukan pemenuhan berdandan secara mandiri.
e. Anjurkan klien untuk memasukan kegiatan berdandan dengan benar ke dalam
jadwal harian

21
B. Strategi Komunikasi.
1. Fase Orientasi
b. Salam Teurapeutik
“Assalamualaikum..!! Selamat Pagi Bu , apa kabar pagi ini??
c. Evaluasi / Validasi
“Apakah ibu sudah mandi & gosok gigi sendiri? Bagaiman perasaan ibu
setelah mandi dan menggosok gigi? Sudah makan pagi ini..? sudah BAB / BAK
pagi ini? Dimana ibu BAB dan BAK pagi ini? Apa yang ibu lakukan setelah BAB
/ BAK..?”
d. Kontrak
• Topik :
“Baiklah bu.. sesuai janji kita kemarin, hari ini jam 11 kita berjumpa lagi dan
akan membicarakan tentang berhias (berpakaian dan berdandan)..?
• Waktu :
“ Sesuai janji kita kemarin , kita akan berbincang bincang selama 15 menit ya bu,
bagaimana ibu setuju?”
• Tempat :
“ Bagaimana kalau kita berbincang di ruang makan ini saja?”
2. Fase Kerja
“..Menurut ibu apa itu berhias..? Apa manfaat berpakaian dan
berdandan untuk ibu..? Bagus sekali ibu bisa menyebutkan manfaat berhias dan
berpakaian..! Sekarang coba ibu tunjukan cara berpakaian dan berdandan yang
baik..? Bagus sekali ibu sudah dapat menunjukan cara berhias dan berpakaian yang
baik! Mulai besok coba ibu masukan Berhias dan Berpakaian kedalam kegiatan
harian..!”
3. Fase Terminasi
a Evaluasi Subjektif dan Objektif :
“..Bagaimana perasaan ibu setelah kita membicarakan tentang manfaat dan tata
cara berhias dan berpakaian yang baik..? BAgus sekali bu, ibu sudah bisa
menyebutkan dengan baik tentang manfaat dan cara berhias dan berpakaian yang
baik, “

22
b RTL
“ Baiklah bu, tadi ibu sudah menyebutkan manfaat bagi ibu tentang cara
berhias dan berpakaian yang baik dan benar, mulai besok coba ibu masukan ke
jadwal kegiatan harian ibu”
c Kontrak yang akan datang.
• Topik :
“..Baiklah ibu, cukup untuk hari ini, besok kita akan bertemu lagi, dan
mengevaluasi tentang kebutuhan dan latihan cara berhias diri (berpakaian
dan berdandan)..!”
• Waktu :
“.. Ibu mau jam berapa..? bagaimana kalau jam 11,,?..”
• Tempat :
“..Ibu maunya kita berbincang dimana..? bagaimana kalau di ruang
makan..? baiklah bu, besok saya akan kesini jam 11 ya..! Sampai Jumpa
besok ya bu.. Saya permisi. Assalamualaikum..Wr. Wb..”.

23
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tgl Dx. Kep Implementasi
Sp. 1 Pasien Defisit membina hubungan saling percaya degan klien
Perawatan Diri : Mandi Menjelaskan pentingnya perawatan diri yang
baik..
Mengajarkan klien mempraktekan cara
perawatan diri : mandi, gosok gigi dan cuci
rambut
Membantu klien mempraktekan cara
perawatan diri.
Menganjurkan klien memasukan kegiatan
perawatan diri secara mandiri di dalan jadwal
kegiatan harian.

Tgl Dx. Kep Implementasi


Sp. 1 Pasien Defisit Perawatan a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
Diri : Makan dan Minum klien.
b. Mengevaluasi pengetahuan klien
tentang manfaat makan dan minum
c. Mengajarkan klien mempraktekan tata
cara makan dan minum yang baik.
d. Membantu klien mempraktekan tata cara
makan dan minum yang baik.
e. Menganjurkan klien memasukan
kegiatan makan dan minum secara
mandiri di dalan jadwal kegiatan harian.

24
Tgl Dx. Kep Implementasi
Sp. 1 Pasien Defisit a. Membina hubungan saling percaya.
Perawatan Diri : Toileting b. Menjelaskan cara BAK dan BAB
(BAB dan BAK) dengan benar.
c. Membantu Klien dalam melakukan
pemenuhan kebutuhan BAK dan BAB
dengan benar.
d. Menganjurkan klien melakukan
pemenuhan makan dan minum secara
mandiri.
e. Menganjurkan klien untuk memasukan
kegiatan BAK dan BAB dengan benar ke
dalam jadwal harian.

Tgl Dx. Kep Implementasi


Sp. 1 Pasien Defisit a. Membina hubungan saling percaya.
Perawatan Diri : Berhias
(berpakaian dan berdandan) b. Menjelaskan caraberhias (berpakaian
dan berdandan) dengan benar.

c. Membantu Klien dalam melakukan


pemenuhan kebutuhan berdandan dengan
benar.

d. Menganjurkan klien melakukan


pemenuhan berdandan secara mandiri.

e. Menganjurkan klien untuk


memasukan kegiatan berdandan dengan
benar ke dalam jadwal harian

25
5. EVALUASI KEPERAWATAN
Tgl Dx. Kep Evaluasi
Sp. 1 Pasien Defisit S:
Perawatan Diri : Mandi • Klien mau menjawab salam dan
mengatakan selamat pagi, dan nama lengkap,
senang di panggil Ny. I
• Klien mengatakan lebih segar setelah mandi
O:
• Klien mau berjabat tangan dengan perawat
• Klien terlihat bersih dan kulit bersih
A : SP 1 Pasien deficit perawatan diri :
Mandi tercapai
P : Lanjutkan SP 1 Pasien deficit perawatan diri
: Makan dan Minum

Tgl Dx. Kep Evaluasi


Sp. 1 Pasien Defisit S:
Perawatan Diri : Makan • Klien mau menyebutkan manfaat makan dan
dan Minum minum
O:
• Klien mau bertatap mata dengan perawat
• Klien terlihat makan dengan piring di meja
makan dan minum dengan gelas.
A : SP 1 Pasien deficit perawatan diri :
Makan dan Minun tercapai
P : Lanjutkan SP 1 Pasien deficit perawatan diri
: Toileting (BAB dan BAK).

26
Tgl Dx. Kep Evaluasi
Sp. 1 Pasien Defisit S:
Perawatan Diri : • Klien dapat menyebutkan manfaat BAB dan
Toileting (BAB dan BAK di toilet
BAK) • Klien menyebutkan tata cara BAB dan BAK
yang baik dan benar.
O:
• Klien terlihat BAB dan BAK di toilet
• Klien membersihkan diri setelah BAK /
BAB
A : SP 1 Pasien deficit perawatan diri :
Toileting teratasi
P : Lanjutkan SP 1 Pasien deficit perawatan diri
: Berhias (berpakaian dan berdandan)

Tgl Dx. Kep Evaluasi


SP 1 Pasien deficit S:
perawatan diri : Berhias • Klien dapat menyebutkan manfaat
(berpakaian dan berpakaian dan berdandan
berdandan) O:
• Klien terlihat memakai pakaian nya
sendiri
• Klien terlihat memakai bedak dan lipstik A :
SP 1 Pasien deficit perawatan diri : Berhias
teratasi
P : Lanjutkan SP 2 Pasien Defisit Perawatan
Diri : Mandi

27
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.(2009).Rekam MEDIK Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas


Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2000) Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta : Depkes
RI
Fitria Nita.2009.Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan Srategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan(LP dan SP).Jakarta:Salemba Medika.
Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN (Basic Course). Jakarta:
EGC
Kelliat, B., A, dkk. (2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa :Edisi 2. Jakarta: EGC.
Nanda, 2012. Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Buku Kedokteran : EGC.
Nurjannah. (2004). Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta: Momedia.
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi Keempat.
Jakarta: Salemba Medika.

Stuart, W. Gail. (2016). Keperawatan Kesehatan Jiwa. Singapore: Elsevier

28

Anda mungkin juga menyukai