Anda di halaman 1dari 3

4. Mengapa masih banyak orang yang menolak untuk divaksin?

1. Lingkungan
Apabila orang-orang terdekatnya kontra dan terus memengaruhinya, ada
kemungkinan ia menjadi kontra juga terhadap efektivitas vaksin.
2. Pola Pikir
Setiap orang memang punya sudut pandang yang berbeda-beda. Ada yang
memang langsung pro dengan langkah pencegahan dari pemerintah, ada juga yang kontra
dengan berbagai alasan.
3. Nilai yang Dianut
Beberapa orang mungkin ada yang memegang nilai bahwa memasukkan cairan
vaksin ke tubuh dilarang oleh kepercayaannya. Selain itu, bisa juga karena proses
pembuatan dan kandungan vaksin dianggap tidak sesuai dengan ajaran kepercayaannya.
Secara psikologis, seseorang cenderung apatis terhadap sesuatu yang baru, apalagi bila
sebelumnya punya pengalaman yang tidak menyenangkan. Misalnya, selama ini ia sering
mendengar info sana-sini yang mengatakan bahwa A adalah obat COVID-19 dan B juga
obat COVID-19. Setelah dicoba, ternyata tidak sembuh juga. Dalam beberapa kasus,
anggota keluarganya justru meninggal karena obat tersebut. Alhasil, ketika ada sesuatu
yang bisa melindungi diri dan keluarganya dari infeksi virus corona, ia terlanjur trauma
dan ragu. Kedua perasaan itu bisa mengembangkan sikap apatis.

1. Pembuatan vaksin dari organisme hidup yang dilemahkan dapat dibuat dengan
pengolahan di bawah kondisi sub-optimal atau modifikasi genetik yang memiliki
kemampuan untuk mereduksi kemampuan infeksi. Selain itu dapat pula dilakukan dari
keseluruhan organisme yang terdeaktivasi melalui proses kimia, termal, maupun proses
lainnya dan dari toksin yang telah terdeaktivasi. Dalam pembuatan vaksin secara umum
melalui proses pencampuran dengan fluida (air atau garam), bahan aditif atau pengawet,
dan beberapa adjuvant (bahan pembantu).  Hal ini memastikan kualitas dan potensi dari
vaksin dalam melengkapi kemampuan vaksin itu sendiri. Vaksin harus memiliki tingkat
keamanan dan imunogenisitas yang baik jika diinjeksikan ke dalam manusia.
2. Ketika pada beberapa orang dilakukan Vaksinasi, mereka sangat mungkin terlindungi
dari penyakit yang ditargetkan. Namun tidak semua orang bisa divaksinasi.  Orang
dengan kondisi kesehatan tertentu yang rentan misalnya sistem kekebalan mereka yang
kurang baik (seperti kanker atau HIV) atau yang memiliki alergi parah terhadap beberapa
komponen vaksin mungkin tidak dapat divaksinasi dengan vaksin tertentu.

Vaksin COVID-19
Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention; USA) ada 3 jenis Vaksin COVID-19
yang dikembangkan; yaitu :

1. Vaksin mRNA; mengandung bahan dari virus yang menyebabkan COVID-19 dan
memberikan petunjuk kepada sel tubuh kita tentang cara membuat protein tidak
berbahaya yang unik untuk virus. Setelah sel tubuh kita membuat salinan protein, mereka
menghancurkan materi genetik dari vaksin. Tubuh kita mengenali bahwa protein
seharusnya tidak ada di sana; dan membangun limfosit-T dan limfosit B yang akan
mengingat cara melawan virus penyebab COVID-19 jika tubuh kita terinfeksi di masa
mendatang.
2. Vaksin Subunit Protein; termasuk potongan (protein) virus yang tidak berbahaya yang
menyebabkan COVID-19, bukan seluruhnya. Setelah divaksinasi, sistem kekebalan kita
mengenali bahwa protein tidak termasuk dalam tubuh dan mulai membuat limfosit-T dan
antibodi. Jika tubuh kita terinfeksi di kemudian hari, sel memori akan mengenali dan
melawan virus.
3. Vaksin Vektor; mengandung versi yang dilemahkan dari virus hidup; virus yang berbeda
dari virus yang menyebabkan COVID-19 - memiliki materi genetik dari virus penyebab
COVID-19 yang dimasukkan di dalamnya (ini disebut vektor virus). Begitu vektor virus
berada di dalam sel tubuh kita, materi genetik memberikan instruksi kepada sel untuk
membuat protein yang unik untuk virus yang menyebabkan COVID-19. Dengan
menggunakan instruksi ini, sel kita membuat salinan dari protein tersebut. Ini mendorong
tubuh kita untuk membangun limfosit-T dan limfosit B yang akan mengingat cara
melawan virus itu jika kita terinfeksi di masa mendatang.

- Beberapa bentuk KIPI ringan hingga sedang yang mungkin dialami pasca vaksinasi
adalah: Rasa pegal di sekitar area suntik

 Demam ringan
 Rasa lelah
 Sakit kepala
 Pegal pada otot atau sendi
 Menggigil
 Diare
Apabila tubuh mengalami reaksi setelah vaksinasi:

 Tetap tenang
 Jika terjadi reaksi seperti nyeri, bengkak atau kemerahan di tempat suntikan, kompres
dengan air dingin pada lokasi tersebut
 Jika terjadi demam, kompres dengan air hangat/mandi dengan air hangat, perbanyak
minum air putih dan istirahat.
 Jika dibutuhkan, minum obat sesuai anjuran petugas kesehatan.

Segera hubungi petugas kesehatan jika gejala berlangsung lebih dari tiga hari atau jika terjadi
reaksi yang lebih berat.

3.

Anda mungkin juga menyukai