Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL PENELITIAN

PENERAPAN METODE NORTH WEST CORNER (NWC) DAN


METODE STEPPING STONE (SSM) DALAM DISTRIBUSI
GAS LPG 3 KG DI PT PERTAMINA

Oleh

Fernando Julianto Tambunan


Nim : 4141230002

Program Studi Matematika

Diajukan Untuk Seminar Proposal Penelitian


Dalam Penyusunan Skripsi

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2021
Judul Penelitian : PENERAPAN METODE NORTH WEST CORNER
DAN METODE STEPPING STONE DALAM
PENDISTRIBUSIAN GAS LPG 3 KG DI PT.
PERTAMINA

Nama Mahasiswa : FERNANDO JULIANTO


TAMBUNAN NIM : 4141230002
Program Studi : Matematika
Jurusan : Matematika

Menyetujui Untuk Ujian Proposal Penelitian


: Dosen Pembimbing Skripsi,

Dr. Abil Mansyur, S.Si.,


M.Si. NIP. 19720906 199903
1 002

Mengetahui

Jurusan Matematika Program Studi Matematika


Ketua, Ketua,

Dr. Pardomuan Sitompul, M.Si. Dr. Hamidah Nasution, M.Si.


NIP. 19691126 199702 1 001 NIP. 19970706 199512 2 001

Tanggal Lulus :

i
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................iv
DAFTAR TABEL..........................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................4
1.3. Batasan Masalah....................................................................4
1.4. Tujuan Penelitian...................................................................5
1.5. Manfaat Penelitian.................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................6
2.1. Pengertian Optimalisasi .......................................................6
2.2. Distribusi ..............................................................................6
2.3. Riset Operasi ........................................................................8
2.4. Program Linear ....................................................................9
2.5. Metode Transportasi..........................................................10
2.5.1 Pengertian Metode Transportasi.......................................10
2.5.1 Model Transportasi...........................................................10
2.5.1 Formula Transportasi........................................................12
2.6 Solusi Awal..................................................................................14
2.6.1 North West Corner Method................................................15
2.7 Solusi Optimal.............................................................................15
2.7.1 Stepping Stone....................................................................16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................18
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian................................................18
3.2. Jenis Penelitian.......................................................................18
3.3. Jenis Data...............................................................................18
3.4. Sumber Data...........................................................................18
3.5. Prosedur Penelitian................................................................19
3.6. Alur Transportasi……………………………………………….22
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendistribusian barang atau jasa menjadi bagian penting dalam kegiatan instansi
pemerintahan atau perusahaan tertentu. Distribusi merupakan proses mengirimkan
barang atau jasa dari produsen ke konsumen, sewaktu dan dimana barang atau jasa
dibutuhkan. Masalah yang sering dihadapi dalam distribusi yaitu dalam pengambilan
keputusan terhadap rute perjalanan, sehingga dibutuhkan suatu metode dalam
mengoptimalkan jarak tempuh, biaya perjalanan, waktu tempuh, dan banyaknya
kendaraan yang dioperasikan dan sumber daya lain yang tersedia (Fatimah 2015).
Pengiriman barang memerlukan alat transportasi baik milik sendiri ataupun menyewa
dimana keduanya memerlukan biaya. Besarnya biaya pengiriman barang dipengaruhi
dua variabel, yaitu jumlah barang yang akan di kirimkan dan biaya angkut per unit
(Prawirosentono, 2005;47). Biaya transportasi menjadi masalah dalam berbagai
bidang terutama yang bergerak di bidang produksi dan pemasaran. Pengambilan
keputusan dalam mengalokasikan produk sesuai permintaan dan penawaran yakni
dengan memperhatikan biaya distribusi sehingga memperkecil pengeluaran biaya
diperlukan untuk mencapai keuntungan maksimal. Seperti dalam prinsip ekonomi
dimana untuk mencapai keuntungan maksimal dengan mengeluarkan biaya seminimal
mungkin. Dalam meminimalkan biaya transportasi diperlukan metode perhitungan
yang tepat untuk memberikan solusi yang optimal. Metode transportasi merupakan
suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber ke tujuan dengan
alokasi produk yang diatur sedemikian rupa sehingga didapat biaya yang optimal.
(Ramadhani 2017).
Untuk mengoptimalkan jalur dan minimalkan biaya distribusi, perlu diterapkan
suatu model suatu model pengiriman yaitu dengan optimalisasi jalur pendistribusian
barang sehingga dapat memaksimalkan jumlah barang yang dapat diangkut.
Optimalisasi distribusi itu dapat dicapai ketika sebuah perusahaan dapat mengirimkan
produk dalam kapasitas besar,dengan biaya yg lebih sedikit (Winardi 1996:363).
PT. Pertamina (Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara) adalah
sebuah Badan Usaha Milik Negara yang berfungsi untuk mengelola penambangan
Minyak dan Gas Bumi di Indonesia. Proses distribusi LPG berawal dari pengadaan
LPG yang diproduksi dari kilang dalam negeri maupun import, yang selanjutnya
didistribusikan ke depot-depot LPG. Dari depot inilah selanjutnya disalurkan ke Stasiun
4
Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) dan mulai dilakukan pengisian ke
dalam tabung LPG 3 kg dan selanjutnya akan disalurkan ke agen-agen LPG. Kemudian
agen LPG ini mendistribusikannya ke sub-sub agen LPG. Oleh karena itu, sistem
pendistribusian tersebut perlu diatur secara sistematis dan perlu dilakukan optimasi
distribusi dari titik supply sampai ke tujuannya untuk mengetahui keefektifan sistem
distribusi tersebut. Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) adalah
salah satu stasiun yang bertugas dalam melakukan penyaluran LPG ke agen-agen, dan
tentunya membutuhkan biaya transportasi yang tidak sedikit jumlahnya. Untuk itu
diperlukan perencanaan yang matang agar biaya transportasi yang dikeluarkan seefisien
mungkin dan tidak menjadi persoalan yng dapat menguras biaya besar.
Para agen memiliki hak untuk membeli LPG 3 kg dari perusahaan lain, dimana
hal itu menjadi masalah untuk perusahaan karena perusahaan mengalami kesulitan
dalam pendistribusian LPG karena tidak langsung mendistribusikan pada agen-agen
tersebut tetapi harus mendistribusikan LPG tersebut secara berkeliling ke tiap-tiap agen
sehingga jarak yang ditempuh lebih jauh dan lebih lama. Ini berakibat biaya
pendistribusian tidak optimal sehingga perusahaan dirugikan. Oleh karena itu,
permasalahan yang dialami perusahaan yaitu pengoptimalan biaya pendistribusian
perusahaan memerlukan rencana pendistribusian LPG yang tepat karena dengan
ketidaktepatan dalam pendistribusian dapat menyebabkan biaya pendistribusian tidak
optimal.
Secara khusus model tranportasi berkaitan dengan masalah pendistribusian
barang-barang dari pusat pengiriman atau sumber kepusat pengiriman atau tujuan.
Perseolan yang ingin di pecahkan oleh model tranportasi adalah penentuan distribusi
barang yang akan meminimumkan biaya total distribusi (Siswanto, 2007;265) oleh
karena itu metode ini tepat untuk menentukan biaya distribusi yang optimal dalam
masalah transportasi. Metode yang digunakan dalam kasus ini menggunakan metode
North West Corner, dimana metode ini menjadi solusi awal dan dilanjutkan dengan
metode Stepping Stone sebagai solusi optimalnya. North West Corner Method
(NWCM) merupakan salah satu metode transportasi distribusi yang mengatasi
permasalahan pengoptimal distribusi. Namun kelemahan NWCM adalah tidak
mempertimbangkan biaya pengiriman pada sel yang bersangkutan (Siang, 2011;180).
Dengan menggunakan metode ini lebih memudahkan dalam menentukan rute
transportasi dalam proses pendistribusian barang atau jasa dimana tentunya untuk
memaksimalkan keuntungan yang didapat oleh perushaaan atau instansi tertentu.

5
Mengetahui akan pentingnya proses pendistribusian yang tepat maka menarik bagi
peneliti untuk melakukan evaluasi terhadap saluran distribusi pada PT.Pertamina
Persero Reginonal 1 Medan untuk mencari solusi agar biaya distribusi stock barang
menjadi optimal.
Berdasarkan Data Penyaluran Gas LPG 3 kg di PT. Pertamina Persero Regional 1
Medan ( Desember 2017) sebagai pelaksana penyaluran gas ke berbagai agen LPG
mengeluarkan dana yang cukup besar yakni Rp 2.582.264.278 (data berdasarkan
penelitian sebelumnya). Salah satu strategi yang digunakan untuk menghemat anggaran
adalah dengan menekan biaya seminimal mungkin. Dalam mensdistribusikan produk ke
berbagai daerah, tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit jumlahnya. Dalam
kasus ini diperlukan perencanaan yang matang agar biaya transportasi yang dikeluarkan
seefisien.
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Deasy Permata Sari di UD SARI BUMI
RAYA untuk meminimumkan biaya pengiriman gula merah menggunakan model
transportasi dengan metode Least Cost. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
metodel Least Cost dapat meminimalkan biaya pengiriman gula merah yang
sebelumnya mencapai Rp 700.000 setelah dihitung dengan Least Cost dan MODI biaya
trasnportasi berubah menjadi Rp 574.300, dimana perusahaan memperoleh untung
sebesar (17,96%). (Sari 2014). Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Sheila Maudina
Yusanti dkk pada PT. COCA-COLA Amantil Indonesia Surabaya). Penelitian tersebut
menganalisis perbandingan barang menggunakan metode North West Corner dan Least
Cost. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, solusi dengan menggunakan metode North
West Corner lebih besar dibanding dengan metode Least Cost pada bulan januari 2015
dengan menggunakan metode North West Corner mendapatkan solusi optimum sebesar
48.600 sedangkan dengan metode Least Cost pada bulan januari 2015 mendapatkan
solusi optimum sebesar 34.500, sehingga metode Least Cost lebih optimal dalam
pendistribusian barang dibandingakan dengan metode North West Corner. (Yusanti
2017). Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik mengambil tema model
tranportasi dengan judul “Penerapan Metode North West Corner (NWC) dan
Metode Stepping Stone dalam Pendistribusian Gas LPG di PT. Pertamina”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana langkah pengoptimalan biaya transportasi dengan metode North
West Corner dan metode Steping Stone dalam pendistribusian gas LPG 3kg di PT.
6
Pertamina Persero Regional 1 Medan.

1.3 Batasan Masalah


Untuk memperjelas pembatasan yang disajikan, maka penulis membatasi permasalahan
sebagai berikut :
a. Data yang diambil adalah data pendistribusian gas LPG tahun 2020 oleh PT.
Pertamina Persero Regional 1 Medan. Penelitian ini difokuskan pada masalah
ketersediaan dan pendistribusian ke titik distribusi. Biaya pendistribusian
merupakan biaya pengangkutan termasuk biaya bahan bakar,sopir dan biaya
lainnya.
b. Diasumsikan kendaraan yang digunakan dalam kondisi baik dan kondisi jalan
normal pada saat proses distribusi.
c. Metode yang digunakan untuk menentukan solusi awal menggunakan metode
North West Corner dan uji optimalisasi menggunakan metode Stepping Stone.

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengefisienkan biaya dsitribusi gas
LPG 3 Kg di PT Pertamina dengan menerapkan metode tansportasi North West
Corner dan Stepping Stone.

1.5 Manfaat Penelitian


Dalam penelitian ini, diharapkan mempunyai manfaat antara lain :
1. Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti adalah untuk memperdalam pengembangkan wawasan
disiplin ilmu yang telah peneliti pelajari, untuk mengkaji permasalahan tentang
penerapan metode tranportasi pada pendistribusian barang, sehingga dapat
semakin memantapkan pemahaman mengenai teori-teori yang di peroleh selama
mengikuti perkuliahan serta mampu menerapkannya dalam kehidupan nyata
khususnya dalam bidang transportasi.
2. Bagi Pembaca
Manfaat bagi pembaca yang memiliki usaha dalam bidang industri penyedia
kebutuhan primer masyarakat menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam
membuat perencanaan pendistribusian dan penggunaan biaya seminimal
mungkin agar perusahaan memperoleh keuntungan yang maksimal.

7
BAB II
TINJAUAN PUATAKA
2.1 Pengertian Optimalisasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011:345), optimalisasi berasal dari kata
optimal artinya terbaik dan tertinggi. Mengoptimalkan berarti menjadikan paling baik
atau paling tinggi, sedangkan optimalisasi adalah proses mengoptimalkan sesuatu atau
proses menjadikan sesuatu menjadi lebih baik. Jadi optimalisasi maknanya yaitu
langkah/metode untuk mengoptimalkan.
Pengertian optimalisasi menurut Winardi (1996:363), Optimalisasi adalah ukuran
yang menyebabkan tercapainya tujuan. Secara umum optimalisasi adalah pencarian nilai
terbaik dari yang tersedia dari beberapa fungsi yang diberikan pada suatu konteks.
Pengertian Optimalisasi menurut Poerdwadarminta merupakan hasil yang dicapai
sesuai dengan kegiatan, jadi optimalisasi merupakan pencapaian hasil sesuai harapan
secara “efektif dan efisien”. Optimalisasi banyak juga diartikan sebagai ukuran dimana
semua kebutuhan dipenuhi dan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.(Ali.M:2014)
Menurut Siregar (2004), optimalisasi adalah kegiatan kerja yang bertujuan untuk
mengoptimalkan potensi, lokasi, nilai, jumlah atau volume penjualan. Secara umum
tujuan optimalisasi untuk mengidentifikasi semua aset yang meliputi bentuk, ukuran,
fisik, dan mengetahui nilai pasar atas masingmasing aset tersebut yang mencerminkan
manfaat ekonomisnya. Optimalisasi dapat disimpulkan sebagai suatu proses kerja yang
bertujuan untuk mengoptimalkan potensi fisik, lokasi, nilai, jumlah, volume dan
ekonomi yang memiliki aset tersebut.

2.2 Distribusi
Distribusi adalah saluran pemasaran yang dipakai oleh pembuat produk untuk
mengirimkan produknya ke industri atau konsumen. Lembaga yang terdapat pada
saluran distribusi adalah produsen, distributor, konsumen atau industri. (Basu Swastha).
Strategi distribusi adalah strategi penyediaan barang-barang bagi para pelanggan
potensial. Definisi ini masih bersifat sempit, dan istilah barang sering diartikan sebagai
suatu bentuk fisik. (Haizer Jay dRB.2005).
Saluran distribusi merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-
barangdari produsen ke perantara dan.akhirnya sarnpai pada pemakai. Definisi tersebut
masih bersifat sempit. Istilah barang sering diartikan sebagai suatu bentuk fisik.
Akibatnya, definisi ini Iebih cenderung menggambarkan pemindahan jasa-jasa atau
kombinasi antara barang dan jasa. Selain membatasi barang yang disalurkan, definisi ini
juga membatasi lembaga-lembaga yang ada. (Kotler.P. 2009). Perantara pemasaran
merupakan suatu pemasaran ( juga disebut sebagai saluran perdagangan atau saluran
distribusi). Stern dan El-Ansary mengemukakan saluran pemasaran dapat dilihat sebagai
sekumpulan organisasi yang saling tergantung satu sama lainnya yang terlibat dalam
proses penyediaan sebuah produk atau pelayanan untuk digunakan atau dikonsumsi.
Dalam merancang suatu sistem saluran pemasaran, perlu dilakukan analisis kebutuhan
konsumen, mentapkan tujuan - tujuan saluran pemasaran, mengidentifikasi alternatif
saluran pemasaran yang utama, dan mengevaluasikannya. Distribusi fisik dalam
pemasaran pada hakikatnya merupakan masalah logistik. Distribusi fisik adalah kerja
membangun dan mengoperasikan sistem arus barang yang efisien. Perusahaan dapat
memilih salah satu dari berbagai cara alternatif mengenai pengiriman, penyimpanan
barang-barang produknya. Bagian penting dalam sistem distribusi fisik meliputi
pengangkatan produk kepada para pelanggan. Pimpinan harus memutuskan baik
mengenai cara pengangkutan maupun perusahaan angkutan mana yang akan digunakan.
(Abdullah 2018).
Distribusi yang menekankan tentang banyaknya lembaga yang ada dalam
aliran/arus barang. Asosiasi tersebut menyatakan bahwa Saluran merupakan suatu
struktur unit organisasi dalam perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri atas agen,
dealer, pedagang besar dan pengecer, melalui mana sebuah komoditi, produk.

2.3 Riset Operasi


Masalah riset operasi pertama kali muncul di inggris selama perang dunia kedua
terjadi. Mereka menamakan pendekatan ini sebagai operation research dimana mereka
menggunakan ilmuan (scientist) untuk meneliti (research) masalah operasional selama
perang, dimana saat perang berakhir, para praktisi riset operasi kemudian berfokus
untuk memformalkan ilmu atau pendekatan yang mereka kembangkan selama perang
dan aplikasinya dalam sektor industri. Akibatnya muncul ilmu baru dalam teknik
industri diantaranya obyek-obyek dalam mencari keputusan terbaik dalam sistem.
Riset operasi berhubungan dengan prinsip optimalisasi, yaitu bagaimana cara
menggunakan sumber daya ( waktu, tenaga, biaya, dll) untuk mengoptimalkan hasil.
Mengoptimalkan hasil dapat berarti meminimalkan sesuatu yang merugikan atau
memaksimumkan sesuatu yang menguntungkan/didapatkan. (Jong Jek Siang 2011:1).
Menurut Siswanto (2007:3), riset operasi adalah penerapan metode-metode
ilmiah terhadap masalah-masalah rumut yang muncul dalam pengarahan dan
pengolahan dari suatu sistem besar manusia, mesin, bahan dan uang dalam industri
bisnis,pemerintah,dan pertahanan. Pendekatan ini bertujuan membentuk suatu model
ilmiah dari sistem, menggabungkan ukuran-ukuran faktor-faktor seperti kesempatan
dan resiko, untuk meramalkan dan membandingkan hasil-hasil dan beberapa
keputusan,strategi atau pengawasan. Tujuannya adalah membantu pengambilan
keputusan untuk menentukan kebijaksanaan dan tindakannya secara ilmiah.

2.4 Program Linear


Menurut Sri Mulyono (1999), Program Linier (LP) merupakan metode matematik
dalam mengalokasikan sumber daya yang langka untuk mencapai tujuan tunggal
seperti memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan biaya. LP berkaitan dengan
penjelasan suatu dunia nyata sebagai suatu model matematik yang terdiri atas sebuah
fungsi tujuan linear dan sistem kendali linear.
Adapun menurut Pangestu Subagyo (1986), Linear Programing merupakan
suatu model yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah pengalokasian sumber
yang terbatas secara optimal. Masalah tersebut timbul apabila seseorang diharuskan
untuk memilih atau menentukan tingkat setiap kegiatan yang akan dilakukannya,
dimana masing-masing kegiatan membutuhkan sumber yang sama sedangkan
jumlahnya terbatas. Tujuan dari penyelesaian masalah program linear adalah untuk
mencapai optimasi, yaitu memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan biaya.
Adapun beberapa cara atau metode pemecahan yang dapat digunakan antara lain
penyelesaian dengan metode grafik dan metode simpleks. Metode grafik dapat
digunakan pada masalah program linier yang memiliki dua variabel keputusan saja.
Bila melibatkan lebih dari dua variabel maka metode grafik tidak dapat digunakan
lagi, sehingga diperlukan metode simpleks. Metode simpleks merupakan suatu cara
yang lazim digunakan untuk menentukan kombinasi optimal dari tiga variabel atau
lebih. Akan tetapi, ada sejumlah persoalan program linear yang dapat dipecahakan
dengan menggunakan prosedur perhitungan lain yang lebih efisien dari pada metode
simpleks. Salah satu diantaranya adalah metode transportasi. Metode transportasi lebih
efisien dalam memecahkan persoalan transportasi dan persoalan penugasan, yang
merupakan bentuk khusus dari persoalan transportasi.

2.5 Metode Transportasi


2.5.1 Pengertian Metode Transportasi
Metode transportasi merupakan bagian dari linier programming yang digunakan untuk
mengatur dan mendistribusikan sumber yang menyediakan produk ke tempat-tempat
yang membutuhkan untuk mencapai biaya efisiensi biaya transportasi. Alokasi produk
harus memperhatikan biaya distribusi dari satu tempat ke tempat lain, hal ini
dikarenakan perbedaan dari biaya-biaya tersebut. (Sinring:2002).

2.5.2 Model Transportasi


Model awal transportasi dipelopori oleh F.L. Hitcock pada tahun 1941 dan kemudian
dikembangkan oleh T.C. Koopmans. Hingga sekarang ini, formulasi metode
transportasi telah dikembangkan oleh banyak ahli. Dalam perkembangannya, model
transportasi terlah diterapkan pada berbagai macam organisasi usaha seperti rancang
bangunan dan pengendalian operasi pabrik, penentuan daerah penjualan, dan
pengalokasian pusat-pusat distribusi dan gudang. Penyelesaian kasus-kasus tersebut
dengan model transportasi telah mengakibatkan penghematan biaya yang luar biasa.
Model ini juga menjadi inspirasi pengembangan model-model Operations Research
yang lain seperti Transhipment, Assignment, dan lain-lain.
Asumsi dasar model transportasi adalah bahwa biaya transport pada suatu rute
tertentu proporsional dengan banyaknya unit yang dikirimkan. Definisi unit yang
dikirimkan sangat tergantung pada jenis produk yang diangkut, yang penting, satuan
penawaran dan permintaan akan barang yang diangkut harus konsisten (Mulyono,
2004). Deskripsi model transportasi dalam bentuk jaringan dari n tempat asal ke m
tempat tujuan yang digambarkan seperti gambar 2.1, dari tempat asal ke tempat tujuan
dihubungnkan dengan rute yang membawa komoditi, dimana besarnya supply dari
sumber i adalah a1 dan kebutuhan (demand) dari tempat tujuan j adalah bj, banyaknya
komoditi yang didistribusikan dari tempat asal i ke tempat tujuan j adalah xij dan biaya
transportasi dari tempat i ke tujuan j adalah cij.
Gambar 2.1 deskripsi jaringan transportasi
2.5.3 Formulasi Metode Transportasi
Secara umum rumus untuk masalah tranportasi adalah sebagai berikut :
Fungsi Tujuan :
Minimumkan :

(∑ ∑ C X )
m n

ij ij
Z = min i=1 j=1

Fungsi Batasan:

 Xij ≤ a (penawaran, i = 1,2,.…m)


j 1
i

 Xij ≥ b
i1
j ( permintaan, j= 1,2,….,n)

Semua Xij  0

Keterangan:

Z = biaya Transportasi Total


Cij = biaya Transportasi Perunit barang dari sumber i ke tujuan j
Xij = jumlah barang yang akan di kirim dari sumber i ke tujuan j
Si = jumlah barang yang tersedia di sumber i
Dj = jumlah barang yang di butuh di tujuan j
n = jumlah tempat tujuan j
m = jumlah tepat sumber i
(Syaifuddin, 2011)

Kondisi keseimbangan masalah tranportasi menurut (Mulyono, 2002) diekpresikan


sebagai :

n m n n

 ai   X ij   X ij   b j
i1 i1 j 1 j
Untuk masalah transportasi tidak seimbang dimana permintaan kurang dari
penawaran atau permintaan melebihi penawaran, supaya metode transportasi
seimbang ini memenuhi syarat solusi feasible, maka di perlukan manipulasi model
tranportasi agar metode tersebut menjadi seimbang,dimana jumlah permintaan lebih
dari jumlah penawaran, penyelesaian adalah dengan menambahkan suatu baris
variabel Dummy.

1.
Untuk Persoalan Transportasi
n m
∑ b j > ∑ ai
j =1 i=1

2. Untuk Persoalan Transportasi


m n

 ai   b j
i1 j 1

Dimana jumlah penawaran lebih dari jumlah permintaan, penyelesaiannya adalah


dengan menambahkan suatu kolom variabel dummy. Pengaruhnya, suatu sumber
khayalan telah di tambahkan hingga menyeimbangkan penawaran dan permintaan.
Sesungguhnya kotak dummy ini adalah analog dengan variabel slack, yang nilai
kontribusi nya dalam fungsi tujuan sama dengan nol. (Mulyono, 2002).
Tabel 2.1 Tabel Transportasi

Tujuan
1 2 𝑛 Persediaan
Sumber
𝑐11 𝑐12 𝑐1𝑛
1 𝑎1
𝑥11 𝑥12 𝑥1𝑛

𝑐21 𝑐22 𝑐2𝑛


2 𝑎2
𝑥21 𝑥22 𝑥2𝑛

𝑐𝑚1 𝑐𝑚2 𝑐𝑚𝑛


� 𝑎
� 𝑥𝑚1 𝑥𝑚2 𝑥𝑚𝑛 𝑚

Permintaan 𝑏1 𝑏2 𝑏𝑛

Dari informasi Tabel 2.1 dapat di rumus dengan persamaan sebagai berikut:
Fungsi tujuan : Minimumkan
Z  (C11 X 11 )  (C12 X 12 )  (C1n X 1n )  (C21 X 21 )  (C22 X 22 )  (C2n X 2n )  (Cm1 X m1 )
 (Cm2 X m2 )  (Cmn X mn )

Fungsi batasan:
1. X11 + X12 + X1n ≤ a1
2. X21 + X22 + X2n ≤ a2
3. Xm1 + Xm2 + Xmn ≤ am
4. X11 + X21 + Xm1 ≤ b1
5. X12 + X22 + Xm2 ≤ b2
6. X1n + X2n + Xmn ≤ bn

2.6 Solusi Awal

Untuk menyelesaikan masalah transportasi terdapat metode solusi awal yang terdiri
dari beberapa metode yaitu: north west corner (metode barat laut) dan least cost
(metode biaya terendah), dan vam (vogel approximation method). Dalam persoalan
transportasi ini, peneliti menggunakan metode metode North West Corner.

2.6.1 North West Corner Method ( Metode Sudut Barat Laut)


Metode ini adalah metode yang paling sederhana di antara kedua metode untuk
menentukan solusi fisibel awal. Dasar dari metode alokasi NWC ini adalah arah. Sesuai
nama nya, alokasi pertama di lakukan pada sel pojok kiri atas ( barat laut). Adapun
langkah – langkah sebagai berikut :
1. Dimulai dari pojok barat laut table kemudian alokasikan sebanyak mungkin pada
X11 tanpa melebihi dari kendala permintaan dan penawaran
2. Hasil dari langkah pertama akan menghabiskan (sumber 1) atau permintaan
(tujuan 1) yang mengakibatkan tidak ada lagi barang yang dapat dialokasikan ke
kolom atau baris yang telah dihabiskan. Dengan demikian baris atau kolom akan
dihilangkan. Selanjutnya alokasikan sebanyak mungkin ke kotak di dekatnya
pada baris atau kolom yang tidak dihilangkan. Jika baris atau kolom telah
dihabiskan, pindah secara diagonal ke kotak berikutnya
3. Dilanjutkan dengan cara yang sama sampai semua penawaran dan permintaan di
penuhi.

2.7 Solusi Optimal

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011:345), optimalisasi berasal dari kata
optimal artinya terbaik dan tertinggi. Mengoptimalkan berarti menjadikan paling baik
atau paling tinggi, sedangkan optimalisasi adalah proses mengoptimalkan sesuatu atau
proses menjadikan sesuatu menjadi lebih baik. Jadi optimalisasi maknanya yaitu
langkah/metode untuk mengoptimalkan.

Dalam penentuan solusi optimal adalah tahap selanjutnya setelah melakukan


solusi awal pada persoalan transportasi yang di lakukan. Terdapat dua metode untuk
mencari solusi optimum yaitu Metode Stepping Stone dan Modified Distribution
(Modi). Dalam persoalan transportasi ini peneliti menggunakan Metode Stepping
Stone.

2.7.1 Stepping Stone


Metode stepping stone merupakan suatu teknik yang berulang dari solusi awal ke solusi
optimal dalam metode transportasi. Metode stepping stone akan membantu untuk
perpindahan suatu solusi awal yang layak ke sebuah solusi optimal. Metode ini digunakan
untuk mengevaluasi efektivitas biaya pengiriman barang-barang melalui rute transportasi
dimana saat ini bukan merupakan rute yang ada dalam solusi. Setelah solusi awal
diperoleh dari masalah transportasi, langkah berikutnya adalah menekan kebawah biaya
transportasi dengan memasukkan variabel nonbasis (yaitu alokasi barang ke kotak
kosong) ke dalam solusi. Proses Evaluasi variabel nonbasis yang memungkinkan
terjadinya perbaikan solusi dan kemudian mengalokasikan kembali dinamakan metode
Stepping Stone.
Beberapa hal penting yang perlu disebutkan dalam kaitannya dengan penyusunan jalur
Stepping Stone yakni:
1. Arah yang diambil, baik searah mau pun berlawanan arah dengan jarum jam
adalah tidak penting dalam membuat jalur tertutup.
2. Hanya ada satu jalur tertutup untuk setiap kotak kosong
3. Jalur kotak harus mengikuti kota terisi (dimana terjadi perubahan arah)
4. Namun, baik kotak terisi mau pun kosong dapat di lewati dalam
penyusunan jalur t tertutup
5. Suatu jalur dapat melintasi diri nya
6. Sebuah penambahan dan sebuah pengurangan yang sama besar harus kelihatan
pada setiap baris dan kolom pada jalur itu.

Tujuan jalur ini adalah untuk mempertahankan kendala penawaran dan


permintaan sambil di lakukan alokasi ulang barang kesuatu kotak kosong. Jalur
dalam metode transpormasi merupakan arah yang dilewati untuk setiap kotak yang
telah ditentukan (Mulyono 2002). Adapun langkah – langkahnya adalah sebagai
berikut :
1. Pilihlah kotak kosong mana pun untuk di evaluasi
2. Dimulai dari kotak ini, telusuri lah sebuah jalur tertutup yang kembali ke sel
awal melalui kotak – kotak yang sekarang ini sedang di gunakan ( yang di
izin kan hanya lah gerakan vertikal dan horizontal). Walaupun demikian,
boleh melangkahi kotak mana pun baik kosong mau pun berisi.
3. Mulailah dengan tanda plus (+) pada kotak kosong, tempat kan secara
bergantian tanda plus dan tanda minus (-) pada setiap kotak pada jalur
tertutup yang baru saja di lalui.
4. Hitunglah index perbaikan dengan cara; pertama menambahkan biaya unit
yang di temukan pada setiap kotak yang berisi tanda plus dan kemudian di
lanjutkan dengan mengurangi biaya unit pada setiap kotak berisi tanda minus.
5. Ulangi langkah 1 – 4 sampai semua index perbaikan untuk semua kotak yang
tidak terpakai sudah terhitung. Jika semua index yang di hitung lebih besar
atau sama dengan nol maka solusi optimal sudah tercapai. Jika belum, maka
solusi sekarang dapat terus di tingkatkan untuk mengurangi biaya total.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan PT. Pertamina (Persero) Regional 1 Medan. Waktu penelitian
diperkirakan akan berlangsung kurang lebih satu bulan.
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penilisan ini adalah studi kasus. Pengumpulan
data dalam melakukan penelitian, penelitian menggunakan riset lapangan (Field
Research) yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan secara langsung untuk mencari
data yang dibutuhkan untuk bahan penulisan.
3.3 Jenis Data
1. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk angka-
angka mengenai jumlah minimum yang didistribusikan kedaerah tujuan, kapasitas
muatan produk serta biaya pendistribusiannya.
2. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk informasi
baik lisan maupun tulisan yang sifatnya bukan angka, yaitu mengenai daerah tujuan
pendistribusian, bagian proses distribusi dan alat transfortasi distribusi yang
digunakan
3.4 Sumber Data
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek penelitian dengan
mengadakan pengamatan langsung dengan wawancara
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari instansi-instansi yang sudah diubah
dalam bentuk jurnal dokumentasi, buku-buku atau sumber informasi lain yang
berkaitan dengan pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian.
3.5 Prosedur Penelitian
1. Tahap pengumpulan data: Mengumpulkan data dari PT. Pertamina Persero Regional
1 Medan seperti berikut.
a. Produk Barang
b. Daerah pendistribusian
c. Kapasitas produk
d. Biaya Pendistribusian
2. Tahap pengolahan data
Pengolahan data mengunakan metode transportasi. Data yang didapat di susun ke
dalam bentuk transportasi, kemudian menghitung solusi awal dengan metode North
West Corner dan Stepping Stone sebagai solusi optimumnya.
Langkah-langkah metode North West Corner :
a. Mulai pojok barat laut tabel dan alokasikan sebanyak pada X 11 tanpa
menyimpang dari kendala penawaran atau permintaan ( artinya X 11
ditetapkan sama dengan yang terkecil dari S1 dan D1)
b. Ini akan menghabiskan penawaran pada sumber 1 dan permintaan pada
tujuan 1. Akibatnya, tak ada lagi barang yang dapat dialokasikan ke kolom
atau baris yang telah dihabiskan dan kemudian baris atau kolom itu
dihilangkan. Kemudian alokasikan sebanyak mungkin ke kotak didekatnya
pada baris atau yang kolom yang tak dihilangkan. Jika baik kolom maupun
baris telah dihabiskan, pindahlah secara diagonal ke kotak berikutnya
c. Lanjutkan dengan cara yang sama sampai semua penawaran dan keperluan
permintaan tak dipenuhi.
Langkah – langkah untuk melakukan Stepping Stone :
a. Pilihlah kotak kosong manapun untuk dievaluasi
b. Dimulai dari kotak ini,telusurilah sebuah jalur tertutup yang kembali
kesel awal melalui kotak-kotak yang sekarang ini sedang digunakan
(yang diizinkan vertikal dan horizontal). Walaupun demikian boleh
melangkahi kotak manapun baik kosong maupun berisi.
c. Mulailah dengan tanda plus(+) pada kotak kosong, tempatkan secara
bergantian tanda plus dan tanda minus(-) pada setiap kotak pada jalur
tertutup baru saja dilalui.
d. Hitunglah indeks perbaikan dengan cara: Pertama, menambahkan biaya
unit yang ditemukan pada setiap kotak yang berisi tanda plus, dan
kemudian dilanjutkan dengan mengurangi biaya unit pada setiap kotak
berisi tanda minus.
e. Ulangi langkah 1 hingga 4 sampai semua indeks perbaikan untuk semua
indeks yang dihitung. Jika semua indeks yang dihitung lebih besar atau
sama dengan nol, maka solusi optimal sudah tercapai. Jika belum, maka
solusi sekarang dapat terus ditingkatkan untuk mengurangi biaya
pengiriman total.
3. Tahap Menentukan Hasil Optimal
a. Mencari solusi awal dengan melakukan perhitungan menggunakan metode North
West Corner dengan menerapkan langkah-langkah yang yang terdapat pada tahap
pengolahan data.
b. Setelah mendapatkan mendapatkan solusi awal,kemudian dilanjutkan dengan
mencari solusi optimumnya dengan menggunakan metode Stepping Stone
dengan menerapkan langkah-langkah yang terdapat pada tahap pengolahan data.
c. Setelah nilai optimumnya di dapat maka bandingkan hasil biaya awal distribusi
dengan biaya yang akan diusulkan.
4. Tahap Penarikan Kesimpulan:
Menarik kesimpulan berdasarkan penelitian dan analisis yang telah dilakukan.

3.6 Alur Transportasi

MULAI

TABEL
TRANSPORTASI

MENENTUKAN SOLUSI AWAL


(NORTH WEST CORNER)

MENENTUKAN SOLUSI OPTIMAL


(STEPPING STONE)

MENGHITUNG ALOKASI DAN


BIAYA TRANSPORTASI

MEMBANDINGKAN
PERBEDAAN SEBELUM DAN
SESUDAH
DI OPTIMALKAN
SELESAI
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, T., d. F., (2008): Manajemen Pemasaran, Rajawali Press, Jakarta.


Haizer, Jay. d. R. B., (2005) Operasi Management ( Manajemen Operas),
Ketujuh, Salemba, Jakarta.

Kotler,P.,(2009): Manajemen Pemasaran, Erlangga, Jakarta.

Mulyono,S., (1991): Operasi Research, Universitas Indonesia , Jakarta.


Mulyono, S., (2002): Riset Operasi, Universitas Indonesia, Jakarta.
Mulyono, S (1999): Operations Research Edisi Kedua, Lenbaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta
Rahmadani, A. S., (2017): Analisa Perbandingan Least Cost dan Vogell’s
Aproximation Method untuk Optimasi Transportasi Pengiriman Barang,
Majalah Ilmiah Inti,13(02),140-145.
Subagyo, Pangestu (1986) : Dasar-Dasar Operations Research, BPEF, Yogyakarta
Sinring, B., d. H., (2012): Riset Operasi (Operation Research), Kretakupa,
Makassar.
Syaifuddin, D., (2011). Reset Operasi, Percetakan CV Citra Malang, Malang
Wibowo, Hen., H..A.R.P.,(2016): Analisa Sistem Distribusi Untuk
Meminimalkan Biaya dengan Menggunakan Metode Transfortasi.

19

Anda mungkin juga menyukai