Anda di halaman 1dari 6

BAB III

MINI RISET
3.1 MINI RISET KELOMPOK VII
Bedasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh kelompok VII kepada guru mata pelajaran
didapatkan bahwa kesulitan siswa dalam memahami materi integral dan diferensial adalah
siswa/i sulit mengerjakan soal turunan yang mendasar .
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh kelompok VII kepada guru mata pelajaran
didapatkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan siswa dalam memahami
materi turunan adalah karena siswa/i memiliki pemahaman konsep yang berbeda-beda pada
materi integral dan diferensial ini.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh kelompok VII kepada guru mata pelajaran
didapatkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan siswa dalam memahami
materi integral dan diferensial yaitu perbedaan gaya belajar siswa dapat diatasi dengan cara
menggunakan alat peraga, menggunakan video animasi.

3.2 TAMBAHAN DARI KELOMPOK PEMBANDING

Menurut kami, mini riset yang dilakukan kelompok VII kurang lengkap karena:
1. Tidak ada bukti bahwa siswa/i memang tidak bisa mengerjakan soal integral dan
diferensial dengan menggunakan prosedur kerja yang tidak tepat, karena tidak diadakan
tes tertulis ataupun wawancara langsung kepada siswa/i. Misalnya dengan mengadakan
wawancara seperti berikut :
 “Apakah menurut kamu, materi Turunan adalah materi yang sulit dipahami?
 Bagian mana yang kamu tidak pahami dari materi ini?
 Mengapa turunan mendasar tidak mudah dipahami, sedangkan turunan yang sedikit
rumit bisa dikerjakan?
2. Dalam suatu kelas, siswa/i pasti memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Itu seharusnya
tidak menjadi kendala berarti bagi guru. Kemungkinan terbesar yang menjadi faktor
utama ketidakpahaman siswa dalam mengerjakan soal integral dan diferensial mendasar
adalah karena siswa tidak memenuhi pemahaman materi prasyarat dan tidak mengetahui
konsep dasar yang dipakai dan juga siswa/i hanya fokus kepada soal turunan yang
digunakan untuk Ujian Nasioal,SBMPTN dan yang lainnya.
BAB IV
REKAYASA IDE
4.1 REKAYASA IDE KELOMPOK VII
Sesuai dari kesimpulan yang didapat dari mini riset , Adapun Solusi yang dapat dilakukan
untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu sebagai berikut :
1. Menggunakan Media Pembelajaran yang berhubungan dengan integral dan diferensial , serta
membuat video yang berisikan penjelasan eksponen karena itu merupakan dasar dari integral
dan diferensial yang siswa sering buat kesalahan
2. Membuat kelompok diskusi.

4.2 TAMBAHAN DARI KELOMPOK PEMBANDING


Sesuai hasil dari mini riset terdapat kesulitan siswa dalam memahami materi integral dan
diferensial. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut menurut
kelompok pembanding adalah sebagai berikut :
 Menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement
Division).
 Menggunakan model pembelajaran cooperatif learning dengan media pemebelajaran
interaktif berbasis computer.
 Menggunakan model pembelajaran kooperatif “JIGSAW”.

 Mengggunakan media pembelajaran pada saat proses pembelajaran.


BAB V
PROJECT
Berdasarkan solusi yang sudah dipaparkan pada bagian rekayasa ide, maka langkah yang
diperlukan untuk menerapkannya antara lain :
 Menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement
Division)
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division)
merupakan salah satu pemeblajaran kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi
kemampuan siswa yang heterogen. Di dalam model ini siswa diberi kesempatan untuk
melakukan kolaborasi dan elaborasi dengan teman sebaya dalam bentuk diskusi
kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan. Model ini juga berguna untuk berfikir
kritis .
Komponen utama pembelajaran kooperatif tipe STAD antara lain :
1. Penyajian kelas
Guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan penyajian kelas.
Penyajian kelas tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing.
2. Kegiatan kelompok
Siswa mendiskusikan lembar kerja yang diberikan dan diharapkan saling
membantu sesama anggota kelompok untuk memahami bahan pelajaran dan
menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
3. Kuis (Quizzes)
Kuis adalah tes yang dikerjakan secara mandiri dengan tujuan untuk mengetahui
keberhasilan siswa setelah belajar kelompok. Hasil tes digunakan sebagai hasil
perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan dan keberhasilan
kelompok.
4. Skor kemajuan (perkembangan ) individu
Skor kemajuan individu ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi
berdasarkan pada beberapa jauh skor kuis terkini yang melampui rata-rata skor siswa
yang lalu.
5. Penghargaan kelompok
Penghargaan keompok adalah pemberian predikat kepada masing-masing
kelompok. Predikat ini diperoleh dengan melihat skor kemajuan kelompok. Skor
kemajuan kelompok diperoleh dengan mengumpulkan skor kemajuan masing-masing
kelompok sehingga diperoleh skor rata-rata kelompok.
 Menggunakan model pembelajaran cooperatif learning dengan media pemebelajaran
interaktif berbasis computer.
Model pembelajaran cooperatif learning dengan media pemebelajaran interaktif
berbasis computer digunakan untuk meningkatkan representasi dan pemahaman konsep
integral. Model pembelajaran cooperatif learning mencakup suatu kelompokkecil siswa
yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaiakan sebuah masalah, menyelesaikan
suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama. Cooperative
learning meneknkan pada kehadiran teman sebaya yang berinteraksi antara sesama
sebagai sebuah tim dalam menyelesaiakan atau membahas suatu masalah atau tugas.
Pemilihan media pembelajaran dengan interaktif berbasis computer diharapkan
menimbulkan minat sekaligus kreativitas dan motivasi siswa dalam mempelajari
matematika.
 Menggunakan model pembelajaran kooperatif “JIGSAW”.
Model pembelajaran kooperatif “JIGSAW” merupakan sebuah model belajar
yang menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil.
Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif “JIGSAW” ini siswa memiliki
banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengelola informasi yang di
dapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Setiap anggota kelompok
bertanggung jawab atas keberhasilan anggota kelompoknya dan ketuntasan bagian materi
yang dipelajari, dan dapat menyampaikan kepada kelompoknya.
Langkah langkah yang dilakukan pada model pembelajaran kooperatif “JIGSAW”
sebagai berikut :
1. Melakukan mambaca untuk menggali informasi. Siswa memeperoleh topik – topik
permasalahan untuk di baca sehingga mendapatkan imformasi dari permasalahan
tersebut.
2. Diskusi kelompok ahli. Siswa yang telah mendapatka topik permasalahan yang sama
bertemu dalam satu kelompok atau kita sebut dengan kelompok ahli untuk membicaran
topik permasalahan tersebut.
3. Laporan kelompok, kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan menjelaskan dari
hasil yang didapat dari diskusi tim ahli.
4. Kuis dilakukan mencakup semua topik permasalahan yang dibicarakan tadi.
5. Perhitungan sekor kelompok dan menetukan penghargaan kelompok.
 Mengggunakan media pembelajaran pada saat proses pembelajaran.
Dengan menggunakan media pembelajaran, tentu kebanyakan akan
mempermudah siswa untuk memahami materi. Media pembelajaran yang dapat
digunakan berupa alat peraga, video interaktif, atau program tertentu. Media alat peraga
dapat dibuat sekreatif dan semenarik mungkin untuk meningkatkan kemauan peserta
didik mengikuti kegiatan pembelajaran. Sama halnya dengan penggunaan media berupa
video. Video yang digunakan dapat berisikan berbagai macam bentuk animasi dan
simulasi visual untuk membangun ketertarikan dan minat peserta didik terhadap materi
yang diajarkan oleh guru. Adapun alat peraga yang digunakan yaitu pengembangan
permainan puzzle pada pembelajaran matematika khususnya untuk materi pengaplikasian
turunan dalam mencari nilai maksimum dan minimum. Pengembangan permainan puzzle
ini bertujuan untuk menarik perhatian siswa serta menumbuhkan semangat belajar siswa.
Dengan prinsip dan cara kerja puzzle yang sederhana, siswa hanya menyusun patahan
patahan gambar agar menjadi suatu kesatuan gambar yang utuh yang sudah telah disertai
soal diatasnya. Dengan pengembangan ini, kita dapat melihat kevalidan media puzzle
sebagai sarana pembelajaran materi aplikasi turunan dalam mencari nilai maksimum dan
minimum.
Gambar alat peraga yang digunakan adalah sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai