Berdasarkan hal ini dapat dilihat bahwa geometri Lobachevsky merupakan jenis dari
geometri netral. Sebagai akibatnya, dilanjutkan dengan materi geometri netral dengan
memberikan suatu batasan tambahan. Jadi, teorema-teorema pada geometri netral juga
berlaku pada geometri Lobachevsky dan juga dapat dipakai pada pembuktian-
pembuktian selanjutnya.
2. Teorema non-metrical
Teorema pertama geometri Lobachevsky merupakan teorema dasar yang tidak
melibatkan ide-ide metrical seperti jarak, ketegaklurusan, atau luas. Teorema tersebut
mengenai kedudukan atau sifat garis
B
A’ n
l
Q
Gambar 4.1
Teorema 1
Sembarang garis seluruhnya berada di dalam sudut tertentu
Bukti:
Misalkan diketahui garis l. tentukan titik P di luar l.
Menurut postulat kesejajaran geometri Lobachevsky ada garis m dan n yang melalui P
dan sejajar l.
Garis m dan n membagi bidang itu menjadi 4 daerah, masing-masing merupakan bagian
dalam suatu sudut, yakni bagian dalam APB, APB’, A’PB, A’PB’, dengan P terletak
di antara A dan A’ pada garis m dan di antara B dan B’ pada garis n.
Misalkan Q adalah titik pada l, karena l tidak memotong m atau n, berarti Q tidak terletak
pada m atau n.
Jadi Q berada pada salah satu dari 4 bagian dalam sudut di atas, misalnya A’PB
(Gambar 4.1).
Catatan:
Sangat menarik bahwa Legendre membuktikan postulat kesejajaran Euclides dengan
mengasumsikan postulat kesejajran Euclides dengan mengasumsikan bahwa suatu garis
yang memuat suatu titik dalam suatu sudut pasti memotong sudut tersebut.
Teorema Akibat
Ada tak berhingga garis yang sejajar dengan suatu garis yang melalui suatu titik di luar
garis itu.
Bukti :
Misalkan diketahui garis l dan titik P.
Berdasarkan teorema 1 dan misalkan R sembarang titik yang terletak di dalam daerah
APB (Gambar 4.1).
Maka garis PR (kecuali titik P) seluruhnya termuat dalam daerah APB dan A’PB’ dan
tidak memotong garis l yang termuat dalam A’PB. Jadi PR // l.
Karena terdapat tak berhingga garis yang seperti PR, berarti teorema akibat terbukti.
Sungguh menerik jika dibandingkan Teorema 1 dengan situasi dalam geometri Euclides
(yang hanya sebagaian garis dapat termuat dalam daerah suatu sudut). Karena dalam
geometri bidang Euclides sebuah garis yang melalui titik dalam daerah sudut akan
memotong sudut di dua titik atau satu titik (Gambar 4.2). jadi hanya sebuah segmen garis
saja yang bisa termuat dalam daerah sudut, atau hanya sebuah sinar garis saja.
Teorema di atas menunjukkan perbedaan yang jelas antara geometri Euclides dan
geometri Lobachevsky jika dipandang dari sifat-sifat nonmetrik. Hal ini seharusnya
tidaklah terlalu mengherankan, karena postulat kesejajaran Euclides (dalam bentuk
postulat Playfair) dan postulat kesejajaran Lobachevsky memang berbeda sifat khusus
grafiknya. Perhatikan, hasil yang tak terhindarkan pasti terjadi, jika diasumsikan
postulat Lobachevsky.
3. Sanggahan
Beberapa orang mungkin keberatan bahwa teorema 1 ternyata valid secara abstrak, tetapi
tidak sesuai dengan kenyataan fisiknya. Jadi, konklusi di atas memang secara logis
diperoleh dari postulat kesejajaran Lobachevsky, tetapi asumsi itu secara fisik keliru. Jika
anda membuat pernyataan demikian, berarti anda mulai mengikuti jejak para ahli
geometri non-Euclides. Karena jika mereka mulai mengembangkan teori, mereka pasti
telah meragukan validitas empirik dari postulat kesejajaran yang baru itu. Yang
diperlukan bagi seseorang untuk berpikir secara matematis adalah asumsi-asumsi yang
Pertama
Ahli matematika seharusnya bebas memilih postulat dan mempelajari konsekuensinya,
bebas dari pertimbangan kegunaan praktisnya maupun validitas empirisnya.
Kedua
Proposisi matematika itu abstrak untuk mengujinya secara empiris diharuskan menafsir
istilah-istilah dasarnya. Mesipun tampaknya salah dalam suatu interpretasi (penafsiran),
memungkinkan menjadi benar dalam interpreasi yang lain. Sebagai contoh, suatu
postulat menjadi salah jika “garis” diinterpretasikan sebagai “tali yang lurus”, mungkin
jadi benar jika diinterpretasikan sebagai “sinar lampu”
Ketiga
Untuk menentukan kebenaran pernyataan secara empiris, seringkali menjadi sebuah
masalah yang sulit, dan seringkali hanya memperoleh pendekatannya saja atau
kebenarannya secara statistic saja. Sebagai contoh yang klasik, perhatikan postulat
kesejajaran Euclides: Postulat itu telah digunakan turun-temurun oleh para ilmuwan dan
insinyur; postulat tersebut telah mengalami pengujian pada waktu itu. Hal ini mendasari
keyakinan bahwa itu merupakan fakta empiris
m’
Gambar 4.3
Akankah digunakan tali, garis-garis di papan tulis, atau sinar lampu? Ingat, betapa lebih
sulit lagi untuk membuktikan secara empiris bahwa hanya ada satu garis yang
demikian? Misalkan ada satu garis yang memenuhi, yaitu garis m (Gambar 4.3). Apakah
benar-benar diketahui sifat-sifat fisiknya sehingga dapat ditunjukkan hanya ada satu
garis seperti itu?
Misalkan m adalah garis (secara fisik) yang melalui P dan membentuk sudut yang sangat
kecil dengan m; dapatkah dinyatakan bahwa secara fisik m ‘ pasti memotong l ?
Pertanyaan tentang kebenaran empiris postulat memang sulit untuk dijawab dan akan
dibahas lebih lanjut pada pembahas lanjutan. Untuk pembahasan saat ini dapat
dihilangkan akan keraguan dan mempercayai secara empiris. Postulat kesejajaran
Euclides pasti benar dan postulat kesejajaran Lobachevsky pasti salah. Diharapkan
Geometri Euclid & Non Euclid
Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan 2020
dengan menghilangkan perasaan bahwa geometri Lobachevsky hanyalah abstrak yang
jauh dari dunia nyata.
Diawali dengan dua “lemma” yang valid dalam geometri Netral. Lemma 1 merupakan
pengulangan kembali Teorema Saccheri-Legendre.
Lemma 1:
Jumlah besar sudut dalam segitiga adalah kurang atau sama dengan besar sudut luar
yang tidak bersisian dengan sudut tersebut.
Bukti :
Perhatikan ABC. Menurut Teorema Saccheri-Legendre:
A + B + C 1800.
Jika kedua ruas ketidaksamaan dikurangi dengan C diperoleh:
A + B 1800 – C.
Lemma tersebut berlaku karena sudut luar C sama dengan 1800 - C
Lemma 2
Misalkan diketahui garis l, titik P di luar l, titik C pada l.
Misalkan diberikan sisi PQ, maka ada titik R di l yang terletak satu pihak dengan PQ,
sehingga PRQ sekecil yang diinginkan.
l
Q R
Gambar 4.4
Bukti:
Misalkan a adalah sudut yang kecil.
Akan ditunjukkan bahwa ada titik R pada l yang terletak di sebelah kanan PQ sedemikian
hingga PRQ < a.
Pertama
Dibentuk barisan sudut-sudut:
PR1Q, PR2Q, …
Yang setiap suku tidak lebih besar dari suku sebelumnya.
Perhatikan gambar berikut ini.
b1 b2 b3
b b1 b2 b3
l
Q R R R
Gambar 4.5
Misalkan R1 titik pada l dan berada disebelah kanan sisi PQ sedemikian hingga QR1 = PQ
(Gambar 4.5)
Geometri Euclid & Non Euclid
Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan 2020
Tarik PR1. Maka PQR1 adalah samakaki dan
QPR1 = PR1Q = b1
Misal besar sudut luar PQR1 di Q = b, menurut Lemma 1
b1 + b1 = 2b1 ≤ b1
berarti:
Sekarang dibentuk segitiga baru dan diulang lagi argumen di atas.
Perpanjangan QR1 melalui R1 ke R2, sedemikian hingga R1R2 = PR1.
Dengan melanjutkan proses di atas sebanyak n kali, maka akan diperoleh titik Rn pada l
dan di sebelah kanan sisi PQ sedemikian hingga:
1
bn = PRn Q ≤ b
2n
1
Dengan memilih n cukup besar maka bisa diperoleh b < a.
2n
Dengan demikian PRnQ < a. jadi teorema berlaku untuk R = Rn.
Y
P a
m
900 - a
X
n
Q R
Gambar 4.6
Bukti :
Misalkan l suatu garis dan P di luar l. Buatlah garis m melalui p sejajar l dengan cara
sebagai berikut:
Misal PQ l di Q, dan m PQ di P.
Menurut postulat kesejajaran Lobachevsky ada garis lain yaitu garis n yang melalui P
dan sejajar l. Salah satu sudut yang dibentuk n dengan PQ adalah lancip.
Misalkan: X titik pada n sedemikian hingga QPX lancip.
Y titik pada m dan disebelah kanan sisi PQ seperti X.
a = XPY.
Maka QPX = 900 - a.
Sekarang gunakan lemma 2. Misalkan R pada l dan berada di sebelah kanan sisi PQ yang
memuat X, sedemikian hingga PQR < a.
P
m
l
Q R
Gambar 4.7
P
m
l
Q R
Gambar 4.8
Teorema 3
Jumlah besar sudut setiap segitiga kurang dari 180o.
Bukti :
Menurut akibat 2 teorema 6 (geometri netral):
Berdasarkan (1) dan (2) maka jumlah besar sudut setiap segitiga kurang dari 1800
Akibat 1 teorema 3
Jumlah besar sudut-sudut dalam segiempat kurangdari 3600
Akibat 2 teorema 3
Tidak ada persegipanjang
Meskipun teorema 3 tersebut berbeda dengan teorema yang sama pada geometri
Euclides, mungkin masih tetap berasumsi bahwa jumlah besar sudut suatu segitiga itu
konstan, seperti pada geometri Euclides. Hal ini tidak mungkin pada geometri
Lobachevsky, di mana jumlah besar sudut suatu segitigabervariasi antara00 dan 1800
Latihan :
Buktikan bahwa ada dua segitiga dengan jumlah besar sudut yang berbeda. Dapatkah
dijumpai lebih dari dua?
A’ A
B’’ C’’
B’ C’
B C
Gambar 4.8
Bukti :
Andaikan teorema 4 salah, berarti ada dua segitiga, misal ABC dan A’B’C’ sedemikian
hingga: A = A’, B = B’, C = C’ tetapi kedua segitiga tersebut tidak kongruen.
Jadi AB ≠ A’B’ (Jika AB = A’B” tentu kedua segitiga tersebut kongruen dengan sd-ss-sd).
Demikian pula jika AC ≠ A’C’ dan BC ≠ B’C’.
Perhatikan tripel segmen AB, AC, BC dan A’B’, A’C’, B’C’. Salah satu dari tripel
segmen tersebut pasti terdiri atas dua segmen yang lebih besar dari dua segmen yang
bersesuaian dari tripel yang lain.
Akibatnya, dapat dimisalkan AB > A’B” dan AC > A’C’. selanjutnya tentukan titik B”
pada AB dan C” pada AC sedemikian hingga A’B” = AB” dan A’B” = AC’.
Jadi AB”C” kongruen A’B’C’ akibatnya AB”C” = B’ = B.
Berarti BB”C adalah suplemen B dan B”C”C adalah suplemen C, dengan demikian
segiempat BB”C”C memiliki jumlah besar sudut sama dengan 360o (bertentangan dengan
akibat 1 teorema 3).
Definisi :
Perhatikan suatu fungsi yang memasangkan setiap segitiga dengan bilangan real tertentu
sedemikian hingga sifat a), b) dan c) terpenuhi. Fungsi tersebut dinamakan fungsi luas
atau ukuran luas (untuk segitiga). Jika (ABC) menyatakan suatu nilai yang dipasangkan
oleh dengan segitiga ABC, dan disebut luas atau ukuran segitiga ABC yang ditetapkan
oleh .
Sudah tentu definisi diatas tidak terbatas pada geomtri Lobachevsky saja, tetapi
juga berlaku umyuk sembarang geometri netral. Dalam geometri Euclides telah dikenal
1
rumus luas segitiga ( a.t ) yang menghasilkan sebuah fungsi luas, dengan memasangkan
2
1
setiap segitiga dengan bilangan alas tingginya.
2
Berikut dilanjutkan dengan mengamati sifat aditif c) dari fungsi luas, yang dapat
dikembangkan sampai sejumlah suku–suku yang berhingga.
Teorema 6
Defect adalah fungsi luas pada segitiga.
Bukti:
Sesuai dengan Teorema 3, sifat a) berlaku. Sifat b) juga memenuhi, karena segitiga–
segitiga yang kongruen memiliki sudut–sudut yang bersesuaian sama, sehingga jumlah
sudutnya sama dan defectnya juga sama.
B
A D C
Gambar 4.10
Untuk menyelidiki sifat c) misalkan diketahui ABC, dan D suatu titik pada BC
sedemikian hingga AD memecah ABC menjadi ABD, dan ADC. Jumlah defect kedua
segitiga ini adalah:
Teorema 7
Perkalian fungsi luas dengan bilangan positif juga menghasilkan fungsi luas.
Jadi definisi yang tepat untuk “defect” adalah 60 kali defect yang didefinisikan semula.
Teorema 8
Sembarang dua fungsi luas adalah proporsional.
Dalam hal ini bukti teorema ini tidak akan dibahas dalam pembahasan ini.
Jika dilihat teorema 6 dan 8, sangat mungkin mendefinisikan luas segitiga dengan
menggunakan defectnya; dengan mengabaikan faktor proporsionalnya.
Menarik untuk diperhatikan bahwa dalam geometri Euclides tiga-dimensi, jumlah
sudut segitiga bola adalah lebih besar dari 180o, dan luas segitiga bola didefinisikan
sebagai “kelebihannya”, yakni jumlah derajat ukuran sudut-sudutnya dikurang 180.
Dapat disimpulkan bahwa teorema 8 juga benar untuk geometri Euclides dan
diperlukan untuk memvalidasi teori luas Euclides yang sudah dikenal itu.
Teorema 9
Tidak ada dua garis sejajar yang jaraknya sama dimana–mana.
A B C
l
l’
A’ B’ C’
Gambar 4.11
Bukti :
Akan ditunjukkan bahwa untuk sembarang dua garis l dan l’, maka tidak ada tiga titik
di l yang jaraknya sama dari titik di l’. Misalkan A, B, dan C adalah tiga titik berbeda pada
l, dengan B diantara A dan C.
Dari A, B dan C tarik garis tegak lurus ke l’, yang masing–masing memotong l’ di A’, B’
dan C’.
Misalkan AA’ = BB’ = CC’.
Dari AA’ = BB’, maka AA’B’ = BB’A’ dan A’B = B’A jadi: AA’B’ BB’A’
Akibatnya AB’ = BA’
Karena BB’ = AA’ dan BA = AB maka AB’B BA’A. akibatnya:
A’AB = B’BA ………. (1)
Yang berarti sudut–sudut atas (summit) segiempat AA’B’B adalah sama.
Dengan cara dan alasan yang sama, dapat pula diterapkan pada segiempat CC’B’B, yang
mengakibatkan:
Teorema 10
Dalam geometri netral, jika ada sebuah garis dan sebuah titik yang memenuhi sifat
kesejajaran Euclides, maka ada sebuah persegipanjang.
P S
l
Q R
Gambar 4.12
Misalkan diketahui garis l dan titik P, PQ tegak lurus dengan l di Q. Pilih titik R (yang
berbeda dengan Q) yang terletak di l. buatlah garis m yang tegak lurus dengan l di R.
buatlah garis melalui P yang tegak lurus m di S.
Maka diperoleh segiempat PQRS dengan sudut Q, R, S yang masing–masing siku–siku.
Bukti :
Karena PS dan l keduanya tegak lurus terhadap m, maka PS sejajar l (akibat 1 teorema 2
geometri Euclides):
Karena PS dan l memenuhi sifat kesejajaran Euclides, maka PS satu–satunya garis yang
melalui P yang sejajar: (akibat 3 teorema 2 geometri Euclides).
PQ tegak lurus l di Q dan PS sejajar l, maka PQ tegak lurus PS di P. Jadi segiempat PQRS
adalah persegi panjang.
Akibat teorema 10
Dalam geometri netral, jika ada sebuah garis dan sebuah titikyang memenuhi sifat
kesejajaran Euclides maka setiap segitiga jumlah sudutnya adalah 180o.
Teorema 11
Dalam geometri netral, jika ada sebuah garis dan sebuah titik yang memenuhi sifat
kesejajaran Lobachevsky maka ada segitiga yang jumlah sudutnya kurang dari 180o.
Bukti :
Teorema ini sesungguhnya sesuai dengan teorema 2 yang telah dibuktikan. Jadi bukti
teorema ini juga bisa menggunakan bukti teorema tersebut.
Akibat teorema 11
Dalam geometri netral, jika ada sebuah garis dan sebuah titik yang memenuhi sifat
kesejajaran Lobachevsky maka setiap segitiga jumlah sudutnya kurang dari 180o.
Bukti :
Menurut teorema 11: Dalam geometri netral, jika ada sebuah garis dan sebuah titik yang
memenuhi sifat kesejajaran Lobachevsky maka ada segitiga yang jumlah sudutnya
kurang dari 180o.
Geometri Euclid & Non Euclid
Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan 2020
Menurut akibat 2 teorema 6: Jika ada sebuah segitiga yang jumlahnya kurang dari 180o
maka setiap segitiga jumlah sudutnya kurang dari 180o.
Berdasarkan prinsip silogisme dapat disimpulkan bahwa: Jika ada sebuah garis dan
sebuah titik yang memenuhi sifat kesejajaran Lobachevsky maka setiap segitiga jumlah
sudutnya kurang dari 180o.
Teorema 12
Dalam geometri netral, jika ada sebuah garis dan sebuah titik yang memenuhi sifat
kesejajaran Euclides maka setiap garis dan setiap titik luarnya tentu memenuhi sifat
kesejajaran Euclides, yang berarti geometrinya adalah geometrri Euclides.
Bukti :
Andaikan teorema 12 salah. Berarti ada satu garis dan satu titik yang memenuhi sifat
kesejajaran Lobachevsky. Menurut akibat teorema 11, jika ada sebuah garis dan sebuah
titik yang memenuhi sifat kesejajaran Lobachevsky maka setiap segitiga jumlah sudutnya
kurang dari 180o.
Tetapi menurut akibat teorema 10, jika ada sebuah garis dan sebuah titik yang memenuhi
sifat kesejajaran Euclides maka setiap segitiga jumlah sudutnya adalah 180o.
Terjadi kontradiksi, maka pengandaian salah, berarti teorema 12 benar.
Akibat 1 teorema 12
Dalam geometri netral, jika ada sebuah garis dan sebuah titik yang memenuhi sifat
kesejajaran Lobachevsky maka setiap garis dan setiap titik luarnya tentu memenuhi sifat
kesejajaran Lobachevsky, yang berarti geometrinya adalah geometri Lobachevsky.
Bukti:
Akibat 2 teorema 12
Setiap geometri netral tentu merupakan geometri Euclides atau geometri Lobachevsky.
Akibat 3 teorema 12
Suatu geometri netral merupakan geometri Euclides atau geometri Lobachevsky, yang
berarti jumlah sudut segitiganya adalah sama dengan atau kurang dari 180o.
Bukti:
Dalam geometri netral, misalkan ada sebuah segitiga yang memiliki jumlah sudut 180o.
maka geometri tersebut tidak merupakan geometri Lobachevsky, dan oleh karena itu
merupakan geometri Euclides (menurut akibat 2 teorema 12). Begitu pula dalam kasus
yang lain.
Akibat 4 teorema 12
Suatu geometri netral yang memenuat persegi panjang, tentu merupakan geometri
Euclides.