A. Geometri Lobachevsky
B. Teorema non-metrical
Teorema pertama geometri Lobachevsky
merupakan teorema dasar yang tidak melibatkan ide-
ide metrical (sistim perhitungan dengan dasar angka
Pengantar Geometri Non-Euclides/ 193
10) seperti jarak, ketegak-lurusan, atau luas. Teorema
tersebut mengenai kedudukan atau sifat garis.
Teorema 6.1
Sebarang garis seluruhnya berada di dalam sudut
tertentu.
Bukti :
Misalkan diketahui garis l. tentukan titik P di luar l.
tentukan titik P diluar l. Menurut postulat
kesejajaran geometri Lobachevsky ada garis m dan
n yang melalui P dan sejajar l.
Garis m dan n membagi bidang itu menjadi 4
daerah, masing-masing merupakan bagian dalam
suatu sudut, yakni bagian dalam APB‟, A‟PB.
A‟PB‟, dengan P terletak diantara A dan A‟ pada
garis m dan diantara B dan B‟ pada garis n.
Misalkan Q adalah titik pada l. Karena l tidak
memotong m atau n, berarti Q tidak terletak pada
m atau n.
Jadi Q berada pada salah satu dari 4 bagian dalam
sudut di atas, misalnya A‟PB.
Sekarang, dimana letak l ?
Karena salah satu titiknya yaitu titik Q berada pada
bagian dalam A‟PB dan l tidak memotong sisi-sisi
sudutnya, yakni PA‟ dan PB. Jadi jelaslah bahwa l
berada di dalam A‟PB yang berarti garis l
seluruhnya termuat di dalam A‟PB.
Catatan : Sangat menarik bahwa Legendra membuktikan
postulat kesejajaran Euclides dengan mengasumsikan bahwa
suatu garis yang memuat suatu titik dalam suatu sudut
pasti memotong sudut tersebut.
C. Sanggahan
Anda mungkin keberatan bahwa Teorema 6.1
ternyata valid secara abstrak, tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan fisiknya. Jadi, konklusi di atas
memang secara logis diperoleh dari postulat
kesejajaran Lobachevsky, tetapi asumsi itu secara fisik
keliru. Jika anda membuat pernyataan demikian,
berarti anda mulai mengikuti jejak para ahli geometri
non-Euclides. Karena jika mereka mulai
mengembangkan teori mereka, mereka pasti telah
meragukan validitas empirik dari postulat kesejajaran
yang baru itu. Yang diperlukan bagi seseorang untuk
berpikir secara matematis adalah asumsi-asumsi
(postulat-postulat) yang secara logis dapat
menghasilkan konklusi (teorema). Validitas argumen
matematis tidak bergantung pada benar atau salahnya
asumsi dasar yang digunakannya.
Meskipun demikian, wajarlah kita memilih
asumsi yang akan menimbulkan kekeliruan jika
diterapkan pada dunia nyata? Jawabnya sudah jelas,
tetapi kenyataannya hal ini merupakan pertanyaan
yang sulit dan rumit yang tidak mungkin dijawab
dengan “ya” atau “tidak” saja. Harus ada beberapa
penjelasan.
Pertama, ahli matematika seharusnya bebas
memilih postulat dan mempelajari konsekuensinya,
m’
l
Lemma 7.2
Misalkan diketahui garis l, titik P di luar l, titik Q pada l.
l
Q R
Bukti :
Misalkan a adalah sudut yang kecil.
Akan kita tunjukkan bahwa ada titik R pada l yang
terletak di sebelah kanan PQ sedemikian hingga
PRQ < a.
Pertama, kita bentuk barisan sudut-sudut :
PR1Q, PR2Q, ……..,
yang setiap suku tidak lebih besar dari suku
sebelumnya.
Perhatikan gambar berikut ini.
1
bn = PRnQ < b
2n
Dengan memilih n cukup besar maka bisa
1
diperoleh n b < a.
2
Teorema 7.2
Ada sebuah segitiga dengan jumlah besar sudut
kurang dari 1800.
Bukti :
Misalkan l suatu garis dan P di luar l. Kita buat
garis m melalui P sejajar l dengan cara biasa sebagai
berikut :
Misal PQ l di Q, dan m PQ di P.
Menurut postulat kesejajaran Lobachevsky ada
garis lain yaitu garis n yang melalui P dan sejajar l.
Salah satu sudut yang dibentuk n dengan PQ
adalah lancip.
Misalkan : X titik pada n sedemikian hingga QPX
lancip
Y titik pada m dan n di sebelah kanan sisi PQ
seperti X.
a = XPY.
Maka QPX = 900 – a
l
Q R
P m
. X
l
Q R
Diskusikan
Buktikan bahwa ada dua segitiga dengan jumlah besar
sudut yang berbeda. Dapatkah anda menjumpai lebih
dari dua ?
Pengantar Geometri Non-Euclides/ 205
(Petunjuk : Gunakan bukti tak langsung).
Teorema 7.4
Dua segitiga dikatakan kongruen jika sudut-sudut
yang bersesuaian sama.
A
A’
„ B’’ C’’
B’ C’
B C
Bukti :
Andaikan teorema 4 salah. Berarti ada dua segitiga,
misal ABC dan A‟B‟C‟ sedemikian hingga : A =
A‟, B = B‟, C‟ tetapi kedua segitiga tersebut
tidak kongruen. Jadi AB A‟B‟ (Jika AB = A‟B‟ tentu
kedua segitiga tersebut kongruen dengan sd-ss-sd).
Demikian pula jika AC A‟C‟ dan BC B‟C‟.
Definisi 7.1
Perhatikan suatu fungsi yang memasangkan setiap
segitiga dengan bilangan real tertentu sedemikian
hingga sifat a), b) dan c) terpenuhi. Fungsi tersebut
dinamakan fungsi luas atau ukuran luas (untuk segitiga).
Jika adalah fungsi semacam itu dan ABC adalah
segitiga, maka (ABC) menyatakan suatu nilai yang
dipasangkan oleh dengan segitiga ABC, dan disebut
luas atau ukuran segitiga ABC yang ditetapkan oleh .
Sudah tentu definisi di atas tidak terbatas pada
geometri Lobachevsky saja; tapi juga berlaku untuk
208 /Pengantar Geometri Non-Euclides
sebarang geometri netral. Dalam geometri Euclides
telah kita kenal rumus luas segitiga (= 12 a.t) yang
menghasilkan sebuah fungsi luas, dengan
memasangkan setiap segitiga dengan bilangan 2 x alas
1
x tingginya.
Kita lanjutkan dengan mengamati sifat aditif c)
dari fungsi luas, yang dapat dikembangkan sampai
sejumlah suku-suku yang berhingga.
Definisi 7.2:
Defect ABC adalah 180 – ( A + B + C). Di sini
A, B, C, diambil dari besar derajat dari sudut-
sudut yang dimaksud. Jadi defect suatu segitiga adalah
bilangan real bukan bilangan derajat.
Defect suatu segitiga berlaku seperti pengukuran luas :
B D C
Teorema 7.7
Perkalian fungsi luas dengan bilangan positif juga
menghasilkan fungsi luas.
Perkalian fungsi luas dengan bilangan positif
mengakibatkan perubahan satuan ukurannya (yakni :
sebarang segitiga mempunyai ukuran 1), tetapi tidak
mengubah ratio ukuran segitiganya. Jika kita memakai
satuan yang berbeda untuk ukuran sudut dan
mendefinisikan “defec” dengan cara alami, kita akan
memperoleh perkalian suatu defect dengan konstanta
seperti yang kita definisikan semula.
Sebagai contoh, misalkan kita ubah satuan sudut
dari derajat ke menit. Maka hal tersebut akan
menyebabkan dua macam peruahan :
(1) setiap ukuran sudut harus dikalikan dengan 60.
(2) angka kunci 180 harus diganti dengan 60 kali 180
atau 10800.
Jadi definisi yang tepat untuk “defect” adalah 60 kali
defect yang kita definisikan semula.
Sayangnya teorema terakhir tidak menjawab
pertanyaan kita tentang macam-macam fungsi luas
yang mungkin. Kita bahas kemungkinan fungsi luas
yang bukan merupakan perkalian defect dengan suatu
konstanta.
Kita mungkin merasa bahwa defect akan
dibuang dan bukan merupakan fungsi luas tertentu,
sementara fungsi luas yang lain mungkin diperoleh
secara tidak proporsional terhadap defect. Jika hal itu
yang terjadi, maka akan ada dua segitiga yang
Contoh 7.1
Jika diketahui ∆ABC dan ∆PQR di dalam ∆ABC,
buktikan bahwa defect ∆ABC > defect ∆PQR
Teorema 7.8
Sebarang dua fungsi luas adalah proporsional.
Buktinya tidak dibahas, karena agak sulit dan
memang merupakan bagian dari mata kuliah Analisis
Real.
Jika kita lihat teorema 7.6 dan 7.8, sangat mungkin
mendefinisikan luas segitiga dengan menggunakan
defectnya; dengan mengabaikan faktor
proporsionalnya. Menarik untuk diperhatikan bahwa
dalam geometri Euclides tiga-dimensi, jumlah sudut
segitiga bola adalah lebih besar dari 180 0, dan luas
segitiga bola didefinisikan sebagai “kelebihannya”,
yakni jumlah derajat ukuran sudut-sudutnya dikurang
180. Kita dapat menyimpulkan bahwa teorema 7.8 juga
benar untuk geometri Euclides dan diperlukan untuk
memvalidasikan teori luas Euclides yang sudah kita
kenal itu.
Teorema 7.9
Tidak ada dua garis sejajar yang jaraknya sama di
mana-mana.
A B C l
l’
A’ B’ C’
Bukti:
Akan kita tunjukkan bahwa untuk sebarang dua
garis l dan l‟, maka tidak ada tiga titik di l yang
jaraknya sama dari titik di l‟. Misalkan A, B, dan C
adalah tiga titik berbeda pada l, dengan B di antara
A dan C.
Dari A, B, dan C tarik garis tegaklurus ke l‟, yang
masing-masing memotong l‟ di A‟, B‟ dan C‟.
Misalkan AA‟ = BB‟ = CC‟.
Dari AA‟ = BB‟, AA‟B‟ = BB‟A‟ dan A‟B‟ = B‟A‟
Jadi : AA‟B‟ BB‟A.
Akibatnya AB‟ = BA‟
Q R l
Teorema 7.11
Dalam geometri netral, jika ada sebuah garis dan
sebuah titik yang memenuhi sifat kesejajaran
Lobachevsky maka ada segitiga yang jumlah sudutnya
kurang dari 1800.
Bukti :
Teorema ini sesungguhnya sesuai dengan teorema
2 yang telah dibuktikan. Jadi bukti teorema ini juga
bisa menggunakan bukti teorema tersebut.
Teorema 7.12
Dalam geometri netral, jika ada sebuah garis dan
sebuah titik yang memenuhi sifat kesejajaran
Lobachevsky maka setiap garis dan setiap titik luarnya
tentu memenuhi sifat kesejajaran Lobachevsky, yang
berarti geometrinya adalah geometri Euclides.
Bukti :
Andaikan Teorema 7.12 salah. Berarti ada satu garis
dan satu titik yang memenuhi sifat kesejajaran
Lobachevsky.
Menurut akibat Teorema 7.11, jika ada sebuah garis
dan sebuah titik yang memenuhi sifat kesejajaran
Lobachevsky maka setiap segitiga jumlah sudutnya
kurang dari 1800.
Tetapi menurut akibat Teorema 7.10, jika ada
sebuah garis dan sebuah titik yang memenuhi sifat
Teorema 7.13
Dua garis tegaklurus pada satu garis yang sama adalah
sejajar.
Diketahui : garis itu l dan m yang tegaklurus pada n
Akan dibutikan l dan m sejajar. C
l m
m
Bukti : n
B
220 /Pengantar Geometri Non-Euclides A
n
A B C’
Andaikan l dan m tidak sejajar, maka garis l dan m
berpotongan di C
Pernyataan Alasan
CA diperpanjang suatu segmen boleh
dengan AC‟ = CA diper-panjang dua kali.
Dilukis C‟B dua titik menentukan 1
garis
ABC ABC s, sd, s
ABC = ABC‟ unsur yang
berkorespondensi
Jadi, ABC‟ = 900 = ABC, BC dan BC‟
tegaklurus pada AB.
BC dan BC‟ berimpit melalui l titik pada
suatu garis hanya ada l
garis yang tegaklurus
garis itu
Jadi, AC dan BC atau garis l dan m mempunyai titik C
dan C‟ yang berimpit. Terdapat pertentangan dengan
ketentuan, bahwa l dan m berlainan. Jadi pengandaian
salah, berarti l dan m sejajar.
Jika postulat Riemann harus berlaku, maka
tentu ada yang salah dalam bukti di atas yang
menyebabkan hasil yang berbeda. Kiranya langkah ke-
6 yang menyebabkan itu. Dalam bukti ini Euclides
secara diam-diam menggunakan prinsip pemisahan
(“separation principle”), yaitu bahwa setiap garis
membagi bidang dalam 2 setengah bidang (2 daerah),
yang tidak mempunyai titik persekutuan. Jadi dalam
langkah pertama telah dianggap, bahwa C dan C‟
berlainan.
Jika prinsip pemisahan tidak digunakan, maka
C dan C‟ dapat berimpit dan bukti teorema di atas
Pengantar Geometri Non-Euclides/ 221
kurang benar. Jika prinsip pemisahan tetap digunakan,
C dan C‟ harus berlainan. Kontradiksi dalam langkah 6
dapat dihilangkan, jika kita meninggalkan prinsip,
bahwa dua titik menentukan l garis dan
memungkinkan dua garis berpotongan pada dua titik.
Hal ini menghasilkan teori baru.
Maka timbul 2 kemungkinan :
1) setiap 2 garis berpotongan pada 1 titik dan tidak
ada garis yang memisahkan suatu bidang (tidak
menggunakan prinsip pemisahan)
2) setiap 2 garis berpotongan pada 2 titik dan setiap
garis memisahkan bidang (menggunakan prinsip
pemisahan).
Euclides telah menggunakan prinsip, bahwa setiap
2 garis berpotongan pada 1 titik dan setiap garis
memisahkan suatu bidang (menggunakan prinsip
pemisahan). Maka kemungkinan pertama
menghasilkan Geometri “Single elliptic” dan
kemungkinan kedua menghasilkan Geometri “double
elliptic”.
Kata elliptik dididasarkan atas Klasifikasi Geometri
Proyektif. Geometri Lobachevsky disebut Geometri
Hiperbolik, mengingat bahwa melalui 1 titik diluar
suatu garis dapat dibuat 2 garis yang sejajar garis
tersebut. Geometri Euclides disebut Geometri
Parabolik, mengingat bahwa hanya ada 1 garis yang
sejajar garis tersebut dan Geometri Riemann disebut
Elliptik karena tidak ada garis yang dapat dibuat
sejajar garis tersebut.
Geometri Riemann berguna sekali dalam
Matematika dan Fisika Terapan (“applied Mathematics
and Physics”) dan merupakan dasar matematik dari
teori relativitas dari Einstein.
Teorema 7.14
Dua garis yang tegaklurus pada suatu garis bertemu
pada suatu titik.
Teorema 7.17
Jumlah besar sudut-sudut suatu segitiga lebih besar
dari 1800.
Teorema 7.18
Jumlah besar sudut-sudut suatu segiempat lebih besar
dari 3600.
Teorema 7.19
Sudut-sudut puncak dari segiempat Saccheri sama dan
tumpul.
Teorema 7.20
Dalam segiempat Lambert ABCD dengan A = B =
C = 900, maka sudut keempat D tumpul.
Teorema 7.21
Tidak ada persegi dalam Geometri Elliptic.
Teorema 7.22
Dua segitiga yang sebangun adalah kongruen.
Teorema-teorema, di atas tidak kita buktikan di
sini, tetapi dapat kita yakini dengan menggunakan
model.
Pengantar Geometri Non-Euclides/ 225
Dalam geometri Hiperbolik luas suatu segitiga
adalah kelipatan dari defeknya. Maka dalam Geometri
Elliptik luas suatu segitiga adalah kelipatan konstan
dari ekses (“excess”) nyata, yaitu :
= (A + B + C – 180) atau
= (A + B + C – )
tergantung dari satuan-satuan yang dipakai.
Contoh 7.2
Diketahui ABCD segiempat Saccheri, AB = DC ; AE =
ED ; BF = FC ; EF AD dan EF BC karena garis EF
adalah persekutuan dari segiempat Saccheri ABCD
atau karena setiap garis yang melalui kutub G garis g
dan n ABFE dan CDEF segiempat Lambert.
GB = GC = G1B = G1C = jarak polar juga GF
∆ GBF dan ∆ GCF sama kaki ∆ GAD sama kaki karena
GB, GC jarak polar artinya setiap titik di g memiliki
jarak yang sama dengan titik kutub G dan ABCD
adalah ∆ GAD sama kaki karena
segiempat Saccheri dengan AB = CD sehingga GA = GA
GD =
BG – AB
GD = GC - CD
GA = GD (jarak polar karena GA = GB – AB dan
GD = GC – CD
Mengakibatkan D1 = A1 lancip karena ABFE
adalah Lambert dengan B = F = E = 900
Berdasarkan Teorema 7.5 Geometri Elipthik besar
sudut segiempat > 260, sehingga disimpulkan : E >
900 (tumpul)
Karena A2 saling berpelurus dengan A1
Untuk D1 lancip (alasannya analog dengan di
atas menggunakan CDEF)
LATIHAN 7.1
1. Buktikan : a. sisi atas (summit) suatu segiempat
Saccheri adalah lebih besar dari sisi
alasnya.
b. sudut atasnya lancip
c. segmen yang menghubungkan titik-
titik tengah dari sisi atas dan sisi
alasnya lebih kecil dari kakinya.
2. Buktikan jika dua segiempat Saccheri mempunyai
panjang sisi alas sama dan panjang kaki sama
maka kedua segiempat itu kongruen.
3. Buktikan jika dua segiempat Saccheri mempunyai
panjang sisi alas sama dan sudut atas sama maka
kedua segiempat itu kongruen.
4. Buktikan jika dua segiempat Saccheri mempunyai
panjang sisi atas sama dan sudut sama maka kedua
segiempat itu kongruen.
5. Buktikan jika dua segitiga mempunyai defect yang
sama, dan sebuah sisi dari kedua segitiga itu sama,
maka kedua segitiga itu ekivalen.
6. Buktikan jika dua segitiga mempunyai defect yang
sama maka kedua segitiga itu ekivalen.
7. Misalkan diketahui : PQ l di Q, PR / / l,
QPR lancip.
LATIHAN 7.2
Jika model dari Geometri “double elliptik adalah
sebuah bola, maka :
1) Berikan gambaran dari teorema 3
2) Berikan juga gambaran teorema 4
3) Berikan juga gambaran teorema 6
4) Bandingkan teorema 4 dengan teorema serupa
untuk Geometri Hiperbolik dan Geometri Euclides.
5) Bandingkan pula segiempat Saccheri dalam
Geometri Elliptik dengan yang dalam Geometri
Hiperbolik dan geometri Euclides.