Anda di halaman 1dari 39

BAB 8

PENGANTAR GEOMETRI NON-EUCLIDES


Riemann dilahirkan
pada tanggal 17 September
1826 di Breselenz, sebuah desa
di dekat Dannenberg di
kerajaan Han-nover Jerman.
Ayahnya bernama Friedrich
Bernard Riemann dan ibunya
bernama charlotte Ebell.
Riemann mempunyai 5
saudara, 1 laki-laki dan 4
perempuan. pada tahun 1846,

Riemann belajar di Universitas Gottingen, Jerman


dan masuk fakultas Teologi. Riemann sangat tertutup
dengan keluarganya dan dia selalu meminta izin ayahnya
jika akan mengerjakan sesuatu.pada tahun 1847, Riemann
belajar di universitas berlin Jerman. dia di ajar para tokoh-
tokoh terkenal di dunia seperti Steiner, Jacobi, Dirichlet, dan
Einstein. hal ini merupakan waktu yang paling penting buat
Riemann karena dia bias belajar banyak dari Einstein dan
diskusi tentang variable komplek dalam teori fungsi
eliptik.Riemann merupakan matematikawan jerman yang
membuat kontribusi penting untuk analaisis dan geometri
differensial.
Teori-teorinya yang mempengaruhi perkembangan
matematika adalah geometri Riemann, geometri aljabar dan
teori manifold kompleks. Teori Riemann awalnya dipelajari
oleh Felix Klein dan Adolf Hurwit berdasarkan pada toologi.
Pada awal abad 20an teorinya dapat diaplikasikan pada fisika
matematika. Pada tahun 1853 Gauss menanyakan pada
Riemann untuk mempelajari Habilitation Schrift pada dasar-
dasar geometri. Kemudian Riemann mengembangkan
teorinya tentang dimensi tak hingga.

Pengantar Geometri Non-Euclides/ 191


Saccheri meninggal tahun 1733. Hasil karyanya
nampaknya hanya sedikit mempengaruhi
perkembangan geometri sebab para penggantinya
sampai dengan abad 19 terus mencoba membuktikan
postulat kesejajaran Euclides. Pada gilirannya usaha-
usaha pembuktian pada abad itu dilakukan oleh ahli-
ahli matematika sekaliber Gauss (1777 – 1855) dan
Legendre (1752 – 1833). Meskipun demikian,
kegagalan-kegagalan yang terjadi pada abad 20 pada
akhirnya menimbulkan keraguan di benak para ahli
matematika. Sehingga pada tahun 1830, J. Bolyai (1802
– 1860), seorang perwira AD Hungaria, N.I
Lobachevsky (1793 – 1856), seorang profesior
matematika Rusia pada Universitas Kazan, dan Si
Raksasa Gauss sendiri telah mengembangkan teori-
teori Geometri yang berdasarkan pada suatu
kontradiksi postulat kesejajaran Euclides. Secara
khusus, mereka beranggapan bahwa ada lebih dari
satu garis yang sejajar dengan suatu garis tertentu
yang melalui suatu titik di luar garis tersebut. Gauss,
yang tidak suka pertentangan, enggan menerbitkan
ide-idenya, oleh karena itu Bolyai dan Lobacheskylah
yang biasanya dianggap sebagai pencipta teori baru
itu. Selanjutnya pada tahun 1854 ahli matematika
terkenal dari Jerman B. Riemann (1826 – 1866)
memperkenalkan suatu teori baru non-Euclides yang
lain yang mendasarkan pada asumsi bahwa tidak ada
garis-garis yang sejajar.
Pada bab ini diberikan tentang pengenalan
dasar teori-teori klasik dari Bolyai, Lobachevsky, dan
Rieman.

A. Geometri Lobachevsky

192 /Pengantar Geometri Non-Euclides


Sekarang, diperkenalkan geometri non-Euclides
dari Bolyai, dan Lobachevsky, sebagai teori formal y
ang mendasarkan pada beberapa postulat. Teori ini
dinamakan Geometri Lobachevsky untuk memudahkan
dan menandai karya Lobachevsky. Geometri
Lobachevsky dapat digolongkan pada geometri netral
dengan memandang bahwa setiap segitiga jumlah
besar sudutnya kurang dari 1800. Meskipun demikian,
kita lebih suka mengikuti sejarah perkembangannya
dan mempelajarinya secara langsung dalam
hubungannya dengan postulat kesejajaran Euclides.
Jadi, untuk menggolongkan pada geometri
Lobachevsky hanyalah dengan menerima semua
postulat geometri Euclides dengan membuang postulat
kesejajarannya dan mengganti dengan postulat berikut
ini :

Postulat Kesejajaran Lobachevsky


Paling tidak ada dua garis yang sejajar dengan suatu
garis yang melalui suatu titik di luar garis tersebut.

Jelaslah, geometri Lobachevsky merupakan jenis


dari geometri netral. Sebagai akibatnya, kita lanjutkan
pelajaran geometri netral dengan memberikan suatu
batasan tambahan. Jadi, teorema-teorema pada
geometri netral juga berlaku pada geometri
Lobachevsky dan juga dapat dipakai pada
pembuktian-pembuktian kita.

B. Teorema non-metrical
Teorema pertama geometri Lobachevsky
merupakan teorema dasar yang tidak melibatkan ide-
ide metrical (sistim perhitungan dengan dasar angka
Pengantar Geometri Non-Euclides/ 193
10) seperti jarak, ketegak-lurusan, atau luas. Teorema
tersebut mengenai kedudukan atau sifat garis.

Teorema 6.1
Sebarang garis seluruhnya berada di dalam sudut
tertentu.
Bukti :
Misalkan diketahui garis l. tentukan titik P di luar l.
tentukan titik P diluar l. Menurut postulat
kesejajaran geometri Lobachevsky ada garis m dan
n yang melalui P dan sejajar l.
Garis m dan n membagi bidang itu menjadi 4
daerah, masing-masing merupakan bagian dalam
suatu sudut, yakni bagian dalam  APB‟,  A‟PB.
 A‟PB‟, dengan P terletak diantara A dan A‟ pada
garis m dan diantara B dan B‟ pada garis n.
Misalkan Q adalah titik pada l. Karena l tidak
memotong m atau n, berarti Q tidak terletak pada
m atau n.
Jadi Q berada pada salah satu dari 4 bagian dalam
sudut di atas, misalnya  A‟PB.
Sekarang, dimana letak l ?
Karena salah satu titiknya yaitu titik Q berada pada
bagian dalam  A‟PB dan l tidak memotong sisi-sisi
sudutnya, yakni PA‟ dan PB. Jadi jelaslah bahwa l
berada di dalam  A‟PB yang berarti garis l
seluruhnya termuat di dalam  A‟PB.
Catatan : Sangat menarik bahwa Legendra membuktikan
postulat kesejajaran Euclides dengan mengasumsikan bahwa
suatu garis yang memuat suatu titik dalam suatu sudut
pasti memotong sudut tersebut.

194 /Pengantar Geometri Non-Euclides


Teorema akibat
Ada tak berhingga garis yang sejajar dengan suatu
garis yang melalui suatu titik di luar garis itu.
Bukti :
Misalkan diketahui garis l dan titik P.
Gunakan teorema l dan misalkan R sebarang titik
yang terletak di dalam daerah  APB (Gambar 4.1).
Maka garis PR (kecuali titik P) seluruhnya termuat
dalam daerah  APB dan  A‟PB‟ dan tidak
memotong garis l yang termuat dalam  A‟PB. Jadi
PR / / l.
Karena terdapat tak berhingga garis yang seperti
PR, berarti teorema akibat terbukti.
Sungguh menarik kalau kita bandingkan
Teorema 6.1 di atas dengan situasi dalam geometri
Euclides (yang hanya sebagian garis dapat termuat
dalam daerah suatu sudut). Karena dalam geometri
bidang Euclides sebuah garis yang melalui titik dalam
daerah sudut akan memotong sudut di dua titik atau
satu titik. Jadi hanya sebuah segmen garis saja yang
bisa termuat dalam daerah sudut, atau hanya sebuah
sinar garis saja.

Teorema di atas menunjukkan perbedaan yang


jelas antara geometri Euclides dan geometri
Lobachevsky jika dipandang dari sifat-sifat nonmetrik.
Hal ini seharusnya tidaklah terlalu mengherankan,

Pengantar Geometri Non-Euclides/ 195


karena postulat kesejajaran Euclides (dalam bentuk
postulat Playfair) dan postulat kesejajaran
Lobachevsky memang berbeda sifat khusus grafiknya.
Perhatikan, hasil yang tak terhindarkan pasti terjadi,
jika kita mengasumsikan postulat Lobachevsky.

C. Sanggahan
Anda mungkin keberatan bahwa Teorema 6.1
ternyata valid secara abstrak, tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan fisiknya. Jadi, konklusi di atas
memang secara logis diperoleh dari postulat
kesejajaran Lobachevsky, tetapi asumsi itu secara fisik
keliru. Jika anda membuat pernyataan demikian,
berarti anda mulai mengikuti jejak para ahli geometri
non-Euclides. Karena jika mereka mulai
mengembangkan teori mereka, mereka pasti telah
meragukan validitas empirik dari postulat kesejajaran
yang baru itu. Yang diperlukan bagi seseorang untuk
berpikir secara matematis adalah asumsi-asumsi
(postulat-postulat) yang secara logis dapat
menghasilkan konklusi (teorema). Validitas argumen
matematis tidak bergantung pada benar atau salahnya
asumsi dasar yang digunakannya.
Meskipun demikian, wajarlah kita memilih
asumsi yang akan menimbulkan kekeliruan jika
diterapkan pada dunia nyata? Jawabnya sudah jelas,
tetapi kenyataannya hal ini merupakan pertanyaan
yang sulit dan rumit yang tidak mungkin dijawab
dengan “ya” atau “tidak” saja. Harus ada beberapa
penjelasan.
Pertama, ahli matematika seharusnya bebas
memilih postulat dan mempelajari konsekuensinya,

196 /Pengantar Geometri Non-Euclides


bebas dari pertimbangan kegunaan praktisnya
maupun validitas empirisnya.
Kedua, proporsi matematika itu abstrak; untuk
mengujinya secara empiris kita harus menafsirkan
istilah-istilah dasarnya. Meskipun tampaknya salah
dalam suatu interpretasi (penafsiran), mungkin
menjadi benar dalam intepretasi yang lain. Sebagai
contoh, suatu postulat menjadi salah jika “garis”
diinterpretasikan sebagai “tali yang tegang”, mungkin
jadi benar jika diinterpretasikan sebagai “sinar lampu”.
Akhirnya, janganlah kita lupa bahwa penentuan
kebenaran empiris dari pernyataan geometris bukanlah
urusan kita sebagai ahli matematika – sebab hal itu
bukanlah merupakan percobaan mental yang dapat
disimpulkan secara santai. Hal itu termasuk dalam
bidang pengetahuan tentang percobaan dan penelitian
yang dilaksanakan oleh ahli fisika, astronom dan para
peneliti.
Untuk menentukan kebenaran pernyataan
secara empiris, seringkali merupakan masalah yang
sulit, dan seringkali hanya memperoleh
pendekatannya saja atau kebenarannya secara statistik
saja. Sebagai contoh yang klasik, perhatikan postulat
kesejajaran Euclides : postulat itu telah digunakan
turun-temurun oleh para ilmuwan dan insinyur;
postulat tersebut telah mengalami pengujian waktu itu.
Kita merasa yakin bahwa itu merupakan fakta empiris.
Dengan proses berpikir yang sama kita yakin
bahwa postulat kesejajaran Lobachevsky secara
empiris adalah salah. Marilah kita renungkan masalah
ini sebentar – apa saja yang terlibat dalam pernyataan-
pernyataan ini ? Adakah kita menyatakan bahwa, jika

Pengantar Geometri Non-Euclides/ 197


diketahui garis (secara fisik) l dan titik P (secara fisik)
di luar l, maka ada garis m (secara fisik) yang tidak
memotong l tetapi melalui P yang tidak terletak pada l?
Bagaimana kita menguji hal itu?
Akankah kita gunakan tali, garis-garis di papan
tulis, atau sinar lampu? Ingat, betapa lebih sulit lagi
membuktikan secara empiris bahwa hanya ada satu garis
yang demikian? Misalkan ada satu garis yang
memenuhi, yaitu garis m.

m’
l

Apakah kita benar-benar tahu sifat-sifat fisiknya


sehingga dapat menunjukkan hanya ada satu garis
seperti itu ?
Misalkan m‟ a dalah garis (secara fisik) yang melalui P
dan membentuk sudut yang sangat kecil dengan m;
dapatkah kita nyatakan bahwa secara fisik m‟ pasti
memotong l?
Pernyataan tentang kebenaran empiris postulat
kita memang sulit di jawab dan akan dibahas lebih
lanjut pada bab 8. Saat ini kita puas jika kita telah
dapat menghilangkan keraguan dan mempunyai
secara empiris. Postulat kesejajaran Euclides pasti
benar dan postulat kesejajaran Lobachevsky pasti
salah. Kita harapkan hal ini cukup dengan
menghilangkan perasaan bahwa geometri

198 /Pengantar Geometri Non-Euclides


Lobachevsky hanyalah abstrak yang jauh dari dunia
nyata.
D. Jumlah sudut segitiga dalam geometri
Lobachevsky
Teorema 1 menunjukkan bagaimana kedudukan
atau sifat-sifat non metrical dalam geometri non-
Euclides tentu berbeda dengan geometri Euclides.
Akan ditunjukkan dalam Teorema 7.2 bagaimana sifat
metrical, jumlah besar sudut dalam segitiga, tentu
berubah jika kita mengubah postulat kesejajarannya.

Kita awali dengan dua “lemma” yang valid


dalam geometri netral. Kita tangguhkan
pengenalannya karena kedua lemma tersebut hanya
digunakan untuk menetapkan Teorema 7.2. Lemma 7.1
merupakan pengulangan kembali Teorema Saccheri
Legendre
Lemma 7.1.
Jumlah besar dua sudut dalam segitiga adalah kurang atau
sama dengan besar sudut luar yang tida bersisian dengan
sudut tersebut.
Bukti :
Perhatikan  ABC. Menurut Teorema Sacheri-
Legendre :
 A +  B +  C < 1800.
Jika kedua ruas ketidaksamaan dikurangi dengan 
C diperoleh : A  B + < 1800 -  C. Lemma
tersebut berlaku karena sudut luar C sama dengan
1800 -  C.

Lemma 7.2
Misalkan diketahui garis l, titik P di luar l, titik Q pada l.

Pengantar Geometri Non-Euclides/ 199


Misalkan diberikan sisi PQ. Maka ada titik R di l yang
terletak satu pihak dengan PQ, sehingga  PQR sekecil
yang kita inginkan.

l
Q R

Bukti :
Misalkan a adalah sudut yang kecil.
Akan kita tunjukkan bahwa ada titik R pada l yang
terletak di sebelah kanan PQ sedemikian hingga 
PRQ < a.
Pertama, kita bentuk barisan sudut-sudut :
 PR1Q,  PR2Q, ……..,
yang setiap suku tidak lebih besar dari suku
sebelumnya.
Perhatikan gambar berikut ini.

200 /Pengantar Geometri Non-Euclides


Misalkan R1 titik pada l dan berada di sebelah
kanan sisi PQ sedemikian hingga QR1 = PQ
(Gambar 4.5).
Tarik PR1. Maka  PQR1 adalah sama kaki dan
 QPR1 =  PR1Q = b1.
Misal besar sudut luar  PQR1 di Q = b. Menurut
Lemma 7.1
b1 + b1 = 2b1 < b,
berarti :
b1 < 12 b ………….(1)
Sekarang dibentuk segitiga baru dan diulang lagi
argumen di atas. Perpanjang QR1 melalui R1 ke R2,
sedemikian hingga R1R2 = PR1.
Tarik PR2. Maka  PR1R2 adalah samakaki dan
 R1PR2 =  PR2R1 =  PR2Q = b2
Jadi, sesuai dengan Lemma 6.1
b2 + b2 = 2b2 < b1
berarti :
b2 < 12 b1
sesuai dengan persamaan (1) diperoleh :
1
b2 < 2 b
2
Dengan melanjutkan proses di atas sebanyak n kali,
maka akan diperoleh titik Rn pada l dan di sebelah
kanan sisi PQ sedemikian hingga :

1
bn =  PRnQ < b
2n
Dengan memilih n cukup besar maka bisa
1
diperoleh n b < a.
2

Pengantar Geometri Non-Euclides/ 201


Dengan demikian  PRnQ < a. Jadi teorema berlaku
untuk R = Rn.

Teorema 7.2
Ada sebuah segitiga dengan jumlah besar sudut
kurang dari 1800.

Bukti :
Misalkan l suatu garis dan P di luar l. Kita buat
garis m melalui P sejajar l dengan cara biasa sebagai
berikut :
Misal PQ  l di Q, dan m  PQ di P.
Menurut postulat kesejajaran Lobachevsky ada
garis lain yaitu garis n yang melalui P dan sejajar l.
Salah satu sudut yang dibentuk n dengan PQ
adalah lancip.
Misalkan : X titik pada n sedemikian hingga  QPX
lancip
Y titik pada m dan n di sebelah kanan sisi PQ
seperti X.
a =  XPY.
Maka  QPX = 900 – a

202 /Pengantar Geometri Non-Euclides


Sekarang gunakan Lemma 7.2. Misalkan R pada l
dan berada di sebelah kanan sisi PQ yang memuat
X, sedemikian hingga  PRQ < a.
Perhatikan  PQR. Kita punya :
 PQR = 900
 QRP < a
 RPQ <  XPQ = 900 – a
Jika dijumlahkan diperoleh :
 PQR +  QRP +  RPQ < 900 + a + 900 – a =
1800
Jadi  PQR mempunyai jumlah besar sudut kurang
dari 1800 dan teorema terbukti.
P
m

l
Q R

Urutan pembuktian di atas sungguh sangat


sederhana. Untuk mengetahui lebih dalam, perhatikan
dulu situasi yang sama dalam geometri Euclides.
Misal : l dan m tegak lurus pada PQ di Q dan P.
R sebarang titik pada l, di sebelah kanan sisi PQ
Jika R menjauhi PQ sampai tak terhingga, maka  QRP
mendekati 00 dan  QPR mendekati 900.
Dalam geometri Lobachevsky agak sedikit
berbeda. Kita masih punya garis l dan m tegak lurus
pada PQ di Q dan P sedemikian hingga m / / l. Tetapi
sekarang (seperti pada pembuktian Teorema 2) ada
garis lain PX yang sejajar l, sedemikian hingga :
Pengantar Geometri Non-Euclides/ 203
QPX < 900. Misalkan R sebarang titik pada l di
sebelah kanan PQ seperti X.
Jika R menjauhi PQ sampai tak terhingga, maka
QRP mendekati 00 seperti pada geometri Euclides.
Tetapi QPR tidak mendekati 900, karena QPR selalu
kurang dari QPX.
Jadi, jika R cukup jauh, PQR akan memiliki jumla
besar sudut kurang dari 1800. Sebagai contoh, jika
QPX = 890 kita hanya perlu menempatkan R
sedemikian hingga QRP < 10.

P m

. X

l
Q R

Akhirnya, Anda mungkin menolak bahwa kita


tidak akan dapat mendapatkan QPR < QPX, yakni
sinar PR terletak dalam QPX.
Perhatikan bahwa sinar PR dan sinar PX adalah
berbeda dan keduanya berada di dalam sudut yang
dibentuk oleh sinar PQ dengan sinar yang lain.
Misalkan sinar PX terletak di dalam  QPR, maka sinar
PX akan memotong QR dan sudah tentu memotong l.
Karena hal ini tidak mungkin terjadi, berarti sinar PR
harus berada di dalam  QPX.
Teorema berikut merupakan teorema yang
penting, dan merupakan konsekuensi langsung dari
Teorema 7.2.

204 /Pengantar Geometri Non-Euclides


Teorema 7. 3
Jumlah besar sudut setiap segitiga kurang dari 180 0.
Bukti :
Menurut akibat 2 teorema 6.6 (geometri netral) :
Jika ada sebuah segitiga yang jumlah besar
sudutnya kurang dari 1800, maka setiap segitiga
jumlah besar sudutnya juga kurang dari
1800…………… (1)
Menurut Teorema 7.2 (geometri Lobachevsky) :
Ada sebuah segitiga yang jumlah besar sudutnya
kurang dari 1800……………. (2)
Berdasarkan (1) dan (2) maka jumlah besar sudut
setiap segitiga kurang dari 1800.

Akibat 1 Teorema 7.3


Jumlah besar sudut-sudut dalam segiempat kurang
dari 3600.

Akibat 2 Teorema 7.3


Tidak ada persegipanjang.

Meskipun Teorema 7.3 tersebut berbeda dengan


teorema serupa pada geometri Euclides, mungkin anda
masih tetap berasumsi bahwa jumlah besar sudut
suatu segitiga itu konstan, seperti pada geometri
Euclides. Hal ini tidak mungkin pada geometri
Lobachevsky, di mana jumlah besar sudut suatu
segitiga bervariasi antara 00 dan 1800.

Diskusikan
Buktikan bahwa ada dua segitiga dengan jumlah besar
sudut yang berbeda. Dapatkah anda menjumpai lebih
dari dua ?
Pengantar Geometri Non-Euclides/ 205
(Petunjuk : Gunakan bukti tak langsung).

E. Adakah segitiga-segitiga yang sebangun dalam


geometri Lobachevsky?
Berikut ini akan ditunjukkan bahwa segitiga-
segitiga yang sebangun tidak ada dalam geometri
Lobachevsky, tetapi yang ada hanyalah segitiga-
segitiga yang kongruen. Hal ini sesuai dengan teorema
berikut ini.

Teorema 7.4
Dua segitiga dikatakan kongruen jika sudut-sudut
yang bersesuaian sama.
A
A’

„ B’’ C’’

B’ C’

B C

Bukti :
Andaikan teorema 4 salah. Berarti ada dua segitiga,
misal  ABC dan  A‟B‟C‟ sedemikian hingga :  A =
 A‟,  B =  B‟,  C‟ tetapi kedua segitiga tersebut
tidak kongruen. Jadi AB  A‟B‟ (Jika AB = A‟B‟ tentu
kedua segitiga tersebut kongruen dengan sd-ss-sd).
Demikian pula jika AC  A‟C‟ dan BC  B‟C‟.

206 /Pengantar Geometri Non-Euclides


Perhatikan tripel segmen AB, AC, BC dan A‟B‟,
A‟C‟, B‟C‟. Salah satu dari tripel segmen tersebut pasti
terdiri atas dua segmen yang lebih besar dari dua
segmen yang bersesuaian dari tripel yang lain.
Akibatnya, kita dapat memisalkan AB > A‟B‟ dan AC >
A‟C‟. Selanjutnya tentukan titik B” pada AB dan C”
pada AC sedemikian hingga A‟B‟ = AB” dan A‟B‟ =
AC”
Jadi  AB”C” kongruen  A‟B‟B‟.
Akibatnya :  BB”C” =  B‟ =  B.
Berarti  BB”C” adalah suplemen  B dan  B”C”C
adalah suplemen  C, dengan demikian segiempat
BB”C”C mempunyai jumlah besar sudut sama dengan
3600 (bertentangan dengan akibat 1 teorema 7.3).
Di sini telah kita lihat perbedaannya dengan
geometri Euclides. Sesuai dengan Teorema 7.4, dalam
geometri Lobachevsky tidak ada teori tentang gambar-
gambar sebangun yang didasarkan pada definisi biasa,
karena jika dua segitiga sebangun maka sudut-sudut
yang bersesuaian sama, dan oleh karena itu kedua
segitiga pasti kongruen. Secara umum, dua gambar
yang sebangun pasti kongruen, dan juga mempunyai
ukuran yang sama.

F. Teori Luas Lobachevsky


Ukuran luas dalam geometri Lobachevsky
berbeda dengan geometri Euclides yang menggunakan
satuan luas persegi, karena persegi tidak ada dalam
geometri Lobachevsky. Untuk perhitungan besarnya
luas dapat digunakan metode perhitungan besarnya
luas dapat digunakan metode perhitungan integral dan

Pengantar Geometri Non-Euclides/ 207


metode pendekatan tertentu. Untuk penyederhanaan,
kita batasi dengan luas segitiga saja.
Tanpa memperhatikan bagaimana luas
didefinisikan yang pasti luas memiliki sifat-sifat
berikut :
a) kepositifan:
Setiap segitiga ditentukan secara tunggal oleh
bilangan positif yang dinamakan luasnya.
b) invariansi terhadap kongruensi :
segitiga-segitiga yang kongruen memiliki luas yang
sama.
c) sifat aditif (penambahan) :
Jika segitiga T dibelah menjadi segitiga T1 dan T2,
maka luas T adalah jumlah luas T1 dan T2.
Akibatnya, setiap pengukuran luas menentukan
fungsi bernilai real yang didefinisikan pada semua
segitiga yang memenuhi sifat a), b), dan c). Hal ini
menunjukkan bahwa kita definisikan konsep
pengukuran luas atau fungsi luas pada segitiga yang
mempunyai ketiga sifat tersebut, lepas dari proses
pengukurannya. Jadi kita tentuan definisi berikut.

Definisi 7.1
Perhatikan suatu fungsi yang memasangkan setiap
segitiga dengan bilangan real tertentu sedemikian
hingga sifat a), b) dan c) terpenuhi. Fungsi tersebut
dinamakan fungsi luas atau ukuran luas (untuk segitiga).
Jika  adalah fungsi semacam itu dan ABC adalah
segitiga, maka (ABC) menyatakan suatu nilai yang
dipasangkan oleh  dengan segitiga ABC, dan disebut
luas atau ukuran segitiga ABC yang ditetapkan oleh .
Sudah tentu definisi di atas tidak terbatas pada
geometri Lobachevsky saja; tapi juga berlaku untuk
208 /Pengantar Geometri Non-Euclides
sebarang geometri netral. Dalam geometri Euclides
telah kita kenal rumus luas segitiga (= 12 a.t) yang
menghasilkan sebuah fungsi luas, dengan
memasangkan setiap segitiga dengan bilangan 2 x alas
1

x tingginya.
Kita lanjutkan dengan mengamati sifat aditif c)
dari fungsi luas, yang dapat dikembangkan sampai
sejumlah suku-suku yang berhingga.

Teorema 7.5 (Penjumlahan berhingga)

Misalkan sebuah segitiga  dipecah menjadi suatu


himpunan berhingga segitiga-segitiga yang tidak
saling menutupi 1, 2, ……, n. Maka fungsi luas 
nya :
() = (1) + (2) + ………. + (n).
Hasilnya akan sama pentingnya baik pada
geometri Euclides maupun geometri Lobachevsky. Kita
kenalkan idea fungsi luas dalam geometri Lobachevsky
tanpa memberikan suatu contoh tertentu. Ada suatu
contoh yang hanya penting dan dikenal pada geometri
Euclides, tetapi umumnya dinyatakan dalam sudut-
sudut segitiga. Secara formal kita nyatakan definisi
berikut.

Definisi 7.2:
Defect  ABC adalah 180 – ( A +  B +  C). Di sini 
A,  B,  C, diambil dari besar derajat dari sudut-
sudut yang dimaksud. Jadi defect suatu segitiga adalah
bilangan real bukan bilangan derajat.
Defect suatu segitiga berlaku seperti pengukuran luas :

Pengantar Geometri Non-Euclides/ 209


Teorema 7.6
Defect adalah fungsi luas pada segitiga.
Bukti :
Sesuai dengan Teorema 7.3, sifat a) berlaku, sifat b)
juga memenuhi, karena segitiga-segitiga yang
kongruen mempunyai sudut-sudut yang bersesuaian
sama, sehingga jumlah sudutnya sama dan defectnya
juga sama. A

B D C

Untuk menyelidiki sifat c) misalkan diketahui 


ABC, dan D suatu titik pada BC sedemikian hingga AD
memecah  ABC menjadi  ABD, dan  ADC. Jumlah
defect kedua segitiga ini adalah :
180 – ( BAD +  B +  BDA) + 180 – ( CAD +  C +
 CDA).
Dengan menyusun kembali, dan memperhatikan
bahwa  BDA +  CDA = 180, kita dapatkan jumlah
defect kedua segitiga tersebut adalah
180 - ( BAD +  CAD +  B +  C).
= 180 - ( BAC +  B +  C).
yang merupakan defect  ABC.
Teorema di atas menunjukkan bahwa fungsi
luas ada. Kita tentunya heran jika ada fungsi luas yang
lain, dan seberapa banyak variasinya. Metode
pembuatan fungsi luas yang baru akan diberikan pada

210 /Pengantar Geometri Non-Euclides


teorema berikut, yang merupakan akibat langsung dari
definisi fungsi luas.

Teorema 7.7
Perkalian fungsi luas dengan bilangan positif juga
menghasilkan fungsi luas.
Perkalian fungsi luas dengan bilangan positif
mengakibatkan perubahan satuan ukurannya (yakni :
sebarang segitiga mempunyai ukuran 1), tetapi tidak
mengubah ratio ukuran segitiganya. Jika kita memakai
satuan yang berbeda untuk ukuran sudut dan
mendefinisikan “defec” dengan cara alami, kita akan
memperoleh perkalian suatu defect dengan konstanta
seperti yang kita definisikan semula.
Sebagai contoh, misalkan kita ubah satuan sudut
dari derajat ke menit. Maka hal tersebut akan
menyebabkan dua macam peruahan :
(1) setiap ukuran sudut harus dikalikan dengan 60.
(2) angka kunci 180 harus diganti dengan 60 kali 180
atau 10800.
Jadi definisi yang tepat untuk “defect” adalah 60 kali
defect yang kita definisikan semula.
Sayangnya teorema terakhir tidak menjawab
pertanyaan kita tentang macam-macam fungsi luas
yang mungkin. Kita bahas kemungkinan fungsi luas
yang bukan merupakan perkalian defect dengan suatu
konstanta.
Kita mungkin merasa bahwa defect akan
dibuang dan bukan merupakan fungsi luas tertentu,
sementara fungsi luas yang lain mungkin diperoleh
secara tidak proporsional terhadap defect. Jika hal itu
yang terjadi, maka akan ada dua segitiga yang

Pengantar Geometri Non-Euclides/ 211


mempunyai luas yang sama karena ditentukan oleh
suatu fungsi luas tertentu, dan mempunyai luas yang
tidak sama oleh fungsi luas yang lain. Dalam
praktiknya, hal ini mungkin meresahkan : harga
sebuah rumah yang bergantung pada sistem ukuran
yang digunakannya. Untungnya, hal seperti itu tidak
pernah terjadi dalam geometri Lobachevsky.

Contoh 7.1
Jika diketahui ∆ABC dan ∆PQR di dalam ∆ABC,
buktikan bahwa defect ∆ABC > defect ∆PQR

Bukti : Buat Segitiga ABC

Hubungkan titik A pada ∆ABC


dengan titik P pada ∆PQR.
C Hubungkan titik A pada ∆ABC
dengan titik Q pada ∆PQR
Hubungkan titik B pada ∆ABC
R
dengan titik Q pada ∆PQR
P Hubungkan titik B pada ∆ABC
Q
dengan titik R pada ∆PQR
Hubungkan titik C pada ∆ABC
A B
dengan titik R pada ∆PQR
Hubungkan titik C pada ∆ABC
dengan titik P pada ∆PQR

Berdasarkan Teorema 7.3


∆ABC : A3 + B1 +  Q2 < 180
∆BQR : B2 + Q3 +  R1 < 180
∆BCR : B3 + R2 +  C1 < 180
∆CPR : C2+ P4 +  R3 < 180
∆CPA : C3 + A1 +  P1 < 180
212 /Pengantar Geometri Non-Euclides
∆APQ : A2 + P2 +  Q1 < 180
A123 + B123 + C123 +  Q123 + R123+ P124 <
6.180
A + B + C + P124+  Q123 + R123 <
6.180
A + B + C < 6.180 – ( P124+  Q123 + R123)
A + B + C < 3.360 – [(360- P3)+(360-  Q4)
+(360-  R4)]
A + B + C < 3.360 – 3.360+ P3 +  Q4 +
R4
A + B + C < P3 +  Q4 + R4
- (A + B + C) > 180 - (P3 +  Q4 + R4)
 Defect ∆ ABC > defect ∆ PQR ………. Terbukti

Teorema 7.8
Sebarang dua fungsi luas adalah proporsional.
Buktinya tidak dibahas, karena agak sulit dan
memang merupakan bagian dari mata kuliah Analisis
Real.
Jika kita lihat teorema 7.6 dan 7.8, sangat mungkin
mendefinisikan luas segitiga dengan menggunakan
defectnya; dengan mengabaikan faktor
proporsionalnya. Menarik untuk diperhatikan bahwa
dalam geometri Euclides tiga-dimensi, jumlah sudut
segitiga bola adalah lebih besar dari 180 0, dan luas
segitiga bola didefinisikan sebagai “kelebihannya”,
yakni jumlah derajat ukuran sudut-sudutnya dikurang
180. Kita dapat menyimpulkan bahwa teorema 7.8 juga
benar untuk geometri Euclides dan diperlukan untuk
memvalidasikan teori luas Euclides yang sudah kita
kenal itu.

Pengantar Geometri Non-Euclides/ 213


G. Garis-Garis Yang Sejajar Dan Sama Jaraknya
Dalam geometri Euclides, ciri penting dari dua
garis yang sejajar adalah bahwa kedua garis itu
jaraknya sama di mana-mana. Hal itu tidak ada dalam
geometri Lobachevsky, sesuai dengan teorema berikut
ini.

Teorema 7.9
Tidak ada dua garis sejajar yang jaraknya sama di
mana-mana.

A B C l

l’
A’ B’ C’

Bukti:
Akan kita tunjukkan bahwa untuk sebarang dua
garis l dan l‟, maka tidak ada tiga titik di l yang
jaraknya sama dari titik di l‟. Misalkan A, B, dan C
adalah tiga titik berbeda pada l, dengan B di antara
A dan C.
Dari A, B, dan C tarik garis tegaklurus ke l‟, yang
masing-masing memotong l‟ di A‟, B‟ dan C‟.
Misalkan AA‟ = BB‟ = CC‟.
Dari AA‟ = BB‟,  AA‟B‟ =  BB‟A‟ dan A‟B‟ = B‟A‟
Jadi :  AA‟B‟   BB‟A.
Akibatnya AB‟ = BA‟

214 /Pengantar Geometri Non-Euclides


Karena BB‟ = AA‟ dan BA = AB maka  AB‟B  
BA‟A.
Akibatnya :
 A‟AB =  B‟BA ……(1)
yang berarti sudut-sudut atas (summit) segiempat
AA‟B‟B adalah sama.
Dengan cara dan alasan yang sama, dapat pula
diterapkan pada segiempat CC‟B‟B, yang
mengakibatkan :
 C‟CB =  B‟BC ……(2)
dengan menjumlahkan (1) dan (2) diperoleh :
 A‟AB +  C‟CB =  B‟BA +  B‟BC =
1800.
Jadi jumlah besar sudut dalam segiempat AA‟C‟C
adalah 3600 yang bertentangan dengan akibat 1
Teorema 6.3.
Dengan demikian pemisalan salah, dan yang benar
adalah Teorema 7.9.
Kita simpulkan bagian ini dengan diskusi
tentang jenis-jenis pasangan garis-garis sejajar. Sesuai
bukti teorema di atas: jika dua garis sejajar, maka
hanya ada dua hal yang mungkin :
(1) ada dua titik pada garis yang satu yang jaraknya
sama dari garis yang lain.
(2) tidak ada dua titik pada garis yang satu yang
jaraknya sama dari garis yang lain.
Masalah (1) terjadi jika dan hanya jika kedua
garis itu punya garis tegaklurus persekutuan. Dalam
hal ini kedua garis tersebut memencar (divergen)
sampai tak berhingga baik di sebelah kiri maupun di
sebelah kanan garis tegaklurus persekuruannya.

Pengantar Geometri Non-Euclides/ 215


Sedangkan (2) terjadi jika salah satu garis tersebut
merupakan asimptot dari garis yang lain. m
Teorema 7.10
P S

Q R l

Dalam geometri netral, jika ada sebuah garis dan


sebuah titik yang memenuhi sifat kesejajaran Euclides,
maka ada sebuah persegipanjang.
Misalkan diketahui garis l dan titik P. PQ tegaklurus
dengan l di Q. Pilih titik R (yang berbeda dengan Q)
yang terletak di l. Buatlah garis m yang tegaklurus
dengan l di R. Buatlah garis melalui P yang tegaklurus
m di S. Maka kita dapatkan segiempat PQRS dengan
sudut Q, R, S yang masing-masing siku-siku.
Akan dibuktikan PQRS persegipanjang.
Bukti :
Karena PS dan l keduanya tegaklurus terhadap m,
maka PS sejajar l (akibat 1 teorema 2 geometri
netral).
Karena PS dan l memenuhi sifat kesejajaran
Euclides, maka PS satu-satunya garis yang melalui
P yang sejajar l (akibat 3 teorema 2 geometri netral).
PQ tegaklurus l di Q dan PS sejajar l, maka PQ
tegaklurus PS di P. Jadi segiempat PQRS adalah
persegipanjang.

216 /Pengantar Geometri Non-Euclides


Akibat Teorema 7.10
Dalam geometri netral, jika ada sebuah garis dan
sebuah titik yang memenuhi sifat kesejajaran Euclides
maka setiap segitiga jumlah sudutnya adalah 1800.
Bukti :
Menurut Teorema 7.10: jika ada sebuah garis dan
sebuah titik yang memenuhi sifat kesejajaran
Euclides maka ada sebuah persegipanjang.
Sedangkan menurut Teorema 7.5: jika ada sebuah
persegipanjang maka setiap segitiga jumlah
sudutnya adalah 1800.
Dengan menggunakan prinsip silogisma dapat
disimpulkan bahwa :
Jika ada sebuah garis dan sebuah titik yang
memenuhi sifat kesejajaran Euclides maka setiap
segitiga jumlah sudutnya adalah 1800.
Sekarang, perhatikan implikasi dari sifat kesejajaran
Lobachevsky berikut.

Teorema 7.11
Dalam geometri netral, jika ada sebuah garis dan
sebuah titik yang memenuhi sifat kesejajaran
Lobachevsky maka ada segitiga yang jumlah sudutnya
kurang dari 1800.
Bukti :
Teorema ini sesungguhnya sesuai dengan teorema
2 yang telah dibuktikan. Jadi bukti teorema ini juga
bisa menggunakan bukti teorema tersebut.

Akibat teorema 7.11


Dalam geometri netral, jika ada sebuah garis dan
sebuah titik yang memenuhi sifat kesejajaran

Pengantar Geometri Non-Euclides/ 217


Lobachevsky maka setiap segitiga jumlah sudutnya
kurang dari 1800.
Bukti :
Menurut Teorema 7.11: Dalam geometri netral, jika
ada sebuah garis dan sebuah titik yang memenuhi
sifat kesejajaran Lobachevsky maka ada segitiga
yang jumlah sudutnya kurang dari 1800.
Menurut akibat 2 Teorema 7.6 : Jika ada sebuah
segitiga yang jumlahnya kurang dari 1800 maka
setiap segitiga jumlah sudutnya kurang dari 1800.
Berdasarkan prinsip silogisme dapat disimpulkan
bahwa :
Jika ada sebuah garis dan sebuah titik yang
memenuhi sifat kesejajaran Lobachevsky maka
setiap segitiga jumlah sudutnya kurang dari 1800.

Teorema 7.12
Dalam geometri netral, jika ada sebuah garis dan
sebuah titik yang memenuhi sifat kesejajaran
Lobachevsky maka setiap garis dan setiap titik luarnya
tentu memenuhi sifat kesejajaran Lobachevsky, yang
berarti geometrinya adalah geometri Euclides.
Bukti :
Andaikan Teorema 7.12 salah. Berarti ada satu garis
dan satu titik yang memenuhi sifat kesejajaran
Lobachevsky.
Menurut akibat Teorema 7.11, jika ada sebuah garis
dan sebuah titik yang memenuhi sifat kesejajaran
Lobachevsky maka setiap segitiga jumlah sudutnya
kurang dari 1800.
Tetapi menurut akibat Teorema 7.10, jika ada
sebuah garis dan sebuah titik yang memenuhi sifat

218 /Pengantar Geometri Non-Euclides


kesejajaran Euclides maka setiap segitiga jumlah
sudutnya adalah 1800.
Terjadi kontradiksi, maka pengandaian salah, berati
teorema 7.12 benar.

Akibat 1 teorema 7.12


Dalam geometri netral, jika ada sebuah garis dan
sebuah titik yang memenuhi sifat kesejajaran
Lobachevsky maka setiap garis dan setiap titik luarnya
tentu memenuhi sifat kesejajaran Lobachevsky, yang
berarti geometrinya adalah geometri Lobachevsky.
Bukti :
Misal diketahui garis l dan titik P memenuhi sifat
kesejajaran Lobachevsky. Misalkan l‟ sebarang garis
dan P‟ sebarang titik yang tidak dapat memenuhi
sifat kesejajaran Lobachevsky. Berarti hal ini
kontradiksi dengan teorema 7.12.

Akibat 2 teorema 7.12


Setiap geometri netral tentu merupakan geometri
Euclides atau geometri Lobachevsky.
Akibat 3 teorema 7.12
Suatu geometri netral merupakan geometri Euclides
atau geometri Lobachevsky, yang berarti jumlah sudut
segitiganya adalah sama dengan atau kurang dari 1800.
Bukti :
Dalam geometri netral, misalkan ada sebuah seigita
yang memiliki jumlah sudut 1800. Maka geometri
tersebut tidak mungkin merupakan geometri
Lobachevsky, dan oleh karena itu tentu merupakan
geometri Euclides (menurut akibat 2 teorema 7.12).
Begitu pula dalam kasus yang lain.

Pengantar Geometri Non-Euclides/ 219


Akibat 4 teorema 7.12
Suatu geometri netral yang memuat persegi panjang,
tentu merupakan geometri Euclides.

H. Pengenalan Geometri Elliptik


Geometri Non-Euclides memuat Geometri
Hiperbolik dan Geometri elliptik. Anda telah
mempelajari Geometri Hiperbolik dari Gauss, Bolyai
dan Lobachevsky yang sering disebut dengan
Geometri Lobachevsky, sedang Geometri Elliptik yang
akan Anda pelajari terkenal dengan Geometri Rieman..
Bernhard Riemann (1826 – 1866) dari Jerman
dalam tahun 1854 membacakan disertasinya tentang
penemuannya yang baru di Fakultas Filsafat
Gottingen. Ia mulai dengan asumsi : Garis-garis
Euclides maupun dari Geometri Hiperbolik. Postulat
Kesejajaran dari Riemann ialah : Tidak ada garis-garis
yang sejajar dengan garis lain.
Jadi dua garis selalu berpotongan dan tidak ada
dua garis sejajar. Untuk mencari letak perbedaan
utama teori Riemann dengan teori Euclides, maka kita
ingatkan bahwa garis tidak berhingga biasanya dipakai
untuk membuktikan adanya dua garis sejajar, yaitu
suatu teorema dalam geometri Euclides sebagai
berikut.

Teorema 7.13
Dua garis tegaklurus pada satu garis yang sama adalah
sejajar.
Diketahui : garis itu l dan m yang tegaklurus pada n
Akan dibutikan l dan m sejajar. C
l m
m
Bukti : n
B
220 /Pengantar Geometri Non-Euclides A
n
A B C’
Andaikan l dan m tidak sejajar, maka garis l dan m
berpotongan di C
Pernyataan Alasan
CA diperpanjang suatu segmen boleh
dengan AC‟ = CA diper-panjang dua kali.
Dilukis C‟B dua titik menentukan 1
garis
 ABC   ABC s, sd, s
 ABC =  ABC‟ unsur yang
berkorespondensi
Jadi,  ABC‟ = 900 =  ABC, BC dan BC‟
tegaklurus pada AB.
BC dan BC‟ berimpit melalui l titik pada
suatu garis hanya ada l
garis yang tegaklurus
garis itu
Jadi, AC dan BC atau garis l dan m mempunyai titik C
dan C‟ yang berimpit. Terdapat pertentangan dengan
ketentuan, bahwa l dan m berlainan. Jadi pengandaian
salah, berarti l dan m sejajar.
Jika postulat Riemann harus berlaku, maka
tentu ada yang salah dalam bukti di atas yang
menyebabkan hasil yang berbeda. Kiranya langkah ke-
6 yang menyebabkan itu. Dalam bukti ini Euclides
secara diam-diam menggunakan prinsip pemisahan
(“separation principle”), yaitu bahwa setiap garis
membagi bidang dalam 2 setengah bidang (2 daerah),
yang tidak mempunyai titik persekutuan. Jadi dalam
langkah pertama telah dianggap, bahwa C dan C‟
berlainan.
Jika prinsip pemisahan tidak digunakan, maka
C dan C‟ dapat berimpit dan bukti teorema di atas
Pengantar Geometri Non-Euclides/ 221
kurang benar. Jika prinsip pemisahan tetap digunakan,
C dan C‟ harus berlainan. Kontradiksi dalam langkah 6
dapat dihilangkan, jika kita meninggalkan prinsip,
bahwa dua titik menentukan l garis dan
memungkinkan dua garis berpotongan pada dua titik.
Hal ini menghasilkan teori baru.
Maka timbul 2 kemungkinan :
1) setiap 2 garis berpotongan pada 1 titik dan tidak
ada garis yang memisahkan suatu bidang (tidak
menggunakan prinsip pemisahan)
2) setiap 2 garis berpotongan pada 2 titik dan setiap
garis memisahkan bidang (menggunakan prinsip
pemisahan).
Euclides telah menggunakan prinsip, bahwa setiap
2 garis berpotongan pada 1 titik dan setiap garis
memisahkan suatu bidang (menggunakan prinsip
pemisahan). Maka kemungkinan pertama
menghasilkan Geometri “Single elliptic” dan
kemungkinan kedua menghasilkan Geometri “double
elliptic”.
Kata elliptik dididasarkan atas Klasifikasi Geometri
Proyektif. Geometri Lobachevsky disebut Geometri
Hiperbolik, mengingat bahwa melalui 1 titik diluar
suatu garis dapat dibuat 2 garis yang sejajar garis
tersebut. Geometri Euclides disebut Geometri
Parabolik, mengingat bahwa hanya ada 1 garis yang
sejajar garis tersebut dan Geometri Riemann disebut
Elliptik karena tidak ada garis yang dapat dibuat
sejajar garis tersebut.
Geometri Riemann berguna sekali dalam
Matematika dan Fisika Terapan (“applied Mathematics
and Physics”) dan merupakan dasar matematik dari
teori relativitas dari Einstein.

222 /Pengantar Geometri Non-Euclides


Untuk dapat mudah memahami teorema-teorema
berikut, maka sebagai model dari geometri “double
elliptic” ialah bola dan dari Geometri “single elliptic”
suatu setengah bola.
 Dua garis berpotongan pada 2 titik; setiap garis
memisahkan bidang menjadi 2 setengah bidang.
 Dua garis berpotongan pada 1 titik garis tidak
memisahkan bidang menjadi 2 setengah bidang;
2 titik yang diametral dianggap sebagai 1 titik

Penyajian Geometri “double elliptic” pada bola


Euclides
Titik titik pada bola S
garis lingkaran besar bola S
bidang bola S
segmen busur dari suatu lingkaran
besar S
Jarak antara 2 panjang busur terpendek dari
titik lingkaran besar S yang melalui
kedua titik itu

Pengantar Geometri Non-Euclides/ 223


Sudut antara 2 sudut pada bola (yang
garis dibentuk oleh dua lingkaran
besar)
Ukuran sudut ukuran sudut pada bola

Dapat dipahami, bahwa urutan tidak berlaku pada


Geometri “double elliptic”, artinya [ABC] dapat sama
dengan [BCA].
Dalam Geometri Elliptic tetap berlaku, bahwa
melalui satu titik pada suatu garis hanya dapat dibuat
1 garis yang tegaklurus garis tersebut. Tetapi hal ini
tidak berlaku, jika titiknya di luar garis tersebut.
Untuk setiap garis l ada katub K sedemikian,
hingga semua garis melalui K tegaklurus pada 1
(gambarannya seperti semua meridian melalui kutub
tegaklurus pada ekuator atau khatulistiwa).
Sifat kutub. Misalkan l suatu garis. Maka ada
suatu titik K, yang disebut kutup dari l sedemikian,
hingga :
a) setiap segmen yang menghubungkan K dengan
suatu titik pada l tegak lurus pada l.
b) K berjarak sama dari setiap titik pada l
Jarak K sampai sebarang titik pada l disebut
jarak polar. Jarak polar suatu kutub sampai garisnya
adalah konstan, demikian pula panjang suatu garis.

Teorema-teorema dasar yang berlaku untuk Geometri


Elliptic

Teorema 7.14
Dua garis yang tegaklurus pada suatu garis bertemu
pada suatu titik.

224 /Pengantar Geometri Non-Euclides


Teorema 7.15
Semua garis yang tegak lurus pada suatu garis,
berpotongan pada titik yang disebut kutup dari garis
itu dan sebaliknya setiap garis melalui kutub suatu
garis tegaklurus pada garis itu.
Teorema 7.16
Dalam sebarang segitiga ABC dengan  C = 900, sudut
A kurang dari sama dengan atau lebih besar dari 90 0,
tergantung dari segmen BC kurang dari, sama dengan
atau lebih besar dari jarak polar q.

Teorema 7.17
Jumlah besar sudut-sudut suatu segitiga lebih besar
dari 1800.

Teorema 7.18
Jumlah besar sudut-sudut suatu segiempat lebih besar
dari 3600.

Teorema 7.19
Sudut-sudut puncak dari segiempat Saccheri sama dan
tumpul.
Teorema 7.20
Dalam segiempat Lambert ABCD dengan  A =  B =
 C = 900, maka sudut keempat D tumpul.

Teorema 7.21
Tidak ada persegi dalam Geometri Elliptic.
Teorema 7.22
Dua segitiga yang sebangun adalah kongruen.
Teorema-teorema, di atas tidak kita buktikan di
sini, tetapi dapat kita yakini dengan menggunakan
model.
Pengantar Geometri Non-Euclides/ 225
Dalam geometri Hiperbolik luas suatu segitiga
adalah kelipatan dari defeknya. Maka dalam Geometri
Elliptik luas suatu segitiga adalah kelipatan konstan
dari ekses (“excess”) nyata, yaitu :
 =  (A + B + C – 180) atau
 =  (A + B + C – )
tergantung dari satuan-satuan yang dipakai.

Contoh 7.2
Diketahui ABCD segiempat Saccheri, AB = DC ; AE =
ED ; BF = FC ; EF  AD dan EF  BC karena garis EF
adalah persekutuan dari segiempat Saccheri ABCD
atau karena setiap garis yang melalui kutub G  garis g
dan n ABFE dan CDEF segiempat Lambert.
GB = GC = G1B = G1C = jarak polar juga GF
∆ GBF dan ∆ GCF sama kaki ∆ GAD sama kaki karena
GB, GC jarak polar artinya setiap titik di g memiliki
jarak yang sama dengan titik kutub G dan ABCD
adalah ∆ GAD sama kaki karena
segiempat Saccheri dengan AB = CD sehingga GA = GA
GD =
BG – AB
GD = GC - CD
GA = GD (jarak polar karena GA = GB – AB dan
GD = GC – CD
Mengakibatkan  D1 =  A1 lancip karena ABFE
adalah Lambert dengan  B =  F = E = 900
Berdasarkan Teorema 7.5 Geometri Elipthik besar
sudut segiempat > 260, sehingga disimpulkan : E >
900 (tumpul)
Karena  A2 saling berpelurus dengan  A1
Untuk  D1 lancip (alasannya analog dengan di
atas menggunakan CDEF)

226 /Pengantar Geometri Non-Euclides


Maka AB < EF karena  A2 tumpul
Berdasarkan teorema, bahwa panjang sisi
dihadapannya (EF) lebih panjang sisi AB.
AE < BF karena dengan memperhatikan segiempat
ABEF  A2 tumpul berdasarkan teorema, bahwa sisi di
depannya (BF) lebih panjang di banding AE

LATIHAN 7.1
1. Buktikan : a. sisi atas (summit) suatu segiempat
Saccheri adalah lebih besar dari sisi
alasnya.
b. sudut atasnya lancip
c. segmen yang menghubungkan titik-
titik tengah dari sisi atas dan sisi
alasnya lebih kecil dari kakinya.
2. Buktikan jika dua segiempat Saccheri mempunyai
panjang sisi alas sama dan panjang kaki sama
maka kedua segiempat itu kongruen.
3. Buktikan jika dua segiempat Saccheri mempunyai
panjang sisi alas sama dan sudut atas sama maka
kedua segiempat itu kongruen.
4. Buktikan jika dua segiempat Saccheri mempunyai
panjang sisi atas sama dan sudut sama maka kedua
segiempat itu kongruen.
5. Buktikan jika dua segitiga mempunyai defect yang
sama, dan sebuah sisi dari kedua segitiga itu sama,
maka kedua segitiga itu ekivalen.
6. Buktikan jika dua segitiga mempunyai defect yang
sama maka kedua segitiga itu ekivalen.
7. Misalkan diketahui : PQ  l di Q, PR / / l, 
QPR lancip.

Pengantar Geometri Non-Euclides/ 227


R‟ terletak berlawanan dari sisi
PQ terhadap R sehingga 
QPR‟ =  QPR.
Buktikan : PR‟ / / l.
8. Buktikan segmen garis yang menghubungkan titik-
titik tengah dari dua sisi segitiga adalah lebih kecil
dari setengah dari sisi ketiganya.
9. Misalkan : A, B, C adalah titik-titik pada l,
dengan B terletak di antara A dan C.
A‟, B‟, C‟ adalah titik-titkk pada l‟
sedemikian hingga AA‟, BB‟, CC‟ tegak
lurus l‟, dan AA‟ jika tegaklurus l.
Buktikan bahwa AA‟ < BB‟ < CC‟
Simpulkan bahwa jika dua garis mempunyai dua
garis tegaklurus persekutuan, maka kedua garis itu
divergen (memencar) pada kedua sisi yang tegak lurus
tersebut.
10. Buktikan bahwa ada batas atas untuk luas semua
segitiga.
11. Buktikan bahwa ada segitiga dengan defect kurang
dari suatu bilangan positif tertentu.
12. Jika titik P terletak di dalam  ABC, buktikan :
defect  (ABC) = defect  (PAB) + defect  (PBC) +
defect  (PAC).
13. Jika P, Q, R terletak pada sisi AB, BC, CA dari 
ABC buktikan:
Defect  (ABC) = defect  (APR) + defect  (BQP) +
defect  (CRQ) + defect  (PQR).
14. Jika diketahui  ABC, maka buktikan bahwa ada 
A‟B‟C‟ yang ekivalen dengan  ABC dan
mempunyai jumlah sudut yang sama, dengan
A‟< 12 A dan  A‟ +  B‟ =  A.

228 /Pengantar Geometri Non-Euclides


15. Jika diketahui  ABC. Buktikan bahwa ada 
A‟B‟C‟ yang ekivalen dengan  ABC dan
mempunyai jumlah sudut yang sama, sedemikian
hingga  A‟< 12 A dan  A‟ +  B‟ =  A.
16. Buktikan : sebarang segitiga siku-siku dapat
“diduakalikan”; yakni ada segitiga yang luas
(defect)nya dua kali segitiga tersebut.
17. Buktikan : sebarang segitiga siku-siku dapat
“diparoh” yakni ada segitiga yang luas (defect)nya
separoh segitiga tersbut.
18. Jika diketahui dua buah segitiga, maka buktikan
bahwa ada segitiga yang luas (defect)nya rata-rata
dari luas kedua segitiga tersebut.

LATIHAN 7.2
Jika model dari Geometri “double elliptik adalah
sebuah bola, maka :
1) Berikan gambaran dari teorema 3
2) Berikan juga gambaran teorema 4
3) Berikan juga gambaran teorema 6
4) Bandingkan teorema 4 dengan teorema serupa
untuk Geometri Hiperbolik dan Geometri Euclides.
5) Bandingkan pula segiempat Saccheri dalam
Geometri Elliptik dengan yang dalam Geometri
Hiperbolik dan geometri Euclides.

Pengantar Geometri Non-Euclides/ 229

Anda mungkin juga menyukai