GEOMETRI HIPERBOLIK
SISTEM GEOMETRI
Oleh
Februari 2024
A. Sejarah Geometri Hiperbolik
Geometri hiperbolik, pertama dikembangkan oleh keluarga Bolyai. Seorang
matematikawan Austria “Farkas Wolfgang Bolyai” (1775-1856) lah yang mula-
mula menaruh minat utamanya pada dasar-dasar geometri dari postulat kelima
Euclid, postulat kesejajaran. Selesai kuliah di Gottingen tahun 1799, pulang ke
Hongaria dan mengajar matematika, fisika dan kimia pada Reformed College.
Wolfgang mengajari pula anaknya sendiri Janos Bolyai. Putus asa dengan Postulat
kesejajaran yang diketahuinya mempunyai kejanggalan namun tidak dapat
dibuktikannya membuat dia menulis surat kepada anaknya :Jangan berkutat
dengan postulat kesejajaran, karena akan mengurangi kenyamanan, kesehatan,
dan ketenangan dan seluruh kebahagiaan dalam hidup ini. Janos Bolyai, pada usia
21 tahun melanggar larangan ayahnya. Ia melanjutkan kepenasaran sang ayah yang
menemukan kejanggalan postulat tersebut. Janos berhasil mengembangkan
geometri yang beda dengan postulat kelima Euclid dan mencetuskan geometri Non-
Euclid dengan cara yang berbeda dengan Nicolai Lobachevsky, yang kemudian
dikenal dengan geometri hiperbolik. Dewasa ini, geometri hiperbolik sering disebut
geometri Lobachevsky yang dapat dikarakteristikkan sebagai salah satu
pengembangan Geometri Netral. Jadi, teorema-teorema Geometri Netral berlaku
untuk Geometri Lobachevsky sehingga teorema-teorema Geometri Netral banyak
digunakan dalam pembuktian teorema-teorema Geometri Lobachevsky.
“Paling tidak ada dua garis yang sejajar dengan suatu garis yang melalui
suatu titik di luar garis tersebut.”
Gambar 1
Terdapat garis l merupakan garis yang diketahui dan titik A merupakan titik
diluar garis l, maka paling tidak terdapat dua garis (garis m dan n) yang melalui
titik A dan sejajar dengan garis l.
Ilustrasi 1.
gambar 2
Gagasan Lobachevsky, Gauss, dan Bolyai adalah sebagai berikut. p1 adalah
sinar pertama yang tidak memotong r pada arah kanan. Terlihat bahwa sinar-sinar
tersebut bergerak berlawanan dengan arah perputaran jarum jam. Maka, q 1 adalah
sinar terakhir yang tidak memotong r pada arah kiri. Sinar-sinar p1 dan q 1 adalah
sinar-sinar yang sejajar dengan r (gambar 2).
Menurut Lobachevsky, Gauss, dan Bolyai, dua garis dikatakan sejajar jika
keduanya hampir berpotongan.
Ilustrasi 2
Gambar 2
Akibat teorema 1
Bukti
Misalkan k adalah garis yang diketahui dan P adalah titik di luar k yang
diketahui pula.
Berdasarkan postulat kesejajaran Lobachevsky, ada paling sedikit dua
garis m
dan n yang berbeda, yang melalui P dan sejajar k.
Misalkan pada garis m, titik P terletak di antara A dan A’, sedangkan
pada garis n, titik P terletak di antara B dan B’. (lihat gambar di atas).
Sehinggga diperoleh interior APB, APB’, A’PB, dan A’PB’
Karena k tidak memotong PA’ maupun PB maka menurut teorema 1,
garis k
seluruhnya terletak dalam interior A’PB
Tentukan sebarang titik R pada interior dari APB. Dengan demikian
garis PR
termuat seluruhnya dalam interior APB dan A’PB’ serta tidak akan
bertemu k yang berbeda dalam interior A’PB. Jadi PR sejajar k.
Karena titik R diambil sebarang, maka berakibat ada garis-garis PR yang
banyaknya tak terhingga.
D. Dua segitiga yang jumlah sudut-sudutnya berbeda.
1. Jumlah sudut-sudut segitiga dalam geometri lobachevsky
Teorema 1 menunjukkan bagaimana kedudukan atau sifat-sifat non metrik
dalam geometri non Euclides berbeda dengan pemikiran-pemikiran Euclides.
Teorema 2 di bawah ini, akan menunjukkan jumlah sudut-sudut dalam segitiga
yang terjadi karena adanya perubahan postulat kesejajaran. Sebelumnya akan
dibahas 2 lemma berikut ini.
Lemma 1
Jumlah dua sudut suatu segitiga kurang dari atau sama dengan besar sudut luar
yang tidak bersisian dengan keduanya.
Bukti:
Lemma 2
Misalkan k suatau garis, P suatu titik yang tidak terletak pada k dan Q suatu titik
pada k. Misalkan diberikan sisi PQ, maka terdapat sebuah titik R pada k di
sebelah kanan sisi PQ sedemikian hingga PRQ sekecil yang diinginkan
Bukti:
Teorema 2
Ada sebuah segitiga yang jumlah sudut-sudutnya kurang dari 180 °.
Bukti:
o Misalnya ditentukan garis l dan titik P di luar garis I . Diperoleh garis m yang
melalui P dan sejajar I . Misalkan PQ tegak lurus l di Q dan tegak lurus m di P.
o Menurut postulat kesejajaran Lobachevsky, ada garis lain n yang melalui P
sejajar l . Salah satu sudut yang dibentuk n dengan PQ adalah lancip.
o Ambil titik X pada n sehingga QPX lancip.
Ambil titik Y pada m sehingga XPY = a maka QPX =90 °−a .
o Berdasarkan lemma 2, ambil titik R pada l yang sepihak dengan X terhadap
PQ sehingga PRQ< a .
Perhatikan PQR :
PQR=90 °
QRP< a
RPQ< 90 °−a
+
PQR+ QRP+ RPQ< 180° .
Teorema 3
Jumlah sudut-sudut setiap segitiga kurang dari 180 ° .
Bukti:
o Akibat 2 teorema 6 dalam geometri netral:
Jika ada sebuah segitiga yang jumlah sudutnya kurang dari 180 ° maka setiap
segitiga jumlah sudut-sudutnya kurang dari 180 ° .............................(1)
o Teorema 2 geometri Lobachevsky yang mengatakan:
”Ada sebuah segitiga yang jumlah sudutnya kurang dari 180 ° .........(2)
Berdasarkan (1) dan (2) maka jumlah sudut setiap segitiga kurang dari 180 ° .
Akibat dari teorema 3:
Akibat 1.
Jumlah sudut-sudut setiap segiempat kurang dari o 360 .
Bukti:
Perhatikan gambar di bawah ini.
Akibat 2.
Tidak ada persegipanjang.
Bukti:
Pada definisi persegipanjang dalam geometri netral mengatakan:
Suatu segiempat disebut persegipanjang apabila setiap sudutnya adalah sudut
siku-siku.
Hal ini berarti bahwa jumlah sudut-sudut segiempat harus sama dengan o 360 .
Bertentangan dengan akibat 1.
Jadi tidak ada persegi panjang.
Konsekuensi logis dari seluruh postulat dan teorema di atas dapat digunakan
untuk membuktikan bahwa ada dua segitiga yang jumlah besar sudut-sudutnya
berbeda.
E. Kesebangunan Segitiga
Berdasarkan postulat dan teorema-teorema yang telah diuraikan, maka
postulat/teorema di atas dapat diterapkan dalam menunjukkan tidak adanya
segitigasegitiga yang sebangun dan kelancipan sudut atas segiempat Saccheri.
Dalam geometri Lobachevsky, tidak ditemui segitiga-segitiga yang sebangun
melainkan segitiga-segitiga yang kongkruen.
Teorema 4
Dua segitiga adalah kongruen jika sudut-sudut yang bersesuaian sama.
Bukti:
o Misalkan teorema tersebut salah.
Berarti ada dua segitiga, sebut ∆ ABC dan ∆ A 1 B1 C 1, sehingga A=A 1 , B=B1,
dan C=C 1 tetapi kedua segitiga tersebut tidak kongruen.
Berarti AB≠ A1 B 1, AC ≠ A 1 C 1, dan BC ≠ B1 C1
Akibatnya dapat diambil AB> A 1 B1 dan AC > A1 C 1
Selanjutnya tentukan titik B2 pada AB dan C 2pada AC , sehingga A1 B 1=A B 2,
dan AC= A C 2, sehingga ∆ A B2 C2 ≅ ∆ A 1 B1 C 1
o Perhatikan ∆ A 1 B1 C 1dan ∆ A B2 C2
B1= A B2 C 2=B
C 1=A C2 B 2=C
Selanjutnya:
C 2 B2 B=180° −A B 2 C 2
¿ 180 °−B
B2 C 2 C=180 °− A C 2 B2
¿ 180 °−C
Perhatikan segiempat B2 C 2 CB
C 2 B2 B+ B2 C2 C+ B+C=180 °−B+180 °−C +B+ C
C 2 B2 B+ B2 C2 C+ B+C=360 ° .
Hal ini bertentangan dengan akibat 1 teorema 3, yakni bahw a jumlah sudut-
sudut setiap segiempat kurang dari 360 ° .
Analog untuk AB< A 1 B1 dan AC < A1 C 1
Jadi yang mungkin adalah AB= A B2dan AC= A C 2, atau A=A , B2=B, dan
C 2=C .
Jadi ∆ ABC ≅ ∆ A B2 C2dan ∆ A B2 C2 ≅ ∆ A 1 B1 C 1 , maka ∆ ABC ≅ ∆ A 1 B1 C 1.
Terbukti bahwa kedua segitiga kongruen.
6. Kelancipan Sudut Atas pada Segiempat Saccheri
Penerapan lain dari postulat dan teorema ynag telah dibahas dapat pula untuk
membuktikan bahwa sudut atas segiempat Saccheri adalah lancip. Segiempat
Sacheri adalah suatu segiempat sudut-sudut alasnya siku-siku dan sisi-sisi
tegaknya sama panjang.
Teorema 5:
Sudut atas segiempat Saccheri adalah lancip.
Bukti:
Diketahui: Segiempat Saccheri ABCD
A=B=90 °
AD=BC
Buktikan: D dan C lancip.
Bukti
Akan dibuktikan dahulu bahwa D=C .
Definisi: Defect ∆ ABC adalah 180 – ( A+ B+¿ C). Di sini, A , B , dan C diambil dari
besar derajat dari sudut-sudut yang dimaksud. Jadi, defect suatu segitiga adalah
bilangan real dan bukan bilangan derajat.
Defect suatu segitiga dalam Geometri Non Euclides, berlaku seperti pengukuran luas
dalam Geometri Euclides.
DAFTAR PUSTAKA